Author :
Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast :
·
Lee
Joon/Changsun (Mblaq)
·
Lee
Minhyuk (BtoB)
·
Jung
Yong Hwa (CN Blue)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast :
·
Im
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun
Horvejkul (2PM)
·
Yoon
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan
(Exo-M)
·
Choi
Sulli (F(x))
·
Kim
Himchan (B.A.P)
·
Lee
Sungmin (Super Junior)
·
Cha
Hackyeon ‘N’ (VIXX)
Genre :
romance
Length :
part
***
Minhyuk
menegakkan badannya ketika menyadari pintu di belakangnya terbuka lalu menutup
kembali. Bisa dipastikan itu adalah Hye Ra karena Minhyuk menyadari Himchan beranjak
dari kursinya. Begitu pula dengan Hackyeon.
“Hai
semua…,” seru Hye Ra ceria. “Maaf aku telat. Aku mencarikan ini dulu untuk
kalian,” ujarnya sambil meletakkan makanan-makanan yang ia bawa ke atas meja.
“Waah…
merepotkan sekali.”
Hye
Ra hanya merespon ucapan Himchan dengan senyuman. “Aku juga merasa bersalah
karena tidak datang tepat waktu.” Setelah itu Hye Ra melirik ke tempat Minyuk
berada. Dengan penuh senyum, gadis itu mendekati Minhyuk masih tetap
mempertahankan senyumnya.
Di
tempatnya berada, Minhyuk mengawasi kedatangan Hye Ra dengan wajah datar.
Hye
Ra menyambar sebuah buku di tangan Minhyuk, kemudian menggandeng lengan pemuda
itu. “Kau tidak ingin makan?” Tanpa menunggu jawaban Minhyuk, Hye Ra sudah
menariknya mendekat ke tempat yang lainnya berada.
“Ayo
cepat makan!” seru Hackyeon pada Minhyuk. Ia bahkan sudah menyodorkan sebuah
sumpit pada Minhyuk.
Dengan
ragu, Minhyuk menerima sumpit pemberian Hackyeon. Ia masih sulit mengendalikan
ekspresikan wajahnya. Belum lagi dengan sikap Hye Ra yang menurutnya cukup aneh
hari ini. Minhyuk sempat mengawasi gadis itu. Hye Ra masih menatap Minhyuk
sambil tersenyum. Seakan tidak ada hal yang terjadi sebelum ini.
***
Satu-persatu
anggota ‘Blue Flame’ memasuki sebuah mini bus yang akan membawa mereka ke suatu
tempat. Joon menghempaskan tubuh di salah satu kursi yang kosong. Tepat ketika
ia merasakan ponselnya bergetar. Hye Ra yang menelponnya. Namun Joon tampak
masih enggan untuk menjawabnya.
“Ini
untukmu, hyung!”
Joon
tampak sedikit tersentak ketika mendapati Doojoon menyodorkan sebuah botol
minuman padanya. “Oh. Terima kasih,” ujarnya setelah menerima minuman tersebut.
“Sama-sama,
hyung,” seru Doojoon kemudian melesat pergi.
Joon
sempat menoleh ke tempat Doojoon berjalan tadi. Ia lalu menatap minuman di
tangannya. “Hye Ra mengesampingkan
perasaannya pada Doojoon untuk Sung Hye. Apa aku juga bisa melakukan hal yang
sama? Minhyuk tampak begitu mencintai Hye Ra.”
Sebuah
pesan masuk ke ponsel Joon membuat pikiran pemuda itu teralih sementara. Pesan
dari kekasihnya, Hye Ra.
Masih mengabaikan panggilanku?
Joon
tersenyum pahit membaca pesan tersebut. “Apa harus ada kejadian itu dulu baru
kau mau melakukan ini? Menghubungiku hampir setiap saat,” gumam Joon dengan
suara pelan. Semua ucapannya hanya sekedar pengalih perasaannya saat ini.
Leader
‘Blue Flame’ itu menyandarkan tubuhnya lebih dalam pada sandaran kursi. Ia juga
melempar pandangan ke luar jendela tanpa minat. Kesendiriannya itu membuat Joon
kembali teringat beberapa kejadian pahit tentang Hye Ra bersama pemuda lain.
Flashback…
Joon
menajamkan mata memperhatikan pemuda tersebut karena itu bukan Minhyuk seperti
apa yang ia khawatirkan. Tapi Yong Hwa. Namun tampaknya Joon lupa tentang
pemuda itu.
Joon sedikit panic ketika
melihat Yong Hwa membimbing Hye Ra untuk berdiri. Ia segera mencari tempat
bersembunyi di sekitar sana. Pilihannya adalah sebuah pohon yang tidak
tersinari lampu taman. Saat mereka berbalik, Joon baru menyadari bahwa pemuda
itu adalah Yong Hwa. Seseorang yang pernah membuatnya sangat cemburu karena
kedekatannya dengan Hye Ra.
Flashback end…
“Hye Ra tidak mencintai pemuda itu. Yong Hwa
bahkan sudah bertunangan sekarang,” lirih Joon dalam hati. “Lalu dengan Minhyuk…”
Flashback…
Joon
kini sudah berdiri dan menatap tajam ke duanya. Belum lagi Minhyuk justru sudah
merengkuh tubuh Hye Ra ke dalam pelukannya. Minhyuk tetap berusahan menahan
tubuh Hye Ra meski gadis itu memberontak. Joon menarik ke belakang hoddienya
lalu menyeka tepi bibirnya yang berdarah dengan ujung jaketnya.
“Jadi
ini yang kalian lakukan di belakangku?” ujar Joon dingin.
Minhyuk
membeku mendengar suara yang sudah sangat di hafalnya tersebut. Perlahan ia
menjauhkan tubuhnya dari tubuh Hye Ra. Minhyuk juga memaksakan diri menoleh ke
tempat Joon berada. Matanya membulat sempurnya saat mendapati kakaknya di sana.
“Hyung?” serunya pelan.
Flashback end…
Joon
menghembuskan napasnya dengan kasar. “Jika
aku akhirnya tidak sanggup melepasmu, bolehkah aku melawan Minhyuk?” Pertanyaan
tanpa ada yang bisa menjawabnya itu tentu saja Joon tunjukkan untuk Hye Ra.
***
Aku masih sibuk!
Hye
Ra buru-buru memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jins sambil
menggembungkan pipinya. Bosan karena menunggu seseorang muncul dari dalam
butiknya. Gadis itu juga belum ingin membalas pesan Joon tadi.
“Kau
masih di sini?” tegur Himchan yang sebenarnya sudah pulang beberapa waktu lalu.
Hye
Ra menoleh cepat. “Kau kembali?”
“Ada
yang tertinggal. Aku ke dalam dulu,” ujar Himchan yang kemudian melesat masuk
meninggalkan Hye Ra yang masih berdiri di samping mobilnya yang terparkir di
depan butik.
Beberapa
saat kemudian, Himchan kembali dan kali ini muncul bersama Minhyuk. Hye Ra yang
menyadari itu, berusaha untuk tidak bereaksi berlebihan. Memang ada yang ingin
ia bicarakan pada Minhyun. Namun tidak di depan Himchan.
“Aku
pergi duluan,” pamit Himchan. Ia memang tampak sedikit terburu-buru. Terlebih
setelah Hye Ra dan Minhyuk mengangguk untuk ia bisa segera pergi dari sana.
Tersisa
Hye Ra bersama Minhyuk di sana. Dan setelah Himchan benar-benar pergi, Hye Ra
segera menoleh cepat ke tempat Minhyuk berada. Minhyuk sendiri sudah ingin
melangkah pergi. Tapi buru-buru Hye Ra menahan tangannya dan memaksa Minhyuk
untuk menoleh padanya.
“Apa
lagi yang ingin kau lakukan padaku hari ini?” desis Minhyuk. “Kau tidak bisa
membuatku membencimu.”
Hye
Ra melepaskan tangannya pada tangan Minhyuk. Ia juga sedikit mengulur waktu
untuk merespon ucapan Minhyuk. “Aku hanya ingin kau mengembalikan cincinku. Itu
saja. Apa itu sulit?” Hye Ra berujar dingin.
Minhyuk
tersenyum meremehkan. “Apa kau sudah sangat yakin dengan hyungku?”
“Yakin
atau tidak, itu urusanku. Dan kau tidak perlu tau. Sekarang, cepat kembalikan!”
seru Hye Ra sedikit memaksa.
Dengan
sangat terpaksa, Minhyuk membongkar ranselnya. Ia mengeluarkan sebuah kotak
yang berisi benda berharga milik Hye Ra. Minhyuk juga tampak terkejut karena
Hye Ra tanpa sabar menyambar kotak di tangannya itu.
Setelah
mendapatkan apa yang ia inginkan, Hye Ra langsung balik kanan. Namun baru
beberapa langkah, gadis itu berbalik kembali dan menatap Minhyuk langsung ke
mata pemuda itu.
“Setelah
ini, jangan coba merebutku dari Joon. Dan aku juga tidak sudi bicara padamu sebelum
Joon mau memaafkanku.” Usai berkata seperti itu, Hye Ra benar-benar melesat
meninggalkan Minhyuk yang masih berdiri mematung di tempatnya.
***
Setelah
hari itu, Hye Ra benar-benar membuktikan ucapannya. Ia sama sekali tidak
membiarkan Minhyuk bicaranya padanya. Tidak peduli tanggapan orang lain seperti
Himchan atau pun Hackyeon yang juga terlibat di sana. Sampai akhirnya, hari
yang di tunggu Hye Ra pun tiba. Di mana butik tersebut telah siap untuk mulai
di jalankan.
Usai
peresmian butik yang dilakukan sendiri oleh Yoona, Hye Ra menjadi orang pertama
yang beranjak dari sana. Dan setelah mengganti pakaian resminya menjadi lebih
santai, Hye Ra melesat pergi tanpa pamit pada Minho dan Yoona tentunya.
***
Beberapa
hari lalu ‘Blue Flame’ masih disibukkan dengan kegiatan konser mereka. Dan hari
ini, ke lima pemuda tampan tersebut kembali untuk mempersiapkan diri
meluncurkan album music terbaru mereka, sore ini.
Seperti
yang sering mereka lakukan. Setelah acara peluncuran album terbaru akan
langsung dilaksanakan acara ‘fan sign’. Posisi mereka pun hampir tidak pernah
berubah. Luhan, Siwan, Joon, Doojoon dan Nichkhun.
Setiap
acara yang melibatkan ‘Blue Flame’ hampir selalu dipadati oleh fans mereka. Tak
terkecuali hari ini. Hampir semua barisan para member dipenuhi fans mereka.
Joon
sendiri juga berinteraksi dengan ramah pada para fansnya. Namun fans yang kali
ini mendapat giliran bertatap muka dengan Joon, justru tidak membawa apapun
yang bisa diberikan tanda tangan milik Joon.
Joon
sempat mendongak sambil bertanya, “kau tidak membawa sesuatu yang bisa ku tanda
tangani?”
Gadis
itu menutupi hampir seluruh bagian wajahnya dengan syal. Ia bahkan juga
menggunakan sebuah kacamata hitam. Dan setelah ditanya seperti itu, gadis
tersebut hanya memberikan sebuah kotak persegi beserta sebuah surat.
Joon
menatap bingung barang-barang di hadapannya. Namun ketika ingin meminta
penjelasan, gadis itu sudah lebih dulu berbalik dan pergi.
“Hye
Ra!” pekik Doojoon yang sontak saja membuat Joon menoleh cepat padanya. Kebetulan
Joon memang duduk tepat di samping Doojoon. Tentu saja Doojoon mengenali Hye Ra
karena gadis itu mengenakan pakaian pemberian fans untuk Joon yang kemudian ia
berikan kembali pada Hye Ra.
Joon
tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejar Hye Ra. Aksinya menjadi sorotan.
Tidak terkecuali oleh para anggotanya yang lain. Namun tidak ada yang ingin
ikut mengejar Joon.
Siwan
menoleh ke tempat Doojoon berada sambil melemparkan pertanyaan, “itu benar Hye
Ra?”
“Aku
yakin itu pasti dia,” seru Doojoon.
Luhan
sendiri sudah berdiri di belakang meja milik Joon. Ia meraih kotak kecil di
atas sana. Siwan bahkan sempat ikut melihat ke dalam kotak yang dibuka Luhan
tersebut. Berisi sepasang cincin.
“Apa ini cincin yang Hye Ra maksud ada pada
Minhyuk?” pikir Luhan. Ia memang berjanji pada Joon untuk merahasiakan
kejadian malam itu dari member ‘Blue Flame’ yang lain.
***
Joon
mengejar Hye Ra sampai luar. Tentu saja kejadian itu membuat histeris para
fansnya yang sudah berada di luar. Namun Joon langsung menghentikan langkah
karena melihat seorang pemuda yang tiba-tiba datang dari arah lain dan ikut
mengejar Hye Ra. Itu Minhyuk. Dan Joon sendiri tidak mungkin salah mengenali.
Demi
mengembalikan kondisi seperti semula, Joon langsung menyunggingkan senyumannya
di hadapan para ‘flamers’. Beberapa bodyguard
juga telah bersiap disekelilingnya untuk menjaga Joon dari sikap fans yang
bisa saja menjadi tak terkendali.
Dengan
sangat terpaksa, Joon dikawal untuk kembali ke dalam.
Luhan
yang melihat kedatangan Joon, langsung kembali ke mejanya seperti semula.
Siwan, Doojoon dan Nichkhun juga kembali pada tugas mereka bertemu para fans.
***
Yong
Hwa tampak menguap karena bosan. Ia mengantar Sulli bertemu ‘Blue Flame’. Namun
pemuda itu hanya menunggu diparkiran sambil bersandar di badan mobilnya. Di
tengah rasa bosannya, Yong Hwa mengeluarkan ponsel karena ada sebuah panggilan
masuk. Dari Sulli.
“Ada Hye Ra di sini. Tapi dia sudah ke luar.
Apa kau melihatnya disekitar sana?”
Tanpa
merespon pertanyaan Sulli lebih dulu, Yong Hwa langsung menegakkan badannya dan
melempar tatapan ke sekitar.
“Hye Ra mengenakan syal dan kacamata untuk
menutupi wajahnya,” seru Sulli lagi meski Yong Hwa sama sekali belum
merespon perkataannya.
Tepat
setelah Sulli menyelesaikan kalimatnya, Yong Hwa menangkap sosok gadis dengan
ciri-ciri seperti yang dijelaskan Sulli. “Dia ada di sini,” ujarnya yang
kemudian mematikan sambungan untuk mengejar keberadaan Hye Ra.
Yong
Hwa memperlambat langkah karena ia melihat Minhyuk berada beberapa meter di
belakang Hye Ra. Tapi pemuda itu tetap melangkah mendekat. Mengawasi ke duanya
dari tempat ia berdiri sekarang.
“Hye
Ra tunggu!” seru Minhyuk yang bahkan sudah berhasil menangkap tangan Hye Ra
hingga gadis itu berbalik.
Hye
Ra menghentakkan tangan agar Minhyuk melepaskannya. Dengan tatapan tajam, gadis
itu berujar, “bukankah sudah ku katakan jangan berani mengajakku bicara sebelum
Joon memaafkanku!”
Minhyuk
tidak membalas ucapan Hye Ra karena mereka menyadari keberadaan Yong Hwa di
sana. Yong Hwa sendiri juga mendengar apa yang Hye Ra katakan untuk Minhyuk.
***
Joon
kembali melakukan kegiatannya yang sempat tertunda untuk berinteraksi langsung
dengan fansnya. “Siapa namamu?” tanya Joon yang sudah bersiap menanda tangani
album terbaru mereka.
Gadis
itu justru sedikit menunduk agar wajahnya bisa lebih dekat dengan wajah Joon.
“Kau kekasih Hye Ra?” Gadis itu justru balik bertanya. Saat Joon mendongak, ia
sudah lebih dulu menegakkan tubuhnya seperti semula.
“Kau?”
seru Joon terkejut mendapati Sulli di hadapannya. Ia mengenal gadis itu saat
menghadiri pertunangannya dengan Yong Hwa.
“Aku
tidak akan mengatakannya pada siapa pun,” kata Sulli seolah mengerti
kekhawatiran Joon.
Joon tidak mengucapkan
sepatah kata pun. Ia hanya melakukan tugasnya untuk menandatangi album milik
Sulli. Setelah itu mereka saling berjabat tangan.
“Tanpa
kau pinta, aku akan memastikan Hye Ra tidak akan berpaling darimu.”
Joon
mengukir senyum. Senyum itu tidak terlihat seperti paksaan. “Terima kasih.”
Sulli
balas melempar senyumannya. Lalu ia melesat pergi untuk memberikan kesempatan
pada yang lain agar bisa bertemu Joon. Sementara Joon sendiri langsung terdiam
dan perhatiannya sedikit tersita pada kotak kecil di hadapannya.
***
“Kalau
memang tidak ingin bicara dengan Minhyuk, bagaimana kalau kau bicara padaku
saja?”
Hye
Ra sempat melirik sekilas pada Minhyuk sebelum merespon perkataan Yong Hwa
tadi. Kemudian Hye Ra tampak mengangguk kecil dan menggeser tubuhnya agar lebih
dekat dengan Yong Hwa.
Minhyuk
sudah ingin bergerak untuk mendekati Hye Ra tentu saja. Namun Yong Hwa sudah
lebih dulu menghalanginya. Ia kemudian balik badan. Dan tanpa harus memaksa,
Hye Ra tetap akan berjalan mengikutinya.
“Benar
Joon tidak mau memaafkanmu?” tanya Yong Hwa setelah memastikan Minhyuk sudah
tidak berada di dekat mereka.
Hye
Ra menghembuskan napasnya, berat. “Begitulah. Joon bahkan masih belum mau
menerima panggilanku,” keluhnya.
Yong
Hwa sempat merangkul Hye Ra sesaat dengan canggung. “Maafkan perlakuanku malam
itu.”
“Lupakan,”
seru Hye Ra enggan membahas hal itu.
“Akh,
iya. Ku rasa sebentar lagi Sulli selesai. Aku bisa mengantarmu pulang dulu,”
tawar Yong Hwa.
Hye
Ra menghentikan langkah, kemudian berdiri menghadap Yong Hwa. “Terima kasih
untuk apa yang kau lakukan padaku selama ini. Dan untuk tawaranmu, maaf aku
menolak. Masih ada hal yang harus ku kerjakan.”
Yong
Hwa hanya bisa mengangguk. Ia sudah tidak bisa memaksa Hye Ra seperti apa yang
sering ia lakukan dulu. Dan pemuda itu hanya menemani Hye Ra sampai gadis itu
mendapat sebuah tumpangan taksi.
***
Seluruh
anggota ‘Blue Flame’ sudah kembali ke dorm mereka. Kecuali Nichkhun yang
setelah menikah sudah tidak tinggal di sana. Masing-masing juga langsung masuk
ke dalam kamar mereka. Namun, Luhan tampak melesat ke luar kamarnya lalu menuju
kamar yang di tempati Joon.
“Joonie
hyung!” seru Luhan seraya mengintip ke balik pintu kamar tersebut. Tampak Joon
tengah berganti pakaian dengan posisi berdiri membelakanginya.
Joon
sempat menoleh sekilas. “Oh, kau? Masuklah,” ujar Joon kemudian duduk di tepi
tempat tidurnya. “Ada apa?”
Luhan
melangkah masuk lalu mengambil tempat duduk di samping Joon. Ia menyodorkan
sebuah amplop yang ia ketahui pemberian Hye Ra tadi saat acara ‘fans sign’.
“Aku hanya ingin memastikan kau membaca ini.”
Joon
tertegun sesaat. Menatap amplop dan Luhan bergantian. “Ku pikir benda itu
hilang,” ujar Joon. Dan sedetik kemudian, barulah ia meraih amplop dari tangan
Luhan. “Sepertinya kau akan menjadi pengganti Nichkhun dalam mengetahui segala
rahasiaku,” goda Joon.
Luhan
terekekeh menanggapi ucapan Joon. “Tak apa, hyung. Aku juga senang bisa
membantumu.”
Selama
Joon sibuk membaca suratnya, Luhan tampak tertarik pada sebuah kotak kecil di
atas meja. Itu kotak yang ia lihat bersama surat yang ia bawa. Dan kondisi
kotak itu dalam keadaan terbuka. Hingga bisa dipastikan Luhan dengan leluasa
mengintip isinya. Sepasang cincin.
Maaf tidak memberitahumu sebelumnya. Minho
oppa dan keluargaku menginginkan kita untuk bertunangan. Dan malam ituharusnya
aku menunjukkan cincin kita. Tapi… ya sudahlah.
Aku hanya ingin meminta maaf padamu atas
segalanya. Dan maaf juga bahwa aku baru bisa mengatakan…
AKU MENCINTAIMU JOON…
-Hye Ra-
|
“Cincin
yang bagus, hyung.”
Joon tampak
mengabaikan kekaguman Luhan pada cincin pemberian Hye Ra untuknya. Ia sendiri kini
sibuk menatap cincin yang melingkar di jari manis tangan kanannya.
“Luhan….
Apa yang harus aku lakukan sekarang?” keluh Joon.
Saat Luhan
menoleh, ia sudah mendapati Joon meringkuk sambil memeluk gulingnya. “Kau
sangat mencintainya kan, hyung?”
Mendengar
pertanyaan Luhan, Joon langsung bangkit. “Yang harus ku hadapi bukan Yong Hwa
atau Doojoon. Tapi Minhyuk. Adikku sendiri,” ujar Joon dengan nada cukup
terdengar frustasi.
Luhan
hanya mampu menghela napasnya.
“Kau
juga memiliki adik laki-laki, kan? Bagaimana jadinya kalau kau dan Minwoo
terlibat cinta dengan Han Yoo?” tanya Joon. Secara tak langsung ia memang
berusaha menyeret Luhan agar merasakan penderitaannya saat ini.
“Jangan
beri aku pertanyaan seperti itu!” protes Luhan. Dan bisa dipastikan ia juga
akan sama frustasinya jika apa yang diucapkan Joon benar-benar terjadi.
Merasa
tak ada pencerahan, Joon menghempaskan kembali tubuhnya ke atas kasur hingga
menimbulkan sedikit guncangan di atasnya.
“Tapi
hyung harus tetap mengejar cinta Hye Ra. Karena yang berhak memutuskannya bukan
kau, apalagi Minhyuk. Tapi Hye Ra. Dan hanya Hye Ra yang bisa menentukannya.”
“Luhan
benar, hyung!”
Joon dan
Luhan sama-sama menoleh. Mereka mendapati Doojoon juga Siwan di ambang pintu
kamar itu.
“Sejak
kapan kalian di situ?” seru Joon.
Siwan
dan Doojoon saling melempar tatapan sambil tersenyum penuh rahasia.
“Yang
jelas, kami mendengar semua curhatanmu, Joon.” Siwan yang tampak menjelasakan.
Doojoon
kemudian maju beberapa langkah. “Yong Hwa memberitahuku. Hye Ra sama sekali
tidak memiliki perasaan apapun pada Minhyuk.”
Mendengar
nama Yong Hwa disebut, Joon langsung menatap tak suka pada Doojoon yang tadi
mengatakannya. “Kenapa harus orang itu yang memberitahumu?”
“Apapun
kodisinya, Yong Hwa salah satu orang yang sangat Hye Ra percayai. Dan aku juga
percaya Yong Hwa sudah merubah keputusannya. Dia tidak akan mengusik hidup Hye
Ra dengan perasaannya. Tapi mereka juga tidak bisa dipisahkan selayaknya Hye Ra
dan Minho. Atau kau dengan Minhyuk juga Hyorin noona.”
Setelah
ucapan panjang lebar dari Doojoon tadi, Joon sama sekali belum berkomentar. Sampai
akhirnya, Luhan tampak merangkul Joon. “Kami akan mendukungmu sepenuhnya,
hyung.”
***
Malam
itu, Sulli tampak melangkah sendiri di koridor rumah sakit. Ia memang tengah
menjalani tugasnya sebagai seorang dokter. Lalu di ujung lorong sana, ia
melihat seorang pemuda yang sudah cukup dikenalnya. Itu Hackyeon. Sulli mempercepat
langkah dan menghampiri Hackyeon.
“Sedang
apa kau di sini?” tegur Sulli yang sukses membuat Hackyeon sedikit terlonjak
kaget.
“Oh,
kau? Aku menemukan Hye Ra pingsan di jalan setelah nyaris tertabrak mobilku. Dia
sedang ditangani sekarang. Dan aku juga mencoba menghubungi Minhyuk, tapi…”
“Jangan
beri tahu Minhyuk!” seru Sulli menyelak ucapan Hackyeon.
“Memangnya
kena….” Ucapan Hackyeon terinterupsi oleh panggilan dari Minhyuk.
Sulli
juga sempat menangkap nama ‘Minhyuk’ dilayar ponsel Hackyeon. Ia menatap
Hackyeon penuh harap agar pemuda itu mau menuruti permintaannya. Dan dengan terpaksa,
Hackyeon akhirnya mengangguk dan menuruti permintaan Sulli.
***
Minhyuk
menghempaskan tubuh di atas sofa apartmen Joon. Ia baru menyadari Hackyeon
ternyata sejak tadi menelponnya beberapa kali. Namun tidak ada yang sempat ia
jawab. Minhyuk pun langsung balik menelpon Hackyeon.
“Minhyuk, maaf. Tadi aku ingin menanyakan
dompetku. Mungkin kau melihatnya. Tapi sekarang aku juga sudah menemukannya. Maaf
mengganggumu.”
Minhyuk menjauhkan ponsel dari telinganya. Selama Hackyeon
berbicara tadi, pemuda itu hanya terdiam. Terdengar ada yang janggal dengan
nada suara Hackyeon.
“Apa
Hackyeon menyembunyikan sesuatu?” desis Minhyuk.
***
Tapi hyung harus tetap mengejar cinta Hye Ra. Karena yang berhak memutuskannya bukan kau, apalagi Minhyuk. Tapi Hye Ra. Dan hanya Hye Ra yang bisa menentukannya.”
BalasHapus“Luhan benar, hyung!”
Joon dan Luhan sama-sama menoleh. Mereka mendapati Doojoon juga Siwan di ambang pintu kamar itu.
-> tumben nih kata2nya bener si Luhan.. hahaha
BIsa juga ngasih solusi buat Joon.. hehehe
Hye Ra pingsan kenapa?? Apa dy frustasi gak di maafin Joon??