Author : N-Annisa (@nniissaa11)
Main Cast :
·
Lee
Hongbin (Vixx)
·
Krystal
Jung (Fx)
·
Yook
Sungjae (BtoB)
Support Cast :
·
Kwon
Yuri (SNSD)
·
Park
Cheondung (M-Blaq)
·
Son
Naeun (A-Pink)
·
Shin
Dongho (U-Kiss)
Genre :
romance, friendship, yaoi
Length :
3 shoot
Summary :
“Andai Hongbin ngelakuinnya dengan perasaan cinta. Aku pasti
akan jadi cewek paling bahagia di dunia.”
***
Gadis
itu tertegun melihat Hongbin menatapnya dengan sorot mata khawatir. Namun ia
sendiri juga sudah tidak sanggup lagi menahan berat badannya. Bahkan untuk
tersenyum pun rasanya sulit. Krystal akhirnya tak sadarkan diri dalam pelukan
Hongbin.
“Hongbin, maaf merepotkanmu.”
Saat
tersadar, Krystal mendapati dirinya sudah terbaring di rumah sakit. Dan orang
pertama yang ia ingat adalah Hongbin. Ia yakin cowok itu yang telah membawanya
ke sana. Ketika mengingat itu, Krystal menyunggingkan senyumannya. Tak peduli
jika Cheondung bahkan seperti mengabaikannya tadi.
Senyuman
cewek itu pudar saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Namun ia tidak
bisa memastikan siapa yang melakukan itu karena tertutup tirai di sana.
“Aku kangen sama kamu, Hong.”
Terdengar
suara seseorang. Dan Krystal yakin itu milik Sungjae. Cowok itu tidak sendiri.
Krystal mendengar kata ‘Hong’, yang kemungkinan besar itu artinya adalah
Hongbin. Krystal sulit mengekspresikan wajahnya saat mendengar cara bicara
Sungjae.
“Apa impian Krystal cuma itu?”
Tebakan
Krystal benar. Karena tak lama setelah itu, giliran Hongbin yang bersuara. “Impian?”
Krystal berujar pelan, menerka maksud ucapan Hongbin. “Sungjae ngomong apa aja
ke Hongbin?”
“Aku yakin nggak. Dia pasti juga ingin
merasakan apa yang cewek lain rasain pada umumnya. Menikah, memiliki anak.”
Krystal membulatkan mata mendengar ucapan Sungjae
tersebut. “Sungjae ngapain cerita hal itu ke Hongbin?” Krystal menatap gemas ke
arah tirai. Bisa dipastikan kedua cowok tersebut ada dibalik benda itu.
“Kalau aja dia mau ngejalanin operasi itu…”
“Aku nggak pernah ngerti jalan pikiran Krystal. Aku bisa aja
ngebantu dia untuk biaya operasi tersebut, tapi sama seperti waktu aku mau
nikahin dia. Krystal menolak dengan pasti.”
Krystal mendesah berat.
Hongbin bisa dipastikan sudah tahu hampir semua rahasia tentang dirinya.
“Kenapa kamu jadi…”
“Jangan bahas itu!”
Krystal sedikit terkejut karena ternyata Hongbin
tiba-tiba menyingkap tirai tersebut. Cowok itu bahkan langsung mendekat.
Mendului Sungjae seolah ia yang lebih lama mengenal Krystal dari pada
‘pacarnya’ tersebut.
“Kamu
baik-baik aja? Apa yang kamu rasain sekarang ini?” cecar Hongbin. Ia bahkan tak
memikirkan hal lain saat menanyakan hal tersebut. Terutama tentang Sungjae yang
jelas menunjukkan rasa kecemburuannya karena kekhawatiran Hongbin pada Krystal.
Krystal
tidak tahu jawaban apa yang harus ia berikan pada Hongbin. Padahal secara
jelas, ia bisa melihat Sungjae menahan cemburu padanya. Namun saat mata mereka
bertemu, Sungjae justru mengukir senyum.
“Kamu
pasti bandel lagi kan, Krys?” seru Sungjae sambil melangkah mendekat. Ia
terkekeh melihat tatapan terkejut Krystal karena pertanyaannya.
***
“Hai
calon kakak ipar.”
Cheondung
yang sedang melangkah, sontak berhenti sambil menoleh. Ia mendapati Hongbin
yang tersenyum penuh arti seraya melangkah ke arahnya.
“Kamu
pasti udah denger berita tentang aku dengan Sungjae, kan?”
Cheondung
mengawasi sekitar. Beruntung para mahasiswa di sana tidak ada yang terlalu
memperhatikannya. “Terus? Kita nggak pernah punya masalah kan, Hong?”
“Memang
bukan antara kita. Tapi antara kamu, Kak Yuri, dan… Krystal.”
“Apa
kamu mau nunjukin kedekatan kamu dengan Krystal? Boleh aja, tapi aku bakal
pastiin kamu nggak akan bisa milikin Krystal seutuhnya. Aku nggak bakal
ngelepasin dia.”
“Kenapa?”
sahut Hongbin cepat.
“Karena
aku mencintainya,” seru Cheondung tanpa beban.
Tanpa
sepengetahuan Cheondung, Hongbin mengepalkan tangannya. Seperti berusaha
mengumpulkan tenaga untuk mengatakan sesuatu. “Kalau gitu, bisa nikahin dia
setelah kamu tahu Krystal mengidap penyakit?”
Cheondung
membulatkan mata mendengar permintaan Hongbin. “Itu nggak mungkin, Hong. Orang
tua aku nggak akan…”
“Berarti
kamu bisa ngelepasin dia? Dan aku juga bakal pastiin rahasia ini aman dari Kak
Yuri.” Ucapan Hongbin secara tidak langsung sama seperti sebuah ancaman serius.
“Hong…”
Cheondung kembali menutup mulutnya. Tidak sanggup mengatakan sesuatu. “Kalau
aku ngelepas Krystal, apa kamu bisa ngebahagiain dia?” seru Cheondung akhirnya
setelah Hongbin sudah membalikkan badannya dan bersiap pergi dari sana.
Hongbin
sendiri juga terlihat tak sanggup menjawab pertanyaan itu. Ia lebih memilih
meninggalkan Cheondung. Tak peduli jika cowok itu terus meneriaki namanya.
Hongbin tetap melangkah menjauh. Tidak mengerti apa yang terjadi padanya. “Apa aku bisa?”
Setelah memastikan Cheondung sudah tidak berada
didekatnya, Hongbin menghentikan langkah. Ia menatap nanar sebuah undangan di
tangannya. Undangan pernikahan Sungjae dengan Naeun.
***
Hongbin
membawa sebuket bunga untuk Krystal yang masih terbaring di rumah sakit. “Hai…”
sapanya sambil mengukir senyum.
Krystal
tak membalas sapaan Hongbin. Ia masih bingung harus bersikap seperti apa pada
cowok itu. “Aku berterima kasih banget karena kamu yang udah bawa aku ke sini.”
Hongbin
meletakkan bunga yang ia bawa ke atas nakas. Kemudian ia mengambil tempat di
tepi tempat tidur yang Krystal tempati. Cowok itu hanya menatap lembut, tanpa
bicara apa pun.
“Kamu
ada apa ke sini? Kita nggak pernah punya masalah, kan?”
Hongbin
justru terkekeh mendengar pertanyaan Krystal yang seperti memiliki beban karena
kehadirannya di sana. “Justru aku yang mau bikin masalah sama kamu.”
Krystal
membulatkan mata. Sukses dibuat terkejut oleh Hongbin yang justru semakin tak
bisa menahan tawanya. “Maksud kamu? Apa aku bikin salah? Kamu…”
Hongbin
menyentuh tangan Krystal yang sontak membuat cewek itu langsung bungkam. “Krys,
kita saling membutuhkan. Aku bisa bantu bikin mimpi kamu jadi kenyataan, dan
kamu bisa bikin aku kembali diterima di keluarga aku.”
Mendengar
itu, sontak Krystal menarik tangannya menjauh dari genggaman Hongbin. Ia bahkan
sampai mengalihkan tatapannya ke arah lain. “Sungjae cerita apa aja?” tanyanya
dengan nada sedikit tak suka. Atau lebih tepatnya kecewa terhadap Sungjae.
“Jangan
tersinggung. Ngeliat kamu adalah seorang cewek yang tangguh, bikin aku
simpatik. Aku akan biayain semua pengobatan kamu sampai kamu bener-bener
sembuh.”
Krystal
tiba-tiba menoleh cepat. “Apa yang kamu mau dari aku?” Jelas cewek itu mencurigai jika Hongbin
memiliki maksud tersendiri atas permintaan cowok itu.
Hongbin
berusaha bersikap sabar menghadapi cewek di hadapannya tersebut. “Aku cuma
pengen kembali ke rumah dan ibuku maafin kesalahanku saat bersama Sungjae.”
“Intinya…”
desak Krystal yang tak ingin mendengar alasan apa pun dari Hongbin.
Hongbin
menghela napas, kasar. Sebelum akhirnya ia berujar, “aku mau nikahin kamu.”
***
“Sesekali
kita memang harus egois.” Krystal menatap pantulan dirinya di cermin. Sebuah
gaun pernikahan yang cantik sudah membungkus tubuhnya dengan sempurnya. Cewek
itu tersenyum miris. “Gaun ini seharga biaya operasiku nantinya.”
“Krys!”
Tanpa
harus menoleh, Krystal sudah bisa memastikan seseorang yang datang adalah
Sungjae. Ia bisa melihatnya dari dalam cermin. Setelah Sungjae semakin dekat,
barulah Krystal membalikkan badan. Cewek itu bahkan sampai langsung melesat ke
dalam pelukan Sungjae.
“Jae,
maaf. Secara nggak langsung aku ngerebut Hongbin….” Ucapan Krystal terputus
karena ia merasakan Sungjae mempererat dekapannya.
“Jangan
bahas itu. Yang penting kamu harus sembuh. Dan salah satu jalannya adalah
melalui Hongbin. Lagi pula, gimana sama Naeun kalo aku mikirin Hongbin terus?”
Sungjae lalu melepaskan pelukannya. Namun ia tetap menggenggam ke dua tangan
Krystal. Sungjae merentangkan tangannya sambil memperhatikan Krystal dari atas
hingga bawah. “Jangan lupa senyum ya di depan Hongbin,” godanya membuat Krystal
terkekeh.
***
Seusai
menggelar resepsi pernikahannya, Hongbin membawa Krystal pulang ke apartmen
yang ia tempati selama diusir dari rumahnya. Selayaknya pengantin baru, Hongbin
memperlakukan Krystal dengan sangat manis. Menggandeng lembut cewek itu saat
membawanya masuk. Namun Krystal hanya menatap nanar punggung tegap milik
Hongbin yang berjalan di depannya.
“Andai Hongbin ngelakuinnya dengan perasaan
cinta. Aku pasti akan jadi cewek paling bahagia di dunia,” lirih Krystal.
Hongbin
membuka pintu salah satu ruangan di apartmen mewah itu. Apartmen yang jauh
berbeda seperti milik Krystal. “Ini kamar kita. Kamu bisa langsung istirahat.”
Krystal
memaksakan senyumnya terukir. Tentu karena ia teringat pesan Sungjae agar
tersenyum di depan Hongbin. “Kamu juga.” Setelah berkata seperti itu, Krystal
buru-buru melesat masuk ke dalam kamar tersebut lalu menutup pintunya dari
dalam. Ia menyandarkan tubuhnya pada daun pintu sambil memegangi dadanya yang
terasa sesak.
“Kamu harus segera jalanin operasi itu. Aku
udah nyiapin uangnya,” ujar Hongbin sambil menyodorkan sebuah kartu ATM.
“Pinnya tanggal lahir kamu.”
Tanpa
sadar Krystal meneteskan air mata saat mengingat ucapan Hongbin waktu di dalam
mobil tadi. Saat melihat ada sebuah cermin besar disalah satu sudut kamar,
Krystal mendekat. Menatap lirih pantulan tubuhnya yang masih berbalut gaun
pengantin.
“Tapi
seenggaknya, kamu udah pernah ngerasain pakai baju ini.”
***
Beberapa
hari telah terlewatkan. Dan pagi itu Hongbin tidak mendapati Krystal dimana pun
di dalam apartmennya. “Krys! Kamu di mana, sih?” seru cowok itu. Ia bahkan
sudah sampai memeriksa kamar mandi hingga balkon dan ruang mencuci. Tapi
Krystal tidak ada di mana pun. Dan lebih parahnya, ponsel cewek itu juga tidak
aktiv.
Sampai
akhirnya, Hongbin mendapati hal yang janggal di meja makan. Dalam tudung saji,
sudah tersedia menu makanan serta terselip selembar kertas di bawah piring.
Bahkan selembar foto pernikahan mereka juga tergeletak di sana. Juga kartu ATM.
Segera saja Hongbin membaca surat tersebut.
***
Krystal
mengukir senyum saat kembali melihat foto dirinya dalam balutan gaun pengantin.
Cewek itu saat ini sedang dalam perjalanan menggunakan bus. Setitik kebahagiaan
itu masih terasa meski rasanya sakit dinikahi pria yang ia inginkan, namun pria
itu justru hanya merasa simpatik padanya.
Bus
berhenti di sebuah halte, dan Krystal turun di sana bersama dengan sebuah koper
besar miliknya. Ia merentangkan tangan, berusaha menikmati segarnya udara di
tempat tersebut.
“Kirain
pikir lupa jalan pulang?”
Krystal
berbalik cepat saat mendengar seseorang seperti bicara padanya. “Dongho!” pekik
Krystal yang langsung berhamburan memeluk cowok itu.
***
“Sungjae!”
Dengan tidak sabar, Hongbin mengetuk pintu rumah milik Sungjae. Namun yang
membuka pintu adalah Naeun. Tentu karena cewek itu telah menikah dengan
Sungjae.
“Kenapa,
Hong?” seru Sungjae yang kemudian memunculkan diri di sana. Ia menatap bingung
cowok yang kini telah menjadi ‘mantan’ kekasihnya. “Kamu kenapa?” desaknya
lagi. Kekhawatiran kini terlihat jelas karena Hongbin datang dengan kondisi
kurang baik. Masih mengenakan piyama yang ia gunakan untuk tidur semalam.
“Krystal
di sini?” tanya Hongbin akhirnya.
Sungjae
dan Naeun justru saling melempar tatapan. “Nggak ada, Hong.” Naeun yang
terdengar menjawab.
Mendengar
itu, Hongbin sontak mengacak rambutnya. Frustasi karena tidak bisa mengetahui
keberadaan Krystal. “Krystal kabur dari apartmen,” ujar Hongbin lemah.
Sungjae
sontak memegang ke dua pundak Hongbin. Sementara Naeun juga berusaha
menenangkan suaminya itu. “Mungkin Krystal ke rumah sakit. Dia mau operasi,
kan?” kata Naeun.
Hongbin
yang benar-benar terlihat terpukul, menyingkirkan tangan Sungjae dari pundaknya.
“Krystal ninggalin ATM yang isinya uang untuk operasi dia. Dan isi suratnya
mastiin Krystal benar-benar pergi. Nggak tau ke mana.”
Mata
Sungjae menangkap sesuatu dalam genggaman tangan Hongbin. Cowok itu tadi
menyinggung masalah surat. Dan bisa dipastikan benda yang digenggam Hongbin
adalah surat yang ia maksud. Tanpa pikir panjang, Sungjae menyambarnya yang
ternyata memang sebuah kertas. Tidak salah lagi, itu surat yang Hongbin maksud.
“Jae,
kamu tau tempat yang mungkin Krystal datengin?”
Sungjae
menatap Naeun seolah mendapat pencerahan. Hongbin sontak menatap Sungjae penuh
harap. “Kota kelahirannya.”
“Antar
aku ke sana!” seru Hongbin. Terkesan sangat memaksa. “Sekarang!” tegasnya lagi.
***
Berminggu-minggu
Hongbin mencari Krystal di kota yang dimaksudkan oleh Sungjae. Beberapa kali
cowok itu menemani Hongbin. Tentu kini kondisi antara mereka sudah jelas
berbeda. Masing-masing dari mereka telah menikah dengan seorang wanita. Meski
kondisi yang mereka hadapi saat itu memang kurang ‘bagus’. Sungjae dijodohkan
oleh keluarganya dengan Naeun. Sementara Hongbin menikahi Krystal agar ia bisa
diterima kembali di keluarganya sejak kasus ‘hubungan’ terlarangnya dengan
Sungjae terbongkar.
Tapi
hari itu Hongbin pergi sendiri karena Sungjae tidak bisa menemani. Mobil cowok
itu terhenti di pinggir jalan. Terlebih karena ada sebuah panggilan diponselnya
dari Yuri.
“Hong! Hari ini aku nikah. Kamu nggak lupa
kan, dek?”
Hongbin
mendesah berat. “Kak! Krystal belum ketemu! Aku nggak mungkin pulang sekarang.
Kakak tolong ngertiin aku, dong!”
Sementara
ditempatnya berada Yuri berusaha menahan emosinya. Ia juga tampak sudah rapih
dengan gaun pengantin dibadannya. “Hong! Aku cuma ingetin. Aku juga nggak maksa
kamu untung pulang sekarang juga. Aku ngerti posisi kamu. Dan aku nelpon kamu
karena ada yang pengen aku omongin.”
“Maaf,
Kak.” Hongbin berujar lirih. Sedikit merasa bersalah. Ia juga tidak mengerti
apa penyebab dirinya menjadi sedikit sensitive semenjak Krystal kabur dari
apartmennya. Terutama hal yang menyangkut tentang cewek yang masih berstatus
istrinya tersebut.
“Janji
kalau kamu bakal bawa Krystal pulang.”
Hongbin
tertegun mendengar permintaan Yuri. “Tapi, Kak…”
“Aku
dan ibu juga udah tau tentang rahasia antara kamu dan Krystal. Tapi kita udah
terlanjur sayang sama dia. Dan aku juga berharap kalau usaha kamu di sana nggak
sia-sia. Hati-hati ya, dek. Semoga kamu bisa nemuin Krystal secepatnya.”
“Aku memang harus bener-bener bisa nemuin
Krystal di sini dan bawa dia pulang.”
***
Dua
hari berlalu. Dan Hongbin masih berada di sana. Di kota tempat Krystal
sebenarnya berada saat ini. Cowok itu juga kini tampak berjalan dikeramaian
kota. Menuju sebuah pusat perbelanjaan. Selama di sana, ia berusaha tak satu
pun sudut yang terlewatkan. Setelah sekitar 3 jam, Hongbin akhirnya memutuskan
beristirahat di sebuah restoran.
Sambil
menunggu pesanannya datang, Hongbin mengeluarkan ponselnya yang terpajang foto
pernikahannya dengan Krystal. Cowok itu benar-benar terlihat bahagia. Tak
terkecuali dengan Krystal sendiri.
“Kabahagiaanku
saat itu memang bukan rekayasa. Dan sekarang aku justru kayak orang gila
nyariin kamu, Krys.” Hongbin tampak bicara dengan foto ditangannya sambil
tersenyum miris.
“Kakakku masuk rumah sakit. Pasti karena
penyakit leukemia-nya.”
Hongbin
membeku mendengar percakapan dua pelayan yang berdiri tak jauh dari mejanya
berada. Saat menoleh, salah satu dari mereka memang tampak seperti ingin pergi
dari tempat itu. Dan entah hal apa yang membuat Hongbin justru mengikutinya. Cowok
tersebut adalah Dongho, cowok yang ditemui Krystal saat baru tiba di sana.
Hongbin
mengejar cowok tadi yang menumpang bus umum. Sampai akhirnya mereka benar-benar
tiba di sebuah rumah sakit. Hongbin sempat terlihat memegangi dadanya yang
tiba-tiba berdebar keras. Membayangkan jika ucapan cowok tadi benar terjadi
pada Krystal. Tapi firasatnya memang mengarah ke sana.
Tanpa
sadar, Hongbin menyusul Dongho yang tampak masuk ke dalam sebuah kamar rawat.
Di sana ia melihat Dongho langsung berhadapan dengan seorang dokter dan mereka
tampak bicara serius. Namun tatapan Hongbin justru tertuju pada seorang cewek
yang tergeletak lemah di atas tempat tidur.
“Krystal?” bibir Hongbin
berujar pelan. Dan langkahnya terasa berat saat wajah pucat istrinya tersebut
semakin terlihat jelas dimatanya.
“Selagi
stadiumnya belum terlalu mengkhawatirkan, saya sarankan nona Krystal untuk
melakukan operasi. Dan saya menunggu keluarga untuk menyetujui pelaksaan
operasi tersebut,” jelas sang dokter.
Hongbin
mengepalkan tangannya mendengar pembicaraan Dongho dengan dokter yang merawat
Krystal. Hongbin menoleh cepat dan mendapati Dongho justru terlihat bingung
dalam memberikan keputusan. Hongbin yang gemas, langsung saja mendekat.
“Berikan
surat persetujuan itu. Aku yang akan menandatangani dan melunasi semua
biayanya.”
“Siapa
kamu?” seru Dongho. Cukup terkejut karena mendapati orang asing di dalam kamar
rawat Krystal.
Hongbin
hanya melirik sesaat ke arah Dongho. Ia kemudian menatap dokter tersebut. “Saya
suaminya. Krystal harus segera dioperasi, kan? Bisa dipercepat pelaksanaannya?”
Sang
dokter mengangguk cepat dan segera melesat pergi dari sana dengan mengajak
Hongbin juga untuk mengikutinya. Namun Dongho justru menghalangi langkah
Hongbin. Ia harus memastikan siapa Hongbin.
“Siapa
kamu berhak nentuin keputusan untuk Krystal? Cuma anggota keluarga aja yang
bisa. Dan lagi pula, biaya untuk…”
Hongbin
mengankat satu tangannya menandakan agar Dongho diam. “Aku bisa buktiin
semuanya kalau aku dan Krystal udah nikah. Dan untuk saat ini, mana yang lebih
penting untuk Krystal? Operasinya, kan?”
***
Sungjae
dan Naeun langsung melesat pergi setelah Hongbin mengabari mereka tadi. Tentu
mengabari tentang keberadaan Krystal yang sudah ia temukan dan tentang operasi
yang sedang dilaksanakan cewek itu. Sementara itu, keduanya juga sudah tampak
tiba di rumah sakit tempat Hongbin berada.
“Hong!”
ujar Sungjae saat sudah melihat cowok itu.
Dongho
yang lebih dulu menyadari keberadaan Sungjae dan Naeun, langsung berdiri. “Jae?
Kamu kenal dia?” tunjukkan pada sosok Hongbin yang bahkan sudah tertidur di
kursi. “Cowok itu dengan lancangnya nandatanganin surat persetujuan untuk
Krystal dioperasi.”
Sungjae
hanya menepuk pelan pundak Dongho agar cowok itu lebih tenang. Kemudian ia
mendekati Hongbin dan duduk di samping cowok itu. Menatap wajah lelah Hongbin
yang memang sudah berhari-hari mencari Krystal. Sementara itu, Naeun tampak
bicara pada Dongho. Cewek itu cukup banyak mengetahui tentang Krystal. Dan ia
pula yang berusaha menjelaskannya pada Dongho.
“Oh,
Sungjae?” ujar Hongbin yang terbangun setelah Sungjae menyentuh pundaknya tadi.
“Udah lama?”
Sungjae
mendesah pelan sambil duduk di samping Hongbin. Ia bahkan tidak melepaskan
tatapannya dari cowok itu. Sedikit terenyuh melihat kondisi Hongbin yang tampak
cukup ‘berantakan’. “Kayaknya kamu udah kembali seperti Hongbin yang dulu.
Penuh dengan cinta.”
Hongbin
menatap Sungjae, bingung. Sementara Sungjae justru terkekeh kecil melihat
ekspresi Hongbin. “Menurutmu, apa yang udah bikin kamu kayak gini?”
Mendengar
pertanyaan itu, Hongbin tiba-tiba teringat dengan adegan ‘ciuman’ antara
dirinya dengan Krystal. Ada perasaan aneh jika mengingatnya. Hongin tampak
menatap Sungjae penuh arti. “Karena aku mencitainya.”
***
“Saat kondisiku akhirnya separah ini, kenapa
aku justru teringat Hongbin. Apa karena aku masih jadi istrinya? Aku bahkan
denger suara Hongbin tadi.”
Krystal
tampak mengerjap-ngerjap sebelum akhirnya cewek itu benar-benar membuka mata.
Saat menoleh, Krystal mendapati seseorang tertidur di dekat ranjangnya. Dengan
posisi kepala di dekat tangan cewek itu.
Krystal
tersenyum pahit. Meski wajah cowok itu belum terlihat, namun cukup familiar di
mata Krystal. “Nggak mungkin itu…” Krystal sempat menahan ucapannya karena
orang itu terlihat bergerak. “Hongbin…?”
Senyum
itu. Mata itu. Wajah tampan berhias lesung pipi. Tidak mungkin Krystal
melupakan suaminya, Hongbin. “Akhirnya kamu bangun juga, Krys.” Hongbin
menegakkan tubuhnya dengan masih mempertahankan senyuman dibibirnya.
Krystal
masih menatap datar cowok itu. Jelas karena ia bingung harus berekspresi
seperti apa mendapati Hongbin benar-benar di depan matanya sekarang. “Kenapa
kamu…”
Hongbin
mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut puncak kepala Krystal. Tampak
kehangatan dari sorot matanya. “Harusnya aku yang tanya, kenapa kamu pergi?
Kenapa kamu ninggalian aku sendirian di apartmen? Dan kenapa kamu sok tahu? Aku
nyariin kamu, bahkan sampai ke tempat ini.”
Krystal
tertegun mendengar penuturan Hongbin. Ia bahkan masih seperti tidak mempercayai
jika Hongbin benar-benar sudah ada di depan matanya sekarang ini.
Hongbin
tampak sudah ingin berdiri, dan masih sambil tersenyum. “Kamu istirahat dulu
aja. Nanti kita ngobrol lagi.”
“Hong…”
ujar Krystal lemah. Sementara tangannya menahan lengan Hongbin sebelum cowok
itu melangkah menjauh.
Hongbin pun membatalkan
niat untuk pergi. Ia justru mendekatkan tubuhnya lagi ke arah Krystal.
Membiarkan cewek itu menatapnya dalam untuk melepas rindu dengan wajah
tampannya. Bahkan tangan Krystal sudah terangkat dan menyentuh rambut Hongbin
yang terasa halus.
“Kamu
kurusan. Rambut kamu juga udah agak panjang.”
Hongbin
terkekeh geli mendengar ucapan Krystal. Pelan, namun bisa terdengar jelas di
telinganya. “Iya. Dan semua gara-gara kamu pergi waktu itu,” candanya membuat
Krystal mengukir senyum, tipis. “Aku juga dimarahin ibu abis-abisan.” Hongbin
tanpa sadar membuat Krystal menghilangkan senyumannya.
Sontak
Krystal juga menarik tangannya kembali sambil mengalihkan tatapannya dari
Hongbin. Melihat sesuatu yang aneh dari Krystal, membuat Hongbin berusaha
menarik kembali perhatian dari cewek itu. Hongbin sedikit memaksa wajah Krystal
agar menatapnya.
“Aku
salah ngomong, ya?” lirih Hongbin dengan nada bersalah.
Krystal
memegang lengan Hongbin yang menyentuh wajahnya. “Bilang pada ibumu, aku minta
maaf yang sebesar-besarnya. Dan jika kamu ke sini karena ibu, lebih baik kamu
pulang aja.”
“Kamu
adalah orang yang membuat aku kembali normal. Bagaimana ceritanya aku ngelepas
kamu gitu aja?”
Krystal
ingin mengalihkan tatapannya lagi, namun Hongbin lebih dulu menangkup wajah
cewek itu. Menatapnya lembut. Meski sedikit merasa bersalah karena membuat
Krystal berpikir jelek tentangnya.
“Krys,
boleh aku egois kali ini aja?” pintanya diiringi tatapan bingung dari Krystal.
“Aku mau batalin perjanjian kita. Karena…” Hongbin memberi jeda dalam
kalimatnya. Berusaha menguatkan diri di hadapan cewek yang masih berstatus
istrinya tersebut. “Aku… aku nggak mau kamu pergi lagi, Krys. Aku mau tetap ada
di samping kamu sampai kamu sembuh dan kita bisa hidup selamanya kayak pasangan
yang lain. Kayak Sungjae dan Naeun juga.”
Kali
ini Krystal benar-benar mengalihkan tatapannya. Bukan karena ingin menghindari
tatapan Hongbin. Tapi karena ia baru menyadari sesuatu yang dibawa Hongbin.
Cewek itu menunjuk benda tersebut sambil berkata, “itu foto….”
Hongbin
yang langsung mengerti maksud Krystal, langsung menunjukkannya di hadapan cewek
itu. “Nggak mungkin lupa, kan? Foto pernikahan kita.” Hongbin memberikan foto
tersebut yang langsung diterima oleh Krystal. “Kamu yang udah bikin aku
tersenyum bahagia seperti itu.”
***
Cheondung
dan Yuri menghentikan kegiatan makan malam mereka karena kehadiran seseorang.
Yuri terlihat tersenyum. Sementara Cheondung justru terlihat gugup sambil
sesekali mengawasi Yuri dan seperti menyembunyikan sesuatu.
“Krystal…
Hongbin…” Yuri melesat ke arah dua orang tersebut. Orang pertama yang ia peluk
adalah Krystal. Bukan adik kandungnya sendiri, Hongbin. “Krys… akhirnya kamu
pulang,” kata Yuri menatap Krystal seakan penuh rasa terima kasih. “Hongbin
kayak orang gila waktu ditinggal pergi sama kamu.”
Krystal
melirik Hongbin yang tersenyum canggung. Sedikit malu karena dipermalukan
kakaknya sendiri. Namun kemudian, suasana terasa semakin canggung karena
Cheondung tampak memaksakan diri untuk bergabung.
“Kita
udah punya kesepakatan, kan?” seru Hongbin. Namun hanya ia dan Cheondung yang
mengerti arah pembicaraannya. Berusaha membuat Cheondung sedikit menghilangkan
rasa bersalahnya pada Krystal. “Kita punya takdir masing-masing,” lanjutnya
membuat Cheondung sedikit merasa lega.
Yuri
kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Cheondung dan membuat cowok itu
menoleh padanya. “Semua orang punya masa lalu,” ujar Yuri sambil menatap
lembut. “Termasuk kamu dan Krystal.”
Cheondung
sedikit melebarkan matanya karena ternyata Yuri telah mengetahui masalah
tersebut. Tapi Yuri tetap tersenyum tulus padanya.
“Kamu
punya masa lalu. Hongbin juga punya masa lalu.” Yuri kembali berujar. “Tapi
sekarang kamu punya aku. Dan Krystal udah punya Hongbin. Setuju?” Ucapan Yuri
kali ini sukses membuat Cheondung terkekeh. Selanjutnya cowok itu memeluk Yuri
yang sudah resmi menjadi istrinya tersebut.
Hongbin
melirik Krystal dengan tatapan jahil. Sementara Krystal justru menatapnya
bingung. “Nggak mau peluk aku juga?” godanya. Krystal tetap menatap datar.
Namun karena Hongbin gemas melihat reaksi Krystal, langsung saja ia menarik
cewek itu ke dalam pelukannya.
*_E_N_D_*
sweeeeetttttttt :)))))
BalasHapusaaaaa... gomawo Kyunnie-yaa... ^_^
BalasHapuslo selalu jadi readers terbaik guee... /poppo/