Selasa, 30 April 2013

KRIS WITHOUT WINGS (part 15)


        Luhan menerobos masuk setelah mengetahui kamar tempat Sehun di rawat. Dibelakangnya, Lay masih setia mengikuti.
        “Sehun, kau baik-baik saja?” Tanya Luhan panic. Dan kepanikan itu bertambah di kala ia melihat tubuh Sehun terbaring lemah di atas tempat tidur.
        Sehun sendiri telah sadar dari pingsan dan kini berusaha memunculkan senyumnya. “Aku baik-baik saja,” ujarnya dan tentu saja itu bohong dan hanya untuk membuat kekhawatiran Luhan berkurang.
        “Kenapa Sehun bisa seperti ini?”
        Luhan menoleh ke arah Lay yang bertanya dengan suara keras pada Kyungsoo yang memang sejak awal menemani Sehun.
        “Aku hanya kelelahan, hyung,” rayu Sehun agar Luhan mempercayai kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya.
        Luhan seperti tak mendengar ucapan Sehun. “Kyungsoo, katakan padaku,” pinta Luhan dengan suara pelan namun seperti ada sebuah ancaman di dalamnya.
        “Apa kalian bertengkar?” Kyungsoo malah balik bertanya dan membuat Luhan menatapnya bingung. “Dokter bilang, ada yang sedang dipikirkan Sehun hingga kondisinya lemah seperti ini,” jelas Kyungsoo.
        Kris. Tidak salah lagi. Tapi bisa dipastikan Luhan tidak akan mengakui bahwa tekanan masalah yang dihadapi Sehun adalah karena Kris, bukan karena dirinya.
        “Mungkin aku yang sedikit kurang memperhatikan Sehun akhir-akhir ini,” kata Luhan berbohong.
        Kyungsoo dan Lay hanya mengangguk mengerti tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
        “Kyungsoo, Lay.” Luhan mendesah pelan sebelum melanjutkan kata-katanya. “Bisa tinggalkan aku bersama Sehun sebentar?” pintanya tanpa bermaksud untuk mengusir Kyungsoo dan Lay yang kembali mengangguk sebelum akhirnya benat-benar meninggalkan Sehun berdua saja dengan Luhan.
        “Jongdae hyung dan Minseok hyung di mana?” Tanya Kyungsoo ketika menyusul Lay yang berjalan lebih dulu menuju kursi di koridor tak jauh dengan letak kamar Sehun.
        “Mereka akan menyusul setelah kuliah selesai,” hanya itu penjelasan Lay.

@@@

        Baekhyun mengedarkan pandangan ke sekitar lapangan parkir. Ia dengan cemas menunggu kedatangan Kris dan Suho. Beberapa kali ia dengan gusar melirik jam ditangannya.
        “Kenapa mereka terlambat?” keluh Baekhyun.
        Baekhyun kembali menghubungi ponsel Suho. Nomornya kini tidak aktif. Sementara Kris, pemuda itu sama sekali tidak menjawab satupun panggilan Baekhyun.
        Di saat yang bersamaan, Kris ternyata meninggalkan ponselnya di dalam mobil karena saat ini Kris sedang sibuk melakukan ‘sparing’ menghadapi tiga orang sekaligus.
        Suho juga cukup membantu meski ia yang lebih sering mendapat serangan bertubi-tubi dari Gikwang dan Junhyung.
        Leader dari pemuda-pemuda itu tampak berdecak kecewa karena sejak tadi ia hanya diam saja menyaksikan lima temannya berkelahi melawan Suho dan Kris.
        “Hyunseung, Dongwoon, Yoseob!” teriak pemuda itu kepada tiga orang yang tengah menghadapai Kris.
        “Kenapa?” Yoseob yang bertanya karena hanya ia yang sebenarnya sama sekali belum menyerang Kris. Tidak seperti dua temannya.
Sejak tadi yang dilakukan pemuda bertampang imut ini hanya memperhatikan atau sesekali mengitari area Kris melawan Hyunseung dan Dongwoon dengan kedua tangan terkepal di depan dada.
        Yoseob melihat leader mereka yang berjalan mendekatinya. “Doojoon! Jangan mendekat!” seru Yoseob seperti akan melindungi leader mereka dari bahaya.
        Doojoon seperti tak mendengar ucapan Yoseob, justru Yoseoblah yang berlari ke arah Doojoon dan mendorong tubuh leader mereka karena ternyata ada seseorang di belakang Doojoon yang berniat menyerangnya.
        “Awas!” pekik Yoseob yang justru terkena tendangan dari orang tersebut karena ingin melindungi Doojoon.
        Doojoon tersenyum puas ketika mengetahui siapa orang tersebut. Ia berusaha bangkit karena tadi sempat terjungkal akibat dorongan keras dari Yoseob.
        “Akhirnya kalian datang juga,” seru Doojoon sambil menepuk-nepuk tangannya.
        Mendengar ucapan Doojoon, Kris mencuri-curi pandang untuk bisa melihat siapa orang yang dimaksud Doojoon. Dan mata Kris membulat sempurna ketika menatap dua pemuda tersebut.
        “Waah, si playboy dan mata panda!” heboh Yoseob meski ia sempat tersungkur akibat tendangan dari Tao.

@@@

        “Hyung, maafkan aku,” lirih Sehun dengan wajah pucatnya.
        Luhan menggeleng kuat-kuat. “Aku yang salah. Maaf karena merahasiakan ini darimu,” ujar Luhan sama menyesalnya.
        Sehun tersenyum samar. “Aku takut kalau Kris…”
        “Sssttt…” desis Luhan memotong ucapan Sehun karena ia bisa menebaka apa yang akan dikatakan adiknya itu. “Kau tidak perlu khawatir. Kris pemuda yang kuat. Kita akan bersama selamanya,” ujar Luhan berusaha menghibur Sehun.
        Sehun sendiri tidak terlalau menanggapi ucapan Luhan karena ia sendiri sadar bahwa penyakit Kris bisa tiba-tiba muncul kapan saja dan tidak menutup kemungkinan untuk merenggut nyawa Kris juga.
        “Mana Kris hyung?” Tanya Sehun seperti ingin mengalihkan topic pembicaraan mereka.
        “Dia kuliah,” jawab Luhan singkat.
        Sehun mendesah berat. Di saat seperti ini, ia sangat membutuhkan kehadiran Kris juga. Tapi di sisi lain, ia juga ingin agar tidak selalu bergantung pada kakaknya yang satu itu. Hanya karena ingin mempersiapkan diri menghadapi kenyataan pahit suatu hari nanti. Tapi, bukankah itu sangat jahat?
        Sehun menggeleng kuat-kuat untuk menyingkirkan pikiran jelek tadi dari otaknya. Tidak. Kris tidak akan meninggalkannya secepat itu.
        “Sehun, dari mana kau tahu kalau Kris…” Luhan tak sanggup meneruskan ucapannya karena ia yakin Sehun mengerti kelanjutan perkataan itu.
        “Aku menemukan obat di kolong tempat tidur,” jelas Sehun mengakui.
        “Apa kau menyuruh orang lain untuk menemui Joongki?” tebak Luhan dan dijawab anggukan oleh Sehun.
        “Kyungsoo yang membantuku.”

@@@

        “Suho!” teriak Kris histeris melihat kondisi Suho yang sudah sangat mengkhawatirkan. Tanpa mempedulikan Dongwoon dan Hyunseung, Kris berlari ke arah Suho.
Beruntung untuk Kris karena Tao dengan gesit menghalangi Dongwoon yang sudah ingin menyerang Kris dari belakang. Sementara Chanyeol kini menghadapi Doojoon. Lalu Yoseob? Satu tendangan saja sudah membuatnya tak berani bergerak.
        Kris menarik tubuh Gikwang menjauh dari Suho lalu melayangkan pukulan di wajah pemuda itu. Dengan kalap, Gikwang di hajar habis-habisan dan tanpa ampun.
        “Kris!” pekik Suho yang melihat Junhyung sudah mengangkat tangannya yang memegang balok kayu.
        BRAK!!!
        Junhyung membeku seketika karena balok yang ia layangkan mendarat mulus di punggung Suho, bukan Kris seperti apa yang ia rencanakan sebelumnya.
        Kris mendorong tubuh Gikwang yang mulai babak belur ke atas aspal. “Suho!” teriaknya sambil berlari ke arah Suho. Ia juga sempat menyikut tubuh Junhyung untuk menyingkir.
        Junhyung sendiri tidak ingin membuang kesempatan di saat Kris lengah. Rasa bersalahnya hanya bertahan sebentar. Ia kembali mengangkat balok kayu yang masih di tangannya. Namun gerakannya kalah cepat dari Tao yang telah lebih dulu menendang Junhyung hingga tubuh pemuda itu tersungkur tepat di samping Suho.
        “Kris! Bawa dia pergi!” perintah Tao agar Kris segera membawa Suho ke rumah sakit karena pemuda itu kini sudah tak sadarkan diri.

@@@

        Sehun mendorong sendok yang dipegang Luhan, menjauhkan benda itu dari depan mulutnya. “Hyung, cukup. Aku sudah kenyang,” tolaknya.
        “Kalau kau tidak sembuh, bagaimana bisa kau melindungi Kris?” Luhan berusaha membujuk adiknya untuk makan.
        Sehun cemberut. “Kau mangancamku?”
        “Tentu saja,” balas Luhan penuh kemenangan. “Aku tidak ikut campur jika Kris memarahimu nanti.”
        “Oke… oke…” seru Sehun akhirnya, mengalah karena Luhan seperti bersiap untuk menyingkirkan peralatan makan yang digunakan Sehun.
        Tak lama, terdengar suara pintu terbuka.
        “Hyung, apa Sehun tidak mau makan?” tebak Kyungsoo yang muncul dari balik pintu dan disusul Jongdae dibelakangnya.
        “Kau seperti tidak mengenal Sehun saja,” ujar Luhan yang dihadiahi pelototan dari Sehun. “Jongdae? Mana Lay?” Tanya Luhan kepada teman kuliahnya itu.
        “Lay lagi menemani Minseok mencari makanan,” jelas Jongdae.
        Kyungsoo merebut sendok dari tangan Luhan. “Biar aku saja, hyung. Berisitirahatlah dulu, kau pasti lelah.”
        Jongdae menyentuh pundak Luhan pelan lalu mengisyaratkan Luhan untuk duduk di sofa. Luhan hanya mengangguk sekilas sebelum akhirnya menyerahkan urusan menyuapi Sehun kepada Kyungsoo lalu menyusul Jongdae yang sudah lebih dulu menuju sofa.
        “Apa ada tugas kuliah setelah aku pergi tanya?”
        Jongdae merespon pertanyaan Luhan dengan lirikan sebal. “Adikmu sedang sakit, tak bisakah kau sedikit mengabaikan tugas kuliah untuk sementara waktu?” Tanya Jongdae sinis.
        Sehun menertawai perdebatan antara Luhan dengan Jongdae. “Hyungku memang seperti itu, hyung.”
        “Iya, tidak sepertimu, Sehun,” ujar Kyungsoo yang sukses membuat Sehun cemberut sambil menatapnya kesal. Luhan dan Jongdae balas menertawai Sehun.

@@@

        Doojoon menarik kerah pakaian Chanyeol yang kini sudah terkapar di atas aspal. “Aku telah menyuruh Kris untuk menghubungi kalian dan anak-anak geng SMA Sun Moon, tapi temannya Kris tadi tidak menurutiku dan kalian yang harus menanggung akibatnya,” desis Doojoon tajam.
        Tak jauh dari sana, Tao juga sudah tidak berkutik di bawah kaki Junhyung.
        “Mana Jongin, Lay dan Minseok?” Tanya Junhyung.
        “Kenapa Tanya padaku?” protes Tao.
        “Ku rasa mereka berpura-pura masih bermusuhan di depan kita,” tebak Hyunseung mulai berspekulasi.
        “Kami memang musuh! Bukan berpura-pura!” teriak Chanyeol ikut memprotes.
        “Cih! Diam kau!” bentak Junhyung yang berdiri dibelakang Doojoon. “Apa kau pikir kami itu bodoh?”
        “Mungkin lain kali kita harus menggunakan Jongin sebagai umpan. Pemuda bersama Kris tadi tidak berpengaruh apapun,” ujar Gikwang yang langsung disambut anggukan oleh ke lima temannya.
        “Pemuda yang bersama Kris tadi memang tak berpengaruh apa-apa. Dia bukan siapa-siapa!” seru Chanyeol yang secara tak langsung mendukung ucapan Gikwang untuk tidak menyeret Suho dalam masalah mereka.
        Doojoon tersenyum pahit. “Apa kau tidak tahu siapa pemuda yang bersama Kris tadi?”
        Chanyeol melirik Tao penuh arti, namun temannya itu menggeleng samar sebagai jawaban bahwa ia tak mengenal Suho.
        “Dia kakaknya Jongin,” Dongwoon yang menjawab pertanyaan Doojoon.
        “Apa?” pekik Tao dan Chanyeol bersamaan.
        Doojoon mendengus kesal. “Sudahlah, kalian tak perlu berakting seperti itu,” desisnya tajam lalu berdiri. “Ayo!” seru Doojoon sebagai seorang leader, memerintah anak buahnya untuk meninggalkan Tao dan Chanyeol yang masih terkapar di aspal.
        Terakhir kali sebelum benar-benar pergi, Dongwoon menendang perut Tao dan Gikwang juga melakukan hal yang sama pada Chanyeol.
        Yoseob berbalik paling akhir, karena ia masih saja sempat melambaikan tangan bergantian ke arah Chanyeol dan Tao. “Dadah panda, dadah playboy,” serunya.
        “Yoseob!” teriak Junhyung.
        “Iya!” jawab Yoseob takut-takut. Mungkin hanya dia, anggota seorang gangster yang masih menyempatkan diri memberikan salam perpisahan untuk musuh-musuhnya.
        Tak lama setelah Doojoon dan kawan-kawan meninggalkan Chanyeol dan Tao, Joongki muncul dan akhirnya membawa mereka ke rumah sakit.

@@@

        Saat berjalan untuk kembali ke kamar Sehun, Lay yang melihat Jongin dari kejauhan, merentangkan satu tangannya untuk menghalangi Minseok.
        “Ada apa?” Tanya Minseok bingung karena Lay menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba.
        Tangan Lay terangkat menunjuk sesuatu. “Jongin,” ujarnya pada Minseok tanpa melirik.
        “Astaga!” seru Minseok terkejut. “Kenapa Jongin ada di sini? Apa ibunya sakit?” tebaknya dan Lay hanya menggeleng.
        “Entahlah, ayo kita susul dia,” saran Lay yang langsung berlari mengejar Jongin dan Minseok otomatis mengikuti dibelakangnya.

@@@

        Kris merasakan ponselnya bergetar. Ia tak ingin menjawab panggilan dari Baekhyun karena ia tadi telah mengiriminya pesan tentang keadaan Suho dan telah menyuruh Baekhyun untuk datang.  Kris juga tak lupa memberi tahu rumah sakit serta nomor kamar tempat Suho kini berbaring.
        “Kris? Apa kau baik-baik saja?”
        Kris melotot mendengar pertanyaan pertama Suho setelah sadar dari pingsan beberapa saat lalu. “Harusnya aku yang bicara seperti itu!” marah Kris.
        Suho memaksakan tersenyum meski samar-samar karena rasa sakit yang ditimbulkan luka-luka yang menghiasi wajah tampannya. “Tapi kau belum menjawab pertanyaanku!” protes Suho dengan nada lemah namun ia tidak mau terdengar kalah.
        Kris mendesah sebal. “Setidaknya lebih baik darimu,” balas Kris penuh kemenangan. Jelas saja, terluka karena ‘sparing’ sudah hal biasa dikehidupan seorang Choi Kris Woo. Meski kali ini lebih parah dari pada biasanya karena ia dikeroyok, tetap saja Kris tidak sampai pingsan.
        “Apa kau mengenal orang-orang tadi?” Tanya Suho penasaran.
        “Maaf jika aku belum cerita sebelumnya. Dulu ketika SMA, aku adalah seorang gangster. Hobiku berkelahi. Bahkan aku memiliki lawan ‘sparing’ tetap dari sekolah lain. Mereka memang bukan lawan tetapku, tapi sekolah kami juga bermusuhan sejak lama,” jelas Kris panjang lebar.
        “Dan tadi ku dengar mereka menyebut Jongin,” ujar Suho yang mengingat kejadian beberapa waktu lalu. “Apa adikku juga seorang gangster? Dan apa kau mengenalnya?” pertanyaan Suho terdengar penuh selidik. Dari nadanya saja sudah jelas kalau Suho terdengar sedikit mendesak Kris untuk menjawabnya dengan jujur.
        Kris mendesah keras. Ia tidak tau apakah harus jujur atau sebaliknya karena belum sempat menjawab, muncul tiga pemuda di sana.

@@@

        “Hyung, sudah…” Sehun masih tetap merengek karena ia tidak ingin menghabiskan makanannya.
        “Oke,” ujar Kyungsoo mengalah. “Setidaknya ini lumayan.”
        Sehunpun akhirnya bisa bernapas lega. Ia melirih Luhan yang masih berbincang dengan Jongdae. “Hyung,” panggilnya.
        Luhan menoleh, “ada apa?”
        “Aku bosan. Temani aku jalan-jalan ke luar,” pinta Sehun.
        Luhan melirik Kyungsoo seperti meminta pendapat. Yang ditatap justru menunjuk deretan obat yang berjejer rapi di meja samping tempat tidur Sehun.
        Luhan mengangguk sekilas sebelum akhirnya kembali melirik Sehun. “Boleh,” serunya langsung dibalas Sehun dengan ekspresi girang. “Tapi kau harus meminum obatmu dulu,” syarat dari Luhan yang sukses membuat Sehun kembali cemberut.

@@@

        “Jongin!” panggil Minseok menghentikan Jongin yang sudah memegang knop pintu sebuah kamar rawat di rumah sakit yang sama dengan Sehun.
        Jonginpun menoleh dan menatap bingung ke arah dua temanny yang semakin dekat. “Kenapa kalian bisa di sini?”
        Lay mengabaikan pertanyaan Jongin. “Siapa yang sakit? Apa ibumu?”
        “Bukan,” sergah Jongin cepat-cepat. “Tapi, hyungku,” ujarnya pelan. Namun sedetik kemudian, wajah Suho berubah cerah. “Apa kalian ingin bertemu dengannya?”
        Lay dan Minseok saling tatap, lalu mereka dengan kompak mengangguk penuh semangat. Jika tidak sekarang, kapan lagi mereka bisa bertemu dengan kakaknya Jongin.
        Jongin masuk lebih dulu dan langsung disusul oleh Lay serta Minseok.
        “Suho hyung,” seru Jongin sambil berjalan masuk dan langsung menghampiri tempat tidur di mana Suho berbaring. “Apa yang terjadi denganmu?” Tanya Jongin cemas dan nampaknya ia tak menyadari bahwa ada Kris di sana yang langsung membeku mendapati Jongin muncul bersama Lay dan Minseok. Tiga pemuda yang menjadi lawan ‘sparing’ tetapnya.
        “Kris! Apa yang kau lakukan di sini?” hardik Minseok dengan tatapan benci. Memang selalu seperti itu jika ia bertemu Kris.
        Mendengar Minseok menyebut nama Kris, Jongin sontak menoleh. Matanya melebar ketika benar mendapati sosok tinggi yang ia kenal sebagai Kris.
        Jongin segera melesat ke arah Kris berada. “Kenapa kau bisa ada di sini?” Tanya Jongin tegas dan tangannya sudah sampai di kerah pakaian Kris.
        “Jongin, apa yang kau lakukan?” Suho berusaha melerai, namun suaranya yang terdengar lemah sama sekali tak berpengaruh di telinga Jongin serta dua temannya.
        “Apa kau yang membuat hyungku seperti ini?” Tanya Jongin lagi meski pertanyaan sebelumnya tidak di jawab oleh Kris.
        Nampaknya Kris memang tak berniat menjawab pertanyaan Jongin. Karena percuma saja, Jongin tidak akan percaya jika bukan ia yang melakukan hal itu pada Kris. Akhirnya, Kris lebih memilih bungkam dan membalas tatapan Jongin datar.
        “Jongin!” teriak Suho berusaha menghentikan Jongin yang kini sudah menyeret Kris ke luar dari kamarnya. Tentu saja usaha Suho sia-sia. Jongin sudah lebih dulu pergi dan Suho tak bisa melakukan apapun. Rasa sakit membatasi ruang geraknya. Belum lagi luka di punggung akibat pukulan balok kayu yang diterimanya.

@@@


Tidak ada komentar:

Posting Komentar