Minggu, 15 Februari 2015

PERFECT LOVE (chapter 18)


Author              : Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast          : B.A.P (Yongguk, Himchan, Daehyun, Youngjae,
  Jongup, Zelo [Junhong])
Support cast     :
·        A-Pink (Chorong, Bomi, Naeun, Eun Ji, Namjoo, Hayoung)
·        G.Na (Soloist)
·        B2ST (Doojoon)
·        BtoB
Genre               : romance, family, brothership
Length              : chapter

***

        Zelo membuka pintu kamar Youngjae dengan gerakan kasar. Ia sendiri sudah tampak rapih dengan stelan jas yang sangat pas membalut tubuh tingginya tersebut. Sementara sang pemilik kamar, Youngjae, duduk membelakangi Zelo dengan posisi menempelkan pipinya ke permukaan meja dengan perasaan hampa. Bahkan saat mendengar pintu kamarnya terbuka dengan kasar pun, Youngjae sama sekali tidak bergerak.
        “Jadi aku orang terakhir yang tahu tentang semuanya. Orang tua kita? Ibu kita?”
        Youngjae sempat memejamkan matanya sesaat. Masih tanpa merubah posisinya. Ia sadar dengan apa yang dibicarakan Zelo. Sementara itu, sebenarnya tangan Youngjae yang tersembunyi di bawah meja sedang menggenggam sebuah foto yang menurutnya sangat berharga. Zelo sempat menanyainya tentang foto itu pada Youngjae beberapa hari lalu. Dan Youngjae hanya mengatakan bahwa itu foto keluarganya. Ayah, ibu dan saudaranya. Memang tanpa Zelo. Karena tentu saja yang sangat ingin diketahui Youngjae adalah tentang keluarganya, tidak termasuk Zelo yang selama ini ia ketahui sebagai sepupunya.
        “Papaku memang Yoon Doojoon.” Zelo kembali bersuara. Menatap hampa punggung Youngjae yang sudah mengenakan kemeja putihnya. “Tapi Ibu kita sama. Choi G.Na.”
        Youngjae cukup bereaksi mendengar ucapan Zelo. Lalu kemudian terdengar suara ketukan pada pintu kamar Youngjae. Zelo berbalik untuk memastikan. Dan cukup terkejut karena ia mendapati Jongup di sana. Di susul pemuda yang ia kenal sebagai gurunya, Himchan. Tidak ketinggalan Daehyun serta Yongguk yang berdiri paling belakang.
        Yongguk kemudian menerobos masuk. Di tangannya terdapat sebuah ‘photo book’. Buku berisi jepretan foto karya Zelo. Setelah pertemuan mereka pada hari pernikahan Yongguk, keduanya terlibat proyek penting. Yongguk yang tertarik dengan isi memori milik Zelo, memang ingin mengabadikan karya tersebut menjadi sebuah buku. Tentu saja karenya isi buku tersebut adalah kumpulan foto-foto seorang Ibu bersama anak mereka yang ditemui Zelo di mana saja. Bukti kecil bahwa seorang Zelo merindukan sosok ‘Ibu’. Sama seperti Yongguk.
        Zelo menerima buku tersebut dengan perasaan bercampur aduk. Pertengkarannya dengan Jongup dulu, ternyata membawa dampak yang sangat berarti. Semua karya-karyanya tidak hanya sampai layar laptop saja. Tapi bahkan sudah terkumpul rapih dalam sebuah buku. Zelo memeluk buku itu, terharu. Ia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa membuat Yongguk ingin memeluk tubuh tinggi itu.
        Tersisa Daehyun, Jongup serta Himchan yang ikut senang melihat Yongguk dengan Zelo. Dengan adik kecil mereka yang bahkan badannya lebih tinggi dari mereka sendiri. Jongup menyenggol-nyenggol Daehyun untuk memberi tahukan keberadaan Youngjae di sana.
        Daehyun sempat melirik jam tangannya sambil tersenyum jahil. “Kayaknya kalau kita nggak pergi sekarang, Minhyuk bisa-bisa tiba duluan di rumahnya Eun Ji,” ujar Daehyun dengan suara yang sengaja ia keraskan.
        Sontak Youngjae mendorong dengan kasar kursinya sambil berdiri. Saat berbalik, ia terkejut karena ternyata sudah banyak orang di kamarnya. Himchan bahkan hanya berjarak beberapa meter darinya sambil membawa jas yang seharusnya Youngjae kenakan. Karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Eun Ji.
        “Atau kamu mau Ibu yang jemput ke sini?” tanya Himchan, jahil.
        “Ibu?” Youngjae hanya bergumam samar. Ia tidak bisa menebak suasana yang terjadi. Keberadaan Yongguk, Himchan, Jongup dan Daehyun dengan pakaian rapih di sana. Youngjae sempat melirik Daehyun untuk memastikan apa yang terjadi di sana. Tentu karena selain Zelo, Youngjae sudah mengenal Daehyun lebih dulu.
        “Gue juga nggak nyangka, Jae. Kita keluarga. Lo bahkan adik gue. Tapi nyatanya lo bakal nikah duluan dari gue.” Daehyun berujar sedih hingga menyulut tawa diantara yang lainnya. Kecuali Youngjae yang hanya tersenyum tipis.
        Himchan membentangkan jas milik Youngjae. Membantu pemuda yang ternyata adiknya itu untuk mengenakannya. Jongup juga ikut mengibaskan tangannya ke atas pundak Youngjae seakan ingin menghilangkan debu yang masih tersisa di sana.
        “Jodoh tuh emang nggak ada yang tahu ya, Mas?”
        Himchan mengangguk, menyetujui ucapan Jongup. Ia kemudian meletakkan tangannya di pundak Youngjae. “Dan kita semua datang ke sini untuk menjemput kamu.”
        Youngjae masih tertegun. Tidak menyangka jika ternyata selama ini sebenarnya ia tidak sendirian membongkar semuanya. Bahkan di saat ia masih meraba-raba kenyataan yang ada, Daehyun dan keluarga sudah mengetahui semua dari sisi Ibu mereka, G.Na. Tentu dengan sedikit campur tangan Hyuna dan Junhyung,—Bomi juga termasuk—Yongguk  bisa membawa adik-adiknya sampai ke sana. Meski mereka sendiri belum bisa bertemu Doojoon untuk memastikan semua kebenarannya.
        Jongup baru menyadari jika tangan Youngjae masih menggenggam sebuah foto. Jongup yang teringat sesuatu, mengeluarkan sebuah foto dari dalam saku jasnya. Foto yang sama persis seperti apa yang dipegang Youngjae. Youngjae hanya melebarkan mata saat Jongup menunjukkan foto tersebut.
        “Ini aku,” kata Jongup saat menunjuk foto seorang bayi laki-laki dalam gendongan Ibu mereka. Lalu berturut-turut, Jongup kembali menunjuk foto bocah laki-laki, mulai dari yang paling besar. “Kalau ini Mas Yongguk, Mas Himchan, terus Mas Daehyun.” Tersisa bocah laki-laki lagi yang masih cukup kecil dan duduk dalam pangkuan ayahnya. “Dan ini Mas Youngjae, kan?”
        Youngjae mengangkat tangannya yang menggenggam foto. Seakan menyamakan isi ke dua foto tersebut.
        “Isinya sama kok, Mas. Nggak ada guenya,” desis Zelo. Memang hanya dirinya yang menatap tak suka saat Jongup seperti mengenalkan Youngjae pada keluarganya sendiri. Dan memang tidak ada bayi Zelo di dalam foto tersebut.
        Semua orang menertawai sikap kekanakan Zelo. Yongguk yang memang berada paling dekat dengan Zelo, menepuk-nepuk pundak pemuda itu.

***

        Youngjae ke luar dari sebuah mobil bersama Himchan serta Daehyun. Sementara Yongguk, Jongup dan Zelo berada di mobil yang berbeda. Mereka beriringan menemani Youngjae memasuki aula besar sebuah hotel mewah tempat Youngjae akan melangsungkan pernikahannya. Yongguk dan Himchan yang benar-benar mengapit Youngjae sambil menenangkan adik mereka tersebut. Meski belum pernah merasakannya, Himchan juga ikut gugup seperti halnya Youngjae.
        Setelah itu hanya benar-benar Yongguk yang mengantar Youngjae sampai depan. Di sana terdapat sebuah meja yang sudah dikelilingi beberapa orang. Termasuk ke dua orang tua Eun Ji dan.. G.Na. Youngjae menatap takjub akan kehadiran G.Na. Tebakan Youngjae sama sekali tak meleset tentang G.Na yang ternyata memang benar Ibu kandungnya. Youngjae langsung melesat memeluk Ibunya. G.Na bahkan sudah benar-benar menangis saat membalas pelukan Youngjae. Yongguk ikut mengusap punggung Youngjae dan G.Na. Setelah memeluk Youngjae sesaat, Yongguk menyingkir untuk bergabung dengan adiknya yang lain.
        Chorong menyambut kedatangan Yongguk dengan memberikan tempat pada Yongguk tepat di sampingnya dan Himchan. Hampir ke ujung sana, Yongguk melihat keberadaan Ilhoon, tapi ia tidak sempat menegurnya. Daehyun, dan Jongup duduk di deretan belakang Yongguk bersama Hayoung juga. Tersisa Zelo yang berada tidak jauh dari meja besar bersama kamera kesayangannya untuk mengabadikan momen sakral yang akan dijalani Youngjae.
        Seorang pria melangkah terburu-buru memasuki ruangan. Tujuan utamanya adalah meja besar tempat Youngjae akan menikah. Di sana ia langsung menyapa Junhyung dengan perasaan sedikit bersalah karena keterlambatannya.
        “Kita baru akan mulai kok, Joon.”
Junhyung mempersilahkan Doojoon untuk menempati kursinya, di samping Youngjae. Namun langkah pria itu tertahan karena melihat seorang wanita yang bahkan sama sekali tidak meninggalkan Youngjae. G.Na, yang saat itu sedang menggenggam tangan Youngjae. G.Na memang sudah menyadari siapa pria yang baru datang tersebut. Dan ia berusaha menghindari bertatap mata secara langsung dengan seorang Yoon Doojoon.
        “Pa, ayo cepet duduk. Acaranya udah mau mulai, nih.” Tegur Zelo yang secara tidak langsung menekankan pada G.Na bahwa ia adalah anaknya Doojoon. Meski Zelo melakukan itu dengan tidak sadar.

***

        Setengah jam berlalu. Pernikahan Youngjae selesai. Dan kini giliran Eun Ji untuk memunculkan diri ke dalam aula. Eun Ji memang menunggu di sebuah ruangan yang disediakan. Ditemani Bomi serta Naeun yang menggandeng Eun Ji di kedua sisinya. Kemudian Hyuna tampak mengambil alih Eun Ji untuk duduk tepat di samping Youngjae. Pemuda itu bahkan tampak tidak berkedip saat Eun Ji baru memunculkan diri di sana.
        Bomi dan Naeun menyingkir dan bergabung dengan Daehyun juga yang lain. Naeun tentu saja langsung duduk bersebelahan dengan Daehyun. Namun Bomi justru memilih duduk di samping Chorong. Cukup berjauhan dengan Himchan yang tidak melakukan protes apa pun terhadap keputusan Bomi tidak duduk di kursi kosong, tepat di samping Himchan.
        “Youngjae kocak banget sih mukanya pas liat Eun Ji,” ujar Daehyun saat Naeun sudah duduk di sampingnya.
        “Apa lagi aku, Dae. Jelas banget liat wajah Youngjae. Tuh anak udah bener-bener jatuh cinta sama Eun Ji aku rasa,” sahut Naeun yang secara tidak langsung ikut membenarkan perkataan Daehyun.
        “Mereka serasi ya?” gumam Hayoung saat menyaksikan Youngjae memasangkan cincin ke jari manis Eun Ji. Tapi tidak ada yang tahu jika diam-diam mata Hayoung mengawasi Zelo yang masih sibuk memotret.
        “Aku juga bakal bilang begitu kalau nggak tahu apa yang terjadi sama mereka sebelum ini.”
        Hayoung menatap Naeun penuh minat. Jelas saja ia tidak tahu apa-apa tentang Eun Ji dan Youngjae. Keberadaannya di sana juga bisa dibilang karena ajakan Zelo yang kini justru mengabaikannya. Dan atas permintaan Jongup juga. Hayoung sendiri juga baru mengetahui kebenaran hubungan antara Jongup dan Himchan saat pernikahan kakaknya, Chorong.
        Jongup yang duduk bersebelahan dengan Hayoung ikut berujar, “Cintanya Mas Youngjae dulu pernah ditolak sama Mba Naeun,” lanjutnya hingga terdengar kekehan kecil dari bibir Jongup yang melihat ekspresi kesal dari Daehyun.
        Daehyun meletakkan tangan kirinya di belakang pundak Naeun untuk memukul belakang kepala adiknya itu yang duduk di samping Naeun. Daehyun dan Jongup duduk mengapit Naeun. “Tolong jangan bahas itu lagi ya adikku sayang,” desis Daehyun dengan nada kesal namun ia harus menyembunyikan kekesalannya itu. Sementara Naeun hanya terkekeh dibuatnya.
        Yongguk tampak berdiri. Tidak lupa ia menggandeng tangan Chorong sambil mengajak adik-adiknya juga, “Ayo kita beri selamat pada Youngjae.”
        Setelah Yongguk melangkah, Himchan juga berdiri tanpa mengatakan apapun. Tampak sibuk dengan dunianya sendiri. Melupakan Bomi yang bahkan sama sekali tidak ia lepaskan saat berada di pernikahan Yongguk. Berbeda dengan hari ini. Dan akhirnya Hayounglah yang berinisiatif mengajak Bomi untuk menyusul.
        Jongup berjalan paling akhir karena ia lebih tertarik menghampiri Zelo terlebih dahulu. Bukan hanya karena Zelo, tapi karena ia melihat kehadiran Sungjae di sana. Berbincang dengan Zelo.
        “Sungjae? Lo di sini juga?”
        Sungjae memeluk Jongup singkat, kemudian berkata, “Gantiin Bang Eunkwang, nih. Dia lagi persiapan mau lamaran soalnya. Dan bagus deh kalau gue ketemu lo di sini juga.”
        “Waaah, berarti ada harapan buat ngelamar Mba Bomi dong, ya?” seru Jongup sedikit heboh. Membuat Yongguk yang mendengar, sontak menghentikan langkah.
Tentu Jongup sengaja melakukan hal itu. Kemudian saat menoleh, ia mendapati Yongguk melemparinya tatapan tajam. Seolah menegur Jongup atas ucapannya pada Sungjae tadi. Padahal yang sebenarnya bukan seperti apa yang dipikirkan Yongguk. Jongup lalu memberi isyarat dengan melirikkan matanya ke arah Himchan yang tetap berjalan lurus seorang diri. Yongguk hanya bernapas lega karena maksud Jongup adalah untuk Himchan. Tentu Yongguk sangat menyetujui ide liar Jongup tersebut.

***

        Doojoon dan Junhyung berada di dalam sebuah ruangan yang hanya berisi meja dan sofa-sofa besar. Saat pintu terbuka, keduanya sontak menegak. Hyuna muncul bersama seorang wanita yang ia bawa dengan sedikit paksaan. G.Na.
        “Semua harus diselesaikan sekarang juga. Anak-anak kamu udah nunggu lama untuk hari ini, G.Na.”
        Doojoon sudah berdiri dengan tatapan lurus ke arah G.Na. Pria itu rasanya sudah ingin berlari dan membawa G.Na masuk ke dalam pelukannya. Tapi tatapan dingin wanita itu membuat Doojoon membatalkan semua keinginannya. Dan perasaan bersalah yang menggantikannya.
        “Kita bicara. Tapi kamu tetap di sana!” desis G.Na yang memang sudah menyadari keberadaan bahkan gelagat aneh yang akan dilakukan Doojoon.
        Usaha Hyuna dan Junhyung ternyata tidak sia-sia. Mereka memang ingin menyelesaikan kesalahpahaman antara G.Na dan Doojoon. Tapi terhalang karena selama ini Junhyung tidak tahu jika G.Na menjadi perawat di rumah sakitnya selama beberapa tahun terakhir. Dulu G.Na sempat menghilang.Dan kejadian antara Eun Ji dan Youngjae pun menjadi celah untuk mempertemukan G.Na dengan Doojoon. Hyuna duduk mendampingi G.Na. Sementara Junhyung dan Doojoon duduk berseberangan dengan sebuah meja membatasi mereka.
        “Entah apa yang membuat Hyunseung tidak pernah menceritakan jika ia memiliki seorang adik laki-laki yang tinggal dengan Ibunya. Aku juga hanya pernah bertemu dengan Ibunya Hyunseung beberapa kali. Selama beberapa tahun, aku dan Hyunseung hidup bahagia dengan lima anak laki-laki kami. Kemudian Doojoon datang.”
        G.Na sempat menghela napas sesaat di tengah-tengah ia bercerita. Namun air mata wanita itu tetap tidak bisa terbendung lagi. Buru-buru G.Na menyekanya sebelum kembali bercerita. Sementara Doojoon sendiri hanya mampu mengepalkan tangannya tanpa bisa berbuat apa-apa lagi.
        “Jujur aku memang masih menyimpan rasa dengan Doojoon kala itu. Dan tidak menyangka jika pertemuan kami hingga membawa aku hamil Junhong. Lalu semua terbongkar. Hyunseung mengetahui apa yang tidak kuketahui. Junhong ternyata bukan anak kandung Hyunseung. Itu juga alasan Hyunseung akhirnya meninggalkanku. Pergi hanya dengan membawa Youngjae hingga membuatku mengabaikan keberadaan anak-anakku yang lain.”
        “Tapi jangan pernah berpikir aku tidak berusaha untuk mencarimu.” Doojoon akhirnya tidak sabar untuk bersuara.
        G.Na menatap Doojoon, datar. “Oh, terima kasih. Dan memang aku yang menghindar.” G.Na memutuskan kontak terhadap Doojoon. Matanya yang masih basah, kini semakin tidak bisa menahan air matanya yang lain untuk mengalir. “Aku hanya tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelah Hyunseung pergi. Berharap Hyunseung tidak melakukan hal yang sama terhadap anak-anakku yang lain. Membawa pergi bersamanya.”
        “Hyunseung memang hanya sempat membawa Youngjae yang sedang di rawat di rumah sakit. Kekhawatiran G.Na memang beralasan karena aku yakin Hyunseung memang akan membawa pergi satu-persatu anaknya. Tapi tepat di hari yang sama, Hyunseung dan Youngjae mengalami kecelakaan. Aku juga berada di rumah sakit tersebut karena Zelo sedang sakit.”
        Kini giliran Doojoon yang bercerita dengan pandangan kosong. Ia juga serba salah saat itu.
        “Tadinya kupikir setelah membawa Zelo, semua masalah selesai. Karena tentu saja aku tidak ingin merusak rumah tangga G.Na. Tapi ternyata semuanya diluar dugaan. Nyawa Hyunseung tidak tertolong, dan dia hanya sempat menitipkan Youngjae padaku. Maaf, karena tidak langsung mencarimu waktu itu. Semuanya berlalu begitu cepat. Dan G.Na sudah terlanjur pergi entah ke mana.”
        Tangis G.Na semakin pecah setelah mengetahui jika Hyunseung ternyata sudah tiada selama ini. Dan tidak hanya G.Na, ruangan tersebut ternyata tepat bersebelahan dengan ruang ganti untuk Youngjae. Ada celah sebesar pintu yang hanya tertutup tirai dan memungkinkan semuanya terdengar jelas.
Di sana Youngjae tidak sendiri, tapi bersama semua saudara laki-lakinya. Zelo bahkan sudah menenggelamkan wajahnya ke telapak tangan dan terisak di sana. Jongup juga sudah berurai air mata di salah satu sudut ruangan di temani Daehyun yang sibuk menenangkan adiknya meski ia sendiri juga sudah sempat menangis.
        Yongguk berdiri di samping Youngjae yang duduk di kursi dengan tangan yang ia letakkan di atas pundak adiknya yang baru ia temui selama ini. Mata keduanya juga tampak memerah karena menahan tangis. Sementara Himchan duduk diam di samping Zelo. Mata guru tampan itu sama merahnya seperti Yongguk dan Youngjae. Tapi ia masih bisa menahan tangisannya.
        “Maafin Papa saya, Pak.”
        Himchan menoleh. Panggilan formal tersebut memang masih digunakan Zelo pada Himchan. Ia belum bisa seperti Jongup yang bersikap professional terhadap Himchan saat di rumah maupun saat di sekolah. Zelo menunjukkan wajahnya yang sudah basah karena air mata. Melihat itu, Himchan memeluk Zelo. Membiarkan adik bungsunya itu membasahi kemeja Himchan.
        “Semua memang sudah sangat terlambat untuk diperbaiki. Jadi aku hanya bisa bertanya, apa maumu sekarang Choi G.Na?”
        Suara berat Doojoon kembali terdengar hingga ruangan Youngjae dan yang lainnya berada. Mereka menunggu dengan gusar jawaban G.Na. wanita itu cukup mengulur waktu untuk menjawab.
        “Kembalikan Youngjae padaku, dan kamu bisa pergi. Aku tidak akan mengganggumu dengan cara apapun.”
Zelo tampak melepaskan dengan paksa pelukan Himchan dari tubuh tingginya. Jongup ikut bangkit saat dilihatnya Zelo sudah berdiri. Bahkan sudah ingin menerobos tirai dengan tidak sabar. Namun Himchan masih berusaha menghalanginya.
        “Zel!” Youngjae ikut menangkap salah satu tangan Zelo.

***

        Nanti gue kirimin alamat website. Lo tinggal isi data diri aja untuk pemesanan tiket. Kalau udah, lo kabarin gue lagi. ~Peniel~

      Eun Ji menatap nanar layar ponselnya. Tidak bisa berkonsenterasi dengan kejadian yang terjadi di ruangan sebelah. Tempat G.Na, Doojoon, Junhyung dan Hyuna saat ini, tepat berada di antara ruangan Youngjae dan Eun Ji. Sama seperti ruangan Youngjae, tempat Eun Ji berada bersama Naeun, Chorong, Hayoung, Namjoo dan Bomi juga memiliki tirai yang menjadi pembatas ruangan.
        Eun Ji sendiri juga sudah berganti pakaian karena setelah ini akan berlangsung resepsi pernikahannya dengan Youngjae. Di ruangan itu Chorong dan Bomi saling berangkulan. Tentu saja Bomi yang sudah sangat berurai air mata. Ia sudah menganggap keluarga G.Na seperti keluarganya sendiri. Sejak kecil Bomi sudah hidup di tengah-tengah keluarga G.Na.
        “Semua memang sudah sangat terlambat untuk diperbaiki. Jadi aku hanya bisa bertanya, apa maumu sekarang Choi G.Na?”
        “Kembalikan Youngjae padaku, dan kamu bisa pergi. Aku tidak akan mengganggumu dengan cara apapun.”
        Para gadis di ruangan itu ikut terkejut dengan pernyataan G.Na. Termasuk Namjoo yang memang tidak terlalu tahu apa-apa tentang semua yang sedang terjadi saat itu.
        “Bagaimana nasib Zelo?” bisik Hayoung dengan nada khawatir.
        Naeun yang duduk disebelahnya, mengusap-usap pundak Hayoung. Sampai akhirnya, Ilhoon yang tidak tahu apa-apa tampak memasuki ruangan. Ia dibuat bingung dengan pemandangan yang ada. Suasana tegang yang mendominasi.
        “Aku pikir ini ruangannya Mas Youngjae. Tapi kakak udah siap juga, kan?” Ilhoon menatap lurus ke arah Eun Ji yang berada di dalam ruangan.
        “Bentar lagi, Hoon. Gue telepon Youngjae dulu. Kamu urusin yang lain lagi aja.”
        Tanpa merespon apa-apa, Ilhoon menuruti ucapan Eun Ji yang secara tidak langsung menyuruhnya untuk meninggalkan ruangan itu.

***

        “Ibu nggak menginginkan gue, Mas! Sekarang apa lagi? Apa kalian juga bakal ninggalin gue sendirian? Sedangkan kalian masih bisa bersama-sama. Bahkan Mas Youngjae juga kembali sama kalian. Apa karena ayah kita berbeda? Makanya Ibu juga memperlakukan gue seperti ini?” Zelo berteriak-teriak, meluapkan amarahnya mendengar ucapan G.Na yang tentu sukses menyakiti hatinya.
        Jongup menyeka matanya dengan sedikit kasar. Tanpa ada yang bisa mencegah, ia menerobos tirai. Membuat keterkejutan bagi pada orang tua yang ada di sana. Karena sebenarnya mereka memang menunggu G.Na untuk berujar lagi, tapi wanita itu tetap pada pendiriannya yang hanya ingin mengambil Youngjae kembali ke pelukannya. Tanpa Zelo.
        “Apa Ibu akan meninggalkan Zelo? Memisahkan kami?” Jongup menatap Ibunya penuh permohonan.
        G.Na mengitari sofa untuk menghampiri ke enam putranya. Yongguk juga tampak melangkah lalu jatuh berlutut di hadapan G.Na. Tanpa mengurangi rasa hormat, tentu pemuda itu ingin G.Na menarik ucapannya. Ia baru dipertemukan kembali dengan dua adiknya. Dulu bahkan Yongguk belum pernah melihat bayi Zelo.
        “Keluarga kita baru lengkap. Youngjae dan Junhong yang Ibu cari selama ini telah kembali. Apa itu tidak bisa untuk selamanya?” tanya Yongguk yang kemudian menatap Doojoon dikejauhan sambil menunggu respon G.Na.
Youngjae dan Himchan bahkan sudah mengikuti jejak Yongguk, berlutut di hadapan G.Na. Disusul Daehyun kemudian. Jongup justru terlihat menyingkir, sedikit merapat bahkan sempat menghadap ke tembok. Tidak jauh dari sana, Zelo masih berdiri dengan matanya yang basah, menatap hampa ke arah G.Na.
        Doojoon yang memang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, menjatuhkan tatapannya pada Youngjae. Di saat yang bersamaan Youngjae juga menatap penuh harap pada Doojoon. Namun pria itu hanya mampu mengangkat bahunya, pasrah. Gerakan mata Doojoon mengisyaratkan jika ia menyerahkan semua keputusan pada G.Na.
        Youngjae menghembuskan napasnya yang terdengar sedikit berat. Ia kemudian mengajak Yongguk dan Himchan yang berada tepat di kedua sisinya untuk sama-sama berdiri. Secara tidak langsung, Himchan juga mengajak Daehyun untuk berdiri.
        “Kalau memang Ibu tidak bisa membawa Zelo, biar aku yang tetap tinggal. Aku nggak mau ngeliat Zelo sendirian.”
        Mendengar ucapan Youngjae, air mata G.Na kembali menetes. Rasa bersalahnya pada Zelo berlipat ganda. “Maaf Junhong. Ibu yang salah.”
        Zelo hanya tersenyum getir dan tidak bergerak dari tempatnya berada. Namun Youngjae tetap mengarahkan tatapannya pada Zelo hingga pemuda itu tersadar. Dan benar, Zelo akhirnya menyadari tatapan Youngjae. Tidak sepantasnya ia membalas perlakuan G.Na. Meski hanya lewat pandangan mata, Zelo tampak menurut dan mengalah. Ia bahkan yang lebih dulu menghampiri G.Na untuk memeluknya, penuh rasa bersalah.
        Youngjae merasakan ponselnya bergetar di tengah-tengah suasana haru tersebut. Dari Eun Ji. Pemuda itu sedikit menyingkir, seakan bertukar tempat dengan Jongup.
        “Apa kalian udah selesai?”
        Youngjae tidak menjawab pertanyaan Eun Ji karena suara gadis itu terasa sangat dekat. Lalu kemudian, mata Youngjae menangkap sebuah tirai di sisi lain ruangan tersebut. Ia pun berjalan dengan langkah lebarnya ke arah tirai tersebut. Tanpa pikir panjang, Youngjae menyingkap tirai dan mendapati Eun Ji berdiri di sana. Masih dengan posisi ponsel menempel di telinganya.
        Eun Ji melangkah ke luar tirai dengan bantuan Youngjae yang menyingkap tirai lebih lebar lagi. Bukan hanya untuk Eun Ji, namun Youngjae masih melakukan hal yang sama kepada para gadis yang menyusul Eun Ji ke luar dari ruangan tersebut. Berkumpul dengan yang lainnya.
        Eun Ji dan Youngjae masih bertahan di sana. Sisa-sisa air mata di mata Youngjae masih terlihat. Bahkan ada yang sempat kembali mengalir. Youngjae sudah ingin mengangkat tangan, namun Eun Ji lebih cepat menghalanginya.
        “Tangan lo kotor, Jae.” Eun Ji lalu memberikan selembar tissue pada pemuda yang sudah resmi menjadi suaminya tersebut.
        Eun Ji melihat tangan kiri Youngjae yang hanya sedang menggenggam ponsel. Cewek itu mengambil ponsel Youngjae lalu menggantikannya dengan mengaitkan jari-jari tangannya di sana. Menggenggam erat tangan Youngjae seolah menandakan ia juga berada di sana merasakan kesedihan dan bahagia luar biasa seperti yang dirasakan Youngjae saat ini. Mereka kemudian bertatapan tanpa berkata apa-apa.
        Selanjutnya, Eun Ji dan Youngjae harus menemui para tamu undangan yang sudah hadir di resepsi pernihakannya tersebut. Mereka melangkah penuh senyum menuju pelaminan. Tangan Eun Ji juga sudah seperti tidak bisa melepaskan Youngjae.
        Kejadian beberapa saat lalu seperti sudah terlupakan. Zelo juga sudah kembali ceria dengan kamera di tangannya. Bergantian Zelo memotret anggota keluarga barunya. Terkadang bahkan ia mengajak Jongup dan Hayoung atau dengan yang lainnya untuk melakukan self camera. Tertawa tanpa henti. Lalu Yongguk tampak meminta Zelo untuk mengabadikan gambarnya bersama Chorong.
        Tidak ingin ketinggalan, Daehyun dan Naeun juga ingin difoto bersama. Zelo juga sempat memberi petunjuk pada Jongup karena tentu ia juga ingin menjadi objek foto. Tidak lupa Zelo memaksa Hayoung untuk berfoto bersama dengan gaya remaja yang mereka miliki.
        Merasa cukup puas, Zelo kembali merebut kamera kesayangannya. Selanjutnya, ia mengarahkan lensa kamera kepada Jongup. Dengan bantuan Hayoung yang sedikit memaksa Namjoo untuk berdiri lebih dekat dengan Jongup. Namjoo dan Jongup hanya saling melempar tatapan. Namun itu justru membuat Zelo merasa sangat puas dengan hasil tangkapannya.
        “Waah, siapa lagi nih yang belum foto?” ujar Zelo penuh semangat.
        Jongup mengedarkan pandangannya. Dan lagi-lagi berhadapan langsung dengan Yongguk. Tapi kontak batin keduanya seakan sudah sangat kuat. Target mereka tentu saja Himchan. Yongguk dengan sengaja mengajak Chorong untuk menjauhi Himchan yang sedang mengobrol bersamanya. Jongup sendiri langsung melesat ke samping Bomi. Jongup bahkan sudah menggamit lengan Bomi dan memaksa gadis itu mengikutinya.
        “Zelo!” seru Jongup. Saat Zelo menyadari posisinya, Jongup menunjuk-nunjuk ke arah Bomi dan Himchan secara bergantian.
        “Jong!” desis Bomi yang akhirnya menyadari kejahilan Jongup.
Dan Jongup memang benar-benar jahil. Ia tidak segan-segan mendorong tubuh Bomi ke arah Himchan. Tentu Himchan dengan sigap menangkap tubuh ramping Bomi. Adegan yang lebih spektakuler dibandingkan milik Jongup-Namjoo pun terjadi. Himchan dengan posisi setengah memeluk Bomi dan saling bertatapan.
        Setelah melihat hasil karya Zelo, Jongup melakukan high five  dengan adiknya itu. Rencana mereka memang sukses berat. Yongguk, Daehyun beserta pasangan merekapun ikut senang melihat Himchan dikerjai dua adiknya tersebut. Cepat-cepat Jongup mengajak Zelo menyingkir dari sana sebelum Himchan menunjukkan amarahnya.
        Di sisi lain, Namjoo terlihat bernapas lega. Ia sendiri juga belum mengetahui maksud perasaannya sendiri. Namjoo melihat dengan jelas saat Jongup berbicara dengan Sungjae dan mengatakan ada peluang untuk melamar Bomi. Ternyata maksud Jongup adalah untuk Himchan. Ia hanya merasa nyaman kenal dengan Jongup. Dan rasanya ingin tetap sama seperti ini, tidak ada yang berubah. Tentu setelah Youngjae sudah dimiliki gadis lain. Namjoo menatap hampa namun ia tetap bahagia melihat Youngjae bersanding dengan Eun Ji.

***

        Kita berangkat hari Kamis. Penerbangan jam 2 siang. Jam 11 gue tunggu di studio.

      Eun Ji tidak segera merespon pesan dari Peniel tersebut karena merasakan tangan Youngjae seperti memanggilnya. Malam itu Peniel tidak hadir karena masih sibuk mengurusi acara yang akan mereka jalani beberapa hari lagi.
        “Iya, Jae.”
        “Kenalin, ini sahabat gue dari kecil. Namanya Gikwang.”
        Eun Ji melebarkan matanya menatap pemuda dihadapannya. Bahkan suara Youngjae tadi seperti tidak menembus gendang telinganya. Tanpa harus diperkenalkan, ia sudah mengenal pemuda itu dengan jelas.
        Pemuda bernama Gikwang itu tak kalah terkejutnya seperti Eun Ji. Namun ia menghargai posisi Youngjae di sana. Gikwang berusaha tidak menunjukkan kenyataan antara dirinya dan Eun Ji dengan mengulurkan tangan. Seolah mereka memang belum saling kenal.
        “Senang berkenalan dengan kamu,” ujar Gikwang.
        Eun Ji tidak langsung begitu saja membalas uluran tangan Youngjae.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar