Author :
Annisa Pamungkas
Main cast :
·
Yong
Hwa (CN Blue) as Choi Yong Hwa
·
Sulli
(F(x)) as Park Sulli (Adik Byunghee)
·
Jonghyun
(SHINee) as Kim Jonghyun
·
Sungyeol
(Infinite) as Lee Sungyeol
Support cast :
·
Youngjae
(B.A.P)
·
Hyoyeon
& Yuri (SNSD)
·
Dongjoon
(Ze:a) as Choi Dongjoon
·
Changmin
(2AM)
·
Changjo
(Teen Top)
·
G.O
(MBlaq) as Park Byunghee
Genre :
romance, tragedy, gangster, little action
Length :
part (3/3)
***
“Sungyeol,
awas!” pekik Yuri, sedikit memecah konsentrasi Sungyeol yang sedang menyetir
hingga membuat pemuda itu menginjak dalam-dalam pedal rem mobil.
“Ada
apa?” Tanya Sulli sambil memegangi dahinya yang sedikit terantuk belakang jok
kursi yang ditempati Yuri.
Tak
ada yang menjawab. Yuri dan Sungyeol langung melesat ke luar. Ada seorang
pemuda yang nyaris tertabrak mobil Sungyeol.
“Yong
Hwa?” seru Yuri yang tanpa sadar sudah berhamburan memeluk pemuda itu. “Apa
yang terjadi dengan Dongjun?” tanyanya setelah melepaskan pelukannya.
Sungyeol
mengawasi mereka setengah tak suka. Ia tau jika pemuda yang baru saja mendapat
pelukan dari kekasihnya itu adalah seseorang yang dijodohkan dengan Sulli,
sahabatnya.
“Entahlah,”
kata Yong Hwa. Ada nada kecemasan di sana. “Sejak satu jam yang lalu Dongjun
tak bisa di hubungi. Aku sudah mencari ke rumah beberapa temannya, tapi tak ada
yang tau keberadaan Dongjun. Perasaanku tiba-tiba tak enak.”
Yuri
seperti mencari-cari sesuatu. “Kau tidak membawa mobil?”
Yong
Hwa menggeleng cepat.
“Ayo
pergi bersama kami,” seru Yuri tak ingin ada penolakan. Ia sudah lebih dulu
kembali ke mobil.
Yong
Hwa dan Sungyeol saling tatap. Sungyeol akhirnya mengangguk, dan barulah Yong
Hwa mau menyusul Yuri. Saat membuka pintu, tatapan Sungyeol langsung jatuh ke
jok belakang tempat Sulli tadi duduk. Namun gadis itu tidak ada di sana.
“Mana
Sulli?” ujar Sungyeol panic.
Yong
Hwa yang baru membuka pintu, menatap Sungyeol bingung. “Sulli tadi bersamamu?”
Sungyeol
tak menjawab. Ia justru kembali menutup pintu dan mencari-cari ke sekitar.
Mungkin saja Sulli berada tak jauh dari sana. Yuri menyusul Sungyeol yang kini
berdiri di belakang mobil. Tak lama Yong Hwa muncul sambil membawa ponsel milik
Sulli yang ia temui di jok mobil.
Ponsel
Sulli tengah membuka fitur pesan. Dan Sulli menuliskan sesuatu di layarnya.
‘Jonghy’. Sebuah kata yang belum selesai, namun menyiratkan sebuah petunjuk
besar.
“Sulli
pasti ingin menulis nama Jonghyun,” tebak Sungyeol yang langsung disetujui
Yuri.
“Jong…
Jonghyun ‘Black Jell’?” ujar Yong Hwa memastikan dengan nada terbata. Sibuk
dengan pikirannya sendiri.
“Yong
Hwa!” teriak Yuri untuk menyadarkan lamunan Yong Hwa karena ia sudah ingin
masuk ke dalam mobil dan bergegas menemukan Sulli dan mungkin Dongjun juga.
***
Sulli
di tangkap gerombolan pemuda berpakaian serba hitam. Mereka tidak menutupi
wajah tampan mereka menggunakan masker apapun. Dan Sulli sendiri sama sekali
tak menunjukkan rasa takutnya. Ia sadar, ini masih sangat berkaitan dengan
hilangnya Dongjun. Orang-orang itu menangkapnya karena tau Sulli adalah adiknya
Byunghee.
“Hyung!
Gadis ini adiknya Byunghee,” ujar salah seorang yang menahan tangan Sulli
ketika mereka sampai di sebuah ruangan di dalam markas utama ‘Red Flame’.
Changmin
tampak mendongakkan kepalanya, melihat dengan langsung siapa gadis yang di
maksud salah satu anak buahnya itu.
“Apa
Dongjun di culik oleh Jonghyun?” Tanya Sulli setengah menantang.
Changmin
tak langsung menjawab. Beberapa anak buahnya yang berada di sana mengawasi
Sulli dengan tatapan waspada. Pemuda itu membenarkan posisi duduknya. “Dari
mana kau tau itu?”
Sulli
langsung berdecak kesal. Jelas saja semua ini pasti perbuatan Jonghyun. “Kabari
Yong Hwa agar dia berhati-hati.”
“Kau
tau di mana Yong Hwa?”
“Saat
aku di culik anak buahmu, Yong Hwa nyaris tertabrak mobil Sungyeol.”
Changmin
menatap satu-persatu anak buahnya. Seakan kecewa karena selangkah lagi ia bisa
bertemu dengan Yong Hwa dan mungkin saja bisa bekerja sama menyelamatkan
Dongjun. Terakhir, tatapannya jatuh pada sosok Sulli.
“Aku
tau markas baru Jonghyun. Jika kau mau, kita bisa bekerja sama,” tawar Sulli.
“Bagaimana
bisa aku mempercayai ucapanmu? Bukankah kau itu kekasih Jonghyung,” kata
Changmin meremehkan.
Sulli
berdecak kesal. Ia sudah ingin mengakhiri statusnya dengan Jonghyun. “Aku sudah
tidak mencintai Jonghyun. Dia yang dulu memperkosa calon kakak iparku. Dan dia
juga membuat kalian membenci kakakku.”
***
Changmin
dan anak buahnya tiba di sebuah gudang kosong yang sudah tak terpakai, persis
seperti yang Jonghyun katakan pada mereka jika ingin Dongjun di lepaskan.
Tuduhan Sulli pada Jonghyunpun ternyata benar. Sulli sendiri berada dalam
dekapan dua orang anak buah Changmin seperti saat ia di bawa ke markas ‘Red
Flame’.
Tak
lama, muncul beberapa pemuda ke sana. Salah satu dari mereka tampak berjalan
paling depan selayaknya pimpinan seperti
Changmin. Sulli yang mengenali pemuda itu, hanya menatapnya tak percaya.
“Youngjae?
Dia kembali?” gumam Sulli nyaris tanpa suara. Sementara pemuda yang dimaksud
Sulli itu justru menunjukkan senyumannya ketika melihat sook Sulli.
Beberapa
pemuda yang berdiri di belakang Youngjae menyingkir ke arah berbeda seolah
memberi jalan pada dua temannya yang menyeret Dongjun ke samping Youngjae.
“Aku
di sini mewakili Jonghyun hyung. Aku ingin kalian serahkan Sulli jika ingin
Dongjun kami bebaskan.” Youngjae berbicara dengan nada dingin khas ketua
gangster.
Changmin memberikan
isyarat pada anak buahnya agar Sulli di serahkan padanya. Dan kini Sulli tangan
sudah berada dalam genggaman lembut dari Changmin. Ia melangkah perlahan
seiring Dongjun juga di serahkan pada Youngjae. Youngjae sendiri langsung
menarik kerah baju Dongjun dengan sedikit kasar. Dan dengan satu dorongan saja,
Dongjun jatuh tersungkur. Beruntung Changmin sigap menangkapnya. Sulli sudah
ingin membantu Dongjun, namun tangan Youngjae lebih dulu menarik Sulli ke
arahnya.
“Akh…
calon noona ipar aku merindukanmu.” Dengan raut wajah yang berubah drastis,
Youngjae memeluk Sulli. Youngjae adalah adik kandung Jonghyun. Dan hubungannya
dengan Sulli sudah cukup dekat. Youngjae juga dulu sembat bergabung dengan
‘Black Jell’.
Sulli
memaksakan senyumannya terukir. Dalam hati ia berujar, “sial! Tak ku sangka Youngjae kembali. Setauku dia dikuliahkan di luar
negeri. Dan rencanaku semuanya kacau.” Sulli melepaskan pelukan Youngjae.
“Di mana Jonghyun?” bisiknya tanpa ingin menimbulkan kecurigaan.
***
Beberapa
kali Sungyeol diam-diam menatap curiga ke arah Yong Hwa di tempat persembunyian
mereka saat itu. Di bawah semak-semak tak jauh dari gudang tua yang diketahui
Sungyeol sebagai markas baru ‘Black Jell’. Sementara salah satu tangannya tak
sedikitpun melepaskan tangan Yuri yang kini berada di tengah-tengah antara
dirinya dan Yong Hwa. Terlebih Yuri seperti hanya mengajak Yong Hwa untuk
berdiskusi dan tanpa dirinya.
“Changmin
hyung sudah di dalam,” kata Yong Hwa.
Setelah
sekian lama, Yuri akhirnya menoleh ke arah Sungyeol. “Para mantan anggota
‘Black Jell’ yang kau bilang itu sudah di mana?”
Seperti
apa yang dikatakan Sulli pada Changmin ketika masih di markas ‘Red Flame’ tadi,
Changmin langsung menghubungi Yong Hwa agar pemuda itu berhati-hati. Ia juga
mengatakan kemungkinan yang menculik Dongjun adalah Jonghyun. Namun Changmin
tak mengatakan bahwa Sulli ada bersamanya.
Beruntung
Sungyeol langsung berpikir cepat untuk menghubungi para mantan anggota gangster
tersebut yang mengundurkan diri setelah Byunghee tewas dalam tawuran beberapa bulan
lalu.
“Changjo
sudah bersiap di area belakang gedung bergabung dengan anggota ‘Red Flame’.
Mereka sedang mengatur rencana. Kabarnya, Jonghyun bisa dengan cepat merekrut
anggota baru untuk mereka,” jelas Sungyeol yang baru saja menerima pesan dari
pemuda bernama Changjo itu.
“Ngomong-ngomong,
bagaimana ceritanya kalian bisa berpacaran?” Tanya Yong Hwa jahil. “Bukankah
kau bilang kekasihmu itu bukan gangster?” kali ini yang dituju adalah Yuri.
“Aku
memang mengenal hampir semua anggola ‘Black Jell’ ketika Byunghee hyung masih
ada. Tapi aku sama sekali tak terlibat sedikitpun di sana!” sela Sungyeol.
Sedikit tak terima di tuduh sebagai gangster. Tak peduli jika pemuda itu tengah
dekat dengan sabahatnya, Sulli.
Yong
Hwa hanya mangut-mangut. Mengalah. Sementara Yuri hanya menghela napas. Sadar
bahwa Sungyeol cemburu pada Yong Hwa.
***
Youngjae
mengukir senyuman penuh rahasia. “Aku tidak akan semudah itu memberitahumu
noona,” katanya dengan bisikan pula.
Sulli
diam membeku. Tak di sangka Jonghyun sepintar itu. Jika Sulli memiliki dua
rencana, Jonghyun bisa memiliki 3 bahkan 4 rencana rahasia yang tak sedikitpun
terpikirkan pada Sulli meski gadis itu sudah sangat mengenal Jonghyun dan
‘Black Jell’ tentunya.
“Urusan
kita sudah selesai,” seru Changmin yang siap meninggalkan lokasi setelah
memastikan Dongjun dalam keadaan baik meski beberapa luka menghiasi wajah
tampannya.
“Kata
siapa?”
Suara
dingin Youngjae sukses menghentikan langkah Changmin dan semua anak buahnya.
Dan tak lama, pintu utama gedung terbuka dengan kasar lalu memunculkan Jonghyun
yang tampak menarik Yong Hwa yang sudah bersimbah darah dengan cukup kasar.
Sulli
yang melihat itu, langsung berusaha bersembunyi di balik beberapa orang agar
Jonghyun tidak menyadari keberadaannya sambil menatap nanar keadaan Yong Hwa
melalui celah-celah kecil yang ada. Di sisi lain, Changmin, Dongjun dan yang
lain tercengang melihat Yong Hwa yang sedikit lagi bisa dihabisi oleh Jonghyun
kapan saja.
