Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun (2PM)
·
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan (Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast :
·
Yoona (SNSD)
·
Minho (SHINee)
·
Yunho (TVXQ)
·
Yong Hwa (CN Blue)
Genre : romance
Length : part
***
Kesibukan
kembali terjadi di ruang tunggu milik band ‘Blue Flame’ meski mereka baru akan
tampil sekitar setengah jam lagi. Tentu saja ini tempat yang berbeda dari yang
sebelumnya.
Di
sudut ruangan, tampak Siwan bermain gitar ditemani oleh Nichkhun. Joon juga
bergabung mengawasi dua anggotanya yang sedang mencoba menciptakan lagu untuk
karya mereka di album berikutnya. Meski akhir-akhir ini ‘Blue Flame’ sedang
disibukkan dengan promo mini album mereka yang belum lama rilis, tetap saja
mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari lagu untuk album ke tiga mereka
setelah ini.
“Luhan!
tak bisakah kau berhenti dan duduk dengan tenang?” tegur Siwan yang mulai
jengah melihat Luhan yang resah dan mondar mandir di dalam ruangan yang bisa
terbilang tak sebesar tempat sebelumnya.
“Doojoon
hyung belum datang dan sebentar lagi kita akan tampil,” seru Luhan masih
diliputi kepanikan. “Dia pasti masih bersama Hye Ra.”
“Lalu
kenapa jika Doojoon masih bersama Hye Ra?” Tanya Nichkhun yang disetujui oleh
Siwan.
“Gadis itu kan kekasihnya
Doojoon,” timpal Siwan yang juga mendapat dukungan penuh dari Nichkhun. Tentu
saja tidak demikian untuk Joon yang hanya menunjukkan ekspresi datar.
Akhirnya
Joon bangkit berdiri. “Jangan berlebihan. Doojoon bukan orang yang tidak
menghargai waktu,” seru Joon tajam pada Luhan, lalu berjalan ke arah meja rias
untuk sedikit membenarkan penampilannya.
Benar
saja, tak lama pintu terbuka dan memunculkan Doojoon di sana. “Maaf aku telat,”
kata Doojoon sedikit menyadari kesalahannya.
“Cepat
bersiap-siap,” tegur Nichkhun mengingatkan.
Segera
saja Doojoon melesat ke ruang ganti diikuti Luhan di belakangnya.
***
Di
tempat berbeda, Yong Hwa dan Hye Ra berada dalam satu mobil. Sesekali Yong Hwa
melirik Hye Ra melalui ekor matanya sambil tetap focus menyetir.
“Semalam
Doojoon ke apartmenmu?”
Hye
Ra melirik saat mendengar Yong Hwa bertanya, namun saat itu posisi Yong Hwa
sudah melihat ke arah jalanan di depannya. Hye Ra menghembuskan napas keras.
“Serta Joon.”
Sontak
saja Yong Hwa kembali menoleh. Lalu ia teringat pemandangan di super market
saat Joon mengakui Hye Ra sebagai kekasihnya di depan Minho dan Yoona.
Tiba-tiba saja senyum Yong Hwa terukir. “Ternyata benar.”
“Apa?”
Tanya Hye Ra yang merasa aneh dengan sikap Yong Hwa.
“Kenapa
Joon bisa sampai ke apartmenmu? Dia datang bersama Doojoon?” Yong Hwa justru
balik bertanya dan terkesan mengalihkan maksud pertanyaan Hye Ra.
“Beberapa
menit setelah Doojoon,” kata Hye Ra yang kemudian dilanjutkan dengan cerita
tentang bagaimana Joon bisa sampai di sana. Ia juga bercerita tentang apa yang
ia dengar dari pembicaraan Doojoon dengan Joon.
“Lalu?”
seru Yong Hwa.
Hye
Ra justru bingung dengan arah bicara Yong Hwa. “Apanya?”
“Kenapa
kau tak mengusir Joon saja?”
Sontak
saja Hye Ra melotot tajam atas protesan dari Yong Hwa. “Mana mungkin aku
mengusirnya? Bukankah aku juga telah cerita bagaimana kondisi Joon saat datang?
Aku tidak sejahat itu!” protesnya.
Yong
Hwa menertawai reaksi Hye Ra yang terkesan membela Joon.
“Kenapa
tertawa?” omel Hye Ra yang kesal dengan perlakuan Yong Hwa.
“Bukankah
kau tak terlalu menyukainya?”
Hye
Ra menatap Yong Hwa gemas. “Sudahlah, aku tidak ingin membahas itu. Sekarang
cepat antar aku pulang. Aku ingin mandi.”
“Tidak
bisa. Aku ingin kau menemaniku ke suatu tempat. Jika pulang dulu, kita akan
buang banyak waktu.”
Hye
Ra hanya bisa menghela napas, pasrah. Percuma jika menentang keinginan Yong
Hwa. Lagi pula, pemuda itu juga tidak akan berbuat yang macam-macam padanya.
Tak lama kemudian, Yong Hwa membelokkan mobil ke sebuah restoran.
“Bukankah
kita sudah makan tadi?” Tanya Hye Ra bingung setelah Yong Hwa mematikan mesin
mobil.
Pemuda
itu melirik Hye Ra sedikit kesal. “Apa kau melihat aku juga makan di café
tadi?” Yong Hwa balik bertanya.
Tentu saja Hye Ra
menggeleng. Foskusnya hanya untuk Doojoon. Dan ia tak sedikitpun memperhatikan
gerak-gerik Yong Hwa.
Yong
Hwa menghela napas sebelum kembali melirik gadis yang sedang bersamanya. “Apa
kau pikir aku bisa makan dalam kondisi seperti tadi? Saat kau bersama Doojoon,”
ujarnya sambil menatap Hye Ra lembut. Namun gadis itu membalasnya dengan
tatapan yang sulit di artikan. “Kau bicara dengan pemuda yang kau cintai, tapi
pemuda itu terang-terangan mencintai gadis lain di depanmu. Aku tau kau pasti
tidak nyaman. Aku juga tidak tenang melihatmu seperti itu,” seru Yong Hwa
panjang lebar. Banyak emosi berkejolak yang ia tahan kuat-kuat di hadapan Hye
Ra.
“Jadi
kau mendengar pembicaraanku dengan Doojoon?”
Tatapan
Yong Hwa berubah tak percaya mendengar Hye Ra bertanya seperti itu. Ternyata
semua dugaannya benar. Doojoon masih menyinggung soal Sung Hye. Dan mungkin
saja lebih parah dari sekedar menanyai gadis yang dicintainya pada Hye Ra. Yong
Hwa tak ingin menjawab pertanyaan itu. Ia segera turun dan membukakan pintu
mobil untuk Hye Ra. Tanpa meminta persetujuan lebih dulu, Yong Hwa sudah
menarik tangan gadis itu untuk ikut bersamanya.
***
‘Blue
Flame’ hanya bernyanyi dua lagu sore itu. Jadwal mereka selanjutnya adalah,
Doojoon akan menghadiri sebuah talk show sebagai perwakilan dari ‘Blue Flame’.
Lalu Siwan akan menjadi bintang tamu di acara memasak dan dia sangat
bersemangat untuk itu. Luhan sendiri akan menjadi host tamu di salah satu acara
music. Sementara Nichkhun dan Joon akan menjalani sesi pemotretan untuk pakaian
olahraga. Kebetulan mereka berdua yang menjadi modelnya.
Ini
pakaian terakhir yang akan digunakan Joon dan Nichkhun. Keduanya mengenakan
kostum basket. Mereka mendapat giliran berfoto sendiri, lalu kemudian berfoto
bersama beberapa model lain yang ikut berpartisipasi.
“Terima
kasih atas kerja samanya,” seru Nichkhun, Joon dan beberapa orang lagi di sana
hampir bersamaan. Mereka saling beramah-tamah sebelum benar-benar mengakhiri
pekerjaan.
Joon
dan Nichkhun berjalan bersama menuju ruang ganti.
“Itu
Luhan?” seru Nichkhun heboh saat melihat televisi di dalam ruang ganti tengah
menayangkan acara yang menjadikan Luhan host tamu di acara tersebut.
Joon
sendiri hanya tertawa kecil melihat aksi Luhan saat di tantang menirukan dance
sebuah girl band. Dan kebetulan girl band tersebut adalah girl band tempat
kekasihnya Nichkhun bergabung. Tentu saja Nichkhun langsung tak bisa mengalihkan
tatapannya dari televisi.
“Aku
lebih baik melihat Luhan bermanja-manjaan dengan Doojoon, dari pada melihatnya
menari seperti itu,” seru Joon yang benar-benar merasa Luhan sangat menjijikkan
saat itu.
Nichkhun
kembali tertawa namun masih tetap tak mengalihkan tatapannya ke layar televisi.
“Kalau begitu, kita paksa Luhan menari saat di dorm,” ujar Nichkhun yang
semakin tak bisa menahan tawa saat melihat Joon pasang tampang mual
dihadapannya.
“Sudahlah,
aku pergi dulu,” pamit Joon yang saat itu ternyata telah berganti pakaian.
“Mau
ke mana?” Tanya Nichkhun. Namun terlambat, leadernya sudah menghilang di balik
pintu.
***
Selama
di restoran, Hye Ra hanya memperhatikan Yong Hwa makan, sambil sesekali
menyeruput minumannya. Pemuda itu makan dengan cukup lahap.
“Pelan-pelan,
nanti kau bisa tersedak,” seru Hye Ra memperingati.
“Apa
kau tidak tau kalau aku sangat lapar?” ujar Yong Hwa dengan mulut penuh
makanan.
“Tau.
Tadi kan kau sudah mengatakannya.”
Yong
Hwa mendongak seraya mencerna maksud ucapan Hye Ra. Karena ia mengajak Hye Ra
ke restoran, sudah pasti ia memang dalam kondisi lapar. Dan sedetik kemudian,
Yong Hwa kembali menekuni makanannya. Sementara Hye Ra memilih untuk menatap
berkeliling suasana restoran yang cukup ramai saat itu. Tak lama tatapannya
terhenti pada seorang gadis yang baru saja duduk di sebuah kursi tak jauh dari
tempat ia dan Yong Hwa berada.
“Aku
ingin ke toilet sebentar,” ujar Hye Ra.
Yong
Hwa hanya mendongak, dan di saat yang bersamaan, Hye Ra sudah bangkit berdiri lalu
meninggalkan Yong Hwa. Tentu saja itu hanya alasan agar ia bisa menemui gadis
tadi.
“Sung
Hye?” tegur Hye Ra saat sudah sampai di meja gadis tadi.
Gadis
yang ternyata Sung Hye itu mengalihkan tatapannya dari buku menu. Sontak saja
ia langsung berdiri saat mengetahui siapa seseorang yang menghampiri mejanya.
“Hye
Ra?” seru Sung Hye tak percaya lalu memeluk Hye Ra. Ia seperti menemukan
sesuatu miliknya yang hilang. “Ayo duduk,” ajaknya.
“Bagaimana
kabarmu?” Tanya Hye Ra setelah duduk di hadapan Sung Hye.
Sung
Hye sangat ingin mengatakan hal yang baik, tapi ia tak bisa. Jika pada orang
lain ia mungkin memang akan berkata bahwa tidak ada sesuatu yang buruk terjadi
padanya. Tapi pada Hye Ra? Ia sama sekali tak bisa menyembunyikan hal sekecil
apapun dari seorang gadis yang berteman dekat dengan pemuda yang sangat ia
cintai. Doojoon.
“Bagaimana
dengan Doojoon?” bukannya menjawab, Sung Hye justu balik bertanya pada Hye Ra.
Namun pertanyaannya tentang Doojoon.
Hye
Ra tak langsung menjawab. Melihat langsung dari sorot mata Sung Hye, terpancar
jelas gadis itu masih sangat mencintai Doojoon dan saat ini sedang sangat
merindukan pemuda itu.
Hye
Ra berusaha agar senyumnya terlihat tak dipaksakan. “Kau tau kan kalau ‘Blue
Flame’ baru saja meluncurkan mini album mereka?” pertanyaan Hye Ra jelas saja
mengarah pada kondisi Doojoon yang semakin sukses bersama bandnya.
Sung
Hye tersenyum sambil menggeleng lemah. “Aku tau, tapi bukan itu maksudku.”
“Lalu?”
“Apa
dia sudah memiliki kekasih? Aku harap ia bisa bahagia bersama gadis itu.”
Tubuh
Hye Ra seakan membeku mendengar ucapan Sung Hye. “Benarkah Sung Hye akan melepaskan Doojoon untuk gadis lain?”
“Kau
kenapa?” tegur Sung Hye karena mendapati sikap Hye Ra yang cukup aneh.
Hye
Ra yang tersadar dari lamunannya, mendongak dan menatap Sung Hye intens. “Apa
kau sudah tidak mencintainya?” tentu saja Sung Hye terkejut dan tak langsung
menjawab pertanyaan Hye Ra. “Hubungi Doojoon, dan katakan semua yang belum
pernah kau sampaikan padanya,” ujar Hye Ra yang kini sudah menyodorkan
ponselnya yang menampilkan nomor ponsel milik Doojoon dilayarnya.
Sung
Hye mendorong kembali ponsel Hye Ra menjauh darinya. “Aku takut semakin tidak
bisa melepaskannya.”
“Tapi
Doojoon sangat ingin bicara padamu,” paksa Hye Ra yang sudah kembali mendorong
ponselnya ke arah Sung Hye. “Dia juga sangat berharap bisa bertemu denganmu.
Aku juga yakin dia masih sangat mencintaimu.”
“Hye
Ra ku mohon!” sentak Sung Hye yang langsung saja membuat Hye Ra bungkam. “Kau
juga ingin melihat Doojoon bahagia, kan? Ku mohon bantu aku. Jangan katakan
apapun tentangku padanya. Dan jangan katakan pada Doojoon kalau kita bertemu
hari ini,” ujar Sung Hye dengan penuh penekanan hampir setiap kata yang ke luar
dari mulutnya. Lalu ia meninggalkan Hye Ra di sana demi menghindari obrolan
yang akan membahas Doojoon lebih dalam lagi.
Hye
Ra sendiri hanya membeku dan hanya mampu menatap nanar kepergian Sung Hye. Air
matanya sudah hampir jatuh jika tidak ditahan oleh seseorang. Saat mendongak,
ternyata yang melakukan itu adalah Yong Hwa. Lalu pemuda itu duduk
dihadapannya.
“Kau
membuatku belajar banyak hal,” seru Yong Hwa lembut sambil menatap mata Hye Ra
yang masih berkaca-kaca. “Salah satunya adalah, bahwa cinta tak selamanya harus
memiliki.” Pemuda itu menggenggam tangan Hye Ra sebelum air mata gadis itu
benar-benar terjatuh.
Hye Ra
menyeka tepi matanya yang basah sambil berusaha tersenyum. “Apa tak bisa kau
yang mencintaiku?”
Yong Hwa
sudah membuka mulut, namun tak ada satu katapun yang ke luar. “Aku sudah mencintaimu sejak ku tau kau mencintai
Doojoon,” ujarnya yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati. Pemuda ini
tersenyum untuk menutupi perasaannya. “Akan ada pemuda yang lebih baik dariku
yang bisa mencintaimu dengan tulus.”
Hye Ra
hanya bisa pasrah mendengar ucapan Yong Hwa.
***
Gedung
tempat Joon dan Nichkhun melakukan pemotretan masih satu area dengan sebuah
butik. Saat itu, Joon yang akan meninggalkan gedung, melihat Yoona berjalan ke
arahnya yang berdiri di pintu masuk gedung tersebut.
“Joon?”
seru Yoona yang menyapa lebih dulu. Wajahnya cukup berseri ketika bertemu
dengan salah satu member ‘Blue Flame’ itu.
Joon
sendiri juga tersenyum karena bisa bertemu dengan gadis yang pernah mencuri
hatinya tersebut.
“Kau
sudah terima undanganku?” pertanyaan Yoona sontak membuat senyuman dibibir Joon
menghilang.
Saat di
hadapan Nichkhun, Joon memang tampak tak bermasalah dengan pertunangan Yoona
dengan Minho. Tapi ketika berhadapan langsung dengan gadis itu, Joon harus
sekuat tenaga menahan rasa sakit di dadanya yang tiba-tiba muncul.
“Bisa
kita bicara sebentar?” Tanya Joon akhirnya sebelum ia tak bisa membendung lagi
rasa sesak di dadanya.
Yoona
mengangguk sebagai tanda ia menyetujui permintaan Joon. Dan akhirnya mereka
memilih untuk menuju sebuah taman kota yang tidak terlalu jauh dari gedung
tempat mereka bertemu. Kebetulan suasana taman tidak terlalu ramai meski hari
sudah menjelang sore.
“Apa
yang ingin kau bicarakan?” Tanya Yoona yang berinisiatif memulai pembicaraan
saat mereka telah duduk di sebuah kursi panjang.
Joon tidak
terburu-buru untuk menjawabnya. Lalu pemuda itu tampak menghela napas berat. Ia
juga tak sanggup memandang wajah gadis yang kini duduk di sampingnya. “Ku rasa sudah
sangat terlambat dan tidak perlu lagi untuk dibicarakan,” seru Joon yang sudah
berdiri namun Yoona menahan tangannya sebelum Joon berniat melangkah.
Joon yang
membeku karena tangannya dipegang Yoona, semakin tak sanggup melirik gadis itu.
Dan kini justru Yoonalah yang berdiri di samping Joon.
“Terlambat
atau tidak, ku mohon katakan padaku sepahit apapun itu,” pinta Yoona sambil
perlahan melepaskan genggaman tangannya terhadap Joon.
Lagi-lagi
Joon tak langsung bicara. Ia bersusah payah mengumpulkan keberanian untuk
mengungkapkan semua yang sudah membuncah di dadanya.
“Sebenarnya
sudah sangat lama aku ingin mengatakan hal ini. Tapi sudah sangat terlambat. Bahwa…”
Joon memberi jeda sesaat dalam ucapannya. “…aku mencintaimu Yoona.” Setelah berhasil
mengatakan itu, Joon justru merasa seperti menyesal. Tidak seharusnya ia
benar-benar mengungkapkan perasaannya. Terlebih pada seorang gadis yang
sebentar lagi akan bertunangan dengan pemuda lain.
Tanpa
sepengetahuan Joon, Yoona tampak membeku dengan semua yang ia dengar. Matanyapun
mulai berkaca-kaca. Yoona menarik tangan Joon agar pemuda itu menoleh padanya. Setelah
itu, Yoona mendaratkan sebuah tamparan tepat di pipi kiri Joon bersamaan dengan
air matanya yang terjatuh. Seperti menyesal dengan perbuatannya, Yoona menghempaskan
tubuhnya ke kursi taman sambil menutupi wajahnya dengan tangan dan terisak di
baliknya.
“Yoona…”
lirih Joon yang hatinya tiba-tiba merasa sakit melihat Yoona menangis. Gadis itu
menangis karena dirinya. Perlahan Joon menempatkan dirinya di samping Yoona. Tangannya
sudah terulur namun ia tak berani untuk menyentuh pundak Yoona yang bergetar. “Yoona
maafkan aku,” ujar Joon akhirnya. Dan hanya sebuah kata ‘maaf’ yang bisa ia katakan.
Yoona
menatap Joon tajam dengan matanya yang basah. “Kau bodoh, Joon!” makinya penuh
amarah terhadap Joon.
Joon hanya
bisa tertunduk ketika Yoona menyalahkannya.
“Kenapa
kau tak katakan sejak dulu sebelum aku mencintai Minho seperti sekarang ini?” tegas
Yoona dengan nada meninggi. “Aku mencintaimu, Joon! Sebelum aku mencintai Minho,
aku sudah lebih dulu mencintaimu, Joon! Aku mencintai seorang pemuda bernama
Lee Changsun!”
***
Yong Hwa
hanya ingin mengawasi Hye Ra dari belakang. Saat langkah gadis itu terhenti,
sontak saja Yong Hwa juga menghentikan langkahnya. Ia mengikuti arah tatapan
Hye Ra yang tertuju pada sepasang kekasih dan seperti sedang bertengkar di
antara mobil-mobil yang terparkir.
Hye Ra
segera menyembunyikan diri di samping mobil sambil menarik tangan Yong Hwa. Jarak
Yong Hwa dan Hye Ra bersama sepasang kekasih tadi hanya dipisahkan oleh sebuah
mobil. Dan mereka bisa dengan leluasa mendengarkan keributan tersebut.
Jika sepasang
kekasih itu bukan Sung Hye dan Yunho, tidak mungkin Hye Ra berani seperti itu. Ia
mengawasi melalui kaca mobil.
Hye Ra membekap mulutnya
saat melihat Sung Hye menampar Yunho yang ingin menciumnya dan bisa dipastikan
kejadian itu segera menyulut emosi Yunho. Untung saja pemuda itu tidak sampai
menampar balik pada Sung Hye.
“Kau
berani menolakku!” bentak Yunho yang kini sudah menggenggam ke dua tangan Sung
Hye. “Aku ini kekasihmu! Calon tunanganmu! Jadi kau harus menuruti semua
permintaanku!”
“Aku
tidak mau menurutimu! Aku juga tidak mau menjadi kekasih apalagi menjadi
tunanganmu!” balas Sung Hye dengan nada tak kalah tinggi.
Sementara
di tempat Hye Ra berada, gadis itu sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Bergegas
ia ke luar dari tempat persembunyiannya. Beruntung Yong Hwa berhasil menahan
tangannya. Namun karena tekadnya sudah cukup besar, Hye Ra sekuat tenaga
menyeret Yong Hwa bersamanya untuk menghampiri Sung Hye dan Yunho.
Di saat
yang bersamaan, sosok Sung Hye dan Yunho muncul. Sontak saja Hye Ra dan Yong
Hwa menghentikan kegiatan memalukan mereka. Saat ini posisi mereka tepat berada
di depan mobil yang tadi membatasi Hye Ra dan Yong Hwa dengan Sung Hye dan
Yunho.
“Maaf,
sebaiknya kau meminta maaf pada kekasihmu,” ujar Yunho yang kini sudah
merangkul Sung Hye penuh sayang. Dan ia berkata demikian sambil menatap Yong
Hwa. “Jangan seperti ku yang sampai membuat kekasihku menangis.” Yunho bersikap
seolah-olah ia benar merasa bersalah.
Hye
Ra menahan muak atas perlakuan Yunho pada Sung Hye tadi. Tapi jika ia bertindak
gegabah, Yunho pasti akan bersikap lebih kasar lagi pada Sung Hye. Dan itu
artinya, Doojoon juga akan menderita jika Sung Hye menderita. Itu yang sangat
dihindari Hye Ra, melihat Doojoon merasakan sakit.
Tiba-tiba
Yong Hwa merangkul Hye Ra. “Kau benar,” serunya lalu melirik Hye Ra yang kini
menatapnya bingung. “Maafkan aku sayang. Aku janji tidak akan mengulangi
kesalahanku seperti tadi.” Tentu saja apa yang dikatakan Yong Hwa semuanya
bohong. Ia sama sekali tidak dalam keadaan bertengkar dengan Hye Ra.
Yunho
tampak puas melihat apa yang dilakukan Yong Hwa. Dan itu yang membuat Hye Ra
semakin ingin melayangkan tinjuannya pada Yunho. Yong Hwa yang menyadari
keadaan itu, merangkul Hye Ra lebih kuat sebagai isyarat darinya agar Hye Ra
bisa bersikap lebih tenang. Hye Rapun mengalah. Bukan hanya karena Yong Hwa,
tapi juga karena tatapan Sung Hye yang seperti memohon padanya untuk tidak
mencari masalah dengan Yunho. Lagi-lagi tatapan Sung Hye diakhiri untuk
Doojoon. Gadis itu jelas meminta Hye Ra merahasiakan kejadian ini dari
siapapun. Terutama Doojoon.
Yunho
menepuk pundak Yong Hwa seolah masalah sudah selesai. Ia tidak tau jika tiga
orang bersamanya itu memiliki rahasia besar di belakangnya. “Pertahankan sikap
seperti itu,” ujar Yunho sebelum pergi meninggalkan Yong Hwa bersama Hye Ra.
Yong Hwa
dan Hye Ra menatap kepergian Yunho yang membawa serta Sung Hye bersamanya. Tak disangka,
Sung Hye berbalik dan tersenyum sebagai ucapan terima kasihnya pada Hye Ra dan
Yong Hwa juga. Tapi tidak untuk Hye Ra. Menurutnya, Yunho masih meninggalkan
sedikit dendam padanya. Sampai-sampai, Hye Ra masih ingin mengejar Yunho setelah
Sung Hye sudah tak menatapnya.
“Apa
yang kau lakukan?” protes Yong Hwa yang sudah melingkari tangannya dipinggang
Hye Ra dari belakang sebagai upaya menghalangi gadis itu untuk mengejar Yunho.
Hye Ra
berusaha melepaskan tangan Yong Hwa yang berada di pinggangnya.“Apa kau tak
melihat semua yang dilakukan pemuda itu pada Sung Hye?” Tanya Hye Ra dengan
nada tinggi.
“Jika
kau ingin membantu Sung Hye, bukan seperti ini! Pikirkan cara lain!” seru Yong
Hwa mengingatkan.
“Iya,
tapi lepaskan,” pinta Hye Ra.
“Berjanji
padaku untuk tidak bersikap bodoh.”
“Iya,”
ujar Hye Ra singkat dan Yong Hwapun tak mengingkari janjinya. Tapi Hye Ra yang
tak menepati janji, ia sudah akan berlari ke arah Yunho dan Sung Hye
menghilang. Dan tentu saja Yong Hwa sudah mengantisipasi kejadian tak terduga
seperti ini.
“Sudah
ku duga,” desis Yong Hwa lalu menarik tangan Hye Ra ke arah berlawanan.
***
aish joon di tampar sama hye ra..
BalasHapuslagian sih kenapa ga dari dulu aja dy nembak hye ra.. hye ra juga ga taunya suka juga sama joon..
hah...!!! dasar CDHANGSUN...!!!!
eh.. ralat.. maksudnya cewenya yoona..
BalasHapushihihihi
gue sendiri aja yang bikin kesel juga sama Joon... ahahaha... itulah yg namanya gak jodoh... selain gak ada keberanian, emang sedikit gak ada kesempatan juga...
BalasHapushahahaha
BalasHapuseamng dasar Lee Changsun...yupz benar sekali..
mungkin sudah Takdirnya begitu..