Author :
Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·
Siwan (Ze:a)
·
Nichkhun (2PM)
·
Doojoon (Beast/B2ST)
·
Luhan (Exo-M)
Original cast :
Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support
cast :
·
Yong Hwa (CN Blue)
·
Yoona (SNSD)
·
Minho (SHINee)
·
Yunho (TVXQ)
·
Sungmin (Super Junior)
Genre : romance
Length : part
***
Joon
menghentikan kegiatan makannya membuat Hye Ra sontak mendongak.
“Kau
sudah selesai?”
Joon
menghembuskan napas. “Jangan kau pikir aku tak memperhatikanmu. Kenapa kau
terlihat resah sejak tadi?”
“Hah?”
hanya itu kata yang diucapkan Hye Ra.
“Ku
mohon ceritalah padaku,” seru Joon sambil menyentuh punggung tangan Hye Ra.
Berusaha membuat gadis itu nyaman berada di dekatnya. “Kau kepikiran tentang
pertunangan Sung Hye?”
Hye
Ra sontak menatap Joon karena pemuda itu bisa menebak dengan pasti apa yang ia
pikirkan saat ini. Gadis itu buru-buru mengalihkan tatapannya. Tapi Joon justru
sama sekali tak ingin melepaskan Hye Ra dalam tatapannya.
“Kau
masih memiliki rasa pada Doojoon?”
Lagi-lagi
ucapan pemuda itu berhasil kembali menyita perhatian Hye Ra pada Joon.
“Ku
mohon jangan ingatkan aku pada hal itu. Aku sungguh-sungguh ingin melupakan
perasaanku padanya.”
“Lalu,
apa kau tidak ingin menyaksikan pertunangan Sung Hye?”
“Maksudmu?”
“Apa
kau tidak tau bahwa pertunangan Sung Hye dipercepat menjadi malam ini?”
Ucapan
Joon sukses membuat Hye Ra membulatkan mata. Gadis itu buru-buru berdiri.
“Kenapa kau tak bilang sejak tadi?” protesnya lalu meninggalkan pemuda itu di
sana.
“Hye
Ra tunggu!” teriak Joon sambil berusaha mengeluarkan uang dari dompetnya
secepat mungkin. Ia meninggalkan beberapa lembar uang di atas meja sebelum
benar-benar mengejar Hye Ra yang sudah berlari cukup jauh.
***
“Joonie
hyung!” seru Luhan penuh semangat membuat Nichkhun, Minjung dan Han Yoo ikut
menoleh setelah mendengar Luhan menyebut nama Joon. Mereka sedang ada di sebuah
pesta. Pesta pertunangan Sung Hye lebih tepatnya.
Joon
melangkah perlahan mendekati Nichkhun dan Luhan bersama kekasih mereka. Ia
menatap bingung karena dua temannya itu juga berada di sana. Di sampingnya,
Joon menggandeng tangan Hye Ra.
“Di
mana Doojoon dan Siwan?” Tanya Joon dengan tatapan mengedar.
Nichkhun
dan Luhan saling melempar tatapan, juga dengan dua gadis bersama mereka. Saling
memberi isyarat yang semakin membuat Joon dan Hye Ra bingung.
“Katakan!”
desak Joon tak sabar.
“Kakaknya
Soo In melahirkan. Siwan menemani gadis itu di rumah sakit,” jelas Nichkhun.
“Benarkah?”
pekik Hye Ra memastikan kebenaran pendengarannya. “Lalu Doojoon?”
“Hye
Ra, kau baru datang?” tegur seseorang sebelum Nichkhun, Luhan, Minjung ataupun
Han Yoo sempat menjawab pertanyaan Hye Ra. Pemuda yang di maksud telah lebih
dulu memunculkan dirinya bersama Sung Hye. “Kau juga, hyung?” kali ini
sapaannya tertuju untuk Joon.
“Kalian…”
seru Joon dan Hye Ra setengah tak percaya melihat pemandangan di hadapannya. Mereka
bahkan tak bisa berkomentar lebih saat melihat Doojoon yang datang sambil
menggandeng tangan Sung Hye.
*flashback*
Sung
Hye memejamkan mata untuk menangkan diri, tapi justru air matanya kembali
jatuh. Tangan Doojoon sudah bergerak sedikit, namun buru-buru ia tahan untuk
tidak menyeka air mata Sung Hye menggunakan tangannya sendiri.
“Yunho
membatalkan pertunangan kami.”
“Apa?”
pekik Doojoon setengah terkejut. Ia masih menahan diri untuk tidak terlalu cepat-cepat
mempercayai ucapan Sung Hye. Ia hanya ingin tak menjadi lebih sakit hati lagi
dari saat ini jika ternyata itu semua hanya lelucon yang dibuat Sung Hye untuk sekedar
menghiburnya. Dojoon menggeleng kuat, “tidak mungkin.”
“Apa
kau tidak ingin memperjuangkan ku? Memperjuangkan cinta kita?” Sung Hye menatap
Doojoon dengan air mata yang kembali deras. Bahkan riasan di wajahnya sudah
sedikit rusak akibat menangis sejak tadi.
Belum
ada respon positive yang ditunjukkan Doojoon.
Sung
Hye menyeka air matanya sebagai upaya agar ia behenti menangis. “Jika kau
benar-benar ingin melepaskanku, kau akan menyesal. Aku bersumpah sampai
kapanpun kau tidak akan bisa memilikiku!” ancam Sung Hye serius. Ia membalikkan
badan lalu meninggalkan Doojoon.
“Sung
Hye tunggu!” tentu saja Doojoon tak menyia-nyiakan waktu untuk mengejar
kekasihnya. Ia berusaha meraih tangan Sung Hye, namun gadis itu selalu
menepiskan. “Maafkan aku.”
Sung
Hye tak menjawab. Ia tetap melangkah secepat mungkin untuk menghindari Doojoon.
“Pergilah! Lupakan aku!” tentu saja Sung Hye merasa sakit mengatakan hal itu.
Ia sangat tidak ingin berpisah dengan Doojoon.
“Maaf,
Sung Hye. Aku tidak berniat…” ucapan Doojoon terputus saat merasakan tangan
Sung Hye menepiskan tangannya.
“Hyung…”
Doojoon
berbalik. Ia terkejut mendapati Nichkhun dan Luhan bersama kekasih mereka
berada di sana. Doojoon bahkan baru menyadari bahwa ia mengejar Sung Hye sampai
ke rumah gadis itu. “Kalian…” perhatian Doojoon langsung beralih saat merasakan
Sung Hye pergi dari sisinya. “Sung Hye!” Doojoon langsung mengejar gadis itu.
Luhan
melirik Nichkhun lalu mengangguk. Mereka mengejar Doojoon dan membiarkan
Minjung juga Han Yoo berjalan di belakang. Luhan dan Nichkhun menahan tubuh
Doojoon sebelum pemuda itu meraih tangan Sung Hye.
“Cepat
kau harus siap-siap!” seru Nichkun lalu menyeret Doojoon ke suatu tempat dan di
bantu oleh Luhan.
“Apa
yang kalian lakukan?” Doojoon memberontak. “Lepas! Aku ingin bertemu Sung Hye.”
“Nanti
juga kau akan bertemu Sung Hye noona, hyung!” jelas Luhan, namun Doojoon tak
mengerti maksud ucapan Luhan.
Nichkhun
memberikan Luhan isyarat agar kembali menyeret Doojoon. Dan akhirnya mereka
sampai di sebuah ruangan.
“Cepat
ganti kemeja kusutmu itu,” perintah Nichkhun hampir bersamaan saat Luhan
mendaratkan paksa stelan jas ke pelukan Doojoon.
“Ini
milik siapa? Kenapa kau berikan padaku?”
“Milik
Yunho. Kalau kau tidak mau menggantikannya bertunangan dengan Sung Hye noona,
biar aku saja,” goda Luhan yang sudah siap meninggalkan ruangan itu, namun
buru-buru Doojoon menarik belakang jas yang dikenakan Luhan.
“Kenapa
tidak katakan sejak tadi?” seru Doojoon polos.
Nichkhun
berdecak kesal. “Sepertinya kau sudah tertular penyakit tak peka milik Joon,”
cibirnya.
*flashback off*
“Kau
bilang aku tak peka?” protes keras dilancarkan Joon pada Nichkhun meski Luhan
yang tadi bercerita dibagian-bagian akhir.
“Oppa,
kau jangan merusak acara!” Minjung menghalangi tubuh kekasihnya dari jangkauan
Joon. Sementara Nichkhun sendiri hanya terkekeh menyaksikan kekesalan leadernya
itu.
***
“Pagi,
hyung.” Doojoon menyapa ceria kedatangan leadernya saat ia tengah sibuk
menyiapkan sarapan di dapur. “Kau ingin ku buatkan sesuatu?” tawarnya.
Joon
tak menjawab. Ia memilih duduk di kursi makan setelah mengambil segelas air
putih. Pemuda itu menatap Doojoon intens. “Sepertinya kau banyak berubah sejak
kejadian semalam,” seru Joon menyelidik.
Doojoon
terkekeh sambil berbalik dan membawa sepiring roti panggang ke hadapan Joon. Ia
duduk di samping leadernya. “Mungkin, aku sedang merasakan kebahagiaanku saat
ini.” Jelas bahagia, karena Doojoon telah mendapatkan cintanya kembali. “Bagaimana
hubunganmu dengan Hye Ra?”
Joon
perpikir terlebih dahulu sebelum menjawab.
“Sepertinya
kalian mulai dekat,” tebak Doojoon.
“Joon,
ada telpon untukmu.” Siwan masuk ke dapur sambil membawakan ponsel milik Joon.
“Apa
kalian sudah resmi berpacaran sekarang?” desak Doojoon karena ia sempat melihat
sekilas nama Hye Ra tertera di layar ponsel Joon.
Joon
lebih memilih mengabaikan Doojoon untuk segera menjawab telpon dari Hye Ra. Ia
juga sengaja meng-loadspeaker panggilannya. “Apa kau sudah sangat merindukanku
sehingga menelpon sepagi ini?”
Doojoon
dan Siwan saling melempar tatapan, jijik dengan rayuan maut pagi hari milik
Joon.
“Ini
bahkan sudah jam 10, Joon!” terdengar suara Hye Ra dari seberang sana. Mereka—Joon,
Siwan dan Doojoon—langsung menoleh kompak ke arah jam dinding yang berada di dapur.
“Ternyata
kita kesiangan,” seru Siwan terkekeh.
“Joon,
kau masih di sana,” tegur Hye Ra.
“Ah,
iya aku masih di sini,” Joon merespon ucapan Hye Ra, namun sedetik kemudian ia
melempar tatapan bingung pada Siwan dan Doojoon karena terdengar suara-suara
bising dari arah Hye Ra berada. “Kau di mana sekarang? Kenapa di sana ribut
sekali?”
Hye
Ra menyapu pandangannya ke sekeliling. Ia mencengkeram pegangan kopernya. Gadis
itu sudah berada di bandara. Di Jepang lebih tepatnya. “Aku di bandara,”
ujarnya lemah.
“Untuk
apa kau ke bandara?” Doojoon tak sabar untuk bertanya. “Apa Minho hyung akan ke
luar kota? Jadi kau yang mengantarnya ke bandara.”
Tiga
pemuda itu menunggu Hye Ra menjawab pertanyaan Doojoon.
“Aku
mendapat kursus desain selama setengah tahun di Jepang.”
“Apa?” pekik Joon, Siwan
dan Doojoon hampir bersamaan.
“Jangan
berbohong pada kami,” tuduh Doojoon yang tidak mempercayai perkataan Hye Ra.
Hye
Ra menghela napas. Ia sudah memperkirakan bahwa ini akan terjadi. “Kau bisa
tanyakan pada Minho oppa. Dan sekarang, ijinkan aku bicara hanya pada Joon.”
Joon
segera menyambar ponsel lalu mematikan loadspeakernya. Ia meninggalkan dapur
dan berjalan menuju balkon dorm mereka.
“Bagaimana
bisa kau ada di Jepang? Kita bahkan baru bertemu semalam,” cecar Joon yang
masih tidak terima jika gadis itu kini berada jauh darinya.
“Sebenarnya
sejak kemarin aku ingin meminta maaf padamu. Tapi aku takut kau tidak
memaafkanku.”
“Minta
maaf untuk apa? Jika aku tidak memaafkanmu, mungkin aku akan membiarkan kau sendirian
di rooftop kampus.”
Joon
tak menyadari bahwa Siwan, Nichkhun, Doojoon dan Luhan mengawasinya dari balik
pintu yang mengarah ke balkon. Mereka hanya menghela napas melihat Joon. Di
saat yang lain sudah memiliki cinta, hanya tinggal Joon seorang diri. Pemuda
itu bahkan harus ditinggal Hye Ra ke Jepang.
“Maaf
karena sejak pertama bertemu, aku menyusahkanmu. Bahkan aku membuat ‘Blue
Flame’ terkena masalah dengan foto-foto ku bersama mu, Doojoon dan Siwan oppa.”
Joon
sudah membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi ia tidak bisa mengatakan
sepatah katapun.
“Maaf
juga karena waktu itu aku sempat menghilang tak bertanggung jawab,” lanjut Hye
Ra.
Joon
menghela napas. Ia sudah tidak tau harus berkata apa lagi pada gadis itu. “Apa
tidak bisa lebih cepat dari setengah tahun?”
Hye
Ra tak tega mendengar permohonan Joon. Itu sebabnya mengapa ia tak ingin
mengatakan keberangkatannya ke Jepang pada siapapun termasuk pada Joon. Bisa
jadi gadis itu membatalkan keberangkatannya.
Joon
mengacak rambutnya, frustasi. Terlebih Hye Ra juga belum mengatakan apapun.
Joon memutuskan kembali ke dalam. Member ‘Blue Flame’ yang lain tampak
tersentak karena tertangkap mengawasi leader mereka. Tapi Joon justru tak
peduli. Ia sedikit menabrak pundak Luhan saat melangkah ke dalam.
Pemuda
itu langsung menuju kamar, melempar ponselnya ke kasur lalu membuka laci meja
di samping ranjangnya. Ia mengambil binder yang berisi jadwalnya bersama ‘Blue
Flame’.
“Joon,
kau baik-baik saja?” tegur Nichkhun yang merasa khawatir dengan keadaan
leadernya itu. Ia masuk ke kamar Joon bersama Siwan, Doojoon dan Luhan juga.
Joon
menoleh tajam. “Apa tidak ada jadwal kosong sampai dua bulan ke depan?”
“Bahkan
sebulan setelah itu jadwal kita sudah ditetapkan, hyung,” sambar Luhan.
“Hah?”
Joon duduk di tepi ranjangnya. “Jadwal ke Jepang juga tidak ada?”
“Daftar
tour Asia kita setelah penyelesaian album baru. Kita sekalian melakukan promosi
di sana,” jelas Siwan.
“Hyung,
Hye Ra hanya setengah tahun di sana. Kau bersabarlah.” Doojoon berusaha
menenangkan Joon, tapi yang ia dapat adalah sebalinya. Joon memberikannya
tatapan membunuh.
“Kau
bisa bicara seperti itu karena kau sudah kembali pada kekasihmu. Kalian bahkan
sudah bertunangan semalam.” Joon membanting bindernya ke lantai lalu pergi ke
luar kamar, menerobos barisan anggotanya yang berdiri menghalangi pintu.
Di
depan pintu utama dorm ‘Blue Flame’, Joon menemukan bungkusan berwarna putih. Di
depannya terdapat tulisan ‘untuk Joon, Doojoon dan Luhan’. Karena di sana juga
tertera namanya, Joon menyobek kertas pembungkus. Ternyata isinya hanya
pakaian. Dan itu pakaian yang ia dan Doojoon kenakan saat kehujanan di apartmen
Hye Ra. Serta piyama milik Luhan yang ia pinjamkan pada Hye Ra.
Joon
membungkus kembali pakaian-pakaian tersebut dengan asal. Ia lalu melemparnya ke
dalam sebelum kembali melanjutkan niatnya untuk meninggalkan dorm. Pemuda itu
tidak tau saat ia melempar, bungkusan tadi tepat mengenai Nichkhun yang
menyusulnya ke depan.
***
Tiga bulan kemudian.
Selama
itu pula, ‘Blue Flame’ disibukkan dengan jadwal rangkaian tour kota mereka
sekaligus mempromosikan album mereka yang lalu. Selain itu, mereka juga
disibukkan dengan latihan untuk mempersiapkan album terbaru mereka.
Sementara
itu di Jepang, Hye Ra yang baru sampai di apartmennya. Ia langsung membuka
laptop dan menyambungkan ke internet. Menjelajahi setiap berita yang menyangkut
tentang ‘Blue Flame’. Gadis itu kini justru sedang menonton penampilan ‘Blue
Flame’ melalui internet.
Hye
Ra meninggalkan ruang tamu sebentar untuk mengambil minuman di dapur. Kegiatannya
selama tiga bulan ia tinggal di Jepang hampir selalu sama. Setiap pulang ke
apartmen adalah menonton penampilan Joon bersama ‘Blue Flame’. Dan biasanya
setelah ini Joon akan menelponnya.
Benar
saja, ponsel Hye Ra berbunyi. Tapi ternyata bukan dari Joon, melainkan
kakaknya, Minho. “Hallo, oppa!” Hye Ra menjawab telponnya dengan penuh
semangat.
“Kapan
kau pulang. Besok aku menikah. Jika kau tidak datang, jangan anggap aku sebagai
oppamu lagi,” cecar Minho dengan ancaman serius.
Hye
Ra menepuk keningnya. Bagimana bisa ia lupa dengan pernikahan kakaknya sendiri.
“Yoona
juga memarahiku terus karena kau belum bisa pulang. Ku rasa masalahmu bukan
hanya denganku, tapi dengan Yoona juga,” lanjut Minho bahkan sebelum Hye Ra
sempat merespon ucapannya.
“Kau,
Yoona eonnie, Joon, Doojoon, ‘Blue Flame’, dan mungkin Yong Hwa juga jika aku
tau keberadaannya saat ini. Baiklah oppa. Aku akan memesan tiket sekarang,”
ujar Hye Ra cepat-cepat sebelum Minho kembali menceramahinya. “Tapi besoknya
aku akan segera kembali ke Jepang.”
“Apa?”
pekik Minho. “Tidak boleh. Minimal kau pulang selama seminggu.”
“Bisa
saja, tapi itu artinya aku akan lebih lama lagi berada di Jepang,” seru Hye Ra
polos.
“Hei!
Jangan seperti itu!”
***
Malam
ini adalah hari bahagia untuk Minho dan Yoona. Resepsi pernikahan mereka
berlangsung meriah. Di tambah lagi kedatangan lima member ‘Blue Flame’ yang
langsung menjadi sorotan. Mereka juga membawa serta pasangan masing-masing.
Memimpin
di barisan terdepan, tampak Nichkhun yang dengan bangganya menggandeng tunangan
tercinta, Minjung. Setelah itu di lanjutkan pasangan yang juga baru saja
melaksanakan pertunangan dadakan mereka tiga bulan lalu, Doojoon dan Sung Hye.
Menyusul kemudian Siwan dan Soo In yang belum lama meresmikan hubungan mereka.
Dan terakhir Luhan datang bersama Han Yoo, mereka sudah tidak perlu
menyembunyikan hubungan mereka lagi di muka umum.
Ke
empat member ‘Blue Flame’ beserta pasangan masing-masing, tiba di hadapan Minho
dan Yoona untuk memberikan ucapan selamat kepada dua mempelai yang berbahagia.
“Hyung,
mana adikmu? Apa dia tidak pulang?” cecar Doojoon. Ia dan yang lain bahkan
belum mengucapkan selamat.
“Joonie
hyung seperti orang gila setelah ditinggal Hye Ra ke Jepang,” sambung Luhan.
“Apa
Joon tidak datang?” Tanya Yoona khawatir. Segitu frustasinyakah seorang Joon,
sampai-sampai ia tak datang di hari bahagia seorang gadis yang pernah mengisi
hatinya? “Awas saja jika benar-benar dia tidak datang di acara pernikahanku.”
“Dia
datang, hanya saja Joon tidak mau muncul di hadapanmu bersama kami,” jelas
Nichkhun.
“Hye
Ra sudah sampai tadi sore. Tapi aku tidak tau di mana dia sekarang,” ujar Minho
sambil mengedarkan pandangannya. “Ponselnya aktiv, tapi tidak di angkat.” Ia
juga mencoba menghubungi adiknya. “Astaga! Ke mana anak itu?”
“Ya
sudah, hyung. Nanti biar kami cari.” Siwan tampak menengahi. “Oiya, selamat
atas pernikahan kalian.” Pemuda itu bergantian menyalami Minho dan Yoona.
“Semoga
kalian cepat menyusul kami,” ujar Yoona.
Siwan
dan yang lain saling melempar tatapan.
“Kami
sepertinya tidak akan menikah jika Joonie hyung belum menikah. Dia tidak akan
membiarkan itu terjadi. Dia kan yang paling tua di sini,” ujar Luhan. “Mungkin
aku yang terakhir kali menikah.”
“Apa
leader kalian masih suka seenaknya seperti itu?” tebak Yoona yang di jawab
anggukan, terutama oleh Luhan.
“Tapi
bukankah Nichkhun juga sudah merencanakan pernikahan kalian?” Tanya Minho
dengan tatapan tertuju pada pasangan artis, Nichkhun dan Minjung.
“Kami
memang sudah berencana, tapi belum tau kapan pastinya.” Minjung yang
menjelaskan, sedangkan Nichkhun hanya mengangguk sebagai tanda setuju dengan
ucapak kekasihnya itu.
“Mungkin
setelah Siwan menikah,” sambar Doojoon asal.
Siwan
melempar tatapan membunuh untuk Doojoon. “Aku masih muda. Masih ingin menikmati
masa berpacaranku dengan Soo In.”
“Tapi
kau yang paling tua setelah Joon,” Nichkhun menimpali ucapan Doojoon. “Kau juga
lebih tua dariku.”
“Jangan
sombong. Umur kita hanya berbeda beberapa bulan saja,” Siwan merasa tak terima
dengan pernyataan Nichkhun meski kenyataan yang sebenarnya memang seperti itu.
“Lagipula, bisa saja yang pertama menikah itu Nichkhun, lalu Doojoon. Mereka
kan sudah bertunangan.”
Luhan
tampak sangat mendukung ucapan Siwan. “Benar, hyung!”
“Aku
masih ingin melanjutkan studiku,” Sung Hye tak ingin tinggal diam.
“Setelah
kita menikah kau masih tetap bisa melanjutkan kuliah,” bisik Doojoon untuk
menggoda kekasihnya itu, meski sebenarnya suara Doojoon bisa terdengar sampai
telinga orang-orang di dekatnya.
Sung
Hye hanya bisa menyikut perut Doojoon untuk menutupi ekspresi malunya membuat
yang lain terkekeh melihat tingkah pasangan yang belum lama kembali bersatu.
“Sudah
sudah…” Yoona berusaha melerai. “Lebih baik kalian menikah di waktu yang sama.”
“Itu
bisa dipikirkan,” Siwan mewaliki yang lain merespon masukan yang diberikan
Yoona.
“Apa kita akan mengajak
Joonie hyung juga?” Tanya Luhan polos.
“Jika
Joon berjodoh dengan adikku, kalian tidak boleh bersikap seenaknya pada Joon,”
Minho tampak membela Joon.
“Belum
apa-apa, kau sudah sangat membelanya, hyung.” Doojoon tampak tak terima dengan
sikap Minho. Begitu pula dengan yang lainnya. Tapi tentu saja mereka tidak
benar-benar serius bersikap seperti itu.
“Sepertinya
kita harus menunda dulu obrolan kita,” kata Nichkhun mengingatkan. “Sekali
lagi, selamat ya hyung, noona. Doakan bias satu-persatu dari kami bisa segera
menikah.” Nichkhun menyalami Yoona dan Minho bergantian. Lalu di susul dengan
yang lainnya karena sudah banyak tamu undangan yang ingin mengucapkan selamat
untuk Minho dan Yoona juga.
***
Yoona
menggandeng mesra tangan Minho saat akan kembali ke ruang ganti. Acara resepsi
pernikahan mereka telah selesai. “Di mana Hye Ra?” Yoona masih mengkhawatirkan
adik iparnya itu.
Minho
membuka pintu ruang ganti. “Mungkin dia…” ucapannya terputus saat mendapati
Joon ternyata ada di sana, sedang duduk di sebuah kursi yang menghadap ke
sebuah sofa panjang. Pemuda itu menoleh. Sementara pandangan Minho beralih ke
seseorang yang tertidur di sofa panjang.
“Apa
yang kau lakukan di sini?” tanya Yoona penuh selidik.
“Aku
hanya menunggui Hye Ra tidur,” Joon menunjuk gadis yang tertidur di sofa.
Pemuda itu juga menyelimuti tubuh Hye Ra dengan jasnya. “Dia sangat kelelahan
melakukan perjalanan jauh dari Jepang.”
“Sudah
berapa lama Hye Ra tidur?” Tanya Minho sambil melepaskan jas tuxedonya. Ia lalu
duduk di lengan sofa tempat adiknya tertidur.
Joon
melirik arlojinya sambil berdiri. “Hampir satu jam. Dia bahkan tidak sadar saat
aku mengubah posisi tidurnya.” Ia mengalah dan membiarkan Yoona untuk duduk di
kursi yang ditinggalkannya. “Ah, iya. Sebaiknya kalian cepat membawa Hye Ra
pulang. Dia sangat butuh istirahat yang banyak. Aku tau dia sangat sibuk selama
di Jepang.”
Minho
berdiri dan menepuk-nepuk pundak Joon. “Terima kasih kau telah memberikan
perhatian pada Hye Ra meski tidak secara langsung.”
Joon
menatap Minho bingung. Lalu ia menoleh ke arah Hye Ra sesaat. “Apa dia selalu
mengadukan yang aku lakukan padanya terhadapmu?” Tanya Joon karena ia ragu
dengan pemikirannya.
“Jangan
malu untuk mengakui itu dihadapanku. Hye Ra memang cukup terbuka padaku.
Kecuali…” kali ini Minho juga melirik adiknya sekilas. “…keberangkatannya ke
Jepang.”
“Dia memang
keras kepala.”
“Tapi
kau menyukainya kan, Joon?” goda Yoona. Meski awalnya berat, tapi kini Yoona
sudah terbiasa memojokkan pemuda yang pernah ada di hatinya dengan gadis lain. Karena
keadaan saat ini sudah jauh berbeda. Yoona sudah memiliki Minho, sedangkan Joon
sudah berpaling pada Hye Ra.
Sementara
Joon hanya mengusap tengkuknya, gugup. Ia tak bisa menjawab pertanyaan Yoona. Minho
dan Yoona terkekeh melihat tingkah Joon. Bisa di pastikan Joon memang memiliki
perasaan khusus pada gadis bernama Hye Ra itu.
“Ku
mohon hentikan.” Rasa malu Joon sudah cukup memuncak. “Lebih baik aku pulang.”
“Kau
tidak ingin menunggu sampai Hye Ra bangun?” suara Yoona menghentikan langkah
Joon.
“Satu
jam memandangi wajahnya, untukku sudah cukup.”
Yoona
dan Minho kompak menahan tawa mereka mendengar gombalan yang meluncur dari
bibir Joon.
“Aku
serius!” protes Joon yang justru membuat tawa Yoona dan Minho meledak. Pemuda
itu hanya bisa mendengus kesal. “Apa aku tidak pantas berkata seperti itu?”
***
ya ampun.. dibagian flashback nya sedih banget sih??
BalasHapusdibagian ini kocak bgt :
Nichkhun berdecak kesal. “Sepertinya kau sudah tertular penyakit tak peka milik Joon,” cibirnya.
hahaha
apalagi yang ini :
Kau bilang aku tak peka?” protes keras dilancarkan Joon pada Nichkhun meski Luhan yang tadi bercerita dibagian-bagian akhir.
leader yang teraniaya.. wkwkwkwk
Joon galau bgt pas bagian ini :
“Bagaimana bisa kau ada di Jepang? Kita bahkan baru bertemu semalam,”
OMO!!
Joon galak banget di bagian ini :
“Kau bisa bicara seperti itu karena kau sudah kembali pada kekasihmu. Kalian bahkan sudah bertunangan semalam.” Joon membanting bindernya ke lantai lalu pergi ke luar kamar, menerobos barisan anggotanya yang berdiri menghalangi pintu.
jadi takut kalo Changsun marah..
akhirnya Minho sama Yoona nikah juga..
yang lain mah pada bawa pasangan yah.. tapi kasian si Joon kaga ada Hye Ra pas salaman sama Minho dan Yoona..
tapi untungnya mereka ketemu juga di nikahan minho..
mau donk ditemenin Changsun tidur..
mau juga donk di liatin wajahnya pas lagi tidur selama satu jam sama Changsun.. ^_^
ternyata Changsun bisa nge gombal yuah??
ga nyangka.. diam2 menghanyutkan..
dan itu juga diragukan sama Minho dan Yoona kalo Joon bisa nge gombal.. ahahaha wkwkwkwk
itu komentar bisa jadi satu part loh...
BalasHapusahahaha... tapi makasih banget yaaa...
joon tuh udah frustasi tingkat kecamatan...
di saat yang lain udah pada punya pasangan, cuma tinggal dia yang masih setia mengejar HYe Ra... *Joon sweet juga*
yang bisa diteenin tidur sama Changsun cuma Hye Ra seorang...
bahkan Nichkhun, Luhan, Doojoon ama Siwan aja kagak pernah loh... ahahaha
ahahahahaha
BalasHapusne yeodongsaeng...
abis part yang ini semngatnya lagi meledak.. wkwkwkwk
ne.. cheonmaneyo.. :)
ahahhaaha
kasian ajah frustasi tingkat kecamata.. ga ada yang lebih kerenan lagi apa??
tingkat dunia gitu..
iye bener.. Joon sweet juga.. tumben loh.. hahahaha
biasanya dy kan ga pernah se so sweet itu.. ahahaha
ahahaha
nah itu dy makanya..
yaudah kalo gtu, mau dong jadi Hye Ra.. ^_^
ahahaha
dy kan tidur sendiri bukannya yah??
Joon so sweet kok, kalo lagi bener...
BalasHapusiya Hye Ra sebenarnya lg tidur sendiri...
Joon tau2 nongol aja lah di sana pas Hye Ra udah tidur...
ahahahaha
BalasHapuskalo lagi ga bener, berarti lagi gil yah?? #ups keceplosan# wkwkwkwk
hahahaha
tau nih Changsun tau2 nongol aja udah kaya tuyul..