Flashback…
Sebuah
mobil mewah tampak memasuki area gedung yang kosong lalu memunculkan seorang
pemuda dari dalamnya. Yong Hwa memicingkan mata untuk memastikan
penglihatannya. Ia merasa pernah mengenal pemuda itu saat… saat ia masih
bergabung dengan ‘Red Flame’ dan bertarung dengan ‘Black Jell’. Pemuda itu
salah satu yang terlibat di dalamnya dan berada di kubu berbeda dengan Yong
Hwa.
“Ku
rasa itu yang namanya Jonghyun.” Yong Hwa langsung ke luar dari tempat
persembunyiannya untuk bisa berhadapan langsung dengan pemuda itu.
“Jangan
gegabah!” cegah Sungyeol karena bisa di pastikan pemuda tersebut benar-benar
Jonghyun. Ia juga mengenalinya. Namun Yuri justru yang mencegah Sungyeol, bukan
Yong Hwa.
“Kau
tidak tau Yong Hwa. Setidaknya salah satu dari kita harus selamat!” seru Yuri.
“Cepat beritahu temanmu itu.”
Sungyeol
sempat meneguk ludahnya yang terasa pahit. Berteman dengan gangster tentu saja
memiliki resiko yang cukup bahkan sangat besar. Seperti apa yang tengah ia
alami saat ini. Tiba-tiba ia merasa cukup simpatik dengan Yong Hwa. Terlebih ia
tahu bahwa Jonghyun adalah pemuda yang cukup kejam.
Di
tempat berbeda, Yong Hwa dengan beraninya menghentikan langkah Jonghyun.
Jonghyun sendiri langsung berbalik dan menatap Yong Hwa meremehkan. Jonghyun
sudah tau jika pemuda yang berdiri di hadapannya itu adalah pemuda yang
dijodohkan pada Sulli.
“Akhirnya
kau datang. Ingin menyelamatkan permaisurimu?” ledek Jonghyun, masih dengan
tatapan meremehkan. “Tidak semudah itu ku serahkan Sulli padamu!”
Yong
Hwa tersenyum sinis. Jonghyun pasti tidak mengetahui bahwa ia adalah mantan
seorang kepala gangster sejak Byunghee masih ada dan terlibat. Namun ini
pertama kalinya mereka saling berhadapan karena selama itu Yong Hwa pandai
menyembunyikan identitas aslinya.
Kali
ini Yong Hwa menghirup napas dalam-dalam. Sejujurnya ia sudah tidak ingin
berkelahi seperti ini, tapi keadaan yang memaksanya. Demi menyelamatkan Sulli
dan membalas sakit hatinya karena Jonghyun sudah membuat Hyoyeon menderita
hingga akhirnya bunuh diri. Ya… dia sudah tau semuanya sejak bertemu Yuri tadi.
Tanpa
buang waktu, Jonghyun dan Yong Hwa sudah terlibat perkelahian. Yong Hwa tampak
kewalahan menghadapi serangan Jonghyun. Jelas saja Jonghyun berada di atas
angin, selama ini Yong Hwa hampir tidak pernah mengasah beladirinya sejak
meninggalkan ‘Red Flame’. Berbeda dengan Jonghyun.
Setelah
beberapa menit, akhirnya Yong Hwa benar-benar ambruk dengan wajah dan pakaian
penuh bercak darah. Jonghyun sendiri hanya mendapat beberapa luka akibat
serangan Yong Hwa di awal-awal perkelahian mereka.
Jonghyun
berdiri tepat di samping Yong Hwa yang sudah terbaring di aspal. Ia
menyunggingkan senyum penuh kemenangan. “Akan ku pertemukan kau dengan calon
istriku untuk yang terakhir kalinya.”
Flashback end…
Sulli
memandang berkeliling. Banyak orang yang menjaga hampir di tiap sudut ruangan
yang terbilang cukup luas ini. Tidak mudah untuk seorang gadis seperti dirinya
bisa kabur dari sana. Hanya ada satu cara. Melumpuhkan salah satu dari mereka.
Terutama anggota dari ‘Black Jell’.
Beruntung bagi Sulli tak
jauh di bawah kakinya teronggok sebuah balok kayu sebesar pemukul kasti. Diam-diam
Sulli memungutnya di saat yang lain terfokus pada Jonghyun dan tak ada yang
mengawasinya. Tanpa menimbulkan kecurigaan, Sulli bersiap mengayunkan balok
tersebut ke salah satu orang yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
“Seharusnya
kalian tidak menjadikan pemuda tak berguna seperti ini untuk menjadi pimpinan
kalian!” perkataan sombong Jonghyun menggema ke seluruh penjuru ruangan yang
hening karena tak ada satu orangpun yang berbicara. Tentu saja yang ia maksud
adalah Yong Hwa.
Masih
dalam cengkraman Jonghyun, tanpa sengaja Yong Hwa menangkap sosok Sulli yang
sedikit tertutup tubuh Yongjae. Matanya melebar ketika melihat Sulli memegang
balok yang kemungkinan akan ia lancarkan pada Youngjae. Yong Hwa berusaha
memberitahu Youngjae ketika tatapan mereka bertemu di tengah-tengah omongan tak
penting dari Jonghyun.
Awalnya Youngjae tak
terlalu mengerti akan maksud Yong Hwa. Namun semakin lama, ia memang merasa
akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini. “Youngjae, maaf.” Sontak Youngjae
menoleh karena mendengar suara bisikan tepat di belakangnya.
Dan tiba-tiba… BRRUUUK!!!
Balok
kayu dalam genggaman Sulli menghantam kepala Youngjae. Segera saja balok
tersebut di buangnya jauh-jauh, tepat bersamaan dengan kembali terbukanya pintu
gudang. Sulli menangkap tubuh Youngjae sekuat tenaga. Ia menangis sambil
meletakkan kepala Youngjae di pangkuannya.
Jonghyun
tak sempat melakukan apapun setelah melihat Sulli dengan beraninya menyerang
Youngjae. Dan ia tak tau jika pintu dibelakangnya sudah terbuka dan memunculkan
seorang pemuda tinggi yang dengan mudah menyerangnya dari belakang. Sungyeol.
Sementara Yuri menyelinap masuk di antara orang-orang yang berada di pihaknya
untuk menyeret Yong Hwa menjauh dari arena pertandingan. Pasukan yang di bawa
Changjo sudah berhasil menembus penjagaan ketat dari anggota ‘Black Jell’.
Sedetik
kemudian, perkelahian massal kembali terjadi. Dongjun yang berhasil menghindari
tawuran, langsung membantu Yuri membawa Yong Hwa ke pojok gudang. Jarak yang
cukup jauh dari tempat Sulli dan Youngjae berada.
“Noona,
kenapa kau memukul kepalaku?” Tanya Youngjae polos. Pemuda itu masih sadarkan
diri ketika Sulli memangkunya. “Aku sudah tidak nakal lagi.”
Sulli
tak bisa menyembunyikan tangisannya akibat merasa bersalah. “Tapi kau kembali
ke ‘Black Jell’! Kau tidak menuruti kata-kata noona. Byunghee oppa meninggal
karena ‘Black Jell’,” serunya semakin terisak sambil mendekap luka di kening Youngjae
yang mengeluarkan darah.
Youngjae
berdecak kesal. Tak ada lagi tatapan dingin seperti yang ia tunjukkan tadi. “Tapi
aku hanya pura-pura dan ingin menjebak Jonghyun hyung. Aku sudah sangat kecewa
karena dia tak juga berubah. Apa kau rela di bawa kabur olehnya ke luar
negeri?”
Hati
Sulli terasa mencelos. Tak ada yang bisa ia pikirakan saat itu. Ia bahkan tak
terlalu menyadari bahwa Youngjae perlahan bangkit dari pangkuannya.
***
Hampir
setengah jam pertarungan terjadi. Satu-persatu anggota ‘Black Jell’-pun
tumbang. Dan klimaksnyapun terjadi ketika Jonghyun mengarahkan pistolnya yang
sejak tadi ia sembunyikan ke arah Sungyeol, partner bertarungnya setelah Yong
Hwa tak mungkin bisa melawannya lagi.
“Harusnya
aku menyingkirkanmu sejak awal karena ternyata kau adalah penghalang terbesar
bagiku memiliki Sulli,” ujar Jonghyun yang sudah menatap Sungyeol penuh dengan
kebencian.
Semua
yang masih bertahan di sana, langsung membeku menyaksikan pertarungan hidup dan
mati antara Jonghyun dan Sungyeol. Hanya Sulli dan Youngjae yang baru menyadari
kejadian itu ketika mendengar suara dua tembakan yang dilepaskan sekaligus.
“Yong
Hwa!” jerit Yuri histeris. Dia langsung berlarian ke arah Sungyeol yang menahan
tubuh Yong Hwa dari belakang.
“Jonghyun
hyung!” Youngjae sama histerisnya ketika melihat Jonghyun perlahan berlutut
sebelum akhirnya ambruk dalam dekapannya. Sejenak Youngjae melupakan luka di
kepalanya.
Tak
satupun yang menyadari sebelumnya, ternyata Yong Hwa menemukan pistol yang
jatuh tak jauh dari tempatnya berada. Dan saat itu tepat ketika Jonghyun sudah
mengarahkan pistolnya tepat ke arah Sungyeol. Secepat mungkin Yong Hwa berlari
tanpa ada yang bisa mencegahnya menghalangi tubuh Sungyeol dari tembakan
Jonghyun. Dan di saat yang bersamaan pula, Yong Hwa melepaskan peluru untuk Jonghyun.
Sungyeol
hanya bisa perlahan membaringkan tubuh lemah Yong Hwa ke lantai tepat ketika
Yuri mendekat. Ia bahkan sudah tak bisa mengeluarkan rasa cemburunya ketika
Yuri memeluk Yong Hwa tepat di depan matanya. Persahabatan mereka sangat dekat.
Dan Sungyeol hanya menatap nanar wajah pucat Yong Hwa. Tak menyangka bahwa
pemuda di hadapannya kini telah mengorbankan diri untuknya.
Dengan
langkah lunglai, Dongjun mendekati tubuh Yong Hwa. Sementara Changmin mengikutinya
dari belakang dengan langkah pincang dan sambil menahan sakit di sekitar
tubuhnya.
Dalam
dekapan Youngjae, Jonghyun tersenyum tipis melihat Sulli melangkah ke arahnya. Gadis
itu menatap Jonghyun tanpa ekspresi lalu berlutut di dekatnya.
Jonghyun
mengulurkan tangannya yang berlumuran darah untuk menyentuh pipi Sulli. “Maafkan
semua kesalahanku selama ini.” Jonghyun bersusah payah berujar.
Sementara Sulli hanya bisa
menangis sambil menggenggam tangan Jonghyun yang berada di pipinya. “Jonghyun
bertahanlah. Ambulans akan segera datang.”
Jonghyun menggeleng lemah.
“Tidak akan, kecuali kau mengatakan cinta padaku.”
“Jonghyun
aku mencintaimu, sungguh! Tak peduli dengan apa yang pernah kau lakukan selama
ini.” ujar Sulli yang tak ingin terjadi apapun pada Jonghyun. “Ku mohon
bertahanlah, Jonghyun.”
Di
tempatnya berada, Yong Hwa memaksakan diri untuk menghampiri Sulli dan Jonghyun
tentunya. Dongjun dengan sigap membantu kakaknya, dibantu seseorang lagi. Tak
mungkin Changmin yang membantu karena kondisinya juga kurang baik. Terlebih
Sungyeol, ia masih syok dengan kejadian tadi. Ini pengalaman pertamanya.
“Aku
tau.” Jonghyun kembali tersenyum. “Tapi aku tau kalau kau juga mencintai Yong
Hwa. Iya, kan?” dalam keadaan seperti ini, Jonghyun masih saja bisa bercanda.
Dan candaannya itu sukses membuat Sulli membeku. “Jika nyawaku tak tertolong,
aku ingin kau bahagia dengan Yong Hwa.” Tangan Jonghyun yang lain merogoh saku jaketnya.
Ia mengeluarkan dua lembar kertas kecil.
Dengan
tatapan penuh Tanya, Sulli menerima kertas yang disodorkan Jonghyun padanya.
“Aku
sudah memesan tiket ke Jepang. Hanya saja aku belum menentukan tanggalnya. Dan
aku ingin memberikan ini untukmu dan Yong Hwa. Setelah kalian menikah, berbulan
madulah di sana.”
“Apa
yang kau katakan!” protes Sulli yang menganggap Jonghyun masih saja bergurau.
“Kau pasti selamat,” serunya penuh keyakinan.
Jonghyun
menggeleng lemah. Setelah itu ia mengisyaratkan Sulli agar mendekat. Tanpa ragu
Sulli menurutinya. Dan Jonghyun mencium gadis itu di sana dengan tangan Sulli
yang melingkar erat ke leher Jonghyun.
Semua
yang berada di sana tak sanggup menyaksikan Jonghyun dan Sulli. Youngjae bahkan
sudah tertunduk dan berlinangan air mata. Bukan karena adegan ciuman mereka,
tapi karena ciuman itu adalah ciuman terakhir antara Jonghyun dan Sulli.
Yong
Hwa menutup matanya sesaat karena menahan sakit di sekujur tubuhnya. Tak lama,
Yong Hwapun ambruk di sana.
Mendengar
sedikit kericuhan, Sulli melepaskan ciumannya pada Jonghyun. Ia menatap nanar
tubuh Yong Hwa yang kehilangan kesadaran. Sulli mengumpulkan keberanian untuk
menatap wajah Jonghyun. Pemuda itu sudah memejamkan mata dengan wajah pucatnya.
Karena sudah tak kuat untuk menangisi Jonghyun, Sulli akhirnya pingsan sambil
memeluk Jonghyun.
***
Dua tahun kemudian…
Sulli
membawa 3 bucket bunga yang ia letakkan masing-masing pada satu makam yang
terletak berjejeran. Dua makam terdapat lencana milik ‘Black Jell’, sementara
sisasanya memiliki lencana ‘Red Flame’. Byunghee, Jonghyun dan Yong Hwa. Sulli
berada di hadapan makam ketiga pemuda yang dicintainya. Gadis itupun mengenakan
dress biru muda dan tampak terlihat cantik.
Flashback…
Tak
lama setelah Jonghyun menghembuskan napas terakhirnya, ambulans datang dan
menyelamatkan beberapa korban tawuran yang masih selamat. Termasuk Yong Hwa
yang tak sadarkan diri. Beberapa jam setelah itu, Yong Hwa akhirnya sadar. Dan
orang pertama yang ia lihat saat itu adalah Sulli. Sejak sadar gadis itu
bersikeras ingin menemani Yong Hwa.
Yong
Hwa mengukir senyum melihat keberadaan Sulli di dekatnya. “Hai… Akhirnya kita masih
bisa bertemu lagi.”
Sulli
juga tersenyum dan bernapas lega melihat Yong Hwa meski air mata menghiasi mata
cantiknya.
“Boleh
ku katakan sesuatu?”
“Jangan
banyak bicara dulu. Kau masih harus beristirahat.”
Yong
Hwa menggeleng. “Aku hanya ingin bilang bahwa aku mencintaimu. Aku tau ini
sudah sangat terlambat,” ujarnya. Sementara Sulli hanya bisa membeku
mendengarnya. “Dan… bisakah kau mengatakan hal yang sama?” pintanya.
Sulli
menatap Yong Hwa, nanar. Terakhir kali ia berada di situasi seperti itu adalah
semalam. Beberapa saat sebelum Jonghyun meninggal.
“Aku
tak memaksa,” sela Yong Hwa karena Sulli tak kunjung memberikan respon.
“Padahal, jika kau mengatakan itu, aku bisa berbangga diri di hadapan Jonghyun
jika kami bertemu di alam sana nantinya.”
Dengan
sigap Sulli memeluk tubuh Yong Hwa. Tak peduli jika pemuda itu meringis menahan
sakit di sekujur tubuhnya. Ia melepaskan pelukannya sesaat dan menatap Yong Hwa
lembut. “Aku mencintaimu,” ujar Sulli akhirnya dan kemudian ia ganti mencium
Yong Hwa dengan penuh perasaan. Yong Hwa sempat membalasnya sebentar sebelum
akhirnya tak ada lagi yang bisa ia lakukan.
Flashback end…
Sulli
menyeka tepi matanya yang berair. Yong Hwa memang telah memberi warna
tersendiri dalam kehidupannya ketika dikecewakan Jonghyun. Tapi Sulli tak mau
memungkiri bahwa dirinya juga masih sangat mencintai Jonghyun. Sejahat apapun
pemuda itu, Jonghyun selalu bisa memperlakukan Sulli dengan sangat baik.
Tak
lama, Sulli memutuskan mengakhiri kunjungannya ke sana. “Ku harap kalian bisa
berteman baik di sana,” candanya mengingat memang hal tersebut yang ia
harapkan.
Sullipun
berbalik dan meninggalkan 4 sosok yang menatap kepergiannya. Jonghyun, Yong
Hwa, Byunghee dan Hyoyeon. Mereka tampak bercahaya dengan balutan pakaian serba
putih tersebut. Ketiga pemuda itu saling berangkulan tanpa menyisakan setitik
dendampun satu sama lain. Sementara Hyoyeon menggamit mesra lengan Byunghee.
“Setidaknya ini lebih baik dari pada aku
melihat Yong Hwa di penjara karena membunuh Jonghyun. Meski aku sendiri juga
tak rela kehilangan Yong Hwa selamanya.”
***
“Noona!
Kenapa kau lama sekali?” omel Youngjae yang sejak tadi menunggu Sulli di
parkiran pemakaman. Ia bersikeras tak ingin menemani Sulli ke dalam karena tak
ingin kembali mengingat kejadian pahit yang menimpa kakaknya, Jonghyun. “Kita
sudah telat ke pesta pernikahan Sungyeol dan Yuri,” lanjutnya masih sedikit
mempertahankan perasaan kesalnya. Pemuda itu juga sudah tampak rapih dengan stelan jas dengan kemeja putih
di dalamnya yang ia kenakan tanpa dasi, sementara dua kancing teratas sengaja
ia buka.
“Kenapa
tak kau tinggalkan saja aku sejak tadi?” balas Sulli tak ingin di salahkan.
Youngjae
menghela napas, kasar. “Tunggu dulu,” cegahnya sambil menahan tangan Sulli yang
hampir membuka pintu mobil.
Sulli
memutar bola matanya, kesal. “Kenapa lagi? Bukankah tadi kau marah-marah karena
kita sudah telat?”
“Ada
yang ingin ku bicarakan sebentar saja.”
“Apa?”
Tanya Sulli setengah terpaksa.
“Masalah
tiket ke Jepang pemberian Jonghyun hyung. Kapan kita merealisasikannya untuk
bulan madu kita?” ujar Youngjae langsung.
Sulli
membulatkan matanya. “Jonghyun memberikan itu untukku dan Yong Hwa.” Sulli
sudah hampir kembali membuka pintu mobil. Namun lagi-lagi Youngjae
menghalanginya.
“Tapi
Yong Hwa juga sudah tiada.”
“Ya
sudah, kalau begitu kenapa tak kau gunakan saja untuk kau dan kekasihmu.”
Youngjae
yang sudah tak sabar, memutar pundak Sulli hingga akhirnya mereka saling
berhadapan. Ia menatap Sulli dalam. “Kau pikir tujuanku menjebak hyungku sendiri
semata-mata hanya agar Jonghyun hyung berubah? Tidak! Dan ternyata takdirlah
yang membuatku bisa merealisasikan tujuanku yang lain tersebut.”
“Mak…
maksudmu?” Tanya Sulli gugup karena di tatap seperti itu oleh Youngjae.
Youngjae
menghirup udara dalam dalam. “Noona… Aku mencintaimu.” Pemuda itu berujar
dengan lembut.
Sulli
hanya bisa membelalakkan mata. Terlebih ketika Youngjae mulai mendekatkan
wajahnya. “Kau tidak takut menciumku?”
Buru-buru
Youngjae menarik kembali kepalanya. “Kenapa harus takut? Sudah tidak ada
Byunghee hyung yang akan menghajarku jika aku menciummu,” kata Youngjae penuh
percaya diri.
Sulli
menggeleng. “Dua ciuman terakhirku oleh Jonghyun dan Yong Hwa sebelum mereka
meninggal,” ujarnya dengan nada menakut-nakuti. Diam-diam ia juga tersenyum
puas.
Youngjae
hanya mampu meneguk ludahnya dan menatap Sulli ngeri.
*_E_N_D_*
Akhirnya... Udah nggak punya utang lagi sama FF
yang satu ini setelah berakhirnya part ke 3/part terakhirnya… Mohon maaf
sebelumnya untuk Byunghee, Jonghyun dan Yong Hwa yang udah saya jadikan
‘korban’ di FF ini… Dan ini juga FF pertama saya yang mengakibatkan 3 tokohnya
meninggal (ini yang terbanyak)… Di sini Yong Hwa sama Jonghyun musuhan… Tapi
kalo pengen baca mereka yang temenan, ada tuh di FF ‘Black Orchid’ dan ‘FC
Love’… ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar