Author : Annisa Pamungkas
Main Cast :
Super Junior, Yoona(snsd), Sulli (F(x)), Soo Ra
Original cast :
Haesa, Gikyu
Genre :
humor, romance
Length :
one shoot (sequel)
Rating :
semua umur
@@@
Hari ini adalah sidang pertama kasusnya Sulli. Euhyuk yang
baru sampai, langsung keluar dari mobil bersama Haesa dan Kibum. Mereka
langsung menghampiri Leeteuk dan keluarga, lengkap bersama Soo Ra, Yoona dan
Sungmin yang juga berada di sana, hanya saja ia masih diam di dalam mobilnya.
“Kalau ketemu Sulli, kau harus meminta maaf padanya karena
kau telah melaporkannya ke polisi.” Perintah Eunhyuk kepada adiknya.
Haesa menatap oppanya malas. “Harus berapa kali aku bilang?
Bukan aku yang melaporkan Sulli eonni ke polisi…!”
“Tapi kau yang sangat ingin melakukan itu.”
Perdebatan kedua kakak-adik ini menarik perhatian Leeteuk
dan keluarga. Yoona menatap Haesa penuh simpatik. Ia melangkah dan merangkul
teman kuliahnya itu. “Bukan Haesa yang melapor ke polisi, tapi Sungmin oppa.”
Eunhyuk diam dan langsung mendapat tatapan kemenangan dari
Haesa.
“Noona, mana Gikyu?” kata Kyuhyun pelan kepada Haesa, namun
suaranya masih bisa terdengar di telingan orang-orang yang berada di sana.
Donghae terlihat sedikit menjitak kepala Kyuhyun. “Sekarang
bukan saatnya kau mendekati Gikyu!” omel Donghae.
“Tapi…” Kyuhyun hendak berkomentar.
“Sudah, lebih baik kita tunggu di dalam.” Ajak Leeteuk
sebelum kedua adiknya kembali melakukan perang saudara.
@@@
“Ternyata kau di sini?” suara Leeteuk langsung membuyarkan
lamunan Sungmin. Cowok itu masih berada di dalam mobil.
“Hyung… aku…” suara Sungmin terdengar ragu. Seperti ada
sesuatu yang mengganjal di hatinya.
“Ayo kita cari tempat untuk bicara.”
Sungmin dan Leeteuk memutuskan untuk duduk di sebuah kursi
panjang tak jauh dari lapangan parkir pengadilan.
“Apa yang ingin kau katakan?” Leeteuk memulai. Sungmin
masih diam. “Benar, kau yang melapor ke polisi?” Tanya Leeteuk lagi karena
Sungmin sama sekali belum menjawab pertanyaannya.
Sungmin masih belum menjawab. Ia hanya mengangguk pelan.
“Kenapa kau melakukan itu?”
Sungmin menoleh dan menatap Leeteuk seolah meminta bantuan.
Sulit sekali mengatakan apa yang ia pikirkan saat ini. Leeteuk tau saat ini
Sungmin dalam kondisi tertekan.
Leeteuk berusaha menenangkan Sungmin dengan cara mengusap
pundak Sungmin. “Ceritakan padaku apa yang kau pikirkan.”
Sungmin menunduk. “Aku benci Sulli.” Mata Sungmin mulai
memerah. Ia berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah. “Aku benci, hyung.”
Sungmin menatap nanar ke arah Leeteuk. “Aku benci karena ternyata aku sangat
mencintainya, hyung!” tegas Sungmin dengan suara cukup keras. Leeteuk kembali
menenangkan Sungmin. “Aku tidak percaya Sulli tega melakukan ini semua.”
Tak lama, terdengar suara seseorang menangis. Leeteuk dan
Sungmin bersamaan menatap ke arah sumber suara.
“Oppa… maafkan eonniku.” Itu suara Gikyu yang berjalan
dengan langkah gontai menuju tempat Leeteuk dan Sungmin berada.
Sungmin berdiri, diikuti pula dengan Leeteuk. Ketika Gikyu
sudah sampai dihadapannya, Sungmin langsung memegang kedua pundak Gikyu. Sungmin
tidak bisa berbuat apa-apa. Di tambah dengan air mata Gikyu yang semakin deras.
“Sulli eonni melakukan ini karena ia sangat mencintaimu,
oppa.” Kata Gikyu yang akhirnya membuat tangan Sungmin bergerak untuk menghapus
air mata di pipi Gikyu. “Eonni cemburu melihatmu bersama Yoona eonni. Dia gak
tau kalau Yoona eonni adalah adikmu, oppa.” Jelas Gikyu lagi. “Itu yang
membuatnya marah padamu.”
Sungmin melirik Leeteuk yang masih berdiri di sampingnya. “Waktu
itu aku tak tau kenapa Sulli marah padaku dan Yoona sakit. Itu yang membuat
hubungan kami harus berakhir.”
“Hanya Sungmin oppa yang membuat Sulli eonni bisa
mengalihkan perasaannya dari Donghae oppa. Kedekatan Yoona eonni dan Donghae
oppa juga menyakiti hatinya.” Gikyu diam sejenak. “Kemarin aku mengunjungi
Sulli eonni, aku juga cerita kalau Yoona eonni adalah adiknya Sungmin oppa. Dan
eonni ku menangis. Ia sangat menyesali perbuatannya.”
Mendengar Gikyu bicara seperti itu, Sungmin langsung
menarik Gikyu ke dalam pelukannya. Sungmin memejamkan mata. Ingin sekali
rasanya ia menangis.
“Meski kami berpacara, tapi aku yakin perasaan Sulli masih
besar untuk mu.”
Ada orang lain lagi di antara Sungmin, Gikyu dan Leeteuk.
Gikyu langsung melepaskan diri dari Sungmin.
“Aku Hangeng.” Kata orang itu yang langsung memperkenalkan
diri. “Aku baru saja menemui Sulli.” Hangeng tersenyum pahit. “Aku sangat
sayang padanya. Dia tidak pernah melakukan hal buruk padaku.” Tatapan Hangeng
menerawang mengingat kebersamaannya dengan Sulli. “Aku tau dia sangat
mencintaimu, meski caranya untuk mempertahankan mu yang salah.”
@@@
Sidang mulai berjalan dengan dihadirkannya semua yang
terlibat dalam kasus yang menimpa Sulli. Diantaranya dua orang yang membantu
Eunhyuk ketika menculik Donghae, yaitu Kangin dan Shindong. Yesung beserta
adiknya, Ryeowook, juga dimintai kesaksian.
“Aku tidak akan menyangkal apapun yang dikatakan Sungmin
oppa.” Kata Sulli sebelum Sungmin mulai memberikan kesaksian. Mata mereka
berdua sama sekali tak saling tatap. Sulli terus saja menunduk.
“Aku hanya melihat Sulli pergi dengan Donghae. Karena Sulli
adalah orang yang aku cinta, makanya aku mengikuti mereka. Dan mereka hanya
pergi ke taman. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan.” Ada sedikit kebohongan
dari Sungmin. Sebenarnya ia tau kalau saat itu Sulli menyatakan cinta ke
Donghae. “Lalu Sulli pergi, dan Donghae masih di sana. Tak lama Eunhyuk,
Shindong dan Kangin muncul. Mereka yang membawa pergi Donghae dan memasukan
narkoba itu. Dalam kesaksian ku, tidak bisa memberatkan posisi Sulli.” Lanjut
Sungmin dalam kesaksiannya.
Sungmin memberanikan diri melirik Sulli yang masih
menunduk.
“Kau masih mencintaiku kan, Sulli?” tanya Sungmin.
Ketika Sulli mengangkat kepala, ia mendapati posisi Sungmin
yang tengah keluar dari podium dan berjalan ke arahnya. Sulli hanya menatap
Sungmin dengan perasaan campur aduk.
“Kenapa tak jawab?”
Sontak air mata Sulli mulai menetes sambil perlahan
berusaha bangkit. “Oppa…” Namun akhirnya Sulli malah jatuh berlutut di depan
Sungmin yang langsung menahannya. Sungmin membimbing Sulli untuk berdiri dan
langsung dipelukknya cewek dihadapannya itu. “Oppa maafkan aku…” Sulli terisak
dalam pelukan Sungmin.
Kibum yang duduk di kursi penonton, tak sengaja melihat
tangan Leeteuk menggenggam tangan Soo Ra yang terharu melihat adegan Sungmin
bersama Sulli. Di sisi lain, Donghae juga berusaha menenangkan Yoona yang
menangis dengan merangkul pacarnya itu. Tak beda dengan Kyuhyun, meski anak itu
baru berani untuk sekedar memberikan sapu tangan kepada Gikyu yang juga tengah
menangis. Dengan tatapan miris, Kibum melirik Eunhyuk yang duduk
ditengah-tengah antara dirinya dan Haesa.
Eunhyuk melirik Kibum dan mendapati Kibum yang melirik ke
arahnya. “Tak akan ku biarkan kau menyentuh adik ku sembarangan.” Ancam Eunhyuk
yang seolah tau tentang apa yang dipikirkan Kibum saat ini.
“Aku curiga kau bisa membaca pikiran orang lain.” Balas
Kibum.
“Kalau memang iya, kenapa?”
Kibum tersentak dan langsung mengalihkan matanya. Kali ini
yang ia tuju adalah Sungmin yang sudah berjalan meninggalkan ruang sidang.
Meski sebelum sidang berjalan Sungmin telah mencabut
laporannya, tetap saja tak berpengaruh banyak. Karena kasus Sulli tak hanya
melibatkan beberapa orang saja, tapi juga narkoba hingga korban meninggal.
Beruntung bagi Sulli dan Yesung, terutama Yesung. Meski
Heechul menjadi korban atas perbuatannya, Siwon yang datang sebagai adiknya
Heechul tak menuntut hukuman apapun untuk Sulli atau pun Yesung. Ia tetap
beranggapan Heechul meninggal murni karena kecelakaan. Bukan karena ada
seseorang yang berniat mencelakainya.
Hukuman terberat diterima Kangin dan Shindong karena mereka
terlibat jauh dalam urusan narkoba. Eunhyuk sendiri hanya menerima hukuman
penjara selama sebulan, dan Sulli selama enam bulan. Untuk Yesung, ia hanya
menjalani sebagai tahanan luar, jadi tiap satu kali 24 jam ia harus melapor.
Begitu keluar dari ruang sidang, orang pertama yang
dihampiri Sulli adalah Yoona. Sulli menyatukan kedua tangannya di depan dada.
Tanpa ia sadari, tangannya pun sedikit bergetar. “Maafkan aku Yoona.”
Yoona yang sudah tau cerita yang sebenarnya hanya
tersenyum. “Bukan salah mu.” Hanya itu yang Yoona katakan sebelum akhirnya
memeluk tubuh Sulli.
Sulli yang melihat Donghae berdiri tidak jauh dari Yoona
langsung menjauhnya tubuhnya dari cewek itu. “Aku juga minta maaf padamu. Walau
sebenarnya kata maaf saja tidak sebanding dengan apa yang telah aku lakukan
padamu.” Kata Sulli yang menahan tangis.
“Kau sahabatku, Sulli.” Kata Donghae.
Sulli menyingkirkan air yang untungnya belum sempat jatuh
dari tepi matanya. “Jaga Yoona. Kalau kau menyakitinya, aku akan jadi orang
pertama yang akan menendangmu.” Ancam Sulli sambil berusaha untuk tersenyum.
Donghae tertawa, diikuti dengan Sulli. Sontak Donghae
menarik Sulli ke dalam pelukannya. Dan di sanalah, air yang mati-matian di
tahan Sulli akhirnya tak kuasa ia bendung lagi.
@@@
Usai mengunjungi Eunhyuk di penjara, Haesa berniat
mengunjungi makam Heechul. Sudah beberapa minggu ini ia tidak kesana. Begitu
sampai, Haesa tercengang karena makam Heechul penuh dengan bunga yang masih
segar. Mungkin Siwon baru saja ke sini, pikir Haesa. Tak lupa, Kibum selalu
setia di samping cewek itu. Haesa berjongkok di samping makam Heechul.
“Hai Chullie oppa sayang. Maaf lama tak mengunjungi mu.”
Gumam Haesa sambil tersenyum seolah ia benar-benar sedang berhadapan dengan
Heechul.
‘Baru
seminggu yang lalu dia ke sini, masih dibilang sudah lama?’ protes Kibum dalam
hati.
“Jangan
heran kalau aku ke sini sama Kibum oppa. Dia memang selalu mengikutiku.” Haesa
menoleh karena menyadari perubahan ekspresi wajah Kibum. Ia pun menjulurkan
lidah untuk menggoda Kibum.
Haesa diam sejenak, lalu ia teringat sesuatu. Kenangan
bersama Heechul. Tanpa sadar, Haesa menelusuri tepi bibirnya dengan jari.
“Oiya… kau tenang saja oppa. Aku tak akan memberikan Kibum oppa ciuman sebelum
kita pacaran selama satu tahun.” Lanjutnya. Heechul memang memiliki prinsip
tidak akan memberikan ciuman sebelum mereka berpacaran selama satu tahun. Dan
ciuman pertama mereka…
“Bagaimana caranya kita bisa pacaran sampai satu tahun?”
protes Kibum membuyarkan lamunan Haesa. “Bahkan sampai detik ini pun kau belum
menerima cintaku.”
Setelah sebulan meninggalnya Heechul, Kibum memang
menyatakan cinta. Menurutnya, satu bulan, satu minggu atau pun satu hari tidak
akan ada bedanya.
Haesa membalikkan badan menghadap Kibum. “Tunggu oppa ku
keluar dari penjara. Kalau dia udah mengizinkan, kita bisa pacaran.”
Kibum mendengus kesal. “Untuk memilih pacar pun kau harus
meminta persetujuan Eunhyuk hyung?”
“Oppa ku orang yang unik, kalau kau berhasil menghadapinya,
berarti kau hebat.” Kata Haesa seenaknya.
“Apa itu berlaku sama semua pacar-pacar mu?” Kibum tak
hanya sampai di situ.
Haesa tersenyum. “Hanya Heechul oppa yang sanggup
menakhlukan Eunhyuk oppa.” Kata Haesa membanggakan Heecul yang bisa membuat
Heechul terbang jika cowok itu masih hidup. Haesa kembali menatap nisan
Heechul.
“Andai Heechul masih hidup, aku bisa belajar darinya.”
Keluh Kibum.
Sontak Haesa menoleh lagi mendengar perkataan Kibum. “Kau
ini bodoh atau apa? Kalau Heechul oppa masih di sini, itu berarti kau tidak
bisa jadi pacar ku.”
Kibum tercengang. Kenapa ia tak terfikirkan seperti itu
sebelumnya.
@@@
Kibum yang tengah menyetir, melirik seseorang yang duduk di
sampingnya. Itu Eunhyuk. Dan Haesa duduk di kursi belakang. Mereka memang baru
saja menjemput kebebasan Eunhyuk dari penjara.
“Aku senang akhirnya kau bebas, hyung.” Kibum memulai
pembicaraan.
Eunhyuk melirik lalu tersenyum. “Terima kasih kau telah
menjaga adikku.”
Kibum mengusap tengkuknya yang terasa menegang. Baru kali
ini ia dibuat gugup oleh Eunhyuk. Sesaat Kibum menengok ke belakang. Haesa
sudah tertidur. Dan… Kesempatan. “Apa itu artinya hyung mengizinkan ku pacaran
dengan Haesa?” tegas Kibum memanfaatkan suasana hati Eunhyuk yang sedang cukup
bagus. Tapi Eunhyuk malah tercengang dibuatnya.
“Sejak kapan harus meminta izin dulu padaku jika ingin
berpacaran dengan Haesa. Itu terserah kalian. Tapi kalau lebih dari itu, baru
jadi urusan ku juga.”
‘Apa Haesa kembali mempermainkan ku?’ pikir Kibum. “Apa
dulu Heechul oppa…” kata-kata Kibum berhenti setela mendengar Eunhyuk tertawa.
“Itu sudah lama sekali.” Sambar Eunhyuk seolah tau apa yang
dipikirkan Kibum. “Haesa masih belum sedewasa sekarang.” Eunhyuk tampak sedikit
berfikir. “Walau sebenarnya sekarang pun Haesa masih sedikit seperti
anak-anak.”
Kibum terlihat tak mengerti.
“Aku memang bersikap keras ketika Heechul mendekati Haesa.
Tak ku sangka dia sekuat itu dan bertahan cukup lama dengan Haesa tanpa membuat
ku khawatir.” Eunhyuk menghela napas. “Aku cukup terpukul dengan kematiannya.
Apalagi aku juga terlibat di sana.”
Kibum berusaha terlihat sesantai mungkin. Tapi ia tak bisa
menyembunyikan kegusaran di hatinya. ‘Aku tak akan bisa menggantikan Heechul.’
“Kau jangan berfikir seperti itu.”
Kibum tiba-tiba menengok ke arah Eunhyuk.
“Kalian orang yang berbeda. Cara kalian mencintai adikku
juga berbeda. Tapi untuk dirimu, aku serahkan sepenuhnya ke Haesa.”
Hening sesaat. Kibum melirik Haesa melalui kaca. Ada yang
janggal di sana. Perlahan Kibum meraih sebuah boneka kecil di atas dashbor
mobilnya. “Aku tau kau pura-pura tidur.” Kibum melempar boneka itu ke Haesa.
“Cepat bangun!”
Haesa yang sadar kebohongannya terbongkar hanya bisa tertawa.
“Karena kau telah membohongi ku, mulai detik ini kau jadi
pacarku. Dan tak ada lagi alasan kau untuk menolakku.” Tegas Kibum sedikit
memaksa. Haesa cemberut dibuatnya. Namun Eunhyuk hanya tersenyum dan tak ingin
ambil pusing dengan apa yang dilakukan adiknya terhadap Kibum.
@@@
Sudah dua bulan Sulli menjalani masa tahanan. Dan selama
itu pula setiap harinya ia mendapat kiriman surat beserta setangkai bunga mawar
putih. Isi surat itu adalah kata-kata indah yang selalu membuatnya melayang.
Hari-harinya pun terasa tidak terlalu menyeramkan. Karena menurutnya, masih ada
orang yang ingin melihat senyumnya tetap tergores di wajah seorang Sulli. Cewek
itu bertekad tidak akan mengecewakan sang pengirim surat yang sampai detik ini
belum ia ketahui siapa orang itu.
Sampai akhirnya, hari kebebasan Sulli pun tiba. Ini memang
lebih cepat dari yang ditetapkan sebelumnya karena sikap baik Sulli yang ia
tunjukkan selama masa tahanan. Sulli berniat memberi kejutan. Karenanya ia sama
sekali tak menghubungi siapapun untuk menjemputnya, termasuk Gikyu.
Sulli melangkah keluar dengan ceria. Sesekali ia menyapa
petugas yang ia temui. Dan kini, Sulli telah berdiri di luar gerbang gedung
yang selama hampir lima bulan ini ia tempati.
Tanpa Sulli sadari, di seberang sana Sungmin berdiri sambil
memegang selembar kertas dan setangkai mawar putih. Sungmin menghela napas
untuk menenangkan diri sebelum menghampiri Sulli dan membongkar semua yang ia lakukan
selama Sulli menjalani masa tahanan. Namun ketika baru beberapa langkah,
Sungmin berhenti. Dilihatnya seorang pria mendekati Sulli. Ia pernah bertemu
orang itu satu kali di tempat sidang. Dia adalah Hangeng.
“Kau tau kalau aku bebas hari ini?”
“Tidak.” Hangeng tersenyum, lalu menggeleng. “Aku memang
sengaja datang karena ada yang ingin aku bicarakan pada mu.”
Sulli menguatkan diri untuk mendengar apapun yang akan
Hangeng katakan. Meski itu kabar buruk sekalipun. “Apa kau mau memutuskan
hubungan dengan ku?”
Hangeng tak menjawab.
‘Harusnya aku sadar, surat dan bunga itu bukan dari Hangeng
oppa.’ Keluh Sulli dalam hati. “Oh… aku tak akan keberatan, oppa. Kau pantas
mendapatkan yang lebih baik dari ku.” Ujar Sulli lalu mulai melangkah, namun
Hangeng langsung menahan tangannya.
Hangeng menatap Sulli tajam. Hangeng tak berkata apapun. Ia
menarik tangan Sulli dan membawa cewek itu. Di sanalah Sulli menyadari
kehadiran Sungmin. Dan Hangeng ternyata membawa Sulli kepada Sungmin. Sungmin
yang terkejut ingin sekali kabur dari sana. Namun itu tak mungkin ia lakukan
karena Sulli sudah melihat keberadaannya.
“Harusnya aku sadar, cinta kalian lebih besar.” Kata
Hangeng setelah berhadapan dengan Sungmin. Lalu tatapan beralih ke Sulli. “Kau
ingin kita putus?” tantangnya membuat Sulli tersentak karena tatapan Hangeng
tak selembut biasanya. “Kalau memang itu mau mu, akan ku kabulkan.” Hangeng
seperti menyeret Sulli ke tubuh Sungmin yang langsung di tangkap oleh Sungmin.
“Apa yang kau…”
Hangeng tersenyum melihat emosi Sungmin. Lalu melipat
tangan di depan dadanya seolah tak terjadi apa-apa. “Begini lebih bagus,
Sungmin.” Kemudian pergi.
Sungmin menjadi orang pertama yang tau kalau Sulli bebas
hari ini karena hampir setiap hari ia mengirimi Sulli surat dan bunga. Ia juga
telah memberi tau Gikyu hal ini. Karena Gikyu telah cukup dekat dengan Kyuhyun,
berita pun menyebar cepat. Leeteuk, Soo Ra, Donghae, Yoona. Tak lama Kibum
sampai bersama Haesa.
“Aku bahagia melihat mereka seperti itu.” Ucap Soo Ra yang
langsung di rangkul oleh Leeteuk.
“Akhirnya oppa mendapatkan kembali cintanya yang hilang.”
Demikian pula dengan apa yang diterima Yoona dari Donghae yang juga
merangkulnya.
“Kalau aku belum boleh mencium mu, apa aku boleh merangkul
mu seperti yang dilakukan Donghae dan Leeteuk hyung.” Kibum meminta izin.
Haesa terlihat gemas dengan sikap Kibum. Lantas ia menarik
salah satu tangan Kibum lalu ia letakkan di pundaknya seolah Kibum tengah
merangkulnya. “Kau terlalu banyak meminta, oppa.” Kata Haesa tanpa melirik.
Kibum tersenyum sambil sedikit menahan malu sebenarnya.
Tidak pernah ia merasakan seperi ini kecuali dengan Haesa. Dan Kibumpun
mempererat rangkulannya di pundak Haesa.
“Kyuhyun oppa.” Kata Gikyu pelan sambil menarik narik ujung
jaket Kyuhyun.
Kyuhyun terdengar mendengus kesal. “Harus berapa kali aku katakan,
jangan memanggilku oppa sebelum kita resmi pacaran.” Kyuhyun memperingatkan.
“Karena kau melanggar peraturan, maka kau harus menjadi pacarku mulai detik
ini.”
Gikyu seolah tak terlalu ambil pusing dengan apa yang baru
saja Kyuhyun katakan. “Aku hanya bahagia melihat eonniku.” Dan Gikyu, menangis.
Kyuhyun langsung panic dan mengedarkan pandangan sambil
berharap tak ada yang melihatnya. Beruntung bagi Kyuhyun karena ia memang
berdiri sedikit di belakang para hyung dan noona (pacar hyungnya). Dan… Kyuhyun
mengeluarkan senjata yang selalu ia pakai ketika Gikyu menangis. Sebuah sapu
tangan.
Tak disangka, Gikyu malah semakin keras menangis. “Oppa…
apa hanya itu yang bisa kau lakukan untukku?” Keluh Gikyu masih dalam keadaan
menangis. “Kau bilang aku melanggar aturan karena aku memanggilmu dengan
sebutan ‘oppa’, dan sekarang aku menjadi pacarmu.”
Tubuh Kyuhyun menegang, ia sama sekali tak tau harus
berbuat apa. Diliriknya Kibum yang ternyata mengawasinya dan Gikyu. Kibum menegaskan
rangkulannya kepada Haesa sebagai tanda ia menyuruh Kyuhyun melakukan itu.
Donghae pun demikian. Ia justru menurunkan tangan dari pundak menuju pinggang
Yoona lalu membawa cewek itu ke dalam pelukannya kemudian ia mengusap rambut
Yoona sambil menatap ke arah Kyuhyun yang semakin terlihat tegang.
‘Apa yang harus aku lakukan?’ tanya Kyuhyun dalam hati.
Mata Kyuhyun mengedar sampai akhirnya terhenti di Sungmin dan Sulli yang
terlihat mulai berciuman. Hanya sedetik, Kyuhyun tak ingin melihat mereka lagi.
Ditariknya Gikyu dengan sedikit paksaan ke dalam
pelukannya. “Apa ini yang kau maksud?” bisik Kyuhyun di telinga Gikyu dan masih
terdengar cukup tegang.
Gikyu mendorong tubuh Kyuhyun menjauh darinya.
“Kenapa kau mendorong ku?” protes Kyuhyun.
“Apa kau tidak bisa bersikap lebih lembut sedikit?” protes
Gikyu yang justru mendapat gelak tawa dari orang-orang di sana.
“Ini pertama kalinya aku memeluk gadis yang aku cintai.
Jadi wajar kalau aku belum selihai hyung ku yang lain.”
Leeteuk, Donghae dan Kibum langsung melirik Kyuhyun dengan
tatapan membunuh. Namun mereka langsung kembali tertawa. Begitu juga dengan
Sungmin dan… Sulli tertawa meski air mata membanjiri wajahnya. Air mata bahagia
tentunya. Bahagia karena ia tak ditinggalkan oleh orang-orang yang begitu
sangat dicintainya.
“Sungmin.” Teriak Leeteuk. “Setelah aku dan Soo Ra menikah,
kalian harus langsung segera menyusul.” Kata Leeteuk sambil tetap merangkul Soo
Ra.
“Tidak, hyung.” Balas Sungmin yang langsung mendapat
tatapan ‘kenapa?’ dari yang lain, termasuk Sulli. “Tapi kita akan menikah di
hari yang sama.” Sungmin melirik wajah Sulli yang langsung bersemu merah.
@_end_@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar