Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Chunji (Teen Top)
·
Ricky (Teen Top)
·
Niel (Teen Top)
·
LJoe (Teen Top)
·
CAP (Teen Top)
·
Changjo (Teen Top)
Original cast :
Hye Ra
Genre : romance
Length : two shoot
***
“Kita
baru jalan satu bulan dan kau sudah meminta putus?” pekik CAP saat mendengar
permintaan kekasihnya, Hye Ra.
“Bukankah
sebelum berpacaran aku sudah mengatakan padamu bahwa kita hanya akan jalan satu
bulan,” seru gadis itu seolah mengingatkan apa yang pernah ia katakan dulu.
CAP
tampak tak terima dengan keputusan sepihak dari Hye Ra. “Ku pikir itu tidak
serius. Lagi pula selama ini kita baik-baik saja. Dan…”
“Sssttt…”
desis Hye Ra sambil menekan jari telunjuknya ke bibir dan itu sekaligus
memotong ucapan CAP yang tampaknya belum selesai. “Setidaknya kau sudah pernah
merasakan menjadi kekasihku, CAP.” Gadis itu segera meninggalkan CAP tak jauh
dari gerbang kampusnya.
***
Seorang
pemuda berdiri bersandar di tembok besar gerbang kampusnya. Ia melipat tangan
di depan dada dan tatapannya sama sekali tak terlepas dari seorang gadis yang
setengah berlari ke arahnya. Hye Ra. Gadis itu justru tersenyum lebar saat
mendapati pemuda itu menunggunya di sana.
“Chunji…”
serunya manja sambil menggamit lengan pemuda tadi.
“Kau
benar-benar hanya jadian satu bulan dengan CAP?” Tanya Chunji memastikan sambil
berusaha melepaskan tangan gadis itu dari tangannya. Ia tampak tak nyaman
dengan apa yang dilakukan Hye Ra padanya.
Hye
Ra tampak kecewa karena Chunji merasa risih ia di sampingnya. Tapi gadis itu
tak terlalu ambil pusing. Ia melangkah sedikit mendahului Chunji sambil
berkata, “aku hanya ingin melupakan Niel sambil berusaha mendekati LJoe.”
“Tapi
bukan berarti kau bisa mempermainkan pemuda lain,” seru Chunji berusaha
mengingatkan Hye Ra bahwa sikapnya selama ini salah.
Hye
Ra berbalik dengan tatapan tajam menusuk mata Chunji. “Kau tidak tau apa-apa
tentang rencanaku!” bentaknya lalu bergegas meninggalkan Chunji. Ia pun
mengabaikan teriakan Chunji yang memanggil-manggil namanya.
Chunji
sendiri masih berdiri di tempatnya sambil mengacak rambutnya, frustasi. “Astaga…
kapan kau akan berubah?” seru Chunji seorang diri.
“Chunji!”
Pemuda
itu berbalik karena ada yang memanggil namanya. Belum sempat merespon apapun,
pemuda yang memanggilnya itu sudah lebih dulu berlari lalu merangkul pundak
Chunji.
“Gadis
yang kau cintai berulah lagi, huh?” tebak pemuda itu yang bernama Ricky. “Kali
ini siapa korbannya?”
Chunji
menyikut perut Ricky agar pemuda itu sedikit menjauh darinya. Ia juga lebih
memilih mendahului Ricky dari pada merespon ucapan Ricky yang membuatnya
semakin kesal.
***
Seminggu
berlalu sejak kejadian itu. Hye Ra dan Chunji tidak akan bisa saling diam dalam
jangka waktu lebih dari sehari. Dan siang ini, Chunji tampak sibuk membaca buku
sambil bersandar di bawah pohon besar sekitar halaman kampusnya. Di sampingnya,
ada Ricky yang asik sendiri bermain game melalui PSPnya.
Ricky
berdecak kecewa saat ia kalah dalam permainannya. Sementara Chunji hanya
melirik Ricky sesaat sambil tersenyum, lalu kembali menyibukkan diri dengan
deretan huruf di hadapannya.
“Oiya,
ku lihat Hye Ra bersama Changjo tadi pagi.”
Bisa
dipastikan ucapan Ricky sukses menyita sedikit perhatian dari Chunji terhadap
bukunya.
“Chunji!”
Belum
sempat Chunji merespon ucapan Ricky, ada seseorang yang meneriaki namanya dari
kejauhan. Ia dan Ricky menoleh hampir bersamaan ke arah sumber suara.
“Aku
membawakan ini untukmu,” seru Hye Ra ceria saat ia sudah cukup dekat dengan
tempat Chunji berada. Pemuda itu berdiri tanpa berbicara sepatah katapun
membuat Hye Ra menarik tangannya lalu menyerahkan paksa kaleng minuman dingin
yang sengaja ia bawakan untuk Chunji.
“Kau
hanya bawa satu?” protes Ricky karena Hye Ra seperti melupakan keberadaannya
selama ini.
Dengan
santainya Hye Ra mengangkat kedua tangannya yang kosong.
“Kenapa
kau hanya baik pada Chunji?” desis Ricky kesal dan sukses menyulut tawa Hye Ra
dan Chunji.
Chunji
tersenyum menatap kaleng minuman di tangannya. Susu stroberi. Beberapa saat
kemudian, Chunji melirik Hye Ra. “Terima kasih untuk minumannya.”
“Sama-sama,”
seru Hye Ra sambil memberikan senyuman yang selalu bisa membuat Chunji membeku.
“Oiya, kalian tau… sebentar lagi aku akan bisa mendekati LJoe,” ujarnya penuh
semangat. Tapi tidak untuk dua pemuda yang mendengar ucapannya.
Tak
lama terdengar suara klakson mobil dari kejauhan.
“Aku
duluan, Changjo sudah menungguku.” Tanpa menunggu respon dari siapapun, Hye Ra
sudah lebih dulu bergegas masuk ke dalam sebuah mobil sport yang dikendarai
seorang pemuda tampan. Gadis itu bahkan sempat menurunkan kaca mobil hanya
untuk melambaikan tangannya pada Chunji dan Ricky.
“Akh,
aku baru ingat. Pantas saja Hye Ra mau pergi dengan Changjo. Pemuda itu
sepupunya LJoe,” seru Ricky tak lama setelah mobil yang membawa Hye Ra hilang
dari pandangan mereka.
Mata
Chunji berlikat penuh dengan kekesalan. Ia meremas kaleng minuman ditangannya.
Karena merasa tak berhasil menghancurkan benda itu, Chunji membantingnya hingga
pecah.
***
Tiga
minggu setelah Hye Ra mengatakan pada Chunji bahwa ia benar-benar sedang
menjalin hubungan dengan pemuda bernama Changjo. Chunji berjalan seorang diri
di lorong kampus sambil membawa beberapa tumpuk buku di tangannya.
“Sepertinya
kau sangat sibuk hari ini.”
Chunji
berhenti dan menoleh. Ternyata yang baru saja berbicara adalah Hye Ra. Kini
gadis itu tersenyum lalu menggoda Chunji dengan memberikan pemuda itu satu
kedipan mata.
“Ini
untukmu,” ujar Hye Ra sambil meletakkan sekaleng susu stroberi di atas tumpukan
buku yang di bawa Chunji. “Sampai bertemu lagi,” ujar Hye Ra ceria sambil
mencubit gemas ke dua pipi Chunji lalu berlalu meninggalkan pemuda itu.
Sesibuk
apapun gadis itu dengan kekasihnya, ia tak pernah sedikitpun melupakan Chunji.
Perhatian-perhatian kecil seperti tadilah yang membuat Chunji sulit
menghilangkan perasaannya pada Hye Ra meski gadis itu selalu melakukan hal-hal
yang tidak baik.
***
Sudah
dua minggu belakangan ini kesibukannya membuat pemuda itu sulit bertemu dengan
Hye Ra. Sampai ketika, ia tak sengaja bertemu Changjo di parkiran kampus. “Kau
tidak bersama Hye Ra?”
Changjo
menoleh dengan tatapan sinis. “Harusnya kau tau kebiasaan temanmu itu,” desis
Changjo.
Chunji
menghela napas. Ia lupa bahwa ini sudah lewat seminggu jika Hye Ra dan Changjo
hanya berpacaran selama satu bulan.
“Apa
kau juga salah satu korban dari Hye Ra?”
Pertanyaan
Changjo tadi membuat Chunji mendelik. Kesal karena pemuda itu berani merendahkan
Hye Ra. Terlebih di hadapannya seperti saat ini. “Apa maksudmu?”
Changjo
tersenyum pahit dan memberikan Chunji tatapan meremehkan. “Kau lihat itu.”
Changjo menunjuk ke arah seorang pemuda bersama seorang gadis. Mereka tampak
berjalan dengan mesra layaknya sepasang kekasih. “Pemuda itu adalah CAP. Salah
satu mantah Hye Ra juga,” Changjo berujar pelan namun tepat di telinga Chunji
yang kini masih menatap lurus ke arah CAP yang berjalan semakin jauh. “Kita
harusnya mencontoh dia yang sudan bisa mendapatkan gadis lain.”
Chunji
yang merasa tak terima dengan semua ucapan Changjo, mendorong tubuh pemuda itu
untuk menjauh. Ia lalu lebih memilih pergi dari pada tak bisa menahan emosi dan
menghajar Changjo saat itu juga. Ia tak peduli meski Changjo terkenal dengan
kemampuan beladirinya yang baik.
***
Siang
itu, Hye Ra tampak berjalan sendiri. Saat berbelok, tangannya di tarik oleh
seseorang. Chunji. Pemuda itu membawa Hye Ra ke depan madding kampus. “Apa kau
akan melakukan hal yang sama pada LJoe seperti yang kau lakukan pada CAP,
Changjo dan yang lainnya?”
Dengan
santainya Hye Ra menyingkirkan tangan Chunji. “Tentu saja tidak, Chunji,”
ujarnya lembut berusaha memberi pengertian pada pemuda dihadapannya. “Aku tulus
mencintai LJoe.”
“Tapi
ku rasa LJoe yang tidak tulus padamu. CAP dan LJoe memiliki rencana untuk…”
“Cukup!”
potong Hye Ra. Ucapan Chunji tadi bisa dipastikan menyulut api kemarahan pada
Hye Ra. Jelas saja gadis itu tidak terima jika ada yang berbicara yang
bukan-bukan tentang kekasihnya. Termasuk Chunji sekalipun. “Kau tidak tau
apa-apa tentang LJoe,” desis Hye Ra tajam untuk membela LJoe. Lalu ia lebih
memilih meninggalkan Chunji di sana.
“Kau
yang belum tau tentang LJoe!” teriak Chunji, namun ia tak berniat mengejar
gadis itu. Karena bisa jadi justru hubungan mereka yang akan semakin buruk. Hye
Ra juga tampak tak ingin memperdulikan ucapan-ucapan Chunji.
***
“Kau
lihat Chunji?” Tanya Hye Ra dan Ricky bersamaan saat mereka tak sengaja
bertemu.
“Aku
juga sedang mencarinya,” seru mereka lagi yang hampir bersamaan.
“Kalau
kau sudah menemukan Chunji, sampaikan aku ingin bertemu dengannya nanti. Karena
sekarang aku harus menemui LJoe di taman,” jelas Hye Ra sebelum mereka kembali
berbicara dalam waktu yang hampir bersamaan.
Setelah
Hye Ra pergi, Ricky kembali melanjutkan pencariannya terhadap Chunji sambil
sesekali menghubungi ponselnya. Namun selalu tidak aktiv. “Kau lihat Chunji?”
Tanya Ricky pada siapapun yang ia temui di jalan. Tapi tak ada satupun yang
mengetahui di mana keberadaan temannya itu.
Tanpa menyerah Ricky terus
mencari Chunji hingga taman di belakang kampus yang cukup sepi dari mahasiswa.
Ternyata benar dugaannya bahwa Chunji di sana. Pemuda itu bahkan sedang
tertidur di bawah pohon yang sangat rindang. Pantas saja ponselnya tidak aktiv.
Chunji pasti tidak ingin di ganggu siapapun.
“Chunji
bangun!” pekik Ricky sambil mengguncangkan tubuh Chunji agar pemuda itu bangun.
Perlahan
Chunji membuka matanya. “Ada apa?” serunya malas. “Aku tidak bisa tidur
semalam.”
“Apa
kau lupa ini sudah tanggal berapa?”
“Apa
kau berulang tahun?” Tanya Chunji polos.
“Astaga!”
gumam Ricky gemas. “Hye Ra dan LJoe.” Ricky berusaha mengingatkan Chunji.
“Sudahlah.
Anggap saja waktu itu aku salan tentang LJoe. Lagi pula, bukankah mereka
baik-baik saja. Aku akan bahagia jika melihat Hye Ra juga bahagia,” ujar Chunji
panjang lebar dan sedetik kemudian, ia sudah kembali berniat melanjutkan
tidurnya yang sempat sedikit terganggu dengan kedatangan Ricky.
“Aku
sempat melihat CAP berbicara dengan LJoe tentang rencana mereka,” ujar Ricky
lagi tak ingin menyerah. Dan berhasil, karena kini Chunji sudah kembali
menegakkan badannya.
“Di
mana mereka sekarang?” desak Chunji yang sekarang cukup terlihat tidak tenang.
Apalagi masalah menyangkut Hye Ra dan LJoe.
Ricky
menepuk pundak Chunji sebagai tanda ia mengisyaratkan sesuatu. Jauh di dalam
taman tampak seorang pemuda bersama seorang gadis duduk berdua di kursi taman.
***
“Apa?
Putus?” pekik Hye Ra tak sama setelah LJoe mengajaknya ke sebuah taman di area kampus
mereka. “Bukankah kita baru berjalan satu bulan?”
Sementara
itu, baik Hye Ra maupun pemuda bernama LJoe itu tidak tau jika Chunji dan Ricky
tengah mengawasi mereka dari balik pohon besar di belakang mereka.
“Aku
tidak bisa melanjutkan hubungan ini,” kata LJoe memulai alibinya.
“Kenapa?
Bukankah selama ini kita baik-baik saja?” Tanya Hye Ra yang masih belum terima
dengan perlakuan LJoe padanya.
“Karena…”
ucapan LJoe terputus.
“Karena
yang dicintai LJoe bukanlah dirimu!”
Hye
Ra dan LJoe sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Tapi Chunji dan Ricky tidak
bisa melihat pemuda itu yang ternyata adalah CAP.
“Apa
kau masih marah padaku, CAP?”
CAP
menatap Hye Ra, tajam, sambil tersenyum pahit. Pemuda itu tak langsung menjawab
pertanyaan Hye Ra. Ia justru melirik LJoe yang masih diam. “Pergilah. Adikku
sudah menunggumu.”
LJoe
tampak tersenyum seakan CAP telah menyelamatkan hidupnya. Dan tanpa
berkata-kata lagi, pemuda itu segera meninggalkan Hye Ra bersama CAP tanpa
mempedulikan teriakan Hye Ra yang memanggil-manggil namanya.
“LJoe
tunggu!” teriak Hye Ra yang hampir mengejar LJoe, namun CAP lebih sigap untuk
menahan tangan gadis itu lalu menariknya mundur.
Hye
Ra seperti terdorong ke belakang dan sementara CAP tanpa peduli meninggalkan
Hye Ra di sana. Beruntung Hye Ra tak sampai terjatuh karena Chunji ternyata
sudah lebih dulu berada di sana hingga ia bisa menahan tubuh gadis itu.
“Kau
baik-baik saja?” bisik Chunji. Buru-buru Hye Ra berbalik lalu memeluk Chunji
sambil terisak di sana. Chunji sendiri semakin menguatkan pelukannya sambil
mengusap lembut punggung gadis itu. “Kau aman bersamaku,” ujarnya.
Ricky
yang juga masih berada di sana, mengusap lembut lengan Hye Ra untuk membantu
menenangkan gadis itu.
“Sekarang
kau tau, kan? Kalau CAP memanfaatkan LJoe yang ternyata menyukai adiknya untuk
membalaskan dendamnya padamu,” seru Ricky mengungkapkan fakta di balik rencana
CAP dan LJoe.
Hye
Ra sedikit mendorong tubuh Chunji untuk menjauh membuat pemuda itu tersentak
kaget. Ricky yang sejak tadi juga ikut terkejut dengan perlakuan Hye Ra.
“Kau
sudah terlalu baik padaku. Sekarang kau boleh menjauh karena aku tidak ingin
menyusahkanmu lagi,” seru Hye Ra terdengar sedikit frustasi. Ia menyeka air
matanya dengan kasar sambil berusaha menyembunyikan isakannya dengan cara
menjauhi Chuji dan Ricky.
Chunji
menghela napas lalu meraih tangan Hye Ra yang belum berjalan cukup jauh. Ia
menarik gadis itu hingga kini wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang
cukup dekat. Bahkan Chunji sudah mendekatkan wajahnya lagi seperti ingin
mencium gadis itu.
Ricky
membulatkan matanya dengan apa yang ia lihat saat ini. Buru-buru ia menarik
tubuh Chunji untuk menjauh dari Hye Ra. “Kalau ingin berciuman tunggu sampai
aku pergi dulu!” protes Ricky.
Sontak
saja Chunji menghentikan niatnya lalu tertawa untuk menyembunyikan rasa malunya
dihadapan Ricky. Lalu ia menangkap wajah Hye Ra yang sama sekali tak berubah.
Gadis itu masih saja diam. Sampai akhirnya Chunji berinisiatif untuk menghapuskan
sisa air mata di wajah Hye Ra menggunakan tangannya.
Hye Ra mendongak karena
perbuatan pemuda itu padanya. Di sana ia tertegun melihat Chunji menatapnya
lembut sambil tersenyum tulus.
***
Ricky
menerobos masuk ke dalam kamar Chunji. Sementara sang pemilik ruangan masih
terlelap di balik selimut tebalnya. “Bangun kau Chunji,” teriak Ricky berusaha
membangunkan temannya itu sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Chunji.
Chunji
hanya bergumam tak jelas sambil menarik kembali selimut untuk menutupi
tubuhnya.
“Mau
sampai kapan, huh?” Ricky memaksa Chunji untuk bangun. “Cepat kau nyatakan
cintamu pada Hye Ra. Ini saatnya. Atau kau mau yang melakukan itu?” ancamnya.
“Baiklah,” goda Ricky sambil mendorong tubuh Chunji hingga kembali terbaring di
atas kasurnya. “Aku yang akan menjadi kekasih Hye Ra,” teriak Ricky yang sudah
berlari ke luar kamar Chunji.
“Ricky
jangan!” pekik Chunji panic sambil berusaha mengejar Ricky. Begitu ia sampai di
depan pintu utama rumahnya, Chunji menyapu pandangan hampir ke seluruh halaman
rumah. Tapi sosok Ricky tak ada di sana.
“Kau
lucu sekali, Chunji.”
Chunji
berbalik dan mendapati Ricky sudah tertawa lepas di belakangnya, membuat Chunji
menatapnya kesal. Entahlah tadi Ricky bersembunyi di mana.
***
“Hye
Ra…”
Gadis
itu berbalik ketika ada seseorang memanggil namanya. Ternyata itu LJoe yang
kini setengah berlari mengejar Hye Ra di koridor kampus mereka. “Kau?”
Saat
sampai di hadapan Hye Ram LJoe sejenak mengatur napasnya sebelum berbicara.
“Aku hanya ingin minta maaf padamu. Aku tak bermaksud menyakitimu dan membantu
CAP untuk membalaskan dendamnya.”
Hye
Ra tersenyum tanpa beban. Ia sama sekali sudah tak mempedulikan kejadian
beberapa waktu lalu antara dirinya, LJoe, serta CAP. “Harusnya aku yang meminta
maaf padamu.”
Mendengar
ucapan Hye Ra, LJoe ikut tersenyum. “Jadi kita berteman?” ajaknya yang sudah
mengulurkan tangan.
Ada
seseorang yang menyambut uluran tangan LJoe, tapi itu bukan tangan Hye Ra. “Aku
juga ingin berteman dengannya,” seru Changjo yang tiba-tiba muncul di
tengah-tengah LJoe dan Hye Ra.
LJoe
melepaskan tangan Changjo dengan sedikit kasar. “Kenapa kau malah yang
menyalamiku!” protesnya kesal.
Changjo
dan Hye Ra menertawai kejengkelan LJoe.
“Aku
juga ingin minta maaf padamu,” ujar Changjo yang segera saja menjadi pusat
perhatian dua orang bersamanya. “Tadinya ku pikir aku bisa membantumu untuk
dekat dengan LJoe, tapi tak ku sangka ternyata CAP memanfaatkan keadaan,”
jelasnya cukup menyesal.
Beberapa meter di belakang
LJoe, Hye Ra melihat seorang pemuda yang cukup dengan dengannya.
“Chunji?”
seru Hye Ra senang melihat kedatangan pemuda itu.
“Sepertinya
kita akan mengganggu,” ujar Changjo jahil sambil menyenggol lengan LJoe sebagai
isyarat untuk mereka memberikan waktu Hye Ra bicara berdua dengan Chunji.
“Tidak
usah,” seru Chunji cepat-cepat sebelum LJoe dan Changjo terlanjut menjauh.
“Hmm… aku hanya ingin menyampaikan sesuatu pada Hye Ra.” Kemudian Chunji
melirik Hye Ra. “Nanti sore tolong temui aku di café tepat jam tiga sore.”
Tanpa menunggu respon dari Hye Ra, Chunji sudah lebih dulu menjauh karena ia
sudah tidak bisa menahan malu. Ia sendiri harus mengumpulkan keberanian yang
ekstra untuk mengatakan hal itu pada Hye Ra.
***
Ricky
yang baru tiba di sebuah café, segera mengedarkan pandangannya mencari
seseorang. Ketika telah menemukan apa yang ia cari, pemuda itu bergegas
menghampiri gadis itu yang ternyata adalah Hye Ra. Ada seorang pemuda bersama
Hye Ra, namun Ricky hanya bisa melihat bagian belakangnya karena pemuda itu
memunggungi Ricky.
“Akhirnya
aku bisa mengganggu kalian!” seru Ricky cukup heboh dan tatapannya hanya
terfokus pada Hye Ra. Ia ingin menggoda pemuda bersama Hye Ra.
“Ricky?”
Karena
merasa terpanggil, Rickypun menoleh. Senyuman jahilnya perlahan memudar.
“Niel?” gumam Ricky
setengah tak percaya karena sejak tadi ia pikir pemuda itu adalah Chunji.
Bahkan ia juga yang menyarankan Chunji untuk mengajak Hye Ra makan di café.
Namun tak di sangka rencananya gagal total. Ia sendiri sampai tidak tahu di
mana keberadaan Chunji sekarang.
“Sudah
lama sekali kita tidak bertemu, Ricky.” Pemuda bernama Niel tadi sudah berdiri
dan memeluk Ricky beberapa saat. “Aku cukup merindukanmu.”
Ricky
hanya menatap Nie, datar. “Sejak kapan kau kembali?”
Niel
menepuk pundak Ricky dan mengajak pemuda itu untuk duduk. “Baru beberapa
minggu.” Kemudian suasana hening sesaat. “Aku juga sempat bertemu dengan Chunji
tadi.”
Mendengar
Niel menyebut nama Chunji, Ricky segera melirik Hye Ra dan menuntut penjelasan.
“Chunji
tiba-tiba membatalkan janjinya. Dia bilang ada urusan mendadak,” jelas Hye Ra
yang sudah menangkap maksud tatapan Ricky.
*_To_Be_Continue_*
OMO!!
BalasHapuskenapa Hye Ra jadi Playgirl di situ??
tadinya sempet kesel saa Hye Ra, gara2 semuanya dipacarin tapi cuma sampe 1 bulan doang..
tapi lama2 jadi kasian.. :)
Chunji romantis banget..
mau dong jadi pacar Chunji.. hihihi