Sabtu, 29 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 10)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yong Hwa (CN Blue)  
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Dongho (U-Kiss)
Genre               : romance
Length              : part

***
       
        Setelah berhasil membawa Sung Hye ke luar dari dorm ‘Blue Flame’, Doojoon kini mengajak kekasihnya itu ke sebuah taman. Sesampainya di sana, pemuda itu memeluk Sung Hye dan seakan tak ingin melepaskan gadis itu lagi.
        “Doojoon lepas,” pinta Sung Hye sambil berusaha memberontak.
        “Aku merindukanmu. Ku mohon jangan paksa aku untuk melakukan itu,” ujar Doojoon tepat di telinga gadis itu. “Aku tak peduli jika setelah ini kau akan membenciku. Tapi aku ingin tetap memelukmu seperti ini.” Doojoon semakin mempererat pelukannya ketika merasakan pundaknya basah dan samar-samar ia mendengar isakan tangis seseorang yang tentu saja berasal dari bibir Sung Hye.
        “Cintai Hye Ra seperti kau mencintaiku, Doojoon.”
        Doojoon dengan kasar melepaskan pelukannya. “Apa kau pikir semudah itu?” serunya dengan memberikan tatapan tajam pada Sung Hye. “Jangan membuatku semakin tersiksa. Aku akan berusaha merebutmu kembali. Jika memang tidak bisa, ku mohon bahagialah,” ujar Doojoon kali ini dengan nada lembut sambil menghilangkan sisa-sisa air mata di pipi Sung Hye menggunakan tangannya.
        Gadis itu justru semakin deras menangis lalu menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik Doojoon.
        Doojoon mencium puncak kepala Sung Hye lalu berbisik, “aku mencintaimu.”

***

        Sementara itu di salah satu ruangan yang terdapat di dorm ‘Blue Flame’, Joon tampak tengah melipat selimut yang semalam digunakan Hye Ra tidur di kamarnya. Ketika ingin memindahkan selimut itu ke dalam lemari, ada sebuah benda kecil yang jatuh dan menimpa kakinya. Ketika menunduk, Joon menemukan sebuah kalung dengan cincin sebagai liontinnya. Di dalam cincin itu terpahat nama ‘Hye Ra’. Dan bisa dipastikan benda itu milik Hye Ra. Joon memungut benda itu, bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka.
        “Apa kau sibuk?”
        Joon menegakkan kembali badannya lalu menoleh. Ternyata Nichkhun yang berdiri di ambang pintu kamarnya. Joon hanya menggerakan kepalanya sebagai tanda ia tak keberatan dengan kehadiran Nichkhun dan menyuruhnya masuk.
        Nichkhun duduk di tepi ranjang, tepat di samping Joon yang sudah lebih dulu duduk di sana. “Bisa ceritakan padaku yang kau ketahui tentang gadis tadi.”
        Joon meremas kalung dalam genggaman tangannya.

*flashback on*
Hye Ra menghentikan langkah karena ia menyadari Doojoon masih mengikutinya di belakang. “Mau apa lagi?”
        “Aku hanya ingin mengantarmu pulang,” jawab Doojoon santai.
        “Tak udah sok baik padaku,” balas Hye Ra malas.
        “Biar bagaimanapun, kau sudah menyelamatkanku hari ini. Ayo cepat,” paksa Doojoon yang kini bahkan sudah menarik tangan Hye Ra.
        “Anggap saja kita sudah impas karena kau juga telah menepati janji untuk mempertemukanku dengan Siwan.”
        Doojoon berhenti dan menatap Hye Ra datar. “Apa aku ini bukan sahabatmu?” sebelum Hye Ra menjawab, Doojoon sudah lebih dulu menariknya.
        “Jangan bawa-bawa nama sahabat!” protes Hye Ra sambil bersusah payah berlari sambil menggunakan heels.
        “Jangan cerewet!” balas Doojoon yang kini sudah bersikap nekad dengan menggotong tubuh Hye Ra sampai mobil meski gadis itu terus memberontak minta diturunkan.
        Tanpa diketahui dua orang tadi, Joon ternyata berada tak jauh di belakang mereka. Dan bisa dipastikan dia mendengar semua pembicaraan Doojoon dan Hye Ra.
*flashback off*

        Joon bangkit lalu berjalan menuju laci meja di samping tempat tidurnya. Dari dalam sana ia mengambil selembar foto yang langsung ia serahkan pada Nichkhun.
        Belum usai keterkejutan Nichkhun tentang apa yang baru saja diceritakan Joon padanya tentang hubungan Doojoon dan Hye Ra sebenarnya, kini ia harus kembali dikejutkan dengan selembar foto yang Joon tunjukkan padanya. Itu foto kebersamaan Doojoon dengan gadis yang tadi datang ke dorm mereka. Di balik foto tersebut terselip sebuah tulisan tangan nama Doojoon dan Sung Hye.
        Joon sudah kembali duduk di samping Nichkhun yang masih membeku. Ia lalu menghela napas. “Terus terang saja, Hye Ra sudah menarik perhatianku sejak kami pertama kali bertemu di acara fans sign waktu itu. Dan aku cukup terkejut saat Doojoon membawa bahkan mengakui Hye Ra sebagai kekasihnya. Padalah aku sudah menemukan foto itu lebih dulu.” Joon tampak tersenyum pahit.
        “Pantas saja cara Doojoon memperlakukan Hye Ra tak terlihat seperti Luhan ataupun diriku saat bersama kekasih kami.”
        Joon tak merespon apapun.
        Nichkhun melirik Joon saat teringat sesuatu. “Bagaimana dengan Yoona? Apa kau akan datang ke acara pertunangannya?”
        Joon tampak tak terkejut. Ia hanya terlihat menghela napas. Lalu dengan ragu-ragu melirik Nichkhun. “Kau tau, aku bahkan pernah mengakui Hye Ra sebagai kekasihku di hadapan Yoona.”
        Jelas saja Nichkhun langsung membulatkan matanya setelah mendengar pengakuan Joon. “Kau gila?” protesnya, namun itu tak berpengaruh apapun. “Lalu? Bagaimana reaksi Yoona dan Hye Ra sendiri?”
        Joon mengangkat bahu, ragu. “Yang ku tau, Yoona memang tak memiliki perasaan apapun padaku. Jadi ku anggap itu bukan hal yang patut untuk dikhawatirkan. Tapi Hye Ra…” Joon sempat diam sesaat. “Dia justru menolongku untuk pergi dari sana,” lanjutnya.
        “Apa kau sudah benar-benar yakin dengan Hye Ra?” Tanya Nichkhun sambil menatap Joon, khawatir.
        Joon justru merespon itu dengan tatapan bingung.
        “Aku bukan ingin mempengaruhimu, tapi sikap Siwan terhadap Hye Ra cukup aneh akhir-akhir ini.”
        Cukup lama Joon perpikir. Yang ia tau, Siwan memang sedang mendekati gadis yang berprofesi sebagai chef itu. Tapi apa yang ia lihat semalam saat Siwan bersama Hye Ra, rasanya patut untuk dipertimbangkan. “Nanti akan ku cari tau,” hanya itu yang dikatakan Joon sebelum meninggalkan Nichkhun di dalam kamarnya.

***

        Tiga hari setelahnya. Dan ini juga sudah hari ke tiga bagi Siwan yang sedang berusaha untuk bisa bertemu dengan Soo In di restoran tempat gadis itu bekerja. Namun jawaban yang ia terima selalu sama. Soo In sedang cuti sampai batas waktu yang belum di tentukan. Tapi Siwan tidak bisa mendapatkan alasan kenapa Soo In sampai harus cuti bekerja.
        Siwan memberikan sepotong kertas yang hanya bertuliskan sederetan nomor pada seorang pelayan yang tadi ia tanyai tentang Soo In. “Jika Soo In sudah kembali bekerja, tolong suruh gadis itu untuk menghubungiku,” pinta Siwan yang terlihat tak ingin ada penolakan di sana. Ia juga sampai menghafal nama pelayan tadi. “Aku akan mengingat namamu, Dongho!” serunya dingin lalu pergi meninggalkan restoran itu sambil mengenakan kacamata hitamnya.
        Di saat yang bersamaan ketika Siwan berjalan ke luar dari pintu utama restoran, Soo In tampak akan menuju tempat yang baru saja ditinggalkan Siwan. Tentu saja gadis itu lebih memilih bersembunyi sebelum Siwan juga menyadari keberadaannya. Saat di rasa sudah aman, Soo In ke luar dari tempat persembunyiannya dan segera bergegas masuk ke dalam sambil memegangi tangan kirinya yang masih di pen.
        “Noona!”
        Soo In sedikit terkejut karena ada seseorang yang tiba-tiba berdiri menghalangi langkahnya. “Dongho!”
        “Tadi ada pemuda yang mencarimu?”
        “Siapa?” Tanya Soo In ragu-ragu. Perasaannya mengatakan bahwa orang itu adalah Siwan.
        “Lebih baik kau hubungi sendiri orang itu,” kata Dongho yang kini sudah menyodorkan kertas titipan Siwan pada Soo In.
        Dengan terpaksa ia menerima kertas itu sambil menatap Dongho penuh selidik.
        “Soo In?”
        Gadis itu menoleh saat mendengar ada seseorang yang menyebut namanya. Sementara Dongho sudah kembali bekerja. “Sung Hye?” seru Soo In sambil berusaha menyembunyikan kertas tadi dari Sung Hye. “Kau di sini?”
        Sung Hye tak terlalu memperhatikan apa yang baru saja diucapkan Soo In. Tatapannya justru tertancap lurus pada tangan Soo In. “Kau membohongiku?”
        Soo In tampak bingung dengan pertanyaan Sung Hye. “Membohongi apa?” ia balik bertanya.
        “Tanganmu pasti masih sakit? Kenapa kau tak mengaku sejak awal?” desak Sung Hye yang kini kembali menjadi merasa bersalah tentang cedera tangan yang dialami Soo In.
        “Sudahlah. Sebentar lagi juga akan sembuh,” seru Soo In sambil sedikit tertawa agar Sung Hye melupakan rasa bersalahnya.
        Tak lama ada seorang pemuda muncul di antara mereka. Pemuda itu berdiri di belakang Sung Hye dan berusaha merangkul pundak gadis itu, tapi Sung Hye justru tak terlalu senang dengan perlakuan itu dan berusaha menepiskan tangan pemuda itu dari pundaknya.
        “Kau?” seru Soo In yang sejak tadi memperhatikan sosok pemuda di samping Sung Hye.
        Sung Hye tak kalah terkejutnya dari Soo In karena gadis itu mengenal sosok pemuda yang tak lain adalah Yunho.

***

        Sementara di luar restoran, dari kejauhan Siwan melihat Hye Ra yang berjalan ke arahnya. Namun tampaknya gadis itu tidak terlalu menyadari keberadaan Siwan.
        “Hye Ra?” teriak Siwan saat posisi Hye Ra semakin dekat dengan tempat ia berada.
        “Siwan oppa? Kau di sini?” Tanya Hye Ra bingung. “Sudah bertemu dengan Soo In?”
        Siwan menggeleng, kecewa. “Dia masih cuti.”
        Hye Ra menatap Siwan, bingung. “Kemarin dia menelponku, tapi seperti tidak terjadi apa-apa.”
        “Sudahlah,” seru Siwan enggan melanjutkan pembahasan mengenai Soo In. “Kau sendiri sedang apa di sini? Kau mencari Soo In juga?”
        “Bukan,” kata Hye Ra cepat-cepat. “Itu…” gadis ini menunjuk ke belakang dan sedikit memutar tubuhnya. Sekilas ia menangkap sosok seorang yang seperti dikenalnya. “Doojoon?” seru Hye Ra nyaris tanpa suara.
        “Kau kenapa?” Siwan tampak bingung dengan perubahan sikap Hye Ra yang kini tiba-tiba panic. “Eh, bukankah itu Doo…”
        Cepat-cepat Hye Ra menyeret tubuh Siwan untuk menyingkir. Atau dengan kata lain untuk bersembunyi dari Doojoon. Beruntung tak jauh dari sana ada sebuah mobil yang terparkir. Mereka mengawasi Doojoon sampai pemuda itu melewati pintu masuk.
        Setelah dirasa aman, Hye Ra ke luar dari tempat persembunyiannya, diikuti Siwan di belakangnya. Hye Ra menghela napas. Sejauh ini berjalan sesuai rencana. “Semoga Doojoon mendapatkan kembali cintanya.”
        Hye Ra menoleh karena Siwan mengacak lembut kepalanya sambil tersenyum. Gadis itu hanya menatapnya, bingung.
        “Kau gadis hebat!” puji Siwan sambil mengacungkan ke dua ibu jari tangannya lalu ia mengedipkan mata kirinya. “Aku mendukung sepenuhnya rencanamu ini.”
        “Maksudmu?” Hye Ra malah semakin bingung dengan ucapan Siwan.
        “Jangan kau pikir aku tidak tau,” ujar Siwan yang tentu saja membuat kebingungan Hye Ra semakin bertambah. “Dua hari lalu aku memergoki Doojoon melamun di balkon dorm. Setelah ku paksa bercerita, akhirnya Doojoon mau mengakui bahwa gadis yang bernama Sung Hye itu adalah kekasihnya bukan dirimu seperti apa yang selama ini ku ketahui.”
        Ketika mendengar cerita Siwan, Hye Ra tampak berusaha menyembunyikan raut wajahnya dari Siwan. Rasa sakit dan bahagia yang bercampur. Namun yang ia sesali adalah karena rasa sakit itu yang lebih dominan ia rasakan.
        “Dia menyesal karena selama ini dia telah bersikap tidak adil padamu,” lanjut Siwan.
        “Selama ini Doojoon selalu bersikap sewajarnya terhadapku.”
        Siwan tersenyum menanggapi komentar Hye Ra. “Itu karena dia tidak tau kalau kau menyukainya,” seru Siwan enteng.
        Tentu saja ucapan Siwan tadi membuat Hye Ra membulatkan matanya. Kesal karena ternyata rahasia besarnya tehadap Doojoon terbongkar bahkan telah sampai ke telinga Siwan. Setelah ini, akan berapa banyak orang lagi yang tau hal tersebut?
        “Aku tidak akan menyalahkanmu,” bisik Siwan untuk membuat Hye Ra tenang. “Seperti yang ku katakan tadi, aku mendukung sepenuhnya semua rencanamu. Kau ingin mempertemukan Doojoon dan Sung Hye, bukan? Tadi ku lihat gadis itu sudah datang.”
        Hye Ra tak terlalu mempedulikan ucapan Siwan. Yang ia pikirkan saat ini adalah, siapa yang telah memberi tau Doojoon tentang rahasia ini? Minho? Itu tidak mungkin. Atau Luhan? Hye Ra merasa tidak pernah memberitau pemuda itu. Hanya tersisa satu nama lagi dan tebakannya kali ini tidak akan meleset.
        “Yong Hwa!!!” pekik Hye Ra kesal setengah mati.

***

        Yunho menarik paksa tangan Soo In. “Aku ingin bicara!” Ia bahkan tak mempedulikan saat pundaknya sedikit menabrak seseorang. Dan orang itu hanya menatap sinis padanya. Bukan karena tak terima dengan apa yang baru saja diperbuat Yunho. Tapi karena ia mengenal bahkan memiliki masa lalu yang kurang baik dengan Yunho. Tentu saja karena pemuda itu adalah Doojoon.
        Di sana Doojoon bertemu dengan Sung Hye yang masih berdiri di tempatnya. Suasana canggungpun jelas sekali terjadi. Dan yang membuat suasana sedikit mencair adalah ketika ponsel mereka bergetar dalam waktu yang hampir bersamaan.
Lucunya, pesan masuk ke dalam ponsel Doojoon dan Sung Hye sama-sama dari Hye Ra. Tidak hanya sampai di situ, isi pesannya pun tak jauh berbeda. Gadis itu mengatakan tiba-tiba tidak bisa menepati janji pada Doojoon dan Sung Hye dengan alasan Minho sakit, jadi ia harus menemani kakaknya itu.
        Sung Hye membalas pesan itu dengan ucapan agar Minho bisa cepat sembuh dan ia juga tidak mempermasalahkan kabar dari Hye Ra yang sangat mendadak seperti ini.
        Tapi tidak untuk Doojoon, pemuda itu justru langsung mencari kontak di ponselnya atas nama ‘Minho’, lalu ia menekan tombol telpon. Cukup lama karena Minho tak langsung menjawab. Doojoon bahkan sampai mencoba menelpon Minho sekali lagi karena ia merasakan ada yang janggal di sana.
        “Minho? Kau baik-baik saja? Hye Ra bilang kau sakit. Memangnya sakit apa?” Tanya Doojoon bertubi-tubi setelah mendengar suara Minho yang menjawab telponnya. Setelah itu Doojoon terdiam sambil mendengarkan apa yang dikatakan Minho. Tak ada respon apapun dari Doojoon. Pemuda itu lantas menutup sepihak panggilannya.
        Di saat yang bersamaan, Sung Hye sudah akan meninggalkan tempat itu. Namun tangan Doojoon bereaksi lebih cepat menahan tangan Sung Hye sebelum gadis itu benar-benar pergi.
        “Kenapa terburu-buru?”
        Sung Hye menoleh dan mendapati Doojoon menatapnya lembut. “Aku mau pulang. Hye Ra tidak jadi datang.”
        Doojoon tersenyum puas. Sementara Sung Hye tertegun karena cukup lama ia tidak melihat senyuman itu. Senyuman yang sangat dirindukannya. “Seharusnya aku menyadari sejak awal.”
        Jelas saja Sung Hye tak mengerti dengan maksud ucapan Doojoon. Ia juga tak ingin ambil pusing akan hal itu. Tapi yang harus ia sadari adalah, Doojoon sama sekali tak melepaskan tangannya sedikitpun. Sung Hye sudah memberi kode melalui tatapan mata agar Doojoon mau melepaskan tangannya.
        Dengan tegas Doojoon menolak permintaan Sung Hye. “Kita harus memanfaatkan ini,” ujar Doojoon lalu membawa Sung Hye pergi dari sana tanpa membiarkan gadis itu bertanya sedikitpun.

***

        Beberapa menit yang lalu saat Yunho membawa paksa Soo In ke luar dari restoran, Hye Ra dan Siwan masih berada di sana. Tentu saja kejadian itu sukses membuat Siwan cemburu bahkan sudah hampir akan mengejar Yunho jika Hye Ra tak menahannya.
        “Sudah tiga hari aku mencari Soo In, tapi apa yang ku dapat? Dia malah pergi bersama pemuda lain,” protes Siwan.
        Sekuat tenaga Hye Ra menahan tangan Siwan. “Dengarkan aku dulu!” teriaknya dengan kondisi tubuhnya sedikit terseret karena tentu saja tenaga Siwan lebih besar darinya.
        “Kakakku hamil! Dan itu semua karena, kau!”
        Siwan akhirnya membeku karena mendengar Soo In berteriak seperti itu pada Yunho. Kesempatan itu tak di sia-siakan Hye Ra untuk mendorong tubuh Siwan dan mereka sedikit bersembunyi di balik pilar.
        “Dia bahkan hampir bunuh diri karena mendengar kau akan bertunangan!” maki Soo In lagi.
        Hye Ra menggenggam tangan Siwan untuk membantu pemuda itu menenangkan diri karena melihat Soo In yang hampir menangis. Tidak, gadis itu bahkan sudah menangis saat ini.
        Di sisi lain, Yunho tampak semakin tertunduk. Pemuda itu juga tak berani menatap apa lagi menyangkal semua ucapan Soo In.
        Soo In menyeka matanya yang basah dengan kasar menggunakan ujung lengan pakaiannya. “Ku pikir kau pemuda baik-baik,” ucapan Soo In membuat Yunho mendngak. “Jika ku tau seperti ini akhirnya, tak akan ku biarkan kakakku menjalin hubungan denganmu dulu!”
        Yunho tersenyum, pahit. “Kau benar. Aku memang bukan pemuda baik. Aku meninggalkan kakakmu agar di bahagia tanpaku…”
        “Tapi apa akhirnya?” Soo In tak membiarkan Yunho membela diri.
        Pemuda itu mengusap wajahnya, frustasi. “Lalu apa yang kau inginkan dari ku?” Tanya Yunho yang sudah tidak tau harus melakukan apa lagi.
        “Tinggalkan kekasihmu dan bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan pada kakakku,” jelas Soo In yang langsung saja pergi dari sana.
        “Tunggu!” pekik Yunho sambil menahan tangan Soo In. “Kau pikir bisa semudah itu?” serunya yang tampak cukup keberatan dengan permintaan Soo In.
        Gadis itu menepiskan tangannya sambil tersenyum sinis. “Kau yang seharusnya berpikir!” balas Soo In. “Jika kau tak menuruti permintaanku, akan ada dua gadis yang kau sakiti sekaligus!” Soo In buru-buru meninggalkan Yunho sebelum pemuda itu bicara yang lain-lain lagi. Beruntung Yunho juga tak berniat untuk mengejar karena kini ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
        Setelah Soo In pergi, Hye Ra dan Siwan ke luar dari tempat persembunyiannya. Tatapan mereka kosong karena terlalu terkejut dengan apa yang mereka dengar tadi.
        “Astaga, jadi selama ini Yunho…” Hye Ra sudah tak sanggup melanjutkan ucapannya.
        “Kau mengenal pemuda tadi?”
        Hye Ra menatap Siwan penuh arti. “Yunho adalah calon tunangan Sung Hye. Dia juga yang telah merebut Sung Hye dari Doojoon.”
        Siwan mengepalkan tangannya. Terlalu sakit melihat keluarga Soo In dan kekasih sahabatnya, Doojoon, harus hancur hanya karena satu orang yang bahkan baru ia ketahui hari ini. Pemuda ini bergegas mengejar Yunho. Bahkan teriakan Hye Ra tak mampu menghentikannya.
        Siwan menepuk pundak Yunho. Ketika pemuda itu berbalik, ia memberikan satu pukulan tepat di wajah Yunho hingga pemuda itu sedikit terjungkal ke belakang.
        “Apa-apaan kau!” protes Yunho yang tak terima di serang tanpa alasan. Terlebih oleh seorang yang tidak ia kenal. Tapi tentu saja Yunho tau kalau Siwan adalah anggota band terkenal di kota ini. “Apa artis sepertimu tidak memiliki etika pada orang yang bahkan tidak dikenalnya?”
        Siwan tersenyum meremehkan. Ia masih tak mempedulikan Hye Ra yang berusaha mencegahnya, apalagi tatapan ingin tau dari orang-orang yang mulai mengerubunginya. Siwan menganggap itu seperti hanya angin lalu dan bukan hal penting yang perlu di khawatirkan.
        “Apa kau pikir kau adalah orang yang tak memiliki kekurangan sedikitpun?”
        Yunho membalas Siwan dengan tatapan yang tak kalah meremehkan sambil menyeka tepi bibirnya yang berdarah. “Apa yang kau ketahui tentang diriku?”
        Siwan tak menjawab, tapi Hye Ra juga tampak tak ingin tinggal diam. Gadis itu maju selangkah dan berdiri di depan Siwan.
        “Kami memang tidak tau apa-apa tentangmu. Tapi satu yang ku tau…” Hye Ra memberi jeda sesaat dalam ucapannya. “… Sung Hye sangat tidak bahagia bersamamu.” Hanya itu yang Hye Ra katakan. Ia berbalik lalu mengajak Siwan pergi dari sana meninggalkan Yunho dengan pikirannya sendiri.

***


6 komentar:

  1. hmmm...
    saadap banget ceritanya..
    ada adegan tonjok2annya.. hihihi

    ternyata Joon suka dari awal yah sama Hye Ra??

    gila Yunho nge hamilin kakaknya Soo In..
    playboy cap kurap banget tuh cowo.. *kesel sendiri*

    sipp.. bagus Hye Ra, udah ngasih tau ke Yunho kalo Sung Hye ga bahagia sama Yunho..
    Daebak.. :)

    BalasHapus
  2. akh, cuma dikit tonjokannya, gak kayak di Kris Without Wings...
    iya,Joon udah suka makanya dia gak ngehargain Doojoon waktu ngajak Hye Ra ke dormnya...

    BalasHapus
  3. iya sih cuma sedikit..
    tapi judulnya ada yang tonjok2an aja..
    oh.. pantesan..
    iye bener.. makanya Joon cuek banget yah??

    BalasHapus
  4. iya sih cuma sedikit adegan tonjok2annya..
    iye bener.. pantesan dy cuek banget pas Doojoon bawa Hye Ra ke dorm mereka..

    BalasHapus
  5. ralat,,, yang bawa Hye Ra ke dorm bukan DOojoon, tapi CHangsun...

    BalasHapus
  6. eh iya..
    itu maksudnya.. hahahaha
    salah ngomong.. hihihihi
    pisss yah author... ^_^
    ntr gue ga dibolehin lagi baca FF nya lagi.. hihihihi

    BalasHapus