Kris
membelokkan motor sportnya ke arah gerbang sekolah. Dari arah berlawanan, Kris
melihat seorang pemuda berlari dari dalam gerbang. Itu pemuda bermata panda
yang kemarin Kris lihat sedang berkelahi. Kris mengurungkan niat untuk masuk ke
dalam gerbang sekolah untuk mengejar pemuda tadi.
“Ada
apa?” teriak Kris dari atas motornya.
Pemuda
itu menoleh meski masih sambil berlari. “Temanku tertangkap oleh anak SMA Sun
Moon.”
“SMA
Sun Moon?” ulang Kris dengan suara pelan. Sedetik kemudian ia teringat sesuatu.
Itu adalah sekolah di mana tiga orang yang berkelahi dengannya bersekolah.
“Cepat naik.” Perintah Kris.
Pemuda
itu tanpa pikir panjang naik ke boncengan motor Kris karena ia melihat lambang
sekolah pada seragam Kris sama dengan miliknya. Itu berarti mereka satu
sekolah.
“Kenapa
temanmu bisa tertangkap?”
“Ku
rasa karena Chanyeol menggoda kekasih Minseok lagi.” Pemuda bernama Tao itu
bicara dengan suara keras. “Temanku itu playboy berat.”
Kris
hanya tertawa mendegar cerita Tao tentang temannya yang bernama Chanyeol itu.
@@@
Kris,
Tao dan Chanyeol berlari menyelamatkan diri keluar dari sebuah gudang. Ketika
merasa sudah aman, tiga pemuda tinggi itu mulai memperlambat langkah mereka.
Kris memegangi dada
kirinya yang terasa sakit karena terlalu lelah berlari. Ia bahkan sampai harus
bertumpu pada sebuah tembok tak jauh dari sana.
“Ternyata
aku juga di jebak. Gadis itu yang pertama menggodaku. Tapi aku yang habis di
hajar Minseok dan anak buahnya.” Cerita Chanyeol kepada Tao sambil mengelap
tepi bibirnya yang mengeluarkan darah.
“Sepertinya Jongin tadi
tidak berada di sana.” Timpal Tao. Tapi sepertinya mereka yang tidak menyadari
bahwa Kris tertinggal jauh di belakang.
“Entahlah…
aku juga tak melihatnya sejak awal.” Ujar Chanyeol. “Oiya… terima kasih
karena…” Chanyeol tak melanjutkan ucapannya ketika menoleh ke kiri. Ia bahkan
sampai berhenti dan berbalik. Tao juga melakukan hal yang sama. Mereka tak
menemukan Kris. “Kris…” teriak Chanyeol sambil berlari ke tempat sebelumnya.
“Kau
mengenalnya?” heran Tao, namun Chanyeol tak menjawab.
Tao
dan Chanyeol menemukan Kris berdiri dan bersandar pada sebuah tembok. Matanya
terpejam, sementara tangan kanannya mencengkeram erat dada kirinya.
“Kris…
kau baik-baik saja?” Tanya Chanyeol sambil menyentuh pundak Kris.
“Jadi
namanya Kris?” Tao bertanya lagi.
Chanyeol
mengangkat bahu. “Ku dengar kemarin Lay memanggilnya Kris.” Jelas Chanyeol,
lalu kembali menatap Kris. Dilihatnya bibir Kris menggoreskan senyum tipis.
“Kau baik-baik saja?” Chanyeol mengulangi pertanyaannya.
“Sudahlah,
jangan terlalu mengkhawatirkanku.” Seru Kris yang perlahan mencoba membuka
matanya. Ia juga telah berdiri tegak.
“Kita
sudah terlambat jika kembali ke sekolah.” Tao mengingkatkan setelah melirik jam
tangannya.
“Kita
ke café ku saja.” Ajak Chanyeol.
“Oke…”
Tao menyetujui usul temannya itu. “Kau ikut mobil Chanyeol saja, motormu biar
aku yang bawa.” Saran Tao.
@@@
Kris
memang tak menyetujui untuk ikut bersama Chanyeol dan Tao, tapi ia juga tak
menolaknya. Begitu sampai, Chanyeol langsung mengajak Kris dan Tao ke tempat
favoritnya di café itu. Tapi Kris lebih memilih langsung menuju toilet. Ia
mengaduk isi tasnya mencari sebuah tabung berisi butiran-butiran obat.
Kris menuangkan beberapa
butir obat ke dalam telapak tangannya lalu melemparkan semua ke dalam mulut.
Tidak ada air minum. Kris terpaksa mendorong obat-obat tersebut dengan air
langsung dari keran. Kris menyeka tepi bibirnya menggunakan tangan. Cukup lama
ia berdiri di sana. Sebelum akhirnya memutuskan kembali bergabung dengan Tao
dan Chanyeol.
“Kau
mau makan apa?” tawar Chanyeol yang saat itu sedang memegang buku menu ketika
Kris duduk.
“Samakan
saja.” Jawab Kris yang enggan untuk memilih makanan.
“Apa
kau juga memiliki masalah dengan Minseok dan gerombolannya?” Tanya Tao penuh
selidik ketika menatap Kris.
“Ku
rasa mereka yang bermasalah denganku.” Kris menjawab dengan nada meremehkan.
“Sepertinya
kita dalam misi yang sama.”
Tao
melirik Chanyeol tajam. “Kata siapa? Aku bukan pemuda pengejar gadis
sepertimu.” Ledek Tao membuat mata Chanyeol melotot sempurna.
“Sudah
sering ku katakan padamu, gadis itu yang…”
“Ya
ya ya ya…” Tao memotong ucapan Chanyeol. “Gadis itu yang mengejarmu.” Lanjutnya
malas mengulangi ucapan Chanyeol.
Chanyeol
siap memukul kepala Tao, tapi Kris lebih cepat menghalanginya. “Sudahlah…”
lerai Kris.
@@@
Kris
tak berniat berlari menuju kelas meski bel telah berbunyi dan membuat para
siswa yang lain berhamburan menuju kelas masing-masing. Begitu sampai di depan
kelasnya, Kris tak buru-buru masuk. Ia sedikit mengintip dari jendela. Sudah
ada seorang guru di sana.
“Kenapa
aku harus kembali bertemu dengan pak guru Sukjin?” Kris berdecak kecewa dari
luar jendela.
Sementara
Chanyeol ternyata melihat kejadian itu dari dalam kelas. “Kris…” seru Chanyeol
sambil melambai ke arah Kris. Ia tak mempedulikan pak guru Sukjin yang sudah
memberikan tatapan membunuh padanya.
Tao
menyenggol tangan Chanyeol untuk memberi tahu kejadian yang sebenarnya.
Chanyeol pun membeku ketika menyadari pak guru Sukjin masih menatap seperti
ingin memakannya. Chanyeol hanya nyengir sebelum akhirnya Sukjin berjalan
menuju pintu.
“Kris?
Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Sukjin.
“Bukankah
bapak yang membuatku tinggal kelas?” Kris balik bertanya seenaknya. “Jadi, mau
tidak mau bapak harus rela bertemu denganku lagi di kelas.”
Sukjin
menghela napas ketika menghadapi murid special seperti Kris. “Cepat masuk, dan
jangan cari gara-gara lagi.” Perintah Sukjin sebelum berbalik mendahului Kris
masuk ke dalam kelas.
“Waah…
Kris, kau sekelas dengan kami?” Tanya Chanyeol heboh menyambut kedatangan Kris
di kelasnya.
“Jangan
mulai lagi, Kris.” Tegur Sukjin meski sebenarnya Kris juga tidak bisa
disalahkan begitu saja. “Dan jangan mempengaruhi temanmu yang lain.” Lanjutnya.
Kris
hanya mendengus pelan sebelum akhirnya mengambil tempat duduk di barisan paling
belakang.
@@@
Sehun
melangkah di saat yang bersamaan ketika Kyungsoo berdiri. Sedikit benturan pun
tak bisa mereka hindari membuat sesuatu terjatuh dari tangan Sehun. Kyungsoo
yang lebih cepat memungut benda itu dari lantai. Selembar foto. Sehun menegang
karena foto itu adalah gambar dirinya bersama Kris dan Luhan juga. Bagaimana
tidak, karena yang ia tahu Kyungsoo tidak suka dengan Kris.
“Apa
ini hyungmu?” tunjuk Kyungsoo pada gambar diri Luhan. Jelas saja Kyungsoo
langsung menebak Luhan, karena Sehun lebih memiliki kemiripan dengan Luhan,
tidak dengan Kris.
“Iya.”
Jawab Sehun singkat sambil menerima foto itu dari tangan Kyungsoo.
“Dan
yang satu lagi?”
Sehun
tak langsung menjawab. Ternyata Kyungsoo tidak benar-benar tahu sosok Kris yang
sebenarnya. Mungkin ia hanya mendengar cerita tentang Kris dari hyungnya.
“Kyungsoo…”
Sehun mendorong tubuh Kyungsoo yang lebih pendek darinya. “Aku sudah sangat
lapar…”
@@@
Seorang
pemuda berdiri mematung sambil menatap keluar jendela di dalam kamarnya.
Sementara pemuda yang satu lagi, duduk memeluk lututnya di atas sofa tak jauh
dari tempat pemuda pertama berdiri.
“Apa
kita benar-benar akan dipisahkan?” Tanya pemuda yang duduk di sofa. Ia sangat
takut. Takut jika mereka benar-benar akan berpisah seperti apa yang ia
tanyakan.
Belum
sempat pemuda yang berdiri tadi menjawab, pintu lebih dulu terbuka dan
memunculkan seorang wanita dewasa yang cukup cantik. Dua pemuda tadi langsung
menoleh dan menegang setelah mengetahui siapa wanita itu.
“Jongin,
kau ikut ibu!” perintah wanita tadi.
“Tidak!”
Pemuda yang tadi duduk di sofa itu langsung berdiri sambil menggelengkan
kepalanya kuat-kuat. “Ibu tidak bisa memisahkanku dengan Suho hyung.”
Kembali
muncul seseorang dari belakang wanita tadi. Kali ini seorang pria dengan
pakaian sangat rapih. Jongin langsung merapatkan tubuhnya ke samping Suho.
“Apa
kau ingin berhenti sekolah dan melihat Suho menderita?” ancam tuan Kim dengan
sorot mata tajam menusuk Jongin.
“Kita
tidak punya banyak waktu, Jongin.” Seru nyonya Kim sambil menarik tangan Jongin
menjauh dari Suho.
Jongin
yang panic tidak bisa melawan. Ia hanya sempat meraih tangan Suho yang tidak
bereaksi apa-apa. Semakin kuat nyonya Kim menarik tangannya, Jongin akan
semakin erat pula menggenggam tangan Suho.
Tatapan
Suho dan tuan Kim bertemu. Suho tak berani melawan ketika mata tuan Kim
terlihat seperti memerintah sesuatu. Digenggamnya tangan Jongin hingga adiknya
itu menoleh.
“Pergilah.”
Seru Suho singkat sambil perlahan menjauhkan tangan Jongin dari tangannya tanpa
menatap adiknya.
“Hyung…”
lirih Jongin tak percaya Suho memperlakukannya seperti itu. Sedetik kemudian
tatapan Jongin berubah ke Suho. Sekuat tenaga Jongin menutupi rasa kecewanya.
Ia pura-pura tak peduli sambil berbalik dan ganti menarik tangan ibunya untuk
segera pergi dari sana.
Suho
menghempaskan tubuhnya ke sofa setelah Jongin menutup pintu kamar dari luar. Ia
tak mempedulikan tatapan ayahnya yang penuh dengan kemenangan.
@@@
Ketika
jam istirahat, Tao dan Chanyeol berbondong-bondong mendekati meja Kris.
“Kris…
ku pikir kau kakak kelas kami.” Kata Chanyeol.
“Harusnya
memang iya. Tapi ya sudahlah…” Kris tampak tak ingin membahas lagi tentang
kasus tinggal kelas yang sempat ia alami. Chanyeol dan Tao tak ada yang
berkomentar lagi. “Apa kalian ingin bersenang-senang?” tawar Kris.
Chanyeol
dan Tao saling pandang, lalu mereka kompak menatap Kris penuh tanya.
Kris
memposisikan wajahnya di tengah-tengah wajah Chanyeol dan Tao. “Minseok ingin
mengajak sparing nanti sore.” Ujar Kris pelan.
“Sparing
apa?” Tanya Tao dengan tatapan polos. “Basket? Sepakbola? Voli? Atau…” Tao tak
melanjutkan ucapannya karena mendapat tatapan membunuh dari Kris.
“Apa
kau akan menyia-nyiakan kemampuan berkelahimu?”
Sepertinya
Tao baru mengerti maksud ucapan Kris tadi. Kris sendiri tak ingin ambil pusing
dan lebih memilih meninggalkan dua teman barunya ini.
@@@
Kris
menyandarkan badannya pada tiang gawang sambil memejamkan mata menikmati alunan
music yang ia putar dari mp3nya. Sementara Tao, tampaknya sudah tertidur di
atas lapangan rumput tersebut. Dan Chanyeol, duduk di samping Kris dengan mata
yang selalu mengedar.
“Apa
benar ini tempatnya?” Tanya Chanyeol. Ketika melirik Kris, ia sadar Kris tidak
akan menjawab karena earphone yang digunakan Kris membuat suara Chanyeol
teredam.
Chanyeol
kembali mengawasi sekitar, kali ini sambil membuka tutup botol air mineral yang
sempat ia beli sebelum ke sini. Chanyeol mulai menenggak minumnya langsung dari
botol, namun salah satu tangannya yang bebas menyenggol-nyenggol Kris.
“Apa?”
Tanya Kris yang merasa terganggu sambil menarik earphone yang menutupi
telinganya. Kris melirik arah yang ditunjuk Chanyeol. Tampak tiga pemuda
berseragam SMA datang mendekat.
“Ku
pikir kalian yang tidak akan datang?”
Kris
berdiri, dan tatapannya langsung saja tertuju pada pemuda yang tadi bicara.
“Jongin, kau di sini?” Kris menatap lekat pemuda yang paling tinggi dari dua
pemuda lainnya. Tapi tentu saja ia masih kalah tinggi dari Kris. “Aku sudah
sangat merindukanmu.” Ledek Kris sambil merentangkan tangannya untuk menggoda
Jongin.
“Jaga
sikapmu!” tegur Jongin yang cukup ngeri dengan tatapan abnormal dari Kris.
Kris tampak seperti pemuda
yang menyukai sesama jenis. Tapi tentu saja itu hanya trik untuk menjatuhkan
mental lawan.
“Apa
aku melewatkan sesuatu?”
Kris
berbalik dan mendapati Tao sudah berdiri di belakangnya dan bertanya sambil
mengusap kedua matanya seperti anak kecil yang baru bangun dari tidur.
“Tenang
saja, kita bahkan belum mulai.” Kris yang menjawab. Namun tak sampai sedetik
kemudian Kris tampak merunduk karena ternyata Minseok hendak melancarkan
pukulan yang bisa dengan mudah di tahan oleh Tao.
Jongin
tak membuang kesempatan untuk menyerang Kris. Dan Tao harus menghadapi Minseok.
Sementara Chanyeol? Pemuda itu masih duduk seperti tadi. Tampaknya ia tidak
terlalu tertarik untuk berkelahi saat itu.
Chanyeol
mengambil earphone yang ditinggalkan Kris, lalu memasang benda itu di
telinganya. Tinggal satu orang lagi dari teman Minseok yang tersisa.
“Hai
Lay…” Chanyeol melambaikan tangan. Mungkin ia merasa simpatik karena pemuda itu
ditinggal berkelahi oleh Minseok dan Jongin. “Mau bergabung denganku?” tawarnya
sambil menepuk rumput di sampingnya sebagai isyarat ia mengajak Lay untuk duduk
di sana.
Dengan
kesal Lay mendekat. Tapi ia tak melakukan apa yang diperintah Chanyeol.
“Aku
datang ke sini untuk berkelahi.” Tegas Lay.
Chanyeol
mendongak dengan tatapan meremehkan. “Nanti saja. Aku ingin merlihat mereka
dulu.” Chanyeol beralasan.
Lay
sendiri sudah tidak bisa sabar lagi. Lantas ia menarik dengan paksa earphone dari
telinga Chanyeol, lalu membawa pemuda yang lebih tinggi darinya itu untuk
berdiri. Lay mendaratkan satu pukulan hingga Chanyeol tersungkur ke belakang.
“Aku
bahkan belum siap!” protes Chanyeol yang beranggapan Lay mencuri start. Ia
sempat menyeka tepi bibirnya sambil berdiri.
Lay
berdiri dengan posisi sigap sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dada.
“Apa tidak ada sedikitpun ilmu bela diri yang kau pelajari dari Tao?” sindir
Lay apalagi jika membandingkan dengan kesigapan Tao dan Kris menghadapi
serangan diam-diam dari Minseok tadi.
Chanyeol
pura-pura berfikir. “Maksudmu seperti ini?” secepat kilat Chanyeol melempar
tendangan yang sukses mendarat di perut Lay hingga pemuda itu tersungkur.
Sementara
itu, Kris mati-matian menahan serangan Jongin yang bertubi-tubi. “Bukan seperti
itu.” Teriakan Kris membuat Jongin berhenti menyerang, namun tetap menatap Kris
waspada.
“Kris!”
teriak seseorang dari pinggir lapangan. Pria itu adalah Sukjin, guru sekolah
Kris. “Kenapa kau selalu cari masalah? Apa kau ingin kejadian kemarin terulang
lagi?” ancamnya sambil pasang tampang galak. Tapi sepertinya, wajah galak
Sukjin yang seperti itu tidak akan membuat siswanya merasa takut, melainkan
akan menertawakannya.
“Cari
masalah apa? Kami sedang bermain di sini.” Jawab Kris tak sopan.
Jongin
tetap dalam posisi sigap sambil memperhatikan percakapan antara murid dan guru
yang satu ini.
“Bagaimana
bisa aku mempercayaimu.” Sukjin masih mempertahankan ekspresi galaknya.
Kris
menoleh dengan malas ke arah Tao dan Minseok yang kini telah bermain ‘batu
gunting kertas’. Di saat yang bersamaan ketika Kris menyaksikan pemandangan
itu, nampaknya Minseok kalah sehingga ia harus terima ketika Tao mencubit
pipinya yang tembam. Minseok sedikit melotot karena sepertinya Tao tak membuang
kesempatan untuk menganiayanya.
“Bapak
lihat sendiri, kan?” pertanyaan Kris sukses membuat Sukjin mendelik kesal
padanya, lalu pergi tanpa berkata-kata lagi.
Jongin
melirik ke arah Lay dan Chanyeol berada. Dua pemuda itu bahkan kini telah
berbaring di atas lapangan rumput. “Apa yang kalian lakukan?” seru Jongin, baik
untuk Lay ataupun untuk Minseok ketika Sukjin sudah tak terlihat lagi.
Minseok
segera bangkit di susul Tao yang kini berdiri di sampingnya. Jongin sendiri
sama sekali tak merubah posisinya yang masih berdiri sigap dan kedua tangannya
pun masih terkepal erat.
Kris
menurunkan kedua kepalan tangan Jongin. “Lanjutkan lain waktu.” Putusnya
sepihak, lalu berjalan meninggalkan Jongin untuk memungut ranselnya yang
tergeletak di samping Chanyeol. Ia juga sempat merebut paksa earphone yang
sudah kembali dalam kekuasaan Chanyeol.
Chanyeolpun
bangkit diikuti dengan Lay. “Kau mau kemana?” tegur Chanyeol.
“Pulang.”
Jawab Kris singkat sambil terus berjalan.
Tak
ada yang berniat menghentikan Kris. Terutama Chanyeol yang berniat kembali
membaringkan tubuhnya, namun tak jadi ia lakukan ketika mendapati Lay sedikit
meringis sambil memegangi perutnya.
“Apa
tendanganku terlalu keras?” Tanya Chanyeol dengan tatapan polos.
Lay
melirik kesal. “Tidak.” Jawabnya. “Aku hanya sedikit lapar. Jadi perutku
sedikit sakit.”
“Oh…”
Chanyeol manggut-manggut tak jelas. “Kenapa tidak bilang? Jadi aku akan
memukulmu di bagian yang lain.”
“Lay…”
tegur Minseok sebelum Lay sempat berucap lagi. “Jangan teruskan.” Perintah Minseok,
kemudian berbalik dan meninggalkan lapangan itu bersama Jongin dan Lay.
@@@
hahaha
BalasHapuskocak banget ini :
Kris tampak seperti pemuda yang menyukai sesama jenis. Tapi tentu saja itu hanya trik untuk menjatuhkan mental lawan."
tapi wow fantastic baby.. wkwkwk :D
Chanyeol konyol banget sih?? wkwkwk
"Jongin melirik ke arah Lay dan Chanyeol berada. Dua pemuda itu bahkan kini telah berbaring di atas lapangan rumput".
chanyeol ama sehun tuh trouble maker di sini... *lope lope di udara buat Yeollie*
BalasHapusahahahaha
BalasHapuspantesan...
agak2 dy perannya disini... wkwkwkwkwk