Author :
Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast : B.A.P (Yongguk, Himchan, Daehyun,
Youngjae,
Jongup, Zelo [Junhong])
Support cast :
A-Pink (Chorong, Bomi, Naeun, Eun Ji, Namjoo,
Hayoung), G.Na (Soloist), B2ST (Doojoon),
BtoB
Genre
: romance, family,
brothership
Length : chapter
***
Flashback…
Chorong
menyodorkan selembar kertas yang terdapat bekas lipatan ke hadapan Eun Ji. Sebuah
desain gaun pengantin. Eun Ji yang sangat mengenali gambar itu sebagai salah
satu desainnya, tentu saja langsung menyambarnya.
“Mba
dapet ini dari mana?” desak Eun Ji.
Chorong
tak langsung menjawab. Matanya menatap Eun Ji namun dengan pandangan kosong. “Dari
Namjoo. Kalau bisa, aku ingin yang itu saja. Jadi kita nggak perlu buang waktu
lebih banyak.”
Eun
Ji sedikit melebarkan matanya. “Tapi…” Eun Ji menahan diri untuk mengatakan
sesuatu. “Ini gaun pernikahan impian Namjoo,” gumam Eun Ji dengan suara pelan.
“Kamu
cuma perlu ngukur badanku. Setelah itu, kita selesai.”
Chorong
tampak berdiri, kemudian Eun Ji mengikuti wanita itu dan memulai pekerjaannya.
Eun Ji melakukan pekerjaannya dalam diam karena Chorong yang memulai suasana
dingin tersebut. Dan setelah semuanya selesai, tanpa diduga Chorong menjatuhkan
tubuhnya ke atas sofa lalu menangis di sana.
Eun
Ji yang panic melihatnya, langsung memeluk Chorong. “Mba kenapa?”
“Kenapa
harus Changsub! Kenapa bukan Yongguk!”
Mendengar
saura pilu Chorong yang bercampur tangis, Eun Ji semakin mengeratkan
pelukannya. “Cowok tadi bukan seseorang yang kamu cintai?” tanya Eun Ji meski
sebenarnya ia tidak ingin terkesan ikut campur dengan masalah Chorong.
Perlahan
Chorong menjauhkan tubuhnya. Eun Ji langsung menyodorkan tempat tissue ke
hadapan Chorong. “Dikeluargaku, jika seorang perempuan belum menikah sampai
usia 25 tahun, dia akan langsung dijodohkan. Aku memaksa Yongguk untuk
menikahiku bukan karena egoku sendiri. Tapi karena keadaan. Jika tidak seperti
ini, aku akan tetap menunggu Yongguk.”
Eun
Ji menggenggam ke dua tangan Chorong. “Maaf, boleh aku tau kenapa kekasihmu
nggak mau kalian segera menikah?”
“Yongguk
udah nggak punya ayah. Dan dia punya tiga orang adik. Ibunya menjadi kurang
perhatian pada mereka karena frustasi pernah kehilangan dua orang anaknya.”
“Mirip cerita Daehyun,” gumam Eun Ji
dalam hati.
“Boleh
aku minta tolong kamu?”
Eun
Ji mengangguk cepat. “Kalo bisa, pasti aku bantu.”
“Tolong
temuin Yongguk. Dan sampein rasa maaf aku sebesar-besarnya. Karena… nggak bisa
menjadi kekasih yang baik buat dia. Aku bahkan akan menikah dengan cowok lain.”
Chorong kembali terisak di sana. “Aku juga nggak akan sanggup kalo harus
ngomong langsung ke Yongguk.”
Flashback end…
Yongguk
tampak mencengkeram gelasnya. Ia kini duduk berhadapan dengan Eun Ji di sebuah
café. Eun Ji yang memang sengaja menemui Yongguk di Bank.
“Mba
Chorong nggak mau ngasih Mas Yongguk undangan. Karena dia nggak mau Mas ngeliat
kesedihannya,” ujar Eun Ji.
Yongguk
terdengar menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia juga sempat memejamkan mata
untuk mengendalikan perasaannya. “Harusnya Chorong mengatakan hal itu dari
awal.”
***
Sore
itu, Himchan tampak sibuk dengan lembaran-lembaran tugas anak didiknya. Ia
lebih suka menyelesaikan semuanya di rumah dari pada harus berlama-lama di
sekolah. Himchan yang memilih ruang tamu untuk bekerja, sesekali melempar
tatapannya ke luar jendela rumah yang bisa melihat langsung ke arah rumah Bomi.
Merasa
tidak ada tanda-tanda kehadiran atau aktivitas apapun yang dilakukan pemilik
rumah itu, Himchan kembali sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa saat kemudian,
Himchan menerima sebuah pesan dari salah satu pacarnya, Gayoon.
Nanti malem temenin aku jalan. Kita makan
di resto.
Himchan
tampak mendengus membaca kalimat tersebut. “Padahal Bomi aja sering ke luar
sama Jongup. Tapi mereka cuma beli wedang ronde aja, tuh.”
Aku masih sibuk ngurusin nilai
murid-muridku.
Himchan
membalas cepat pesan dari kekasihnya tersebut. Namun baru beberapa saat
pesannya terkirim, sudah ada pesan lain yang masuk. Kali ini dari kekasihnya
yang lain. Yookyung. Dengan isi yang nggak jauh berbeda seperti Gayoon tadi.
Dan jawaban Himchan pun sama.
Guru
muda itu langsung menyingkirkan ponselnya jauh-jauh agar tidak terlalu
mengganggunya. Himchan sempat menyesap kopinya yang sudah disediakan oleh
Jongup tadi. Namun belum sempat ia menyentuh kertas tugas muridnya lagi, suara
seseorang sudah menginterupsinya kembali.
“Assalamu’alaikum…
Daehyun!” teriak seseorang dari luar.
“Bomi
ngapain pake teriak segala, sih! Biasanya juga langsung nyelonong masuk,” cibir
Himchan mengenai kebiasaan Bomi. Namun harusnya ia sadar, Bomi hampir selalu
meneriaki namanya meski yang sebenarnya ingin ia temui bukanlah Himchan.
“Daeh….”
Ucapan cewek itu terpotong karena mendapati Himchan membuka pintu utama rumah
tersebut. “Hmm… Mas Himchan, ya?” tebak cewek itu yang ternyata adalah Naeun.
Himchan
menatap datar ke tempat Naeun berada. “Oh, iya. Kamu cari Daehyun?” tanyanya
basa-basi karena tebakannya kali ini salah. Cewek itu bukan Bomi seperti apa
yang ia pikirkan tadi. Himchan juga sudah membukakan pagar untuk Naeun. “Saya
panggilin Daehyun dulu, ya.”
Naeun
hanya mengangguk menanggapi ucapan Himchan tadi.
***
“Hah!
Mas Himchan!” pekik Jongup yang terkejut dengan kehadiran kakaknya di kelab
tersebut. Ia yang ingin mengantarkan pesanan pelanggan, langsung kembali
melesat masuk ke dalam. Jongup mendapati Himchan di meja bar.
“Mas
Himchan ngapain di sini? Bisa ‘abis’ gue kalo ampe ketauan terus dilaporin Mas
Yongguk,” gumam Jongup yang tampak
mengintip Himchan dari balik tembok.
Jongup
melebarkan pandangan ke sekitar. Dan tatapannya jatuh pada salah satu pelayan
di sana juga. “Tolong gantiin gue dulu dong sebentar. Gue mules banget, nih.”
Jongup memulai aksinya sambil memegangi perut seolah mengalami sembelit.
“Oh,
iya.”
Setelah
baki di tangannya berpindah, Jongup diam-diam tersenyum. Namun ia kembali
gelisah karena Himchan masih berada di sana. Jongup tidak mungkin bertahan di
dalam karena ia harus bekerja. Tapi resikonya kemungkinan besar Jongup akan
bertemu Himchan.
“Lho,
Jong! Masih di sini?”
Jongup
menoleh cepat dan mendapati Ilhoon di sana. Ilhoon belum sepenuhnya menyadari
kepanikan Jongup karena ia sedang sibuk membereskan pakaiannya.
“Bukannya
lo udah nggak ada hutang sama orang yang kameranya lo rusakin itu?” Ilhoon
menatap Jongup intens. Ucapannya nggak salah karena Jongup masih mengenakan
seragam pelayan di sana. Terlebih Jongup juga menceritakan masalahnya pada
Ilhoon.
Mendengar
itu, Jongup menunduk memastikan pakaiannya. Ia lalu tersenyum sampai
menunjukkan deretan giginya. Sementara satu tangannya mengusap tengguk, gugup.
***
Aku lagi nemenin mama belanja.
Himchan
tersenyum pahit membaca pesan balasan dari Gayoon. Padahal saat ini gadis itu
sedang berada di tempat yang sama dengan Himchan. Saat melirik ke samping,
cowok menemukan salah satu pacarnya bersama dengan pemuda lain. Hanya berdua
dan sedang asik bermeseraan.
Himchan
menenggak sampai habis soft drink-nya.
Setelah itu ia bangkit dan berjalan ke tempat Gayoon berada. Tanpa ada
basa-basi apapun, Himchan meraih leher Gayoon dan mendaratkan bibirnya tepat di
bibir cewek itu. Gayoon sendiri hanya mampu melebarkan mata karena terlalu
terkejut mendapati perlakuan seperti itu. Namun karena yang melakukan adalah
Himchan, tentu saja Gayoon tidak mungkin menolaknya karena ia juga sudah
menyadari siapa cowok itu.
“Heh!
Apa-apaan lo berdua!” seru cowok yang bersama Gayoon tadi. Ia berusaha
menjauhkan tubuh Himchan dari Gayoon. Namun ke duanya seakan tidak ingin
melepaskan ciuman panas mereka.
Wajah
Gayoon mulai memerah menerima perlakuan Himchan yang memang sudah sangat ia
harapkan sejak lama. Namun Himchan yang hampir selalu menolaknya.
Himchan
mengakhiri ciumannya. Ia menyeka bibirnya dengan tangan sambil terus menatap
Gayoon yang sudah tersipu malu.
Sementara
beberapa meter dari sana, ternyata Jongup juga menyaksikan aksi nekat Himchan
yang mencium seorang cewek di depan umum. Jongup bahkan sampai menutupi matanya
dengan ke dua tangan. “Aduh. Mata gue tercemar.”
Ilhoon
yang ternyata berdiri tepat di samping Jongup, hanya terkekeh mendengar ucapan
temannya itu. “Emang selama ini lo nggak pernah liat orang ciuman?”
Jongup
melirik Ilhoon dari sela-sela jarinya. “Pernah. Tapi bukan abang gue sendiri,
Hoon!”
Mendengar
itu, Ilhoon melebarkan matanya. Tentu saja terkejut dengan pengakuan Jongup.
“Aku
nggak nyangka kamu mau melakukan ini sama aku,” ujar Gayoon masih dengan nada
malu-malu.
“Sayang…!”
seru cowok bersama Gayoon tadi yang kesal karena diabaikan Gayoon dan Himchan.
Himchan
sendiri masih senantiasa menyunggingkan senyumannya. Seakan ia juga
menginginkan hal tersebut. “Karena aku ingin ada perubahan dihubungan kita.”
Ucapan Himchan membuat Gayoon semakin merasa di atas angin. “Dari pacar
menjadi…”
Cowok
tadi menarik kerah pakaian Himchan. “Lo nggak bisa ngelamar cewek orang
sembarangan!” protesnya.
“Kamu
mau ngelamar aku?” desak Gayoon dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi.
Himchan
sama sekali nggak terganggu dengan perlakuan cowok tadi. Ia hanya sempat
menyingkirkan tangan cowok itu tanpa menatapnya. “Gue mau perubahan hubungan
kita. Dari pacar menjadi…” Himchan sengaja mengulur waktu untuk membuat Gayoon
seakan terbang melayang. “MANTAN PACAR! Gue mau kita putus!” tegasnya. Dan
tanpa menunggu respon apapun lagi dari Gayoon, Himchan bergegas balik badan
lalu meninggalkan Gayoon bersama cowok itu.
“Himchan
tunggu!” jerit Gayoon. Namun Himchan sengaja tak mendengarnya.
Melihat
kakaknya pergi, Jongup juga langsung balik badan. “Gue harus nemuin bang
Minhyuk dulu,” ujarnya pada Ilhoon.
***
“Namanya
Youngjae. Dia temen sekolahnya Bomi dan Eun Ji juga. Dan setau gue, dia suka
sama Naeun.”
Mendengar
ada yang menyebut namanya, Youngjae menghentikan langkah. Cowok itu kini berada
di parkiran kelab malam milik Minhyuk. Dan tujuannya datang ke sana memang
ingin mengetahui tentang Minhyuk. Namun tak disangka, Minhyuk justru juga
tengah membicarakannya bersama Eunkwang.
“Bisa
cari tau tentang dia? Rumahnya mungkin. Gue pengen ketemu dan kasih perhitungan
ke tuh anak,” seru Minhyuk dengan penuh kilatan kebencian atas Youngjae. Tentu
saja karena Minhyuk merasa Youngjae akan membantu Daehyun menjauhinya dari Eun
Ji.
“Nggak
perlu susah-susah. Gue ada di sini sekarang.” Tanpa diduga, Youngjae justru
menampakkan dirinya dihadapan Minhyuk dan Eunkwang.
Minhyuk
yang sedang duduk di ujung kap mobilnya, langsung menegakkan tubuh saat melihat
sosok yang dianggap mengganggu kedekatannya dengan Eun Ji. Ia bahkan sampai
mengepalkan tangannya. Sementara Youngjae tampak tak mengurangi irama
langkahnya. Meski ia sendiri sudah tahu kalau Minhyuk menguasai salah satu ilmu
bela diri. Dan ke duanya kini sudah berdiri saling berhadapan.
Tidak
butuh waktu lama untuk Minhyuk menghabisi Youngjae. Mereka juga tak luput jadi
tontonan orang-orang yang kebetulan melintas di sana. Eunkwang bahkan sudah
berusaha melerai mereka. Namun ia justru juga mendapat pukulan dari Minhyuk.
Hingga akhirnya, Youngjae sudah tidak mungkin melawan. Bahkan dari awal pun Youngjae
memang tak melakukan perlawanan.
“Lo
bakal dapet yang lebih parah dari itu kalau masih berani ngalangin gue
ngedeketin Eun Ji!” ancam Minhyuk serius. Ia yang melihat kunci mobil Youngjae
yang tergeletak di aspal, langsung saja merampasnya. “Gue bakal balikin mobil
lo, kalau Eun Ji bener-bener udah jadi milik gue!”
***
“Brengsek!”
pekik Himchan ketika sudah berada di luar kelab. Ia menjadi kesal sendiri.
Tujuan datang ke sana ingin menenangkan diri, cowok itu justru dikejutkan
dengan kelakuan kekasihnya sendiri. Kini Himchan mencoba menghubungi kekasihnya
yang lain. Yookyung.
Di
salah satu arah, ada seorang cewek mengenakan topi, kacamata dan masker yang
menutupi hampir seluruh wajahnya. Cewek itu melangkah mundur. Ia tidak
menyadari keberadaan Himchan. Begitu pula Himchan. Hingga akhirnya, punggung
mereka berbenturan. Cewek itu langsung diam seketika.
“Jalan
pake mata, dong!” seru Himchan dengan nada tinggi sampai membuat cewek itu
berbalik. Suasana hatinya kian memburuk.
“Maaf,
gue…. Loh? Mas Himchan kakaknya Daehyun, kan?” tanya cewek itu. Karena Himchan
menatapnya bingung, cewek itu akhirnya mau membuka masker. Ternyata itu Eun Ji.
“Berani-beraninya
dia ngedeketin Eun Ji!”
Belum
sempat Himchan merespon ucapan Eun Ji, suara seseorang sudah lebih dulu
terdengar di antara mereka. Minhyuk dan Eunkwang tampak melangkah mendekat. Dan
ketika melihat itu, Eun Ji langsung melingkarkan tangan ke pinggang Himchan dan
menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik guru muda tersebut. Tentu saja
tujuan Eun Ji melakukan itu adalah untuk menghindari Minhyuk mengetahui
keberadaannya. Dan beruntung pula Himchan tidak protes. Sementara Minhyuk
berhasil dikelabui cewek itu.
Setelah
di rasa aman, Eun Ji melepaskan diri. Dan tentu saja rasa bersalah kini
menghantuinya. “Mas Himchan. Maaf yang sebesar-besarnya. Aku ngelakuin itu
terpaksa biar nggak ketemu Minhyuk.”
“Gapapa,
kok.” Himchan berujar tanpa menatap Eun Ji. Karena ada sesuatu yang lebih
menarik perhatiannya saat itu. Beberapa meter di depan sana, seorang pemuda
tampak berjalan dengan sedikit pincang sambil bertumpu pada mobil-mobil yang
berjejer di sana.
“Jadi
dia alasan kamu mutusin aku.” Suara cempreng seseorang sukses membuat Himchan
dan Eun Ji menoleh ke belakang. Itu Gayoon. Ia masih mengejar Himchan. Dan tadi
ia datang tepat saat Eun Ji memeluk Himchan.
Kali
ini giliran Himchan yang merangkul Eun Ji. “Kalau emang bener, kamu mau apa?”
Dan kembali, tanpa menunggu Gayoon merespon, Himchan berbalik sambil membawa
serta Eun Ji untuk ikut pergi bersamanya. “Sekarang kita impas, kan?” bisik
Himchan.
Eun
Ji hanya mengangguk menanggapinya. Di sisi lain ia juga lega karena tidak
terlalu merasa bersalah pada Himchan. Dan selama beberapa langkah mereka masih
dalam posisi yang sama. Sampai akhirnya Himchan menghentikan langkah karena
pemuda yang ia lihat kini berada di hadapannya. Eun Ji yang berinisiatif
bergerak duluan untuk menghampiri cowok tersebut.
“Youngjae?”
seru Eun Ji.
Mendengar
nama yang cukup ‘sensitiv’ dikeluarganya itu, Himchan buru-buru menghampiri.
Cowok itu memang benar Youngjae. Namun bercak-bercak darah menghiasi wajahnya.
“Young,
lo kenapa?” tanya Eun Ji tanpa sanggup menatap Youngjae lama-lama. Ia sudah
membekap mulutnya menahan mual karena melihat darah. Itu menjadi salah satu
faktor terbesarnya sulit menjalani niat ayahnya yang ingin Eun Ji juga menjadi
seorang dokter.
“Bawa
ke rumah sakit,” seru Himchan.
***
Yongguk
tampak meregangkan tubuh-tubuhnya. Ia masih berada di kantor penerbit sampai malam. Di atas meja
kerjanya, terpampang foto Youngjae bersama Zelo yang ia buka melalui laptop. Diam-diam
Yongguk mengkopi foto-foto tersebut dari kartu memori yang sempat ia pinjam
dari Jongup.
“Belom
mau pulang, Yong?” sapa salah satu teman kerja Yongguk dari balik sekat
pembatas meja kerja mereka.
Yongguk
tersenyum tipis sambil menutup layar laptopnya. “Lagi mikir aja. Temennya
Jongup ada yang punya bakat fotografi. Dan gue pengen foto-fotonya dia dijadiin
kayak semacam foto book.”
Teman
Yongguk tadi tampak ikut berfikir. Sementara Yongguk sambil merapihkan beberapa
barang-barang kantor miliknya.
“Tergantung temanya juga, Yong.”
“Gue
rasa dia itu anak yang merindukan kasih sayang ibunya. Karena kebanyakan
foto-fotonya tentang ibu bersama anak.”
Cowok
tadi menepuk pundak Yongguk pelan. “Coba lo ajuin aja,” serunya karena ia juga
tampak sudah bersiap untuk pulang. “Gue duluan, ya?” pamitnya.
“Oke,”
jawab Yongguk, pendek. Tak lama kemudian, ia juga segera menyusul temannya
meninggalkan kantor.
Yongguk
meninggalkan parkiran kantornya menggunakan motor. Dan setelah beberapa meter,
Yongguk menghentikan motornya karena ada kerumunan yang sebenarnya berada di
seberang jalan. Yongguk langsung turun dari motornya dan justru menghampiri
sebuah mobil yang terparkir beberapa meter di depannya. “Mobilnya Hyunsik?”
***
“Pernikahan
kita cuma tinggal hitungan Minggu! Setelah itu lo bakal jadi milik gue!
Harusnya lo seneng bisa bareng-bareng sama gue!” seru Changsub dengan nada
tinggi. Sementara Chorong hanya bisa terisak di depannya. Cewek itu menolak
untuk diajak pergi dengan calon suaminya tersebut.
“Mba
Chorong!” teriak Hyunsik yang ternyata melihat kakaknya berada di pinggir jalan.
Ia datang dari arah seberang.
Changsub
seperti tidak mempedulikan kalau perlakuannya mengundang keingintahuan
orang-orang yang kebetulan berada di sana. cowok itu menatap malas ke arah
kedatangan Hyunsik. “Lo ngapain, sih?” Changsub tampak tak suka saat Hyunsik
ingin menyambar tangan Chorong. Ia bahkan sampai menyingkirkan tangan Chorong.
Hyunsik
sedikit mengabaikan keberadaan Changsub karena yang ia pedulikan hanya kondisi
Chorong. Kakaknya itu tampak cukup tersiksa bersama Changsub. Hyunsik sudah mengangkat
tangannya untuk menyentuh wajah Chorong, namun Changsub kembali menepisnya.
Hyunsik
yang sudah kesal dengan Changsub, tentu saja sudah mengantisipasi perilaku
Changsub. Dan dengan mudahnya Hyunsik menangkap tangan Changsub. Ia lalu
memukul wajah Changsub hingga cowok itu tersungkur.
“Hyunsik!”
jerit Chorong yang semakin histeris. Ia bahkan berusaha menahan tubuh Hyunsik
yang sudah ingin kembali menghajar Changsub.
Tentu
saja Changsub tidak terima dengan perlakuan Hyunsik. Ia ingin membalas perlakuan
Hyunsik. Dan akhirnya, perkelahian pun tak bisa terelakkan lagi. Bahkan jeritan
Chorong tidak bisa menghentikan keduanya.
Merasa
diabaikan, Chorong memilih menyingkir dari sana. Bersama sisa-sisa air matanya,
cewek itu menyeberangi jalan raya.
***
Zelo tampak tergesa-gesa menuju garasi rumahnya sambil
menggerutu, “Mas Youngjae ada-ada aja, sih. Ngapain pake berantem? Biasa juga
nggak pernah.”
Cowok tinggi itu membelah jalan raya dan memacu motornya dengan
kecepatan tinggi. Tentu saja Zelo sangat panik dengan berita tentang Youngjae.
Beberapa saat lalu Himchan yang menghubunginya menggunakan ponsel Youngjae.
Zelo yang mendadak sedikit kehilangan konsenterasinya, nyaris
saja menabrak seseorang. Chorong. Cewek itu sedang menyeberang jalan dan sama-sama
kurang waspada. Beruntung Zelo bisa menghindarinya. Lalu Hyunsik dan Changsub
tampak sempat mendorong tubuh Chorong.
Chorong terdorong cukup jauh. Tubuhnya jatuh tepat di dalam
pelukan seseorang yang berdiri dengan posisi tepat. Mata mereka kemudian bertemu
dan saling bertatapan cukup lama. Bahkan suara-suara teriakan orang-orang di
sana seakan tidak menembus gendang telinga mereka. Dan suara benturan yang
sangat keras yang akhirnya menyadarkan Chorong dan… Yongguk. Chorong sekuat
tenaga membalikkan badan.
“Hyunsik!” jeritnya melihat dua orang pemuda yang sudah
terkapar penuh darah di atas aspal. Salah satunya adalah Hyunsik. Dan tentu
saja Chorong lebih mengutamakan adiknya di bandingkan calon suami yang tidak
diharapkannya. Changsub. Pemuda itu juga menjadi korban tabrakan yang baru saja
terjadi. Tepat setelah tubuh Chorong bisa diselamatkan lebih dulu oleh ke dua
cowok tadi.
***
“Kak Eun Ji…!”
Eun Ji dan Himchan yang menunggu Youngjae di rumah sakit,
sama-sama menoleh saat mendengar suara Ilhoon menggema sampai ke ujung koridor
tempat mereka berada. Kemudian sosok Ilhoon datang mendekat.
“Kakak gapapa? Siapa yang sakit?” tanya Ilhoon. Cukup cemas
saat diminta menjemput kakaknya di rumah sakit. Belum lagi wajah Eun Ji yang
terlihat sedikit pucat. Ia juga sempat melirik ke tempat Himchan berada untuk
menuntut penjelasan.
Himchan sendiri nggak langsung menjawab karena ia sibuk
memutar otak untuk memberikan jawaban yang logis. Masalahnya, ia sendiri nggak
mengenal sosok Youngjae dengan cukup baik. Bahkan sepertinya ini pertemuan
pertama mereka.
“Kamu inget cowok yang pernah nemuin kakak di apartmen?”
Ilhoon kembali menoleh ke tempat Eun Ji berada.
“Dia tadi kita temuin udah dalam keadaan babak belur di depan
kelab malam tempat kamu kerja,” jelas Eun Ji kemudian.
“Mas Youngjae?” seru Ilhoon memastikan. Eun Ji hanya
mengangguk menanggapinya. Mereka juga tidak ada yang menyadari perubahan raut
wajah Himchan saat Ilhoon menyebut nama Youngjae tadi. “Tapi ngapain kakak bisa
ada di kelab?”
“Mama mau ke apartmen. Bisa mati gaya gue kalo nggak ada kamu
juga.”
Perhatian ke tiganya kemudian teralih karena seorang perawat
memasuki sebuah kamar tempat Youngjae berada. Tentu saja Himchan mengenali
perawat tersebut yang juga ibu kandungnya.
“Hmm… kalian bisa pulang. Biar gue yang di sini,” kata
Himchan. Sejak melihat ibunya masuk ke sana, ia merasa ada sesuatu hal yang
aneh. Dan ia ingin membuktikan sendiri apa yang terjadi. Tentu saja setelah Eun
Ji dan Ilhoon tidak ada di sana.
“Beneran gapapa, Mas?” ujar Eun Ji untuk memastikan. Hati
kecil cewek itu ingin tetap di sana. Namun kondisinya yang sedang dalam keadaan
kurang baik.
“Tenang aja. Lagian, kayaknya kamu perlu istirahat.”
Eun Ji menatap Ilhoon seakan meminta pendapat. Dan Ilhoon
sendiri hanya mengangguk. Ia lebih mengkhawatirkan kondisi kakaknya tentu saja.
“Kita pamit ya, Mas,” kata Eun Ji akhirnya.
Setelah Ilhoon dan Eun Ji sudah tidak tampak di matanya,
Himchan segera saja melesat ke dalam kamar tempat Youngjae berada sekarang.
G.Na juga sudah berada di sana. Menatap Youngjae dengan sangat penuh kasih
sayang. Membuat Himchan yang menyaksikan kejadian itu tentu saja merasakan
sebuah rasa sakit di dadanya. Wanita itu tidak sekali pun pernah melakukan hal
yang sama untuk dirinya, Yongguk, Daehyun bahkan Jongup, adik bungsunya.
Himchan menggenggam knop pintu dengan kencang. Hal itu ia
lakukan sekaligus untuk mengendalikan perasaannya yang sedikit terguncang.
Himchan kemudian membalikkan badan karena sudah tidak sanggup melihat perlakuan
ibunya pada seseorang yang baru ia kenal.
“Himchan!”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar