Author :
Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast : B.A.P (Yongguk, Himchan, Daehyun,
Youngjae,
Jongup, Zelo [Junhong])
Support cast :
·
A-Pink (Chorong, Bomi, Naeun, Eun Ji, Namjoo, Hayoung)
·
G.Na (Soloist)
·
B2ST (Doojoon)
·
BtoB
Genre
: romance, family,
brothership
Length : chapter
***
Zelo
membuka pintu kamar Youngjae dengan gerakan kasar. Ia sendiri sudah tampak
rapih dengan stelan jas yang sangat pas membalut tubuh tingginya tersebut.
Sementara sang pemilik kamar, Youngjae, duduk membelakangi Zelo dengan posisi
menempelkan pipinya ke permukaan meja dengan perasaan hampa. Bahkan saat
mendengar pintu kamarnya terbuka dengan kasar pun, Youngjae sama sekali tidak
bergerak.
“Jadi
aku orang terakhir yang tahu tentang semuanya. Orang tua kita? Ibu kita?”
Youngjae
sempat memejamkan matanya sesaat. Masih tanpa merubah posisinya. Ia sadar
dengan apa yang dibicarakan Zelo. Sementara itu, sebenarnya tangan Youngjae
yang tersembunyi di bawah meja sedang menggenggam sebuah foto yang menurutnya
sangat berharga. Zelo sempat menanyainya tentang foto itu pada Youngjae
beberapa hari lalu. Dan Youngjae hanya mengatakan bahwa itu foto keluarganya.
Ayah, ibu dan saudaranya. Memang tanpa Zelo. Karena tentu saja yang sangat ingin
diketahui Youngjae adalah tentang keluarganya, tidak termasuk Zelo yang selama
ini ia ketahui sebagai sepupunya.
“Papaku
memang Yoon Doojoon.” Zelo kembali bersuara. Menatap hampa punggung Youngjae
yang sudah mengenakan kemeja putihnya. “Tapi Ibu kita sama. Choi G.Na.”
Youngjae
cukup bereaksi mendengar ucapan Zelo. Lalu kemudian terdengar suara ketukan
pada pintu kamar Youngjae. Zelo berbalik untuk memastikan. Dan cukup terkejut
karena ia mendapati Jongup di sana. Di susul pemuda yang ia kenal sebagai
gurunya, Himchan. Tidak ketinggalan Daehyun serta Yongguk yang berdiri paling
belakang.
Yongguk
kemudian menerobos masuk. Di tangannya terdapat sebuah ‘photo book’. Buku
berisi jepretan foto karya Zelo. Setelah pertemuan mereka pada hari pernikahan
Yongguk, keduanya terlibat proyek penting. Yongguk yang tertarik dengan isi
memori milik Zelo, memang ingin mengabadikan karya tersebut menjadi sebuah
buku. Tentu saja karenya isi buku tersebut adalah kumpulan foto-foto seorang
Ibu bersama anak mereka yang ditemui Zelo di mana saja. Bukti kecil bahwa
seorang Zelo merindukan sosok ‘Ibu’. Sama seperti Yongguk.
Zelo
menerima buku tersebut dengan perasaan bercampur aduk. Pertengkarannya dengan
Jongup dulu, ternyata membawa dampak yang sangat berarti. Semua karya-karyanya
tidak hanya sampai layar laptop saja. Tapi bahkan sudah terkumpul rapih dalam
sebuah buku. Zelo memeluk buku itu, terharu. Ia sama sekali tidak bisa berkata
apa-apa membuat Yongguk ingin memeluk tubuh tinggi itu.
Tersisa
Daehyun, Jongup serta Himchan yang ikut senang melihat Yongguk dengan Zelo.
Dengan adik kecil mereka yang bahkan badannya lebih tinggi dari mereka sendiri.
Jongup menyenggol-nyenggol Daehyun untuk memberi tahukan keberadaan Youngjae di
sana.
Daehyun
sempat melirik jam tangannya sambil tersenyum jahil. “Kayaknya kalau kita nggak
pergi sekarang, Minhyuk bisa-bisa tiba duluan di rumahnya Eun Ji,” ujar Daehyun
dengan suara yang sengaja ia keraskan.
Sontak
Youngjae mendorong dengan kasar kursinya sambil berdiri. Saat berbalik, ia
terkejut karena ternyata sudah banyak orang di kamarnya. Himchan bahkan hanya
berjarak beberapa meter darinya sambil membawa jas yang seharusnya Youngjae
kenakan. Karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Eun Ji.
“Atau
kamu mau Ibu yang jemput ke sini?” tanya Himchan, jahil.
“Ibu?”
Youngjae hanya bergumam samar. Ia tidak bisa menebak suasana yang terjadi.
Keberadaan Yongguk, Himchan, Jongup dan Daehyun dengan pakaian rapih di sana.
Youngjae sempat melirik Daehyun untuk memastikan apa yang terjadi di sana.
Tentu karena selain Zelo, Youngjae sudah mengenal Daehyun lebih dulu.
“Gue
juga nggak nyangka, Jae. Kita keluarga. Lo bahkan adik gue. Tapi nyatanya lo
bakal nikah duluan dari gue.” Daehyun berujar sedih hingga menyulut tawa diantara
yang lainnya. Kecuali Youngjae yang hanya tersenyum tipis.
Himchan
membentangkan jas milik Youngjae. Membantu pemuda yang ternyata adiknya itu
untuk mengenakannya. Jongup juga ikut mengibaskan tangannya ke atas pundak
Youngjae seakan ingin menghilangkan debu yang masih tersisa di sana.
“Jodoh
tuh emang nggak ada yang tahu ya, Mas?”
Himchan
mengangguk, menyetujui ucapan Jongup. Ia kemudian meletakkan tangannya di
pundak Youngjae. “Dan kita semua datang ke sini untuk menjemput kamu.”
Youngjae
masih tertegun. Tidak menyangka jika ternyata selama ini sebenarnya ia tidak
sendirian membongkar semuanya. Bahkan di saat ia masih meraba-raba kenyataan
yang ada, Daehyun dan keluarga sudah mengetahui semua dari sisi Ibu mereka,
G.Na. Tentu dengan sedikit campur tangan Hyuna dan Junhyung,—Bomi juga
termasuk—Yongguk bisa membawa
adik-adiknya sampai ke sana. Meski mereka sendiri belum bisa bertemu Doojoon
untuk memastikan semua kebenarannya.
Jongup
baru menyadari jika tangan Youngjae masih menggenggam sebuah foto. Jongup yang
teringat sesuatu, mengeluarkan sebuah foto dari dalam saku jasnya. Foto yang
sama persis seperti apa yang dipegang Youngjae. Youngjae hanya melebarkan mata
saat Jongup menunjukkan foto tersebut.
“Ini
aku,” kata Jongup saat menunjuk foto seorang bayi laki-laki dalam gendongan Ibu
mereka. Lalu berturut-turut, Jongup kembali menunjuk foto bocah laki-laki,
mulai dari yang paling besar. “Kalau ini Mas Yongguk, Mas Himchan, terus Mas
Daehyun.” Tersisa bocah laki-laki lagi yang masih cukup kecil dan duduk dalam
pangkuan ayahnya. “Dan ini Mas Youngjae, kan?”
Youngjae
mengangkat tangannya yang menggenggam foto. Seakan menyamakan isi ke dua foto
tersebut.
“Isinya
sama kok, Mas. Nggak ada guenya,” desis Zelo. Memang hanya dirinya yang menatap
tak suka saat Jongup seperti mengenalkan Youngjae pada keluarganya sendiri. Dan
memang tidak ada bayi Zelo di dalam foto tersebut.
Semua
orang menertawai sikap kekanakan Zelo. Yongguk yang memang berada paling dekat
dengan Zelo, menepuk-nepuk pundak pemuda itu.
***
Youngjae
ke luar dari sebuah mobil bersama Himchan serta Daehyun. Sementara Yongguk,
Jongup dan Zelo berada di mobil yang berbeda. Mereka beriringan menemani
Youngjae memasuki aula besar sebuah hotel mewah tempat Youngjae akan
melangsungkan pernikahannya. Yongguk dan Himchan yang benar-benar mengapit
Youngjae sambil menenangkan adik mereka tersebut. Meski belum pernah
merasakannya, Himchan juga ikut gugup seperti halnya Youngjae.
Setelah
itu hanya benar-benar Yongguk yang mengantar Youngjae sampai depan. Di sana
terdapat sebuah meja yang sudah dikelilingi beberapa orang. Termasuk ke dua
orang tua Eun Ji dan.. G.Na. Youngjae menatap takjub akan kehadiran G.Na.
Tebakan Youngjae sama sekali tak meleset tentang G.Na yang ternyata memang
benar Ibu kandungnya. Youngjae langsung melesat memeluk Ibunya. G.Na bahkan
sudah benar-benar menangis saat membalas pelukan Youngjae. Yongguk ikut
mengusap punggung Youngjae dan G.Na. Setelah memeluk Youngjae sesaat, Yongguk
menyingkir untuk bergabung dengan adiknya yang lain.
Chorong
menyambut kedatangan Yongguk dengan memberikan tempat pada Yongguk tepat di
sampingnya dan Himchan. Hampir ke ujung sana, Yongguk melihat keberadaan
Ilhoon, tapi ia tidak sempat menegurnya. Daehyun, dan Jongup duduk di deretan
belakang Yongguk bersama Hayoung juga. Tersisa Zelo yang berada tidak jauh dari
meja besar bersama kamera kesayangannya untuk mengabadikan momen sakral yang
akan dijalani Youngjae.
Seorang
pria melangkah terburu-buru memasuki ruangan. Tujuan utamanya adalah meja besar
tempat Youngjae akan menikah. Di sana ia langsung menyapa Junhyung dengan
perasaan sedikit bersalah karena keterlambatannya.
“Kita
baru akan mulai kok, Joon.”
Junhyung mempersilahkan Doojoon
untuk menempati kursinya, di samping Youngjae. Namun langkah pria itu tertahan
karena melihat seorang wanita yang bahkan sama sekali tidak meninggalkan
Youngjae. G.Na, yang saat itu sedang menggenggam tangan Youngjae. G.Na memang
sudah menyadari siapa pria yang baru datang tersebut. Dan ia berusaha
menghindari bertatap mata secara langsung dengan seorang Yoon Doojoon.
“Pa,
ayo cepet duduk. Acaranya udah mau mulai, nih.” Tegur Zelo yang secara tidak
langsung menekankan pada G.Na bahwa ia adalah anaknya Doojoon. Meski Zelo
melakukan itu dengan tidak sadar.
***
Setengah
jam berlalu. Pernikahan Youngjae selesai. Dan kini giliran Eun Ji untuk
memunculkan diri ke dalam aula. Eun Ji memang menunggu di sebuah ruangan yang
disediakan. Ditemani Bomi serta Naeun yang menggandeng Eun Ji di kedua sisinya.
Kemudian Hyuna tampak mengambil alih Eun Ji untuk duduk tepat di samping
Youngjae. Pemuda itu bahkan tampak tidak berkedip saat Eun Ji baru memunculkan
diri di sana.
Bomi
dan Naeun menyingkir dan bergabung dengan Daehyun juga yang lain. Naeun tentu
saja langsung duduk bersebelahan dengan Daehyun. Namun Bomi justru memilih
duduk di samping Chorong. Cukup berjauhan dengan Himchan yang tidak melakukan
protes apa pun terhadap keputusan Bomi tidak duduk di kursi kosong, tepat di
samping Himchan.
“Youngjae
kocak banget sih mukanya pas liat Eun Ji,” ujar Daehyun saat Naeun sudah duduk
di sampingnya.
“Apa
lagi aku, Dae. Jelas banget liat wajah Youngjae. Tuh anak udah bener-bener
jatuh cinta sama Eun Ji aku rasa,” sahut Naeun yang secara tidak langsung ikut
membenarkan perkataan Daehyun.
“Mereka
serasi ya?” gumam Hayoung saat menyaksikan Youngjae memasangkan cincin ke jari
manis Eun Ji. Tapi tidak ada yang tahu jika diam-diam mata Hayoung mengawasi
Zelo yang masih sibuk memotret.
“Aku
juga bakal bilang begitu kalau nggak tahu apa yang terjadi sama mereka sebelum
ini.”
Hayoung
menatap Naeun penuh minat. Jelas saja ia tidak tahu apa-apa tentang Eun Ji dan
Youngjae. Keberadaannya di sana juga bisa dibilang karena ajakan Zelo yang kini
justru mengabaikannya. Dan atas permintaan Jongup juga. Hayoung sendiri juga
baru mengetahui kebenaran hubungan antara Jongup dan Himchan saat pernikahan kakaknya,
Chorong.
Jongup
yang duduk bersebelahan dengan Hayoung ikut berujar, “Cintanya Mas Youngjae dulu
pernah ditolak sama Mba Naeun,” lanjutnya hingga terdengar kekehan kecil dari
bibir Jongup yang melihat ekspresi kesal dari Daehyun.
Daehyun
meletakkan tangan kirinya di belakang pundak Naeun untuk memukul belakang
kepala adiknya itu yang duduk di samping Naeun. Daehyun dan Jongup duduk
mengapit Naeun. “Tolong jangan bahas itu lagi ya adikku sayang,” desis Daehyun
dengan nada kesal namun ia harus menyembunyikan kekesalannya itu. Sementara
Naeun hanya terkekeh dibuatnya.
Yongguk
tampak berdiri. Tidak lupa ia menggandeng tangan Chorong sambil mengajak
adik-adiknya juga, “Ayo kita beri selamat pada Youngjae.”
Setelah
Yongguk melangkah, Himchan juga berdiri tanpa mengatakan apapun. Tampak sibuk
dengan dunianya sendiri. Melupakan Bomi yang bahkan sama sekali tidak ia
lepaskan saat berada di pernikahan Yongguk. Berbeda dengan hari ini. Dan
akhirnya Hayounglah yang berinisiatif mengajak Bomi untuk menyusul.
Jongup
berjalan paling akhir karena ia lebih tertarik menghampiri Zelo terlebih
dahulu. Bukan hanya karena Zelo, tapi karena ia melihat kehadiran Sungjae di
sana. Berbincang dengan Zelo.
“Sungjae?
Lo di sini juga?”
Sungjae
memeluk Jongup singkat, kemudian berkata, “Gantiin Bang Eunkwang, nih. Dia lagi
persiapan mau lamaran soalnya. Dan bagus deh kalau gue ketemu lo di sini juga.”
“Waaah,
berarti ada harapan buat ngelamar Mba Bomi dong, ya?” seru Jongup sedikit
heboh. Membuat Yongguk yang mendengar, sontak menghentikan langkah.
Tentu Jongup sengaja
melakukan hal itu. Kemudian saat menoleh, ia mendapati Yongguk melemparinya
tatapan tajam. Seolah menegur Jongup atas ucapannya pada Sungjae tadi. Padahal
yang sebenarnya bukan seperti apa yang dipikirkan Yongguk. Jongup lalu memberi
isyarat dengan melirikkan matanya ke arah Himchan yang tetap berjalan lurus
seorang diri. Yongguk hanya bernapas lega karena maksud Jongup adalah untuk
Himchan. Tentu Yongguk sangat menyetujui ide liar Jongup tersebut.
***
Doojoon
dan Junhyung berada di dalam sebuah ruangan yang hanya berisi meja dan
sofa-sofa besar. Saat pintu terbuka, keduanya sontak menegak. Hyuna muncul
bersama seorang wanita yang ia bawa dengan sedikit paksaan. G.Na.
“Semua
harus diselesaikan sekarang juga. Anak-anak kamu udah nunggu lama untuk hari
ini, G.Na.”
Doojoon
sudah berdiri dengan tatapan lurus ke arah G.Na. Pria itu rasanya sudah ingin
berlari dan membawa G.Na masuk ke dalam pelukannya. Tapi tatapan dingin wanita
itu membuat Doojoon membatalkan semua keinginannya. Dan perasaan bersalah yang
menggantikannya.
“Kita
bicara. Tapi kamu tetap di sana!” desis G.Na yang memang sudah menyadari
keberadaan bahkan gelagat aneh yang akan dilakukan Doojoon.
Usaha
Hyuna dan Junhyung ternyata tidak sia-sia. Mereka memang ingin menyelesaikan
kesalahpahaman antara G.Na dan Doojoon. Tapi terhalang karena selama ini
Junhyung tidak tahu jika G.Na menjadi perawat di rumah sakitnya selama beberapa
tahun terakhir. Dulu G.Na sempat menghilang.Dan kejadian antara Eun Ji dan
Youngjae pun menjadi celah untuk mempertemukan G.Na dengan Doojoon. Hyuna duduk
mendampingi G.Na. Sementara Junhyung dan Doojoon duduk berseberangan dengan
sebuah meja membatasi mereka.
“Entah
apa yang membuat Hyunseung tidak pernah menceritakan jika ia memiliki seorang
adik laki-laki yang tinggal dengan Ibunya. Aku juga hanya pernah bertemu dengan
Ibunya Hyunseung beberapa kali. Selama beberapa tahun, aku dan Hyunseung hidup
bahagia dengan lima anak laki-laki kami. Kemudian Doojoon datang.”
G.Na
sempat menghela napas sesaat di tengah-tengah ia bercerita. Namun air mata
wanita itu tetap tidak bisa terbendung lagi. Buru-buru G.Na menyekanya sebelum
kembali bercerita. Sementara Doojoon sendiri hanya mampu mengepalkan tangannya
tanpa bisa berbuat apa-apa lagi.
“Jujur
aku memang masih menyimpan rasa dengan Doojoon kala itu. Dan tidak menyangka
jika pertemuan kami hingga membawa aku hamil Junhong. Lalu semua terbongkar.
Hyunseung mengetahui apa yang tidak kuketahui. Junhong ternyata bukan anak
kandung Hyunseung. Itu juga alasan Hyunseung akhirnya meninggalkanku. Pergi
hanya dengan membawa Youngjae hingga membuatku mengabaikan keberadaan
anak-anakku yang lain.”
“Tapi
jangan pernah berpikir aku tidak berusaha untuk mencarimu.” Doojoon akhirnya
tidak sabar untuk bersuara.
G.Na
menatap Doojoon, datar. “Oh, terima kasih. Dan memang aku yang menghindar.”
G.Na memutuskan kontak terhadap Doojoon. Matanya yang masih basah, kini semakin
tidak bisa menahan air matanya yang lain untuk mengalir. “Aku hanya tidak tahu
apa yang harus aku lakukan setelah Hyunseung pergi. Berharap Hyunseung tidak
melakukan hal yang sama terhadap anak-anakku yang lain. Membawa pergi
bersamanya.”
“Hyunseung
memang hanya sempat membawa Youngjae yang sedang di rawat di rumah sakit.
Kekhawatiran G.Na memang beralasan karena aku yakin Hyunseung memang akan
membawa pergi satu-persatu anaknya. Tapi tepat di hari yang sama, Hyunseung dan
Youngjae mengalami kecelakaan. Aku juga berada di rumah sakit tersebut karena
Zelo sedang sakit.”
Kini
giliran Doojoon yang bercerita dengan pandangan kosong. Ia juga serba salah
saat itu.
“Tadinya
kupikir setelah membawa Zelo, semua masalah selesai. Karena tentu saja aku
tidak ingin merusak rumah tangga G.Na. Tapi ternyata semuanya diluar dugaan.
Nyawa Hyunseung tidak tertolong, dan dia hanya sempat menitipkan Youngjae
padaku. Maaf, karena tidak langsung mencarimu waktu itu. Semuanya berlalu
begitu cepat. Dan G.Na sudah terlanjur pergi entah ke mana.”
Tangis
G.Na semakin pecah setelah mengetahui jika Hyunseung ternyata sudah tiada
selama ini. Dan tidak hanya G.Na, ruangan tersebut ternyata tepat bersebelahan
dengan ruang ganti untuk Youngjae. Ada celah sebesar pintu yang hanya tertutup
tirai dan memungkinkan semuanya terdengar jelas.
Di sana Youngjae tidak
sendiri, tapi bersama semua saudara laki-lakinya. Zelo bahkan sudah
menenggelamkan wajahnya ke telapak tangan dan terisak di sana. Jongup juga
sudah berurai air mata di salah satu sudut ruangan di temani Daehyun yang sibuk
menenangkan adiknya meski ia sendiri juga sudah sempat menangis.
Yongguk
berdiri di samping Youngjae yang duduk di kursi dengan tangan yang ia letakkan
di atas pundak adiknya yang baru ia temui selama ini. Mata keduanya juga tampak
memerah karena menahan tangis. Sementara Himchan duduk diam di samping Zelo.
Mata guru tampan itu sama merahnya seperti Yongguk dan Youngjae. Tapi ia masih
bisa menahan tangisannya.
“Maafin
Papa saya, Pak.”
Himchan
menoleh. Panggilan formal tersebut memang masih digunakan Zelo pada Himchan. Ia
belum bisa seperti Jongup yang bersikap professional terhadap Himchan saat di
rumah maupun saat di sekolah. Zelo menunjukkan wajahnya yang sudah basah karena
air mata. Melihat itu, Himchan memeluk Zelo. Membiarkan adik bungsunya itu
membasahi kemeja Himchan.
“Semua memang sudah sangat terlambat untuk
diperbaiki. Jadi aku hanya bisa bertanya, apa maumu sekarang Choi G.Na?”
Suara
berat Doojoon kembali terdengar hingga ruangan Youngjae dan yang lainnya
berada. Mereka menunggu dengan gusar jawaban G.Na. wanita itu cukup mengulur
waktu untuk menjawab.
“Kembalikan Youngjae padaku, dan kamu bisa
pergi. Aku tidak akan mengganggumu dengan cara apapun.”
Zelo tampak melepaskan
dengan paksa pelukan Himchan dari tubuh tingginya. Jongup ikut bangkit saat
dilihatnya Zelo sudah berdiri. Bahkan sudah ingin menerobos tirai dengan tidak
sabar. Namun Himchan masih berusaha menghalanginya.
“Zel!”
Youngjae ikut menangkap salah satu tangan Zelo.
***
Nanti
gue kirimin alamat website. Lo tinggal isi data diri aja untuk pemesanan tiket.
Kalau udah, lo kabarin gue lagi. ~Peniel~
Eun Ji menatap nanar layar ponselnya. Tidak bisa
berkonsenterasi dengan kejadian yang terjadi di ruangan sebelah. Tempat G.Na,
Doojoon, Junhyung dan Hyuna saat ini, tepat berada di antara ruangan Youngjae
dan Eun Ji. Sama seperti ruangan Youngjae, tempat Eun Ji berada bersama Naeun,
Chorong, Hayoung, Namjoo dan Bomi juga memiliki tirai yang menjadi pembatas
ruangan.
Eun
Ji sendiri juga sudah berganti pakaian karena setelah ini akan berlangsung
resepsi pernikahannya dengan Youngjae. Di ruangan itu Chorong dan Bomi saling
berangkulan. Tentu saja Bomi yang sudah sangat berurai air mata. Ia sudah
menganggap keluarga G.Na seperti keluarganya sendiri. Sejak kecil Bomi sudah
hidup di tengah-tengah keluarga G.Na.
“Semua memang sudah sangat terlambat untuk
diperbaiki. Jadi aku hanya bisa bertanya, apa maumu sekarang Choi G.Na?”
“Kembalikan Youngjae padaku, dan kamu bisa
pergi. Aku tidak akan mengganggumu dengan cara apapun.”
Para
gadis di ruangan itu ikut terkejut dengan pernyataan G.Na. Termasuk Namjoo yang
memang tidak terlalu tahu apa-apa tentang semua yang sedang terjadi saat itu.
“Bagaimana
nasib Zelo?” bisik Hayoung dengan nada khawatir.
Naeun
yang duduk disebelahnya, mengusap-usap pundak Hayoung. Sampai akhirnya, Ilhoon
yang tidak tahu apa-apa tampak memasuki ruangan. Ia dibuat bingung dengan
pemandangan yang ada. Suasana tegang yang mendominasi.
“Aku
pikir ini ruangannya Mas Youngjae. Tapi kakak udah siap juga, kan?” Ilhoon
menatap lurus ke arah Eun Ji yang berada di dalam ruangan.
“Bentar
lagi, Hoon. Gue telepon Youngjae dulu. Kamu urusin yang lain lagi aja.”
Tanpa
merespon apa-apa, Ilhoon menuruti ucapan Eun Ji yang secara tidak langsung
menyuruhnya untuk meninggalkan ruangan itu.
***
“Ibu
nggak menginginkan gue, Mas! Sekarang apa lagi? Apa kalian juga bakal ninggalin
gue sendirian? Sedangkan kalian masih bisa bersama-sama. Bahkan Mas Youngjae
juga kembali sama kalian. Apa karena ayah kita berbeda? Makanya Ibu juga memperlakukan
gue seperti ini?” Zelo berteriak-teriak, meluapkan amarahnya mendengar ucapan
G.Na yang tentu sukses menyakiti hatinya.
Jongup
menyeka matanya dengan sedikit kasar. Tanpa ada yang bisa mencegah, ia
menerobos tirai. Membuat keterkejutan bagi pada orang tua yang ada di sana.
Karena sebenarnya mereka memang menunggu G.Na untuk berujar lagi, tapi wanita
itu tetap pada pendiriannya yang hanya ingin mengambil Youngjae kembali ke
pelukannya. Tanpa Zelo.
“Apa
Ibu akan meninggalkan Zelo? Memisahkan kami?” Jongup menatap Ibunya penuh
permohonan.
G.Na
mengitari sofa untuk menghampiri ke enam putranya. Yongguk juga tampak
melangkah lalu jatuh berlutut di hadapan G.Na. Tanpa mengurangi rasa hormat,
tentu pemuda itu ingin G.Na menarik ucapannya. Ia baru dipertemukan kembali
dengan dua adiknya. Dulu bahkan Yongguk belum pernah melihat bayi Zelo.
“Keluarga
kita baru lengkap. Youngjae dan Junhong yang Ibu cari selama ini telah kembali.
Apa itu tidak bisa untuk selamanya?” tanya Yongguk yang kemudian menatap
Doojoon dikejauhan sambil menunggu respon G.Na.
Youngjae dan Himchan
bahkan sudah mengikuti jejak Yongguk, berlutut di hadapan G.Na. Disusul Daehyun
kemudian. Jongup justru terlihat menyingkir, sedikit merapat bahkan sempat
menghadap ke tembok. Tidak jauh dari sana, Zelo masih berdiri dengan matanya
yang basah, menatap hampa ke arah G.Na.
Doojoon
yang memang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, menjatuhkan tatapannya pada
Youngjae. Di saat yang bersamaan Youngjae juga menatap penuh harap pada Doojoon.
Namun pria itu hanya mampu mengangkat bahunya, pasrah. Gerakan mata Doojoon
mengisyaratkan jika ia menyerahkan semua keputusan pada G.Na.
Youngjae
menghembuskan napasnya yang terdengar sedikit berat. Ia kemudian mengajak
Yongguk dan Himchan yang berada tepat di kedua sisinya untuk sama-sama berdiri.
Secara tidak langsung, Himchan juga mengajak Daehyun untuk berdiri.
“Kalau
memang Ibu tidak bisa membawa Zelo, biar aku yang tetap tinggal. Aku nggak mau
ngeliat Zelo sendirian.”
Mendengar
ucapan Youngjae, air mata G.Na kembali menetes. Rasa bersalahnya pada Zelo
berlipat ganda. “Maaf Junhong. Ibu yang salah.”
Zelo
hanya tersenyum getir dan tidak bergerak dari tempatnya berada. Namun Youngjae
tetap mengarahkan tatapannya pada Zelo hingga pemuda itu tersadar. Dan benar,
Zelo akhirnya menyadari tatapan Youngjae. Tidak sepantasnya ia membalas
perlakuan G.Na. Meski hanya lewat pandangan mata, Zelo tampak menurut dan
mengalah. Ia bahkan yang lebih dulu menghampiri G.Na untuk memeluknya, penuh
rasa bersalah.
Youngjae
merasakan ponselnya bergetar di tengah-tengah suasana haru tersebut. Dari Eun
Ji. Pemuda itu sedikit menyingkir, seakan bertukar tempat dengan Jongup.
“Apa kalian udah selesai?”
Youngjae
tidak menjawab pertanyaan Eun Ji karena suara gadis itu terasa sangat dekat.
Lalu kemudian, mata Youngjae menangkap sebuah tirai di sisi lain ruangan
tersebut. Ia pun berjalan dengan langkah lebarnya ke arah tirai tersebut. Tanpa
pikir panjang, Youngjae menyingkap tirai dan mendapati Eun Ji berdiri di sana. Masih
dengan posisi ponsel menempel di telinganya.
Eun
Ji melangkah ke luar tirai dengan bantuan Youngjae yang menyingkap tirai lebih
lebar lagi. Bukan hanya untuk Eun Ji, namun Youngjae masih melakukan hal yang
sama kepada para gadis yang menyusul Eun Ji ke luar dari ruangan tersebut.
Berkumpul dengan yang lainnya.
Eun
Ji dan Youngjae masih bertahan di sana. Sisa-sisa air mata di mata Youngjae
masih terlihat. Bahkan ada yang sempat kembali mengalir. Youngjae sudah ingin
mengangkat tangan, namun Eun Ji lebih cepat menghalanginya.
“Tangan
lo kotor, Jae.” Eun Ji lalu memberikan selembar tissue pada pemuda yang sudah
resmi menjadi suaminya tersebut.
Eun
Ji melihat tangan kiri Youngjae yang hanya sedang menggenggam ponsel. Cewek itu
mengambil ponsel Youngjae lalu menggantikannya dengan mengaitkan jari-jari
tangannya di sana. Menggenggam erat tangan Youngjae seolah menandakan ia juga
berada di sana merasakan kesedihan dan bahagia luar biasa seperti yang
dirasakan Youngjae saat ini. Mereka kemudian bertatapan tanpa berkata apa-apa.
Selanjutnya,
Eun Ji dan Youngjae harus menemui para tamu undangan yang sudah hadir di
resepsi pernihakannya tersebut. Mereka melangkah penuh senyum menuju pelaminan.
Tangan Eun Ji juga sudah seperti tidak bisa melepaskan Youngjae.
Kejadian
beberapa saat lalu seperti sudah terlupakan. Zelo juga sudah kembali ceria
dengan kamera di tangannya. Bergantian Zelo memotret anggota keluarga barunya.
Terkadang bahkan ia mengajak Jongup dan Hayoung atau dengan yang lainnya untuk
melakukan self camera. Tertawa tanpa
henti. Lalu Yongguk tampak meminta Zelo untuk mengabadikan gambarnya bersama
Chorong.
Tidak
ingin ketinggalan, Daehyun dan Naeun juga ingin difoto bersama. Zelo juga
sempat memberi petunjuk pada Jongup karena tentu ia juga ingin menjadi objek
foto. Tidak lupa Zelo memaksa Hayoung untuk berfoto bersama dengan gaya remaja
yang mereka miliki.
Merasa
cukup puas, Zelo kembali merebut kamera kesayangannya. Selanjutnya, ia
mengarahkan lensa kamera kepada Jongup. Dengan bantuan Hayoung yang sedikit
memaksa Namjoo untuk berdiri lebih dekat dengan Jongup. Namjoo dan Jongup hanya
saling melempar tatapan. Namun itu justru membuat Zelo merasa sangat puas
dengan hasil tangkapannya.
“Waah,
siapa lagi nih yang belum foto?” ujar Zelo penuh semangat.
Jongup
mengedarkan pandangannya. Dan lagi-lagi berhadapan langsung dengan Yongguk.
Tapi kontak batin keduanya seakan sudah sangat kuat. Target mereka tentu saja
Himchan. Yongguk dengan sengaja mengajak Chorong untuk menjauhi Himchan yang
sedang mengobrol bersamanya. Jongup sendiri langsung melesat ke samping Bomi.
Jongup bahkan sudah menggamit lengan Bomi dan memaksa gadis itu mengikutinya.
“Zelo!”
seru Jongup. Saat Zelo menyadari posisinya, Jongup menunjuk-nunjuk ke arah Bomi
dan Himchan secara bergantian.
“Jong!”
desis Bomi yang akhirnya menyadari kejahilan Jongup.
Dan Jongup memang
benar-benar jahil. Ia tidak segan-segan mendorong tubuh Bomi ke arah Himchan.
Tentu Himchan dengan sigap menangkap tubuh ramping Bomi. Adegan yang lebih
spektakuler dibandingkan milik Jongup-Namjoo pun terjadi. Himchan dengan posisi
setengah memeluk Bomi dan saling bertatapan.
Setelah
melihat hasil karya Zelo, Jongup melakukan high
five dengan adiknya itu. Rencana
mereka memang sukses berat. Yongguk, Daehyun beserta pasangan merekapun ikut
senang melihat Himchan dikerjai dua adiknya tersebut. Cepat-cepat Jongup
mengajak Zelo menyingkir dari sana sebelum Himchan menunjukkan amarahnya.
Di
sisi lain, Namjoo terlihat bernapas lega. Ia sendiri juga belum mengetahui
maksud perasaannya sendiri. Namjoo melihat dengan jelas saat Jongup berbicara
dengan Sungjae dan mengatakan ada peluang untuk melamar Bomi. Ternyata maksud
Jongup adalah untuk Himchan. Ia hanya merasa nyaman kenal dengan Jongup. Dan
rasanya ingin tetap sama seperti ini, tidak ada yang berubah. Tentu setelah
Youngjae sudah dimiliki gadis lain. Namjoo menatap hampa namun ia tetap bahagia
melihat Youngjae bersanding dengan Eun Ji.
***
Kita
berangkat hari Kamis. Penerbangan jam 2 siang. Jam 11 gue tunggu di studio.
Eun Ji tidak segera merespon pesan dari Peniel
tersebut karena merasakan tangan Youngjae seperti memanggilnya. Malam itu
Peniel tidak hadir karena masih sibuk mengurusi acara yang akan mereka jalani
beberapa hari lagi.
“Iya,
Jae.”
“Kenalin,
ini sahabat gue dari kecil. Namanya Gikwang.”
Eun
Ji melebarkan matanya menatap pemuda dihadapannya. Bahkan suara Youngjae tadi
seperti tidak menembus gendang telinganya. Tanpa harus diperkenalkan, ia sudah
mengenal pemuda itu dengan jelas.
Pemuda
bernama Gikwang itu tak kalah terkejutnya seperti Eun Ji. Namun ia menghargai
posisi Youngjae di sana. Gikwang berusaha tidak menunjukkan kenyataan antara dirinya
dan Eun Ji dengan mengulurkan tangan. Seolah mereka memang belum saling kenal.
“Senang
berkenalan dengan kamu,” ujar Gikwang.
Eun
Ji tidak langsung begitu saja membalas uluran tangan Youngjae.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar