Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast : Infinite (Sungyeol, Hoya, Sunggyu,
Myungsoo,
Dongwoo, Woohyun, Sungjong)
Original cast :
Hye Ra, Haesa, Eun Gi
Support cast :
(Boy Friend) Jeongmin, Hyunseong, Minwoo,
Donghyun, Youngmin, Kwangmin
Genre
: romance, family
Length : part
***
Hye
Ra duduk di samping Myungsoo. Mereka sampai malam menemani Minwoo di rumah
sakit.
Myungsoo
menoleh sambil berujar, “kau sudah menghubungi Sunggyu hyung?”
Hye
Ra masih mengotak-atik ponselnya. Ia melirik sekilas. “Dia masih ada urusan di
kampusnya.” Tak lama Hye Ra berdiri dan sedikit menjauh dari tempat Myungsoo
duduk menuju jendela di ruangan rawat Minwoo. Gadis itu tengah menghubungi
seseorang.
Sementara
di tempat berbeda. Woohyun tampak mematikan lampu dapur di café Sunggyu, lalu
berjalan ke luar tepat bersamaan saat ponselnya bergetar. Sebuah panggilan dari
Hye Ra. “Halo…” sapanya.
“Oppa,
kau masih di café?” Tanya Hye Ra yang berada di rumah sakit.
“Iya,
aku baru akan pulang. Ada apa? Sunggyu hyung sudah pulang?” Woohyun balik
bertanya sambil mengedarkan pandangan ke seluruh meja dan kursi yang sudah
tertata rapih. Namun ia menangkap sosok Sungyeol di ujung ruangan sedang
membereskan beberapa kursi yang tersisa. Pemuda itu juga tampak sudah rapih.
“Aku
masih di rumah sakit menemani Myungsoo. Minwoo cedera pas latihan bola tadi
sore. Dan ada buku yang aku harus ambil di café. Bisakah oppa menungguku
sebentar? Aku akan ke sana sekarang.”
“Tapi
Hye Ra… halo…” Woohyun menatap layar ponselnya. Dan ternyata Hye Ra sudah
memutuskan sambungannya. Pemuda itu memasukan ponselnya ke dalam saku jins
dengan kesal.
Sungyeol
yang baru selesai dengan pekerjaannya, menatap Woohyun penuh Tanya. “Kau
kenapa, hyung?”
“Mana
Jeongmin dan Hyunseong?” Woohyun balik bertanya.
“Baru
saja pulang.”
Woohyun
tampak berdecak kecewa. “Baru saja aku ingin meminta bantuannya.”
“Kau
butuh bantuan apa, hyung? Mungkin aku bisa menggantikan Jeongmin dan
Hyunseong?” tawar Sungyeol.
Awalnya
Woohyun menatap Sungyeol ragu. Terlebih pemuda itu baru hari ini mulai bekerja
di sana. “Aku ingin menyuruh mereka menggantikanku menunggu Hye Ra. Anak itu
mau mengambil buku katanya. Tapi aku tak bisa untuk hari ini.”
Sungyeol
melirik arlojinya. “Ku rasa aku masih memiliki banyak waktu untuk menunggunya.”
Woohyun
berpikir sejenak. “Apa kau tidak keberatan?” Tanya Woohyun untuk memastikan.
“Sudahlah,
hyung. Aku tidak akan berbuat yang macam-macam,” canda Sungyeol dan Woohyun
hanya tertawa menanggapinya. “Nanti akan ku berikan kunci café padanya.”
“Terima
kasih banyak,” ujar Woohyun sebelum meninggalkan Sungyeol seorang diri di café.
***
Naekkeo haja, naega neol
saranghae, eo?
Naega neol geokjeonghae, eo
Naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge
Naekkeo haja, niga nal aljanha, eo? niga nal bwat janha, eo
Naega neol kkeut kkaji, jikyeo julge
Naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge
Naekkeo haja, niga nal aljanha, eo? niga nal bwat janha, eo
Naega neol kkeut kkaji, jikyeo julge
(‘Be Mine’ :
Infinite)
Sungyeol
sengaja memutar lagu melalui ponselnya untuk memecah keheningan café setelah
Woohyun meninggalkan tempat itu. Kerap kali ia melirik ke arah pintu masuk,
lalu memeriksa jam arlojinya. Ia sudah menunggu selama 15 menit. Dan Hye Ra
sama sekali belum memunculkan diri.
Tiba-tiba
ia teringat tumpukan buku milik Hye Ra di kolong meja bar. Ada sebuah novel
yang ia lihat. Dan kini Sungyeol berniat meminjamnya untuk dibaca. Buku
tersebut berada di tumpukan teratas. Sungyeol masih berlutut di bawah, menatap
cover buku berjudul ‘Kris Without Wings’.
Tak
lama terdengar pintu terbuka di susul suara seorang gadis beserta langkah yang
terdengar semakin mendekat. “Oppa maaf merepotkanmu.”
Sungyeol
segera menegakkan badannya dan masih memegang buku tadi tepat ketika Hye Ra
sudah berada dihadapannya.
Would you be my
girlfriend? Oh...
Nan neoui Boyfriend… Nan neoui Boyfriend
Neon neoui Girlfriend… Neon neoui Girlfriend
Gue eotteon mueotbodado nunbusin neoruel gajgodo
Maeil nan bappa (Bappa) ni mameun apa (Apa)
Nae sarang byeonhaji anha neo malgo boiji anha
Ireon nae mameul wae jakku mollajuneunde
Nan neoui Boyfriend… Nan neoui Boyfriend
Neon neoui Girlfriend… Neon neoui Girlfriend
Gue eotteon mueotbodado nunbusin neoruel gajgodo
Maeil nan bappa (Bappa) ni mameun apa (Apa)
Nae sarang byeonhaji anha neo malgo boiji anha
Ireon nae mameul wae jakku mollajuneunde
(‘Boyfriend’ : Boyfriend)
Lagu
dari ponsel Sungyeol berganti seakan mengiringi pertemuan pertama mereka.
“Kau
karyawan baru oppaku?” pertanyaan Hye Ra membuyarkan lamunan Sungyeol.
“Ah,
iya… Namaku Sungyeol,” ujar pemuda itu sedikit gugup. Tiba-tiba saja
jangtungnya berdegup dua kali lebih cepat.
Hye Ra tersenyum dan sukses membekukan Sungyeol. “Aku Hye
Ra.” Gadis itu mengulurkan tangannya. Masih dengan kondisi gugup, Sungyeol
memaksakan diri untuk membalas uluran tangan Hye Ra. “Hmm… bagaimana aku harus
memanggilmu? Apa aku boleh memanggil oppa saja?”
“Terserah kau,” ujar Sungyeol pasrah.
Lagi-lagi Hye Ra tersenyum. Lalu gadis itu segera menuju
buku-bukunya yang berada di bawah meja bar. Setelah itu, Hye Ra kembali bangkit
dan mendapati Sungyeol masih mengawasinya.
“Terima kasih telah menungguku, dan maaf jika aku merepotkan.
Terlebih di pertemuan pertama kita hari ini.”
Entah dasar apa, senyum Sungyeol tampak sedikit memudar
setelah mendengar Hye Ra bicara seperti itu. Pemuda itu tersadar ketika Hye Ra
sudah memasukkan buku yang ia cari ke dalam tas.
“Aku tau Sunggyu hyung belum pulang. Tapi, apa kau sudah
makan?” Tanya Sungyeol. Namun sedetik kemudian, ia menyesal dan merutuki
ucapannya. “Apa yang kau pikirkan
Sungyeol? Dia adik boss mu!”
Ragu-ragu Hye Ra berpikir. “Apa kau mau menemaniku?”
***
Di tempat berbeda, Sunggyu tampak bersama seseorang di sebuah
restoran. Di hadapannya ada seorang pemuda tampan yang berpenampilan seperti
dokter. Pemuda itu memang seorang dokter muda. Namanya Donghyun.
“Ada apa kau mengajakku bertemu malam-malam begini? Dan di
mana Hye Ra? Kau meninggalkannya sendirian?”
Sunggyu mendongak. “Kau tulus mengkhawatirkan adikku?” pemuda
itu justru balik bertanya. Namun tampak seperti ia sendiri ragu akan
pertanyaannya.
“Hye Ra sudah seperti adikku sendiri,” ujar Donghyun.
Kali ini Sunggyu terlihat kecewa. Dengan malas ia
menyandarkan tubuhnya ke kursi. Lalu terdengar desahan napas panjang sari
Sunggyu.
Donghyun menatap Sunggyu penuh selidik. “Sebenarnya apa yang
terjadi padamu?”
Sunggyu menegakkan badannya kalu mendekatkan wajah ke arahh
Donghyun sehingga mereka kini saling tatap. “Kau sudah memiliki kekasih?”
Donghyun tak langsung menjawab. Terlalu banyak pertanyaan
yang berkelabat di benaknya tentang apa yang terjadi pada Sunggyu sekarang.
“Kalau ternyata belum, kau mau apa? Menjadikanku kekasihmu? Maaf, aku masih
normal.”
“Kau pikir aku bukan pria normal?” protes Sunggyu tak terima.
“Lantas, apa yang ingin kau bicarakan?” paksa Donghyun yang
sudah mulai tak sabar.
Sunggyu mengusap tengkuknya. “Aku ingin mencarikan kekasih
untuk Hye Ra.” Sunggyu cepat-cepat melanjutkan ucapannya sebelum Donghyun
kembali melancarkan komentar. “Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini, tapi aku
juga butuh seseorang di sampingku. Aku tidak bisa selamanya mengawasi Hye Ra.”
Donghyun tampak mengerti dengan kondisi Sunggyu. Memang berat
menjadi seorang Sunggyu yang harus menjaga adiknya seorang diri.
“Apa kau yakin?” Tanya Donghyun memastikan.
“Maka dari itu aku ingin mencarikan pria yang pantas untuk
adikku. Dan ku rasa pemuda itu adalah kau, hyung.”
“Apa?” pekik Donghyun memastikan bahwa ia tak salah
mendengar. “Kau ingin menjodohkanku dengan adikmu?”
Sunggyu kembali kecewa. “Jadi kau tidak mau?”
“Bukan begitu,” Donghyun menjadi serba salah. “Tapi, apa kau
pikir Hye Ra akan setuju? Umurku bahkan lebih tua darimu.”
“Kita tidak pernah tau jika tidak mencoba. Lagi pula kau
hanya lebih tua setahun dariku,” Sunggyu tetap bersikeras dengan rencananya.
“Jadi kau setuju?” sambar Sungyyu sebelum Donghyun sempat melancarkan protes.
Dan Donghyun hanya bisa menahan kesal seorang diri.
***
Sungyeol memeriksa isi lemari. “Sepertinya kau kurang
beruntung hari ini.”
Hye Ra menutup pintu kulkas lalu berbalik dan membawa ke luar
kotak berisi bumbu dapur.
“Hanya tersisa ini,” ujar Sungyeol sambil menunjukkan dua
bungkus mie instan.
“Sudahlah, kita bisa membuatnya menjadi lebih special.”
Beberapa saat kemudian, mereka sibuk dengan kegiatan
masing-masing. Hye Ra menyiapkan kompor dan peralatan masak yang lain.
Sementara Sungyeol sibuk dengan bahan-bahan yang akan mereka olah.
Saat melirik Sungyeol, Hye Ra tertegun sesaat. Tapi kemudian
ia tersadar dan justru memperhatikan gerak-gerik Sungyeol saat bekerja. “Kau
suka masak?”
Sungyeol menghentikan sesaat kegiatannya untuk menoleh ke
arah gadis itu, sesaat. “Aku hanya suka membantu ibuku memasak.” Hening
beberapa waktu. Dan Sungyeol menyadari perubahan aura dari Hye Ra. Saat
menoleh, Sungyeol mendapati gadis itu seperti tertunduk. “Maaf… Aku tak bermaksud
mengingatkanmu tentang…” Sungyeol tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
Hye Ra memaksakan senyumnya terbentuk. “Aku baik-baik saja.
Kau tidak perlu merasa bersalah.”
Tapi tetap saja Sungyeol tak bisa mengelak bahwa hatinya
sakit melihat kesedihan yang terpancar dari wajah Hye Ra. Tiba-tiba suasana
canggung menguasai keduanya.
“Kalau kau tak keberatan, maukah kau bertemu ibuku? Beliau
pasti akan sangat senang. Dia sangat menginginkan anak perempuan.”
“Banarkah?” Tanya Hye Ra penuh semangat. “Kau harus menepati
janjimu ya, oppa.”
Beberapa menit kemudian, mereka menikmati makan malam
seadanya namun di sajikan sespesial mungkin. Mereka juga tak berpindah tempat.
Masih tetap di dapur karena sebelumnya Chanyeol membawakan kursi dari luar.
Selama menikmati makanan masing-masing, tak ada sepatah
katapun yang ke luar dari bibir mereka. Sungyeol dan Hye Ra pura-pura sibuk
dengan makanan meski sebenarnya mereka tak suka dengan suasana canggung seperti
ini. Terlebih Hye Ra. Bahkan dia bisa mengakrabkan diri dengan Woohyun,
Hyunseong, Jeongmin serta karyawan lain yang bekerja di café ini.
Jikyeobwa wat janha ni sarangeul
gin ibyeoreul
Neul sangcheo badeul ba en nan ge na, ah
Kkok baro bwa, uneunge shilheoseo geurae
Apeunge himdeureo geurae, geureon neol bolttae mada
Neul sangcheo badeul ba en nan ge na, ah
Kkok baro bwa, uneunge shilheoseo geurae
Apeunge himdeureo geurae, geureon neol bolttae mada
(‘Be Mine’ : Infinite)
Secara
spontan Hye Ra dan Sungyeol memeriksa tas masing-masing setelah mendengar suara
dering ponsel. Setelah mendapat apa yang mereka cari, Sungyeol dan Hye Ra
saling tatap. Sedetik kemudian mereka tersenyum geli karena ternyata mereka
menggunakan sebuah lagu yang sama sebagai nada dering. Dan juga ada sebuah
panggilan masuk di ponsel mereka di waktu yang nyaris bersamaan. Setelah itu
Sungyeol lebih memilih menerima panggilannya di luar.
“Iya
oppa,” seru Hye Ra pada seseorang melalui ponselnya. Dari Sunggyu.
“Kau
di mana?” Tanya Sunggyu yang saat ini tengah mengemudikan mobilnya.
“Di
café. Ada buku yang harus aku ambil.”
Sunggyu
tampak tak bertanya karena ia fikir biasanya Woohyun yang rela menemani adiknya
di sana. “Aku masih di jalan dan sepertinya masih cukup jauh. Kau minta tolong
di antar Woohyun saja jika ingin pulang, oke. Sudah ya,” Sunggyu memutuskan
sambungan telponnya secara sepihak. Ia sadar tak baik jika menerima telpon
ketika mengemudi meski sebenarnya ia yang menelpon Hye Ra.
Hye
Ra menjauhkan ponselnya dari telinga. “Woohyun oppa bahkan sudah pulang dari
tadi,” gumamnya.
***
Sungyeol mengunci pintu café dari luar. Lalu ia menyerahkan
kunci café pada Hye Ra. “Ini sudah malam. Ku antar pulang ya,” tawar Sungyeol
dan tak ingin ada penolakan. Sebelum Hye Ra merespon, Sungyeol sudah lebih dulu
menuju motornya yang terparkir tepat di depan café. Sungyeol menyalakan mesin
motornya lalu melirik Hye Ra yang masih berdiri di tempatnya. “Kau takut ku
culik?” goda Sungyeol sambil tersenyum.
Ini sudah cukup malam. Dan mau tak mau, Hye Ra tetap menerima
niat baik Sungyeol yang sudah mau mengantarnya. Beberapa menit kemudian mereka
sampai di depan sebuah rumah, tidak terlalu besar namun terlihat cukup nyaman
untuk ditempati. Dan halamannya cukup untuk memuat satu mobi.
“Sepertinya Sunggyu hyung belum pulang?” seru Sungyeol yang
melihat keadaan rumah masih tampak gelap. “Tak masalah jika kau ku tinggal?”
Hye Ra sudah turun dari boncengan motor Sungyeol. “Jangan
khawatir. Sunggyu oppa pasti sudah dekat,” ujarnya untuk menghilangkan
kekhawatiran Sungyeol.
Sungyeol terpaksa mengangguk meski sebenarnya ia masih ingin
di sana dan memastikan sendiri sampai Sunggyu pulang. Dengan berat hati
Sungyeol kembali menyalakan mesin motor lalu berpamitan untuk pulang.
Hye Ra segera masuk ke dalam. Saat akan menutup pagar, sebuah
mobil datang dan Hye Ra justru membuka pagar lebih lebar lagi karena itu mobil
Sunggyu.
“Kau baru sampai?” selidik Sunggyu saat ke luar dari mobil.
Ia menatap adiknya intens karena rentang waktu saat ia menelpon tadi sudah
cukup lama. Sedangkan jarak antara rumah dan café paling tidak hanya memakan
waktu sekitar 10 menit.
“Aku makan dulu di café,” jelas Hye Ra seolah mengerti maksud
pembicaraan Sunggyu. Lalu segera melesat ke dalam sebelum Sunggyu membahas
Woohyun. Karena yang dipikirkan pemuda itu pasti adiknya di antar oleh Woohyun.
Cepat-cepat Hye Ra menghilang ke dalam kamar lalu
menghempaskan tubuh ke kasur. Hanya sesaat hingga akhirnya ia kembali bangkit.
Hye Ra membuka laci meja di samping tempat tidurnya. Menjulurkan tangan hingga
tempat yang lebih dalam. Di sana ia menemukan sebuah jam tangan sport berwarna
hitam yang sudah rusak tercebur karena masih tersisa air di dalamnya.
*Flash back (2 tahun
lalu)*
Hye Ra menangis di bangku area kolam renang sekolah lamanya. Ia
menatap sebuah kalung dengan cincin sebagai liontinnya. Itu hadiah ulang tahun
dari ibunya sebelum beliau meninggal beberapa hari yang lalu. Hye Ra bangkit
dan berniat meninggalkan tempat itu. Ia masih saja berusaha menghilangkan sisa
air mata di wajahnya. Hingga saat berbelok, ia tak tau jika ada seorang pemuda
yang berjalan ke arah berlawanan, lalu mereka sedikit bertabrakan.
Kalung berliontin cincin milik Hye Ra sampai terpental ke
dalam kolam. Karena benda itu terlalu berharga, Hye Ra tanpa pikir panjang
menceburkan diri ke dalam kolam untuk mengambilnya. Ia tidak sadar jika kolam
yang ia masuki adalah bagian yang terdalam.
“Hye Ra!” pekik pemuda tadi dan langsung menyusul Hye Ra
masuk ke dalam kolam untuk menyelamatkan gadis itu yang hampir tenggelam.
Setelah berhasil membawa Hye Ra ke luar dari kolam, gadis itu
tampak tak sadarkan diri. Ketika sadar, Hye Ra telah berbaring di ruang kesehatan.
Di sana ia hanya menemukan seorang siswi, teman sekelasnya.
“Kau baik-baik saja?” Tanya gadis itu pada Hye Ra.
“Siapa yang menolongku tadi?” Hye Ra balik bertanya.
Gadis tadi hanya menggeleng. “Tapi aku mendengar
teman-temannya memanggil dia ‘Sungyeol’.”
Setelah kejadian itu Hye Ra tidak pernah bertemu dengan
pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya. Karena itu hari terakhir ia
bersekolah di sana. Yang tersisa dari pemua itu hanyalah jam tangan yang
tertinggal di ruang kesehatan dan… sebelum membawa Hye Ra ke ruang kesehatan,
pemuda tadi sempat memberikan Hye Ra sebuah napas buatan sebagai usaha
pertolongan pertama.
*flashback end*
***
Hye Ra berlari menuju kelasnya. Bukan karena hari ini ia
terlambat, tapi ia sangat ingin cepat-cepat bertemu dengan Myungsoo. Namun saat
baru sampai, Hoya tampak lebih dulu mengalihkan perhatiannya.
“Hye Ra,” Hoya memanggil gadis itu.
Tentu saja Hye Ra langsung merespon karena yang memanggil
adalah Hoya. “Iya.” Gadis itu pun berbelok ke tempat Hoya berada.
“Kemarin ada yang menitipkan ini,” Hoya menyodorkan sepaket
buku pelajaran beserta beberapa alat tulis milik Hye Ra. “Sepertinya kemarin tertinggal
di perpustakaan.”
Hye Ra baru ingat. Kemarin ia terlalu panic karena Minwoo,
hingga akhirnya ia hanya sempat menyambar ranselnya. “Terima kasih,” serunya.
Gadis itu masih berdiri di sana tanpa melakukan apa-apa.
Tak lama tampak Haesa dan Sungjong datang. Gadis itu langsung
menuju kursinya di samping Hoya. Dengan terpaksa Hye Ra lebih memilih meninggalkan
tempat itu. Lagi pula, ada yang ingin ia ceritakan pada Myungsoo.
Hye Ra menghempaskan ranselnya. “Bagaimana keadaan Minwoo?”
“Hari ini dia akan pulang. Dan sepertinya setelah istirahat
nanti aku akan ijin tidak mengikuti pelajaran.”
“Aku ikut,” paksa Hye Ra sambil memegang bahu Myungsoo bahkan
sampai pemuda itu cukup terkejut.
“Kau mau melihat Sunggyu hyung menghajarku?” protes Myungsoo.
Hye Ra menolehkan wajahnya dari wajah Myungsoo dengan raut
wajah kesal.
***
Karena semalam ia sudah menyelesaikan pekerjaannya, pagi ini
Sungyeol bisa sedikit bersantai. Ia mencoba duduk di kursi yang menurut
informasi dari Woohyun, biasa di tempati Hye Ra jika berada di café. Novel
‘Kris Without Wings’ juga tergeletak di atas meja bar. Ternyata semalam ia
meninggalkan buku itu di sana sebelum menemani Hye Ra makan di dapur.
Hyunseong yang baru datang, menghampiri Sungyeol dari luar
meja bar. “Kau baca buku itu juga?” tegurnya.
Sungyeol mendongak untuk menatap wajah rekan kerjanya itu.
“Aku baru melihatnya semalam. Ini milik adiknya Sunggyu hyung. Apa kau sudah
membacanya?”
“Aku tidak punya banyak waktu untuk membaca,” ujar Hyunseong
menyombongkan diri. Tentu saja itu hanya candaan kecil karena Hyunseong bicara
sambil diiringi tawanya. “Hye Ra pernah menceritakannya padaku, tapi aku sudah
lupa. Jika tak keberatan, kau yang membaca. Dan setelah selesai, kau ceritakan
padaku.” Hyunseong menunjukkan puppy eyes-nya yang aneh.
“Aku tidak terlalu suka cerita romance,” seru Sungyeol sambil
menunjukkan tatapan menyesal karena tidak bisa mewujudkan keinginan kecil dari
Hyunseong. Saat ia ingin meletakkan kembali buku itu, Hyunseong menahannya.
“Lihat dulu sinopsisnya, itu bukan cerita romance. Tapi lebih
ke friendship dan brothership gitu.” Hyunseong berkata setengah merayu. Karena
nyatanya buku itu memang bukan kisah romance.
“Nanti akan ku pinjam,” kata Sungyeol akhirnya membuat
Hyunseong tersenyum puas.
“Ku tunggu ceritanya.” Hyunseong menepuk-nepuk pundak Sungyeol
sebelum melesat ke dalam.
Sungyeol membalikkan buku hendak membaca synopsis di bagian
belakang buku. Belum sempat Sungyeol membaca, ia mendengar seseorang
memanggilnya.
“Sungyeol.”
Saat menoleh, ia mendapati Woohyun memanggilnya dari jendela
tanpa kaca tempat biasa Woohyun memberikan masakan yang harus di antar ke
pelanggan. “Iya, hyung.”
“Tolong buatkan segelas cappuchino hangat dan tolong antarkan
ke ruangan Sunggyu hyung,” pesan Woohyun dan tanpa buang waktu, langsung saja
dikerjakan oleh Sungyeol.
Sedetik kemudian Sungyeol segera berkutat dengan mesin
pembuat kopi.
“Kau sedang membuat apa?” tegur Jeongmin yang baru saja
sampai. “Apa itu untuk Sunggyu hyung?” tebaknya.
“Iya.” Sungyeol hanya menoleh sekilas karena ia harus
menyelesaikan pesanan dari Sunggyu hyung. “Apa kau juga mau mencoba minuman
buatanku?”
“Nanti saja. Karena jika kau membuatkan minuman hanya
untukku, Hyunseong pasti akan mengamuk ingin dibuatkan juga.”
Sungyeol terkekeh mendengar cerita Jeongmin tentang
Hyunseong. Bukan hanya Woohyun yang berpendapat, tapi beberapa karyawan lain
juga menganggap Jeongmin dan Hyunseong sangat dekat.
“Nanti katakan saja jika kalian ingin,” ujar Sungyeol sebelum
mengantarkan minuman milik Sunggyu ke dalam.
***
hahahaha
BalasHapusemang dasar author yeee...
novelnya ujung2nya KWW juga.. wkwkwk
tp gpp, itung2 juga promosi juga.. hihihi
oh jadi Hye Ra dulu pernah ditolongin Sungyeol pas di kolam renang??
gak sekedar promosiin Kris Without Wings juga kok... itu nanti akan terlibat juga...
BalasHapusoiya, kalo pas Sungyeol nolongin Hye Ra yg tenggelam itu kejadiannya pas 2 tahun lalu, kira2 Sungyeol kelas 3 SMA, Hye Ra nya kelas 1...
BalasHapusdan setelah itu Hye Ra pindah sekolah, jadi mereka belom sempet ketemu lagi...
owh...
BalasHapuspantesan..
jangan bilang nanti ada yang sebagian ambil cerita dari situ lagi...
oh..
jadi mereka ber 2 ade dan kakak kelas yah??
knp Hye Ra tiba2 pindah sekolah??
ya nggak lah... jelas2 genrenya aja beda, brothership sama teen romance...
BalasHapuswaktu di part awal, Woohyun kan bilang ke Sungyeol kalo Hye Ra dan Sunggyu pindah ke rumah yg lebih kecil dari rumah mereka sebelumnya, gak lama setelah orang tua mereka meninggal...
kalo kayak gitu kemungkinannya, bisa aja sekolahnya Sungyeol lebih jauh dari rumah hye ra yg baru, jadinya dia pindah...
hehehehe
BalasHapusiya iya.. mianhae..
oh iye bener..
mian yah.. sangking seriusnya baca sampe otaknya kadang2.. hahaha
dan kayanya Sungyeol itu pas Hye Ra pindah masih memendam rasa yang sangat dalam dong yah??
dalem banget...
BalasHapusbaru aja bisa deket dan punya alasan buat deketin setelah insiden itu, eh malah gak kesampean...
ahahahaha
BalasHapusdalam banget banget banget...
iye bener.. dia keburu pindah deh..
kasian yah Sungyeol..
sini sini sama aku ajah.. kalo kata author.. *puk puk puk*
hihihihi
ahahaha... gomawo readers... tau aja maunya author...
BalasHapushahhahaha
BalasHapuschanmaneyo..weits iya dong, apa sih yang ga tau tentang author??
hihihi
dah sekarang Yeoli nya ke author dulu yah.. soalnya aku lagi sama Minwoo... :)
yak!!!
BalasHapushmm... author mau ama main cast yang lain...
hahahaha
BalasHapusauthor ngamuk.. wkwkwkwk
mau ama siapa?? Hyunseong? Woohyun? Hoya? Sunggyu? Myungsoo? Dongwoo?
Jeongmin? Donghyun? Youngmin? Kwangmin?
ama si kembar Jo Twins...
BalasHapusjiah..
BalasHapusjangan donk.. mereka kan masih dibawah umur, mereka blm pantes dipanggil appa.. ahahahahaha