Author :
Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast :
·
Lee
Joon/Changsun (Mblaq)
·
Lee
Minhyuk (BtoB)
·
Jung
Yong Hwa (CN Blue)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast :
·
Im
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun
Horvejkul (2PM)
·
Yoon
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan
(Exo-M)
·
Choi
Sulli (F(x))
·
Lee
Sungmin (Super Junior)
·
Cha
Hackyeon ‘N’ (VIXX)
Genre :
romance
Length :
part
***
“Waah…
kau sudah sadar?”
Hye
Ra buru-buru menoleh dan mendapati Sulli mendekat sambil membawakan nampan
makanan. “Sejak kapan aku di sini?” tanya Hye Ra yang baru menyadari dirinya
berada di rumah sakit. “Dan siapa yang membawaku?”
“Hackyeon.”
Sulli menggenggam tangan Hye Ra. “Tapi kau tenang saja. Dia tidak akan
mengatakan apapun pada Minhyuk tentang kondisimu saat ini.”
Mendengar
itu, Hye Ra bernapas lega. Namun ia masih tetap menatap Sulli penuh arti. “Apa
kau sudah tau kalau aku dan Yong Hwa….”
Belum
selesai Hye Ra berbicara, Sulli sudah lebih dulu menganggukkan kepalanya. “Dan
aku tidak mempermasalahkan itu.”
“Tapi
hubungan kami hanya sebatas itu. Aku nyaman bersama Yong Hwa seperti saat aku
bersama oppaku, Minho.” Hye Ra merasa sedikit tak enak hati pada Sulli.
Terlebih gadis itu yang kini merawatnya secara pribadi di rumah sakit.
Sulli
tampak berubah canggung. “Aku percaya kalian tidak akan menjalin hubungan lagi
seperti dulu. Apalagi, ada dua pemuda yang sangat mencintaimu saat ini.”
Hye
Ra membulatkan mata, tepat ketika Sulli sudah lebih dulu melepaskan
pandangannya terhadap Hye Ra.
“Yong
Hwa memang meminta bantuanku untuk menjagamu. Dan aku yakin itu semua dia
lakukan untuk menjaga perasaanku juga daripada dia yang menjagamu secara
langsung.”
Pergerakan
dari genggaman tangan Hye Ra membuat Sulli menoleh padanya. “Jadi… kau Sulli
kekasih Minhyuk?”
Sulli
tidak menjawab apapun. Namun untuk Hye Ra, itu sudah cukup memberikannya sebuah
jawaban.
“Sulli,
maaf. Aku juga tidak bermaksud mendekati Minhyuk…”
“Kenapa
kau harus meminta maaf?” Sulli memotong ucapan Hye Ra dengan penuh penekanan
agar Hye Ra berhenti merasa bersalah. “Aku tau kau dan Minhyuk sudah cukup lama
hilang komunikasi. Dan aku yakin, pertemuan kalian setelah aku sudah bersama
Yong Hwa oppa.”
Hye
Ra tidak berkata apa-apa lagi setelah itu. Namun tatapannya pada Sulli belum
berubah.
“Ku
mohon berhenti merasa bersalah,” ujar Sulli. “Karena setidaknya, sudah tidak
ada rahasia lagi antara kau dan Yong Hwa oppa padaku.”
Hye
Ra menarik lengan Sulli lalu memeluk gadis itu. “Aku senang bisa bertemu
denganmu. Dan aku sangat berterima kasih untuk itu.”
Sulli
menjauhkan tubuh mereka. Ia tersenyum tulus pada Hye Ra. “Jangan sungkan untuk
datang padaku. Kau dan Yong Hwa oppa sudah seperti saudara. Dan sudah
sepantasnya juga aku memperlakukan hal yang sama padamu.”
Perlahan,
Hye Ra pun mengukir senyuman pada wajah pucatnya.
“Sekarang
kau istirahat, nanti aku akan segera kembali. Dan mulai saat ini juga, kau
berada dalam pengawasanku,” ujar Sulli seperti mengancam namun jelas itu hanya
gurauannya hingga membuat Hye Ra terkekeh pelan.
***
“Setelah ini, jangan coba merebutku dari
Joon. Dan aku juga tidak sudi bicara padamu sebelum Joon mau memaafkanku.”
Perkataan
Hye Ra yang seperti itu masih terputar jelas di telinga Minhyuk. Semua ucapan
itu bahkan nyaris tak pernah hilang dari pikirannya meski hanya sesaat. Bisa
dipastikan, hubungan gadis itu dengan Joon memang dalam kondisi yang kurang
baik. Sementara tangan pemuda itu mencengkeram erat sebuah majalah dengan wajah
para member ‘Blue Flame’ yang menghiasi bagian cover-nya.
Pintu
utama apartmen Joon tempat Minhyuk saat ini berada, terdengar terbuka. Bisa
dipastikan itu Joon karena caranya membuka pintu sangat berbeda dengan Hyorin.
Minhyuk
buru-buru berdiri sambil melempar majalah di tangannya kesembarang tempat. Namun
ia tidak ingin repot-repot untuk membalikkan badannya.
“Masalahmu denganku,
hyung. Jadi, kau tidak perlu menyiksa Hye Ra seperti itu.”
Mendengar itu, Joon
tersenyum meremehkan. “Dia mengatakan apa saja padamu?” tantangnya.
Minhyuk
sedikit menolehkan kepalanya, namun tidak sampai menangkap sosok Joon dalam
matanya. “Apa harus menunggu Hye Ra bercerita dulu untuk aku bisa mengetahui
masalahnya?” Minhyuk balas menantang.
Joon
tidak ingin langsung menjawab. Ia melangkah lebih dalam sambil melempar jaketnya
ke sandaran sofa terdekat. Lalu berhenti tepat di belakang Minhyuk dengan sofa
yang membatasi mereka.
“Sebenarnya
aku tidak ingin mengakui ini.” Joon sempat memberikan jeda dalam kalimatnya.
“Tapi, aku sadar. Darah lebih kental dari pada air. Kita mencintai gadis yang
sama. Dan itu semua di luar kendali kita berdua.”
Minhyuk
masih diam di tempat ia berdiri saat ini.
“Jujur
ku akui. Aku tidak akan sanggup melawanmu. Tapi, aku juga tidak ingin
melepaskan Hye Ra begitu saja. Karena itu, sekarang terserah apapun caramu
untuk mengalahkanku.”
Kali
ini giliran Minhyuk tersenyum meremehkan. Meski Joon tidak bisa melihat itu.
“Apa kau sudah memikirkan dengan baik semua keputusanmu? Itu sama saja kau
memberikan peluang secara cuma-cuma padaku.”
Joon
menghela napasnya, kasar. “Awal pertemuanku dengannya bukan dalam keadaan yang
baik. Namun takdirlah yang mempersatukan kami.” Joon sempat diam sesaat sebelum
akhirnya melanjutkan ucapannya. “Kebersamaan kami membuatku belajar banyak hal.
Hye Ra melepaskan cintanya untuk Doojoon. Dan Yong Hwa juga melepaskan cintanya
untuk Hye Ra.”
Joon
memejamkam matanya sesaat. Sementara tangannya mengepal kuat. Bukan ingin
membalas pukulan Minhyuk padanya waktu itu. Tapi, Joon hanya berusaha
mengendalikan perasaannya saat ini.
Senyuman-senyuman
Hye Ra. Sikap menyebalkan gadis itu. Ekspresi polosnya saat tertidur. Bahkah
kepanikannya saat mengkhawatirkan Joon. Semuanya terekam jelas dalam hati dan
pikiran Joon. Dan rasanya lebih menyakitkan melepaskan itu semua dari pada saat
ia merelakan Yoona untuk Minho dulu.
“Jika
kau bisa membahagiakan Hye Ra lebih dari diriku…” Joon menggantungkan ucapannya
sesaat. “Aku akan berusaha melepasnya untukmu.”
Minhyuk
sudah ingin tersenyum mendengar ucapan Joon. Namun terasa sedikit berat. Seperti
ada yang menahannya melakukan itu.
“Tapi
jika yang terjadi justru sebaliknya….” Joon membuat Minhyuk menahan napas.
“Siapkan pernikahan kami.” Setelah berujar seperti itu, Joon berbalik dan
melesat masuk ke dalam kamarnya.
Sebuah
kalimat singkat, namun penuh dengan makna terpendam. Dan tentu saja itu sebuah
kalimat yang paling menyakitkan untuk Minhyuk.
***
“Hye
Ra…” seru Sulli dengan riang. Ia bahkan menggoda Hye Ra dengan mengintip gadis
itu dari balik pintu.
Hye
Ra terkekeh pelan menanggapi sikap lucu gadis itu. “Sini…” desaknya agar Sulli
segera masuk dan menemuinya.
Sulli
tersenyum sambil menutup pintu di belakangnya. “Oh, iya. Yong Hwa oppa sudah
menemuimu?” tanyanya sambil duduk di tepi tempat tidur Hye Ra. Jika sudah
bersama gadis itu, Sulli akan benar-benar mencopot semua hal yang berkaitan
dengan pekerjaannya. Ia akan bersikap lebih santai selayaknya memperlakukan
teman, bukan pasien.
Mendengar
nama Yong Hwa disebut, Hye Ra langsung merubah ekspresinya menjadi sedikit
terkesan enggan membahas pemuda itu. “Kekasihmu itu menyebalkan sekali tadi,”
ujarnya kesal. “Lihat itu,” seru Hye Ra sambil melirik sesuatu dari sudut
matanya.
Sulli
mengikuti arah pandangan Hye Ra dan menemukan sebuket bunga di atas meja. Kini
ia menatap prihatin ke arah Hye Ra. “Kau benar. Harusnya Yong Hwa oppa
membawakanmu buah atau roti.”
Hye
Ra tampak menahan tawanya mendengar ucapan Sulli. “Apa selama ini Yong Hwa
tidak pernah bersikap romantis padamu?” Hye Ra justru melemparkan sebuah
pertanyaan.
Sementara
Sulli menatap Hye Ra dengan tatapan polos. “Aku tidak tau hal apa yang
menurutku romantis dari sikap Yong Hwa oppa.”
“Cepat
ambil,” seru Hye Ra dan terdengar sedikit memerintah. “Bunga itu untukmu dari
Yong Hwa.”
“Benarkah?”
ujar Sulli untuk memastikan. Wajahnya juga tampak sedikit berbinar menanggapi
hal tersebut.
Sementara
Sulli menghampiri bunga untuknya, Hye Ra menggembungkan pipi. “Membuatku iri
saja.” Namun kekesalan gadis itu langsun teralih karena sebuah pesan yang masuk
ke dalam ponselnya. Dari salah satu rekannya sesama desainer. Jiyeon.
Kita mendapat proyek besar dari salah satu
band terkenal. Mereka akan mengenakan pakaian kita. Nanti sore kita bertemu
mereka untuk melakukan pengukuran jam 4 di studio.
Hye Ra membaca pesan itu secara sembunyi-sembunyi
sambil mengawasi keberadaan Sulli. Ia tidak ingin gadis itu mengetahuinya.
***
Ke
lima pemuda tampan dari ‘Blue Flame’ terlihat mendatangi sebuah studio. Tentu
saja Sungmin juga ikut terlibat di sana. Mereka direncanakan untuk bertemu
dengan para desainer-desainer muda yang akan membantu membuatkan kostum untuk
salah satu ‘Video Musik’ mereka nantinya.
“Kenapa
kau baru datang? Kita harus melakukan briefing
dulu karena melibatkan band besar. Ayo cepat ke atas!”
Beberapa
member ‘Blue Flame’ sempat menoleh ke arah sumber suara. Namun ke dua gadis
yang terlibat sudah lebih dulu berjalan ke arah yang berlawanan dengan mereka.
Joon tampak paling menatap
lekat gadis yang sedikit lebih pendek dari gadis di sebelahnya. Perasaannya
mencurigai sesuatu. Terlebih gadis tadi membawa sebuah file yang cukup familiar
di mata Joon.
“Joon!” tegur Nichkhun
untuk mengingatkan Joon karena pintu lift
sudah lebih dulu terbuka.
Setelah
ke enam pemuda itu menghilang dari balik lift,
gadis yang tadi dicurigai Joon menoleh ke belakang. Gadis itu adalah Hye Ra.
“Kita
akan segera bertemu mereka nanti,” seru gadis bersama Hye Ra tadi. Ia bahkan
sampai menggamit lengan Hye Ra.
“Jiyeon!”
seru Hye Ra yang bahkan membuat langkah mereka berdua terhenti. “Kenapa tak
bilang jika kita akan bekerja sama dengan ‘Blue Flame’?”
Gadis
bernama Jiyeon tersebut justru menatap Hye Ra bingung. “Bukankah seharusnya kau
senang? Aku hanya ingin memberikanmu kejutan karena aku tau kau sangat menyukai
‘Blue Flame’.” Jiyeon berujar dengan cukup semangat. Namun semangat itu tidak
berimbas pada Hye Ra.
Masalahnya, hubungan Hye
Ra dengan Joon sedang tidak dalam kondisi baik. Setidaknya Hye Ra hanya tidak
ingin menambah kekacauan jika harus bertemu Joon sebelum pemuda itu
memaafkannya. Tapi Jiyeon seakan tidak membiarkan Hye Ra menghindar.
***
“Hye Ra tidak bersamaku. Bukankah seharusnya
dia masih di rumah sakit?”
Minhyuk
menghentikan gerakan tangannya yang menyusuri deretan album-album music di
hadapannya saat mendengar suara seseorang di belakangnya. Saat ini ia sedang
berada di sebuah toko kaset untuk mencari album terbaru ‘Blue Flame’.
“Bagaimana bisa dia tidak ada di kamarnya?
Kau bilang dia belum diperbolehkan pulang.”
Merasa
orang di belakangnya seperti akan bergerak, Minhyuk sontak membalikkan badan
dan secara tidak langsung juga menghalangi langkah orang tersebut. Hackyeon.
“Kau?”
gumam Hackyeon dengan nada panik.
Minhyuk
menatap Hackyeon seakan menuntut penjelasan atas apa yang ia dengar. “Hye Ra
dirawat? Di mana? Tempat Sulli bekerja?” tanya Minhyuk dengan nada datar.
Sebenarnya pertanyaan itu hanya untuk memastikan maksud ucapan Hackyeon.
Minhyuk sudah hampir sepenuhnya bisa menebak suasana.
“Minhyuk,
maaf. Bukan kemauanku untuk tidak mengabarimu.” Dan ucapan Hackyeon tersebut
sudah mewakili semua pertanyaan Minhyuk. “Kau mau ke mana?” tanya Hackyeon
karena Minhyuk langsung melesat pergi.
***
Di
ruangan tersebut ‘Blue Flame’ berada. Masing-masing dari mereka bersama seorang
gadis yang bertugas untuk melakukan pengukuran untuk kostum yang akan ‘Blue
Flame’ kenakan. Namun tersisa Joon yang memilih duduk di ujung ruangan karena
masih menunggu desainer yang akan mengurusinya.
Tak
lama, pintu ruangan tampak terbuka dan memunculkan Jiyeon di baliknya. Jiyeon
langsung disambut oleh Sungmin. Namun Sungmin terlihat cukup terkejut dengan
seseorang yang datang bersama Jiyeon tersebut.
“Kau
sakit?” tanya Sungmin untuk Hye Ra tentunya. Tapi ia tidak mengenali gadis itu.
Jiyeon
yang bingung dengan pertanyaan Sungmin, langsung menoleh ke belakang. Sontak
saja Jiyeon sedikit terkejut mendapati Hye Ra yang sudah mengenakan masker dan
kacamata. “Sejak kapan kau menggunakan…”
“Maaf,
aku tiba-tiba flu.” Hye Ra segera menyelak ucapan Jiyeon.
Jiyeon
sendiri sudah hampir membuka mulut, namun Sungmin sudah lebih dulu mencegahnya.
“Kau bisa langsung temui Lee Joon saja. Dia di sana.” Sungmin bahkan
menunjukkan posisi Joon berada saat itu.
Hye
Ra hanya mengangguk sebelum akhirnya melangkah. Gadis itu hanya mampu tertunduk
untuk menutupi penyamarannya. Ia bahkan hanya sempat mengangguk sekilas saat
berpapasan dengan Siwan.
“Hati-hati
dengan Joon,” canda Siwan.
“Hyung!
Jangan menggoda terus. Ingat Soo In,” tandas Luhan yang saat itu bahkan berada
di posisi yang cukup jauh dari tempat Siwan berada. Namun sukses sedikit
mencairkan suasana.
Hanya
Joon yang tidak terpengaruh dengan candaan Siwan atau Luhan. Dan saat Hye Ra
sudah berada dalam jarak beberapa meter darinya, Joon lebih dulu berdiri sambil
melepaskan jaketnya untuk membantu mempermudah pekerjaan gadis itu.
Hye
Ra tidak berniat untuk menyapa atau sekedar basa-basi atas keterlambatannya.
Sementara Joon sendiri juga hanya diam. Namun Joon mengawasi lekat-lekat gadis
itu. Tidak salah lagi, gadis itu yang ia lihat di lantai bawah tadi.
Hye
Ra mencengkeram sebuah meteran di tangannya saat ia menatap punggung kekar
milik Joon hanya hanya dilapisi sebuah kaos putih polos. Tubuh pemuda yang
sangat dirindukannya.
Joon
sempat menolehkan wajahnya, namun tidak sampai menatap Hye Ra yang berdiri
tepat di belakangnya. “Kenapa diam?” tegurnya.
Hye
Ra hanya mengangguk sekilas. Dan tanpa bicara, mulai melakukan tugasnya. Namun
kembali ada sesuatu yang menghambatnya. Hye Ra kembali diam. Ia bahkan tidak
sadar jika Joon mengawasinya dari sebuah cermin kecil di atas meja.
Joon
sendiri sudah tampak tidak sabar dengan sikap Hye Ra. Pemuda itu lalu
membalikkan badan sambil menahan ke dua tangan Hye Ra yang sedang bekerja. Ia
menatap Hye Ra seakan berkata bahwa ia tidak bisa dibohongi dengan penyamaran
gadis itu.
“Joon!”
seru Doojoon dari kejauhan yang kebetulan sedang mengarahkan tatapan ke tempat
Joon berada. Hampir semua orang di sana langsung menoleh ke tempat Joon bersama
Hye Ra karena teriakan Doojoon.
Sementara
Hye Ra sendiri tampak berusaha melepaskan tangan Joon dari tangannya. Namun ia
sama sekali tak melepaskan pandangan dari wajah tampan Joon yang sangat ia rindukan.
Joon
menarik salah satu tangan Hye Ra ke depan wajah gadis itu. Sebuah cincin yang
melingkar di sana seolah menjadi ‘tanda’ antara mereka. Kebetulan Joon juga
mengenakan cincin di tangan itu.
Sungmin
tampak sudah hampir melangkah. “Joon…”
Joon
langsung saja menarik tubuh Hye Ra ke dalam pelukannya tempat sebelum Sungmin
bisa melanjutkan ucapannya. “Kau tidak bisa membohongi keberadaanmu dariku,”
bisik Joon.
***
Sulli
berusaha mengimbangi langkah Minhyuk dan Hackyeon di depannya. Mereka bertiga
sudah berada di gedung studio tempat Joon dan ‘Blue Flame’ berada. Tujuan
mereka tentu saja untuk menemui Hye Ra. Terlihat jelas dari ponsel Hye Ra yang
berada di tangan Sulli. Gadis itu meninggalkannya sebelum kabur dari rumah
sakit. Dan bisa dipastikan, keberadaan Hye Ra dapat langsung terlacak.
Minhyuk
tampak melesat paling depan. Saat tiba di depan sebuah pintu, Minhyuk langsung
menerobos masuk karena sekilas ia memang sempat melihat sosok Sungmin dari
sebuah jendela kecil pada daun pintu.
Tentu
saja kehadiran Minhyuk, Hackyeon dan Sulli memberikan sebuah kejutan untuk
orang-orang yang berada di dalam. Namun mereka bertiga juga mendapat kejutan
setimpal. Terutama untuk Minhyuk karena kedatangan mereka tepat ketika Joon
masih dalam keadaan memeluk Hye Ra.
Sementara
Sulli langsung menatap ke tempat Jiyeon berada. “Aku kehilangan seorang
pasienku di sini,” kata Sulli dengan sedikit terbata.
Tanpa
ingin menatap Minhyuk, Joon melepaskan pelukannya. Dilihatnya Hye Ra yang hanya
bisa tertunduk. Joon membuka masker yang menutupi sebagian wajah Hye Ra hingga
ia bisa melihat rona pucat di sana. Itu menandakan bahwa yang dimaksud ‘pasien’
oleh Sulli adalah Hye Ra.
Joon
melirik ke tempat Minhyuk berada. Adiknya itu justru memandang lurus ke arah
Hye Ra dengan tatapan khawatir. Lalu tanpa berkata-kata lagi, Joon menyambar
jaketnya dan segera melangkah pergi dari sana.
“Joon!”
seru Nichkhun berusaha mencegah kepergian Joon.
“Samakan
saja ukuran pakaianku dengan Siwan.” Hanya itu jawaban Joon tanpa menghentikan
langkah sedetik pun. Ia bahkan seperti tidak mengenali sosok Minhyuk di sana
dan tetap berlalu begitu saja. Joon juga tampak tidak menyadari siapa pemuda
yang baru saja ia tabrak bahunya saat melewati pintu.
Doojoon
berinisiatif mendekat ke tempat Hye Ra berada. Sementara yang lain tidak ada
yang berani bergerak. Termasuk para desainer di sana yang hanya diam mematung
karena mereka memang tidak tahu apa-apa.
Hye
Ra sudah hampir ambruk jika Doojoon tidak sigap menahan tubuhnya. Di saat
Minhyuk melangkah mendekat, Doojoon justru melempat tatapan tajam untuk pemuda
yang berdiri paling dekat dengan pintu. Yong Hwa.
Merasa
ada sesuatu masalah yang rumit di sana, Sungmin mengambil keputusan untuk
menyuruh Jiyeon membawa rekan-rekannya meninggalkan ruangan tersebut.
“Apa
kau juga terlibat di sini?” desis Doojoon untuk Yong Hwa tentunya saat hanya
menyisakan mereka, Minhyuk, Sulli, Hackyeon, Nichkhun, Luhan, Siwan serta
Sungmin juga yang harus tetap mengawasi anggotanya meski masalah yang terjadi
saat ini adalah masalah pribadi.
Yong
Hwa membalas tatapan Doojoon sama tajamnya. “Jika memang iya, aku tidak akan
melibatkan Sulli juga di sini.” Tampak ia tidak ingin begitu saja disalahkan.
Minhyuk
yang tidak ingin ambil pusing dengan perdebatan antara Yong Hwa dengan Doojoon,
lebih memilih mendekati Hye Ra. Ia sudah ingin meraih tangan gadis itu, namun
Hye Ra sudah lebih dulu menepis tangan Minhyuk sambil menatap tajam pemuda itu.
“Harus
berapa kali kubilang…”
Minhyuk
memotong ucapan Hye Ra. “Sampai kapan?”
“Tapi
Joon kakak kandungmu. Apa kau tidak bisa mengalah padanya?” seru Hye Ra dengan
nada tinggi. Gadis itu sudah hampir menangis, namun masih ia tahan kuat-kuat.
“Jika
sikapnya tidak seperti tadi, mungkin aku bisa mempertimbangkannya! Tapi apa
yang baru saja Changsun hyung lakukan?”
“Kau
hanya tidak tau apa tujuan Joonie hyung melakukan itu!” Luhan yang merespon
ucapan Minhyuk tersebut. Untuk masalah yang ini ia memang cukup tahu banyak.
“Biarkan
Hye Ra pulang.”
Semua mata menoleh pada
Yong Hwa yang tadi berbicara. Yong Hwa bahkan sudah melangkah. Namun Doojoon
buru-buru merangkul pundak Hye Ra dengan tatapan yang menegaskan kalau ia
benar-benar menolak usulan Yong Hwa tadi.
Yong
Hwa tampak tersenyum meremehkan. Di luar dugaan, ia juga turut menarik dengan
lembut tangan Sulli. “Kondisinya sudah tidak seperti dulu. Kau tidak perlu
khawatir.”
Seakan
mengerti maksud ucapan Yong Hwa, Sulli tampak mengulurkan tangan untuk mengajak
Hye Ra pulang bersamanya. Tidak sampai ada penolakan dari Hye Ra untuk
menyetujui ajakan Sulli tadi.
“Kau!”
seru Yong Hwa saat merasakan Minhyuk berniat melangkah. “Jangan temui Hye Ra
dulu,” desisnya tajam.
***
Joon
menjawab panggilan dari Luhan. Tepat sesaat setelah ia masuk ke dalam mobilnya.
Joon menghela napas, berat. “Minhyuk yang sudah lebih dulu mengenal Hye Ra. Dia
mungkin tahu lebih banyak tentang Hye Ra. Jika memang ia bisa lebih
membahagiakan Hye Ra dari pada aku…” Joon tampak berat menlanjutkan ucapannya.
“Aku hanya ingin melihat Hye Ra bahagia. Kau pasti mengerti maksudku.”
“Kau yakin, hyung?” Terdengar suara
Luhan merespon.
Cukup
lama Joon terdiam. Ia melirik kaca spion mobilnya dari balik jendela yang
tertutup penuh. Di sana Joon melihat bayangan sosok Hye Ra yang berjalan
bersama Sulli. Sementara Yong Hwa mengikuti mereka dari belakang. Joon juga
sempat menangkap sosok Hye Ra yang tengah menatapnya. Gadis itu seakan tahu kalau
Joon tengah melihat ke arahnya.
“Mari kita bertemu di dorm setelah ini. Tapi
yang pasti, kau jangan dulu melepaskan Hye Ra begitu saja. Jangan pernah
melakukan itu!” tegas Luhan melalui telepon.
Tanpa
berkata-kata lagi, Joon mematikan sambungan teleponnya dengan Luhan. Belum
sempat Joon menyalakan mesin mobil, seseorang mengetuk jendela mobil Joon. Joon
sendiri langsung menuruti untuk ke luar dari mobilnya tanpa ada rasa curiga.
“Kalian…”
Sontak saja tubuh Joon terasa melemas. Ia tidak tahu jika salah seorang yang
berdiri di belakangnya membekap hidung Joon menggunakan sapu tangan yang sudah
ditetesi sesuatu hingga membuat Joon pingsan.
“Cepat
bawa Joon masuk,” seru salah satu dari mereka. Yang lain seakan menuruti lalu
membuka pintu mobil Joon.
***
Ayo dong Joon jangan menyerah gtu ajah.. kau tidak ingat berapa besar pengorbananmu untuk memperjuangkan Hye Ra?? Ingattt.. itu buruh proses dan waktu yang lama dan cukup panjang.. jadi jangan menyerah dengan membiarkan Minhyuk adik kandungmu sendiri diberi harapan..
BalasHapusJoon di culik?? Di culik siapa??