Author :
Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast : B.A.P (Yongguk, Himchan, Daehyun,
Youngjae,
Jongup, Zelo [Junhong])
Support cast :
·
A-Pink (Chorong, Bomi, Naeun, Eun Ji, Namjoo, Hayoung)
·
G.Na (Soloist)
·
B2ST (Doojoon)
·
BtoB
Genre
: romance, family,
brothership
Length : chapter
***
Melihat
kedatangan Hayoung, membuat Himchan dengan bangganya merapikan jas. Hayoung
justru menatap remeh guru tampan di hadapannya tersebut.
“Kalo
udah lunas tuh emang bagus hasilnya,” kata Hayoung.
Sontak
Bomi mendekat ke tempat Hayoung berada. “Jadi kamu beneran nyuruh Mas Himchan
buat bayar semuanya?”
Himchan
berusaha mencuri dengar pembicaraan dua cewek itu. Dan beruntung suara Bomi
memang bisa ia dengar karena Himchan dengan sengaja ikut mendekatkan wajahnya
di antara dua cewek itu. Bomi yang menyadari hal tersebut, langsung saja
mendorong tubuh Himchan agar menjauh darinya.
“Udah
deh, jangan pada bahas baju. Kamu nggak mau ketemu Mas Yongguk, apa?” Himchan
berujar mengalihkan.
Bomi
menatap Himchan, cukup serius dan merasa sedikit aneh dengan cara Himchan
bicara padanya. Namun bukan Himchan namanya jika ia terlihat kalah dihadapan
Bomi dan salah satu muridnya tersebut. Cowok itu meraih salah satu tangan Bomi
dan ia genggam dengan cukup kuat.
“Tugas
lo sekarang nemenin gue buat ketemu Mas Yongguk dan Chorong,” putus Himchan.
Tanpa ingin ada penolakan sedikit pun. “Kita duluan,” pamitnya pada Hayoung.
Namun sambil menunjukkan senyumannya dan berusaha terlihat sangat ramah.
Hayoung
sendiri hanya terkekeh geli melihat kelakuan gurunya tersebut. “Jadi pengen
cepet-cepet liat mereka nikah.” Dan pikiran jahil pun mulai menggerayangi otak
cewek itu. Tapi hanya berlangsung sesaat. Karena tidak lama kemudian, terlihat sosok
Jongup akan melintas bersama Namjoo.
Melihat itu, Hayoung
terkekeh. Suasana yang terjalin antara Jongup dan Namjoo masih terlihat kaku.
Jongup terlihat salah tingkah saat berjalan di samping cewek itu. Sementara
Namjoo juga terlihat malu-malu dan takut jika ada yang memergokinya jalan
dengan Jongup.
Saat
melintas di hadapan Hayoung, Jongup memang menyadari keberadaan cewek itu yang
semakin membuatnya salah tingkah. Namun Hayoung justru menunjukkan kedua ibu
jarinya untuk memberikan dukungan pada Jongup.
Hayoung
menatap kepergian Jongup dengan tatapan ikut merasa senang dengan yang dialami
teman sekelasnya tersebut. Kemudian cewek itu berniat menuju tempat lain. Namun
tak disangka, arah yang ia pilih justru membuatnya menemukan sosok cowok tinggi
yang sudah sejak beberapa waktu lalu mulai mencuri perhatiannya. Zelo.
Zelo
berjalan seorang diri. Tampak bingung harus berbuat apa. Dan terlihat kesal
karena tidak bisa menemukan seseorang yang sekiranya ia kenal. Tapi akhirnya
kegelisahan Zelo berkurang karena ia juga menyadari keberadaan Hayoung yang
kini hanya berjarak beberapa meter saja darinya.
“Young,
lo di sini sama siapa?”
“Sama
keluarga besar gue.”
Zelo
terlihat berpikir dua kali untuk bisa mengerti maksud ucapan Hayoung. “Lo
keluarga dari…” Zelo sengaja menggantungkan ucapannya dengan maksud agar
Hayoung meneruskannya.
“Mba
Chorong kakak gue.”
Mendengar
pengakuan Hayoung, membuat Zelo sedikit terkejut.
***
Youngjae
menahan tangan Eun Ji yang ia paksa untuk menggandeng lengannya. “Tetap kayak
gini sampe kita ketemu orang tua lo,” desis Youngjae tepat di telinga Eun Ji.
Mereka masuk ke dalam gedung untuk menemui orang tua Eun Ji dan ke dua mempelai
tentunya.
“Lo
punya hutang penjelasan ke gue!” balas Eun Ji tak kalah tajam.
Youngjae
mendekatkan lagi wajahnya ke telinga Eun Ji meski cewek itu justru terlihat
menjauh. “Apapun yang lo mau. Setelah kita ketemu mertua gue,” serunya dengan
nada sedikit menggoda.
Eun
Ji hendak memberontak. Tapi tentu saja sekuat tenaga Youngjae menahan pergerakan
cewek itu.
“Kenapa
nggak bilang kalau kalian datang bersama?” tanya Junhyung yang raut wajahnya
berubah drastis dari saat Eun Ji belum datang. Ia kemudian memeluk Youngjae,
singkat.
Cowok
itu tak lupa juga memeluk Hyuna. “Kejutan, Om.” Youngjae menjawab dengan nada
sedikit jahil. Dan terlihat sangat akrab. Seolah ia memang sudah menjadi bagian
dari keluarga tersebut.
“Yaudah
sana kalian makan dulu. Kayaknya Eun Ji lagi nggak pengen diganggu,” goda Hyuna
pada putrinya yang tampak sangat tidak bersemangat.
Eun
Ji sendiri hanya bisa menahan kesal atas kejahilan ibunya tersebut. Namun di
sisi lain, Youngjae justru tampak berusaha menahan tawanya melihat Eun Ji.
Cowok itu sangat menyadari jika Eun Ji memang belum bisa benar-benar
menerimanya.
“Iya
nih, Tan. Soalnya aku sempet ngerjain Eun Ji. Bilang kalau aku nggak bisa
dateng. Jadi rada bête gini, deh.” Youngjae dengan sengaja bicara sambil
mengawasi perubahan raut wajah Eun Ji. Dan saat Eun Ji menoleh padanya,
Youngjae memberikan satu kedipan mata pada cewek itu.
Junhyung
dan Hyuna terkekeh geli melihat kejahilan calon menantunya itu. “Yaudah, kita
nggak mau ganggu kalian.” Junhyung tampak merangkul Hyuna dan berniat membawa
pergi istrinya tersebut.
Youngjae
sendiri juga sudah ingin mengajak Eun Ji pergi bersamanya. Namun ternyata Hyuna
menghalangi.
“Eun
Ji, kamu pakai sepatu hak tinggi!” pekik Hyuna yang baru menyadari sesuatu yang
digunakan anak perempuannya sebagai alas kaki.
Eun
Ji yang sedikit terkejut dengan suara tinggi Hyuna, tanpa sadar mempererat
genggaman tangannya pada lengan Youngjae. Youngjae sendiri juga sebenarnya
tampak panik. Namun ia harus bisa mengendalikan keadaan. Karena Hyuna tentu
masih mengira Eun Ji tengah mengandung. Dan memang sangat bahaya untuk wanita
hamil mengenakan sepatu ber-hak tinggi.
Youngjae
melepaskan tangan Eun Ji karena ia ingin merangkul cewek itu. Melingkarkan
lengannya di pinggang Eun Ji. “Kan ada aku, Tan. Om sama tante tenang aja. Eun
Ji pasti aman selagi ada aku.”
“Cari
perhatian terus,” bisik Eun Ji sepelan mungkin. Tapi tentu itu sebuah sindiran
keras untuk Youngjae.
Hyuna
jelas tidak bisa mendengar apa yang Eun Ji katakan pada Youngjae. Ia hanya bisa
tersenyum lega karena ucapan Youngjae tadi. “Jaga Eun Ji baik-baik, ya?”
Setelah
beberapa saat Junhyung dan Hyuna meninggalkan Eun Ji bersama Youngjae, cowok
itu masih mempertahankan posisi seperti tadi. Bahkan saat Eun Ji berdeham keras
pun, Youngjae sama sekali tidak merubah letak tangannya yang masih melingkar di
pinggang Eun Ji.
“Mau
singkirin tangan lo, atau mau sepatu gue mendarat di jidat lo yang mulus itu?”
Eun Ji memperingati Youngjae dengan tatapan setajam mungkin untuk cowok itu.
Youngjae
justru tersenyum. Seakan menandakan bahwa ancaman Eun Ji bukan berarti apa-apa
untuknya. “Sayangnya gue nggak mau ngelepasin lo. Terlebih setelah satu minggu
dari sekarang.”
Eun
Ji yang merasa sudah tidak mungkin melawan Youngjae, akhirnya memilih untuk
berusaha menyingkirkan tangan Youngjae dari pinggangnya. Semula Youngjae memang
luluh dan melepasnya. Tapi ternyata cowok itu memiliki rencana lain. Youngjae
justru menarik salah satu lengan Eun Ji yang bebas hingga menyebabkan bibir
Youngjae mendarat mulus di pipi Eun Ji. Seolah-olah tidak sengaja terjadi.
“Daeh,
bisa cubit aku?” Naeun ternyata melihat semua yang terjadi antara Eun Ji dan
Youngjae. Dan ia hanya bisa tercengang, seakan tidak mempercayai pemandangan di
hadapannya.
Dengan
polosnya, Daehyun meluruskan permintaan Naeun. Cowok itu benar-benar mencubit
Naeun dibagian ke dua pipi cewek itu.
“Akh!”
jerit Naeun. Tentu saja membuatnya sedikit menjadi pusat perhatian orang-orang
disekitarnya. Termasuk Eun Ji yang dengan cepat menoleh ke arah Naeun. Namun
sayangnya Youngjae sudah lebih dulu pergi dari sana.
Tertangkap
oleh Eun Ji, Naeun hanya tersenyum kikuk. Sementara Daehyun juga tersenyum
sambil menunjukkan deretan giginya yang putih.
***
Yongguk
membimbing Chorong untuk meninggalkan pelaminan. Selain itu, pesta resepsi
pernikahan mereka juga sudah memasuki puncaknya. Tamu-tamu sudah mulai
meninggalkan gedung. Hanya tersisa orang-orang terdekat saja di sana.
Di
salah satu sudut gedung, tampak Youngjae sama sekali tidak menjauh dari sisi
Eun Ji. Ia menatap calon istrinya yang sedang makan itu penuh dengan tatapan
yang sulit diartikan. Eun Ji meletakkan gelas minumannya yang sudah kosong
dengan sedikit keras. Membuat Youngjae seakan sadar dari lamunannya.
“Eh,
lo mau ke mana?” seru Youngjae saat melihat Eun Ji bergerak.
“Toilet!”
balas Eun Ji tanpa menoleh ke arah Youngjae. Ia terus saja berjalan.
Sementara
itu, Yongguk ternyata masih berada di sekitar sana. Ia sedang berbincang dengan
Jongup dan Zelo. Daehyun serta Himchan juga tampak mendekat tanpa cewek-cewek
mereka. Namun keduanya tidak begitu saja bergabung ke dalam obrolan serius
Yongguk, Zelo serta Jongup.
“Daeh,
kayaknya itu cowok yang kita liat di rumahnya Eun Ji, deh.” Himchan berujar
dengan tatapan tertuju pada Youngjae.
Daehyun
sontak mengikuti arah pandang kakaknya. Tentu saja sebenarnya tebakan Himchan
sangat tepat. “Youngjae.”
Mendengar
nama Youngjae disebut, sukses membuat Himchan terpaku. Belum lagi Youngjae
benar-benar menghampiri mereka sepeninggal Eun Ji tadi. Hubungan antara
Youngjae dan Daehyun juga tampaknya sudah mulai membaik.
“Perasaan
waktu Mas Yongguk mau nikah, nggak suram kayak lo, Young.” Daehyun berseru
menggoda.
Himchan
yang berada di sana pun menyimak semua ucapan Daehyun. “Waah, kalian beneran
akan nikah?” Ia mengerti maksud pembicaraan adiknya.
Sesaat,
Youngjae tertegun mendengar pertanyaan Himchan. Bukan hanya pertanyaan, bahkan
ia terpaku mendapati Himchan berada di hadapannya. Tentu karena Youngjae
teringat saat Zelo mengatakan bahwa gurunya tersebut yang membawa Youngjae ke
rumah sakit. Dan bisa dipastikan, yang dimaksud oleh Zelo adalah Himchan.
“Kayaknya
gue belum sempat berterima kasih karena…”
Belum
sempat Youngjae menyelesaikan kalimatnya, Himchan sudah lebih dulu menarik
Youngjae ke dalam pelukannya. “Nggak perlu berterima kasih. Itu udah kewajiban
gue.”
Youngjae
sendiri cukup terkejut dengan perlakuan Himchan padanya. Namun ada hal yang
membuatnya tidak bisa menolak sebuah pelukan yang terasa hangat untuknya.
Pelukan hangat seorang kakak yang tidak ia miliki selama ini.
Bukan
hanya Youngjae yang terkejut atas pemandangan tersebut. Tapi juga Daehyun. Bahkan
Jongup juga akhirnya menangkap kejadian itu. Jongup mencoba memberitahu Yongguk
dengan mengguncang lengan kakaknya tersebut. Dan setelah Yongguk menyadari
maksud Jongup, ternyata Zelo juga melihat ke arah yang sama. Tepat saat Himchan
baru saja melepaskan pelukannya.
“Sepertinya
kalian belum berfoto.” Suara salah seorang fotografer di sana menginterupsi 6
orang cowok yang kebetulan berdiri tidak terlalu jauh. Ia sudah membidikkan lensa
kameranya. “Ayo lebih merapat.”
Meski
terlihat saling melempar tatapan bercampur bingung, Yongguk dan yang lainnya
tetap menuruti arahan sang fotografer. Berjejer dari kiri ke kanan, Daehyun,
Himchan, Youngjae, Jongup, Yongguk serta Zelo.
***
Bomi berinisiatif
mendekati G.Na saat ia melihat sesuatu yang janggal terjadi pada wanita itu.
G.Na membalikkan badan dan terlihat menyeka tepi matanya yang tampak basah.
“Tante
baik-baik aja?” ujar Bomi memastikan.
G.Na
tidak menjawab. Bomi sendiri juga tidak ingin memaksa. Namun tatapan cewek itu
mengedar untuk mencari penyebab G.Na tampak sedih seperti itu. Sampai akhirnya,
tatapan Bomi terhenti pada deretan 6 cowok yang sedang berfoto bersama. Bomi
sontak berpegangan pada tepi sebuah meja terdekat. Ia sama terkejutnya dengan
G.Na.
G.Na
sudah tidak tahan berada di sana. Wanita itu memaksakan diri untuk pergi dari
sana. Berusaha tetap berjalan tegap meski sebenarnya G.Na sudah tidak sekuat
itu. Dan karena G.Na sudah kurang bisa mengendalikan diri, wanita itu sampai
menubruk tubuh Hayoung tanpa sengaja. Bahkan sampai membuat piring di tangan
Hayoung terlepas hingga terjatuh dan pecah di atas lantai. Sementara G.Na
sendiri sama sekali tidak merasa bersalah sedikit pun pada Hayoung dan lebih
memilih terus melanjutkan langkahnya.
Namjoo
dan Bomi terlihat menghampiri Hayoung yang masih terlihat terkejut. Tentu saja
kejadian tersebut sukses menyita perhatian orang-orang yang masih tersisa di
sana. Naeun sendiri tampak berusaha menenangkan Chorong yang sudah ingin
melesat ke tempat Hayoung berada. Karena Hayoung juga sudah di ajak menepi oleh
Bomi serta Namjoo.
Hanya
Eun Ji yang berada paling jauh dari yang lainnya. Namun ia tetap menyadari
kejadian tadi. Eun Ji juga tidak melakukan apa-apa karena ia melihat G.Na yang
berjalan semakin dekat dengan tempat ia berada sekarang yang tidak jauh dari
pintu utama. Setengah berlari menuju pintu utama.
“Ibu!”
Yongguk berseru keras. Dan ia hanya mengajak Himchan untuk bersamanya menyusul
G.Na.
Daehyun
dan Zelo sudah lebih dulu ke tempat Hayoung berada bersama Chorong, Naeun,
Namjoo dan Bomi. Tersisa Jongup serta Youngjae yang masih bertahan di tempat
tadi bersama pikiran mereka masing-masing.
“Apa
ibu mertuanya Chorong itu seorang perawat?” Youngjae melempar pertanyaan pada
Jongup yang ia temui di sana. Namun di saat yang bersamaan, Jongup pun berujar,
“Zelo tadi ikut foto juga?”
Saat mengucapkan selamat
pada Yongguk dan Chorong tadi, Youngjae juga Eun Ji tidak bertemu dengan G.Na.
Dan tadi Youngjae baru menyadari keberadaan wanita yang pernah merawatnya saat
di rumah sakit.
Youngjae
tidak merespon ucapan Jongup. Karena akhirnya ia melihat sosok Eun Ji
dikejauhan. Setengah berlari menyusul G.Na sambil sedikit kerepotan memakai
gaun panjangnya. Dan bukan hanya itu, terlihat pula Himchan serta Yongguk yang
juga menyusul kemudian.
Jongup
langsung teringat sesuatu. Belum sempat
Youngjae menyelesaikan kalimatnya, Himchan sudah lebih dulu menarik Youngjae ke
dalam pelukannya. “Nggak perlu berterima kasih. Itu udah kewajiban gue.”
Sesaat Jongup tampak
bimbang. Tapi akhirnya, Jongup pun memilih berjalan menuju orang-orang yang
mengerumuni Hayoung karena Youngjae sudah lebih dulu mendahuluinya memilih
menuju pintu utama.
Jongup
mendekati Bomi. Membawa cewek itu untuk sedikit menyingkir dan membisikkan
sesuatu. Seusai Jongup menyelesaikan ucapannya, Bomi menatap cowok itu dalam.
Memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
“Rasanya
belum siap,” Jongup berujar pelan.
Bomi
menggerakkan kepala sebagai tanda ia mengajak Jongup pergi dari sana. Jongup
mengangguk pelan, dan setelahnya Bomi mulai bergerak. Namun Jongup sempat
menoleh sesaat ke tempat Namjoo untuk sekedar memastikan bahwa ia hanya ingin
pergi sebentar dan meminta cewek itu untuk tetap di sana menunggunya.
***
Di
luar gedung resepsi pernikahan Yongguk dan Chorong terlihat banyak sekali
karangan bunga dari beberapa orang penting sebagai ucapan selamat. Salah
satunya dari Hyunseung Coorporation (Paradise Grup) dengan Yoon Doojoon sebgai
pengirimnya. Dan G.Na, sudah berdiri di sana untuk beberapa saat. Memandang
dengan tatapan yang sulit diartikan. Karena 2 nama itu, adalah sebuah nama yang
sukses membuka kembali luka yang telah ia tutup rapat-rapat selama belasan
tahun lebih.
Sementara
itu, Eun Ji yang sudah mengawasi G.Na sejak tadi ingin melangkahkan kakinya.
Namun Himchan ternyata lebih sigap untuk menghalangi cewek itu dan mendahului
Eun Ji untuk mendekati G.Na.
Himchan
yang sudah berdiri tepat di belakang G.Na, tampak masih terdiam. Seperti
menunggu sesuatu. Ia juga tampak mempersiapkan diri saat melihat G.Na mulai
bergerak dan berniat membalikkan badan.
Yongguk
dan Eun Ji tampak menunggu dalam jarak beberapa meter. Yongguk sempat bertanya
pada Eun Ji melalui tatapan mata. Namun tidak ada yang bisa Eun Ji jelaskan. Kemudian,
Youngjae tampak memunculkan diri dan berdiri tidak jauh dari tempat Eun Ji
bersama Yongguk. Youngjae tentu juga bisa melihat posisi Himchan saat ini.
“Ibu.”
Himchan menatap lembut ke dua bola mata G.Na. Sorot mata penuh rindu atas kasih
sayang seorang ibu. Dan kali ini, Himchan sudah tidak bisa menahannya. Cowok
itu menarik G.Na ke dalam pelukannya. Sebuah hal yang memang belum pernah ia
rasakan selama ini. “Mulai sekarang, ibu bisa berbagi semua penderitaan ibu
pada kami. Aku mohon jangan seperti ini lagi.”
Bomi
dan Jongup akhirnya memunculkan diri di sana. Tepat saat Himchan dan G.Na
berpelukan. Bomi yang tidak bisa menahan rasa harunya, memilih untuk
membalikkan badan. Sementara Jongup berusaha menenangkan Bomi yang kini berdiri
menghadap padanya dengan mengusap lembut kepala Bomi dan ia dekatkan pada
pundaknya.
Di
tempatnya berada, Youngjae tampak mengepalkan tangannya. Ia tidak bisa
memastikan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Dan satu-satunya cara yang bisa
ia lakukan adalah menjalankan rencana yang sudah ia susun sejak awal.
“Ayo
pulang.” Suara Youngjae yang terdengar tepat di belakang Eun Ji, membuat cewek
itu berbalik. Bersamaan saat Eun Ji merasakan seseorang menyentuh tangannya.
Dan yang melakukan itu adalah Youngjae. Cowok itu bahkan sampai mengajak Eun Ji
untuk segera pergi dari sana.
***
Seperti
permintaannya, setelah menikah Chorong ingin tinggal di tengah-tengah keluarga
Yongguk. Dimulai dengan malam ini, sepulang dari pesta resepsi pernikahan
mereka. Dan saat itu, Chorong sudah berada di kamar Yongguk. Belum lama selesai
mengganti pakaiannya. Sementara Yongguk sendiri sedang berada di luar. Bersama
ibu dan adik-adiknya.
Chorong
yang resah, memaksakan diri untuk mengintip keadaan di luar melalui celah pintu
yang ia buka sedikit. Ia sangat ingin bergabung di sana karena Chorong sudah
menjadi bagian dari keluarga tersebut. Tapi Chorong masih menahan diri. Karena
pembicaraan mereka sangat pribadi dan cukup serius.
”Apa yang ibu ceritain ke Bomi.. aku sama Jongup udah denger
semuanya.”
Chorong
semakin mempertajam pendengarannya saat Himchan bersuara. Mereka sedang
membahas tentang masa lalu G.Na. Bahkan wanita itu juga berada di sana. Semakin
malam, obrolan mereka semakin serius. Chorong juga semakin tidak ingin
meninggalkan tempatnya sekarang ini.
***
G.Na
sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Himchan masih setia berada di samping
ibunya. Guru tampan itu memang yang paling sangat menunggu-nunggu suasana
seperti malam ini. Bisa seleluasa mungkin mendekap ibunya.
Yongguk juga tampak
membisu setelah Bomi kembali menceritakan tentang masa lalu G.Na yang memang
belum diketahui Yongguk serta Daehyun. Jongup juga sedikit membantu karena
beberapa kali Bomi sempat kehilangan kata-kata.
“Apa
yang bareng sama Eun Ji itu, Youngjae anak ibu yang hilang? Adik aku?”
Terdengar suara berat Himchan. “Karena tadi aku sempet…”
Belum
selesai Himchan berbicara, Jongup lebih dulu menyelak dengan pertanyaan
hebohnya. “Youngjae itu yang dulu katanya pernah deketin Mba Naeun bukan sih,
Mas?” Jongup menatap Daehyun penuh minat.
Sontak
Daehyun menjadi pusat perhatian. Termasuk juga G.Na yang ikut menatap Daehyun
sama penasarannya seperti yang lain. Sementara Daehyun sendiri langsung
terlihat panik, hingga membuatnya tak bisa langsung menjawab pertanyaan ajaib
yang dilontarkan Jongup. Calon dokter itu akhirnya hanya bisa menunjukkan
deretan giginya yang putih. Sampai kemudian, ia menangkap sosok Naeun yang
ternyata ada di sana. Duduk di sebelah kiri Bomi, sedangkan Daehyun duduk di
samping kanan Bomi.
Daehyun
sedikit memajukan posisi duduknya untuk mempertegas tatapan pada Naeun. “Kok kamu
nggak pulang?”
Naeun
tentu menatap kesal kekasihnya tersebut. Ia juga sampai memajukan sedikit
kepalanya agar bisa melihat Daehyun. “Kan aku udah bilang mau nginep di rumah
Bomi.”
Bomi
yang merasa terganggu dengan dua orang yang berada di sampingnya, mengangkat
tangan agar Daehyun membatalkan niat untuk membalas ucapan Naeun. “Stop!” Selanjutnya, Bomi lebih memilih
berdiri karena ia juga merasa menjadi penghalang antara Daehyun dan Naeun yang
mungkin sedang ingin berdebat. “Kalian boleh lanjutin kalau gue udah ke
belakang.”
Himchan
tersenyum sambil menatap mengikuti arah perginya Bomi menuju dapur. Yongguk
hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Daehyun dan Naeun yang
benar-benar masih saling adu mulut sepeninggal Bomi ke dapur tadi.
***
“Kalian
dari mana aja? Kenapa baru pulang?” Hyuna mendekat dengan cemas. Ia memang
sudah menunggu-nunggu kepulangan Eun Ji dan Youngjae dari resepsi pernikahan
Yongguk tadi.
“Tante
kayak nggak pernah muda aja,” goda Youngjae.
“Ma,
aku masuk dulu ya.” Eun Ji segera melesat masuk. Meninggalkan Hyuna bersama
Youngjae. Ia bahkan tidak berpamitan sedikitpun dengan pemuda yang akan segera
menikahinya tersebut.
Hyuna
sendiri tidak berkomentar apa-apa. Namun ia sedikit menaruh curiga pada
Youngjae yang kini terlihat sedikit tidak nyaman ditatap seperti itu oleh
Hyuna. “Kayaknya tante nggak pernah ngeliat kalian kayak selayaknya orang yang
memiliki hubungan khusus. Sebenarnya kalian udah berapa lama berpacaran?”
Youngjae
berpikir cukup lama untuk memberikan jawaban yang memuaskan.
“Tante
jadi agak setengah hati ngebiarin kalian nikah. Rasanya masih banyak hal yang
janggal.”
Youngjae
memejamkan mata sesaat, lalu menghembuskan napas sedikit keras. “Sebenarnya
memang berawal dari kesalahpahaman.” Youngjae kembali terdiam. Berusaha
merangkai kata sebaik mungkin agar Hyuna bisa menerima alasannya selama ini mau
untuk menikahi Eun Ji.
“Apa,
Youngjae?” desak Hyuna yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.
“Ceritain ke tante. Mumpung Om Junhyung lagi nggak di rumah.”
Sebelum
menceritakan semuanya, Youngjae lebih dulu membimbing Hyuna menuju kursi yang
ada di halaman rumah. “Hubunganku dan Eun Ji sebenarnya tidak bisa dikatakan
baik. Aku menyukai Naeun. Dan Eun Ji adalah orang yang paling menentang hal
itu. Karena dia tidak ingin hubungan sahabatnya dengan Daehyun itu hancur
gara-gara aku.”
Hyuna
begitu menyimak tiap kata yang meluncur dari mulut Youngjae. Hyuna ingin mendengar
semuanya dengan jelas sebelum ia menyimpulkan sesuatu yang salah.
“Dan
sebenarnya.. Eun Ji nggak hamil.” Ucapan Youngjae sukses membuat Hyuna
melebarkan matanya. “Aku nggak pernah ngelakuin hal apapun karena kami memang
nggak pacaran,” sambar Youngjae lagi sebelum Hyuna sempat menyelanya.
“Tapi
kena…”
“Alasannya
adalah karena aku ingin tahu masa lalu keluargaku.” Youngjae seolah mengerti
maksud ucapan Hyuna. “Om Doojoon nggak bisa aku andelin. Dan satu-satunya jalan
adalah melalui tante juga om Junhyung.”
“Kenapa
nggak bilang dari awal kalau Eun Ji nggak hamil?” Hyuna sudah terlihat cukup
frustasi dengan Youngjae membeberkan semuanya.
Dan
kali ini Youngjae yang menjadi serba salah. Youngjae akhirnya memilih bersimpuh
dipangkuan Hyuna. Menggenggam kedua tangan wanita itu dan memandang ke dalam
mata Hyuna dengan tatapan lembut. “Aku tau aku egois, Tan. Hanya karena aku
merindukan.. ibuku.”
Mendengar
itu, sontak Hyuna balik menatap Youngjae. “Kamu udah tau tentang…”
Youngjae
menggeleng cepat. “Aku cuma pernah denger Om dan Tante ngomongin tentang
seseorang bernama G.Na saat acara di rumah Om Doojoon.” Cowok itu memberi jeda
sesaat dalam ucapannya. “Dan harapan aku hanya pada kalian.”
Tatapan
Hyuna sedikit berubah. “Apa yang kamu mau sebenarnya?”
“Aku
memang belum mencintai Eun Ji sepenuhnya. Tapi aku juga nggak akan
menyia-nyiakan Eun Ji begitu saja nantinya. Dan keinginan terbesar aku adalah..
jika wanita bernama G.Na itu adalah ibu kandungku, aku ingin tante
mengundangnya ke pernikahan aku dan Eun Ji.” Youngjae menatap Hyuna dengan
penuh kesungguhan.
***
Eun
Ji meremas ponselnya. Ia juga mendengar semua pembicaraan Hyuna dan Youngjae
dari balik jendela rumah. Eun Ji juga sempat mengintip ke luar jendela. Di sana
Youngjae sedang memeluk Hyuna. Beruntung posisi Youngjae menghadap ke jendela,
dan Eun Ji bisa melihat ekspresi wajah cowok itu yang sudah sulit dimengerti.
Rasa haru, bahagia bercampur sedikit penyesala. Semuanya tergambar di wajah
tampan Youngjae.
Kemudian,
getaran ponsel milik Eun Ji membuat cewek itu tersadar dari keterpakuannya
terhadap Youngjae. Sebuah panggilan dari Peniel. Dan Eun Ji menjawabnya sambil
melangkah meninggalkan tempat itu.
“Gikwang beneran ngehubungin lo? Dia bilang
apa aja?” Terdengar suara Peniel yang mencecar Eun Ji.
Cewek
itu tiba di kamarnya dan langsung mengunci pintu dari dalam. “Ya gitu. Minta
maaf, ngajak ketemu.”
“Ya udah. Kalau emang lo butuh temen, gue
siap nemenin lo ketemu Gikwang.” Peniel menawarkan diri.
“Gue
nggak akan nemuin Gikwang sebelum hari pernikahan gue dan Youngjae
berlangsung,” ujar Eun Ji. Namun sedetik kemudian, Eun Ji membeku mengingat
ucapannya sendiri.
“Tapi lo tahu ‘kan alasan Gikwang dulu
pergi? Bukannya lo juga masih cinta sama Gikwang sampai-sampai lo sama sekali
nggak ngebuka hati lo buat Minhyuk? Ini kesempatan untuk memperbaiki hubungan
kalian, Ji.”
Eun
Ji menarik kursi dan duduk di depan meja riasnya. Ia menopang kening dengan
posisi tangan mengepal. Bingung karena hati dan pikirannya tidak sejalan.
“Gue
udah mempermalukan bokap dengan urusan kuliah. Dan gue nggak mau ngecewain lagi
kalau pernikahan gue dan Youngjae gagal juga.”
Terdengar
suara Peniel mendesah di ujung sana. “Lo
udah mulai terbiasa dengan kehadiran Youngjae?”
“Nggak
tahu.” Eun Ji menyerah. “Intinya, gue harus harus selesain urusan gue dan
Youngjae dulu. Sisanya biar gue yang ngomong baik-baik ke Youngjae.” Eun Ji
memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Usai
mengakhiri pembicaraannya di telepon dengan Peniel, Eun Ji kembali teringat
dengan ucapan-ucapan Youngjae dengan Hyuna tadi. “Kalau Youngjae aja bisa manfaatin keluarga gue untuk bisa ketemu
dengan ibu kandungnya, berarti gue juga bisa manfaatin dia untuk bisa pergi
sama timnya Peniel,” batin Eun Ji.
Masih
dengan gaun yang ia kenakan pada pesta pernikahan Yongguk dan Chorong tadi, Eun
Ji melangkah menuju balkon kamarnya yang terletak di lantai dua. Tepat
bersamaan dengan mobil Youngjae meninggalkan rumahnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar