Author : Annisa Pamungkas
Main Cast :
·
Eunhyuk, Heechul, Siwon (suju)
Support cast :
·
Jinki, Jonghyun, Key (shinee),
·
Sulli (F(x))
·
Tifanny (snsd)
Original cast :
Haesa, Minjung
Genre :
humor, romance
Length : one shoot
@@@
Cowok itu baru saja sampai sekolah menggunakan sebuah mobil. Beberapa
siswi yang melintas, selalu menyapanya. Dan cowok itu juga balas menyapa
orang-orang tadi. Selama perjalanan menelusuri koridor sekolah pun tak ada yang
tidak menyebut namanya. Tak bisa dipungkiri pesona yang dimiliki cowok yang
baru saja duduk di kelas 2 SMA itu. Selain tampan, pintar, dia juga tidak
sombong. Jelas saja banyak cewek yang tergila-gila padanya. Namanya Kim
Heechul.
@@@
“Hyung…!” teriak Siwon ketika membuka pintu kamar kakaknya.
“Kenapa?” balas Heechul cuek sambil terus bermain game di laptopnya.
Siwon menjatuhkan barang-barang yang dibawanya ke atas kasur
Heechul. Coklat, bunga, permen, surat. Entah berapa jumlahnya. Pemandangan itu
hampir tiap hari terjadi.
“Kenapa tak kau pacari saja salah satu fans mu itu.” Keluh
Siwon yang mulai jenuh dengan aktifitasnya menerima hadiah dari para
petals—fans Heechul.
Heechul bangkit dari depan laptopnya. “Kalau kau suka, kau
saja yang pacari.” Balas Heechul sambil mengeluarkan sebuah kantong plastic
besar dari samping lemari. Lalu mengumpulkan hadiah yang diberikan Siwon dari
para fansnya dan memasukan semuanya ke dalam plastic besar itu. Kecuali
surat-surat yang justru ia lenyapkan ke dalam tempat sampah.
“Enak saja!” sungut Siwon. “Aku kan sudah punya pacar.”
Heechul berhenti setelah meletakkan kembali kantong plastic
besar tadi di tempatnya semula. “Aku lupa kalau kau sudah punya pacar. Siapa
namanya?” Heechul tampak sedang berfikir. “Oh… iya… Tifanny.” Kata Heechul akhirnya.
“Ternyata kau masih bertahan dengan cewek kasar itu.” Lanjut Heechul dengan
cueknya lalu membaringkan badan di samping Siwon yang telah lebih dulu tiduran
di kasur Heechul.
“Kaunya saja tak bisa ramah dengannya.” Siwon tampak tak
terima pacarnya di rendahkan oleh kakaknya.
“Terserah
kau saja.” Heechul tak mau ambil pusing. Lalu mulai memejamkan mata berusaha
untuk tidur.
“Hyung…” Panggil Siwon setelah beberapa saat.
“Hmm…” Sahut Heechul dengan malas.
“Apa di sekolah, tak ada gadis yang menarik perhatianmu?”
mulai Siwon membuat Heechul membuka mata dengan cukup terkejut.
Ada satu wajah yang tiba-tiba saja mampir di pikiran Heechul.
Cewek itu adik kelasnya. Satu angkatan dengan Siwon.
Pikiran
Siwon menerawang. “Selama ini memang banyak wanita yang menyukaimu. Tapi
sekalipun kau tak pernah memperkenalkan padaku salah satu dari mereka sebagai
pacarmu.”
Segera Heechul menepiskan bayangan cewek tadi dipikirannya.
“Mereka bukan tipe ku.” Kata Heechul santai sambil kembali menutup matanya.
Siwon melirik kakaknya penuh minat. “Kalau begitu, seperti
apa tipe mu?” Tanya Siwon penuh semangat.
“Pastinya cantik.” Kata Heechul masih dengan mata tertutup.
“Modis.” Lanjut Heechul, namun wajah yang muncul adalah seorang cewek yang ia
lihat ketika di perpustakaan. Cewek itu tengah membaca buku di tengah ruangan.
rambutnya lurus dan panjangnya sedikit melebihi bahu serta mengenakan kacamata
berbingkai hitam. Namun tetap terlihat manis dan tidak cupu.
Siwon mendengarkan dengan cukup serius.
“Pintar.” Heecul masih membayangkan cewek tadi. Situasinya
masih di dalam perpustakaan. Heechul melihat cewek itu membaca buku yang cukup
tebal. Karena penasaran dengan buku yang tengah di baca cewek itu, Heechul pun
mendekat. Ternyata itu bukan buku pelajaran, melainkan sebuah novel fantasi.
“Feminin.” Apa yang diucapkan Heechul selalu tidak sesuai
dengan apa yang ada dalam pikirannya. Masih cewek yang tadi. Cewek itu mengenakan
kaos olahraga dan celana trening pendek serta sepatu olahraga. Dan… ya, cewek
itu berada di tengah lapangan untuk bermain bola voli.
“Tinggi.” Pernah satu kali Heechul berpapasan dengan cewek
tadi. Ternyata cewek itu tingginya hanya sedikit di bawah pundaknya.
“Langsing.” Heechul pernah pergi makan berdua dengan beberapa
teman perempuannya, namun kebanyakan mereka tidak pernah menghabiskan makanan
yang mereka pesan dengan alasan untuk menjaga penampilan. Dan Heechul langsung
teringat ketika melihat cewek itu makan. Cewek itu dengan cueknya menghabiskan
seluruh makanan yang ia pesan.
Perlahan Heechul membuka mata. Ia sadar semua yang
diucapkannya tidak seperti apa yang dipikirkannya. Lalu bangkit dan
meninggalkan tanda Tanya besar di benak Siwon.
“Hyung, kau mau kemana?” Teriak Siwon ketika Heechul siap
menyambar knop pintu.
Heechul berbalik. “Semua yang ku pikirkan tidak seperti yang
ku harapkan.” Kata Heechul sebelum melanjutkan keluar kamar. Membiarkan adiknya
sendirian dalam kebingungan.
@@@
Heechul sedang berada di kantin bersama dua orang temannya.
Kala itu, ada seorang cewek yang menghampiri meja Heechul.
“Permisi, apa diantara kalian ada yang bernama Kim Heechul?”
Tanya cewek itu ramah.
“Kau tidak kenal siapa Kim Heechul?” salah satu teman Heechul
yang bernama Jinki balik bertanya.
Cewek itu menatap Jinki heran. ‘Memangnya siapa itu Kim
Heechul? Member Super Junior?’ ledek cewek itu dalam hati.
Heechul mendongak. Deg! Itu cewek yang beberapa kali muncul
dipikiran Heechul. “Kenapa kau mencari ku?” Tanya Heechul dingin sambil
berdiri.
Cewek itu langsung menoleh ke Heechul. “Ini milik mu?” Tanya
cewek itu sambil menyodorkan sebuah buku pelajaran. “Aku permisi.” Pamitnya
ketika buku tadi sudah berpindah tangan ke Heechul.
“Hei…!” tegur Jonghyun, karena Heechul masih terpaku menatap
kepergian cewek tadi. “Siapa gadis itu?”
“Biasa… petals yang mau cari perhatian.” Ujar Heechul enteng
yang langsung kembali duduk dengan cueknya.
“Petals?” Jonghyun mengulangi, lalu tertawa diikuti Jinki. “Jelas-jelas
dia tak mengenalmu.”
“Dia hanya berpura-pura.” Heechul tak mau kalah.
“Waah… kalau gitu, mulai sekarang aku menyukainya.” Kata
Jinki yang tak peduli dengan tatapan membunuh dari Heechul.
“Jinki, aku juga menyukainya.” Jonghyun ikutan.
“Oke, kita bersaing secara sehat.”
“Setuju. Aku juga tau dia teman sekelas Siwon. Kita bisa cari
tau dari Siwon.” Lanjut Jonghyun.
“Stop!” bentak Heechul. “Dia fans ku.” Heechul menatap dua
temannya bergantian. “Diantara kalian, tak ada yang boleh menyukai bahkan
sampai berpacaran dengan para petals. Mengerti!” ancamnya lalu pergi dari sana.
Jonghyun dan Jinki tak kuasa menahan tawanya.
@@@
Beberapa hari yang lalu Heechul terpilih menjadi president
school menggantikan Eunhyuk. Dan hari ini Heechul harus menemui Eunhyuk
dirumahnya untuk mengambil kunci ruang secretariat president school.
“Maaf aku lupa membawanya ke sekolah tadi.” Kata Eunhyuk sambil
duduk dan menyerahkan rangkaian kunci ke tangan Heechul.
“Iya, hyung. Tak apa.” Kata Heechul.
“Oiya…”
“Oppa aku berangkat.” Kata seorang cewek sambil berlalu di
hadapan Heechul dan Eunhyuk.
“Ini susu mu.” Kata Eunhyuk membuat cewek itu berhenti dan
berbalik menghampiri Eunhyuk.
Mata Heechul perlahan melebar. Tatapannya tak beralih dari
cewek yang tengah menenggak segelas susu. Cewek itu yang akhir-akhir ini
menyita perhatiannya. Semakin terpesonanya Heechul karena cewek itu mengikat
satu rambutnya ke atas dan berpakaian sangat sporty.
Aura playboy seketika menyelimuti Heechul. “Kau mau latihan
voli di sekolah kan? Bagaimana kalau kita pergi bersama?”
Cewek itu menatap Eunhyuk. “Oke, kau boleh pergi dengannya.”
Ujar Eunhyuk yang kemudian menengguk susu yang baru setengah dimimun oleh
adiknya.
Heechul tersenyum bangga. “Kau tenang saja hyung, aku juga akan
mengantarnya pulang nanti.”
“Kau mengizinkan ku pergi dengan orang asing?”
“Memang kau tak mengenalnya?” Eunhyuk menatap adiknya yang
menggeleng.
“HAESA…!” teriak seseorang dari luar rumah.
“Tapi aku udah janji pergi bersama Key.” Kata cewek itu yang
langsung begitu saja meninggalkan Eunhyuk bersama Heechul.
“Maaf ya, aku tidak tau kalau Haesa sudah janji pergi dengan
orang lain.” Ujar Eunhyuk ketika adiknya menutup pintu dari luar.
“Jadi, dia adikmu, hyung?” Tanya Heechul setengah tak
percaya.
“Kau menyukainya?” balas Eunhyuk dengan tatapan
mengintimidasi.
Heechul panic seketika ketika ditanya seperti itu. “Dia
petals, hyung.”
“Apa?” Eunhyuk terkejut. “Tidak mungkin. Dan tak kan ku
biarkan dia menjadi seorang petals.”
“Kau tidak boleh seperti itu, hyung.” Heechul mulai merayu.
“Aku kan mau berniat baik padamu dengan mengenalkan beberapa teman wanita ku
yang cantik itu padamu.” Diam-diam Heechul memperhatikan perubahan wajah
Eunhyuk. “Tapi kalau kau tak mau, ya sudah. Aku pamit hyung.” Kata Heechul yang
pura-pura ingin pergi dari rumah Eunhyuk.
“Tunggu.” Eunhyuk menghentikan Heechul yang sebenarnya sudah
tertawa dalam hati. “Kau jangan seperti itu lah Chullie.” Eunhyuk menarik
Heechul agar kembali duduk. “Katakan, siapa yang ingin kau kenalkan padaku.”
“Tapi, kalaupun nantinya kau tak suka, aku tetap boleh
mendekati adikmu ya, hyung?” Pinta Heechul memanfaatkan keadaan.
“Iya. Cepat katakan.” Paksa Eunhyuk.
“Aku ingin mengenalkan mu dengan primadona angkatan di bawah
ku. Namanya Tifanny.”
Eunhyuk terlihat berfikir. “Hei…!” kata Eunhyuk mengagetkan.
“Bukannya dia itu pacar adik mu?”
Heechul menggaruk belakang kepalanya. “Maaf hyung, aku lupa.
Kalau gitu, Sulli. Teman seangkatan ku. Dia gak kalah cantik dengan Tifanny.”
Lanjut Heechul yang tak keabisan akal.
Pletak! Satu jitakan mendarat di kepala Heechul. “Kau lupa,
hah? Sulli itu sepupu ku!”
“Ah…” Heechul mengusap kepalanya. “Aku juga lupa, hyung.”
Heechul berdiri. “Yasudah, hyung. Pokoknya aku akan tetap mendekati adik mu.”
Sebelum Eunhyuk merespon, Heechul segera melesat keluar dari rumah Eunhyuk.
@@@
Heechul melangkah di koridor sekolah sambil memegangi puncak
kepalanya. “Tak ku sangka pukulan Eunhyuk hyung masih terasa sampai sekarang.”
Keluhnya.
Untuk sampai ruang secretariat, Heechul memang harus
melintasi lapangan voli yang sore ini di padati oleh anggota ekskul mereka.
“Heechul…” sapa beberapa siswa yang berpapasan dengannya yang
langsung dibalas anggukan sekaligus senyuman ramah dari sang pemilik nama.
“Heechul…” terdengar lagi beberapa orang yang memanggil
namanya, kali ini dengan cukup histeris. Namun Heechul menanggapinya dengan
santai karena ia pikir itu hanya teriakan histeris dari para fansnya. Lalu…
Buuk!!
“Aw!!” ringis Heechul sambil memegangi kepalanya. Tak di
sangka bola yang di pukul Haesa dari tengah lapangan meleset hingga mengenai
Heechul.
Beberapa orang langsung berhamburan mengerubungi Heechul.
Begitu pula dengan Haesa. “Maafkan aku, sunbae.” Kata Haesa yang masih panic.
“Aku sungguh tidak sengaja.”
“Keningmu berdarah.” Teriak seseorang menambah ricuh suasana.
Heechul menyentuh keningnya dengan jari, dan benar saja, ada
setitik darah di sana. Entah benda apa yang melukainya seperti itu.
“Aku akan bertanggung jawab.” Kata Haesa tegas meski
terdengar sedikit takut-takut.
‘Kesempatan.’ Heechul menyeringai dalam hati. “Oke.” Tanpa
pikir panjang, Heechul menarik tangan Haesa. “Obati lukaku di UKS.” Namun baru
beberapa langkah, Heechul berhenti dan berbalik. Ia mendapati para siswa
perempuan masih mengikutinya. “Bubar kalian! Dan jangan ada yang berani untuk
mengikuti.” Perintah Heechul tegas. Dan semua langsung menuruti.
@@@
Setelah membaringkan badan, Heechul tertidur di ranjang UKS.
Begitu bangun, ia langsung menyentuh keningnya yang sudah di plester. Lalu ia
melirik sofa tak jauh dari tempat ia tidur. Haesa juga terlelap di atasnya.
Perlahan, Heechul mencoba bangkit sambil memegangi keningnya yang masih terasa
berdenyut.
“Astaga, tak ku sangka tangan Eunhyuk hyung efeknya separah
ini.” Gumam Heechul. Lalu berusaha untuk turun bersamaan dengan Haesa yang
terbangun.
“Maaf aku ketiduran.” Haesa Panik karena ia melihat Heechul
telah sadar.
Heechul melirik ke arah jendela. “Sepertinya sudah hampir
malam.” Lalu ganti melihat Haesa yang masih berdiri di depan sofa tempat ia
tertidur tadi. “Ayo, kau antar aku pulang.” Tanpa menunggu persetujuan Haesa,
Heechul telah melangkah menuju pintu luar. Karena di rasa Haesa tak merespon,
Heechul pun berbalik.
“Kau bisa pulang sendiri, kan?”
Heechul tersenyum pahit. “Karena terbentur bola mu, sekarang
kepalaku sakit. Itu artinya, aku tidak akan bisa berkonsentrasi mengemudi. Dan
kau harus tanggung jawab mengantarku pulang. Tapi kalau kau tidak mau, dan
terjadi sesuatu padaku, kau akan ku tuntut ke pengadilan.” Ancam Heechul.
“Mana bisa seperti itu.” Haesa memberontak.
Heechul tak berkata apa-apa lagi. Ia hanya mengeluarkan kunci
mobilnya dan di arahkan ke Haesa. “Cepat lakukan.”
Mau tidak mau, Haesa menuruti Heechul untuk mengantarkannya
pulang.
Selama
perjalanan, Haesa dan Heechul saling diam. Ini sangat di sesalkan oleh Haesa,
tapi tidak untuk Heechul. Diam-diam Heechul memandangi Haesa. Ini kesempatan
langka mengingat ia dan Haesa belum terlalu dekat.
Haesa mulai sadar kalau Heechul memandanginya. “Sepertinya
kau sudah lebih baik, aku turun di sini.” Haesa mulai menepikan mobil Heechul.
“Tidak mau.” Raut wajah Heechul berubah. Ia langsung menyandarkan
badannya dalam-dalam ke jok mobil. Menandakan ia tak akan beranjak dari sana.
Haesa tak jadi menghentikan mobilnya. “Kalau seperti ini, kau
sama saja dengan Eunhyuk oppa.” Cibir Haesa.
Tapi Heechul tak mempedulikannya. Dalam hati, ia merasa sangat
gembira hari ini.
@@@
“Hyung… bangun!” Siwon mengguncang-guncangkan tubuh Heechul
yang masih terbalut selimut.
“Jangan menggangguku!” teriak Heechul dari balik selimut.
Siwon menarik paksa selimut yang menutupi tubuh kakaknya itu.
“Kau sudah janji mengganti sepatuku yang kau rusak. Cepat belikan yang baru.
Aku membutuhkannya untuk bermain sepakbola sore ini.”
Itu memang salah Heechul. Dan jangan salahkan Siwon juga yang
kini menagihnya. “Iya iya aku pergi sekarang.” Dengan malas, Heechul turun dari
tempat tidurnya.
@@@
Saat ini Heechul merutuki kesialannya karena harus membelikan
sepatu untuk Siwon. Ketika sampai di toko pun, dengan malasnya Heechul
melihat-lihat koleksi sepatu olah raga yang di jual di sana. Heechul menoleh ke
samping. Seketika mood nya berubah.
Haesa di sini juga. Tak henti-hentinya Heechul tersenyum. Perlahan Heechul
semakin mendekati Haesa dan berpura-pura tak menyadari kehadiran cewek itu.
“Kau?”
Dengan bangganya Heechul mendengar pekikan suara Haesa yang
telah menyadari kehadirannya. Dengan gaya cool-nya,
Heechul perlahan menoleh. “Oh… ternyata kau. Tak ku sangka kita bertemu di
sini.” Tapi seketika, Heechul terdiam. Ada sesuatu yang janggal dirasakannya.
‘Kenapa Haesa jadi lebih tinggi?’ batin Heechul karena wajah Haesa hanya
sedikit lebih rendah dari wajahnya. ‘Gak mungkin Haesa bertambah tinggi hanya
dalam semalam?’ lalu pandangan Heechul turun hingga kaki Haesa. Tepat! Haesa
menggunakan sepatu hak tinggi.
“Kau kenapa?”
Heechul tersadar dari lamunannya. Namun ia masih saja
terpesona dengan wanita yang kini berada di hadapannya. Penampilan Haesa
benar-benar berbeda dari tadi malam.
@@@
Sejak pertemuan itu, Heechul dan Haesa mulai akrab. Beberapa
kali, Heechul juga terlihat muncul di rumah Haesa. Dan malam ini, ia berniat
mengajak Haesa jalan. Namun rencana itu gagal total karena Eunhyuk ikut berada
di tengah-tengah mereka. Akhirnya mereka hanya makan malam di rumah Haesa. Heechul
yang kesal setengah mati, berniat untuk sedikit mengerjai Eunhyuk manakala
kakak kelasnya itu sedikit tersedak ketika mereka tengah makan malam.
“Aku akan menolongmu, hyung…” kata Heechul seperti layaknya
super hero. Lalu… BUUKK!! Tanpa ampun, Heechul menepuk punggung Eunhyuk.
Eunhyuk berdiri. “Heh!! Kau mau membunuh ku?” bentaknya.
Heechul ikut berdiri. “Maaf, hyung. Aku tidak sengaja. Aku
hanya ingin menolong mu, hyung.” Heechul pasang tampang pura-pura bersalah.
Lalu di lihatnya Haesa beranjak menuju dapur. Di rubahnya tatapan ke Eunhyuk,
kali ini penuh dengan dendam. “Itu balasan karena kau memukul kepala ku
kemarin.”
“Kalau begitu kau jangan mendekati adikku lagi.” Ancam
Eunhyuk ketika Haesa telah kembali sambil membawakan segelas air untuknya.
“Apa?” balas Heechul tak terima. “Padahal aku sudah ingin
membantu Minjung. Dia sangat ingin kembali dengan mu.” Heechul terlihat kecewa.
Ia terduduk lemas. “Ya sudah kalau gitu.” Lalu menenggak air minum sebelum
akhirnya berdiri. “Aku pamit.” Heechul melirik gadis di hadapannya. “Haesa.”
“Hmm…” Hanya itu yang di katakan Haesa karena mulut gadis itu
penuh dengan makanan.
“Jaga diri mu baik-baik, karena aku sudah tidak bisa menjaga
mu lagi.” Kali ini Heechul pasang tampang serius. Lalu pergi sebelum Haesa atau
pun Eunhyuk menghalanginya.
Eunhyuk masih diam. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri
tentang Minjung. Cewek itu adalah pacarnya, tapi mereka sudah putus. Dulu Eunhyuk
sangat tergila-gila padanya. Dan tak di sangka gadis itu justru yang ingin
kembali dengannya lebih dahulu.
“Hei... Heechul… Tunggu…” Eunhyuk gelagapan sendiri mengejar
Heechul. Namun orang yang di kejarnya sudah meninggalkan rumah dengan mobilnya.
Heechul sedikit melihat orang yang mengejar dirinya.
“Hahaha…” ia tertawa puas karena orang itu adalah Eunhyuk. “Dasar kau bodoh,
hyung. Aku saja tidak kenal dengannya.” Lalu tawa Heechul kembali meledak.
@@@
Ketika berjalan di lorong sekolah yang cukup penuh—karena ini
jam istirahat—di kejauhan, Heechul melihat sosok Eunhyuk yang seperti
mencari-cari seseorang. Karena Eunhyuk beberapa kali terlihat bertanya ke orang
yang ditemuinya. Sontak Heechul teringat kejadian kemarin. Ketika Eunhyuk
menyadari keberadaannya, Heechul sama sekali tak bisa menahan tawanya.
“Jadi, kau hanya mengerjai ku?” Tanya Eunhyuk dengan tatapan
membunuh, tapi tak dihiraukan oleh Heechul yang masih berusaha menahan tawa.
“Cepat ikut aku.” Perintah Eunhyuk sambil mendorong tubuh Heechul sampai ke
taman belakang sekolah. “Minjung bilang dia tidak mengenalmu!” kata Eunhyuk
ketika sampai.
“Aku juga tidak bilang kalau aku mengenalnya.” Balas Heechul
dengan wajah ‘sok’ polosnya. “Aku hanya kesal kau tak mengizinkan ku dekat
dengan adikmu.” Sama sekali tak terlihat rasa hormat kepada orang yang lebih
tua darinya.
“Karena kau memukul punggung ku.” Kata Eunhyuk dengan nada
tinggi.
“Kau juga memukul kepala ku, hyung!” protes Heechul
mengingatkan perlakuan Eunhyuk padanya.
Eunhyuk menghela napas. “Ya sudah, kalo lain kali kau kembali
mengerjaiku, aku akan benar-benar melarang mu mendekati Haesa. Mengerti?” kata
Eunhyuk yang akhirnya mengalah sambil sedikit mengancam.
“Beneran, hyung?” seketika wajah Heechul berubah cerah.
“Berarti sekarang aku masih boleh mendekati adikmu?” Tanya Heechul untuk
memastikan.
“Iya…” Eunhyuk menjawab sedikit malas. “Karena menurut ku,
sepertinya Haesa juga menyukai mu.” Lanjutnya meski sedikit kecewa dan menyesal
telah berkata demikian.
“Benarkah?” mata Heechul tampak berbinar. “Hyuuung… aku
bahagia sekali saat ini…” Heechul heboh sendiri sambil memeluk Eunhyuk yang
memberontak melepaskan diri. “Haesa… mulai saat ini kau milik ku…” teriak
Heechul seperti orang gila, lalu meninggalkan Eunhyuk seorang diri.
“Ternyata kau juga bodoh.” Eunhyuk balas menertawakan
Heechul.
@@@
“Ayo ikut aku.” Heechul menarik Haesa ketika mereka bertemu
di di depan kelas Haesa. Mereka akhirnya sampai di taman belakang sekolah.
“Kata Eunhyuk hyung, kau menyukai ku?” Tanya Heechul sambil duduk di bawah
pohon.
Mata Haesa sontak melebar, menandakan ia bingung dengan apa
yang dikatakan Heechul.
“Tentu saja aku tak langsung percaya.”
Haesa tersenyum dan ikut duduk di samping Heechul. “Aku tau
apa yang terjadi antara kalian.” Kali ini giliran Heechul yang di buat bingung.
“Eunhyuk oppa hanya tak ingin ku nomor duakan setelah kau muncul di antara
kami.”
“Jujur saja, aku memang menyukai dirimu. Sejak saat itu, tipe
gadis yang ku suka berubah, dan semuanya ada di dirimu.” Kata Heechul, namun
tatapannya lurus ke depan.
Haesa kembali hanya tersenyum. “Sepertinya kita harus bekerja
sama untuk membuat oppa ku luluh dan menerima keberadaan mu.”
Mata Heechul membulat. “Apa itu artinya, kau juga menyukai
ku?” ujarnya senang.
“Entahlah…” Haesa mengangkat bahu. “Tapi bukan berarti aku
membenci mu.”
“Setidaknya itu lebih baik.” Meski sedikit terlihat kecewa,
Heechul masih bisa menunjukkan senyumnya. “Kalau begitu, apa kau punya ide?”
“Kalau dia memang meminta bantuan mu, anggap saja kau yang
menang.”
“Oke…” Kata Heechul penuh semangat, sampai akhirnya Haesa membisikkan
sesuatu ke telinga Heechul.
@@@
“Astaga! Kau ini bagaimana? Lima menit lagi aku harus masuk
kelas…” Eunhyuk panic setengah mati kala mendengar adiknya menangis di telepon
karena sepatu voli nya tertinggal di mobil. Padahal ia akan bertanding sore ini
dan Eunhyuk baru saja mengantarnya ke lokasi pertandingan.
“Heechul…” teriak Eunhyuk seperti mendapat sebuah pencerahan.
“Kenapa?” Heechul mendekati dengan langkah berat.
“Aku minta tolong pada mu.” Kata Eunhyuk penuh permohonan.
“Bukankah kau membohongi ku?” balas Heechul kecewa. Lalu
berniat meninggalkan Eunhyuk. Sebenarnya, dalam hati ia tersenyum. Karena
artinya, rencana Haesa berjalan mulus. Dan…
“Heechul…” Eunhyuk menyusul. “Aku minta maaf. Dan aku butuh
bantuan mu untuk mengantarkan sepatu Haesa. Ia sedang bertanding sekarang.”
Heechul masih tak peduli. “Sudahlah, hyung. Aku sudah tak
peduli dengan adik mu.” Ia terus saja berjalan, tapi mengarah ke pelataran
parkir.
“Kalau kau mau membantu ku, aku akan mengizinkan kau
mendekati, bahkan berpacaran dengan adik ku. Dan aku tidak akan mengganggu
waktu kencan kalian.” Teriak Eunhyuk sedikit frustasi.
Bingo! Heechul tersenyum penuh kemenangan sebelum akhirnya
berbalik menghadap Eunhyuk dan sudah menyembunyikan senyum itu. “Aku sudah
merekam semua perkataan mu. Kalau kau melanggar, habis kau hyung!” ancam
Heechul tapi Eunhyuk sama sekali tak mempedulikannya dan malah memeluk Heechul.
“Terima kasih Heechul…”
Heechul memberontak berusaha melepaskan diri. “Hyung, lepas!”
@@@
Heechul yang sampai di tempat pertandingan Haesa, langsung
mengambil tempat duduk di barisan penonton. Ia pun langsung terbawa suasana
riuh pertandingan. Setengah jam kemudian, pertandingan selesai. Heechul
memutuskan untuk menunggu Haesa di parkiran sambil bersandar di badan mobilnya.
Tentu saja rencana berjalan lancar tanpa mengganggu
pertandingan yang dijalani Haesa. Sepatu yang di tinggalkan adalah sepatu
lamanya. Sedangkan yang ia pakai merupakan sepatu yang belum lama ia beli
ketika bertemu Heechul di toko peralatan olahraga. Dan beruntungnya, Eunhyuk
belum mengetahui keberadaan sepatu tersebut.
“Sepertinya kau berhasil, oppa?” tegur Haesa sedikit
mengejutkan Heechul.
Heechul tersenyum bangga. “Semua juga berkat bantuan mu.”
Heechul mengusap lembut puncak kepala Haesa yang basah karena keringat. “Ayo
kita rayakan.” Ajak Heechul sambil membukakan pintu mobil untuk Haesa.
Haesa menahan tangan Heechul. “Tapi aku kalah di pertandingan
tadi.”
“Ini kan perayaan kemenangan ku atas oppa mu.” Heechul merogoh
saku celana dan mengeluarkan ponselnya. Ia memutarkan perkataan Eunhyuk tadi
yang sempat direkamnya.
Haesa tertawa. “Tak ku sangka akhirnya oppa ku luluh. Bahkan
Key sudah mundur sekarang karena perbuatan Eunhyuk oppa.”
“Berarti, kau bersedia menjadi pacar ku?” Tanya Heechul
berterus terang.
Haesa sedikit berfikir.
“Aish… ayolah… kalau kau tak menyukai ku, kenapa kau mau
repot-repot membantuku menghadapi Eunhyuk hyung?” Tanya Heechul frustasi.
Haesa tak menjawab, ia menggaruk belakang kepalanya yang tak
gatal.
Dan Heechul justru tertawa puas melihat pemandangan itu. Ia
menoleh ke samping. “Hei… Jinki… Jonghyun…” teriak Heechul memanggil dua
temannya yang juga berada di sana. Jinki dan Jonghyun pun datang mendekat.
“Ada apa Chullie?” Tanya Jinki.
“Kau ada di sini juga, Haesa?” sapa Jonghyun kepada Haesa. “Tadi
permainan mu bagus sekali.” Pujinya.
“Heh…!” tegur Heechul sebelum Haesa membalas sapaan dari
Jonghyun. “Mulai hari ini, Haesa adalah pacarku, dan diantara kalian, jangan
ada yang berani mendekati Haesa.” Ancamnya serius.
Jinki dan Jonghyun malah tertawa menanggapinya. “Jadi kau
pikir, ucapan kita tempo hari itu serius?”
“Kita hanya mengerjaimu.” Timpal Jonghyun menambahi perkataan
Jinki.
Heechul melirik Haesa yang juga menertawainya. ”Kenapa kau
ikut menertawaiku?”
“Bukannya tadi kau bilang mau merayakan? Kenapa kita tidak
pergi sekarang? Ajak teman mu itu dan oppa ku juga.” Kata Haesa menengahi.
“Tapi tadi oppa mu kan bilang tidak…”
Haesa menyambar ucapan Heechul. “Bukannya tadi kau bilang
perayaan? Bukan kencan!” Haesa mengingat kan.
Meski sedikit kesal, tapi ucapan Haesa memang benar. Akhirnya
Heechul mengajak Jinki dan Jonghyun pergi bersama mereka. Dan juga menjemput
Eunhyuk yang baru pulang dari sekolah. Meski begitu, ia cukup bahagia bisa
menakhlukan Eunhyuk meski dengan sedikit kecurangan. Kalau Eunhyuk tidak tau,
tak masalah kan? Apalagi Haesa juga mendukung. Yang penting sekarang, Heechul
sudah bersama Haesa dan Eunhyuk sudah janji tidak akan mengganggu kencan
mereka. Dan itu, sudah lebih dari cukup…
@_E_N_D_@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar