"You Not You”
Author :
N-Annisa (@nniissaa11)
Cast :
·
Jung
Hyerim (A-Pink)
·
Kim
Seok Jin (BTS)
·
Kim
Himchan (BAP)
·
Jung
Taekwoon (VIXX)
·
Choi
Minho (SHINee)
·
Lee
Minhyuk (BtoB)
Genre :
Life school, teen romance, tragedy
Length :
Chapter
***
Taekwoon
merentangkan salah satu tangannya sebagai tanda untuk menyuruh Minhyuk dan Ho
Seok agar berhenti. Sementara di depan sana, mereka melihat Sungjae berdiri di
depan meja informasi. Mereka benar-benar mengejar Sungjae sampai tempat tersebut.
Sebuah rumah sakit.
“Padahal
kita kemarin di sini, Taek.” Minhyuk, ia berujar seperti menyesali sesuatu.
Taekwoon
tidak langsung menjawab meski ia cukup sependapat dengan Minhyuk. Lalu
kemudian, Sungjae tampak kembali melanjutkan langkah dan terlihat seperti tidak
mendapatkan apa yang ia cari.
Sampai
detik ini Sungjae sepertinya sama sekali tidak menyadari keberadaan Taekwoon,
Minhyuk dan Ho Seok yang mengikutinya.
“Lo
yakin kalau cewek itu Jung Eun Ji?” seru Sungjae pada seseorang berpakaian dokter
di sana. Dan kali ini, suaranya bisa terdengar sampai ke telinga 3 pemuda di
belakangnya.
“Lo
pikir gue nggak kenal cewek yang namanya Eun Ji itu?” Dokter tersebut membalas
ucapan Sungjae. Tidak terima jika anak sekolah seperti Sungjae merendahkannya.
“Masalahnya,
nggak ada nama Eun Ji di daftar pasien. Gue udah tanya tadi.” Sungjae juga
tidak mau terlihat kalah.
Dokter
tersebut terlihat berpikir. “Memang ada yang aneh di sini.” Ia kemudian
berbalik dan membiarkan Sungjae untuk mengikuti langkahnya.
Tidak
tinggal diam. Taekwoon, Minhyuk juga Ho Seok kembali melangkah seiring
bergeraknya tubuh tinggi Sungjae. Tidak terlalu jauh dari sana. Setelah
berbelok, dokter tadi membuka salah satu pintu ruang perawatan. Ia dan Sungjae
segera masuk ke dalam.
“Kita
ikut masuk nggak, nih?” seru Ho Seok meminta pendapat dua kakak kelasnya yang
hanya diam di depan pintu tersebut.
Minhyuk
menempelkan telinganya pada daun pintu. Sementara Taekwoon menunggu sambil
memikirkan sesuatu.
Di
sisi lain, Sungjae melihat sosok terbaring lemah tersebut. Dengan selang infuse yang tertancap di tangannya, dan
sebuah perban melingkar di kepala cewek itu. Sosok dengan mata terpejam
tersebut adalah Jung Hyerim.
“Udah
percaya sama gue, kan?” seru dokter tadi memecah keheningan.
Sungjae
tidak begitu saja melemparkan tatapan pada dokter itu. Kini matanya tertuju
pada catatan milik Hyerim yang terletak pada ujung tempat tidur cewek itu.
Tertera nama Eun Ji di sana sebagai pendonor darah untuk Hyerim.
“Eun
Ji bahkan yang ngedonorin darah untuk cewek ini!” tunjuk Sungjae pada Hyerim.
Ucapannya yang cukup keras, membuat 3 cowok yang sejak tadi mengikutinya,
menerobos masuk ke dalam sana. Membuat keterkejutan Sungjae bertambah.
Minhyuk
yang muncul pertama kali dan langsung menuju tempat tidur Hyerim. Memastikan
sendiri keadaan cewek itu.
“Kenapa
kalian bertiga bisa ada di sini juga?” desis Sungjae dengan nada tak suka.
Taekwoon
tidak terlalu mempedulikan Sungjae. Karena ia lebih tertarik melihat kondisi
Hyerim. Dan saat itu, Minhyuk terlihat menyentuh tangan Hyerim yang tidak
tertusuk jarum infuse.
“Sial!”
terdengar Minhyuk memaki pelan. Ia kemudian menoleh ke arah Taekwoon dan Ho
Seok secara bergantin. “Kenapa gue nggak kepikiran dari tadi? Cincin ini.”
Minhyuk menunjukkan sebuah cincin yang melingkar di jari manis Hyerim.
Taekwoon
langsung mengerti akan arah bicara Minhyuk. Ia lalu melempar tatapan pada
Sungjae dengan penuh selidik. Melupakan sesaat tentang aksi kejam yang pernah
dilakukan seorang Sungjae.
“Bisa
jelasin kenapa Hyerim ada di sini?” tukas Taekwoon akhirnya.
Sungjae
melimpahkan kembali hal tersebut pada dokter yang berdiri di samping Taekwoon.
Jelas saja karena ia tidak tahu apa-apa tentang kejadian yang menimpa Hyerim.
“Seok,
cari tahu tentang Hyerim kenapa bisa sampai di sini?” ujar Minhyuk setengah
memerintah pada Ho Seok yang langsung saja dilakukan oleh cowok itu.
Sungjae
menatap punggung Ho Seok yang meninggalkan ruangan. Ia teringat akan ucapan
salah satu teman sekelasnya itu. Bahwa di SMA Paradise sudah tidak ada siswi
bernama Eun Ji. Tapi Hyerim. Sungjae lalu melirik ke tempat Hyerim berada.
Minhyuk dan Taekwoon berada di kedua sisinya.
“Jadi selama ini gue salah orang?” gumam
Sungjae dalam hati.
***
Seok
Jin duduk di tepi tempat tidur ruang kesehatan dengan kaki menjuntai ke bawah. Sementara
tatapannya luruh ke arah dua orang yang duduk di depannya. Jungkook dan Eun Ji.
“Jadi,
di mana Hyerim sekarang?” Seok Jin berujar pelan. Namun terdengar cukup
menuntut.
Jungkook
sempat melirik Eun Ji. Sedikit merasa bersalah karena ia juga terlibat di sini.
Terlibat membantu Eun Ji untuk menyamar sebagai Hyerim. Namun tak disangka
semuanya terbongkar bahkan dihari pertama Eun Ji menggantikan Hyerim.
Terdengar
Eun Ji mendesah berat sebelum akhirnya berujar, “gue memang Eun Ji.”
Mata
Seok Jin terlihat membulat. Tentu ia cukup terkejut mendengarnya. Eun Ji
benar-benar ada di hadapannya sekarang ini. Dan setelahnya, tampak pintu
terbuka dengan kasar. Memunculkan Himchan di sana.
Himchan
mengedarkan pandangan pada orang-orang yang terkejut dengan kedatangannya ke
sana. Bisa dipastikan Himchan baru saja mendengar pernyataan Eun Ji.
“Kalau
memang lo Eun Ji, terus di mana Hyerim?” Himchan melemparkan pertanyaan serupa
seperti yang dilontarkan Seok Jin.
“Hyerim
di rumah sakit. Dia kecelakaan karena nolongin Yura yang nyaris ketabrak mobil
gue.”
“Yura?”
seru Himchan memastikan ucapan Eun Ji.
“Iya.
Yura adik lo.”
Ditengah-tengah
keterkejutannya, sempat terlintas oleh Seok Jin kejadian beberapa saat lalu.
Saat ia ditinggalkan oleh Taekwoon, Ho Seok dan Minhyuk yang mengejar Sungjae.
Seok Jin memeriksa saku celananya dan berniat untuk mengeluarkan ponsel. Ia
bahkan sampai melompat turun untuk memudahkannya mengambil ponsel. Namun yang
terjadi, Seok Jin justru semakin meringis kesakitan. Ia lupa jika kakinya masih
terkilir.
“Akh,
kaki gue.” Seok Jin meringis di atas lantai sambil memegangi kaki kanannya.
Himchan
terlihat mendekati Seok Jin karena Eun Ji dan Jungkook tampak tidak melakukan
apa-apa untuk menolong Seok Jin.
“Jin
lo nggak pa-pa?” tanya Himchan. Ia sampai membantu Seok Jin untuk kembali duduk
di atas tempat tidur. “Kok kalian diem aja, sih?” protesnya. Kali ini untuk Eun
Ji dan Jungkook yang masih terlihat seperti tidak terjadi apa-apa pada Seok
Jin. “Kalau terjadi sesuatu sama Jin gimana?”
“Kita
malah udah tahu kalau kakinya Kak Jin terkilir,” ujar Jungkook dengan nada
polos.
Seok
Jin menatap Jungkook, kesal. Sementara Himchan melempar tatapan bingung.
Sedangkan Eun Ji terkekeh kecil mendengarnya.
“Dianya
aja yang nggak nyadar diri,” timpal Eun Ji. Masih sambil terkekeh pelan.
“Ya
udah.. ya udah.. gue telepon Minhyuk dulu,” ujar Seok Jin sekaligus untuk
mengalihkan suasana.
***
Minhyuk
mendongak pada Taekwoon saat mendapati Jin menelepon ke ponselnya. “Jin,” kata
Minhyuk sesaat sebelum akhirnya menjawab panggilan tersebut.
“Jangan
bilang kalau Hyerim yang ada di rumah sakit sekarang!” desak Seok Jin. Bahkan
Minhyuk belum berujar sepatah kata pun saat menjawab panggilannya.
“I…
iya… yang ada di sekolah memang Kak Eun Ji.” Terdengar Jungkook berujar. Ho
Seok yang sedikit lebih dulu meneleponnya sebelum Seok Jin berbicara tadi.
Dan
sekarang, seluruh mata menatap Jungkook penuh minat. Terutama Himchan yang
benar-benar tertarik dengan obrolan Jungkook bersama Ho Seok tersebut.
“Itu
siapa? Dan di mana Hyerim dirawat?” seru Himchan, tak sabar. Ia benar-benar
menuntut jawaban pada Jungkook. Sementara Seok Jin justru seakan mengabaikan
sambungan teleponnya bersama Minhyuk karena sama tertariknya seperti Himchan
pada Jungkook.
Seok
Jin meraih pundak Himchan dengan cepat. “Tahan dulu, Him.” Ia melihat Himchan
seakan ingin menyerang Jungkook. Atau lebih tepatnya untuk memaksa Jungkook
memberi tahu tentang Hyerim.
Di
tempatnya berada, Ho Seok kembali membuka pintu kamar rawat Hyerim. Namun ia
tetap berdiri di ambangnya tanpa berniat masuk. “Jadi lo udah tahu tentang Kak
Hyerim dan Kak Eun Ji?” Ho Seok bertanya, namun tatapannya terlempar pada
Taekwoon dan Minhyuk secara bergantian.
“Siapa?”
tanya Minhyuk tanpa suara. Jelas ia penasaran dengan seseorang yang dihubungi
Ho Seok yang bisa dipastikan tepat sasaran untuk ditanyai tentang dua cewek
yang memiliki kemiripan wajah tersebut.
“Jungkook,”
ujar Ho Seok pelan.
Mendengar
nama adik kelas mereka disebut, Taekwoon dan Minhyuk sontak saling melempar
pandangan. Cukup tak percaya meski untuk Taekwoon sendiri hal tersebut tidak
terlalu mustahil mengingat Jungkook memang orang pertama yang ditemui oleh Eun
Ji.
“Iya,
maaf.” Jungkook berujar lirih. “Ini permintaan Kak Eun Ji. Tapi gue juga nggak
bisa nyalahin dia.” Jungkook lalu melirik ke tempat Eun Ji berada. Cewek itu
tampak menghindari tatapan dari siapa pun.
Lalu
kemudian, Ho Seok mematikan sambungan teleponnya dengan Jungkook. Ia melangkah
mendekat ke arah Sungjae. Sementara Sungjae membalas tatapan Ho Seok tanpa
ingin terlihat kalah.
“Udah
jelas kan kalau selama ini lo salah orang?” desis Ho Seok, dingin. Ia
mengarahkan jari telunjuknya pada Hyerim yang masih belum sadarkan diri. “Dia
bukan Jung Eun Ji. Tapi Hyerim.”
Tanpa
berkomentar apa-apa, Sungjae melangkah pergi dari sana. Ia bahkan masih sempat
menubruk pundak Ho Seok. Dokter yang ada di sana juga mengikuti langkah Ho Seok
untuk pergi ke luar. Sementara Ho Seok sudah ingin mengejar Sungjae karena kesal
cowok itu telah menabraknya.
“Seok,
udah!” seru Taekwoon yang bahkan sampai menahan pundak Ho Seok agar tidak
mengejar Sungjae. “Lo jangan macem-macem sama Sungjae.” Taekwoon benar-benar
memperingatkan karena ia mengetahui seperti apa Sungjae.
***
Hyerim
masih belum sadarkan diri. Sementara Taekwoon, Minhyuk dan Ho Seok masih
menunggu di sana setelah Sungjae meninggalkan kamar rawat Hyerim. Ke tiganya
hanya duduk diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tentu karena mereka juga
ingin menjaga ketenangan di sana.
Taekwoon
dan Ho Seok duduk di sofa. Sedangkan Minhyuk memilih duduk di kursi dekat
tempat Hyerim berbaring. Sambil memandangi wajah pucat teman semeja yang juga
sahabat baiknya. Sesekali Minhyuk juga mengusap lembut punggung tangan Hyerim.
Seakan berusaha memberikan kekutan dan menunjukkan jika ia ada di sana. Di
samping Hyerim meski cewek itu sedang tidak dalam kondisi sadarkan diri.
Taekwoon
sempat memeriksa ponselnya karena Hayoung mengirimi sebuah pesan. Sedetik
kemudian, ia mendesah berat. “Siap-siap nambah hari untuk kerja sosial.”
Ho
Seok menoleh cepat ke tempat Taekwoon berada. Jelas ia sedikit syok mendengar
kata-kata tersebut. Dan tanpa bisa berkata apa-apa, Ho Seok menghempaskan
kembali punggungnya ke sandaran sofa dengan lesu.
Sementara
Minhyuk hanya bisa memejamkan mata sesaat. Berusaha menerima dari sekarang
hukuman yang akan ia jalani nantinya di sekolah. Tentu tidak mungkin kaburnya
Minhyuk bersama Taekwoon dan Ho Seok bisa mulus tanpa ada yang mencurigai.
Terlebih Minhyuk sendiri adalah adik kandung dari sang kepala sekolah. Yoon
Doojoon.
***
SMA
Paradise. Di sana baru saja memasuki istirahat ke dua. Di saat siswa lain mulai
meninggalkan kelas, terlihat hanya Seok Jin yang tidak melakukan apa-apa sejak
beberapa menit bahkan sebelum bu guru Victoria meninggalkan ruang kelas 3.
Selain karena kondisi kakinya yang masih terasa sakit, Seok Jin memang sangat
mengkhawatirkan kondisi Hyerim yang belum bisa ia temui. Apa lagi sudah bisa
dipastikan bahwa Hyerim benar-benar habis mengalami kecelakaan.
Di
sisi lain, Himchan menjadi salah satu siswa yang sudah melesat meninggalkan
kelas. Minho sendiri memang kembali ke kelas tersebut. Duduk di samping
Himchan. Dan saat melihat teman semejanya ke luar kelas, Minho sudah ingin
menyusul. Namun saat menangkap sosok Eun Ji di depan kelas, Minho benar-benar
membatalkan niat.
Sempat
kembali melirik sosok Himchan sebelum Himchan menghilang di luar pintu. Lalu
kemudian Minho menolehkan lagi kepalanya ke arah Eun Ji yang sedang membereskan
perlengkapan sekolahnya. Melihat itu membuat Minho kembali gusar karena tidak
bisa memastikan bahwa cewek itu Eun Ji atau Hyerim. Sementara itu, tidak ada
yang bisa ia tanyai tentang kebenaran hal tersebut.
Tidak
ingin berlama-lama di sana, Minho memutuskan untuk meninggalkan kelas. Ia juga
tidak ingin terlibat kesalah pahaman jika Himchan akhirnya mengira ia
memperhatikan Eun Ji yang ia pikir sebagai Hyerim.
Tepat
bersamaan dengan ke luarnya Minho dari dalam kelas, Krystal memunculkan diri di
sana. Ia sempat menatap takjub sosok kakak kelas yang sudah cukup lama tidak ia
lihat keberadaannya.
Di
saat Krystal sibuk memperhatikan Minho, ternyata ada seseorang yang juga
melakukan hal yang sama pada Krystal. Dongwoo. Ia menatap adik kelasnya itu
dengan tatapan menggoda.
“Tau
aja kalau Minhyuk lagi nggak ada.” Suara Dongwoo sukses mengejutkan Krystal
yang juga sukses membuatnya tertawa. “Makanya lo berani main ke sini,”
lanjutnya masih sambil menahan tawa.
Krystal
menatap Dongwoo, horror. “Terus, nggak boleh gue main ke sini?” desis Krystal.
Kesal dengan sambutan Dongwoo padanya. Dan cewek itu memilih meninggalkan
Dongwoo yang masih saja terkekeh. Ia menghampiri Seok Jin yang bahkan tidak
menyadari saat Krystal sudah duduk menempati kursi milik Dongwoo.
“Kak
Jin.” Krystal bersuara sangat pelan. Seolah tidak ingin membuat Seok Jin
terganggu sedikit pun karena suaranya.
Seok
Jin menoleh perlahan. Begitu terkejutnya cowok itu mendapati seorang Krystal di
sana. Seok Jin bahkan sampai tidak melepaskan tatapannya sedikit pun pada
Krystal hingga membuat cewek itu tak nyaman.
“Kak
Jin,” gumam Krystal sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Beberapa pasang mata
mulai mencuri pandang pada mereka. Memang cukup mengejutkan mendapati Krystal
yang terkenal sebagai fans nomor satu sang kepala sekolah, mendatangi cowok
lain. Dalam hal ini adalah Seok Jin yang menjadi cowok tersebut.
Sementara
Seok Jin sendiri tampaknya tidak terlalu ambil pusing dengan reaksi dari
teman-teman sekelasnya tersebut. “Kok lo bisa…”
Krystal
sudah lebih dulu menyelak ucapan Seok Jin. “Kata Hayoung, Kak Jin jatoh dari
tembok belakang sekolah?” Krystal bertanya tanpa sedikit pun melirik ke tempat
Seok Jin.
Mendengar
Krystal yang secara tidak langsung mengkhawatirkannya, Seok Jin hanya mampu
meneguk ludah. Sementara tatapannya ia alihkan lurus ke depan.
Di
sisi lain, Krystal justru teringat candaan Namjoon yang menggodanya saat
melihat Hyerim memeluk Seok Jin. Cewek itu mengibas-ngibaskan tangan di depan
wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.
“Syukur
dek kalau Kak Jin baik-baik aja.”
Seok
Jin menoleh cepat. Seok Jin bahkan belum memberikan jawaban dari pertanyaan
Krystal tersebut. Dan ia justru mendapati Krystal sudah berdiri. Bahkan sedetik
kemudian, Krystal sudah melangkah pergi dari sana. Seok Jin hanya menatap
bingung punggung Krystal yang semakin menjauh bahkan menghilang di luar kelas.
***
“Aku mendapat laporan bahwa ada beberapa
murid yang kabur sejak jam istirahat pertama. Jung Taekwoon, Lee Minhyuk, Jung
Ho Seok, dan Yook Sungjae.”
Langkah
kaki Minho berhenti secara tidak terduga saat ia melintas di depan ruang guru.
Bukan hanya berita yang disampaikan salah satu guru di SMA Paradise tersebut. Tapi
juga karena suara dan nada bicara orang tersebut yang sangat familiar baginya.
“Ada
kejadian yang lo inget di sini?”
Minho
sedikit terkejut dan membalikkan badan dengan cepat karena mendengar suara
seseorang yang berbicara tepat di belakangnya. Minho menemukan sosok Cheondung
di sana. Selama beberapa saat, Minho sama sekali tidak merespon pertanyaan
Cheondung. Selain ia juga sibuk berpikir alasan yang tepat agar cowok yang ia
kenal di SMA Destiny itu tidak menaruh curiga berlebihan padanya.
“Kayaknya
sih gue sering ke sini. Apa dulu gue bandel kali, ya? Jadi, sering disidang di
ruang guru?” Minho justru balik bertanya. Memastikan pada Cheondung bahwa ia
memang benar masih mengalami amnesia.
Cheondung
terpaksa berpikir keras. Meski nyatanya ia tidak pernah tahu mengenai hal itu.
Jelas saja karena ia mengenal Minho setelah cowok itu pindah dari SMA Paradise.
***
Siswa
kelas 2 dan kelas 1 yang menempati gedung lantai atas, tampak beberapa saat
lebih dulu menyelesaikan pelajaran di kelas mereka. Dan hal itu membuat koridor
lantai 1 yang ditempati siswa kelas 3 tampak penuh. Jelas karena akses jalan ke
luar memang hanya 1 jalur.
Tidak
terkecuali siswa kelas 3 dengan seragam SMA Destiny mereka yang ikut memenuhi
koridor. Salah satu siswi di sana menghentikan langkah dengan tatapan terkejut
saat melihat sosok Seok Jin yang melangkah dengan kaki sedikit pincang,
memunculkan diri ke luar kelasnya.
“Oh.. My.. God..! Kenapa gue baru sadar?”
pekiknya yang ternyada adalah Taeyeon. Perbuatannya sontak menimbulkan rasa
penasaran siswa yang lain.
Siswa
kelas 2 yang mengenakan seragam SMA Paradise, juga menatap Taeyeon tak kalah
penasaran. Namun mereka lebi dulu bergabung dengan kakak kelas mereka yang
sudah berada di tingkat 3. Himchan, Eun Ji dan Minho juga terlihat di sana. Dan
tentu saja Jimin langsung mengambil tempat di samping Luna. Hingga membuat
Changsub menatapnya tak suka.
“Lo
masih di sini?” desis Taeyeon dengan tatapan tak lepas pada sosok Seok Jin.
“Dan itu artinya, gue satu sekolah sama pelayan restoran?”
Seok
Jin sama sekali tidak terpengaruh dengan hinaan dari Taeyeon. Justru
teman-temannyalah yang menahan kesal pada Taeyeon yang bahkan dulu juga
bersekolah di sana.
“Jaga
omongan lo, Taeyeon!” seru Kibum, dingin. “Lo dan temen-temen lo cuma ‘numpang’
di sini!” jelasnya dengan memberikan penekanan pada kata ‘numpang’.
Di
sisi lain, terlihat Sandara mendekatkan wajahnya ke telinga Yoona. “Gue baru
inget, dia juga yang nganter makanan waktu kita lagi di rumah Chaerin, kan?” Ia
bahkan sampai mengingat jelas saat Seok Jin dengan seragam pelayan sebuah
restoran, mengantarkan makanan yang dipesannya.
“Jadi,
kakak OB ganteng itu kurir juga?” sahut Gyuri yang mencuri dengar pembicaraan
kakak kelasnya itu. Termasuk Chaerin juga berada di sana dan mendengar semua
ucapan Sandara. “Waah.. hebat. Dia ternyata pekerja keras.” Gyuri justru
menatap takjub pada Seok Jin. Ia bahkan sampai menggumamkan kata-kata pujian
untuk Seok Jin.
“Kekuasaan
bokap lo udah nggak berpengaruh di sini.” Suara keras Yoongi juga ikut melawan
Taeyeon. “Ini Paradise, bukan Destiny.”
“Eh,
Kyeon!”
Hackyeon
langsung mendongak saat menyadari bahwa suara Sungyeol saat itu tertuju pada
dirinya.
“Mending
lo bawa pergi temen lo yang satu itu,” ujar Sungyeol yang bahkan enggan menyebut
nama ‘Taeyeon’.
Sementara
itu, Krystal yang berdiri berseberangan dengan Seok Jin, berdiri mengawasi
suasana panas yang terjadi. Posisinya membuat cewek itu leluasa memperhatikan
beberapa siswi Destiny. Terutama Gyuri yang dengan terang-terangan mengagumi
Seok Jin. Belum lagi Chaerin yang tampaknya juga mencuri pandangan pada salah
satu siswa Paradise itu.
“Nggak
usah lo suruh, gue juga bakal pergi.” Taeyeon masih saja terlibat adu mulut
yang memang dimulai dari dirinya sendiri.
Taeyeon
mulai melangkah pergi diikuti beberapa teman-temannya yang lain. Yuri dan
Hackyeon hanya menatap langkah Taeyeon. Sementara Chaerin, sibuk menarik Gyuri
yang masih saja ingin menatap Seok Jin. Krystal yang melihat itu, segera saja
melesat ke samping Seok Jin berdiri. Tak lupa, Krystal bahkan sampai menggamit
lengan cowok itu sambil menunjukkan kedekatannya dengan Seok Jin. Tertutama di
hadapan Gyuri yang sukses menunjukkan ekspresi cemberutnya.
“Jin.”
Yuri melangkah mendekat. Disusul Hackyeon di belakangnya. Ia tentu merasa
bersalah atas perlakuan Taeyeon pada Seok Jin.
“Kak
Yuri nggak perlu ngerasa bersalah. Omongan kak Taeyeon itu emang nggak penting,
kok.” Krystal terdengar bersuara. Secara tidak langsung, ucapannya memang
benar. Beberapa orang juga mendukung ucapan Krystal. Namun nyatanya mata
Krystal justru memancarkan kemenangan atas Gyuri seakan ia melakukan itu dengan
sengaja.
Seok
Jin sendiri sudah sama sekali tidak bisa bersuara. Selain karena perang mulut
beberapa temannya dengan Taeyeon, juga karena perlakuan Krystal yang di luar
dugaannya. Seok Jin hanya mampu menatap wajah Krystal dari samping yang
kelihatan sangat dekat baginya.
***
Taeyeon
sudah ingin masuk ke dalam mobil mewahnya. Namun ia membatalkan niat karena
melihat kedatangan sebuah mobil yang bahkan lebih mewah dari miliknya. Jelas ia
mengerti seperti apa mobil itu. Taeyeon sempat mengedarkan tatapannya. Sandara
sudah berdiri di dekat mobil miliknya karena masih harus menunggu Cheondung
muncul. Chaerin, Yoona, Hyoyeon dan Gyuri juga masuk ke dalam satu mobil yang
dikendarai Hyoyeon.
“Siapa
anak dari Destiny yang di jemput pakai mobil mewah model gitu?” desis Taeyeon
yang suaranya bisa terdengar oleh Yong Hwa yang mobilnya kebetulan terparkir
dekat dengan milik Taeyeon.
Yong
Hwa ikut melempar tatapan ke arah yang dilihat Taeyeon. Tepat bersamaan saat
pintu penumpang di bagian depan mobil tadi terbuka. Memunculkan seorang pria
berseragam serba hitam. Pria itu berpapasan dengan sosok Gikwang dan Yoseob.
“Apa
kalian mengenal tuan muda Kim Seok Jin?” tanya pria itu yang justru membuat
Taeyeon penasaran dan mendekat.
“Bapak
nggak mungkin mau jemput Kim Seok Jin, kan?” sela Taeyeon bahkan sebelum
Gikwang membuka mulut untuk memberi tahu jika siswa berseragam SMA Paradise
sudah memunculkan diri dari gedung B dan Seok Jin adalah salah satunya.
“Mungkin maksudnya Kim Donghyun, Kim Won Sik, Kim Jaeseop, atau mungkin… Kim
Himchan.”
Yura
terlihat melintas di sana. Dan saat mendengar nama kakaknya disebut, ia
langsung mendekat. “Mereka bukan supir keluarga gue,” seru Yura yang membuat
Taeyeon menatapnya tak percaya.
“Akh,
itu dia.” Pria berseragam hitam tadi berseru lega saat matanya menangkap para
siswa dari SMA Paradise tersebut. Ia langsung mendekat. Dan tujuan utamanya
adalah menghampiri Seok Jin. “Biar saya….”
Seok
Jin mengangkat tangannya saat pria itu mengajukan diri untuk membawakan ransel
miliknya. Sementara ekspresi wajah Seok Jin kini tidak bisa terbaca setelah
tadi ia cukup terkejut mendapati sebuah mobil mewah di sana serta seorang pria
yang mendekat padanya.
“Bukannya
gue udah pernah bilang, jangan munculin diri di sekolah?” desis Seok Jin
sepelan mungkin agar hanya pria itu yang mendengar suaranya.
“Tapi
ini darurat, tuan muda. Tuan muda baik-baik saja, kan?”
Siswa
SMA Paradise di sekitar Seok Jin kini terlihat terkejut karena panggilan pria
tersebut terhadap Seok Jin.
“Jin,
lo kenal sama mereka?”
Tanpa
perlu menoleh, Seok Jin sudah bisa menebak. Bahwa yang mewakili teman-teman
mereka bertanya adalah suara Dongwoo. Teman semejanya di kelas.
Seok
Jin menghela napas, berat. Jelas banyak hal yang belum bisa ia ceritakan. Dan
tanpa bisa menjelaskan apa-apa, Seok Jin memberikan paksa kunci motornya pada
pria tersebut. Ia kemudian berusaha melangkah cepat meski kakinya masih terasa
sakit.
Semua
mata menatap penuh tanya pada sosok Seok Jin. Tidak terkecuali beberapa siswa
berseragam SMA Destiny yang sempat melihat kejadian tersebut. Mobil mewah,
jelas kendaraan tersebut akan cepat menjadi sorotan. Terutama di lingkungan SMA
Paradise. Karena semenjak sekolah tersebut hanya memiliki 2 kelas saja, sudah
hampir tidak terlihat siswa yang menggunakan mobil.
Pria
berseragam hitam tersebut mempercepat langkah menuju mobil untuk membukakan
pintu. Seok Jin tidak buru-buru masuk. Ia mendapati Taeyeon menatap tak percaya.
Namun Seok Jin berusaha tidak menghiraukan dan akhirnya memutuskan untuk masuk
ke dalam mobil.
“Dan
Jin, ternyata punya rahasia besar selama ini.” Sungyeol bersuara tanpa
mengalihkan tatapannya pada mobil mewah yang bergerak meninggalkan halaman
sekolah.
Yoongi
yang tampak memikirkan sesuatu, sontak melempar tatapan penuh tanya pada
Dongwoo yang menjadi teman semeja Seok Jin. “Lo nggak tahu apa-apa tentang
Jin?”
Hampir
semua mata menoleh ke tempat Dongwoo dan Yoongi berada secara bergantian. Namun
Dongwoo menggeleng pelan sambil berujar, “bukan berarti gue tahu semua hal
tentang Jin.” Yang lain mendesah, kecewa.
Kecuali Krystal yang
tampaknya tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan teman-temannya itu. Cewek
tersebut memiliki pemikiran sendiri tentang kakak kelasnya itu yang memberikan
kejutan besar untuk semua.
Sementara
itu, Hayoung tampak merebut ransel milik Taekwoon yang dibawakan oleh Sungyeol.
“Gue mau nyusul kak Taekwoon. Sekalian nganterin tasnya.”
Mendengar
suara Hayoung yang membahas Taekwoon, membuat Himchan teringat akan Hyerim. Ia
lantas mengedarkan pandangan dan akhirnya mendapati Jungkook dan Eun Ji yang
berdiri paling belakang dari rombongan siswa SMA Paradise. Cowok itu kemudian
melangkah depat menghampiri keduanya.
“Bisa
kita temuin Hyerim sekarang?” Himchan berujar pelan. Dan bisa dipastikan hanya
Eun Ji serta Jungkook yang mendengarnya.
***
Di
saat yang lain sibuk dengan perdebatan Taeyeon dengan Seok Jin. Serta tentang
mobil mewah asing yang tiba-tiba saja membawa pergi seorang Kim Seok Jin yang
diketahui hanya sebagai siswa yang bekerja part
time di sebuah restoran. Minho ternyata sudah tidak berada di lingkungan
sekolah.
Cowok
satu itu sudah berada di dalam mobilnya yang terparkir sedikit jauh di luar
gerbang sekolah. Ia menunggu sesuatu terjadi. Cukup lama sampai akhirnya sebuah
mobil mewah memasuki gerbang sekolah. Tidak terlalu mencurigakan di mata
seorang Minho. Namun setelah beberapa menit, ternyata mobil itu lagi yang
pertama kali meninggalkan gerbang SMA Paradise.
Minho
menegakkan tubuhnya saat mendapati motor yang biasa dikendarai Seok Jin, kini
justru berada di tangan orang lain. Lalu kemudian, satu-persatu kendaraan milik
siswa SMA Paradise—dan SMA Destiny tentunya—mulai meninggalkan gerbang sekolah.
Sudah
hampir setengah jam kemudian, Minho akhirnya kembali menyalakan mesin mobilnya.
Ia lalu menyusul sebuah mobil yang baru saja bergerak meninggalkan gerbang SMA
Paradise. Karena memang itu yang ia tunggu sejak tadi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar