Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun (2PM)
·
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan (Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast :
·
Yoona (SNSD)
·
Minho (SHINee)
·
Yunho (TVXQ)
·
Yong Hwa (CN Blue)
Genre : romance
Length : part
***
“Lalu,
siapa kekasihmu sekarang?” Tanya Yong Hwa memecah keheningan.
“Jung
Yong Hwa.”
Yong
Hwa menghentikan mobilnya karena memang mereka telah sampai di tempat yang
mereka tuju. “Itu sudah jelas karena kita memang belum resmi putus. Tapi
maksudku, siapa kekasihmu selain diriku?”
Mereka
masih belum keluar dari mobil.
“Jangan
kau pikir aku tidak tau pemuda yang bersamamu di supermarket kemarin.”
Sontak
saja Hye Ra melirik Yong Hwa dengan tatapan menyelidik. “Jadi kau melihatku
bersama Joon?” pekik Hye Ra cukup terkejut. Tak menyangka jika kebersaamaannya dengan
Joon kemarin diketahui seorang Yong Hwa. Bahkan ia saja belum bercerita hal itu
pada Doojoon.
“Jadi
namanya Joon? Lalu Doojoon mau kau apakan?” pertanyaan Yong Hwa terkesan
menyindir. Tentu saja keadaan seperti itu sudah sering terjadi di antara
mereka. “Aku juga tau kalau kau dan Doojoon sangat dekat akhir-akhir ini,” seru
Yong Hwa karena Hye Ra menghadiahinya pelototan tajam. “Itu terbukti dengan
ucapan Doojoon yang terkesan mengancamku tadi. Dia takut aku menyakitimu.
Padahal kau tau sendiri kan aku tidak pernah menyakitimu?”
Hye
Ra menatap Yong Hwa penuh arti. “Doojoon?
Mengancam Yong Hwa? Apa itu artinya dia mengkhawatirkanku bersama Yong Hwa?” gumam
Hye Ra dalam hati. Ada sebuah titik terang yang ia rasakan dari Doojoon. Gadis
itu tersenyum jahil. “Itu artinya, aku memiliki tiga orang kekasih sekarang,”
serunya heboh sambil mengacungkan tiga jarinya ke hadapan Yong Hwa. Tentu saja
itu upaya untuk menutupi perasaan yang sebenarnya di hadapan pemuda itu.
“Kau
dan Doojoon benar-benar berpacaran?” Tanya Yong Hwa dengan nada sedikit tak
percaya. Meski ia sempat membahas itu sebelumnya. “Tapi bukankah Doojoon dan
Sung Hye…”
“Sung
Hye di jodohkan orang tuanya dengan Yunho. Dan sekarang aku adalah kekasih
Doojoon di depan member ‘Blue Flame’,” seru Hye Ra dengan nada bangga.
“Akh,
aku ingat sekarang,” pekik Yong Hwa. “Pemuda yang bernama Joon itu bukannya
vocalis ‘Blue Flame’?”
“Yup,”
Hye Ra menjawab singkat.
“Tapi
kenapa dia malah mengaku sebagai kekasihmu? Terlebih di depan Yoona dan Minho.
Jujur saja, aku nyaris tak bisa menahan tawa melihat kejadian itu.”
Hye
Ra mendengus kesal mendengar cerita Yong Hwa. “Harusnya aku sadar jika kau
berda di sana juga,” cibirnya karena Yong Hwa masih sibuk menertawai
pemandangan yang dilihatnya. “Sudahlah, aku lapar.” Hye Ra mengalihkan
pembicaraan mereka dengan cepat-cepat ke luar dari mobil itu dan di susul
dengan Yong Hwa tak lama kemudian.
“Hei,
tunggu!” kejar Yong Hwa dan langsung merangkul Hye Ra saat gadis itu sudah
terjangkau oleh tangannya.
“Lepaskan!”
Hye Ra yang merasa risih, menyingkirkan tangan Yong Hwa dari bahunya.
Yong
Hwa menurutinya namun hanya sesaat sebelum akhirnya kembali merangkul Hye Ra.
“Tapi Joon juga melakukan itu padamu,” protesnya.
“Yong
Hwa!” jerit Hye Ra yang kini berusaha menjauhkan tangan pemuda itu lalu
mendorongnya untuk menjauh.
“Jangan
lari!” teriak Yong Hwa berusaha menghentikan Hye Ra yang sudah berlarian ke
arah pintu masuk restoran.
***
“Beri
tepuk tangan yang meriah untuk ‘Blue Flame’ band,” teriakan heboh dari seorang
host acara tersebut mengiringi perjalanan anak-anak band dari ‘Blue Flame’
meninggalkan panggung acara.
Ketenaran
‘Blue Flame’ bukan hanya di atas panggung. Apalagi mereka baru saja mendapat
penghargaan sebagai pengisi soundtrack dalam sebuah film. Selama mereka
berjalan meninggalkan stage sampai
mereka sampai di ruang ganti, setiap kru atau siapapun yang bertemu pasti akan
menyapa, memberi ucapan selamat dan lain sebagainya.
“Rasanya
seperti saat pertama kali Han Yoo menerima cintaku,” ujar Luhan berlebihan saat
mereka sampai di depan ruangan dengan label nama band mereka. Ia bahkan sampai
berkali-kali mencium piala yang mereka dapat.
“Anak
itu terlalu berlebihan,” cibir Joon yang berdiri paling belakang. Doojoon dan
Nichkhun yang berada tepat di depannya hanya menertawai sikap Joon yang bahkan
terlihat lebih kekanakkan di banding Luhan yang notabene adalah member termuda
di sana.
Luhan
berdiri membelakangi pintu, namun tangannya sudah menggenggam knop. “Hyung,
kita harus rayakan ini,” ujarnya sambil memegang pintu.
“Sudah,
cepat masuk. Aku lelah,” seru Siwan kesal sambil mendorong pelan tubuh Luhan.
Mungkin
karena Luhan sedikit tidak siap, meski pelan Luhan tetap sampai terjungkal
menerima perlakuan Siwan terhadapnya. “Aww, hyung sakit!” jeritnya sambil
memegangi pinggang.
Bukannya
langsung menolong, ke empat member ‘Blue Flame’ yang lain malah menertawakan adegan
Luhan terjatuh.
“Hyung,
kalian jahat,” Luhan berujar manja seperti benar-benar tertindas oleh ke-empat
hyungnya.
“Oppa,
kau baik-baik saja?”
Luhan
membeku dan tiba-tiba salah tingkah. Tentu saja karena seseorang yang kini
duduk di sampingnya kini tak lain adalah Han Yoo si pembaca berita di televisi
itu. Buru-buru Luhan berdiri dan menganggap tak terjadi apa-apa sebelum ini.
“Ternyata
kau menepati janji untuk datang ke sini,” ujar Luhan dengan nada bicara berubah
1800 dari sebelumnya. Tentu saja itu juga merubah pandangan ke empat
hyungnya yang semula ingin membantu, malah kini seperti ingin menambah
penderitaan Luhan. Bahkan Nichkhun sudah mengangkat botol air mineral di
tangannya tinggi-tinggi dan Doojoon sudah hampir melepas sepatunya namun
semuanya berhasil di cegah oleh Siwan.
“Oppa,
kalian tidak ada yang ingin masuk?” tegur seseorang dari arah dalam setelah
pasangan Luhan dan Han Yoo sudah lenyap ke dalam ruangan.
Kali
ini Nichkhun yang bertingkah berlebihan karena gadis yang baru saja menyapa
mereka itu adalah Minjung, kekasihnya. “Tentu saja aku akan masuk,” seru
Nichkhun cepat-cepat melesat ke dalam. Ia bahkan sampai menggeser paksa tubuh
Siwan yang menurutnya cukup menghalangi jalan.
“Apa
kekasih kalian juga ada di dalam?”
Doojoon
dan Siwan kompak berbalik. Mereka segera melesat ke dalam tanpa pamit saat
menyadari seseorang yang bicara tadi adalah Joon, leader mereka.
Joon
hanya mengangkat bahu tak peduli pada dua anggotanya yang tadi meninggalkannya
sendiri di sana. Joonpun segera masuk. Ia ingin cepat-cepat mengganti pakaian
dan langsung pulang ke dorm. Leader ‘Blue Flame’ itu masuk paling akhir, dan
terpaksa ia yang menutup pintu. Saat berbalik, Joon berpapasan dengan Siwan
yang sudah berganti kostum panggung dengan pakaian yang lebih kasual.
“Kau
mau ke mana?” tegur Joon sebelum Siwan meraih knop pintu.
Siwan
hanya menunjukkan senyumannya sebagai jawaban, bukan menggunakan kata-kata.
Lalu dengan sigap segera melarikan diri sebelum Joon atau yang lain merusak
rencananya.
Joon
langsung menuju meja rias sambil melepas jasnya. “Doojoon, kau tidak mengajak
kekasihmu?” Tanya Joon yang hanya mengawasi Doojoon melalui kaca rias. Ia
sendiri juga sedang sibuk melepaskan beberapa aksesoris yang digunakan saat
mengisi acara tadi.
Doojoon
sendiri segera menghentikan kegiatannya melepas kancing kemeja yang berada di
tangan, lalu melirik Nichkhun dan Minjung yang sikapnya menjadi salah tingkah.
Ia hanya menatap bingung dua temannya itu. Yang tidak Doojoon mengerti adalah,
Joon yang bertanya padanya, tapi kenapa justru Nichkhun seperti merasa di
tegur. Padahal Luhan dan Han Yoo sama sekali tak terpengaruh dengan apa yang
dikatakan Joon.
Doojoon
kini sudah berdiri sambil menyambar jas yang ia pakai tadi. “Hye Ra baru akan
mengunjungiku besok, hyung,” jelasnya. Tanpa menunggu Joon merespon lagi,
Doojoon sudah lebih dulu masuk ke dalam ruang ganti.
***
“Sampai
kapan kau ingin ‘pura-pura’ berpacaran dengan Doojoon?” tegur Yong Hwa sambil
memberi penekanan saat berkata ‘pura-pura’ sebagai penegasan. “Kau harus ingat,
Doojoon itu artis. Jika hubungan kalian sampai tercium media, masalah akan
semakin rumit. Mungkin Sung Hye akan sakit hati karena merasa dikhianati dan akan
benar-benar meninggalkan Doojoon. Aku tau mereka masih saling mencintai. Apa
kau tega melihat mereka seperti itu? Terutama Doojoon.”
Hye
Ra sama sekali tak merubah posisi menatap ke luar jendela mobil Yong Hwa. Bukan
ingin mengabaikan pemuda itu, tapi Hye Ra benar-benar sedang memikirkan apa
yang baru saja di katakana Yong Hwa.
Yong
Hwa menepikan mobilnya dan menatap Hye Ra lekat-lekat meski gadis itu masih
memalingkan wajah darinya. “Aku yakin kau bukan gadis jahat yang akan
memanfaatkan keadaan untuk merebut Doojoon dari Sung Hye.”
Dengan
sigap Hye Ra membuka pintu. “Sebentar lagi hujan. Aku tak ingin membahas itu.
Terima kasih untuk hari ini,” seru Hye Ra sebelum keluar dan tidak memberi
kesempatan Yong Hwa untuk bicara. Bahkan untuk sekedar mengucapkan selamat
malampun Yong Hwa tidak sempat.
***
Di
tempat berbeda. “Aku duluan,” pamit Soo In pada beberapa teman kerjanya sambil
berjalan ke luar dapur. Ia juga telah mengganti seragam kerjanya. Kaki Soo In
tiba-tiba berhenti melangkah karena ia melihat sosok Siwan yang berjalan
memasuki café. Soo In sendiri berdecak menyesal karena pemuda itu bisa
dipastikan telah melihatnya. Benar saja, bahkan kini Siwan sudah melangkah
mendekat ke tempat Soo In berada sekarang.
Siwan
tersenyum seolah ia telah memenangkan sebuah kompetisi besar di antara mereka. “Aku
belum telat, kan?”
Tanpa
ada niat sedikitpun untuk menjawab, Soo In berjalan melewati pemuda itu tanpa
melirik sedikitpun. Ia tampak tak mempedulikan keberadaan Siwan di sana.
Saat
sudah sampai di depan pintu, Soo In kembali menghentikan langkah. Ia yakin
Siwan pasti mengejarnya. Dan benar, bahkan kini pemuda itu sudah berdiri di
sampingnya.
Soo
In hanya mengawasi Siwan melalui ekor matanya. Sama sekali tak ingin menatap
Siwan lebih dari itu. “Apa yang kau lakukan?” desis Soo In, dingin. Ia sudah
tak tau dengan cara apalagi untuk menghindari drummer ‘Blue Flame’ tersebut.
Siwan
sengaja berdiri menghadap gadis itu yang kini justru telah membelakanginya
karena itu cukup membantu untuk mengurangi kegugpannya menghadi Soo In.
Perlahan Siwan merendahkan posisi kepala hingga sejajar dengan telinga Soo In.
“Aku
sedang mengejar seorang pencuri,” bisiknya lembut. Bukannya membuat Soo In
merasa tenang, gadis itu justru melarikan diri dari hadapan Siwan. “Aku
benar-benar merasa menjadi seorang polisi sekarang,” gumam Siwan penuh
semangat. Ia sangat menikmati suasana seperti ini. Mengejar Soo In dalam artian
yang sebenarnya. Karena ia harus berlari menggunakan tenaga untuk bisa menyusul
gadis impiannya.
Siwan
masih mengejar Soo In sampai halte bus. Cukup lama menemani gadis itu menunggu
sampai bus datang. Siwan mendongak ke atas, tepat ketika butiran-butiran air
jatuh dari langit. Semakin lama hujan semakin deras. Ditambah lagi, tak ada
satupun bus yang lewat. Siwan melirik jam di tangannya. Sudah tepat jam sebelas
malam.
Jalanan
sudah hampir sepi dan hanya ada satu taksi yang terlihat dari ujung jalan.
Tanpa pikir panjang, Siwan melambaikan tangan sampai akhirnya taksi berhenti di
depan mereka. Tanpa pikir panjang, Siwan membukakan pintu lalu menarik tangan
Soo In dan membawa gadis itu untuk masuk ke dalam taksi.
“Apa
yang kau lakukan?” jerit Soo In sambil berusaha melepaskan diri. Tentu saja
tenaga Siwan lebih besar.
“Sudah
tidak ada bus. Cepat masuk!” perintah Siwan dan seenaknya mendorong tubuh Soo
In hingga masuk ke dalam taksi. “Antarkan dia sampai rumah,” seru Siwan pada
sang supir lalu menutup pintu taksi dari luar. Setidaknya, ini sudah cukup aman
dan Siwan bisa kembali ke dorm dengan tenang.
***
Malam
ini hujan turun cukup deras. Joon sampai harus menunggu beberapa saat di lobi
gedung tempat ‘Blue Flame’ mengisi acara penghargaan film sampai hujan cukup
reda sehingga ia bisa berlari menuju lapangan parkir. Mobil Joon terpaksa ia
parkirkan di luar gedung karena tadi ia datang cukup telat di antara member
‘Blue Flame’ yang lain. Alasan lainnya adalah agar ia lebih mudah meninggalkan
gedung tersebut bahkan sebelum acara di dalam benar-benar selesai.
Tak
lama ada sebuh mobil berhenti tepat di depan Joon dan sontak membuat pemuda itu
mendekat. Tentu saja Joon mengenal mobil tersebut karena pemiliknya adalah
Doojoon.
Tanpa
meminta izin terlebih dahulu, Joon sudah membuka pintu dan masuk ke dalamnya.
“Kau
tadi ke sini tidak membawa mobil, hyung?” tegur Doojoon saat leadernya itu
sudah duduk di sampingnya.
“Bawa.
Dan aku minta kau antarkan aku ke parkiran. Hujannya sangat deras, jadi aku tak
mungkin menerobosnya,” ujar Joon yang sama sekali tak mendapat protesan sekecil
apapun dari Doojoon yang segera menjalankan permintaannya itu.
Doojoon
memperlambat laju mobilnya karena salah satu tangannya sedang sibuk mengirim
sebuah pesan pada seseorang. Ia tak menyadari bahwa Joon sedang mengawasi apa
yang ia lakukan saat itu.
***
Hye
Ra baru saja ke luar dari kamar mandi saat seseorang menekan bel apartmennya. “Siapa
yang datang malam-malam begini?” gumam Hye Ra seorang diri karena saat itu
sudah hampir tengah malam. Tidak mungkin Minho, karena jika datang pemuda itu
tidak akan menekan bel seperti tamu.
Segera
saja Hye Ra melesat ke kamar untuk berganti pakaian. Bisa saja itu Yong Hwa.
Pemuda itu tidak akan mengenal tempat dan waktu jika ingin benar-benar datang.
Padahal baru satu jam yang lalu mereka berpisah. Hye Ra menyambar sebuah kaos
yang terletak di atas tempat tidur. Setelah memakainya, Hye Ra baru menyadari
bahwa itu kaos pemberian Doojoon yang awalnya milik Joon. Sudah tidak ada waktu
lagi, karena orang itu terdengar tak sabar dalam menekan bel.
Dengan
cepat Hye Ra menyambar knop pintu lalu membukanya. “Apa kau tak bisa sabar
sedikit!” cecar Hye Ra pada seorang pemuda di hadapannya. Doojoon.
Basist
‘Blue Flame’ itu berdiri sambil memeluk tubuhnya sendiri yang mulai kedinginan
karena hujan. “Apa tak lihat kondisi tubuhku sekarang?” balas Doojoon lalu
seenaknya masuk tanpa mendapat ijin lebih dulu dari Hye Ra.
“Sudah
tau hujan, kenapa tak pulang langsung ke dorm?”
Doojoon
tak menjawab. Ia sibuk melepaskan jaketnya yang cukup basah.
Hye Ra hanya menghela
napas menahan kesal sambil menutup pintu di belakangnya lalu bergegas menuju
kamar. Saat keluar, gadis itu membawakan handuk dan pakaian ganti milik Minho
untuk Doojoon.
“Jam
berapa Yong Hwa mengantarmu pulang?” Tanya Doojoon seusai dari kamar mandi.
Pakaiannya yang basah juga telah ia ganti dengan milik Minho.
Hye
Ra yang sejak Doojoon datang sibuk dengan laptop, memutar kursi bar mini yang
membatasi dapur dan ruang tamu apartmennya. Kepalanya tertutup handuk karena
rambutnya masih basah. “Sekitar satu jam yang lalu,” jawabnya enteng sambil
menyodorkan segelas susu coklat hangat yang tadi terletak di samping laptopnya.
Doojoon
yang masih berdiri, berjalan menghampiri Hye Ra untuk mengambil minuman di
tangan gadis itu. Lalu membawanya ke sofa di ruang tamu yang sekaligus ruang
tivi. Satu tangannya yang lain sibuk mengusap rambutnya yang basah menggunakan
handuk. Doojoon mengawasi Hye Ra saat gadis itu duduk di sofa yang hanya untuk
satu orang. Yang menyita perhatiannya adalah kaos yang melekat di badan gadis
itu.
“Tidak
terlalu buruk jika kau yang mengenakan pakaian itu,” komentar Doojoon mengenai
pakaian yang awalnya milik Joon. Sedetik kemudian pemuda itu mengalihkan
tatapannya ke layar tivi yang sedang menayangkan pertandingan sepakbola sambil
sesekali menyeruput susu coklat hangat di tangannya.
Hye
Ra menunduk memastikan maksud ucapan Doojoon. Benar, pemuda itu membahas kaos
di badannya. “Aku terburu-buru saat kau datang, jadi hanya ini yang ku dapat.”
“Sebelum
ke sini, aku sudah mengirimimu pesan,” ujar Doojoon mengingatkan.
Mata
Hye Ra membulat. “Benarkah?” pertanyaannya hanya dibalas decakan kesal dari
Doojoon. “Apa kau lapar? Tapi aku hanya punya pasta,” tawar Hye Ra sebagai
upaya mengalihkan pembicaraan mereka.
“Boleh,”
jawab Doojoon singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari layar televisi.
***
Hujan
turun merata hingga ke sudut kota. Termasuk dorm yang di huni ke lima member ‘Blue
Flame’. Luhan dan Nichkhun sudah berada di dalam dorm. Mereka sampai membawa
selimut ke ruang tivi sambil menunggu member yang lain pulang.
Luhan
sendiri sudah terkantuk-kantuk di sofa. Tapi ia bersikeras ingin menunggu
Doojoon sebelum tidur di dalam kamar karena Doojoon sudah berjanji untuk pulang
meski akan sedikit larut malam. Sementara Nichkhun masih serius menatap
televisi yang menayangkan pertandingan sepakbola.
Tak lama
waktu berselang, pintu dorm tampak terbuka dan memunculkan Siwan di baliknya
dengan pakaian yang cukup basah.
“Kalian
hanya berdua?” Tanya Siwan saat hanya melihat Nichkhun hanya bersama Luhan yang
sudah tertidur lelap.
“Joon
dan Doojoon akan pulang telat katanya,” Nichkhun yang menjawab karena memang
hanya dia yang masih terjaga. Tatapan Nichkhun tertuju pada sebuah kertas tebal
di tangan Siwan. Sekilas seperti kartu undangan. “Siapa yang akan menikah?”
tergurnya.
Siwan
menyodorkan benda di tangannya ke arah Nichkhun. Ternyata memang benar sebuah
undangan. “Tidak tau. Itu untuk Joon,” jelas Siwan. “Tolong kau bawa ke kamar
Joon. Aku ingin ganti pakaian,” ujarnya seraya berpamitan ke dalam kamar.
Nichkhun
membaca bagian depan kartu undangan tersebut. Memang benar tertera nama Lee
Joon di sana. Dan yang membuat Nichkhun membulatkan mata adalah, ternyata itu
adalah undangan pertunangan Yoona dan Minho yang akan di selenggarakan dua
minggu lagi.
“Bagaimana
cara aku menyampaikannya?” gumam Nichkhun seorang diri. Memang hanya dia yang
mengetahui kisah cinta Joon yang bertepuk sebelah tangan dengan Yoona. Bahkan kini
gadis itu akan segera melangsungkan pertunangannya. Tidak lama lagi mereka pasti
akan segera menikah.
***
Hye
Ra membawa dua piring berisi pasta dan bersamaan dengan bel apartmennya yang
kembali berbunyi. Doojoon dan Hye Ra saling tatap sambil menerka-nerka siapa
yang datang.
“Kau
mengajak teman?” Hye Ra yang lebih dulu mengajukan pertanyaan.
“Tidak,”
jawab Doojoon singkat. “Mungkin Minho?” tebaknya.
Hye
Ra sudah meletakkan dua piring pasta tersebut di meja. “Oppa tidak mungkin
menekan bel seperti tamu,” jelasnya yang kini sudah menegakkan badan dan siap
melangkah ke arah pintu.
“Berarti
Yong Hwa,” tuduh Doojoon yang sukses membuat Hye Ra menatapnya tajam sebelum
akhirnya benar-benar membukakan pintu untuk seseorang di luar apartmennya.
“Kau?”
pekik Hye Ra yang sedikit terkejut. Membuat Doojoon menoleh dan memastikan
siapa orang tersebut, namun tubuh Hye Ra cukup menghalangi pandangannya.
“Hai…”
tegur Joon sedikit canggung. Ia juga memeluk tubuhnya yang basah. Hampir mirip
dengan kejadian yang dialami Doojoon saat baru sampai tadi. Tapi bedanya, Joon
tidak mungkin menerobos masuk seenaknya.
“Kau
mencari Doojoon?” tebak Hye Ra. Tidak mungkin leader ‘Blue Flame’ itu datang
untuk mencarinya, apalagi mencari Minho.
Joon menggeleng
sambil menahan dingin.
***
siwan parah banget, luhan sampe jatoh gtu gara2 di dorong sama dy.. dan parahnya lagi, bukannya ditolongin malah diketawaiin sama oppa oppa nya.. wkwkwk :D
BalasHapusdoojoon bukannya langsung pulang ke dorm malah mampir dulu ke apartmennya Hye Ra.. hahaha :D
kasian sekali nasib joon.. cintanya bertepuk sebelah tangan dengan yoona.. dan yoona akan segera bertunangan dengan minho.. gimana nasib joon selanjutnya yah??
hahaha
si joon juga mampir ke apartmennya Hye Ra.. apakah mereka berdua akan berantem di dalam apartmennya Hye Ra??
pertanyaan yang bagus reader...
BalasHapuskira-kira, apa motif Joon datang ke apartmen Hye Ra?
semua jawabannya akan ada di part selanjutnya... tunggu saja...
hehehehehehe
BalasHapusowkeh2..