Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun (2PM)
·
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan (Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support
cast :
·
Yong Hwa (CN Blue)
·
Yoona (SNSD)
·
Minho (SHINee)
·
Yunho (TVXQ)
·
Sungmin (Super Junior)
Genre : romance
Length : part
***
Setelah
Yong Hwa pergi, Minho yang menggantikan pemuda itu menemani Hye Ra di taman. Ia
mengajak adiknya itu untuk duduk.
“Sekarang
tepati janji!” seru Hye Ra yang sudah menengadahkan tangan kanannya ke hadapan
Minho. Pemuda itu justru melempar tatapan heran dengan apa yang dilakukan
adiknya. Hye Ra memutar mata tanda kesal. “Kunci apartmenmu!” tegasnya
mengingatkan.
“Oh,”
Minho mengangguk mengerti. Ia lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan
sebuah anak kunci.
Hye
Ra menatap curiga kunci yang kini berada dalam genggamannya. “Ini bukan kunci
apartmenmu!” protesnya karena merasa Minho tak menepati janji.
“Minggu
depan ayah dan ibu akan pulang. Aku sudah menjual apartmenku,” ujar Minho
enteng.
“Apa?”
pekik Hye Ra yang terkejut mendengar ucapan Minho. Sementara pemuda itu
merespon datar reaksi adiknya. “Tapi…” tak ada kata-kata yang bisa dilanjutkan
Hye Ra. Gadis itu hanya bisa menghembuskan napas keras. Percuma saja jika
memprotes apapun. Lagipula, ia juga tak akan bisa membeli kembali apartmen
Minho. Tapi tetap saja. “Oppa, kau merusak rencaku!”
Bukannya
merasa bersalah, Minho justru menertawai omelan adiknya sambil merangkul Hye Ra
untuk meredamkan amarah gadis itu. “Setidaknya kau tetap bisa menghindari
Doojoon, kan?” Hye Ra berusaha menghindari pelukan Minho dengan wajah cemberut.
“Hye Ra,” Minho berbisik di telinga adiknya. “Sepertinya ada dua orang yang mengawasi
kita.”
Hye
Ra mendongak dan mendapati seorang pemuda bersama seorang gadis mengawasi
mereka dari seberang kolam renang di dekat pintu masuk menuju dapur. Bisa
dipastikan gadis tersebut adalah Yoona.
Minho
berdiri sambil menarik tangan Hye Ra. “Kurasa mereka sudah sangat merindukan
kita.”
Awalnya
Hye Ra sedikit menolah ajakan Minho. Ia baru sadar jika pemuda bersama Yoona
itu adalah Joon. “Kau saja,” ujarnya malas. Hye Ra berusaha melepaskan tangan
kakaknya.
“Kenapa?”
Minho melirik. “Kau tidak ingin menemui Joon?”
Hye
Ra bingung harus memberikan alasan seperi apa untuk Minho. “Aku baru saja putus
dari Yong Hwa. Ku mohon kau jangan memojokkanku seperti itu.”
***
“Kedekatan
mereka membuatku iri.”
Joon
menoleh tajam mendengar kata-kata yang ke luar dari mulut Yoona. “Apa kau tidak
merasa cemburu melihat itu?” protes Joon karena Yoona tampak santai saja. Ia
lalu membuang kembali pandangannya.
Kali
ini giliran Yoona yang menatap Joon tajam. Namun sedetik kemudian ia justru
terkekeh melihat kekesalan yang ditunjukkan Joon. Terlebih saat pemuda itu
meminum air dari dalam gelasnya. Tampak seperti seorang yang tengah
meminum-minuman beralkohol. Padahal minuman itu hanya soft drink biasa.
“Jadi
selama ini, sejauh mana kedekatan kalian?”
“Selama
ini Siwan, Nichkhun, Luhan dan Sungmin hyung mengenal Hye Ra sebagai kekasih
Doojoon. Apa jadinya jika mereka tau aku mendekatinya secara terang-terangan?”
Joon memberi jeda sesaat dalam ucapannya. “Terlebih, Doojoon juga terpaksa
harus berpisah dengan kekasihnya.”
Yoona
menghela napas. “Iya, aku juga mendengar hal itu.”
“Jadi?
Siapa Minho? Apa dia mantan kekasih Hye Ra?” Joon tampak menuntut jawaban
membuat Yoona tersenyum geli.
Di
saat yang bersamaan, ternyata Minho telah berhasil mengajak Hye Ra untuk
menemui Joon bersama Yoona. Dan mereka sudah hampir sampai di hadapan Joon dan
Yoona.
“Aku
cemburu melihat kalian,” ujar Yoona pura-pura kesal karena Minho sama sekali
tak melepaskan genggaman tangannya pada Hye Ra. Yoona juga mengawasi Joon melalui
ekor matanya. Dan ia harus menahan tawa melihat ekspresi wajah Joon yang sulit
diartikan. Seperti orang bingung sekaligus cemburu.
Hye
Ra sendiri pura-pura tak senang dengan ucapan Yoona. “Minho kakakku. Kau punya
hak apa?” balas Hye Ra namun sedetik kemudian ia sudah tertawa.
Minho
ikut menertawai ucapan Hye Ra. Sementara Yoona curi-curi pandang melirik Joon. Seolah
ia telah memberi tau Joon kenyataan yang sebenarnya antara Hye Ra dan Minho.
“Sudahlah,
kau ingin oppaku?” Tanya Hye Ra, namun belum sempat Yoona menjawab, ia sudah
lebih dulu menggeser Minho agar lebih dekat dengan tempat Yoona berada. “Kau
bawa pulang saja, eon.”
Minho
tampak melotot mendengar ledekan adiknya.
“Kau
memang calon adik ipar yang pengertian,” goda Yoona sambil menyambar tangan
Minho dan membawa pemuda itu menjauh dari Joon dan Hye Ra.
Hye
Ra sendiri tampak tercengang. Terlebih ketika Minho menepuk pundak Joon seolah
ia tengah menyerahkan adiknya pada pemuda itu.
“Lalu?
Apa keberadaanku mengganggu?” ujar Joon memecah keheningan tak lama setelah
Yoona dan Minho menghilang ke dalam ruangan. “Jika memang iya, aku akan…” Joon
perlahan membalikkan badan seolah bersiap pergi.
Hye
Ra panic karena harus dituntut berpikir cepat. “Apa kau tega membiarkan aku
sendirian?”
Joon
tersenyum puas saat ia benar-benar telah memunggungi Hye Ra. Lalu ia kembali
berbalik dan menyembunyikan senyuman itu seakan tidak pernah terjadi apa-apa di
antara mereka. “Apa itu artinya kau mau menemaniku makan?” Tanya Joon setengah
menggoda sambil menengadahkan tangannya.
Hye
Ra melirik kesal. “Perlu kau tau. Aku baru saja putus dengan kekasihku. Dan ku
mohon, tolong jaga perasaanku.”
Senyuman
Joon semakin lebar meski Hye Ra telah berjalan lebih dulu. Setidaknya mulai
malam ini ia bisa mengenal Hye Ra lebih dekat tanpa harus memikirkan Doojoon
atau yang lainnya.
***
Suara
bel dorm ‘Blue Flame’ terdengar di tekan dengan tak sabar. Kebetulan Luhan yang
sudah bangun dan tengah berada di dapur, segera melesat untuk membukakan pintu.
“Oh,
Sungmin hyung.”
Sungmin
masuk dengan paksa. Bahkan ia sampai menubruk tubuh Luhan. “Jam berapa
hyung-hyungmu pulang semalam?” Tanya Sungmin. Menejer ‘Blue Flame’ itu tampak membawa
kabar tak menyenangkan.
Luhan
menyusul ke dalam lalu duduk berseberangan dengan menejernya itu. “Aku kurang
tau. Tapi yang pasti, Doojoon hyung pulang hampir tengah malam.”
“Panggil
semua hyungmu sekarang,” perintah Sungmin dan tak ingin dibantah. Ia sendiri bicara sambil sibuk dengan i-pad
ditangannya.
Dengan
malas Luhan kembali ke kamarnya. Ia memang berniat membangunkan Doojoon pertama
kali. Sesampainya di kamar, Luhan langsung menyibakkan selimut yang menutupi
Doojoon. “Hyung, bangun.” Luhan mengguncangkan tubuh Doojoon. “Ada Sungmin
hyung di depan. Ku rasa ada sesuatu yang akan dibicarakan.”
Doojoon
tampak membuka matanya dengan malas. “Paling masalah tour kita bulan depan,”
sahutnya enggan bangun lebih jauh. Ia bahkan hampir kembali menenggelamkan
tubuhnya jika Luhan tak cepat-cepat menjauhkan selimut dari jangkauan Doojoon.
“Hyung!
Cepat! Atau kau ingin Sungmin hyung yang membangunkanmu?” ancam Luhan yang
sukses membuat Doojoon membulatkan mata. “Kau ke kamar Joonie hyung. Biar aku
yang membangunkan Siwan hyung dan Nichkhun hyung.”
Beberapa
menit kemudian. Seluruh member ‘Blue Flame’ telah memenuhi ruang tengah. Sungmin
juga sengaja menyuruh Joon, Siwan dan Doojoon duduk di satu kursi panjang.
Sementara Nichkhun dan Luhan di tempat lain.
Sungmin
menatap lurus tiga pemuda yang duduk berseberangan dengannya. Joon, Siwan dan
Doojoon saling melempar tatapan penuh Tanya dengan Nichkhun dan Luhan.
“Di
antara kalian bertiga, siapa kekasih gadis bernama Hye Ra sebenarnya?” Tanya
Sungmin tajam.
“Hyung,
sebenarnya ada apa?” Siwan balik bertanya.
Belum
sempat ada yang merespon ucapan Siwan, Nichkhun tampak ikut sibuk dengan
ponselnya. Merasa ada sesuatu yang janggal, Joon yang melihat perubahan raut
wajah Nichkhun, meminjam paksa ponsel pemuda itu. Ada sebuah artikel baru dan
isinya cukup menggemparkan. Siwan yang duduk di samping Joon, ikut melihat isi
ponsel milik Nichkhun tersebut. Telah beredar foto-foto beberapa member ‘Blue
Flame’—sebut saja Joon, Siwan dan Doojoon—dengan seorang gadis yang sama. Terlebih,
tiga pemuda tersebut memang yang paling
jarang tertimpa gossip bersama seorang gadis. Dan gadis itu adalah Hye
Ra.
Gambar
pertama, tampak Joon bersama Hye Ra bergandengan tangan di sebuah supermarket. Tentu
saja foto itu waktu Joon tak sengaja bertemu Hye Ra serta Yoona yang bersama
Minho. Di lanjutkan foto Doojoon bersama Hye Ra di sebuah restoran. Serta foto
Siwan yang berboncengan dengan Hye Ra dalam satu sepeda motor. Dan terakhir,
terpampang foto Hye Ra bersama Yong Hwa. Bisa dipastikan focus utama dalam
artikel itu tertuju pada Hye Ra yang jika dinilai negative, berhasil
menggandeng tiga member ‘Blue Flame’ sekaligus.
“Hyung,
waktu itu aku hanya menjemput Hye Ra untuk menjenguk Doojoon yang sakit. Joon
juga melihat kami,” seru Siwan membela diri.
Sungmin
tampak tak ingin ambil pusing dengan pembelaan yang dilancarkan Siwan. “Yang
aku pertanyakan adalah, siapa gadis itu sebenarnya? Dan kenapa dia bisa bersama
kalian bertiga?” tak ada yang menjawab pertanyaan Siwan. Lalu Sungmin menatap
Doojoon. “Bukankah dia kekasihmu?”
Diam-diam
Luhan melirik artikel lain yang masih terpampang pada i-pad milik Sungmin.
“Maaf
jika aku terlah berbohong. Hye Ra bukan kekasihku,” ujar Doojoon membuat
pengakuan. Namun hanya Sungmin yang terkejut karena ternyata berita tersebut
telah sampai ke telinga member ‘Blue Flame’ yang lain sebelum adanya artikel
yang menjatuhkan Joon dan kawan-kawan tersebut.
Luhan
sendiri terlalu penasaran dengan artikel itu. Ia sampai merebut i-pad Sungmin
hanya untuk bisa melihat lebih jelas. “Hyung, bukankah ini gadis yang waktu
itu?” Tanya Luhan sambil menyodorkan i-pad pada Doojoon. Pemuda itu tampak
mengukir senyum melihat foto dirinya bersama Sung Hye.
Joon
tampak mengembalikan ponsel Nichkhun dan langsung kembali ditelusuri oleh
pemiliknya sampai Nichkhun juga akhirnya menemukan artikel yang sama dengan
yang di lihat Luhan. Saat menelusuri lebih jauh lagi, di sana juga terpampang
foto Joon bersama Yoona di taman dan juga foto Siwan di bagian bawah bersama
seorang gadis lain. Sepertinya itu adalah artikel lanjutan dari artikel
pertama.
“Ku
rasa ‘Blue Flame’ akan berada dalam masalah.” Semua tatapan tertuju pada
Nichkhun yang baru saja berbicara. Nichkhun sendiri langsung mendongak sambil
menatap satu-persatu wajah orang-orang yang sedang menatapnya. “Joon, Siwan,
Doojoon serta Hye Ra akan dianggap seorang player.”
Di
saat yang lain sibuk dengan pikiran masing-masing, hanya Joon yang masih
menatap Nichkhun seolah menuntut penjelasan dengan maksud ucapan Nichkhun tadi.
“Ada
yang memotretmun bersama Yoona di taman,” jelas Nichkhun.
“Hanya
kau yang belum membela diri.”
Joon
langsung menatap Sungmin karena memang hanya dia yang belum berkomentar
apa-apa. “Seperti yang kalian ketahui. Aku memang tidak pernah dekat dengan
seorang gadis. Tapi untukku, Yoona adalah gadis yang special. Aku bungkam
karena memang tak ada hubungan apapun di antara kami selain teman.”
“Lalu
Hye Ra?” desak Sungmin. Yang masih melekat dipikirannya adalah Hye Ra kekasih
Doojoon. Belum ada pernyataan yang merubah itu.
Terdengar
desahan nafas dari Joon. Ia kembali melirik Nichkhun yang memang mengetahui
sebagian rahasianya. “Aku menyukai gadis itu.”
Semua
tersentak mendengar pengakuan berani dari Joon. Tentu saja kecuali Nichkhun. “Lalu,
apakah kita harus membuat pengakuan di hadapan pers?” Nichkhun tampak
mengajukan saran.
“Aku
setuju, hyung. Sekalian, aku juga ingin mengumumkan hubunganku dengan Han Yoo
seperti kau dan Minjung noona,” ujar Luhan yang langsung mendukung usulan Nichkhun
tanpa pikir panjang.
Joon
bangkit berdiri. “Tunggu setelah aku bertemu dengan Hye Ra.” Lalu ia berniat
meninggalkan rapat dadakan tersebut.
“Aku
juga ingin bicara padanya,” seru Doojoon dan membuat Joon menoleh.
Joon
tampak mengangguk. “Kita harus bergerak cepat.”
“Masih
ada yang kalian sembunyikan dariku?” desak Sungmin tak lama setelah Doojoon
mengikuti Joon meninggalkan ruang tengah dorm ‘Blue Flame’.
***
Satu
jam kemudian, Joon dan Doojoon sudah melesat ke apartmen Hye Ra. Setelah
memarkirkan mobil, mereka tak langsung turun karena menyadari adanya wartawan
yang berkeliaran di sana. Doojoon mengambil kacamata hitam di dashboar mobil.
Ia menyerahkan satu pada Joon yang menyetir lalu memakai topi. Joon sendiri
segera memakai kacamata tersebut dan menaikkan hodienya untuk menutupi kepala.
“Ku
rasa mereka bergerak lebih cepat,” komentar Doojoon.
“Jika
mereka telah menemukan keberadaan Hye Ra…” Joon sedikit menggantungkan
ucapannya lalu menoleh.
“Apa
kau berfikir hal yang sama denganku?”
“Tapi
kita harus menyembunyikan Hye Ra di mana?” Joon balik bertanya. Namun Doojoon tak
menjawab karena ia melihat sosok Minho melintas dan tampak terburu-buru.
Tak lama kemudian, muncul
kumpulan wartawan yang tampak mulai meninggalkan apartmen tersebut. Joon dan
Doojoon saling tatap lalu mengangguk seolah mengerti satu sama lain. Mereka
akhirnya ke luar dari mobil sambil tetap berusaha menyembunyikan rahasia
mereka.
Sesampainya
di depan pintu apartmen Hye Ra, Doojoon segera menekan bel sambil mencoba menghubungi
seseorang.
“Ponsel
Hye Ra mati,” ujar Joon yang juga mencoba menelpon Hye Ra.
“Minho
hyung juga,” sahut Doojoon. “Ku rasa Hye Ra tak ada di dalam,” ujarnya frustasi
karena tak ada respon dari dalam. Namun tak hanya sampai di situ, Doojoon juga berusaha
menghubungi Yong Hwa.
Sementara
Joon tampak menghubungi Yoona. “Kau bersama Hye Ra?” desak Joon begitu mendapat
jawaban dari gadis itu. Raut wajah Joon berubah muram. Tampaknya ia tak
mendapatkan apa yang ia harapnkan. “Minho hyung juga tak bisa dihubungi… Kau
sudah lihat beritaku dan Hye Ra, kan? Mungkin sebentar lagi kau juga akan
terseret masalah.”
Di
sisi lain, Doojoon seperti hampir membanting ponselnya karena ia juga tak
mendapatkan hasil melalui Yong Hwa.
***
Minho
memarkirkan mobilnya sembarangan di halaman sebuah rumah yang cukup besar. Ia
segera melesat masuk dan menuju lantai dua. Minho lalu membuka sebuah kamar
lalu masuk ke dalamnya. Pemuda itu menyingkap selimut yang menutupi tubuh
adiknya, Hye Ra.
“Kenapa
tak bilang jika kau juga menghindari kejaran wartawan?”
Hye
Ra tak langsung merespon ucapan Minho. Ia sibuk mengusap matanya yang masih
terasa pedas. Hye Ra mencoba beradaptasi dengan cahaya sekitar. Samar-samar ia
melihat seorang pemuda sudah berdiri tepat di samping ranjang tempat ia tidur.
“Oppa?”
Minho
yang tak sabar, menarik adiknya turun dari ranjang lalu mengajaknya ke meja
tempat laptop Hye Ra berada. Setelah laptop menyala, Minho segera masuk ke
internet dan mencari berita menggemparkan pagi ini tentang adiknya dengan ‘Blue
Flame’.
“Tadi
pagi wartawan mencarimu di apartmen,” jelas Minho.
Hye
Ra menatap kakaknya dengan mata membulat sempurna. “Lalu, apa yang oppa katakan?”
“Aku
bilang aku tidak kenal denganmu. Dan aku baru saja pindah ke apartmen itu,”
cerita Minho tentang dustanya pada para wartawan.
Hye
Ra kembali ke tempat tidur dan duduk di tepinya. Berusaha berpikir jernih untuk
mencari jalan ke luar atas kasus tersebut. Terlebih masalah ini melibatkan
sebuah band besar sekelas ‘Blue Flame’.
“Temui
mereka.”
Hye
Ra mendongak, menatap kakaknya penuh arti. “Tapi, aku harus bicara apa pada
mereka? Aku belum siap bertemu Doojoon.”
Minho
menghembuskan napasnya, keras. “Ya sudah, tapi ku harap kau tidak kemana-mana.”
Hye
Ra hanya mengangguk mengerti.
***
Malam
harinya, ‘Blue Flame’ benar-benar menggelar konferensi pers di sebuah gedung. Seluruh
member ‘Blue Flame’ hadir, termasuk menejer mereka, Sungmin.
Komentar
dan pertanyaan-pertanyaan yang datang dari wartawan seputar berita miring
tentang kedekatang beberapa member ‘Blue Flame’ terhadap beberapa wanita. Dan
benar saja, bahkan ada yang mengatakan member ‘Blue Flame’ seorang player.
Doojoon
tampak mengambil alih suasana pertama kali. Tentu saja mereka telah
merencanakan ini sebelumnya. Pihak ‘Blue Flame’ juga telah menyediakan slide
foto-foto yang tengah menjadi pembicaraan. “Ini foto kekasih saya,” tunjuk
Doojoon pada layar dibelakangnya.
“Tapi
bukankah anda mengatakan bahwa gadis bernama Hye Ra adalah kekasih anda saat
acara ulang tahun ‘Blue Flame’?” sambar salah seorang wartawan.
Kali
ini Joon yang mengambil alih sebagai pembicara. Ia berusaha tetap menunjukkan
wajah dingin meski sebenarnya ia kesal setengah mati atas pertanyaan tersebut.
Meski saat itu acara ulang tahun ‘Blue Flame’ tertutup untuk umum, tapi tetap
saja akan tercium sampai luar.
“Bahkan aku sering mengaku-ngakui Minjung
sebagai kekasihku di depan member,” ujar Joon polos.
Gelak
tawa terjadi di antara deretan member ‘Blue Flame’.
“Bukankah
kita memang sering seperti itu?” protes Joon pada teman-temannya.
Luhan
melirik Siwan yang duduk cukup jauh dari tempatnya berada. “Hyung, apa aku
boleh meminta Soo In noona memasak untukku?”
Siwan
membulatkan mata dan sudah berdiri seakan siap menghajar Luhan. “Berarti jangan
salahkan jika aku bersama Hye Ra.” Tentu saja Joon tanpa sadar menyenggol
lengan Siwan sebagai tanda protes.
Tak
lama, acara konferensi pers selesai. Member ‘Blue Flame’ segera melesat ke
dalam.
“Ide
bagus, mengatakan kau pernah mengakui Minjung sebagai kekasihmu,” protes
Nichkhun. Meski terlihat biasa saja, tetapi Nichkhun harus menahan diri sampai
acara benar–benar selesai.
Siwan
merangkul Nichkhun sambil menahan tawanya. “Setidaknya Joon berhasil mengelabui
para wartawan itu. Lagipula, kita tidak benar-benar melakukan itu, kan?”
Satu-persatu
dari mereka duduk di kursi. “Tapi aku lega untuk hari ini,” ujar Luhan.
***
Tiga
hari berlalu setelah kejadian itu. Di saat yang bersamaan, ‘Blue Flame’ sedang
berada di luar kota. Dan siang itu, Joon tampak menelpon seseorang di balkon
hotel tempat ia dan ‘Blue Flame’ menginap. “Yoona ku mohon. Jangan berbohong
padaku. Tidak mungkin kau tidak tau di mana Hye Ra. Minho pasti akan
mengatakannya,” desak Joon yang mulai cukup frustasi perihal keberadaan Hye Ra.
Sementara
di tempat berbeda, Yoona menatap Minho bingung. Mereka tengah berada di rumah
keluarga Minho. Ia memang terpaksa berbohong pada Joon. “Minho juga sedang
sulit di hubungi akhir-akhir ini. Tapi aku akan segera mengabarkanku apapun
tentang Hye Ra.”
“Yoona
ku mohon, temukan Hye Ra.”
“Akan
ku usahakan,” ujar Yoona sesaat sebelum mengakhiri obrolannya dengan Joon
melalui telpon. Minho yang berada di sampingnya, merangkul Yoona.
“Eonnie,
maaf jika aku merepotkanmu.”
Yoona
dan Minho mendongak, dan mendapati Hye Ra telah duduk dihadapan mereka. Yoona
menatap Hye Ra lembut. “Jangan khawatir. Tapi ku harus tetap menemui mereka.”
Hye
Ra menunduk dan semakin murung. “Oppa, aku mendapat beasiswa kursus desain ke
Jepang. Dan aku akan berangkat besok pagi.”
“Kenapa
kau baru katakan sekarang?”
Yoona
mengusap lembut pundak Minho yang terlalu terkejut dengan berita yang
disampaikan Hye Ra.
“Berapa
lama kau di sana?” Tanya Yoona lembut mewakili Minho.
“Setengah
tahun.”
Minho
menghela napas untuk menenangkan diri. Ia tak bisa melarang apa yang diimpikan
adiknya itu. “Tiga bulan lagi aku sudah merencanakan pernikahanku dengan
Yoona…”
“Kau
tak usah khawatir oppa, aku akan datang.” Hye Ra menyelak ucapan Minho yang
belum selesai. “Dan maaf jika mendadak. Karena aku tau kau pasti akan
melarangku.”
“Kau
memang pintar membuatku tak bisa membantah keinginanmu,” ujar Minho pasrah.
Sementara Hye Ra terkekeh pelan lalu menghampiri Minho dan memeluk kakaknya
itu. Tak lupa, Minho juga merangkul Yoona.
Hye
Ra melepaskan pelukannya. “Hmm, eonnie.” Gadis itu melirik Yoona. “Kalau kau
bertemu Joon, tolong sampaikan maafku padanya. Dan mungkin aku baru akan
menghubunginya jika aku sudah sampai di Jepang.”
Yoona
mengusap lengan Hye Ra. “Joon pasti akan sangat merindukanku.”
“Jika
Joon atau Doojoon menghajarku karena tau aku menyembunyikanmu dari mereka, kau
harus langsung kembali ke sini, oke?” ancam Minho.
“Jika
memang itu terjadi, aku yang akan membalas mereka,” tantang Hye Ra.
“Apa
kau sudah bersiap-siap?” Tanya Yoona menengahi.
“Semua
sudah beres, aku hanya tinggal berangkat saja.”
Minho
menatap Hye Ra sambil mengusap kepala adiknya itu. “Aku pasti akan kesepian
tanpamu.”
Hye
Ra menyingkirkan tangan Minho seakan tak terima dengan perlakuan kakaknya itu. “Aku
hanya pergi selama beberapa bulan. Jika kau telah menikah, kau lah yang
meninggalkanku,” balas Hye Ra. “Sekarang, siapa yang jahat?”
Yoona
dan Minho saling tatap, bingung harus menjawab apa. Namun sedetik kemudian
mereka tertawa geli menyadari Hye Ra hanya menggoda mereka. Hye Ra pun ikut
tertawa.
***
hahaha
BalasHapusmasih ngakak baca yang pas bagian Luhan bilang gini:
"Luhan melirik Siwan yang duduk cukup jauh dari tempatnya berada. “Hyung, apa aku boleh meminta Soo In noona memasak untukku?”
yahhh...
Hye Ra nya mau ke Jepang..
gmna nasib Changsun ditinggal Hye Ra??
apakah dy akan galau lagi gara2 ditinggal Hye Ra??
changsun lebih galau kalo ditinggal author...
BalasHapusahahaha...
tunggu aja part selanjutnya...
aish mate...
BalasHapusbukannya author yah yang galau kalo ditinggal changsun??
owkeh..
ditunggu part selanjutnya.. hihihi