Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee
Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan
(Ze:a)
·
Nichkhun
(2PM)
·
Doojoon
(Beast/B2ST)
·
Luhan
(Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast :
·
Yong
Hwa (CN Blue)
·
Yoona
(SNSD)
·
Minho
(SHINee)
·
Yunho
(TVXQ)
·
Sungmin
(Super Junior)
·
Dongho
(U-Kiss)
Genre :
romance
Length :
part
***
Klik!
Joon dengan tidak sopannya mematikan telpon Minho.
“Joon,
apa yang kau lakukan?” desak Hye Ra. Namun sebelum ia mendapatkan jawaban apa
yang membuatnya penasaran, ponsel Joon kembali mendapat panggilan dan semuanya
berakhir dengan Joon yang memutuskan sambungan secara sepihak.
Siwan
: “Apa kau sudah gila, Joon? Cepat ajak
Hye Ra kembali ke sini jika kalian ingin melangsungkan pertunangan.”
Nichkhun
: “Kalian tidak bisa melakukan itu hanya
berdua! Kami di sini harus ikut menyaksikannya.”
Doojoon: “Hyung, bercandamu tidak lucu! Ini sudah
hampir pagi!”
Luhan
: “Joonie hyung, aku bermimpi kau
bertunangan dengan Hye Ra. Tapi kenapa Hye Ra mengenakan piyama? Bukan
mengenakan gaun?”
Hye
Ra yang sudah tak sabar, merebut paksa ponsel Joon tepat saat pemuda itu
mematikan panggilan dari Luhan dan tak henti-hentinya tertawa. Mata Hye Ra
melebar saat melihat bahwa Joon mengirimi Minho, Siwan, Nichkhun, Doojoon serta
Luhan sebuah pesan gambar. Foto mereka beberapa saat yang lalu saat memamerkan
cincin. Tak lupa Joon juga menyelipkan sebuah kalimat.
‘Pertunangan Lee Changsun dan Hye Ra. Ini
pertunangan paling rahasia sekaligus paling menghebohkan di dunia.’
“Joon!”
pekik Hye Ra untuk menghentikan tawa Joon. “Kau benar-benar.” Gadis itu hanya
bisa geleng-geleng kepala melihat kelakukan Joon.
Pemuda itu benar-benar
membuat heboh seluruh member ‘Blue Flame’ dengan aksi jahilnya. “Kau dengar ucapan
Luhan tadi?” Tanya Joon yang masih belum bisa menghentikan tawanya.
“Kau
benar-benar sukses mengejutkan mereka.”
Joon
memegangi perutnya yang sakit karena sejak tadi tertawa.
“Joon!”
Hye Ra menyikut lengan Joon sambil menunjuk-nunjuk ponsel pemuda itu yang
tergeletak di atas meja.
Sontak
saja tawa Joon berhenti mendapati nama Sungmin tertera di layarnya. Pikirannya
bercampur aduk. Terlebih ia sendiri tak merasa mengirimi Sungmin foto tadi.
“Halo, hyung,” sapa Joon takut-takut. Ia juga tak lupa mengaktifkan
loadspeaker.
“Lee Changsun!” pekik Sungmin. “Cepat kembali ke Korea dan jelaskan tentang
foto itu!”
***
“Jika
sudah sampai, aku akan menghubungimu,” ujar Joon sekaligus berpamitan sebelum
ia meninggalkan apartmen Hye Ra.
Wajah
Hye Ra tampak suram mendengar ucapan Joon. “Kau akan menghubungiku ke mana?
Ponselku hilang bersama seluruh isi tas.”
Joon
menjatuhkan ranselnya. “Kenapa tak bilang?”
Hye
Ra memutar bola matanya. “Aku sangat syok semalam. Belum lagi isi tas ku juga
sangat berharga. Bukan hanya ponsel.”
“Desainmu…”
Hye
Ra mengangguk bahkan sebelum Joon sempat menyelesaikan ucapannya. Ia seakan
mengerti dengan arah bicara Joon.
“Untuk
kapan?”
“Minggu
depan.”
Joon
merogoh saku jinsnya lalu menyodorkan sebuah ponsel yang ia dapatkan dari
dalamnya. Kemudian ia membuka dompet dan mengeluarkan sebuak credit card. “Kau bisa menggantinya
setelah kembali ke Korea,” jelasnya sebelum Hye Ra berkomentar. Tentu saja Joon
sudah mengantisipasinya jika Hye Ra akan menolak. Maka dari itu sebelum
benar-benar terjadi, ia sudah mengatakannya. “Dan nanti aku akan mengirimi
beberapa contoh desain untukmu. Kebetulan sepupuku juga seorang desainer.”
“Itu
harus murni karya sendiri, Joon. Kau mengerti, kan?”
“Aku
tidak menyuruhmu untuk menyontek, tapi mungkin saja kau bisa mendapatkan inspirasi
dari sana. Dari dua atau tiga gambar, bisa kau jadikan satu. Terserah. Kau
pasti yang lebih mengerti.”
Hye
Ra hanya diam mencerna kata-kata dari mulut Joon. Pemuda itu cukup mengerti
tentang dirinya. Entahlah bagaiamana nasib Hye Ra jika Joon tidak ada di sini
sekarang.
“Waktuku
semakin sempit. Sampai bertemu di Korea,” ujar Joon yang sudah mengecup kilat
kening Hye Ra. Ia langsung melesat pergi bahkan sebelum gadis itu sempat
meneriakinya karena sudah kembali mencium tanpa ijin. “Aku mencintaimu Hye Ra…”
teriak Joon dari ujung koridor sambil berjalan mundur.
Hye
Ra hanya terkekeh melihatnya. Joon terlalu sukses membuatnya tak habis pikir
dengan apa yang dilakukan pemuda itu. Setelah Joon pergi, gadis itu berniat
kembali ke kamar untuk tidur. Namun saat baru menutup pintu, ia merasakan
ponsel di tangannya bergetar. Sebuah panggilan dari Minho.
“Joon!
Di mana kau sekarang? Apa kau masih bersama Hye Ra? Cepat berikan ponselmu
padanya!” seru Minho sedikit memerintah. Hye Ra bahkan harus sedikit menjauhkan
ponsel dari telinganya karena Minho sedikit berteriak tadi.
Sementara di tempat
berbeda, Minho yang tampak baru bangun tidur dan langsung berinisiatif menelpon
Joon. Saat ia menelpon semalam, Joon tiba-tiba mematikan sambungannya. Dan
setelah itu nomor ponsel Joon langsung sibuk. Tentu saja karena setelah itu
member ‘Blue Flame’ juga bergantian menghubungi Joon perihal foto jahilnya saat
tengah malam.
“Oppa
ini aku,” ujar Hye Ra akhirnya saat di rasa Minho sudah tidak berteriak-teriak
lagi seperti tadi.
“Hye
Ra? Joon masih di sana? Dan kenapa ponselmu mati?” cecar Minho. Dan setelah
itu, Hye Ra menceritakan kejadian yang ia alami semalam. Juga tentang
keberadaan Joon di Jepang. Bahkan sampai foto ‘pertunangan’ Joon dan Hye Ra
yang menghebohkan.
***
“Itu
pasti Joonie hyung!” pekik Luhan. Ke tiga member yang lain juga cukup terlonjak
saat mendengar pintu dorm mereka terbuka. Ini yang tengah mereka nantikan.
Menunggu kedatangan Joon dari Jepang. Dan benar saja. Saat melihat sosok Joon
muncul di ruang tengah, Luhan segera menarik Joon duduk.
“Apa-apaan
kalian!” protes Joon yang tidak terima dengan perlakuan maknae mereka. Tentu
saja hal tadi sudah mendapat dukungan dari member yang lain.
“Apa
yang terjadi di Jepang antara kau dan Hye Ra?” desak Doojoon yang tak
mempedulikan protes dari Joon. Nada bicaranya cukup pelan, namun terdengar
sangat dalam dan menuntut penjelasan seperti seorang polisi yang tengah
menginterogasi tawanannya.
Joon
tak langsung menjawab. Ia menatap satu-persatu member yang sama sekali tak
melepas tatapan mereka pada sang leader.
“Kami
tidak pernah mendengar kau sudah berpacaran dengan Hye Ra. Tapi kenapa
tiba-tiba kau mengirimi kami foto itu?” seru Nichkhun menambahi pertanyaan
Doojoon yang bahkan sama sekali belum di jawab oleh Joon. “Sebelum foto
tersebut menyebar, lebih baik kau jelaskan lebih dulu pada kami.”
“Aku
teringat ucapan Doojoon,” kata Joon polos.
Doojoon
tampak terkejut. Ia juga masih ingat jelas apa yang telah ia katakan pada Joon.
“Tapi kau juga harus tanyakan itu pada Hye Ra.” Doojoon berusaha membela diri
dengan sedikit menambahi apa yang pernah ia katakan.
“Hye
Ra juga baru menyadari. Tapi dia tidak menolak,” jawab Joon apa adanya.
“Lalu
foto itu,” seru Siwan seolah mengingatkan tentang pertanyaan Nichkhun tadi. “Kalian
tidak bisa menggelar acara pertunangan hanya berdua. Minho hyung harus tau, dan
kalian juga harus mengundang kerabat dekat untuk hadir.”
“Iya
hyung,” Luhan dengan semangat mendukung penuh ucapan Siwna. “Cepat langsungkan
pertunanganmu.”
Di
saat yang lain mendesak, Joon tampak enggan untuk membahas lebih lanjut tentang
pertunangan. Ia sudah memiliki niat tersendiri tanpa sepengetahuan siapapun,
kecuali Hye Ra. Tapi gadis itu juga tampak tak menuntut lebih, apalagi mendesak
untuk bertunangan dengan Joon.
Lalu mata Joon tiba-tiba
terhenti pada selembar undangan pertunangan yang ditujukkan untuk member ‘Blue
Flame’ yang masih tergeletak di atas meja. Sekilas mata Joon menangkap nama
pasangan yang akan melangsungkan pertunangan mereka. Itu adalah Yong Hwa dengan
seorang gadis. Segera saja Joon membuka undangan itu. Dan tujuannya tentu saja
tanggal berlangsungnya acara itu. Tepat hari ini, jam 7 malam.
Joon
tampak mengukir senyumnya.
“Aku
tau kau senang melihat Yong Hwa bersanding dengan gadis lain. Bukan dengan Hye
Ra. Tapi jangan tersenyum seperti itu.” Doojoon menatap Joon, aneh.
“Bukan
itu,” Joon tampak santai menanggapi protes dari Doojoon. “Tapi karena aku dan
Hye Ra sudah menang satu langkah.”
Siwan,
Nichkhun, Doojoon serta Luhan, saling melempar tatapan. Mereka tidak mengerti
akan arah perkataan Joon tadi. Seolah mengerti dengan arti tatapan anggotanya,
Joon menunjukkan tangannya yang tersemat cincin yang dipasangkan Hye Ra. Entah
sadar atau tidak saat gadis itu melakukannya.
“Kami
sudah bertunangan lebih dulu,” seru Joon antusias. Lagi. Semangatnya sangat
bertolak belakang dengan member lain yang menatap Joon semakin bingung. “Ayolah.
Kalian jangan mendesak agar aku menggelar acara pertunanganku dengan Hye Ra,”
pinta Joon penuh permohonan. Dan member yang lain hanya mengangkat bahu. Mereka
tidak bisa menebak jalan pikiran Joon.
***
‘Blue
Flame’ akan menggelar tour Asia mereka di tahun ini. Dan Negara pertama di luar
Korea yang akan mereka kunjungi adalah Jepang. Bisa di pastikan Joon yang
menjadi member paling bersemangat mempersiapkan segalanya. Selama sebulan, Joon
benar-benar menjadi seorang leader seperti apa yang diharapkan ke empat
anggotanya. Ia selalu memperhatikan kebutuhan para membernya.
Dan
sore itu, Joon tampak sibuk di depan laptopnya bersama Sungmin di dorm. Mereka
membahas dekorasi dan tata letak panggung.
“Bagaimana
kalau kita meletakkan drum di beberapa sudut. Kau tau kan hyung, Siwan tidak
bisa bergerak ke sana-kemari. Aku yakin ia juga ingin menyapa dan lebih dekat
dengan fans,” seru Joon mengutarakan pendapatnya.
Sungmin
tampak mengangguk. “Kau benar. Dan berarti, itu juga berlaku untuk Nichkhun.”
“Akh,
iya hyung. Maaf aku tak berniat melupakannya,” sesal Joon yang tanpa sengaja
mengabaikan keberadaan Nichkhun. Nasib Nichkhun tak berbeda jauh dengan Siwan.
Ketika Joon, Doojoon dan Luhan bisa bergerak bebas ke seluruh penjuru panggung,
mereka hanya bisa diam di tempat. Karena tidak mungkin mereka menggotong
keyboard, apa lagi drum.
“Tadi
Luhan juga berpendapat padaku. Dia bilang…” ucapan Sungmin terputus karena
ponselnya mendapat sebuah panggilan. “Sebentar,” pamit Sungmin yang langsung
menyingkir.
***
Dan
sekarang ‘Blue Flame’ di sini. Di tempat konser yang akan mereka gelar malam
nanti. Tentu saja di Jepang. Joon dan yang lain ikut turun tangan memastikan
persiapan mereka di atas panggung.
Beberapa saat kemudian,
Luhan dan Nichkhun lebih dulu menyingkir dan memilih beristirahat di tepi
panggung. Dan tak lama kemudian, Siwan serta Doojoon tampak bergabung dengan
mereka.
“Apa
Joon tidak merasa lelah?” gumam Luhan heran melihat Joon masih saja bersemangat
memeriksa beberapa elemen panggung bersama Sungmin.
Siwan
melirik Doojoon penuh arti. “Ku rasa dia hanya mencari kesibukan.”
Doojoon
mendesah pelan. “Kau benar. Hye Ra ada acara peragaan busana. Dan waktunya bersamaan
dengan acara kita. Bisa di pastikan dia tidak akan hadir di sini.”
Siwan,
Nichkhun, Doojoon serta Luhan, menatap Joon penuh simpatik. Merasa
diperhatikan, Joon segera menoleh. Yang lain segera berpaling dan seolah-olah
sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kecuali Luhan. Ia memberikan senyuman
terpaksa karena kepergok Joon tengah memperhatikan leadernya itu.
***
“Sayang, kau kenapa?”
Minho
menoleh dan mendapati Yoona masuk ke ruang kerjanya di rumah sambil membawakan
secangkir kopi. Minho menerima gelas itu, namun pikirannya tidak berada di
sana. “Ada seseorang yang membeli apartmen Hye Ra dengan harga mahal. Dia
bilang ada kenangan yang ia miliki di sana.” Pemuda itu bercerita dengan tidak
percaya.
“Siapa
orang itu? Lalu kau menjualnya? Apa Hye Ra sudah mengetahui hal ini?” Yoona
melencarkan pertanyaan bertubi-tubi.
“Justru
Hye Ra yang tiba-tiba menyuruhku menjualnya pada seseorang yang berani membayar
mahal. Orang yang ku suruh menjualnya masih merahasiakan nama pembeli.”
Yoona
bersandar di tepi meja dan tepat berhadapan dengan Minho. “Ya sudah jika Hye Ra
setuju. Lagi pula, bukankah bagus jika memang ada yang berani membayar dengan
mahal?”
Masih
ada yang mengganjal di pikiran Minho. “Yang tidak ku habis pikir, apartmen itu
masih baru, dan Hye Ra penghuni pertama di sana. Bagaimana bisa ada seseorang
yang mengaku memiliki kenangan di tempat itu?”
“Mungkinkah
itu Joon?” tebak Yoona pelan. Karena ia masih ragu dengan apa yang ada
dipikirannya.
Minho
menggeleng. Menepis perkiraan-perkiraan yang ada dipikiran istrinya itu. “Waktu
Hye Ra masih tinggal di sana, ia dan Joon tidak sedekat saat bersama Yong Hwa
atau Doojoon. Lagi pula, memang bukan Joon orangnya.”
***
Seminggu
setelah konser ‘Blue Flame’ di Jepang. Nampak Siwan dan Luhan tengah bersantai
di ruang tengah dorm mereka. Tak lama Doojoon ikut bergabung sambil membawa
segelas minuman.
“Joon
masih di kamar?” Tanya Nichkhun yang baru muncul dari dalam kamar.
“Dia
pagi-pagi sekali sudah pergi, hyung.” Luhan yang menjawab.
“Katanya
ingin memeriksa apartmen barunya,” lanjut Siwan sebelum Nichkhun bertanya lebih
jauh tentang leader mereka.
Tak
lama terdengar pintu dorm di ketuk dengan tidak sabar. Semua saling tatap. Dan
berhubung hanya Nichkhun yang masih dalam posisi berdiri, pemuda itu yang
berinisiatif membukakan pintu.
“Di
mana Joon?” todong Hye Ra, gadis yang datang itu. Tanpa menunggu jawaban dari
Nichkhun, Hye Ra segera menerobos masuk dan menemukan member yang lain masih di
ruang tengah. Ia bahkan masih membawa kopernya ke sana.
“Hye
Ra?” pekik Luhan, Doojoon dan Siwan.
“Kau
di sini? Bukankah jadwalmu pulang masih minggu depan?” lanjut Doojoon yang
heran dengan kemunculan gadis itu di dorm mereka.
“Kau
tau kan saat kalian konser, aku juga sedang memiliki acara penting. Lalu karyaku
ke luar sebagai yang terbaik. Dan itu artinya, aku bisa pulang lebih cepat,”
jelas Hye Ra panjang lebar. Yang lain tampak berdecak kagum. “Sekarang katakan
padaku di mana Joon?” gadis itu setengah menuntut karena ia masih belum bisa
mengetahui keberadaan kekasihnya itu. Di sisi lain, member yang ingin
mengucapkan selamat padanya, harus segera mengurungkan niat karena Hye Ra
tampak benar-benar ingin bertemu dengan Joon.
“Joon
sedang tidak ada di dorm,” jawab Siwan.
Hye
Ra sedikit tertunduk. “Apa dia sedang membalas dendam padaku?” gumamnya pelan.
“Oh,
kasus waktu kau menghilang itu?” tebak Doojoon yang langsung di respon anggukan
dari beberapa orang di sana.
“Bukan,”
tegas Nichkhun yang masih berdiri di belakang Hye Ra. Dan kini gadis itu
menoleh padanya. “Dia bilang mau melihat apartmen barunya.”
“Di
mana?” desak Hye Ra tampak tak sabar.
Nichkhun
mengalihkan tatapannya pada Siwan, Doojoon dan Luhan untuk menuntut jawaban.
Karena ia juga tidak tau di mana tepatnya keberadaan Joon saat ini.
Luhan
meggaruk kepala dengan ujung telunjuknya. “Joonie hyung bilang ‘rahasia’,”
ujarnya seperti apa yang di katakana Joon. Ia bahkan sedikit memberi tekanan
ketika mengatakan ‘rahasia’.
Apartmen
baru. Rahasia. Itu artinya… Hye Ra langsung tersentak seolah mendapatkan
jawaban dari teka-teki yang di buat oleh Joon. “Pasti itu tempatnya,” pekik Hye
Ra dan langsung meninggalkan dorm ‘Blue Flame’ tanpa berpamitan terlebih dahulu
pada member yang lain. Ia bahkan tak mempedulikan teriakan orang-orang yang
memanggil namanya.
***
Saat
di dalam taksi, Hye Ra mencoba menghubungi Minho. “Oppa kau di mana?” seru Hye
Ra saat merasa panggilannya sudah di jawab.
“Oppamu
sedang mandi,” jawab Yoona yang mengangkat telpon dari Hye Ra.
“Eonnie,
kau tau siapa yang membeli apartmenku?” desak Hye Ra yang tidak peduli lagi
jika yang bicara dengannya bukanlah Minho. “Katakan pada Minho oppa untuk
membatalkannya.”
“Orang
itu bahkan sudah membayar dua kali lipat dari harga saat kau membelinya dulu,”
jelas Yoona yang bisa di pastikan tidak dapat mengabulkan permintaan Hye Ra.
“Kenapa
Minho oppa menjualnya semahal itu?” protes Hye Ra.
“Kau
tidak tau kondisi yang terjadi. Orang itu sangat mendesak. Minho oppa tentu
saja tidak sekejam itu.”
“Terima
kasih eonnie,” ujar Hye Ra buru-buru dan langsung menutup telponnya. Percuma
memprotes hal-hal lain lagi. Semua sudah terlanjur terjadi. Apartmennya kini
sudah terjual. Entah siapa pemiliknya sekarang.
***
Setelah
keluar dari taksi, Hye Ra segera melesat ke dalam gedung apartmen yang pernah
ia tempati dulu. Tidak ada yang berubah. Hye Ra bahkan sempat menitipkan
kopernya pada salah seorang security yang tentu saja sudah ia kenal karena gadis
itu harus segera melesat ke apartmen lamanya.
Hye
Ra berhenti tepat di depan sebuah pintu apartmen yang dalam keadaan sedikit
terbuka. Tanpa pikir panjang, Hye Ra segera melesat ke dalam. “Joon!” teriaknya
sambil tergesa-gesa masuk ke dalam. Saat akan berbelok ke arah kamarnya dulu,
ada seseorang muncul dan benturanpun tak bisa terhindarkan. “Aww!” pekik Hye Ra
meringis kesakitan. Beruntung Hye Ra tak sampai terjatuh.
“Kau
baik-baik saja?” Tanya pemuda itu yang ternyata memang benar Joon. Tentu saja
Joon sangat khawatir melihat kekasihnya kesakitan.
“Aku
memang memintamu untuk membeli apartmen ini, tapi bukan berarti kau harus
membayarnya dua kali lipat. Aku akan mengatakan pada Minho oppa untuk
mengembalikan sisa uangmu,” ujar Hye Ra panjang lebar. Ia sudah tak
mempedulikan rasa sakit akibat benturan tadi. Gadis itu sudah hampir berbalik
kalau Joon tidak buru-buru menariknya untuk tetap di sana.
Lantai
yang basah membuat Joon tidak bisa mengimbangi tubuhnya saat menarik tangan Hye
Ra. Mereka akhirnya benar-benar terjatuh. Posisi Hye Ra menindih tubuh Joon
sehingga wajah mereka menjadi sangat dekat. Hye Ra berusaha bangkit dengan
posisi tangan bertumpu pada lantai.
“Kenapa
lantainya basah?”
Joon
menggerak-gerakkan matanya untuk mencari alasan. Ia pun bangkit karena kini Hye
Ra sudah dalam posisi duduk di lantai. Joon menggaruk kepalanya yang tidak
gatal. “Hmm… untuk ucapanmu yang tadi, aku tidak akan menerima sisa uangku yang
masih pada Minho hyung.” Joon mengalihkan pembicaraan. Ia masih belum ingin
mengatakan jika keberadaannya di sana adalah untuk mempersiapkan apartmen yang
baru ia beli dari Minho.
“Tapi
kenapa? Sisa uangmu masih sangat banyak. Kau bisa menggunakannya untuk
keperluanmu yang lain.”
Wajah
Joon terlihat berbinar mendengar ucapan Hye Ra. Gadis itu sangat memikirkan
kehidupannya. “Kau benar. Tapi sebelum kau yang memintapun, aku memang akan
menggunakan uang itu untuk keperluan…” Joon tampak sengaja menggantungkan
ucapannya.
“Untuk
apa?” desak Hye Ra dengan wajah kesal. Ia sedang tidak ingin bermain
tebak-tebakan saat ini.
“Untuk
pernikahan kita. Hmm… kira-kira, dua tahun lagi,” seru Joon tanpa merasa
bersalah.
“Yang
benar saja dua tahun lagi?” Hye Ra melancarkan protes keras. Joon bahkan sampai
harus menutup telinganya karena suara Hye Ra terdengar sangat keras.
“Apa
itu telalu lama? Ya sudah, kalau begitu tahun depan saja,” putus Joon
seenaknya.
“Kau
gila? Itu terlalu cepat. Kau tidak bisa mengambil keputusan seorang diri.” Hye
Ra belum menyetujui perkataan Joon.
“Baiklah
kalau terlalu cepat,” Joon akhirnya mengalah, membuat Hye Ra tersenyum puas.
“Ku undur menjadi enam bulan lagi.”
“Apa?”
pekik Hye Ra sambil mengejar Joon karena pemuda itu sudah melarikan diri. “Lee
Changsun! Berhenti kau! Itu bukan mengundur, tapi kau justru mempercepat.”
“Kalau
kau masih mengejar, kita akan menikah lima bulan lagi. Tidak tidak tidak, tapi
empat bulan lagi.” Joon masih terus berlari mengelilingi ruangan.
“Changsung
hentikan!” Hye Ra pun masih belum menyerah untuk mendapatkan Joon.
“Berhenti
memanggilku Changsun! Jika tidak…”
“Apa?”
seru Hye Ra karena tadi Joon tidak melanjutkan ucapannya.
Dengan
tiba-tiba, Joon berhenti sambil membalikkan badan. Hye Ra yang tidak siap,
terpaksa menabrak tubuh Joon sehingga mereka kembali terjatuh.
“Akh!”
pekik Joon meringis kesakitan. “Kenapa kau senang sekali menindih tubuhku?”
protes Joon.
“Apa
yang kalian lakukan!”
Hye Ra
dan Joon menoleh bersamaan.
“Minho
oppa?” seru Hye Ra dengan suara tercekat mendapati kakaknya di sana bersama
Yoona juga, saat ia dan Joon dalam posisi seperti saat ini. Hye Ra yang kesal,
memukul dada Joon sebelum ia bangkit dan berdiri.
“Kami
terpeleset hyung,” ujar Joon beralasan.
“Jadi
kalian merahasiakan hal ini dari ku?” protes Hye Ra yang kali ini merasa
dikerjai. Minho dan Yoona sebenarnya telah mengetahui siapa pembeli apartmennya.
Belum lagi uang sisa milik dari hasil pembelian apartmen yang kini berada pada
Minho.
“Hye
Ra, ku mohon jangan bahas itu lagi,” pinta Joon sungguh-sungguh. Sementara Minho
dan Yoona hanya memperhatikan sambil sesekali tersenyum geli.
“Tapi
Joon…” Hye Ra hampir saja kehilangan kata-kata. “Itu tidak mungkin kita pakai
semua, kan?”
Joon menarik
Hye Ra lembut hingga akhirnya gadis itu berada dalam pelukan Joon. “Apa kau
tidak ingin berbulan madu? Uang pada Minho hyung sudah termasuk hal tadi. Dan Yoona
bersedia menyiapkannya untuk kita.”
“Aku
mengerti Joon sangat sibuk,” ujar Yoona setelah Hye Ra menatapnya menuntut
penjelasan. “Kalian hanya tinggal mempersiapkan diri untuk hari pernikahan
kalian.”
“Kalian
akan menikah?”
Joon,
Hye Ra, Minho dan Yoona sama-sama menoleh ke arah empat pemuda yang tiba-tiba
muncul dari arah pintu yang tampaknya tidak di tutup kembali oleh Minho dan
Yoona saat mereka datang. Siapa lagi kalau bukan member ‘Blue Flame’?
“Benar
Joon, kalian akan menikah?” Tanya Siwan sekali lagi, karena pertanyaan
sebelumnya tidak ada yang merespon.
“Aku
mengerti sekarang. Pantas saja Joonie hyung tidak mau bertunangan. Ternyata kalian
sudah merencanakan pernikahan?” seru Luhan setelah menganalisis tentang apa
yang terjadi pada Joon.
“Jadi
kapan tanggal tepatnya kalian akan menikah?” desak Doojoon yang terdengar tidak
sabar akan berita bahagia leadernya itu.
“Semoga
tidak lama lagi,” timpal Nichkhun penuh harap dan mendukung ucapan Doojoon
sebelumnya. “Aku dan yang lain juga ingin segera menyusul kalian untuk menikah.”
Joon melirik
Hye Ra yang masih dalam pelukannya. Gadis itu tampak menggeleng pelan namun
penuh permohonan. Joon sendiri hanya bisa menghela napas menuruti permintaan
kekasihnya yang tidak ingin menikah cepat seperti apa yang diharapkan Nichkhun
dan yang lain.
“Baiklah…”
Joon menatap anggotanya, terutama Nichkhun. “Kau dan Minjung boleh menikah
lebih dulu,” serunya mengalah.
“Benarkah?”
Nichkhun memastikan ucapan Joon. “Terima kasih, Joon!” serunya setelah Joon
menggangguk.
“Selamat,
hyung!” ujar Luhan yang kini sudah berhamburan memeluk Nichkhun sebagai
ungkapan suka cita. Diikuti member ‘Blue Flame’ yang tersisa.
“Pokoknya
setelah Nichkhun, kita yang harus menikah lebih dulu,” putus Joon karena ia
sudah mengabulkan permintaan kekasihnya. Hye Ra sendiri hanya mengangguk
singkat tanda setuju meski masih terlihat terpaksa. Namun Joon sangat puas melihatnya.
Ia tersenyum sambil mengusap puncak kepala Hye Ra penuh kasih sayang.
Minho
dan Yoona ikut senang mendengar berita bahagia yang datang dari Nichkhun.
Yoona melingkarkan
tangannya ke pinggang Minho. “Jadi, kapan rencananya kau akan menikah?”
tanyanya setelah Nichkhun, Luhan, Siwan serta Doojoon sudah tidak seheboh tadi.
Yang lain
ikut menatap Nichkhun dan penasaran menunggu jawaban dari pemuda itu. Nichkhun
sendiri sedikit tertunduk dan terlihat cukup malu untuk menjawabnya.
“Hmm…
bulan depan.”
“APA?”
Jawaban
Nichkhun tadi mendapat reaksi keterkejutan dari semua orang yang berada di
sana. Tanpa terkecuali. Ternyata persiapan pemuda itu sudah sangat matang. Dan uniknya,
di antara mereka tidak ada seorangpun yang tau.
*_E_N_D_*
Joon emang konyol banget disini :
BalasHapus‘Pertunangan Lee Changsun dan Hye Ra. Ini pertunangan paling rahasia sekaligus paling menghebohkan di dunia.’
hahaha
kocak banget.. #sambil bayangin dan tentu saja ketawa ngakak#
:
Siwan, Nichkhun, Doojoon serta Luhan, menatap Joon penuh simpatik. Merasa diperhatikan, Joon segera menoleh. Yang lain segera berpaling dan seolah-olah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kecuali Luhan. Ia memberikan senyuman terpaksa karena kepergok Joon tengah memperhatikan leadernya itu.
ini maksudnya Changsun kali yah??
"Changsung" hentikan!
iyalah changsun, masa iya chansung?
BalasHapusJoon lagi nyibuk2in diri karena pas show di Jepang Hye Ra gak bisa nonton...