Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Luhan (Exo-M)
·
Eunhyuk (Super Junior)
·
Gikwang (B2ST)
·
Taehun (ZE:A)
·
Hoya (Infinite)
·
Ilhoon (BtoB)
Genre : Humor *gaje*
Length : one shoot
@@@
Sebenernya ini cerpen
author yang udah lama banget… Karena lagi getol yang namanya bikin FF… Jadilah
mains cast serta embel-embel di dalem cerita ini di ubah ala-ala K-POP semua…
ahahaha… Happy Reading…
@@@
Luhan membuka pintu studio. Sudah ada
beberapa orang berkumpul di sana. Mereka tengah sibuk dengan alat band
masing-masing.
“Sorry nunggu lama.” Ucap Luhan sambil
menutup pintu di belakangnya.
“Gapapa.” Kata Ilhoon. “Kita juga belum
lama kok.” Sambil menekan-nekan tuts keyboardnya.
Gikwang juga terlihat sibuk menyesuaikan
stelan gitar listrik di tangannya. Gikwang sesaat meninggalkan kesibukkannya
dan untuk menoleh ke Luhan. “Sebenernya ada apaan sih lo ngajakin kita ngumpul
di sini?” lalu kembali ke aktivitasnya.
Luhan menarik lengan jaketnya. “Gak ada
apa-apa sih. Gue Cuma masih bête aja sama kejadian kemaren.” Sambil
menggantungkan jaketnya di belakang pintu. “Niatnya sih gue mau ngajakin kalian
bikin band. Itu pun kalo pada gak keberatan. Buat hiburan aja lah.” Lanjutnya.
Tak lupa Luhan mengeluarkan stik drumnya dari dalam tas.
Yang lain saling berpandangan. Saling
menunggu satu sama lain. Saling… melontarkan pertanyaan perihal ajakan Luhan.
Meski hanya dengan isyarat tanpa ada yang bersuara.
“Gue pribadi setuju-setuju aja.” Ujar Ilhoon
akhirnya. “Gak ada masalah.”
Gak butuh waktu lama untuk menunggu
kepastiannya. Semua yang di maksud Luhan mengangguk. Luhan pun merasa cukup
senang, meski tak ditunjukkannya dengan senyum.
“Berarti posisinya udah pas.” Kata Gikwang
menimpali. “Ilhoon sama Hoya di gitar.”
Hoya, anak yang sejak awal sibuk di
sudut ruangan hanya merespon ucapan Gikwang dengan membunyikan gitarnya.
Mungkin maksudnya hanya menunjukkan kalau ia siap dengan posisi yang di katakan
Gikwang.
Gikwang menengok ke anak yang sejak tadi
duduk bersila sambil memeluk sebuah bass dan hanya mendengarkan teman-temannya
bicara. “Taehun bisa di bass.” Ujar Gikwang yang terdengar berat hati
mengucapkannya. “Dan gue…” ia menelusuri setiap tuts di keyboardnya dari kanan
ke kiri hingga memunculkan bunyi dari nada tinggi hingga rendah. “Keyboard”
ucapnya, kali ini penuh semangat.
“Iya, Han.” Ilhoon menyetujui usul Gikwang.
“Dan lo bisa jadi drummernya.”
Luhan hanya manggut-manggut menyetujui
usul kedua temannya. Lalu berjalan ke belakang drum.
“Kalo Luhan nge-drum, yang jadi vocalisnya
siapa?” Tanya Taehun dengan polosnya tepat ketika Luhan baru duduk. Tapi yang
ditanyain nih anak emang ada benernya juga.
Hoya mengernyitkan dahi. “Kalian yakin
kalo yang nyanyi di Eunhyuk?” Kali ini Hoya juga ikut andil mengajukan saran.
“Emang Eunhyuk bisa nyanyi?” Taehun
nyeletuk sekenanya.
Entahlah. Luhan juga gak tau. Ia hanya
bisa nontonin teman-temannya adu argument.
“Kayaknya sih bisa.” Jawab Gikwang ragu.
“Yang ada bisa bikin penonton bubar.” Ilhoon
ikutan nyeletuk diiringi sedikit tawanya. Sebagian juga ikut tertawa.
“Mending lo aja deh Han, yang nyanyi.” Gikwang
pasrah dengan pilihan yang ada. “Biar yang nge-drum si Eunhyuk.”
Luhan sama sekali gak yakin dengan
pilihan Gikwang. “Lo serius?” Tanya Luhan memastikan.
“Nggak.” Balas Gikwang.
Luhan terlihat langsung memelototi Gikwang.
“Ya iya lah gue yakin.” Gikwang langsung
meralat ucapannya. Ia memang hanya bercanda. Tapi tak disangka pula hingga Luhan
melotot ke arahnya seperti itu. “Udah ayo cepet mulai.” Gikwang juga langsung
mengalihkan perhatian Luhan.
Setuju gak setuju, Luhan harus setuju.
“Terus, Eunhyuknya mana?” Tanya Luhan.
“Kalo tuh anak ga ada, siapa yang mau nge-drum?” bener kan, akhirnya Luhan
setuju.
Suara pintu terbuka. “Gue di sini.” Kata
orang di baliknya. Ternyata itu Eunhyuk yang langsung memunculkan dirinya.
Akhirnya. Tapi, sepertinya. Masalah
selesai. Semua udah siap di posisi masing-masing. Luhan pun telah siap dengan
mic di tangannya. Dan, mulai…
“Tunggu tunggu tunggu.” Taehun mengambil
alih menghentikan seenaknya. Membuat seluruh mata melotot ke arahnya.
“Apaan lagi sih?” Eunhyuk terdengar
sewot.
“Tiap band kan punya nama.” Taehun
berkata dengan polosnya. “Terus, kalo kita apa?”
“Iya juga ya.” Gikwang yang tadi ikutan
melototin Taehun, jadi ikutan mikir juga. “Tapi apa?”
Lalu. Semua sibuk ikutan pasang tampang
mikir. Kecuali Luhan tentunya.
“Gue udah nyiapin kok.” Jawab Luhan.
“Apa?” Tanya yang lainnya hampir
berbarengan.
“EUN LIGHT.”
“Itu bukannya nama sabun cuci piring
ya?” Ga penting banget yang ditanyain Taehun.
“Udah gak usah di bahas.” Omel Hoya
serius. “Lagian, kenapa harus star light? Kenapa nggak Super Junior, SHINee, BIG
BANG, Beast, Mblaq, Infinite, BtoB, 2PM, Teen Top, 2AM, CN Blue, Ze:a, U-Kiss.
Banyak kan?” Hoya malah ikutan ngawur.
“Yee lo lagi.” Komentar Ilhoon sambil
nyenggol pundak Hoya. “Semuanya tuh udah ada yang pake.”
“Oohh…” Hoya pasang tampang gak bersalah
sambil nyengir.
Luhan sendiri Cuma bisa ngacak-ngacak
rambut saking bingungnya harus ngapain buat ngadepin orang-orang di depannya
saat ini. “Oke. Biar gue jelasin.” Kata Luhan akhirnya. “Kenapa gue pilih eun
light.” Ucapan Luhan bukan sebuah pertanyaan.
“Kenapa?” Taehun langsung nanya balik.
Gak sabaran.
Luhan menghela napas. Sabar… Sabar…
Hanya itu yang dipikirkannya. “Simpel aja sih. Karena terbentuk dari inisial
nama kita masing-masing. Eun anggep aja artinya Eunhyuk. Gue ambil dari nama si
Eunhyuk.” Luhan sedikit menunjuk Eunhyuk. “Sedangkan LIGHT, disingkat dari nama
gue untuk L nya. Lalu Ilhoon, Gikwang, Hoya dan Taehun.” Lanjutnya.
Eunhyuk dan yang lain cuma pasang
tampang sok serius.
“Ngerti?” Luhan memastikan.
Mereka hanya menjawab dengan anggukan.
“Oke.”
“Bagus.” Luhan akhirnya bisa bernapas
lega. “Kita mulai.”
Tanpa ada pertanyaan-pertanyaan lain
lagi, music mulai berjalan. Luhan pun siap dengan mic di tangannya. Mencoba
memahami lagu apa yangakan dinyanyikannya dari music. Tapi yang ada, Luhan
malah tambah bingung.
“Ga, kok lu malah diem sih?” Eunhyuk
menegur Luhan sambil berangsur menghentikan permainan drumnya.
Yang lain ikutan berhenti.
“Apaan lagi sih?” Keluh Gikwang.
“Musik udah jalan. Tinggal elu aja yang
nyanyi.” Hoya ikutan. “Tunggu apaan lagi?” Kesannya semua nyalahin Luhan.
“Kok jadi gue yang disalahin sih?” Luhan
juga tak terima hanya dirinya yang disalahkan.
“Katanya kita latihan. Kenapa elu malah
diem aja?” Taehun pun tak ingin ketinggalan ambil bagian nyudutin Luhan.
“Sekarang gue yang Tanya.” Luhan membela
diri. “Lo semua mainin lagunya siapa?”
“Super Junior yang ‘Torawa’ (Come Back
Again) .” Celetuk Taehun sekenanya.
“’Torawa’ sih yang nyanyi Beast.” Hoya
ikutan.
“Beast bukannya yang nyanyi ‘Hands Up’?”
Tanya Gikwang dengan tampang sok polos.
“Bukan. Beast tuh yang nyanyi lagu ’Bingeul
Bingeul’.” Balas Ilhoon yang gak kalah nyawurnya.
“Yang bener tuh ’Bingeul Bingeul’
lagunya Infinite.” Taehun sok ngebenerin ucapan Ilhoon. “Kalo Beast yang nyanyi
lagu ‘Bonamana’.” Padahal belum tentu ada yang bener juga.
“Kalo gitu yang nyanyi ‘Supa Luv’, BIG BANG
donk?” Tanya Gikwang lagi. Masih dengan tampang sok polosnya.
Niatnya bikin band buat refreshing
karena pertandingan kemaren. Luhan malah dibikin tambah stress gara-gara ulah
orang-orang yang gak jelas juntrungannya ngomongin apa. Untuk sementara, Luhan
memutuskan untuk keluar.
“Lagu BIG BANG tuh ‘Ring ding dong’.
’Cari jodoh’ lagunya Samson.”
“Ohh. 2PM yang nyanyiin ‘Oh Yeah’ juga
kan?”
“Kayaknya bukan 2PM deh. Tapi U-Kiss.”
“Yang ada lagunya U-Kiss tuh ‘Mazeltov’.”
Kali ini semakin gak jelas siapa yang
ngomong sok tau kayak gitu. Intinya, ampe Luhan udah balik lagi pun situasinya
masih belom berubah.
“Kalo gitu,” kali ini jelas, itu suara Gikwang,
“lagunya Ze:a yang mana donk?”
“SHOCK.” Jawab Ilhoon, Taehun, Gikwang
dan Eunhyuk berbarengan. Terdengar kompak malah.
“Yang biki SHOCK tuh lo semua.” Sambar Luhan
gak sabar.
“Ya udah, nyanyi lagu SHOCK aja.” Eunhyuk
menyarankan.
“Oke.” Yang lain langsung setuju.
Luhan pun dengan terpaksa setuju. “Dari
pada gak jadi.” Ujarnya pelan.
“One.. Two.. Three.. Go..” Eunhyuk
memberi aba-aba sambil mengetuk-ngetukkan kedua stik drumnya.
Teet.. teet.. teet.. terdengar seperti
suara bel. Eunhyuk dkk tidak meneruskan untuk memainkan alat music mereka.
Karena suara bell tadi menandakan waktu mereka telah selesai.
“Hah?” Luhan tercengang. “Satu jam abis
cuma buat nentuin nama sama lagu doank?” Luhan masih diam di tempatnya tadi.
“Udah lah.” Gikwang merangkul Luhan.
“Gak papa kok.”
“Kita masih bisa main lain waktu.” Ilhoon
menimpali sebelum melewati Luhan.
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar