Rabu, 05 Juni 2013

KRIS WITHOUT WINGS (part 19) end


        Kris dan Chanyeol berjalan berangkulan menuju tempat Luhan dan yang lainnya berada. Senyum bahkan tak pernah lepas dari bibir mereka.
        Baekhyun yang paling bersemangat menyambut kedatangan Kris dan Chanyeol. Ia bahkan sudah merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan dari dua temannya itu. “Chanyeol!” pekik Baekhyun penuh semangat membuat Kris melotot padanya.
        Kris bahkan sampai menghalangi tubuh Chanyeol sebelum Baekhyun sempat memeluknya. “Aku yang selama setahun ini bersamamu! Kenapa kau menyambut Chanyeol lebih dulu?” protes Kris yang merasa seperti di abaikan.
        “Aku bosan padamu!” balas Baekhyun tanpa dosa. Lalu ia sedikit mendorong tubuh tinggi Kris untuk menjauh dari Chanyeol.
        “Bisakah kau tak mengabaikan kami?”
        Kris mendongak. Tatapannya langsung tertancap pada sosok Luhan yang berdiri sambil melipat tangannya. Tiba-tiba saja senyuman Kris mengembang. “Hyung!” serunya yang terdengar manja seperti Sehun.
        “Stop!” Buru-buru Luhan mengangkat tangannya sebagai pertanda agar Kris tak mendekat padanya. “Apa kau akan memelukku dengan badan basah penuh keringat itu?”
        Kris tak mempedulikan reaksi tak menyenangkan dari Luhan. Ia tetap memeluk hyungnya itu sangat erat. “Apa kau tak merindukanku, hyung?”
        “Kris! Lepas!”
        “Tidak akan, hyung!” Semakin keras Luhan berontak, semakin kuat pula pelukan Kris padanya.
        “Hyung, mana Sehun?”
        Semua orang menoleh. Bahkan Kris sampai melepaskan pelukannya dan ikut melirik ke arah sumber suara, Kyungsoo, yang sedikit membuat keributan saat baru datang tadi.
        Lay menunjuk sampingnya. “Sehun di…” ucapannya terhenti saat ia tak menemukan orang yang ia maksud. Beberapa saat yang lalu Sehun memang berdiri tepat di sampingnya.
        Chanyeol melambaikan tangan saat melihat sosok Tao yang baru sampai. “Tao kau lihat Sehun di luar?” Tanya Chanyeol.
        “Sehun di mobil Luhan hyung,” ujar Tao. “Hei, ada apa?” serunya polos saat melihat orang-orang itu berhamburan ke luar gedung. Termasuk Baekhyun meski ia kerepotan karena harus membawa koper milik Kris juga. Beruntung Chanyeol siap sedia untuk membantunya.
        Tao menarik-narik tangan Chanyeol seperti menuntut penjelasan. “Apa yang terjadi pada Sehun?” Tanya Tao khawatir.
        “Ku rasa Sehun hanya kesal pada Kris yang tak langsung pulang ke rumah. Dan tadi dia tiba-tiba saja menghilang tanpa pamit,” jelas Chanyeol.

@@@

        “Sehun tunggu!” seru Kris sambil mengejar Sehun. Sejak dalam perjalanan pulang dari stadion, Sehun tetap bungkam jika di tanya oleh Kris. Dan kini Sehun sudah mengurung diri ke dalam kamarnya.
        “Sehun buka pintunya,” teriak Luhan dari luar kamar Sehun sambil menggedor-gedorkan pintunya. “Kau marah pada Kris?”
        Tidak ada jawaban dari Sehun.
        Kris pura-pura mendesah penuh penyesalan. “Maaf jika kau marah. Aku hanya ingin memberimu kejutan. Dan rencananya nanti malam aku ingin mengajakmu pergi ke luar dan hanya berdua. Tentu saja menggunakan mobilku,” seru Kris dari luar kamar Sehun.
        Tak lama setelah itu, terdengar Sehun memutar anak kunci yang sontak membuat Kris dan Luhan saling menatap cerah. Tatapan Kris mengisyaratkan bahwa ia sudah memperkirakan kejadian ini sebelumnya.
        “Lihat saja nanti,” ujar Sehun dingin, lalu kembali menutup pintu kamarnya. Kali ini sedikit lebih kencang dan tepat di hadapan dua hyungnya.
        Kembali, Kris dan Luhan saling lirik. Namun kali ini dengan tatapan frustasi. Memang tidak ada yang benar-benar bisa mengendalikan Sehun.

@@@

        “Sampai jumpa besok,” seru Chanyeol ceria dan melambaikan tangan pada mobil yang dikendarai Tao bersama Baekhyun.
        “Aku turun di depan saja,” ujar Baekhyun saat mobil sudah jauh meninggalkan rumah Chanyeol.
        “Kenapa?” Tanya Tao bingung. Ia memang berniat mengantar Baekhyun sampai rumah, tapi sepertinya Baekhyun punya pemikiran lain.
        “Aku tak enak padamu.”
        “Tak enak kenapa?” protes Tao yang belum bisa menebak arah pikiran Baekhyun. “Kau teman Chanyeol, dan Chanyeol adalah temanku, jadi kau temanku juga.”
        Baekhyun menghela napas sebelum merespon ucapan Tao. “Kau bisa saja berpura-pura di depan Chanyeol, tapi tidak di depanku.”
        “Apa maksudmu?” desak Tao yang semakin bingung.
        “Tao maaf, aku tak berniat merebut Chanyeol darimu. Aku juga tau sejak tadi kau menahan kesal karena Chanyeol terus saja mengajakku bicara, padahal kau juga ada di sini.”
        “Aku tau bagaimana rasanya ditinggal sahabat. Chanyeol bahkan lebih parah. Ia mengalami itu tidak hanya sekali. Lagi pula, kalian sudah lama tidak bertemu. Sedangkan denganku, hampir setiap saat kami bersama,” jelas Tao diiringi tawanya.
        “Jadi, apa kita sekarang bisa berteman juga?” Baekhyun mengulurkan tangannya ragu-ragu.
        “Tentu saja,” ujar Tao sambil menyambut uluran tangan Baekhyun.

@@@

        Jongin membuka pintu apartmennya dengan malas. Ia masih terbawa suasana kekalahan tadi sore dari timnya Kris. Jongin melempar ranselnya sembarangan lalu dengan santainya menghempaskan badan ke atas sofa.
        “Anak macam apa kau?”
        Jongin yang tersentak sampai tiba-tiba berdiri mendengar teguran dari seseorang karena jelas itu bukan suara ibunya. Meski terkadang ibunya suka marah-marah, tapi tidak akan terdengar sekeras ini suaranya.
        “Ayah?” suara Jongin keluar dengan terbata.
        “Apa ini yang kau lakukan selama tinggal hanya berdua dengan ibumu? Pulang bermain basket langsung bermalas-malasan?”
        Jongin sama sekali tak berani buka mulut. Ia hanya sanggup menunduk. Ada sedikit kebingungan kenapa ayahnya bisa tiba-tiba berada di sana.
        “Ayah sudah, Jongin hampir menangis.”
        Jongin mendongak karena mendengar suara Suho yang juga berada di sana. “Hyung?” Tanya Jongin heran dan tatapannya jelas ia menuntut penjelasan. Apalagi Jongin sama sekali tidak hampir menangis.
        Tanpa sebab yang pasti, Suho sudah memeluk Jongin. “Aku merindukanmu.”
        “Hyung! Lepas!” Jongin berusaha memberontak untuk membebaskan diri dari dekapan Suho. “Kau menjijikkan! Kita bahkan baru bertemu tadi pagi di pemakaman Joonmyun.”
        Kali ini tanpa perlu bersusah payah, Suho sudah melepaskan Jongin dari pelukannya. Ia menatap Jongin kecewa lalu melirik ayahnya. “Ayah, batalkan saja rencananya.”
        “Enak saja!” tuan Kim menolak mentah-mentah permintaan anak sulungnya itu.
        “Ibu, ada apa ini?” karena tadi tak mendapat jawaban dari Suho, kini Jongin menuntut penjelasan dari ibunya yang kini berdiri tepat di samping tuan Kim.
        Suho mengguncang-guncangkan tubuh Jongin penuh semangat. “Keluarga kita akan kembali seperti dulu lagi, Jongin.”
        “Benarkah?” Tanya Jongin untuk memastikan dengan mata berbinar meski ia mengerti arah bicara kakaknya itu. Suho mengangguk lalu membuat Jongin balas memeluknya.
        “Jongin, Lepas!” kali ini giliran Suho yang memberontak.
        “Tidak akan. Lagi pula tadi kau juga memelukku seperti ini,” ujar Jongin terdengar tak mau kalah.
        “Iya, tapi tadi aku lupa jika kau baru pulang bermain basket. Tolong lepaskan, Jongin. Badanmu bau!”
        Akhirnya Jongin mau melepas Suho meski terpaksa. Lalu menatap Suho cemberut, membuat kedua orang tua mereka tak kuasa menahan tawa. Tentu saja mereka sangat merindukan saat-saat hangat seperti ini.

@@@

        Berkali-kali Kris harus membagi konsentrasinya ketika menyetir dan khawatir dengan Sehun yang duduk di sampingnya. Ia memang telah melaksanakan janji untuk membawa Sehun jalan-jalan dengan mobilnya.
        “Sehun, kau masih marah?” tegur Kris berusaha mencairkan suasana. “Sehun, kau jangan diam saja,” desaknya karena Sehun masih bungkam.
        “Hyung, awas!” pekik Sehun mengejutkan hingga membuat Kris menginjak pedal rem secara tiba-tiba.
        Di depan mobil Kris kini sudah berdiri seseorang. Kris dan Sehun buru-buru menghampiri orang tersebut yang ternyata adalah Jongin.
        “Apa kau ingin mati hanya karena kau kalah di pertandingan tadi?” tegur Kris.
        Jongin diam sambil melipat tangannya di depan dada dan menatap Kris tajam. “Permasalahan kita bukan hanya tentang pertandingan basket,” desis Jongin. Ia sedikit menolehkan wajahnya ke samping.
        “Chanyeol? Tao?” gumam Kris yang terkejut karena melihat kedatangan Chanyeol yang berada dalam sanderaan Lay serta Tao yang berada dalam kekuasaan Monseok.
        “Hyung, apa yang kau lakukan? Jika kau masih marah padaku, jangan libatkan mereka!” protes Sehun. Dengan kata lain ia meminta Jongin membebaskan Chanyeol dan Tao.
        Jongin hanya tersenyum sinis dan tak mempedulikan keberadaan Sehun. Hanya dalam hitungan ke tiga, Jongin sudah mulai menyerang Kris. Chanyeol, Tao, Lay dan Minseok juga melakukan hal yang sama seperti yang dulu selalu mereka lakukan. ‘Sparing’.
        “Hyung! Hentikan!” jerit Sehun histeris, tapi ia juga tidak berani melerai siapapun. Karena ‘sparing’ malam ini terlihat sangat brutal dan tak seperti biasanya.
        Pertarungan sudah berlangsung selama beberapa menit. Dan Sehun bahkan sudah sampai terduduk di aspal dan hampir menangis dibuatnya. Ia tidak bisa melakukan apapun. Jalanan sangat sepi. Jika ia menelpon polisi, Kris juga pasti akan terlibat. Sementara Luhan, sama sekali tidak bisa dihubungi.
        Lalu tiba-tiba terjadi sedikit keributan dari balik semak-semak. Kejadian itu juga sampai menyita enam pemuda yang sedang melakukan ‘sparing’.
        “Aww! Semut! Tolong!”
        Sampai akhirnya Kyungsoo muncul dari pinggir lapangan. “Hyung! Tolong aku! Di sini banyak semut,” jeritnya yang tanpa sadar melempar sebuah handycam sembarangan lalu mengusap-usap punggung, tangan sampai kaki dan wajah.
        Minseok segera menghampiri Kyungsoo dan melupakan pertandingannya melawan Tao. “Kau kenapa?” Tanya Minseok cemas.
Jongin dan Kris saling tatap. Seperti ada yang mereka sembunyikan. Sementara Sehun hanya menatap Kyungsoo heran sambil perlahan berjalan ke arah temannya itu.
        “Apa yang kau lakukan di sana?” Tanya Sehun polos lalu tatapannya tertuju pada benda yang kini sudah patah karena terlempar dari tangan Kyungsoo. “Dan kenapa kau membawa benda itu?”
        Ternyata bukan hanya Kyungsoo yang bersembunyi di balik semak-semak ataupun pohon, tetapi ada Luhan, Baekhyun, Suho dan Jongdae. Luhan mendesah kecewa lalu melirik Suho dan mengajaknya keluar dari tempat persembunyian mereka. Jongdae dan Baekhyunpun juga memunculkan diri dan bergabung dengan yang lain. Ke empat pemuda itu masing-masing juga membawa handycam.
        Sehun menoleh ke arah Luhan muncul. “Luhan hyung?” teriaknya lalu berlari menuju tempat Luhan berada. Tatapannya juga menyapu ke arah Suho, Baekhyun dan Jongdae. Terutama benda yang berada dalam genggaman mereka. “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian membawa handycam seperti itu?” desaknya.
        “Kris, harusnya ini menjadi dokumentasi ‘sparing kita’,” gumam Jongin kecewa.
        “Maaf, hyung. Di sana gelap, aku tidak tahu kalau ada semut,” ujar Kyungsoo yang mendengar ucapan Jongin dan merasa bersalah.
        “Bukan begitu, Kyungsoo. Lagipula tidak hanya kau yang salah.” Buru-buru Jongin meralat ucapannya sebelum Kyungsoo salah perfikir tentang maksudnya tadi. Lalu ia melirik Suho kesal.
        Suho yang menyadari tatapan Jongin, langsung mengusap tengkuknya dan sedikit tertawa untuk menutupi kegugupannya. “Ternyata aku lupa menekan tombol rekam tadi.”
        “Apa kita harus ulang dari awal lagi, Kris?” Tanya Tao meminta pendapat yang langsung di hadiahi tatapan membunuh dari Chanyeol.
        “Apa kau tidak lihat wajah tampanku sudah berubah mengerikan?” protes Chanyeol sambil meringis menahan sakit di sekitar bibirnya.
        “Kenapa tidak bilang jika kalian hanya berpura-pura? Aku tidak akan ketakutan seperti ini,” protes Sehun pada semua orang yang terlibat di sana.
        “Bukankah kau sejak tadi berdiam diri di kamar karena marah padaku? Bagaimana aku bisa memberitaumu?” balas Kris dan sukses membuat Sehun bungkam.
        “Sudahlah, kita lanjutkan lain kali saja,” seru Jongin mengkahiri sekaligus menjadi penengah perdebatan antara Kris dan Sehun.
        Mereka semua berbalik hendak meninggalkan lokasi. Namun ketika baru beberapa langkah, suara deru mesin motor menghentikan dan membuat mereka berbalik. Total ada tiga buah motor sport yang sudah berjejer rapi.
        “Sayang sekali kita terlambat menyaksikan tontonan menarik dari mereka,” seru Doojoon sambil turun dari motor yang dikendarai Dongwoon.
        Sementara itu, Kris dan yang lainnya masih diam di tempat. Kecuali Jongin yang bergeser untuk berdiri di depan Suho. Ia ingin melindungi kakaknya dari kelompok Doojoon.
        “Kenapa kau berdiri di hadapanku?” protes Suho sambil mendorong pelan tubuh Jongin. “Geser sedikit!”
        Sontak saja Jongin melotot jika teringat apa yang Suho alami setahun lalu. “Kau lupa? Saat terakhir bertemu, mereka sampai membuatmu masuk rumah sakit. Apa kau ingin terjadi untuk yang ke dua kali?” pertanyaan Jongin sedikit terkesan mengancam namun sukses membuat Suho diam.
        Kris menyeruak ke depan. Di belakangnya telah bersiap Minseok, Lay, Chanyeol dan Tao, serta Jongin setelah sedikit berdebat dengan Suho.
        “Mau apa lagi kalian?” Tanya Kris mewakili yang lain.
        Doojoon dan yang lain saling melirik meremehkan, kecuali Yoseob. Pemuda itu justru memperhatikan Sehun dan Luhan bergantian sejak mereka tiba.
        Saat Sehun mendekati Kris, Yoseob juga menyeruak dari belakang Junhyung. “Hyung, apa ini termasuk bagian dari scenario?” Tanya Sehun namun suaranya bisa terdengar sampai orang-orang di belakang Kris.
        Jongin dan yang lain saling melempar pandangan khawatir. Cukup menyesal karena hanya Sehun yang tidak tau rencana mereka. Dan kedatangan Doojoon beserta lima anak buahnya benar-benar di luar dugaan.
        Karena pertanyaannya belum di jawab, Sehun menatap satu persatu pemuda yang baru datang tadi. “Hyung maaf, rencana gagal karena Kyungsoo di gigit semut dan Suho hyung lupa merekamnya. Jadi, kita lanjutkan lain waktu saja ya,” ujar Sehun polos yang memang tidak tau apa-apa.
        Kris mengulurkan tangannya namun tak bisa menjangkau Sehun yang kini sudah melangkah mendekati Yoseob karena pemuda itu juga mendekati Sehun. Kini kelompok dari pikah Kris dan Jongin hanya bisa diam mengawasi kelompok Doojoon kalau-kalau mereka menyerang tiba-tiba.
        “Sekali lagi kami minta maaf ya, hyung.”
        Yoseob menatap Sehun bingung. Namun ia semakin mempertegas tatapannya dan merekam tiap lekuk wajah Sehun. “Kalian kembar?” Tanya Yoseob dan salah satu tangannya sudah tegas menunjuk Luhan.
        Sehun berbalik mengikuti arah yang ditunjuk Yoseob. “Oh, maksudnya Luhan hyung?” Sehun mengangguk mengerti lalu kembali menatap Yoseob. “Bukan, dia hyungku dan Kris hyung juga.”
        “Kau adiknya Kris?” seru Yoseob heboh.
        Sehun mengangguk membenarkan.
        Yoseob menatap Sehun dengan mata berbinar. “Aku tidak menyangka Kris punya adik sepertimu, kau imut sekali. Namaku Yoseob. Siapa namamu?” Yoseob seperti bertanya pada anak TK. Ia bahkan sudah mencubit ke dua pipi Sehun karena terlalu gemas.
        “Aku Sehun, hyung. Tapi ku mohon lepaskan. Sakit,” Sehun meringis sambil memegangi pipinya setelah Yoseob tak lagi mencubitnya.
        “Yoseob, lepas!” perintah Junhyung, bahkan tangannya sudah menjangkau rambut Yoseob bagian belakang lalu menariknya.
        “Sakit!” Yoseob tampak meringis sambil memegangi rambutnya yang baru saja mendapat perlakuan kasar dari Junhyung. Saat mengedarkan pandangan, mata Yoseob terhenti pada pemuda tinggi yang berdiri tak jauh dari Minseok. Ia menatap Tao takut-takut. “Hei, panda! Jangan menatapku seperti itu!” teriak Yoseob.
        “Apa kau bilang?” balas Tao dengan teriakan juga. Sebenarnya ia tak berniat mengejar, namun karena Yoseob yang berlari lebih dulu, mau tak mau ia terpaksa mengejar.
        “Hyung! Jangan!” teriak Sehun berusaha menghentikan Tao. Ia juga ikut mengejar Tao yang mengejar Yoseob.
        Adegan kejar-mengejar tiga pemuda tadi menyulut terjadinya ‘sparing’ di antara kelompok Doojoon dengan kelompok Kris yang kini bergabung dengan Jongin. Yoseob, Tao dan Sehun hanya berputar-putar mengelilingi ke-sepuluh pemuda yang sedang adu fisik.
        Sehun masih mengejar dan terus berteriak. “Ku mohon hentikan!”
        Taopun akhirnya berhasi menjangkau tubuh Yoseob. Ia hampir saja menghajarnya kalau Sehun tak muncul tepat waktu dan langsung menahan tangannya.
        “Hyung, cukup!”
        Tao membatalkan niat bukan karena Sehun lebih kuat darinya. Tapi karena nada bicara Sehun yang sangat memohon. Iapun menoleh dan mendapati Sehun yang menatapnya penuh arti.
        Melihat tindakan Sehun yang seperti itu, membuat ke lima pemuda yang tersisa ikut bergerak. Jongdae mengentikan Lay yang siap melancarkan pukulan pada Dongwoon. Kyungsoo menghampiri Minseok yang bertanding melawan Hyunseung. Lalu Baekhyun meghalangi tubuh Gikwang yang siap di hajar oleh Chanyeol. Dan Suho mendorong Jongin dari tubuh Junhyung yang sudah hampir terkapar.
        Sementara Luhan, dia masih memikirkan cara untuk menghentikan adiknya yang masih menyerang Doojoon. “Kris hentikan atau ku buat Sehun kembali marah padamu!” teriak Luhan yang ternyata ampuh membuat perhatian Kris beralih padanya. Lalu Luhan mendapati Doojoon yang sepertinya tak membuang kesempatan untuk memukul Kris. “Kau juga!” bentaknya pada Doojoon. “Aku menghentikan Kris, bukan berarti kini kau bisa memukulnya,” Luhan melanjutkan omelannya.
        “Sampai kapan kalian akan seperti ini?” keluh Sehun kepada semua yang terlibat di sana. “Sudah cukup aku hampir kehilangan Kris hyung. Kini aku tidak mau kehilangan kalian lagi.”
        Kali ini Sehun menatap Kris dan mengunci tubuh kakaknya itu dalam pandangannya. “Bukankah kau dan Jongin hyung sudah berbaikan? Apa dengan Yoseob hyung dan temannya tidak bisa?”
        Yoseobpun ikut menyeruak dan di samping Sehun sambil menatap satu-persatu temannya. “Sehun benar. Meski aku yang paling jarang berkelahi, tapi aku bosan melihat kalian yang berkelahi.” Yoseob menatap Doojoon paling dalam. “Aku hanya ingin merasakan punya banyak teman. Apa itu tidak boleh?” pertanyaan Yoseob terdengar menuntut pada Doojoon.
        “Keluargaku akan kembali utuh. Tapi kebahagiaan itu tidak akan ada artinya jika aku masih memiliki musuh,” ujar Jongin yang kini menjadi pusat perhatian. Terlebih saat ia mengulurkan tangannya untuk membantu Junhyung berdiri dan membuat Suho tersenyum bangga padanya.
        Sehun dan Yoseob saling tatap dan tersenyum lega karena satu-persatu dari mereka yang berkelahi saling membantu untuk bisa berdiri tegak.
        “Kini kau tidak boleh cemburu karena temanku bertambah enam orang,” seru Chanyeol heboh yang kini sudah merangkul Gikwang.
        “Apa kau pikir aku akan merasa kehilanganmu?” balas Baekhyun dan sukses membuat senyum kemenangan Chanyeol memudar. Ia menatap berkeliling seperti mencari sesuatu. “Kini aku memiliki mereka,” ujar Baekhyun bangga sambil merangkul singkat beberapa orang yang paling dekat dengan jangkauannya. Sebut saja Minseok, Hyunseung, Dongwoon, Lay dan Jongin. Lalu terakhir ia sengaja menghampiri Sehun yang berdiri cukup jauh. “Dan aku seperti memiliki adik,” lanjutnya.
        Yoseob yang juga berdiri di samping Sehun tak mau kalah ikut merangkul adik bungsu dari Kris dan Luhan itu. “Sehun juga adikku.”
        “Aku juga sudah menganggap Sehun seperti adikku sendiri!” heboh Jongin yang tiba-tiba menarik Sehun ke dalam pelukannya.
        Kris sudah hampir membuka mulut, namun Luhan lebih dulu memotongnya. “Apa kau akan melakukan hal yang sama?”
        “Tapi Sehun memang benar adikku!” seru Kris tak mau kalah membuat semua orang di sana tertawa sambil saling merangkul satu sama lain.
        “Kalau begitu, Kyungsoo saja yang menjadi adikku,” ujar Luhan yang kini sudah hampir menarik Kyungsoo namun Minseok sebagai kakak kandungnya Kyungsoo lebih dulu menghalangi Luhan.
        “Kita semua adikmu ya, hyung,” seru Sehun yang kini sudah merangkul Luhan. Ia seperti tak ingin membiarkan Luhan sedetik saja melupakannya.
        Tiba-tiba suasana kembali ricuh. Kali ini karena mereka juga ingin menganggap Luhan sebagai kakak mereka. “Aku seperti laki-laki tua yang memiliki banyak adik!” gumam Luhan yang kini tenggelam di tengah-tengah 11 pemuda yang mengepungnya dalam pelukan, termasuk juga Yoseob di antara mereka. Tersisa Kris, Doojoon, Gikwang, Junhyung, Dongwoon dan Hyunseung.
        “Apa kau tak ingin memeluknya juga?” Tanya Dongwoon jahil.
        “Aku sudah terlalu sering memeluk Luhan,” seru Kris sombong dan itu justru membuat Doojoon yang dengan jahilnya mengajak ke empat temannya yang tersisa untuk memeluk Kris seperti yang diterima Luhan. “Lepaskan!” jerit Kris memberontak. Dan akhirnya Kris menjadi bahan tertawaan semua orang yang tadi memeluk Luhan.

@_E_N_D_@


5 komentar:

  1. Ini keren author. Maaf langsung komen di chap ini :)

    Penyampaiannya sederhana alurnya juga, tapi ikatan tiap tokohnya kuat. Aku suka cerita yang kau suguhkan, baik itu alur, tokohnya, maupun konfliknya. Ringan sih tapi sukses bikin ngakak sekaligus netesin air mata. Hehe, saya harap anda tetap menulis cerita sejenis ini :)

    Nice story, really! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak udah baca *bow*...
      aku seneng kalo suka...
      baca lagi FF yang lainnya yaaa...

      Hapus
  2. Hi ^^ author aku seneng bgt ma ff ini .. Jjang! Walaupun aku raa ga ngerti sama kata katanya. Mungkin typo.. Hehe. Author.. Makasih bgt udah suguhin ff yg ga ada romancenya.. Dan bukan yaoi juga. Bisa bikinin lg ff ttg brothership ato friendship ga? Tp tokoh utamanya sakit.. Hehe aku paling suka kalau ada yg sakit.. Apalagi sakit parah kayak ff kris ini.. *sadis* jgn yg ada romancenya^^. Fighting!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak udah baca... seneng banget kalau bisa sampe suka ^_^...
      untuk requestnya nggak bisa ngejanjiin atau nyuruh nunggu juga yaa...
      insya allah kalo ada inspirasi bisa diusahain...
      gak mau baca yang lain dulu?? saya kalo bikin romance gak ampe kayak mau muntah(?) kok... hehehe

      Hapus
  3. Karna iseng mau cari bacaan yang bisa hilangin stres akhirnya jumpa sama ff ini.. keren thor alurnya mantap bisa buat baper,, mau juga jadi sehun punya banyak hyung.. hahahahahah
    fighthing thor

    BalasHapus