Kris
dan Chanyeol berjalan berangkulan menuju tempat Luhan dan yang lainnya berada.
Senyum bahkan tak pernah lepas dari bibir mereka.
Baekhyun
yang paling bersemangat menyambut kedatangan Kris dan Chanyeol. Ia bahkan sudah
merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan dari dua temannya itu.
“Chanyeol!” pekik Baekhyun penuh semangat membuat Kris melotot padanya.
Kris
bahkan sampai menghalangi tubuh Chanyeol sebelum Baekhyun sempat memeluknya. “Aku
yang selama setahun ini bersamamu! Kenapa kau menyambut Chanyeol lebih dulu?”
protes Kris yang merasa seperti di abaikan.
“Aku
bosan padamu!” balas Baekhyun tanpa dosa. Lalu ia sedikit mendorong tubuh
tinggi Kris untuk menjauh dari Chanyeol.
“Bisakah
kau tak mengabaikan kami?”
Kris
mendongak. Tatapannya langsung tertancap pada sosok Luhan yang berdiri sambil
melipat tangannya. Tiba-tiba saja senyuman Kris mengembang. “Hyung!” serunya
yang terdengar manja seperti Sehun.
“Stop!” Buru-buru Luhan mengangkat
tangannya sebagai pertanda agar Kris tak mendekat padanya. “Apa kau akan
memelukku dengan badan basah penuh keringat itu?”
Kris
tak mempedulikan reaksi tak menyenangkan dari Luhan. Ia tetap memeluk hyungnya
itu sangat erat. “Apa kau tak merindukanku, hyung?”
“Kris!
Lepas!”
“Tidak
akan, hyung!” Semakin keras Luhan berontak, semakin kuat pula pelukan Kris
padanya.
“Hyung,
mana Sehun?”
Semua
orang menoleh. Bahkan Kris sampai melepaskan pelukannya dan ikut melirik ke
arah sumber suara, Kyungsoo, yang sedikit membuat keributan saat baru datang
tadi.
Lay
menunjuk sampingnya. “Sehun di…” ucapannya terhenti saat ia tak menemukan orang
yang ia maksud. Beberapa saat yang lalu Sehun memang berdiri tepat di
sampingnya.
Chanyeol
melambaikan tangan saat melihat sosok Tao yang baru sampai. “Tao kau lihat
Sehun di luar?” Tanya Chanyeol.
“Sehun
di mobil Luhan hyung,” ujar Tao. “Hei, ada apa?” serunya polos saat melihat
orang-orang itu berhamburan ke luar gedung. Termasuk Baekhyun meski ia
kerepotan karena harus membawa koper milik Kris juga. Beruntung Chanyeol siap
sedia untuk membantunya.
Tao
menarik-narik tangan Chanyeol seperti menuntut penjelasan. “Apa yang terjadi
pada Sehun?” Tanya Tao khawatir.
“Ku
rasa Sehun hanya kesal pada Kris yang tak langsung pulang ke rumah. Dan tadi
dia tiba-tiba saja menghilang tanpa pamit,” jelas Chanyeol.
@@@
“Sehun
tunggu!” seru Kris sambil mengejar Sehun. Sejak dalam perjalanan pulang dari
stadion, Sehun tetap bungkam jika di tanya oleh Kris. Dan kini Sehun sudah
mengurung diri ke dalam kamarnya.
“Sehun
buka pintunya,” teriak Luhan dari luar kamar Sehun sambil menggedor-gedorkan
pintunya. “Kau marah pada Kris?”
Tidak
ada jawaban dari Sehun.
Kris
pura-pura mendesah penuh penyesalan. “Maaf jika kau marah. Aku hanya ingin
memberimu kejutan. Dan rencananya nanti malam aku ingin mengajakmu pergi ke
luar dan hanya berdua. Tentu saja menggunakan mobilku,” seru Kris dari luar
kamar Sehun.
Tak
lama setelah itu, terdengar Sehun memutar anak kunci yang sontak membuat Kris
dan Luhan saling menatap cerah. Tatapan Kris mengisyaratkan bahwa ia sudah
memperkirakan kejadian ini sebelumnya.
“Lihat
saja nanti,” ujar Sehun dingin, lalu kembali menutup pintu kamarnya. Kali ini
sedikit lebih kencang dan tepat di hadapan dua hyungnya.
Kembali,
Kris dan Luhan saling lirik. Namun kali ini dengan tatapan frustasi. Memang
tidak ada yang benar-benar bisa mengendalikan Sehun.
@@@
“Sampai
jumpa besok,” seru Chanyeol ceria dan melambaikan tangan pada mobil yang
dikendarai Tao bersama Baekhyun.
“Aku
turun di depan saja,” ujar Baekhyun saat mobil sudah jauh meninggalkan rumah
Chanyeol.
“Kenapa?”
Tanya Tao bingung. Ia memang berniat mengantar Baekhyun sampai rumah, tapi
sepertinya Baekhyun punya pemikiran lain.
“Aku
tak enak padamu.”
“Tak
enak kenapa?” protes Tao yang belum bisa menebak arah pikiran Baekhyun. “Kau
teman Chanyeol, dan Chanyeol adalah temanku, jadi kau temanku juga.”
Baekhyun
menghela napas sebelum merespon ucapan Tao. “Kau bisa saja berpura-pura di
depan Chanyeol, tapi tidak di depanku.”
“Apa
maksudmu?” desak Tao yang semakin bingung.
“Tao
maaf, aku tak berniat merebut Chanyeol darimu. Aku juga tau sejak tadi kau
menahan kesal karena Chanyeol terus saja mengajakku bicara, padahal kau juga
ada di sini.”
“Aku
tau bagaimana rasanya ditinggal sahabat. Chanyeol bahkan lebih parah. Ia
mengalami itu tidak hanya sekali. Lagi pula, kalian sudah lama tidak bertemu.
Sedangkan denganku, hampir setiap saat kami bersama,” jelas Tao diiringi
tawanya.
“Jadi,
apa kita sekarang bisa berteman juga?” Baekhyun mengulurkan tangannya
ragu-ragu.
“Tentu
saja,” ujar Tao sambil menyambut uluran tangan Baekhyun.
@@@
Jongin
membuka pintu apartmennya dengan malas. Ia masih terbawa suasana kekalahan tadi
sore dari timnya Kris. Jongin melempar ranselnya sembarangan lalu dengan
santainya menghempaskan badan ke atas sofa.
“Anak
macam apa kau?”
Jongin
yang tersentak sampai tiba-tiba berdiri mendengar teguran dari seseorang karena
jelas itu bukan suara ibunya. Meski terkadang ibunya suka marah-marah, tapi
tidak akan terdengar sekeras ini suaranya.
“Ayah?”
suara Jongin keluar dengan terbata.
“Apa
ini yang kau lakukan selama tinggal hanya berdua dengan ibumu? Pulang bermain
basket langsung bermalas-malasan?”
Jongin
sama sekali tak berani buka mulut. Ia hanya sanggup menunduk. Ada sedikit
kebingungan kenapa ayahnya bisa tiba-tiba berada di sana.
“Ayah
sudah, Jongin hampir menangis.”
Jongin
mendongak karena mendengar suara Suho yang juga berada di sana. “Hyung?” Tanya
Jongin heran dan tatapannya jelas ia menuntut penjelasan. Apalagi Jongin sama
sekali tidak hampir menangis.
Tanpa
sebab yang pasti, Suho sudah memeluk Jongin. “Aku merindukanmu.”
“Hyung!
Lepas!” Jongin berusaha memberontak untuk membebaskan diri dari dekapan Suho. “Kau
menjijikkan! Kita bahkan baru bertemu tadi pagi di pemakaman Joonmyun.”
Kali
ini tanpa perlu bersusah payah, Suho sudah melepaskan Jongin dari pelukannya. Ia
menatap Jongin kecewa lalu melirik ayahnya. “Ayah, batalkan saja rencananya.”
“Enak
saja!” tuan Kim menolak mentah-mentah permintaan anak sulungnya itu.
“Ibu,
ada apa ini?” karena tadi tak mendapat jawaban dari Suho, kini Jongin menuntut
penjelasan dari ibunya yang kini berdiri tepat di samping tuan Kim.
Suho
mengguncang-guncangkan tubuh Jongin penuh semangat. “Keluarga kita akan kembali
seperti dulu lagi, Jongin.”
“Benarkah?”
Tanya Jongin untuk memastikan dengan mata berbinar meski ia mengerti arah
bicara kakaknya itu. Suho mengangguk lalu membuat Jongin balas memeluknya.
“Jongin,
Lepas!” kali ini giliran Suho yang memberontak.
“Tidak
akan. Lagi pula tadi kau juga memelukku seperti ini,” ujar Jongin terdengar tak
mau kalah.
“Iya,
tapi tadi aku lupa jika kau baru pulang bermain basket. Tolong lepaskan,
Jongin. Badanmu bau!”
Akhirnya
Jongin mau melepas Suho meski terpaksa. Lalu menatap Suho cemberut, membuat
kedua orang tua mereka tak kuasa menahan tawa. Tentu saja mereka sangat
merindukan saat-saat hangat seperti ini.
@@@
Berkali-kali
Kris harus membagi konsentrasinya ketika menyetir dan khawatir dengan Sehun
yang duduk di sampingnya. Ia memang telah melaksanakan janji untuk membawa
Sehun jalan-jalan dengan mobilnya.
“Sehun,
kau masih marah?” tegur Kris berusaha mencairkan suasana. “Sehun, kau jangan
diam saja,” desaknya karena Sehun masih bungkam.
“Hyung,
awas!” pekik Sehun mengejutkan hingga membuat Kris menginjak pedal rem secara
tiba-tiba.
Di
depan mobil Kris kini sudah berdiri seseorang. Kris dan Sehun buru-buru
menghampiri orang tersebut yang ternyata adalah Jongin.
“Apa
kau ingin mati hanya karena kau kalah di pertandingan tadi?” tegur Kris.
Jongin
diam sambil melipat tangannya di depan dada dan menatap Kris tajam. “Permasalahan
kita bukan hanya tentang pertandingan basket,” desis Jongin. Ia sedikit menolehkan
wajahnya ke samping.
“Chanyeol?
Tao?” gumam Kris yang terkejut karena melihat kedatangan Chanyeol yang berada
dalam sanderaan Lay serta Tao yang berada dalam kekuasaan Monseok.
“Hyung,
apa yang kau lakukan? Jika kau masih marah padaku, jangan libatkan mereka!”
protes Sehun. Dengan kata lain ia meminta Jongin membebaskan Chanyeol dan Tao.
Jongin
hanya tersenyum sinis dan tak mempedulikan keberadaan Sehun. Hanya dalam
hitungan ke tiga, Jongin sudah mulai menyerang Kris. Chanyeol, Tao, Lay dan Minseok
juga melakukan hal yang sama seperti yang dulu selalu mereka lakukan.
‘Sparing’.
“Hyung!
Hentikan!” jerit Sehun histeris, tapi ia juga tidak berani melerai siapapun.
Karena ‘sparing’ malam ini terlihat sangat brutal dan tak seperti biasanya.
Pertarungan
sudah berlangsung selama beberapa menit. Dan Sehun bahkan sudah sampai terduduk
di aspal dan hampir menangis dibuatnya. Ia tidak bisa melakukan apapun. Jalanan
sangat sepi. Jika ia menelpon polisi, Kris juga pasti akan terlibat. Sementara
Luhan, sama sekali tidak bisa dihubungi.
Lalu
tiba-tiba terjadi sedikit keributan dari balik semak-semak. Kejadian itu juga
sampai menyita enam pemuda yang sedang melakukan ‘sparing’.
“Aww!
Semut! Tolong!”
Sampai
akhirnya Kyungsoo muncul dari pinggir lapangan. “Hyung! Tolong aku! Di sini
banyak semut,” jeritnya yang tanpa sadar melempar sebuah handycam sembarangan lalu mengusap-usap punggung, tangan sampai
kaki dan wajah.
Minseok
segera menghampiri Kyungsoo dan melupakan pertandingannya melawan Tao. “Kau
kenapa?” Tanya Minseok cemas.
Jongin dan Kris saling
tatap. Seperti ada yang mereka sembunyikan. Sementara Sehun hanya menatap
Kyungsoo heran sambil perlahan berjalan ke arah temannya itu.
“Apa
yang kau lakukan di sana?” Tanya Sehun polos lalu tatapannya tertuju pada benda
yang kini sudah patah karena terlempar dari tangan Kyungsoo. “Dan kenapa kau
membawa benda itu?”
Ternyata
bukan hanya Kyungsoo yang bersembunyi di balik semak-semak ataupun pohon,
tetapi ada Luhan, Baekhyun, Suho dan Jongdae. Luhan mendesah kecewa lalu
melirik Suho dan mengajaknya keluar dari tempat persembunyian mereka. Jongdae
dan Baekhyunpun juga memunculkan diri dan bergabung dengan yang lain. Ke empat
pemuda itu masing-masing juga membawa handycam.
Sehun menoleh ke arah Luhan muncul. “Luhan hyung?”
teriaknya lalu berlari menuju tempat Luhan berada. Tatapannya juga menyapu ke
arah Suho, Baekhyun dan Jongdae. Terutama benda yang berada dalam genggaman
mereka. “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian membawa handycam seperti itu?” desaknya.
“Kris,
harusnya ini menjadi dokumentasi ‘sparing kita’,” gumam Jongin kecewa.
“Maaf,
hyung. Di sana gelap, aku tidak tahu kalau ada semut,” ujar Kyungsoo yang
mendengar ucapan Jongin dan merasa bersalah.
“Bukan
begitu, Kyungsoo. Lagipula tidak hanya kau yang salah.” Buru-buru Jongin
meralat ucapannya sebelum Kyungsoo salah perfikir tentang maksudnya tadi. Lalu
ia melirik Suho kesal.
Suho
yang menyadari tatapan Jongin, langsung mengusap tengkuknya dan sedikit tertawa
untuk menutupi kegugupannya. “Ternyata aku lupa menekan tombol rekam tadi.”
“Apa
kita harus ulang dari awal lagi, Kris?” Tanya Tao meminta pendapat yang
langsung di hadiahi tatapan membunuh dari Chanyeol.
“Apa
kau tidak lihat wajah tampanku sudah berubah mengerikan?” protes Chanyeol
sambil meringis menahan sakit di sekitar bibirnya.
“Kenapa
tidak bilang jika kalian hanya berpura-pura? Aku tidak akan ketakutan seperti
ini,” protes Sehun pada semua orang yang terlibat di sana.
“Bukankah
kau sejak tadi berdiam diri di kamar karena marah padaku? Bagaimana aku bisa
memberitaumu?” balas Kris dan sukses membuat Sehun bungkam.
“Sudahlah,
kita lanjutkan lain kali saja,” seru Jongin mengkahiri sekaligus menjadi
penengah perdebatan antara Kris dan Sehun.
Mereka
semua berbalik hendak meninggalkan lokasi. Namun ketika baru beberapa langkah,
suara deru mesin motor menghentikan dan membuat mereka berbalik. Total ada tiga
buah motor sport yang sudah berjejer rapi.
“Sayang
sekali kita terlambat menyaksikan tontonan menarik dari mereka,” seru Doojoon
sambil turun dari motor yang dikendarai Dongwoon.
Sementara
itu, Kris dan yang lainnya masih diam di tempat. Kecuali Jongin yang bergeser
untuk berdiri di depan Suho. Ia ingin melindungi kakaknya dari kelompok
Doojoon.
“Kenapa
kau berdiri di hadapanku?” protes Suho sambil mendorong pelan tubuh Jongin.
“Geser sedikit!”
Sontak
saja Jongin melotot jika teringat apa yang Suho alami setahun lalu. “Kau lupa?
Saat terakhir bertemu, mereka sampai membuatmu masuk rumah sakit. Apa kau ingin
terjadi untuk yang ke dua kali?” pertanyaan Jongin sedikit terkesan mengancam
namun sukses membuat Suho diam.
Kris
menyeruak ke depan. Di belakangnya telah bersiap Minseok, Lay, Chanyeol dan
Tao, serta Jongin setelah sedikit berdebat dengan Suho.
“Mau
apa lagi kalian?” Tanya Kris mewakili yang lain.
Doojoon
dan yang lain saling melirik meremehkan, kecuali Yoseob. Pemuda itu justru
memperhatikan Sehun dan Luhan bergantian sejak mereka tiba.
Saat
Sehun mendekati Kris, Yoseob juga menyeruak dari belakang Junhyung. “Hyung, apa
ini termasuk bagian dari scenario?” Tanya Sehun namun suaranya bisa terdengar
sampai orang-orang di belakang Kris.
Jongin
dan yang lain saling melempar pandangan khawatir. Cukup menyesal karena hanya
Sehun yang tidak tau rencana mereka. Dan kedatangan Doojoon beserta lima anak
buahnya benar-benar di luar dugaan.
Karena
pertanyaannya belum di jawab, Sehun menatap satu persatu pemuda yang baru
datang tadi. “Hyung maaf, rencana gagal karena Kyungsoo di gigit semut dan Suho
hyung lupa merekamnya. Jadi, kita lanjutkan lain waktu saja ya,” ujar Sehun
polos yang memang tidak tau apa-apa.
Kris
mengulurkan tangannya namun tak bisa menjangkau Sehun yang kini sudah melangkah
mendekati Yoseob karena pemuda itu juga mendekati Sehun. Kini kelompok dari
pikah Kris dan Jongin hanya bisa diam mengawasi kelompok Doojoon kalau-kalau
mereka menyerang tiba-tiba.
“Sekali
lagi kami minta maaf ya, hyung.”
Yoseob
menatap Sehun bingung. Namun ia semakin mempertegas tatapannya dan merekam tiap
lekuk wajah Sehun. “Kalian kembar?” Tanya Yoseob dan salah satu tangannya sudah
tegas menunjuk Luhan.
Sehun
berbalik mengikuti arah yang ditunjuk Yoseob. “Oh, maksudnya Luhan hyung?”
Sehun mengangguk mengerti lalu kembali menatap Yoseob. “Bukan, dia hyungku dan
Kris hyung juga.”
“Kau
adiknya Kris?” seru Yoseob heboh.
Sehun
mengangguk membenarkan.
Yoseob
menatap Sehun dengan mata berbinar. “Aku tidak menyangka Kris punya adik
sepertimu, kau imut sekali. Namaku Yoseob. Siapa namamu?” Yoseob seperti
bertanya pada anak TK. Ia bahkan sudah mencubit ke dua pipi Sehun karena
terlalu gemas.
“Aku
Sehun, hyung. Tapi ku mohon lepaskan. Sakit,” Sehun meringis sambil memegangi
pipinya setelah Yoseob tak lagi mencubitnya.
“Yoseob,
lepas!” perintah Junhyung, bahkan tangannya sudah menjangkau rambut Yoseob
bagian belakang lalu menariknya.
“Sakit!”
Yoseob tampak meringis sambil memegangi rambutnya yang baru saja mendapat
perlakuan kasar dari Junhyung. Saat mengedarkan pandangan, mata Yoseob terhenti
pada pemuda tinggi yang berdiri tak jauh dari Minseok. Ia menatap Tao
takut-takut. “Hei, panda! Jangan menatapku seperti itu!” teriak Yoseob.
“Apa
kau bilang?” balas Tao dengan teriakan juga. Sebenarnya ia tak berniat mengejar,
namun karena Yoseob yang berlari lebih dulu, mau tak mau ia terpaksa mengejar.
“Hyung!
Jangan!” teriak Sehun berusaha menghentikan Tao. Ia juga ikut mengejar Tao yang
mengejar Yoseob.
Adegan
kejar-mengejar tiga pemuda tadi menyulut terjadinya ‘sparing’ di antara
kelompok Doojoon dengan kelompok Kris yang kini bergabung dengan Jongin. Yoseob,
Tao dan Sehun hanya berputar-putar mengelilingi ke-sepuluh pemuda yang sedang
adu fisik.
Sehun
masih mengejar dan terus berteriak. “Ku mohon hentikan!”
Taopun
akhirnya berhasi menjangkau tubuh Yoseob. Ia hampir saja menghajarnya kalau
Sehun tak muncul tepat waktu dan langsung menahan tangannya.
“Hyung,
cukup!”
Tao membatalkan
niat bukan karena Sehun lebih kuat darinya. Tapi karena nada bicara Sehun yang
sangat memohon. Iapun menoleh dan mendapati Sehun yang menatapnya penuh arti.
Melihat
tindakan Sehun yang seperti itu, membuat ke lima pemuda yang tersisa ikut
bergerak. Jongdae mengentikan Lay yang siap melancarkan pukulan pada Dongwoon.
Kyungsoo menghampiri Minseok yang bertanding melawan Hyunseung. Lalu Baekhyun
meghalangi tubuh Gikwang yang siap di hajar oleh Chanyeol. Dan Suho mendorong
Jongin dari tubuh Junhyung yang sudah hampir terkapar.
Sementara
Luhan, dia masih memikirkan cara untuk menghentikan adiknya yang masih
menyerang Doojoon. “Kris hentikan atau ku buat Sehun kembali marah padamu!”
teriak Luhan yang ternyata ampuh membuat perhatian Kris beralih padanya. Lalu Luhan
mendapati Doojoon yang sepertinya tak membuang kesempatan untuk memukul Kris. “Kau
juga!” bentaknya pada Doojoon. “Aku menghentikan Kris, bukan berarti kini kau
bisa memukulnya,” Luhan melanjutkan omelannya.
“Sampai
kapan kalian akan seperti ini?” keluh Sehun kepada semua yang terlibat di sana.
“Sudah cukup aku hampir kehilangan Kris hyung. Kini aku tidak mau kehilangan
kalian lagi.”
Kali ini
Sehun menatap Kris dan mengunci tubuh kakaknya itu dalam pandangannya. “Bukankah
kau dan Jongin hyung sudah berbaikan? Apa dengan Yoseob hyung dan temannya
tidak bisa?”
Yoseobpun
ikut menyeruak dan di samping Sehun sambil menatap satu-persatu temannya. “Sehun
benar. Meski aku yang paling jarang berkelahi, tapi aku bosan melihat kalian
yang berkelahi.” Yoseob menatap Doojoon paling dalam. “Aku hanya ingin
merasakan punya banyak teman. Apa itu tidak boleh?” pertanyaan Yoseob terdengar
menuntut pada Doojoon.
“Keluargaku
akan kembali utuh. Tapi kebahagiaan itu tidak akan ada artinya jika aku masih
memiliki musuh,” ujar Jongin yang kini menjadi pusat perhatian. Terlebih saat
ia mengulurkan tangannya untuk membantu Junhyung berdiri dan membuat Suho
tersenyum bangga padanya.
Sehun
dan Yoseob saling tatap dan tersenyum lega karena satu-persatu dari mereka yang
berkelahi saling membantu untuk bisa berdiri tegak.
“Kini
kau tidak boleh cemburu karena temanku bertambah enam orang,” seru Chanyeol
heboh yang kini sudah merangkul Gikwang.
“Apa
kau pikir aku akan merasa kehilanganmu?” balas Baekhyun dan sukses membuat
senyum kemenangan Chanyeol memudar. Ia menatap berkeliling seperti mencari
sesuatu. “Kini aku memiliki mereka,” ujar Baekhyun bangga sambil merangkul
singkat beberapa orang yang paling dekat dengan jangkauannya. Sebut saja
Minseok, Hyunseung, Dongwoon, Lay dan Jongin. Lalu terakhir ia sengaja
menghampiri Sehun yang berdiri cukup jauh. “Dan aku seperti memiliki adik,”
lanjutnya.
Yoseob
yang juga berdiri di samping Sehun tak mau kalah ikut merangkul adik bungsu
dari Kris dan Luhan itu. “Sehun juga adikku.”
“Aku
juga sudah menganggap Sehun seperti adikku sendiri!” heboh Jongin yang
tiba-tiba menarik Sehun ke dalam pelukannya.
Kris sudah
hampir membuka mulut, namun Luhan lebih dulu memotongnya. “Apa kau akan
melakukan hal yang sama?”
“Tapi
Sehun memang benar adikku!” seru Kris tak mau kalah membuat semua orang di sana
tertawa sambil saling merangkul satu sama lain.
“Kalau
begitu, Kyungsoo saja yang menjadi adikku,” ujar Luhan yang kini sudah hampir
menarik Kyungsoo namun Minseok sebagai kakak kandungnya Kyungsoo lebih dulu
menghalangi Luhan.
“Kita
semua adikmu ya, hyung,” seru Sehun yang kini sudah merangkul Luhan. Ia seperti
tak ingin membiarkan Luhan sedetik saja melupakannya.
Tiba-tiba
suasana kembali ricuh. Kali ini karena mereka juga ingin menganggap Luhan
sebagai kakak mereka. “Aku seperti laki-laki tua yang memiliki banyak adik!”
gumam Luhan yang kini tenggelam di tengah-tengah 11 pemuda yang mengepungnya
dalam pelukan, termasuk juga Yoseob di antara mereka. Tersisa Kris, Doojoon,
Gikwang, Junhyung, Dongwoon dan Hyunseung.
“Apa
kau tak ingin memeluknya juga?” Tanya Dongwoon jahil.
“Aku
sudah terlalu sering memeluk Luhan,” seru Kris sombong dan itu justru membuat
Doojoon yang dengan jahilnya mengajak ke empat temannya yang tersisa untuk
memeluk Kris seperti yang diterima Luhan. “Lepaskan!” jerit Kris memberontak. Dan
akhirnya Kris menjadi bahan tertawaan semua orang yang tadi memeluk Luhan.
@_E_N_D_@
Ini keren author. Maaf langsung komen di chap ini :)
BalasHapusPenyampaiannya sederhana alurnya juga, tapi ikatan tiap tokohnya kuat. Aku suka cerita yang kau suguhkan, baik itu alur, tokohnya, maupun konfliknya. Ringan sih tapi sukses bikin ngakak sekaligus netesin air mata. Hehe, saya harap anda tetap menulis cerita sejenis ini :)
Nice story, really! :D
makasih banyak udah baca *bow*...
Hapusaku seneng kalo suka...
baca lagi FF yang lainnya yaaa...
Hi ^^ author aku seneng bgt ma ff ini .. Jjang! Walaupun aku raa ga ngerti sama kata katanya. Mungkin typo.. Hehe. Author.. Makasih bgt udah suguhin ff yg ga ada romancenya.. Dan bukan yaoi juga. Bisa bikinin lg ff ttg brothership ato friendship ga? Tp tokoh utamanya sakit.. Hehe aku paling suka kalau ada yg sakit.. Apalagi sakit parah kayak ff kris ini.. *sadis* jgn yg ada romancenya^^. Fighting!!!!
BalasHapusmakasih banyak udah baca... seneng banget kalau bisa sampe suka ^_^...
Hapusuntuk requestnya nggak bisa ngejanjiin atau nyuruh nunggu juga yaa...
insya allah kalo ada inspirasi bisa diusahain...
gak mau baca yang lain dulu?? saya kalo bikin romance gak ampe kayak mau muntah(?) kok... hehehe
Karna iseng mau cari bacaan yang bisa hilangin stres akhirnya jumpa sama ff ini.. keren thor alurnya mantap bisa buat baper,, mau juga jadi sehun punya banyak hyung.. hahahahahah
BalasHapusfighthing thor