“I Found You?”
Author :
N-Annisa (@nniissaa11)
Cast :
·
Jung
Hyerim (A-Pink)
·
Kim
Seok Jin (BTS)
·
Kim
Himchan (BAP)
·
Jung
Taekwoon (VIXX)
·
Lee
Minhyuk (BtoB)
·
Krystal
Jung (Fx)
·
Oh
Hayoung (A-Pink)
Genre :
Life school, teen romance, tragedy
Length :
Chapter
***
Taekwoon
masih saja berekspresi cemberut saat ia bersama Seok Jin mengambil peralatan
kebersihan di bawah tangga. Taekwoon tampak masih kesal. Sementara Seok Jin
juga ikut kesal karena masih saja disalahkan. Setelah itu ke duanya berjalan
menuju lantai 2 sambil membawa peralatan kebersihan di tangan mereka
masing-masing.
“Ada
kabar dari Minho, nggak?” Seok Jin memulai pembicaraan karena merasa tak nyaman
dengan suasana mereka saat itu.
“Ada,
tapi nggak ada berita mengejutkan baru tentang dia dan Himchan juga tentunya,”
jawab Taekwoon. Sejenak, ia seperti melupakan kekesalannya pada Seok Jin.
“Gue
ngerasa ada rahasia besar di Minho. Tapi mungkin dia masih ragu buat
ngebongkarnya. Terutama ke kita.”
“Sama,”
ujar Taekwoon cepat. Ia menyutujui ucapan Seok Jin. “Apalagi waktu dia ngaku
pura-pura amnesia,” lanjutnya.
Tanpa
terasa, ke duanya tiba di dalam sebuah toilet. Karena terlalu sibuk mengobrol,
Seok Jin dan Taekwoon seperti tidak menyadari bahwa di dalam sana sudah ada Jungkook
yang berdiri dengan memegang tongkat sebuah alat pel lantai. Siswa kelas 2
tersebut juga menatap lurus pada ke dua kakak kelasnya itu.
“Kalian
ketemu Kak Minho? Kapan? Di mana?” Jungkook bertanya dengan nada datar. Karena
ia sulit untuk mengungkapkan perasaannya melalui ekspresi wajah. Bisa
dipastikan ini adalah berita besar untuk Eun Ji.
Bukannya
menjawab, Seok Jin dan Taekwoon justru saling melempar tatapan. Karena tatapan
Taekwoon yang sangat menuntut sebuah penjelasan, barulah Seok Jin teringat
sesuatu.
***
Himchan
yang pertama kali melakukan sit-up. Sementara
Hyerim memegangi kaki cowok itu. Pandangan Hyerim sama sekali tak sedikit pun
mengarah pada Himchan. Padahal cowok itu tak pernah melepaskan tatapannya ke
wajah Hyerim.
“Gue
kangen sama kebersamaan mereka,” bisik Chorong saat Bomi sedang melakukan sit-up. “Andai Himchan nggak lagi
amnesia.”
Mendengar
itu, Bomi sontak melirik ke tempat Hyerim dan Himchan berada. Ia bahkan sampai
menghentikan gerakannya. “Gue nggak tega kalo mereka ampe pisah,” sahutnya.
“Bomi!
Chorong!” tegur Junhyung yang ternyata mengawasi ke dua cewek itu.
Sebenarnya
bukan hanya Chorong dan Bomi, tapi beberapa siswa yang lain juga sesekali
mengawasi keberadaan Himchan dan Hyerim yang berada paling pinggir halaman.
Rata-rata mereka berpikiran hampir sama dengan Bomi juga Chorong. Namun
sepertinya, Himchan menyadari apa yang terjadi.
“Apa
pernah terjadi sesuatu sama kita?”
“Hmm?”
Hyerim tampak tak siap dengan pertanyaan Himchan. Lalu saat ia menoleh, tepat saat
Himchan mengangkat tubuhnya membuat wajah cowok itu sangat dekat dengan wajah
Hyerim. Dalam beberapa detik posisi mereka tetap seperti itu. Sampai akhirnya
Hyerim menjadi panik sendiri dan tanpa sadar pergerakannya membuat Himchan
seperti terdorong. “Kim, maaf!” Hyerim sontak membantu Himchan untuk bangkit.
“Sekarang
tukar tempat!” seru Junhyung mengintruksi.
***
“Bener
kalo ternyata yang kecelakaan itu Kak Minho? Soalnya gue tahu, Kak Himchan
amnesia gara-gara digebukin sama… kalian tau anak baru di kelas gue?”
“Psssttt!”
desis Seok Jin. Ia bahkan sampai melesat ke tempat Jungkook berada hanya untuk
membungkam mulut cowok itu. Untuk masalah serahasia itu, tidak aman jika
dibicarakan sembarangan di sekolah. Taekwoon bahkan sampai memeriksa ke luar toilet.
“Kenapa
lo tiba-tiba nanyain keberadaan Minho?” tanya Taekwoon.
Jungkook
tidak langsung menjawab. Ia justru terdengar menghela napasnya. “Tadi gue
ketemu Kak Eun Ji di depan gerbang sekolah.”
“Lo
yakin?” desak Seok Jin untuk memastikan.
Jungkook
tampak mengeluarkan ponselnya. Ia membuka kontak atas nama Eun Ji. “Coba
telepon aja.” Jungkook menyodorkan ponselnya ke tengah-tengah antara Seok Jin
dan Taekwoon. “Dia justru bilang kalo yang digebukin Sungjae itu Kak Minho,
bukan Kak Himchan.”
Seok
Jin meraih ponsel Jungkook, sementara Taekwoon justru tampak mengacak
rambutnya, frustasi. “Kenapa bisa gini, sih? Siapa yang berani nuker kasusnya
Himchan sama Minho?” keluh Taekwoon. “Jelas-jelas gue liat sendiri kalo Sungjae
ngegebukin Himchan.’
Seok
Jin tidak melakukan apa-apa pada ponsel Jungkook. Ia justru mengembalikan benda
itu pada pemiliknya. “Kalian tau sesuatu tentang si Sungjae itu?”
“Tentang
apa? Kalo kata Kak Eun Ji, Sungjae suka sama dia. Dan Sungjae kayak berusaha
ngerebut Kak Eun Ji dari Kak Minho.”
“Selain
itu.” Seok Jin menggeleng tegas untuk ucapan Jungkook. “Tentang masa lalu, atau
tentang keluarganya, mungkin?”
Jungkook
sibuk berpikir. Sementara tangannya memainkan tongkat pel di atas ember berisi
pembersih lantai. Namun tidak ada yang berhasil memberikan jawaban.
“Coba
tanya Hayoung!” pekik Jungkook. Taekwoon dan Seok Jin sontak setuju tanpa ada
pertimbangan apa pun. Mereka kompak melesat ke luar pintu toilet. Taekwoon dan
Jungkook bahkan sampai menelantarkan peralatan kebersihan yang mereka bawa ke
sana.
***
Ho
Seok tampak meninggalkan kelasnya. Ia tampak menuju tangga yang menuju lantai
atas. Namun cowok itu langsung menghentikan langkah saat mendengar suara
langkah-langkah kaki menaiki anak tangga dari arah lantai bawah. Saat menoleh,
ia bertemu dengan beberapa kakak kelasnya di kelas 3. Mereka hanya saling sapa.
Kibum, Jonghyun, Yongguk, Eunkwang.
“Mau
ke mana lo, Seok?” tegur Howon.
“Perpus.
Ada buku yang mau diambil,” jawab Ho Seok.
Howon
sendiri juga sambil berlalu. Setelah itu akhirnya Hyerim muncul. Cewek itu juga
menyadari keberadaan Ho Seok.
“Baru
selesai olahraga?”
Hyerim
tidak hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia juga berhenti dan menghampiri Ho
Seok. “Lo nggak cerita apa-apa kan tentang anak baru itu?” Hyerim bertanya
dengan nada rendah.
Ho
Seok tidak langsung menjawab karena ia mendapati Himchan muncul bersama
Sunggyu. Cowok itu sebisa mungkin langsung menghindari tatapan ke duanya.
Terutama Sunggyu yang sudah memberikan tatapan mengancam untuknya. Sementara
Hyerim juga tampak menghindari tatapan Himchan. Cewek itu masih teringat
kejadian tak terduga saat pelajaran olahraga tadi.
Diam-diam
Hyerim sempat melirik ke arah Himchan yang sudah berlalu. Tak disangka, cowok
itu ternyata dalam posisi menoleh ke tempat Hyerim berada juga. Samar-samar
Himchan tersenyum tipis untuk cewek itu. Namun Hyerim justru buru-buru
mengalihkan pandangannya. Dan itu sukses membuat Himchan sedikit kecewa.
“Lo
gapapa, Kak?” tegur Ho Seok yang tampak sedikit khawatir.
Hyerim
menggeleng untuk mengalihkan perasaan yang sebenarnya.
“Oiya,
Kak Jin udah tau tentang Sungjae?” tanya Ho Seok lagi karena baru teringat
pertanyaan Hyerim yang sempat tertunda.
“Kalo
bisa jangan. Gue beban banget kalo dia sama Minhyuk sampe tahu.”
***
Taekwoon
membersihkan toilet guru yang berada di lantai 1. Lalu Jungkook tetap berada di
toilet laki-laki di lantai 2. Sementara Seok Jin juga membersihkan toilet di
lantai 2, tepatnya toilet khusus untuk anak perempuan. Ke tiganya gagal
menjalankan rencana untuk menemui Hayoung karena Hyunseung lebih dulu
menampakkan diri di depan pintu toilet laki-laki di lantai 2. Guru tersebut
justru membagi-bagi tugas untuk ke tiganya.
Di
sisi lain, Krystal tampak berjalan memasuki toilet. “Astaga Kak Jin! Ngapain di
sini?” serunya heboh saat mendapati kakak kelasnya di dalam toilet perempuan.
Seok
Jin hanya menoleh malas. “Bisa liat sendiri, kan?” serunya malas sambil tetap mengepel
lantai toilet.
Krystal
sama sekali tidak memprotes apa pun. Ia kemudian berdiri di depan wastafel. Setelah meletakkan
barang-barang bawaannya, cewek itu membuka keran untuk mencuci tangan.
“Untung
Kak Jin. Coba kalo yang lain, mungkin udah gue usir dari sini soalnya gue mau
pake toilet,” kata Krystal tanpa mengalihkan tatapannya pada cermin besar di
dalam toilet.
Seok
Jin meletakkan begitu saja peralatan kebersihannya tanpa merespon ucapan
Krystal. Ia kemudian berdiri di samping cewek itu lalu mencuci tangan serta
wajahnya. Tanpa meminta ijin terlebih dulu, Seok Jin mencomot beberapa lembar
tissue milik Krystal untuk mengeringkan wajah serta tangannya.
“Gue
ganti berapa nih softlens yang dipake
Hyerim?”
Krystal
menghentikan kegiatannya yang sedang membubuhkan bedak ke wajah. Saat menoleh,
ia mendapati Seok Jin sudah mengeluarkan dompetnya. “Nggak usah,” tolaknya cepat
membuat Seok Jin menatap Krystal bingung. “Sebenernya softlens itu nggak bisa kepake sama gue. Minsnya beda.”
Seok
Jin menatap Krystal penuh arti. “Gue traktir minum aja pulang sekolah nanti,”
putus Seok Jin akhirnya. Ia tidak ingin memaksa cewek itu. Tapi juga tak ingin
berhuntang begitu saja meski Krystal tidak menganggapnya seperti itu.
“Kalo
itu gapapa deh, Kak. Tapi jangan hari ini, besok aja.” Krystal juga terpaksa
menyetujui. Ia menatap Seok Jin melalui cermin saat cowok itu memasukkan
kembali dompetnya yang kemudian meneruskan ‘kerja sosial’ yang menjadi
hukumannya.
***
“Gue udah mastiin siswa Paradise nggak ngirim
perwakilan untuk olimpiade lokal. Gue berhasil mempengaruhi Doojoon.”
Taekwoon
yang mendengar itu dari dalam toilet, sontak menegang. Tentu suara orang itu
cukup familiar di telinganya. Ia menjadi panik sendiri sambil mencari-cari
sesuatu. Akhirnya tatapan Taekwoon terhenti pada ranselnya yang ia letakkan di
ujung wastafel. Dari dalam ransel
tersebut ia menemukan sebuah earphone. Buru-buru
ia menyambungkan benda itu pada ponselnya lalu ia pasang di telinga.
“Seenggaknya, Minho yang tahu rahasia
ini, udah nggak sekolah di Paradise. Belum lagi, dia juga amnesia.”
Lagi,
suara orang tersebut terdengar. Kali ini diiringi dengan langkah kaki yang
semakin mendekat. Taekwoon semakin berpura-pura tidak mendengar seolah ia
sedang asik mendengarkan musik. Sesekali Taekwoon juga terdengar bersenandung
pelan. Cowok itu juga mengepel lantai dengan posisi membelakangi pintu masuk.
“Sungjae nggak tau apa-apa. Dia aman ada
di sini dan….” Ucapan
orang tersebut terhenti seketika. Tentu karena ia mendapati sosok Taekwoon di
sana.
Sementara
Taekwoon sendiri semakin pura-pura tenggelam dengan lagu yang ia dengarkan.
Padahal itu semua tidak terjadi. Taekwoon sama sekali tidak sedang mendengarkan
musik. Ia sendiri juga sudah menyadari ada seseorang di belakangnya.
Taekwoon
bahkan sampai menjadikan gagang pel seperti layaknya standing mic untuk memaksimalkan aktingnya. Namun tetap ia tidak
melupakan ‘kerja sosial’-nya. Taekwoon mengepel sambil melangkah mundur. Seolah
terjadi ketidak sengajaan, Taekwoon menabrak tubuh seseorang di belakangnya.
Taekwoon
buru-buru berbalik dengan tatapan merasa bersalah sambil melepas earphone di kedua telinganya. “Maaf,
Pak…” ucapannya terputus karena seseorang yang berada di sana tidak seperti apa
yang ia pikirkan.
“Saya
cuma mau mastiin kamu ‘kerja sosial’ dengan benar,” kata Hyunseung sambil
memeriksa pekerjaan Taekwoon.
Sementara
Taekwoon hanya menatap Hyunseung intens dengan tatapan datar dan sulit
diartikan. “Nggak mungkin Pak Hyunseung
bisa niruin suara orang lain,” desisnya dalam hati. Antara percaya dan
tidak dengan apa yang ia saksikan.
“Lanjutin
besok, ya.” Hyunseung kemudian balik badan sebelum akhirnya meninggalkan
Taekwoon di sana seorang diri.
Untuk
beberapa saat, Taekwoon masih mematung di tempatnya. Banyak pertanyaan yang
sulit terpecahkan di kepalanya. Hingga setelah beberapa menit Hyunseung
meninggalkan toilet, Taekwoon seperti baru tersadar. Ia harus segera
meninggalkan tempat itu. Tentu ia juga membawa serta peralatan kebersihan yang
tadi ia bawa.
***
Krystal
sudah tampak membereskan peralatan make-up
nya. Namun ia tidak buru-buru meninggalkan tempat itu. Krystal masih mengawasi
pekerjaan Seok Jin dari dalam cermin sambil memikirkan sesuatu. Ternyata secara
tidak sengaja ia melihat suasana pelajaran olahraga anak kelas 3 dari jendela
lantai 2 gedung A. Tepat saat Himchan dan Hyerim menjadi 1 kelompok untuk
melakukan sit-up secara bergantian.
“Lo
berarti nggak liat Kak Himchan dan Kak Eun Ji pas pelajaran olahraga tadi, dong?”
Seok
Jin berhenti sejenak. Ia juga sempat menghela napas, kasar. Seok Jin kemudian
menegakkan badan. Saat ia menatap Krystal, cewek itu juga sedang memutar badan
untuk menghadapnya.
“Gue
bahkan belum ketemu Hyerim hari ini,” seru Seok Jin yang tampaknya tidak
terlalu menangkap maksud ucapan Krystal yang sebenarnya.
Krystal
dan Seok Jin kemudian saling diam untuk beberapa saat. Seok Jin meneruskan
pekerjaannya. Sementara Krystal sesekali melirik Seok Jin. Seperti ingin
mengatakan sesuatu, namun cewek itu tampak masih cukup ragu.
“Oiya,
Hayoung masuk, kan?” tanya Seok Jin akhirnya. Memecah keheningan.
“Iya,
ada kok.”
Seok
Jin hanya mengangguk. Ia kemudian berniat meninggalkan tempat itu setelah
membereskan peralatan kebersihannya.
“Kak
Jin,” cegah Krystal. Setelah Seok Jin menanggapinya, cewek itu juga tak
buru-buru berkata apa pun. “Lo… punya perasaan ya ke Kak Hyerim? Jujur?”
Ditanya
seperti itu, Seok Jin membeku. Benar-benar terkejut dengan pertanyaan Krystal.
“Kenapa lo bisa ngomong gitu?”
Krystal
kembali tak langsung menjawab. Ia mendesah pelan. “Gue curiga, Ho Seok kayaknya
bener-bener punya perasaan ke Kak Hyerim.”
Seok
Jin tampak terkekeh pelan. “Itu juga semua orang udah tahu,” ujarnya seperti
kurang sependapat dengan Krystal.
Krystal
sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataan Seok Jin. Ia tetap menatap lurus
pada cowok di hadapannya. “Hampir sama kayak cara lo memperlakukan Kak Hyerim,”
ucap Krystal yang sukses membungkam mulut Seok Jin. Cowok itu sontak berhenti
tertawa. “Bener, kan?” ulangnya.
Seok
Jin menyembunyikan perasaannya melalui senyuman. “Belum saatnya lo tau, Krys.”
Seok Jin berujar penuh misteri. Ia lalu berjalan ke luar sebelum Krystal
menanyai atau lebih parahnya mencurigai hal lain lagi.
***
“Jin!”
seru Taekwoon buru-buru. Ia bahkan sampai menarik Seok Jin dengan tidak sabar
untuk segera meletakkan peralatan kebersihan di bawah tangga. Taekwoon juga
sampai membantunya. “Jungkook!” Taekwoon juga kembali berseru saat adik
kelasnya itu muncul.
Setelah mereka
mengembalikan seluruh peralatan kebersihan, ketiganya segera melesat ke lantai
atas. Taekwoon yang tampak memimpin. Saat baru tiba di lantai 2, Taekwoon
menarik dua temannya langsung menuju tangga yang mengarah ke lantai 3. Mereka
mengintai dari balik sebuah tembok yang membatasi tangga. Junhyung tampak
memasuki ruang kelas 2.
“Kita
ngapain ngintipin Pak Junhyung gini, sih?” protes Seok Jin dengan saura rendah.
Taekwoon
menoleh ke belakang tempat dua temannya berada. Namun ia tidak mengatakan
apa-apa. Taekwoon justru kembali mengawasi Junhyung yang kini berjalan menjauh
dari ruang kelas 2.
“Waahh…
kelas gue ada pelajaran olahraga, nih. Gue ganti baju dulu, ya!” kata Jungkook
yang bahkan sudah memunculkan diri dari balik tembok. Namun buru-buru Taekwoon
menarik ransel Jungkook sebelum cowok itu semakin menjauh. “Apaan lagi sih,
Kak?” protesnya.
“Kalo
emang lo bener ketemu Eun Ji, jangan sampe ada orang lain lagi yang tau.
Kabarin Eun Ji juga supaya dia jangan munculin diri di sekolah. Nanti kita cari
waktu buat ketemuin dia sama Minho,” jelas Taekwoon.
“Terjadi
sesuatu, ya?” tanya Seok Jin sambil menatap Taekwoon penuh curiga.
Taekwoon
tidak menyangkal apa lagi membenarkan tebakan Seok Jin. Ia hanya mengibaskan
tangan sebagai isyarat agar mereka ke luar dari tempat ‘persembunyian’ mereka.
***
Minhyuk
baru kembali dari mengganti pakaiannya sambil berkata pada Hyerim, “Jin belom
dateng?”
Hyerim
lebih dulu memastikannya dengan menoleh ke tempat kursi Seok Jin berada. “Ke
mana sih tuh anak?” gumamnya cemas. Cewek itu kemudian memeriksa ponselnya.
Namun tidak ada pesan masuk atau panggilan tak terjawab dari nomor siapa pun.
Terutama nomor Seok Jin. “Jin nggak ngabarin apa-apa?” tanyanya saat Minhyuk
sudah duduk.
Minhyuk
ikut memeriksa ponselnya. Dan hasilnya pun serupa. Nihil. “Nah, tuh dia,” seru
Minhyuk membuat Hyerim sontak menoleh.
Cewek
itu tampak mengukir senyum saat mendapati sahabatnya itu muncul bersama
Taekwoon. Hyerim bahkan sampai rela menghampiri Seok Jin. Seok Jin sendiri juga
terlihat sumringah kedatangannya disambut oleh Hyerim.
“Lo
‘kerja sosial’ ya?” tebak Hyerim melihat wajah lesu dan pakaian Seok Jin yang
terlihat sedikit berantakan.
“Gapapa
kok, Rim. Gue duduk dulu, ya?”
Hyerim
mengangguk cepat. Sementara Seok Jin langsung melangkah menuju kursinya bersama
Dongwoo di dekat jendela. Cowok itu menghempaskan tubuhnya yang cukup lelah.
Di
tempat berbeda, kedatangan Taekwoon juga disambut beberapa temannya. Terlebih,
ini adalah hari pertamanya kembali ke sekolah. Cowok itu juga menghempaskan
tubuh lelahnya ke kursi di samping cewek bernama Dasom.
“Gue
kira lo pindah sekolah, Taek?”
Taekwoon
tersenyum penuh misteri menanggapi ucapan Dasom. “Lo takut kehilangan gue kan,
Das?” godanya diimbangi dengan lirikan nakal pada teman semejanya tersebut.
Dasom
justru hanya terkekeh mendengarnya.
“Gimana
pedekatean lo sama si Jinki?”
“Weits,
sukseslah.”
Taekwoon
menatap Dasom penuh antusias. “Jadian, dong? Traktir makan bisa kali? Gue aja,
deh.”
“Gampanglah,”
kata Dasom pendek. “Oiya, kenapa lo telat? Kena ‘kerja sosial’-nya Pak
Hyunseung, ya?” tebak cewek itu. “Kasian temenku tersayang.”
“Gitu
deh, Das.” Taekwoon berujar malas. “Kalo gue sendiri sih pasti lolos. Nah, gue
sama Jin. Dia kan nggak biasa manjat tembok kayak gue,” cerita cowok itu.
“Tumben
Jin telat? Sejarah loh itu.”
“Nggak
tau tuh anak lagi kenapa?” seru Taekwoon sambil mengangkat ke dua bahunya.
***
“Sampai
bertemu di pelajaran berikutnya. Selamat siang…” pamit Victoria setelah
mengakhiri pelajaran di kelas 2.
“Siang
Buuu…” sahut para siswa kelas 2 tersebut.
Satu-persatu
dari mereka mulai mengeluarkan bekal makanan mereka. Sebagian ada yang tetap
tinggal di kelas. Dan beberapa ada yang meninggalkan kelas untuk menikmati
makanan mereka di tempat berbeda. Terutama Jimin yang tentu saja langsung
melesat menuju ruang kelas 3.
Namun
tidak untuk Jungkook. Cowok itu tetap meninggalkan mejanya, lalu melangkah ke
tempat Krystal berada hanya untuk meminta selembar tissue milik cewek itu.
“Gue
minta,” ujarnya. Bahkan setelah ia sudah mengambil tissue tersebut. Jungkook
kemudian memilih melangkah menuju jendela yang mengarah ke luar gedung. Tepat
menghadap ke arah pintu gerbang sekolah.
Jungkook
membuka lebar jendela kelasnya hingga memungkinkan angin berhembus kencang ke
dalam. Menerbangkan anak rambut cowok itu. Jungkook memang sengaja melakukan
itu. Ia bahkan sampai mengendurkan dasinya yang semula sudah cukup berantakan.
Tentu akibat ‘kerja sosial’ yang menguras tenaga.
Jungkook
menatap lurus ke arah gerbang sekolah. Ada yang yang sukses menarik
perhatiannya. Seseorang berpakaian serba hitam juga topi, dengan masker yang
menutupi hampir seluruh wajahnya. Rambutnya yang panjang kecoklatan dan bergelombang
menegaskan kalau orang tersebut adalah seorang perempuan.
“Mirip
sama…”
Mendengar
suara seseorang yang begitu dekat, Jungkook sontak menoleh dan mendapati
Hayoung di sana. Namun cewek itu tidak terlalu mempedulikan Jungkook.
“Astaga!”
pekik Hayoung. Ia bahkan sampai membekap mulutnya sendiri. “Itu Kak Eun…”
ucapan Hayoung terputus karena Jungkook membungkam mulutnya sebelum cewek itu
menyelesaikan ucapannya.
“Ppsstt!”
desis Jungkook setengah panik.
“Apaan
sih, Jung!” protes Hayoung yang sudah mendorong paksa tubuh Jungkook untuk
menjauhinya. Cewek itu masih penasaran dengan cewek mencurigakan yang ia lihat.
“Mending
kita liat langsung ke bawah,” putus Jungkook yang mencurigai jika Hayoung
penasaran dengan cewek tersebut.
“Jung!”
protes Hayoung karena Jungkook menarik tangannya dengan sedikit paksaan.
“Eh,
Jungkook! Mau di bawa ke mana tuh temen gue?” teriak Krystal. Namun ia tidak
mengejar ke duanya. Jungkook sendiri juga seperti tidak mendengar suara
Krystal.
***
“Jin!”
seru Hyerim.
Saat Seok Jin menoleh,
Hyerim menggerakkan kepalanya seperti memberi isyarat agar cowok itu
mengikutinya ke luar. Seok Jin sendiri langsung bangkit. Tak lupa ia membawa
bekal makanannya.
“Jin,
jangan lupa lo dapet jadwal piket hari ini,” kata Chorong mengingatkan saat
Seok Jin baru saja melintasi mejanya.
Hyerim
dan Minhyuk sudah berdiri menunggu. Dan mereka juga mendengar apa yang
dikatakan Chorong pada Seok Jin. “Hari ini gue aja yang gantiin Jin,” kata
Hyerim. “Jin masih harus ‘kerja sosial’ soalnya,” lanjut cewek itu sebelum Seok
Jin sempat memprotesnya.
Benar
saja, Seok Jin memang sudah ingin memprotes. “Tapi, Rim…” ucapan cowok itu
terputus karena Minhyuk sudah lebih dulu memaksanya untuk ikut pergi bersama.
“Istirahat
jam ke 2 ya, Rim.” Chorong mengingatkan.
Hyerim
mengangguk semangat sebelum akhirnya Minhyuk merangkul cewek itu. Sementara
Seok Jin mengikuti ke duanya dari belakang. Dan diam-diam, Himchan tampak
mengikuti. Namun sama sekali tidak ada yang mengetahui apalagi mencurigai cowok
itu.
Tapi
ternyata salah. Masih ada Taekwoon. Dan hanya dia yang sudah mencurigai gelagat
Himchan sejak tadi. Namun ia tidak berniat ikut campur.
***
Hayoung
sudah tidak melakukan protes apa pun lagi saat ia dan Jungkook sudah tiba di
depan pagar sekolah. Cewek tadi masih berada di sana. Dan saat melihat Jungkook
dan Hayoung muncul, ia seperti memang sudah menunggu ke duanya. Namun Jungkook
yang memilih melewati gerbang tersebut dan mencari tempat yang sedikit aman untuk
mereka bisa bicara.
“Kak
Eun Ji ngapain masih di sini?” tegur Jungkook saat mereka sampai di gang
samping sekolah. Cukup kesal karena kemungkinan rencana yang ia bangun bersama
Seok Jin dan Taekwoon akan sia-sia begitu saja.
Eun
Ji tampak membuka masker dan topinya, membuat Hayoung menatapnya tak percaya.
“Ya
ampun, bener Kak Eun Ji?” seru Hayoung. Dan sedetik kemudian ia bahkan sudah
berhamburan memeluk Eun Ji. “Kyaaa… aku kangen banget sama kakak.”
“Aku
juga Hayoung sayang,” balas Eun Ji setelah pelukan mereka terlepas.
“Kakak
ke mana aja?”
“Stop!” lerai Jungkook sebelum Eun Ji membalas pertanyaan Hayoung.
“Kangen-kangenannya nanti aja!” Jungkook menatap serius keduanya. Terutama
untuk Eun Ji. “Kalo kakak mau bener-bener ketemu Kak Minho, kakak turutin
ucapan gue. Jangan munculin diri di sekolah ini. Nanti gue, Kak Jin dan Kak
Taekwoon bakal ngatur kalian untuk ketemu. Soalnya Kak Minho udah nggak sekolah
di sini.”
Mendengar
itu, Eun Ji sontak menatap Jungkook seakan penuh harapan. “Bener ya, Jung?”
“Iya.
Sekarang pulang, ya?” kata Jungkook lembut sambil mendorong pelan pundak Eun
Ji.
Jungkook
dan Hayoung hanya menatap punggung Eun Ji yang semakin menjauh. Setelah Eun Ji
benar-benar pergi, barulah Jungkook mengajak Hayoung kembali ke dalam sekolah.
“Gue
belom minta nomornya Kak Eun Ji!” seru Hayoung sedikit panik. Ia sudah
membalikkan badan dan bersiap untuk kembali ke luar untuk mengejar Eun Ji.
Namun Jungkook lebih cepat untuk mencegahnya.”
“Gue
udah punya, kok. Nanti gue kasih di kelas,” kata Jungkook cepat-cepat.
***
“Tatapannya berbeda saat dia menatap Minhyuk
dan Jin meski mereka sangat dekat. Dan senyumannya seperti sangat kurindukan.
Akh, tidak. Tapi suasana seperti itu.”
Himchan
menatap lurus tiga orang di hadapannya sambil membawa kotak bekalnya di tangan.
Tanpa sadar, ia mengukir senyum samar. Bukan hanya untuk Hyerim. Tapi untuk
ketiganya juga.
Hyerim,
Seok Jin, dan Minhyuk masih belum menyadari jika Himchan ada di belakang
mereka. Ketiganya sibuk berbincang seru. Mereka juga akhirnya tiba di koridor
lantai 4 tempat mereka biasa menikmati makan siang.
Saat sampai di sana,
Minhyuk tampak menyerahkan jas sekolahnya yang hanya ia sampirkan di lengan
pada Hyerim sebelum cewek itu duduk. Tentu untuk menutupi rok pendek Hyerim saat
duduk di lantai. Mereka masih menertawakan sesuatu.
“Lo
masih pake softlens dari Krystal itu,
ya?” tanya Minhyuk seolah ia baru menyadari hal tersebut. Padahal sejak pagi ia
sudah bersama-sama cewek itu.
“Lumayanlah,
Min. Buat gantiin kacamata gue.” Hyerim kemudian melirik Seok Jin. “Dan gue
berterima kasih yang sebesar-besarnya untuk Jin.”
Seok
Jin sudah ingin duduk, namun ia membatalkan niat karena merasa ada sesuatu yang
janggal sejak ia tiba di sana. Dan saat menoleh, ia terkejut mendapati Himchan
berdiri di sana. Suasana pun sontak berubah sepi. Tentu karena Minhyuk dan
Hyerim juga sama terkejutnya melihat keberadaan Himchan.
Himchan
sendiri hanya mampu tersenyum canggung. Cukup lama suasana hening bertahan.
Sampai akhirnya Himchan sendiri yang mencairkannya. “Hai…” ujarnya masih
terdengar canggung. “Boleh gabung, kan?”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar