Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun (2PM)
·
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan (Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support
cast :
·
Yong Hwa (CN Blue)
·
Yoona (SNSD)
·
Minho (SHINee)
·
Yunho (TVXQ)
·
Sungmin (Super Junior)
·
Dongho (U-Kiss)
Genre : romance
Length : part
***
Usai
mengakhiri obrolannya di telpon, Joon masih menatap ponselnya beberapa saat.
“Hyung,
kau akan ke mana? Kita masih mendapat libur sampai besok.”
Terdengar sedikit
keributan dari dalam. Saat menoleh, Joon mendapati Luhan menahan Doojoon yang
sudah siap dengan koper besarnya. Tampak pemuda itu akan kembali lebih awal
dari jadwal mereka. Seperti apa yang dikatakan Luhan tadi, mereka masih
mendapat libur sampai besok.
Setelah
beberapa saat sibuk dengan pikirannya sendiri, Joon tiba-tiba seperti teringat
sesuatu. “Kenapa baru terpikirkan olehku,” pekiknya menyesal lalu kembali ke
dalam.
Doojoon
menatap Luhan tajam. “Jangan halangi aku. Aku harus kembali sekarang karena…”
“Karena
apa, hyung?” desak Luhan karena Doojoon menggantung kata-katanya.
Doojoon
menghela napas sebelum menjawab pertanyaan tersebut. “Karena, pertunangan Sung
Hye dipercepat menjadi malam ini.” Pemuda itu berujar dengan nada cukup tinggi.
“Ada
apa ini?” seru Nichkhun yang muncul dari dapur. Dan Siwan juga tampak ke luar
dari kamarnya karena mendengar suara Doojoon.
“Kau
tidak bisa pergi,” putus Joon seenaknya.
“Ku
mohon jangan seperti itu, hyung!” Doojoon melancarkan protesnya.
“Kau
tidak boleh pergi tanpa menungguku.” Joon cepat-cepat melesat menuju kamarnya.
Kebetulan ia sekamar dengan Siwan serta Nichkhun, dan Siwan yang masih di sana
berdiri di ambang pintu berusaha menghalangi leader mereka itu.
“Kau
ingin pergi juga?”
“Siwan
ku mohon. Aku tidak tenang di sini. Ku rasa Yoona menyembunyikan Hye Ra
dariku,” ujar Joon memelas.
Siwan
tampak melempar tatapan dengan Nichkhun. Selagi Siwan lengah, Joon segera menerobos
masuk ke kamarnya.
“Sepertinya
percuma jika kita masih berlibur di sini. Aku tidak tenang tanpa Joon dan
Doojoon.” Setelah bicara, Nichkhun menyusul Joon ke dalam kamar.
Tersisa
Siwan, Luhan dan Doojoon di sana.
“Hyung,
apa kita akan pulang juga?” Tanya Luhan.
“Cepat
bersiap-siap,” perintah Siwan yang segera masuk ke kamarnya meninggalkan Luhan
bersama Doojoon.
“Hyung,
ku rasa pulang lebih baik.” Giliran Luhan yang kembali ke kamarnya. Saat sampai
di depan pintu, ia kembali menoleh ke arah Doojoon yang sudah duduk di kursi
menunggu member yang lain bersiap-siap untuk pulang. “Hyung, kau jangan
coba-coba untuk kabur duluan ya.” Terdengar Luhan mengancam, namun cara
bicaranya yang lucu membuat Doojoon tak bisa memungkiri sudut bibirnya terangkat.
***
Sesampainya
di bandara, member ‘Blue Flame’ sudah dijemput oleh sebuah mobil. Sesuai
kesepakatan, mereka akan menemani Doojoon menemui Sung Hye di rumah gadis itu.
Sekitar satu jam kemudian,
mereka sampai di depan rumah Sung Hye. Doojoon yang paling pertama melesat ke
dalam lalu diikuti member yang lain. Dan tepat sekali, seseorang yang menyambut
kedatangan Doojoon dan kawan-kawan adalah Sung Hye sendiri membuat pemuda itu
tak bisa menahan diri untuk tidak memeluk kekasihnya itu.
“Maafkan
aku Sung Hye,” bisik Doojoon.
Sung
Hye menjauhkan tubuhnya dari Doojoon. Matanya sudah basah karena air mata. “Aku
yang seharusnya meminta maaf padamu,” seru Sung Hye penuh penyesalan. “Andai
saja sejak dulu aku sudah mengenalkanmu pada keluargaku. Kita pasti…”
Doojoon
kembali mendekap Sung Hye dan tak mengijinkan gadis itu lebih dalam lagi
menyesali perbuatannya. Sementara itu, Joon, Siwan, Nichkhun dan Luhan menatap
ke arah sepasang kekasih penuh haru tersebut.
Joon
menyikut pelan lengan Luhan yang kebetulan berada di sampingnya. “Kita
tinggalkan mereka,” ajaknya. Tanpa pamit, Joon dan yang lain meninggalkan
Doojoon di sana.
“Sesampainya
di dorm nanti, aku akan ke luar lagi,” kata Siwan sebelum masuk ke dalam mobil.
“Hyung,
aku ikut,” pinta Luhan.
Nichkhun
menepuk pelan kepala Luhan yang kebetulan berdiri di depannya. “Kau pikir Siwan
akan bersenang-senang?”
Joon
menatap Siwan menuntut penjelasan karena sepertinya pemuda itu hanya bercerita
pada Nichkhun.
“Aku
tau kau ingin menemui Hye Ra, kan?” goda Siwan. “Aku juga, hyung.”
“Kau
ingin menemui Hye Ra juga?” pertanyaan Joon terdengar tak suka jika Siwan juga
ingin bertemu dengan Hye Ra.
“Ku
pikir kau sudah mulai memahami anggotamu,” sindir Nichkhun dengan tatapan
kecewa membuat Joon justru semakin bingung menanggapinya. Ia pun lebih memilih
masuk ke dalam mobil terlebih dulu.
“Kau
ingin menemui Hye Ra, kan?” Luhan yang terlihat sudah tak sabar, membuka pintu
mobil bagian depan. “Ayo cepat,” serunya seraya mendorong tubuh Joon untuk
masuk.
“Oke
oke,” dengan terpaksa Joon menuruti Luhan.
***
Sesampainya
di dorm, empat member ‘Blue Flame’ ini hanya meletakkan koper serta
barang-barang yang mereka bawa dalam show beberapa hari yang lalu. Dan
sekarang, keempatnya langsung bergegas meninggalkan dorm menggunakan kendaraan
pribadi mereka.
Nichkhun
tampaknya akan menemui Minjung karena ia tadi sempat menghubungi kekasihnya itu
sebelum pergi. Dan Luhan juga melakukan hal yang sama.
Tak beda jauh dengan
Siwan. Dan sekarang pemuda itu telah sampai di restoran tempat Soo In bekerja. Di
sana ia bertemu dengan pelayan yang waktu itu, Dongho.
“Apa Soo In sudah mulai
bekerja?” Tanya Siwan tanpa basa basi.
“Noona
sedang ke rumah temannya, Hye Ra noona.”
Mata
Siwan sontak melebar mendengar Dongho menyebut nama Hye Ra. “Apa Soo In akan
menemui Hye Ra?”
Dongho
menatap Siwan kesal. “Tentu saja yang ia temui itu Hye Ra noona. Tidak mungkin
Minho hyung.”
“Cepat
katakan di mana alamat Hye Ra tinggal,” desak Siwan, dan dengan sangat terpaksa
Dongho menurutinya. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Siwan segera
melesat meninggalkan restoran itu. Dan saat di mobil, ia langsung menghubungi
Joon.
“Joon,
sekarang Hye Ra tinggal di rumah orang tuanya!”
***
Joon
sempat ke apartmen Hye Ra. Namun harapannya sia-sia. Yoona dan Minho juga sulit
dihubungi. Apalagi Hye Ra, gadis itu seakan menghilang dari hidupnya. Sampai
akhirnya Joon memilih menyendiri di rooftop sebuah universitas tempat ia pernah
kuliah dulu.
Cukup
lama Joon berdiri di dekat pagar pembatas. Beberapa saat kemudian, ia merasakan
ponselnya bergetar. Sebuah panggilan dari Siwan. “Iya,” jawabnya sedikit malas.
“Joon, sekarang Hye Ra tinggal di rumah
orang tuanya!” suara Siwan terdengar heboh dari seberang sana.
“Benarkah?”
Tanya Joon memastikan bahwa ia tak salah dengar.
“Kau tidak percaya padaku?” Siwan
terdengar melancarkan protesnya dengan sedikit kecewa.
“Maaf…
Maaf… Aku hanya terlalu senang mendengarnya,” ujar Joon bersalah, dan kini ia
menjadi cukup salah tingkah. Terlebih Siwan juga tak terdengar lagi suaranya.
“Hmm… Aku akan segera ke sana. Kau tolong kirimi alamatnya,” pinta Joon tak
lama sebelum ia memutuskan sambungan telponnya.
Masih
dengan suasana hati yang bercampur aduk, Joon berbalik dan berniat untuk
meninggalkan rooftop gedung kampusnya dulu. Namun belum sempat Joon melangkah, ia
melihat seseorang di belakang sana. Tampaknya seorang gadis yang tertidur
sehingga tak menyadari kedatangannya. Joon juga tak menyadari ada seseorang
selain dirinya di sana, karena sosok gadis tadi tertutup tembok saat Joon baru
datang.
Joon
memutuskan untuk mendekat. Gadis itu tertidur di kursi dengan punggung
bersandar ke tembok. Di dekatnya tergeletak beberapa buku dan sebuah laptop.
Beruntung ini sudah sore, jadi udara sudah tidak panas.
Semakin
lama Joon semakin bisa melihat jelas wajah gadis itu. ada raut keheranan di
wajah Joon, tapi pemuda itu justru tersenyum geli saat mengetahui bahwa gadis
itu ternyata Hye Ra.
Hye
Ra tampak menggeliat. Namun karena posisinya yang terlalu menepi, membuat gadis
itu sedikit kehilangan keseimbangan. Beruntung posisi Joon sudah cukup dekat
sehingga ia bisa mengantisipasi sebelum gadis itu terjerembab ke bawah.
“Apa
yang kau lakukan di sini?” Tanya Joon namun ia tak bisa menyembunyikan ekpresi
senangnya.
Hye
Ra buru-buru bangkit setelah menyadari siapa pemuda yang telah menolongnya.
Tiba-tiba saja ia menjadi gugup setelah berada dalam jarak sangat dekat dengan
Joon. Gadis itu mengalihkannya dengan cara membereskan barang-barang bawaannya.
Hye Ra sedikit mendorong tubuh Joon untuk menjauh karena merasa tubuh pemuda
itu sedikit menghalanginya.
Joon
terdorong sedikit kebelakang dan setelah itu terdengar suara retakan benda dari
bawah kaki Joon. Mereka sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Joon yang juga
merasa menginjak sesuatu, langsung menyingkirkan kakinya. Dan benar saja,
ternyata benda yang diinjak Joon adalah sebuah kacamata minus berbingkai hitam.
Pemuda
itu sama sekali tak merasa bersalah saat mendapati Hye Ra tengah menatap nanar
kacamatanya. Joon malah tersenyum lalu buru-buru membantu Hye Ra membereskan
barang bawaan gadis itu. Joon menyampirkan ransel milik Hye Ra ke pundaknya.
“Sekarang
aku punya alasan untuk mengajakmu pergi,” goda Joon yang sudah menggenggam
tangan Hye Ra.
Gadis
itu hanya menatap Joon bingung.
“Aku
akan mengganti kacamatamu yang ku rusaki,” jelas Joon. “Ayo kita pergi.” Joon
menarik tangan Hye Ra.
“Iya
sebentar.” Gadis itu sedikit menahan tangan Joon karena harus mengambil bukunya
yang masih tergeletak di sana.
Selama
perjalanan, Joon dan Hye Ra tentu saja langsung menjadi pusat perhatian para
mahasiswa yang tak sengaja bertemu mereka. Terlebih Joon yang tidak terlalu
melakukan penyamaran dan di tambah pemuda itu masih menggenggamkan erat
tangannya pada tangah Hye Ra.
Beberapa
mahasiswi cukup histerin menanggapi keberadaan Joon. Ada yang menatap Hye Ra
iri, ada juga yang tak suka.
“Oppa,
kenapa waktu itu tak langsung mengkonfirmasi kedekatanmu dengan Hye Ra?” Tanya
seorang gadis yang mungkin saja seorang ‘flamers’. “Atau jangan-jangan kalian
tadi baru saja jadian?”
Joon
menanggapi dengan senyum. Lain halnya dengan Hye Ra yang sangat merasa risih
berada di tengah-tengah orang banyak dan sekaligus menjadi sorotan.
“Ku
anggap itu doa darimu.”
Hye
Ra melotot setelah mendengar respon dari Joon tadi. Namun itu tak berlangsung
lama karena Joon sudah lebih dulu membawanya masuk ke dalam mobil.
“Ku
harap kau akan terbiasa dengan keadaan tadi,” ujar Joon sebelum meninggalkan
area parkir kampus.
Hye
Ra tak menjawab. Terlalu banyak yang ia rasakan hari ini. Terlebih setelah
pertemuannya yang tak sengaja dengan Joon.
***
Siwan
berkali-kali melihat kertas berisi sebuah alamat di tangannya. Memastikan bahwa
ia sudah hampir dekat dengan lokasi. Saat akan berbelok ke sebuah perumahan,
pemuda itu menangkap sosok Soo In di sebuah halte bis yang berseberangan dengan
posisi ia berada.
Dalam
kertas tadi, Dongho tak lupa menyelipkan sebuah nomor telpon. Cepat-cepat Siwan
menghubungi nomor tersebut dan tak lama terdengar nada sambung. Yang membuat
bibir Siwan membentuk senyum adalah lagu tersebut adalah salah satu lagu milik
‘Blue Flame’.
“Hallo…” terdengar sapaan dari ujung
sana.
Mata
Siwan sama sekali tak berpaling dari Soo In yang ia pantau dari dalam mobil. “Ternyata
kau salah seorang ‘flamers’ juga?” Tanya Siwan setengah menggoda.
Tampak
Soo In menahan kesal di halte. “Siapa kau?”
Tanya Soo In ketus karena nomor yang menghubunginya sangat asing.
Siwan
justru tertawa menangkap sinyal kejengkelan dari Soo In. “Ini aku Siwan. Cepat
menyebrang. Aku menunggumu di sini.”
Mata
Soo In langsung tertuju pada sebuah mobil putih yang berhenti di seberang sana.
Gadis itu langsung yakin bahwa pemilik mobil tersebut adalah Siwan.
Siwan
memutuskan sambungan setelah melihat Soo In berjalan meninggalkan halte. Ia
membuka sedikit kaca jendela mobilnya karena ia tidak melakukan penyamaran saat
Soo In sampai. “Masuklah,” kata Siwan.
Soo
In tak langsung melakukan apa yang dikatakan Siwan. “Apa kau sedang tidak ada
jadwal?”
“Sebenarnya
kami masih mendapat libur. Tapi Joon dan Doojoon memaksa pulang tadi siang. Dan
tidak mungkin aku, Nichkhun dan Luhan di sana tanpa mereka berdua.” jelas
Siwan. “Ayo masuk, ada yang ingin ku bicarakan juga,” ujar Siwan sekali lagi.
Soo
In mengangguk samar, lalu memutari mobil dan masuk ke mobil.
“Kau
sudah bertemu Hye Ra?”
“Tidak.
Aku hanya mengantarkan makanan untuknya.” Soo In menatap penuh selidik saat
wajah Siwan berubah kecewa. “Memangnya ada apa denganmu dan Hye Ra?”
“Joon
hampir gila karena tidak bisa menemukan keberadaan Hye Ra. Bahkan kurasa Yoona
juga membohonginya. Ah, kenapa tak terpikirkan untuk bertanya padamu sejak awal!”
sesal Siwan pada dirinya. “Lalu, di mana Hye Ra sekarang?”
“Dia
di kampus,” jawab Soo In. “Jadi, yang ku lihat di konferensi pers waktu itu
benar?” pertanyaan Soo In terkesan ditujukan untuk dirinya sendiri. Tapi tentu
saja Siwan bisa mendengarnya juga.
“Aku
juga kaget karena ternyata Hye Ra bukan kekasih Doojoon.”
“Pertunangan
Sung Hye dipercepat menjadi malam ini.”
“Iya,
aku tau.” Siwan ikut merasakan kesedihan yang dipancarkan Soo In.
***
“Seberapa
rusak matamu?” Tanya Joon tak sopan saat mereka telah sampai di sebuah optic.
Hye
Ra hanya menghela napas mendengarnya. “Tidak tau,” jawabnya malas. “Aku belum
lama mengenakan kacamata. Dan ku rasa mataku tidak serusak apa yang kau
pikirkan,” cetus Hye Ra menandakan ia tak terima dengan ucapan Joon sebelumnya.
Joon
hanya terkekeh mendengarnya. “Oke. Berikan yang minusnya rendah,” pintanya pada
salah seorang karyawan optic.
Selama
beberapa saat mereka sibuk memilih kacamata. Entah sudah berapa model yang
dipilihkan Hye Ra, namun Joon selalu tak menyetujuinya. Dan yang saat ini
dipegang Hye Ra adalah kacamata berbingkai hitam, mirip dengan miliknya yang
diinjak Joon.
“Diam!”
seru Hye Ra sebelum Joon kembali memprotes pilihannya. “Kali ini tidak ada
penolakan lagi.”
“Ada
yang tanpa minus?” Tanya Joon kepada karyawan optic.
Karyawan
tadi memberikan Joon sebuah kacamata seperti yang diminta pemuda itu. Hye Ra
tampak menatap pantulan wajahnya di cermin saat mencoba kacamata barunya. Tanpa
sepengetahuannya, Joon meminta karyawan tadi untuk memfotokan mereka.
Joon
terkekeh melihat hasil foto mereka. Joon dan Hye Ra tampak kompak dengan
kacamata baru mereka yang modelnya mirip.
“Ada
apa?” tegur Hye Ra.
“Tidak,”
Joon mengelak lalu menarik tangan Hye Ra. “Ayo pulang, kita sudah selesai.”
***
“Oppa,
ku mohon.” Soo In menarik tangan Siwan. Mereka bahkan sudah rapih untuk
menghadiri undangan pertunangan Sung Hye. “Aku janji kita hanya sebentar.”
“Kau
yakin?” Tanya Siwan ragu. “Di dalam kau pasti akan bertemu dengan pemuda itu.”
Soo
In menghela napas untuk meyakinkan diri. “Aku hanya ingin bertemu Sung Hye.”
“Ayo.”
Siwan menyambar tangan Soo In karena gadis itu melepaskan genggamannya. “Aku
akan memastikan kita hanya sebentar di sana. Aku tak mau pemuda itu membuatmu
kembali sedih.”
Siwan
tak sempat melangkahkan kaki karena ponselnya bergetar. Sebuah panggilan dari Dongho,
tapi ternyata itu ponsel milik Soo In yang dititipkan ke Siwan. Pemuda itu
buru-buru menyodorkan ponsel tersebut ke Soo In.
“Hallo…”
sapa Soo In. “Apa? Kapan? Di mana?” cecar Soo In dengan beberapa pertanyaan
sekaligus. “Aku akan segera ke sana.” Gadis itu berbalik arah kembali ke tempat
mobil Siwan berada.
“Soo
In tunggu!” Siwan menahan tangan gadis itu. “Ada apa?”
“Kakakku
akan melahirkan. Kita harus ke rumah sakit sekarang.”
Siwan
hanya mengangguk dan tidak menolak saat Soo In menarik tangannya. Tapi mereka
tidak bisa segera pergi karena ada seseorang yang menghalangi jalan mereka.
“Mau
apa lagi kau?” Tanya Soo In ketus pada pemuda itu. Yunho.
“Di
mana Hyun Soo melahirkan anakku?”
Soo
In menatap Yunho tak suka. “Untuk apa lagi kau bertemu kakakku? Bukankah kau
akan bertunangan hari ini? Semoga kau bahagia.” Soo In sama sekali tak
memberikan Yunho kesempatan untuk bicara. Gadis itu ingin segera pergi, namun
Siwan menahannya. Soo In menoleh dan menatap Siwan, kesal.
Siwan
tak mempedulikan tatapan Soo In. Bahkan ketika gadis itu berusaha melepaskan
tangannya, Siwan justru menahan lebih kuat lagi. Pemuda itu memperhatikan
perubahan raut wajah Yunho. “Apa balasan darimu jika kami memberitahukan di
mana Hyun Soo noona berada?”
Yunho
memberikan tatapan meremehkan. “Apa kau pikir aku akan bertunangan dengan
penampilan seperti ini?” tantang Yunho.
Dan
di sanalah Soo In baru menyadari bahwa Yunho bahkan sama sekali tidak
mengenakan pakaian formal. Berbeda dengan Siwan yang sejak pemuda itu datang,
ia cukup memperhatikannya dengan teliti.
“Lalu?”
Siwan membalas tantangan Yunho.
“Tunggu
di sini, karena tujuanku datang adalah untuk membatalkan pertunanganku dengan
Sung Hye.” Tanpa menunggu respon apapun lagi, Yunho segera menjauh dari sana.
Soo
In dan Siwan hanya mengikuti arah langkah Yunho.
“Bisakah
kita mempercayainya?” Tanya Soo In yang masih sangat ragu dengan apa yang akan
dilakukan Yunho.
Siwan
menghela napas, lalu melirik Soo In penuh arti. “Bukankah kau pernah bercerita
bahwa Yunho berubah ketika dia bersama Sung Hye? Berbeda 180 derajat saat Yunho
masih bersama kakakmu.”
Soo
In masih sangat terlihat ragu. “Tapi…”
“Kita
tunggu saja.”
Dan
ternyata kekhawatiran Soo In tak terjadi. Yunho benar-benar menepati janjinya
untuk kembali. “Kita bisa pergi sekarang,” seru Yunho yang sudah sangat tidak
sabar.
Tapi
Soo In justru yang mengulur waktu karena dari kejauhan ia melihat Sung Hye
berlari dan masih mengenakan gaunnya. Gadis itu berhenti di hadapan Soo In,
Siwan dan Yunho tentunya. Ia menangis tapi senyuman tersungging di bibirnya.
“Soo
In…” ujar Sung Hye, namun gadis yang dimaksud justru menatapnya bingung. Sung
Hye menyeka air matanya yang kembali jatuh. Ia lalu melirik Yunho yang
mengangguk mantap untuknya. Sung Hye kembali menatap Soo In dan Siwan
bergantian. “Aku harus menemui Doojoon.” Sung Hye berlari meninggalkan Siwan
dan Soo In yang terkejut.
Yunho
menepuk pundak Soo In dan Siwan, pelan. “Ayo,” ajaknya lalu melangkah ke arah
yang berlawanan dengan Sung Hye yang sudah berlari ke luar pagar rumahnya.
Gadis
itu tak mempedulikan tatapan aneh dari orang-orang disekitarnya. Sung Hye tetap
berlari sekuat tenaga sampai akhirnya ia tiba di sebuah taman yang sudah sepi.
Sung Hye berjalan lebih dalam lagi ke arah seorang pemuda yang duduk seorang
diri.
Sung
Hye berjalan perlahan. Namun sepinya malam membuat suara langkah kakinya tak
teredam. Pemuda tadi menoleh dan terkejut mendapati Sung Hye yang masih
mengenakan gaun malam berada di sana. Tanpa buang waktu, Sung Hye melesat ke
dalam pelukan pemuda itu. Doojoon. Ia memeluk Doojoon cukup erat seakan tidak
ingin kehilangan pemuda itu lagi.
Sementara
Doojoon tampak bingung harus bersikap seperti apa. Ia ingin membalas pelukan
Sung Hye, tapi ia sadar bahwa Sung Hye sudah hampir menjadi milik orang lain.
Merasa
Doojoon tak merespon apapun, Sung Hye terpaksa melepaskan pelukannya. Ia ganti
menatap Doojoon dalam-dalam. “Apa kau sudah tidak menginginkanku?” Tanya Sung
Hye dengan tatapan tak percaya jika ternyata dugaannya benar.
Doojoon
sedikit memberi jarak antara mereka. “Bukankah kau seharusnya bertunangan
dengan Yunho?”
“Jadi
kau benar-benar ingin melihatku bertunangan dengan Yunho?” Tanya Sung Hye,
sedih.
Doojoon
sudah membuka mulut, namun tenggorokannya terasa tercekat. Hati dan pikirannya
tidak sejalan.
Sung
Hye memejamkan mata untuk menangkan diri, tapi justru air matanya kembali
jatuh. Tangan Doojoon sudah bergerak sedikit, namun buru-buru ia tahan untuk
tidak menyeka air mata Sung Hye menggunakan tangannya sendiri.
***
hhhuuuaaaa..
BalasHapusyang part ini bner2 romance banget...
jadi ikut sedih bacanya.. hiks hiks hiks..
semua member bener2 dibuat romance banget sama pasangannya..
mau dong jadi pasangannya Joon sama Doojoon(?)
hihihihi
iya, disini klimakasnya...
BalasHapuskan udah mau part part akhir...
sedih di mananya???
perasaan malah pada bersatu semua deh...
oh pantesan..
BalasHapusjiah ko udah mau part akhir sih??
cepet ajah sih bikinnya??
seru nih bacanya..
iya kaya Doojoon, Sung Hye lari2 ke taman mengejar seorang Doojoon.. gmna ga sedih dan romance banget tuh??
ahahaha... kan sesuai genrenya romance...
BalasHapusemang mau berapa part??
kan Doojoon sama Sunghye udah mau bersatu...
Soo In juga udah baikan ama Siwan...
Luhan udah ngumumin ke publik kalo dia udah punya pacar...
tinggal Lee Joon ama Hye Ra deh...
ahahhaha..
BalasHapusne.. ne.. ne...
ga tau mau berapa part..
tp ga tau knp FF yang ini kayanya feelnya tuh dapet banget gtu, cocok bacanya..
iya sih udah pada mau bersatu..
tapi pokonya perasaan cepet banget mau endingnya.. huhuhu
ahahaha... soalnya tiap posting langsung baca, jadi kerasa cepet... padahal udah part 13 kan???
BalasHapusromancenya ngelebihin FF eunhyukjae ya?? sayang yg itu cuma 2 part...
kan kalo kelamaan juga gak seru...
ish ketawa lagi kau author.. zzzzz...
BalasHapusiya sih terasa cepet banget, soalnya tiap abis posting langsung baca..
tanggung jawab yah kalo udah abis nih FF.. tiba2 galau.. hahahaha
iya udah 13 part.. ish cepet banget.. ga berasa..
hahaha
ne.. jeongmal..
ne, hanya 2 part.. kayanya kalo eunhyuk jae dibikin banyak ga seru kalo buat baca.. mending yang ringan2 aja kaya 1 ataw 2 part ajah kurasa itu sudah cukup..