Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun (2PM)
·
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan (Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast :
·
Yoona (SNSD)
·
Minho (SHINee)
·
Yunho (TVXQ)
·
Yong Hwa (CN Blue)
Genre : romance
Length : part
***
“Maaf
jika mengganggu,” ujar Joon yang memulai basa basinya. Ia masih berdiri di luar
pintu apartmen Hye Ra. “Kau tau kalau di luar hujan cukup deras. Sangat
berbahaya menyetir dalam kondisi itu. Dan aku sempat melihat mobil Doojoon
masuk ke daerah apartmen ini. Ku pikir dia mengunjungi temannya, jadi aku
menyusul sekalian ingin menumpang berteduh,” jelasnya mengenai kronologi ia
bisa sampai di tempat itu.
Hye
Ra diam dan tampak berpikir dengan semua yang diceritakan Joon. Meski terakhir
kali bertemu Joon meninggalkan kesan yang buruk, tapi Hye Ra tidak tega melihat
pemuda itu yang sudah menggigil kedinginan. “Masuklah,” ajak Hye Ra akhirnya.
Joon
tampak mengukir senyum meski bibirnya sedikit bergetar karena menahan dingin.
“Kau
tunggu sebentar. Aku akan mengambilkan handuk untukmu mengeringkan badan,” ujar
Hye Ra sebelum meninggalkan Joon yang masih berdiri di dekat pintu.
Sejak
awal Joon masuk, Doojoon sudah mengawasinya dari tempat ia duduk. Dan akhirnya
tatapan merekapun bertemu. “Kenapa kau bisa ada di sini, hyung?” tanya Doojoon
penuh selidik saat Hye Ra tidak berada di sana.
Joon
menghembuskan napas keras dari mulut. Ia masih sangat kedinginan. “Aku yakin
kau telah mendengar alasan yang ku ceritakan pada Hye Ra,” jawab Joon datar.
Doojoon
tidak sempat melancarkan serangan lagi karena Hye Ra terlebih dulu muncul dan
segera mendekati Joon yang masih berdiri dengan pakaian basah.
“Cepat
ganti pakaian. Kau bisa sakit jika memakai pakaian basah seperti itu,” ujar Hye
Ra setelah mendaratkan paksa barang-barang yang ia bawa ke dalam pelukan Joon.
Gadis itu lalu meninggalkan Joon sebelum pemuda itu berkata apapun.
Hye Ra
berjalan di belakang sofa yang di duduki Doojoon. Sementara Joon sudah melesat
ke kamar mandi. Pemuda itu dengan cepat menarik tangan Hye Ra duduk di
sampingnya sebelum gadis itu melangkah menuju meja bar mini tempat laptopnya
berada.
“Bukankah
kau sangat menghindari Joon? Tapi kenapa kini kau terlihat sangat baik
padanya?” Tanya Doojoon sedikit berbisik. Terdengar menyelidik dan terkesan
seperti tak suka dengan kehadiran Joon di tengah-tengah mereka.
Hye
Ra menatap Doojoon datar untuk menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya. “Semoga Joon tidak cerita tentang pertemuan
kami di supermarket itu pada Doojoon,” ujarnya dalam hati. “Apa kau tidak
lihat dia kedinginan?” Tanya Hye Ra sedikit tajam agar ia tidak terlihat gugup.
“Bukan hanya Joon. Aku juga akan melakukan itu pada siapapun yang berada di
posisinya tadi,” lanjutnya untuk membela diri kemudian beranjak menuju dapur.
Joonpun
telah kembali dengan mengenakan pakaian kering sambil mengusap rambutnya yang
basah dengan handuk. Ia duduk tepat di samping Doojoon. Tempat yang baru saja
ditinggalkan Hye Ra.
“Apa
kau tidak memiliki teman yang tinggal di dekat sini? Dan kenapa kau harus
mengikutiku?”
Joon
melirik Doojoon yang masih tampak tak menerima kehadirannya di sana. “Ada.”
“Kenapa kau tidak ke rumah
temanmu itu saja? Lagipula, jarak waktu dari saat aku dan kau sampai itu tidak
terlalu dekat. Aku yakin kau pasti punya motif lain.”
“Biar ku jelaskan.” Joon
berusaha untuk tidak terpengaruh dengan Doojoon. “Saat aku mengikutimu, jarak
kita memang dekat. Tapi saat di parkiran, aku harus mencari ruang kosong untuk
memarkirkan mobilku. Setelah itu kau sudah tak terlihat. Dan aku harus mencari
tempat ini sendirian. Lagi pula, temanku itu sudah meninggal. Jadi aku tidak
mungkin untuk datang ke sana,” jelas Joon panjang lebar.
Doojoon
masih menatap leadernya penuh selidik. “Tapi bagaimana kau bisa tau kalau aku
ke apartmen Hye Ra?” tanyanya lagi seakan belum puas dengan jawaban dari Joon.
“Bukankah
di ruang tunggu kita tadi kekasih Luhan dan Nichkhun datang? Siwan juga
buru-buru pergi dan aku yakin ia ingin menemui kekasihnya juga. Begitu juga
denganmu. Jadi jangan salahkan jika aku mengira kau menemui Hye Ra.”
Doojoon
mengalihkan pandangannya dari Joon karena ia sudah tidak bisa membalas
kata-kata leadernya itu. Apa yang dikatakan Joon bisa saja benar. Tapi entah
kenapa Doojoon masih merasa ada sesuatu yang disembunyikan Joon. Sampai
akhirnya Hye Ra muncul dan membuyarkan pikirannya.
“Ah,
hyung kau pasti lapar, kan?” Tanya Doojoon dengan ekspresi berubah 1800
pada Joon ketika Hye Ra datang sambil membawa segelas susu coklat hangat. “Ini
untukmu,” ujar Doojoon yang sudah menggeser sepiring pasta miliknya ke hadapan
Joon.
Hye Ra meletakkan gelas di
tangannya juga ke meja di hadapan Joon. Diam-diam ia melirik curiga ke arah
Doojoon. Hye Ra cukup mendengar apa yang baru saja dibicarakan dua member ‘Blue
Flame’ tersebut di belakangnya.
Joon
juga merasakan ada sesuatu yang janggal dari Doojoon. “Lalu kau?” tanyanya
karena di meja hanya menyisakan satu piring pasta lagi.
“Aku
bisa berdua dengan Hye Ra,” seru Doojoon seperti beralasan.
Dalam
hati Joon sedikit menertawai sikap aneh yang ditunjukkan Doojoon. Ia juga
sempat menangkap wajah Hye Ra yang bingung dengan ucapan Doojoon. Jika mereka
benar-benar sepasang kekasih, gadis itu pasti sudah akan tersipu dengan
perlakuan Doojoon.
“Aku
bisa sendiri,” tolak Hye Ra sambil merebut garpu berisi lilitan pasta dari
tangan Doojoon yang berniat menyuapinya.
Kini
Joon benar-benar berusaha menyembunyikan senyumannya. “Kau pikir aku terpengaruh dengan perlakuanmu pada Hye Ra?” gumam
Joon dalam hati.
Posisi
Hye Ra yang tidak benar-benar berjejer dengan Joon, membuatnya bisa leluasa
mengawasi perilaku pemuda itu. Di saat yang bersamaan, Joon tampak tengah
mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk. Di sanalah Hye Ra melihat
Joon tersenyum. Senyuman yang tiba-tiba saja membekukan hatinya.
Hye
Ra yang sadar dari lamunan, langsung mengembalikan garpu di tangannya ke atas
piring yang berada di tangan Doojoon. “Aku sambil mengerjakan tugas, ya?” ujar
Hye Ra yang kini sudah berdiri.
Joon
dan Doojoon melirik Hye Ra bersamaan. Dan anggap saja itu jawaban mereka yang
langsung saja di tinggalkan Hye Ra ke meja bar mini.
***
Kesibukan
terjadi di dalam sebuah ruangan yang menampung lima member ‘Blue Flame’ beserta
official yang lain. Luhan tampak masih sibuk menata rambutnya di depan cermin.
Hal serupa juga dilakukan Doojoon. Mereka roommate yang kompak.
Di
sudut ruangan, tampak Siwan yang mendengarkan music sambil menggerak-gerakkan
stik drum di tangannya. Seolah-olah ia benar-benar sedang bermain drum.
Tak terkecuali Joon. Leder
‘Blue Flame’ itu juga sedang bersiap siap. Ia berdiri di depan cermin sambil
memasang jam di tangan kirinya. Dari dalam cermin, ia mengawasi Nichkhun yang
duduk di sofa. Sikap yang ditunjukkan Nichkhun cukup aneh. Pemuda itu beberapa
kali tampak seperti ingin mengatakan sesuatu pada Joon, namun beberapa kali
pula ia tampak mengurungkan niatnya tersebut.
Joon
yang sudah jengah melihat sikap Nichkhun, berbalik lalu menyandarkan tubuhnya
ke tepi meja rias sambil melipat kedua tangannya di depan dada. “Ada yang ingin
kau bicarakan?” tegur Joon akhirnya dengan tatapan luruk ke arah Nichkhun.
Nichkhun
tak langsung menjawab. Ia mengawasi Doojoon, Luhan, dan Siwan yang ternyata
masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tidak ada yang mencurigainya
selain Joon. Lalu Nichkhun menatap Joon mantap sambil melirikkan bola matanya
ke arah pintu sebagai tanda ia ingin bicara di luar.
Joon
mengangguk samar tanda mengerti. Ia membiarkan Nichkhun lebih dulu meninggalkan
ruangan. Tak lama ia menyusul setelah bisa dipastikan tak ada member lain yang
mengawasinya.
***
Hye
Ra tersentak kaget saat mendengar bel apartmennya berbunyi dengan tidak sabar.
Ia sendiri baru sadar jika sejak semalam ia tertidur di sofa. Saat Joon dan
Doojoon pulang, Hye Ra masih melanjutkan mengerjakan tugas kampusnya hingga
tertidur di sana.
“Kau
tidur jam berapa semalam?” omel seorang pemuda yang berdiri di hadapan Hye Ra
sekarang.
Hye
Ra hanya mengusap wajahnya yang baru bangun tidur. “Lupa.”
Yong
Hwa hanya berdecak menanggapi sikap Hye Ra. Lalu, gadis itu menatapnya tajam.
Hye Ra pasti bingung apa yang membuat Yong Hwa muncul di apartmennya sepagi
ini. Karena baru bangun tidur, Hye Ra benar-benar menganggap hari masih pagi.
Ia tak tau jika di luar, matahari sudah sangat tinggi.
“Ini
sudah jam sebelas!” seru Yong Hwa mengingatkan. Ia seperti mengerti dengan apa
yang dipikirkan Hye Ra. “Sebentar lagi Doojoon akan tampil. Kau tidak ingin
melihatnya?”
Mata
Hye Ra yang semula masih mengantuk, tiba-tiba membulat seketika. Ia lupa jika
hari ini telah berjanji menonton penampilan Doojoon bersama bandnya. Hye Ra
menepuk kening dan merutuki kebodohannya. “Untung kau mengingatkan.”
“Tunggu!”
teriak Yong Hwa sambil mengejar Hye Ra ke dalam. “Cuci muka saja. Tidak akan
sempat jika harus mandi,” ujarnya masih sambil berteriak di tengah ruangan
apartmen Hye Ra.
“Iya,”
balas Hye Ra dengan teriakan juga dari dalam kamar.
Saat
ditinggalkan seorang diri, mata Yong Hwa menyapu seluruh ruangan. Dan
tatapannya terhenti pada dua piring serta dua gelas kosong di atas meja. Tidak
mungkin Minho. Hye Ra telah memberi tau jika kakaknya telah kembali ke apartmennya.
“Ayo,”
pekik Hye Ra yang sukses membuyarkan pikiran Yong Hwa. Gadis itu ternyata hanya
mengganti celana trening yang ia kenakan semalam dengan jins serta membawa tas
yang tersampir di pundaknya.
***
Joon
menyandarkan badannya di tembok tepat di depan ruang tunggu dari bandnya. Ia
menunggu Nichkhun yang berbicara terlebih dahulu sambil menenggelamkan tangan
di saku celananya.
“Kau
baik-baik saja?” Tanya Nichkhun akhirnya memulai pembicaraan.
Jelas
saja Joon menautkan alisnya karena merasa aneh dengan maksud pembicaraan
Nichkhun. “Apa yang kau bicarakan?” kesalnya. Lama menunggu, ternyata ia hanya
mendengar Nichkhun menanyakan kabarnya.
“Tunggu
dulu,” sergah Nichkhun cepat-cepat karena Joon siap beranjak dari sana. “Ini.”
Joon
menatap bingung undangan yang sebenarnya sejak tadi berada dalam genggaman
tangan Nichkhun. Ia mendongak dan menatap pemuda dihadapannya, menuntut
penjelasan.
Nichkhun
menjawab lewat sorotan mata. Ia ingin Joon memastikan sendiri kebenarannya.
Seakan mengerti, Joonpun merebut undangan tersebut dari tangan Nichkhun.
Sesaat, tak ada reaksi berlebihan dari Joon, dan itu membuat kekhawatiran
Nichkhun meningkat.
Joon
melipat kembali undangan yang baru saja dibacanya. Ekspresinya masih sama,
datar. Lalu Joon mendongak dan mendapati Nichkhun yang masih mengawasinya.
“Dari mana kau dapat ini?” hanya itu yang ditanyakan Joon.
“Siwan
yang membawanya semalam. Dia bilang undangan itu sudah tergeletak di depan
pintu dorm,” jelas Nichkhun.
Joon
tampak mengangguk seolah menerima penjelasan dari Nichkhun. “Terima kasih,”
ujar Joon lalu menegakkan badannya yang bersandar di tembok.
Kembali,
Nichkhun menghalangi langkah Joon. “Bagaimana kau menanggapi hal ini?”
Joon
tersenyum menanggapi kekhawatiran Nichkhun. Di ‘Blue Flame’, memang hanya dia
dan Nichkhun yang mengetahui hal ini. “Aku sudah tau rencana pertunangan
Yoona,” ujar Joon santai, namun Nichkhun sangat terkejut mendengarnya.
Joon mengalihkan
tatapannya dari Nichkhun sebelum melanjutkan ucapannya karena Nichkhun bisa dipastikan
sangat menuntut penjelasan kenapa Joon bisa setenang itu.
“Mungkin
ini jawaban karena aku sama sekali tak berani menyatakan perasaanku pada
Yoona.” Joon memberi jeda sesaat sebelum melanjutkan ucapannya. “Anggap saja
kami memang belum jodoh,” lanjut Joon sambil berusaha menyunggingkan
senyumannya.
“Syukurlah
kalau ternyata kau telah menerima kenyataan ini,” ujar Nichkhun lega.
Kekhawatirannya tidak benar-benar terjadi.
Joon
menghembuskan napas cukup panjang. “Terkadang, untuk mendapatkan kebahagiaan
kita memang harus sedikit berkorban.”
Nichkhun
tertawa kecil saat mendengar kata-kata yang ke luar dari bibir Joon. Lantas, ia
merangkul leader bandnya tersebut. “Apa itu artinya, kau telah menemukan gadis
yang bisa menggantikan Yoona di hatimu?” tebaknya. “Cepat katakan siapa gadis
itu?” desak Nichkhun karena Joon tak kunjung memberikan jawaban.
“Astaga!
Ternyata kalian di sini? Bermesra-mesraan pula!” tegur Luhan dengan hebohnya yang
tiba-tiba muncul dari dalam ruangan. Diikuti Doojoon dan Siwan di belakangnya.
Nichkhun
dan Joon hanya tertawa menanggapi ledekan maknae mereka sambil menyingkirkan
tangannya dari pundak Joon.
Siwan
mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke pergelangan tangan. “Sebentar lagi kita
akan tampil, hyung,” ujarnya mengingatkan.
“Aku
ke dalam sebentar,” kata Joon. Tentu saja untuk meletakkan undangan pertunangan
Yoona dan Minho.
***
“Kita
pasti sudah telat,” seru Yong Hwa sambil berlari dan menarik tangan Hye Ra agar
gadis itu bisa mensejajarkan larinya. Tentu saja mereka menjadi tergesa-gesa,
karena dari kejauhan mereka sudah bisa mendengar sebuah lagu mengalun. Dan bisa
dipastikan lagu itu milik band ‘Blue Flame’.
“Aku
tidak bisa melihat dengan jelas,” teriak Hye Ra di telinga Yong Hwa. Jika tidak
seperti itu, suaranya akan teredam suara music yang keras.
Yong
Hwa menarik tangan Hye Ra dan membawanya menerobos kerumunan hingga mereka tiba
di samping panggung. Tak jauh dari tempat Siwan beraksi bersama drumnya.
“Kau
hanya ingin melihat Siwan, kan?” Tanya Yong Hwa yang juga sedikit berteriak di
dekat telinga Hye Ra.
Hye
Ra mendongak tepat di saat Siwan menoleh. Pemuda itu tersenyum. Segera saja Hye
Ra membalasnya meski belum tentu juga Siwan tersenyum padanya karena tidak
hanya ada Hye Ra di sana. Biar bagaimanapun, itu tetap sesuatu yang
menyenangkan. Terlebih bagi seorang fans terhadap idolanya.
Gadis
itu mengedarkan pandangannya ke arah panggung. Ternyata Doojoon berdiri di
ujung panggung dari tempat Hye Ra berdiri dan Joon sudah berada di bagian depan
panggung agar bisa berinteraksi lebih dekat dengan penonton.
Tadi
adalah lagu terakhir persembahan ‘Blue Flame’ pada acara music tersebut. lalu
satu-persatu member ‘Blue Flame’ meninggalkan panggung. Siwan yang turun lebih
dulu langsung saja menghampiri Hye Ra. “Kau sendiri?” tegur Siwan.
Belum
sempat Hye Ra menjawab, ponsel di dalam saku jinsnya bergetar tanda pesan
masuk.
Dari : Yong Hwa
Maaf
meninggalkanmu. Aku mendadak ada keperluan. Dan jangan menyalahkanku jika kau
merasa aku tak berpamitan padamu. Kau terlalu terpesona dengan Siwan hingga tak
mendengar ucapanku.
“Kau
dengan siapa ke sini?” Tanya Doojoon yang sudah ikut menyeruak ke hadapan Hye
Ra hingga membuat Siwan sedikit tersingkirkan.
Di
ujung tangga, tampak Joon menatap malas ke arah Doojoon dan Hye Ra lalu segera
meninggalkan tempat itu sebelum Doojoon atau Hye Ra menyadari keberadaannya.
Tapi tampaknya Joon salah. Doojoon sudah mengawasinya sejak tadi hingga kini
Joon yang sudah lebih dulu meninggalkan panggung. Tak terkecuali Hye Ra yang
merasa sedikit kesal karena hanya Joon yang mengacuhkannya. Dan Luhan, dia
memang yang sangat menentang hubungan Doojoon dan Hye Ra.
“Hai…”
sapa Nichkhun.
“Hallo…”
balas Hye Ra sambil tersenyum.
“Ayo
ke ruang tunggu,” ajak Nichkhun. Ia memang salah satu member yang cukup ramah.
Terlebih, di mata Nichkhun, Hye Ra adalah kekasih Doojoon.
Siwan
tersenyum pada Hye Ra, namun tangannya menepuk pundak Doojoon. “Susul kami,
ya.” Lalu merangkul Nichkhun dan Luhan untuk di ajak berjalan meninggalkan Doojoon
dan Hye Ra.
***
“Aku
merindukanmu,” seru Doojoon yang sudah memeluk Hye Ra saat mereka telah sampai
di sebuah taman.
Sekuat
tenaga Hye Ra mendorong tubuh Doojoon untuk melepaskan pelukannya. “Jangan
berlebihan! Kita baru bertemu semalam.”
Dengan
sangat terpaksa Doojoon melepaskan pelukannya sambil cemberut. “Kau ke sini
sendiri?” Tanya Doojoon akhirnya.
“Dia
datang denganku.”
Baik
Hye Ra maupun Doojoon menoleh bersamaan. “Kemana saja kau?” omel Hye Ra karena
tadi Yong Hwa tiba-tiba menghilang.
Doojoon
sendiri sangat merasa terganggu dengan kehadiran Yong Hwa yang tiba-tiba
diantara mereka.
“Apa
kau tidak membaca pesanku?” Yong Hwa balas bertanya.
“Ikut
aku,” putus Doojoon yang kini sudah menarik tangan Hye Ra dan membawanya pergi.
“Mau
ke mana?” protes Hye Ra, namun sama sekali tak digubris oleh Doojoon.
Yong
Hwa sendiri hanya tersenyum melihat pemandangan yang ada sambil mengikuti ke
mana Doojoon membawa Hye Ra. Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah café.
Saat
di pintu masuk, Doojoon menghentikan langkah karena menyadari Yong Hwa masih
membuntuti mereka. “Apa kau tidak mau memberikan kami waktu untuk bicara
berdua?” desis Doojoon. Dengan kata lain, ia meminta Yong Hwa untuk pergi.
“Aku
tidak akan mengganggu kalian,” ujar Yong Hwa santai. “Aku kekasih yang baik,
kan?” tanyanya pada Hye Ra.
Doojoon
yang masih kesal, meninggalkan Yong Hwa di sana sambil membawa serta Hye Ra
bersamanya. Ia membawa Hye Ra duduk di sebuah kursi yang hanya cukup untuk dua
orang. Sementara Yong Hwa memilih meja yang berbeda.
***
“Apa
kau tidak mengganti pakaian sebelum menemuiku?” protes Doojoon saat ia baru
menyadari Hye Ra masih mengenakan kaos yang semalam.
“Sudahlah.
Orang-orang juga tidak akan ada yang bertanya.”
Doojoon
berdecak sambil menggeleng dan tidak akan kembali membahas itu. Terlebih,
ketika makanan yang mereka pesan datang. Setelah itu, Doojoon dan Hye Ra
tenggelam menekuni makanan masing-masing.
“Apa
kau pernah bertemu dengan Sung Hye?”
Pertanyaan
Doojoon sukses membuat Hye Ra berhenti mengunyah makanannya. “Bagaimana aku menjawabnya?” keluh Hye
Ra dalam hati. Akhirnya ia menggeleng. Hye Ra terpaksa berbohong. Lagi pula, ia
kan hanya melihat Sung Hye dari jauh, sementara gadis itu belum tentu juga
melihatnya.
Doojoon
menyandarkan punggungnya ke kursi dengan wajah yang cukup lesu. “Tak ada yang
tersisa darinya. Ponsel, e-mail. Semuanya tidak aktiv.”
Cerita
Doojoon membuat Hye Ra kehilangan nafsu makannya. Lalu, beberapa saat
keheningan menguasai mereka. “Apa setelah ini, kau akan membuka hatimu untuk
gadis lain?” Tanya Hye Ra sambil tertunduk. Ia tak ingin melihat ekspresi
Doojoon saat itu menanyakan hal itu.
“Tidak
tau.”
Dalam
hati, Hye Ra merutuki kebodohannya menanyakan hal itu. “Jelas-jelas cintanya Doojoon hanya untuk Sung Hye. Kenapa masih saja
kau tanyakan!” omel Hye Ra untuk dirinya sendiri.
Tiba-tiba
Yong Hwa sudah berdiri di antara Hye Ra dan Doojoon. Ia menatap datar pemuda
yang bersama Hye Ra tersebut. “Apa kau tidak memiliki jadwal setelah ini?
Karena aku masih membutuhkan Hye Ra untuk menemaniku.”
“Yong
Hwa!” pekik Hye Ra. “Aku habiskan ini dulu.”
Yong
Hwa hanya mengangguk sambil tersenyum tipis dan menunggu sampai Hye Ra
benar-benar menghabiskan makanannya. Lalu ia melirik Doojoon yang juga sedang
menyantap kembali makanannya. Namun Yong Hwa bisa menebak dengan yakin bahwa
Doojoon pasti sangat kesal dengan kehadirannya di sana.
Hye
Ra menumpukkan sendoknya ke atas piring yang sudah kosong. Lalu ia menenggak
hingga habis minumannya. “Doojoon,” panggilnya.
“Ya,”
jawab Doojoon singkat sambil mendongak menatap Hye Ra.
“Aku
senang bisa bertemu denganmu. Lain kali, aku akan menemuimu lagi seperti ini,”
ujar Hye Ra sebelum akhirnya berdiri.
Buru-buru
Doojoon juga ikut berdiri. Ia yakin, setelah ini Yong Hwa pasti akan segera
membawa Hye Ra pergi dari hadapannya. “Aku ingin bicara sebentar,” seru Doojoon
yang sudah menggandeng tangan Hye Ra lalu membawa gadis itu ke luar café. Tentu
saja setelah ia membayar makanan mereka. Sesampainya di luar, Doojoon membawa
Hye Ra sedikit menjauh dari tempat Yong hwa berada.
“Ada
apa?” Tanya Hye Ra penasaran.
“Hmm…
jika kau bertemu Sung Hye, ku mohon tanyakan nomor ponsel atau apapun agar aku
bisa menghubunginya,” pinta Doojoon.
Tentu
saja Hye Ra tak langsung menjawab. Ia tersentak karena mendapati ke dua tangan
Doojoon sudah menyentuh pundaknya.
“Ku
mohon.”
Hye
Ra menatap Doojoon dalam-dalam. Terpancar jelas di mata Doojoon jika pemuda itu
sangat mencintai kekasihnya, Sung Hye.
Hye Ra memaksakan
senyumnya. “Akan ku lakukan untukmu.”
“Terima
kasih,” seru Doojoon penuh semangat lalu memeluk Hye Ra sesaat. Kemudian ia
mengecup kening Hye Ra. “Kau sahabat terbaikku,” ujarnya sebelum pergi
meninggalkan Hye Ra di sana.
Yong
Hwa yang seolah tak terima melihat kejadian tadi, segera menghampiri Hye Ra.
“Berani-beraninya dia menciummu di depanku!” ujarnya kesal dan hampir mengejar
Doojoon karena Hye Ra sudah pergi ke arah yang berlawanan. Tentu saja ia lebih
memilih untuk mengejar Hye Ra.
***
yahhh...
BalasHapuskenapa doojoon sama joon ga berantem??
joon kata2nya jleb banget loh.. dan doojoon langsung mingslep ga bisa bales kata2 joon.. hahahaha
poor 2JOON...
BalasHapushahahaha
BalasHapusbae2 kedengeran 2JOON... nanti............