Author :
Annisa Pamungkas
Main cast :
·
Yong
Hwa (CN Blue) as Choi Yong Hwa
·
Sulli
(F(x)) as Park Sulli (Adik Byunghee)
·
Jonghyun
(SHINee) as Kim Jonghyun
·
Sungyeol
(Infinite) as Lee Sungyeol
Support cast :
·
Siwon
(Super Junior) as Choi Siwon (Ayah Byunghee dan Sulli)
·
Hyunseung
(Beast/b2st) as Park Hyunseung (Ayah Yong Hwa dan Dongjun)
·
Hyoyeon
& Yuri (SNSD)
·
Dongjoon
(Ze:a) as Choi Dongjoon
·
G.O
(MBlaq) as Park Byunghee
·
Changmin
(2AM) as pimpinan ‘Red Flame’
Genre :
romance, tragedy, gangster
Length :
part (2/3)
***
Dongjoon
tampak menyingkap tirai jendela kamarnya yang terletak di lantai dua rumah kediaman
keluarga Choi. Padahal ini sudah tengah malam, tapi pemuda itu sama sekali
tidak bisa memejamkan matanya.
Dari
balik jendela kamar, Dongjoon bisa melihat langsung suasana pagar rumahnya. Dan
ia terbelalak saat mendapati seseorang duduk diam di bawah pagar. Nampaknya
seorang gadis. Tanpa pikir panjang, Dongjoon segera melesat turun dan mendekati
orang tersebut.
“Siapa?”
tegur Dongjoon. Gadis itu terperanjat dan langsung saja membalikkan badan. “Sulli?”
Dongjoon juga terkejut di buatnya. “Kenapa kau di sana?” buru-buru ia membuka
pagar untuk menghampiri Sulli karena ternyata gadis itu sudah menangis.
Sulli
menatap Dongjoon bingung. Ia sendiri tidak tau kenapa bisa sampai di tempat
itu. “Bisa aku bertemu dengan Yong Hwa?” pertanyaan itu terlontar begitu saja
dari mulut Sulli.
“Apa
hyung tidak memberitahumu?”
Sulli
menggeleng samar.
“Yong
Hwa hyung langsung ke bandara karena harus ke luar kota malam ini juga,” jelas
Dongjoon. “Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi padamu? Apa hyungku
menyakitimu?” cecarnya karena Sulli cukup lama terdiam.
“Bukan,”
jawab Sulli cepat-cepat. “Aku juga tidak tau apa harus ku lakukan sekarang.”
***
Yong
Hwa menyetir cukup pelan. Penerbangannya malam ini di batalkan karena ada suatu
hal. Selain itu, entah kenapa perasaannya sedikit tidak enak. Dia juga sempat
menghubungi Dongjoon dan kedua orang tuanya, tapi tidak terjadi apa-apa pada
mereka.
Pemuda
itu menghentikan mobil tepat di depan rumahnya. Ia juga cukup terkejut
mendapati Dongjoon bersama seorang gadis. Terlebih gadis itu adalah Sulli.
Yong
Hwa segera melesat turun. Kakinya melangkah perlahan karena dilihatnya Sulli
menangis dan Dongjoon tampak seperti sedang menenangkannya.
“Hyung?”
Dongjoon yang lebih dulu menyadari kehadiran Yong Hwa cukup terkejut karena
tiba-tiba hyungnya berada di sana. “Kenapa kau bisa ada di sini lagi?”
“Apa
yang terjadi?” Yong Hwa bertanya tanpa menatap Dongjoon.
“Dongjoon
mendekati hyungnya dan membisikkan sesuatu. “Kakaknya Sulli meninggal.”
Ternyata
perasaan tak enak yang dirasakan Yong Hwa terjadi pada Sulli. Tanpa pikir
panjang pemuda itu menarik Sulli ke dalam pelukannya.
“Hyung,
bawa dia ke dalam,” ujar Dongjoon yang langsung menuju mobil Yong Hwa untuk ia
bawa ke dalam. Sementara Yong Hwa menuruti ucapannya adiknya dengan membawa Sulli
ke dalam.
***
Dua
bulan berlalu setelah Byunghee meninggal. Tentu saja Sulli merahasiakan bahwa
kakaknya adalah seorang kepala gangster. Ia hanya mengatakan pada Yong Hwa
bahwa Byunghee menjadi korban akibat tawuran tersebut.
Pagi
itu Sulli berlari ke luar rumah karena Sungyeol sudah menjemputnya. Seperti
biasa, ia berpakaian kasual, namun sepasang wedges tetap menghiasi kakinya.
“Kau
bertemu Jonghyun?” Tanya Sungyeol di tengah-tengah perjalanan mereka.
“Apa
kau yang bertemu dengannya?” Sulli justru balik bertanya.
Sungyeol
menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Sulli. “Ku rasa Jonghyun benar-benar
tak bisa terlepas dari ‘Black Jell’. Terlebih, kini dia yang menggantikan
Byunghee hyung di sana.”
Mata Sulli
membulat seketika setelah mendengar cerita dari Sungyeol. “Jadi anak itu…” ia
tak melanjutkan kata-katanya. Sudah terlalu lelah meminta Jonghyun untuk
berhenti dari geng yang telah menghilangkan nyawa kakaknya. “Tapi ku harap kau
tidak mengikuti jejak Jonghyun dan Byunghee oppa,” lirih Sulli. Hanya Sungyeol
pemuda yang berada di sampingnya setelah Byunghee meninggal dan Jonghyun
seperti tak ada kabar. Selain Yong Hwa tentunya.
“Tenang, aku berada dipihakmu.” Sungyeol
tersenyum menggoda Sulli. “Lalu, apa kau
masih berhubungan dengan anak dari tuan Choi itu?”
“Aku
dan Yong Hwa justru semakin dekat akhir-akhir ini.”
“Jadi
kau mulai mencintainya?” Tanya Sungyeol penasaran.
Sulli
tak langsung menjawab. “Entahlah. Yong Hwa selalu ada saat Jonghyun tak
bersamaku.” Sulli melirik Sungyeol penuh arti. “Jangan salahkan jika aku
seperti ini. Aku hanya ingin perhatian dari Jonghyun dan aku juga ingin dia
meninggalkan ‘Black Jell’. Itu saja.”
Sungyeol
mengangguk sebagai tanda ia mengerti maksud arah bicara Sulli. “Kau pulang jam
berapa? Setelah memotret nanti, akan aku usahakan untuk menjemputmu,” ujar
Sungyeol sebelum Sulli keluar dari mobil karena mereka telah sampai di kampus Sulli.
“Tidak
usah, Yong Hwa telah berjanji akan menjemputku.”
“Oke,”
seru Sungyeol. “Ku rasa kalian cocok,” lanjutnya. Sepertinya hari ini Sungyeol
sedang senang untuk menggoda Sulli.
Sulli
mengangkat bahu. “Selagi dia bukan gangster,” lanjutnya lalu segera turun dari
mobil Sungyeol.
***
Seperti
apa yang dijanjikan Yong Hwa, pemuda itu menjemput Sulli sepulang gadis itu
kuliah. “Apa kau sibuk?” Tanya Yong Hwa ketika Sulli berhenti dihadapannya.
“Tidak
ada. Aku bisa langsung pulang,” ujar Sulli tanpa mencurigai sesuatu.
“Hmm…”
Yong Hwa sedikit mengulur waktu. “Boleh aku mengunjungi makam kakakmu? Bukankah
selama ini kau tidak pernah memberitahuku? Aku hanya ingin mengetahuinya saja.
Itu pun kalau kau tak keberatan.”
Sulli
menggigit bibirnya. Tidak mungkin ia memberitaunya. Di atas makam Byunghee ada
sebuah benda yang menandakan bahwa ia adalah bagian dari ‘Black Jell’.
“Bisakah
kita pergi makan dulu?” pinta Sulli untuk mengulur waktu.
“Oke,”
jawab Yong Hwa singkat dan segera membukakan pintu untuk Sulli.
***
Kini
Yong Hwa dan Sulli sudah tiba di sebuah pemakaman umum. Yong Hwa berjalan
memimpin di depan, sementara Sulli mengikutinya dari belakang. Yong Hwa yang
baru menyadari itu, segera menarik Sulli agar berjalan sejajar dengannya.
Sementara di tangan Yong Hwa yang lain, pemuda itu menggenggam 2 bucket bunga
kecil.
Sulli
terus berdoa dalam hati agar Sungyeol telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia
menyuruh pemuda itu untuk memindahkan ‘tanda’ di makam Byunghee. Dan Sulli
akhirnya bisa bernapas lega karena dari kejauhan ia melihat seorang pemuda
tinggi yang berjalan ke arah yang berlawanan dengannya. Siapa lagi kalau bukan
Sungyeol. Tapi tampaknya Sungyeol pura-pura tak mengenal Sulli.
Setelah
Sungyeol melewati mereka, diam-diam Sulli melirik ke belakang. Dan tepat saja.
Sungyeol juga melakukan hal yang sama. Pemuda itu hanya mengangguk singkat
sebagai tanda ia telah menyelesaikan pekerjaannya.
Kini Sulli
dan Yong Hwa telah sampai di sebuah makam. Milik Byunghee lebih tepatnya. Dan
‘tanda’ yang dimaksud Sulli itu sudah tidak ada di sana. Meski sebenarnya ada
sebuah lobang kecil bekas meletakkan ‘tanda’ tersebut.
Lama
mereka saling diam. “Ah, aku memang tidak pintar berbasa-basi,” suara Yong Hwa
terdengar memecah keheningan. Sedetik kemudian pemuda itu tampak menunduk sambil
memejamkan matanya seperti tengah berdo’a. Lalu setelahnya, Yong Hwa kembali
menegakkan kepala sambil meletakkan satu bucket bunga di tangannya.
Sulli
mengerutkan dahinya. Bingung karena Yong Hwa masih memegang satu bucket bunga
lagi. “Satu lagi mau kau apakan?”
Yong
Hwa menatap tangannya yang memegang bunga. Ia menghela napas sesaat sebelum
mengatakan sesuatu pada Sulli.
***
Di sebuah
ruangan. Tampak Changmin sedang sibuk dengan laptop di hadapannya. Pemuda itu
hanya mengenakan kemeja yang kedua lengannya tergulung. Tak lama, ada seseorang
mengetuk pintu ruangan tersebut. Changmin mendongak lalu berteriak, “Siapa?”
Sebelum
menjawab, orang tersebut sudah lebih dulu membuka pintu dan memunculkan seorang
gadis cantik mengenakan stelan blazer dan rok pendek. Gadis itu melangkah masuk
dan menimbulkan bunyi khas hak sepatu yang membentur lantai. “Aku, Yuri. Kau
tidak mungkin melupakanku, kan Changmin oppa?”
Changmin
terkekeh pelan sambil berdiri dan mendekati gadis itu. “Sudah tiga tahun lebih
aku tidak melihatmu,” serunya yang sudah memeluk singkat tubuh ramping gadis di
hadapannya. “Aku merindukanmu.”
“Aku
juga merindukan Changmin oppa dan leader kita. Oh, di mana dia?” mata Yuri
menyapu tiap sudut ruangan. Termasuk pintu toilet yang ada di sana. Berharap
Changmin menjawab orang yang ia maksud ada di dalam sana.
Namun
kenyataannya tidak. Changmin langsung bungkam dan membeku. “Duduklah. Akan ku
ceritakan sesuatu padamu.” Changmin mengajak Yuri di sofa sekaligus untuk
mengalihkan perasaannya untuk sesaat.
“Apa
sesuatu yang buruk terjadi setelah aku pergi?”
Changmin
menghembuskan napas berat. “Hyoyeon meninggal bunuh diri setelah di perkosa
seseorang di hotel. Kami curiga orang itu adalah Byunghee. Dan setelah itu,
leader memutuskan untuk mundur dari ‘Red Flame’.”
Yuri
terperangah tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Ia sampai
membekap mulutnya menggunakan tangan untuk menahan kesedihannya. Gadis bernama
‘Hyoyeon’ itu sudah seperti saudara untuknya.
Changmin
kembali duduk di samping Yuri sambil membawakan sebuah kotak kecil untuk gadis
itu. “Ini untukmu. Sudah tiga tahun ku simpan sampai bisa ku berikan padamu.”
Yuri
menatap Changmin seolah bertanya dari siapa kotak itu berasal. Namun Changmin
menggeleng tegas. Yuri sudah ingin membuka tutup kotak tersebut, tapi Changmin
menahannya.
“Bukalah
setelah kau pulang dari sini,” titah Changmin dengan nada lembut. Dan Yuri hanya
mengangguk tanpa protes.
***
Sungyeol
sengaja memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari gerbang tumah Sulli. Ia juga
mengawasi siapa-siapa saja yang datang ke sana. Termasuk mobil milik Yong Hwa
yang mengantar Sulli pulang. Setelah mobil Yong Hwa pergi dari sana, Sungyeol
menjalankan mobilnya dan berhenti tepat di depan Sulli yang baru menutup pintu
pagar.
“Makam
siapa yang dikunjungi Yong Hwa tadi?” desak Sungyeol.
Sulli
mengawasi sekitar. Ia lalu menyeret Sungyeol masuk ke rumahnya. “Dia bilang itu
saudara kembarnya.”
“Tapi
kenapa kau tidak boleh ikut?” Tanya Sungyeol lagi.
Sulli
membeku. Ia berdiri tepat berhadapan dengan Sungyeol. Namun tak ada yang bisa
ia lakukan. Saat di makam tadi, Yong Hwa memang mengunjungi satu makam lagi
selain milik Byunghee. Dan Yong Hwa juga belum mengijinkan Sulli untuk datang
ke sana.
“Dan
kau tau apa yang ku temui?”
Sulli
menatap Sungyeol penuh minat. Tepat setelahnya, pemuda itu mengeluarkan kamera
SLR miliknya. Ia memfoto makam yang dikunjungi Yong Hwa seorang diri. Sulli
yang penasaran, menarik kamera itu agar lebih dekat dengannya. Saat menekan
tombol zoom, gadis itu bisa melihat
dengan jelas nama yang terpahat pada nisannya. CHOI HYOYEON.
“Bisa
antar ke kamar Byunghee hyung? Aku sekalian ingin mengambil pasporku yang ku
titipkan pada hyung.”
Sulli
sudah kehabisan kata-kata. Dan tanpa pikir panjang, ia menuruti permintaan
Sungyeol. Mereka menuju sebuah kamar yang terletak di lantai 2 rumah keluarga
Park.
Sesampainya
di sana, Sungyeol langsung menuju lemari pakaian lalu membuka sebuah laci yang
terletak di bagian paling bawah. Sedetik kemudian ia disibukkan dengan
kegiatannya mencari sesuatu. Sementara Sulli sejak masuk ke sana sama sekali
tidak melepaskan tatapannya pada foto yang terletak di meja kerja milik
kakaknya. Dan sejak Byunghee meninggal, ini pertama kalinya Sulli menginjakkan
kaki di sana.
“Harusnya
mereka sudah menikah,” ujar Sulli lirih.
Sungyeol
mendekati Sulli yang masih mematung menatap foto Byunghee bersama seorang
gadis.
“Hyoyeon?”
gumam Sungyeol nyaris tanpa suara. Matanya tiba-tiba melebar. Sungyeol
meletakkan dengan sembarangan barang-barang yang ada di tangannya ke atas meja.
Setelah itu ia kembali mengotak-atik kameranya. Membuka foto makam gadis
misterius yang diakui Yong Hwa sebagai saudara kembarnya.
Setelah memperbesar gambar
menjadi beberapa kali lipat, Sungyeol kembali menemukan sesuatu yang janggal di
sana. Sebuah plakat kecil berwarna merah tertancap di sana. Persis seperti
milik Byunghee, namun warnanya hitam.
Sungyeol merasakan hatinya
mencelos. Dan Sulli menyadari itu. Tapi Sungyeol bersi keras menutupinya. “Aku
bisa pulang sekarang?” pamitnya untuk menghindari sesuatu.
***
Jonghyun
benar-benar menguasai markas besar ‘Black Jell’ saat ini. Terlebih setelah
Byunghee meninggal. Ia tengah menyusun sebuah rencana penyerangan besar-besaran
untuk rival abadinya selama ini. ‘Red Flame’.
“Boss.
Tidak ada tanda-tanda kembalinya ‘leader’ mereka yang dulu,” lapor salah
seorang anak buah Jonghyun.
Sementara
sang pemimpin masih bungkam, salah satu bawahan Jonghyun kembali bersuara. “Ku
dengar dia telah sukses menjadi seorang pengusaha muda.”
‘Pengusaha
muda’. Mendengar dua kata tersebut, Jonghyun menoleh penuh minat. “Selidiki.
Dan berikan aku foto orang tersebut.” Setelah itu, Jonghyun meninggalkan
markas. Malam ini ia berniat menemui Sulli dan mengajak kekasihnya itu kencan.
***
Mobil
Sungyeol berhenti di pinggir jalan. Tak lama masuklah seorang gadis ke dalam
mobilnya. Sungyeol memang menunggu gadis itu sejak tadi. Sungyeol menjalankan
mobilnya tak lama setelah gadis itu mengecup singkat pipinya dengan tegang.
“Kenapa
kau ke sana lagi?” kata Sungyeol. Meski gadis itu memang sudah ia
tunggu-tunggu, tapi tak suka karena gadis itu dari markas ‘Red Flame’. Gadis
tersebut adalah Yuri.
Yuri
tak berniat menjawab. Ia ingin cepat-cepat sampai rumah untuk membuka kotak
misterius di tangannya. Setengah jam kemudian, Yuri dan Sungyeol tiba
dikediaman gadis itu yang sepi dan gelap.
Sungyeol
buru-buru mengejar Yuri ke dalam. Ia bahkan yang menyalakan lampu karena Yuri
sangat terlihat tergesa-gesa. Sampai akhirnya Yuri menghempaskan diri ke sofa.
Dengan sabar Sungyeol menemani kekasihnya itu.
Dari
dalam kotak, Yuri menemukan selembar surat. Sungyeol mengintip sedikit ke
dalamnya dan di sana masih tertinggal sebuah foto. Sontak saja ia menyambar
foto itu. “Jonghyun?” gumam Sungyeol.
Perhatian
Sungyeol tersita karena suara isakan tangis Yuri. Dan gadis itu justru lebih
dulu merebut foto di tangannya.
“Jadi
pemuda ini yang membuat Hyoyeon…” Yuri tak melanjutkan makiannya.
***
Jonghyun
dan Sulli saling bergandengan tangan menikmati suasana malam di tengah kota.
Jonghyun tersenyum di hadapan Sulli. Namun Sulli membalasnya dengan senyuman
palsu.
Ia memang mencintai pemuda
bersamanya ini. Namun setengah jam yang lalu Sungyeol mengiriminya pesan dan
mengatakan bahwa Jonghyun adalah pemuda yang 3 tahun lalu memperkosa Hyoyeon,
kekasih Byunghee. Dan sejak itu, semua perasaannya pada Jonghyun pudar begitu
saja. Tapi ia tak takut menghadapi pemuda dengan reputasi seperti Jonghyun.
Flashback…
Sungyeol merasakan hatinya
mencelos. Dan Sulli menyadari itu. Tapi Sungyeol bersi keras menutupinya. “Aku
bisa pulang sekarang?” pamitnya untuk menghindari sesuatu.
Sulli
segera menyusul Sungyeol ke luar. Bahkan sampai ke gerbang utama rumahnya.
Tepat bersamaan dengan itu, sebuah mobil yang sudah sangat dikenali Sulli
berhenti di sana. Sungyeol juga tak langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia
menunggu sampai pemilik mobil yang adalah Yong Hwa itu memunculkan diri.
Yong
Hwa menatap Sulli nanar sambil mengembalikan ponsel gadis itu yang tertinggal
di mobilnya. Sementara Sulli menerima benda itu sambil menatap Yong Hwa curiga.
“Kau
mengetahui sesuatu tentangku?”
Yong
Hwa cukup tersentak dengan pertanyaan Sulli. “Kakakmu…” Yong Hwa sengaja
memberi jeda dalam ucapannya. “Byunghee adalah…”
“Kepala
gangster ‘Black Jell’,” Sulli yang melanjutkan.
Tanpa
bicara, Yong Hwa berbalik dan meninggalkan Sulli di sana. Sungyeol yang memang
belum pergi, mendekati Sulli tak lama setelah mobil Yong Hwa pergi.
“Kenapa
kau katakan semuanya?” protes Sungyeol.
Sulli
menyeka tepi matanya yang tiba-tiba basah. “Lebih baik dari pada terlambat.”
Flashback end…
“Walaupun
aku tidak bisa bersama Yong Hwa, setidaknya aku tidak menyesal karena telah
mengetahui tentang kejahatan Jonghyun lebih cepat,” ujar Sulli dalam hati.
Jonghyun
tampak menghentikan langkah dan langsung sibuk dengan ponselnya. Ia bahkan
sampai memunggungi Sulli. Tak lama kemudian, Sulli juga menerima sebuah
panggilan di ponselnya. Dari Sungyeol. Masih sambil mengawasi Jonghyun,
Sullipun menerima panggilan tersebut.
“Red Flame di serang Black Jell langsung ke
markas mereka. Dan aku yakin Jonghyun pasti akan bergerak ke sana sebentar
lagi.” Terdengar suara Sungyeol dari seberang telpon Sulli. Entah di mana
pemuda itu sekarang. Ia juga tau kalau Sulli pergi bersama Jonghyun saat ini. Tapi
yang jelas, ucapan Sungyeol tadi membuat Sulli melangkahkan kakinya mundur,
menjauhi tempat Jonghyun berada. “Cepat
cari alasan kabur dari Jonghyun. Aku menunggumu di depan halte menggunakan
mobil Yuri.”
Tanpa perintah, Sulli semakin memperluas jarak
antaranya dirinya dengan Jonghyun. Pemuda itu masih belum sadar akan keadaan
sekitar. Dan tanpa buang waktu, Sulli berbalik lalu berlari
sekencang-kencangnya menuju tempat yang di maksud Sungyeol.
Beberapa
saat setelah Sulli kabur, Jonghyun baru menyadari bahwa gadis itu sudah tidak
ada bersamanya. Dan Jonghyun hanya bisa menahan kesal lalu pergi dari sana.
Hanya
ada satu mobil yang berhenti tak jauh dari halte. Tanpa pikir panjang, Sulli
langsung melompat masuk. Setelah yakin Sulli sudah benar-benar berada di dalam
mobil, Sungyeolpun meninggalkan tempat tersebut.
“Apa
kau tidak kesulitan berlari dengan menggunakan wedges?” ledek Sungyeol sambil
melirik Sulli yang duduk di kursi belakang karena tepat di samping Sungyeol ada
Yuri.
Sulli
menunduk untuk memastikan alas kaki seperti apa yang ia kenakan. Dan itu bukan
wedges seperti apa yang dituduhkan Sungyeol tentang kebiasaannya itu. “Aku
sudah mengantisipasi hal ini sejak Yong Hwa mengembalikan ponselku.”
“Yong
Hwa?” Yuri langsung menghadap Sulli. Tertarik dengan pembicaraan gadis itu.
“Maksudmu Choi Yong Hwa? Kau mengenalnya?” Sungyeol dan Sulli saling tatap.
Lalu Sungyeol juga memberikan tatapan yang sama pada Yuri. “Kau ingat seseorang
yang sering ku sebut sebagai ‘leader’?” Tanya Yuri pada Sungyeol.
“Ketua
‘Red Flame’?” Sungyeol memasktikan dan Yuri mengangguk tegas. Sungyeol
menggeleng. Jelas ia menolak jawaban Yuri. “Tidak mungkin itu Yong Hwa yang
dijodohkan pada Sulli.”
“Ketua
‘Red Flame’ itu yang memperkosa kekasih kakakku,” sela Sulli. Yang ia tau
selama ini adalah seperti itu.
“Bukankah
sudah ku bilang kalau Jonghyun yang melakukan itu?” protes Sungyeol.
Sulli
sudah hampir buka mulut, namun Yuri lebih cepat membungkamnya dengan memberikan
gadis itu kotak pemberian Changmin. Isinya sebuah surat yang mengatakan bahwa
pemuda yang memperkosa Hyoyeon adalah Jonghyun. Dan surat itu di tulis sendiri
oleh Hyoyeon sebelum ia memutuskan mengakhiri hidupnya.
“Apa
hubungan Hyoyeon dan Yong Hwa?” Tanya Sulli yang sudah tidak bisa menahan rasa
penasarannya.
“Mereka
saudara kembar. Tapi mereka hidup terpisah. Hyoyeon di asuh oleh keluarga adik
tuan Siwon. Hyoyeon itu kekasih kakakmu, Byunghee? Dan perlu kau tau, Yong Hwa
adalah pimpinan utama ‘Red Flame’. Setelah Hyoyeon meninggal, ia mengundurkan
diri,” jelas Yuri panjang lebar.
Yong
Hwa adalah ketua gangster. Dan kalimat itu selalu berputar di pikiran Sulli.
Hatinya mencelos seketika. Lagi-lagi ia harus terlibat dengan seorang kepala
gangster.
Sulli
sedikit terperanjat ketika merasakan ponsel di tangannya bergetar. Ia tak
langsung menjawab karena yang menelpon adalah Yong Hwa. Beberapa saat kemudian
sambungan terputus karena Sulli tak kunjung menjawab.
Sungyeol
yang memperhatikan Sulli dari kaca spion dalam, menatap gadis itu bingung.
“Siapa yang menelpon? Jonghyun?” tebaknya.
Buru-buru
Sulli menggeleng. Belum sempat ia menjawab, Yong Hwa kembali menelponnya. Kali
ini tak ingin membuat Yong Hwa menunggu lama, Sullipun menjawab panggilan
pemuda itu. “Hallo… Yong Hwa…”
Yuri
dan Sungyeol sontak mengawasi Sulli dengan cemas ketika gadis itu menyebut nama
‘Yong Hwa’.
“Tidak
ada. Sudah beberapa hari aku tidak berkomunikasi dengannya. Atau kalau kau mau,
nanti akan ku coba hubungi Dongjun.”
“Apa
yang Yong Hwa katakan? Dan ada apa dengan Dongjun?” Tanya Yuri tak lama setelah
Sulli mengakhiri pembicaraannya dengan Yong Hwa. Meski tak ingin terkesan
mencampuri urusan orang, Yuri tetap tak bisa menahan rasa penasarannya.
Sulli
sempat menghubungi nomor Dongjun tak lama setelah mengakhiri pembicaraannya di telpon
dengan Yong Hwa tadi. “Dia hanya mencari Dongjun,” ujarnya santai. “Tapi saat
ku telpon, nomor Dongjun tidak aktif.”
Yuri
membeku di tempat. Ia bahkan menghiraukan suara Sungyeol yang memanggilnya. “Yong Hwa mencari Dongjun. Bahkan sampai
menelpon Sulli. Atau mungkin terjadi sesuatu pada Dongjun?” pikiran-pikiran
negative mulai menggerayangi pikiran Yuri. Dan ia belum mau menceritakan pada
siapapun meski Sungyeol sudah mendesaknya.
@_To_Be_Continue_@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar