Kamis, 04 April 2013

KRIS WITHOUT WINGS (part 2)



        Kris membelokkan motor sportnya ke arah gerbang sekolah. Dari arah berlawanan, Kris melihat seorang pemuda berlari dari dalam gerbang. Itu pemuda bermata panda yang kemarin Kris lihat sedang berkelahi. Kris mengurungkan niat untuk masuk ke dalam gerbang sekolah untuk mengejar pemuda tadi.
        “Ada apa?” teriak Kris dari atas motornya.
        Pemuda itu menoleh meski masih sambil berlari. “Temanku tertangkap oleh anak SMA Sun Moon.”
        “SMA Sun Moon?” ulang Kris dengan suara pelan. Sedetik kemudian ia teringat sesuatu. Itu adalah sekolah di mana tiga orang yang berkelahi dengannya bersekolah. “Cepat naik.” Perintah Kris.
        Pemuda itu tanpa pikir panjang naik ke boncengan motor Kris karena ia melihat lambang sekolah pada seragam Kris sama dengan miliknya. Itu berarti mereka satu sekolah.
        “Kenapa temanmu bisa tertangkap?”
        “Ku rasa karena Chanyeol menggoda kekasih Minseok lagi.” Pemuda bernama Tao itu bicara dengan suara keras. “Temanku itu playboy berat.”
        Kris hanya tertawa mendegar cerita Tao tentang temannya yang bernama Chanyeol itu.

@@@

        Kris, Tao dan Chanyeol berlari menyelamatkan diri keluar dari sebuah gudang. Ketika merasa sudah aman, tiga pemuda tinggi itu mulai memperlambat langkah mereka.
Kris memegangi dada kirinya yang terasa sakit karena terlalu lelah berlari. Ia bahkan sampai harus bertumpu pada sebuah tembok tak jauh dari sana.
        “Ternyata aku juga di jebak. Gadis itu yang pertama menggodaku. Tapi aku yang habis di hajar Minseok dan anak buahnya.” Cerita Chanyeol kepada Tao sambil mengelap tepi bibirnya yang mengeluarkan darah.
“Sepertinya Jongin tadi tidak berada di sana.” Timpal Tao. Tapi sepertinya mereka yang tidak menyadari bahwa Kris tertinggal jauh di belakang.
        “Entahlah… aku juga tak melihatnya sejak awal.” Ujar Chanyeol. “Oiya… terima kasih karena…” Chanyeol tak melanjutkan ucapannya ketika menoleh ke kiri. Ia bahkan sampai berhenti dan berbalik. Tao juga melakukan hal yang sama. Mereka tak menemukan Kris. “Kris…” teriak Chanyeol sambil berlari ke tempat sebelumnya.
        “Kau mengenalnya?” heran Tao, namun Chanyeol tak menjawab.
        Tao dan Chanyeol menemukan Kris berdiri dan bersandar pada sebuah tembok. Matanya terpejam, sementara tangan kanannya mencengkeram erat dada kirinya.
        “Kris… kau baik-baik saja?” Tanya Chanyeol sambil menyentuh pundak Kris.
        “Jadi namanya Kris?” Tao bertanya lagi.
        Chanyeol mengangkat bahu. “Ku dengar kemarin Lay memanggilnya Kris.” Jelas Chanyeol, lalu kembali menatap Kris. Dilihatnya bibir Kris menggoreskan senyum tipis. “Kau baik-baik saja?” Chanyeol mengulangi pertanyaannya.
        “Sudahlah, jangan terlalu mengkhawatirkanku.” Seru Kris yang perlahan mencoba membuka matanya. Ia juga telah berdiri tegak.
        “Kita sudah terlambat jika kembali ke sekolah.” Tao mengingkatkan setelah melirik jam tangannya.
        “Kita ke café ku saja.” Ajak Chanyeol.
        “Oke…” Tao menyetujui usul temannya itu. “Kau ikut mobil Chanyeol saja, motormu biar aku yang bawa.” Saran Tao.

@@@

        Kris memang tak menyetujui untuk ikut bersama Chanyeol dan Tao, tapi ia juga tak menolaknya. Begitu sampai, Chanyeol langsung mengajak Kris dan Tao ke tempat favoritnya di café itu. Tapi Kris lebih memilih langsung menuju toilet. Ia mengaduk isi tasnya mencari sebuah tabung berisi butiran-butiran obat.
Kris menuangkan beberapa butir obat ke dalam telapak tangannya lalu melemparkan semua ke dalam mulut. Tidak ada air minum. Kris terpaksa mendorong obat-obat tersebut dengan air langsung dari keran. Kris menyeka tepi bibirnya menggunakan tangan. Cukup lama ia berdiri di sana. Sebelum akhirnya memutuskan kembali bergabung dengan Tao dan Chanyeol.
        “Kau mau makan apa?” tawar Chanyeol yang saat itu sedang memegang buku menu ketika Kris duduk.
        “Samakan saja.” Jawab Kris yang enggan untuk memilih makanan.
        “Apa kau juga memiliki masalah dengan Minseok dan gerombolannya?” Tanya Tao penuh selidik ketika menatap Kris.
        “Ku rasa mereka yang bermasalah denganku.” Kris menjawab dengan nada meremehkan.
        “Sepertinya kita dalam misi yang sama.”
        Tao melirik Chanyeol tajam. “Kata siapa? Aku bukan pemuda pengejar gadis sepertimu.” Ledek Tao membuat mata Chanyeol melotot sempurna.
        “Sudah sering ku katakan padamu, gadis itu yang…”
        “Ya ya ya ya…” Tao memotong ucapan Chanyeol. “Gadis itu yang mengejarmu.” Lanjutnya malas mengulangi ucapan Chanyeol.
        Chanyeol siap memukul kepala Tao, tapi Kris lebih cepat menghalanginya. “Sudahlah…” lerai Kris.

@@@

        Kris tak berniat berlari menuju kelas meski bel telah berbunyi dan membuat para siswa yang lain berhamburan menuju kelas masing-masing. Begitu sampai di depan kelasnya, Kris tak buru-buru masuk. Ia sedikit mengintip dari jendela. Sudah ada seorang guru di sana.
        “Kenapa aku harus kembali bertemu dengan pak guru Sukjin?” Kris berdecak kecewa dari luar jendela.
        Sementara Chanyeol ternyata melihat kejadian itu dari dalam kelas. “Kris…” seru Chanyeol sambil melambai ke arah Kris. Ia tak mempedulikan pak guru Sukjin yang sudah memberikan tatapan membunuh padanya.
        Tao menyenggol tangan Chanyeol untuk memberi tahu kejadian yang sebenarnya. Chanyeol pun membeku ketika menyadari pak guru Sukjin masih menatap seperti ingin memakannya. Chanyeol hanya nyengir sebelum akhirnya Sukjin berjalan menuju pintu.
        “Kris? Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Sukjin.
        “Bukankah bapak yang membuatku tinggal kelas?” Kris balik bertanya seenaknya. “Jadi, mau tidak mau bapak harus rela bertemu denganku lagi di kelas.”
        Sukjin menghela napas ketika menghadapi murid special seperti Kris. “Cepat masuk, dan jangan cari gara-gara lagi.” Perintah Sukjin sebelum berbalik mendahului Kris masuk ke dalam kelas.
        “Waah… Kris, kau sekelas dengan kami?” Tanya Chanyeol heboh menyambut kedatangan Kris di kelasnya.
        “Jangan mulai lagi, Kris.” Tegur Sukjin meski sebenarnya Kris juga tidak bisa disalahkan begitu saja. “Dan jangan mempengaruhi temanmu yang lain.” Lanjutnya.
        Kris hanya mendengus pelan sebelum akhirnya mengambil tempat duduk di barisan paling belakang.

@@@

        Sehun melangkah di saat yang bersamaan ketika Kyungsoo berdiri. Sedikit benturan pun tak bisa mereka hindari membuat sesuatu terjatuh dari tangan Sehun. Kyungsoo yang lebih cepat memungut benda itu dari lantai. Selembar foto. Sehun menegang karena foto itu adalah gambar dirinya bersama Kris dan Luhan juga. Bagaimana tidak, karena yang ia tahu Kyungsoo tidak suka dengan Kris.
        “Apa ini hyungmu?” tunjuk Kyungsoo pada gambar diri Luhan. Jelas saja Kyungsoo langsung menebak Luhan, karena Sehun lebih memiliki kemiripan dengan Luhan, tidak dengan Kris.
        “Iya.” Jawab Sehun singkat sambil menerima foto itu dari tangan Kyungsoo.
        “Dan yang satu lagi?”
        Sehun tak langsung menjawab. Ternyata Kyungsoo tidak benar-benar tahu sosok Kris yang sebenarnya. Mungkin ia hanya mendengar cerita tentang Kris dari hyungnya.
        “Kyungsoo…” Sehun mendorong tubuh Kyungsoo yang lebih pendek darinya. “Aku sudah sangat lapar…”

@@@

        Seorang pemuda berdiri mematung sambil menatap keluar jendela di dalam kamarnya. Sementara pemuda yang satu lagi, duduk memeluk lututnya di atas sofa tak jauh dari tempat pemuda pertama berdiri.
        “Apa kita benar-benar akan dipisahkan?” Tanya pemuda yang duduk di sofa. Ia sangat takut. Takut jika mereka benar-benar akan berpisah seperti apa yang ia tanyakan.
        Belum sempat pemuda yang berdiri tadi menjawab, pintu lebih dulu terbuka dan memunculkan seorang wanita dewasa yang cukup cantik. Dua pemuda tadi langsung menoleh dan menegang setelah mengetahui siapa wanita itu.
        “Jongin, kau ikut ibu!” perintah wanita tadi.
        “Tidak!” Pemuda yang tadi duduk di sofa itu langsung berdiri sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat. “Ibu tidak bisa memisahkanku dengan Suho hyung.”
        Kembali muncul seseorang dari belakang wanita tadi. Kali ini seorang pria dengan pakaian sangat rapih. Jongin langsung merapatkan tubuhnya ke samping Suho.
        “Apa kau ingin berhenti sekolah dan melihat Suho menderita?” ancam tuan Kim dengan sorot mata tajam menusuk Jongin.
        “Kita tidak punya banyak waktu, Jongin.” Seru nyonya Kim sambil menarik tangan Jongin menjauh dari Suho.
        Jongin yang panic tidak bisa melawan. Ia hanya sempat meraih tangan Suho yang tidak bereaksi apa-apa. Semakin kuat nyonya Kim menarik tangannya, Jongin akan semakin erat pula menggenggam tangan Suho.
        Tatapan Suho dan tuan Kim bertemu. Suho tak berani melawan ketika mata tuan Kim terlihat seperti memerintah sesuatu. Digenggamnya tangan Jongin hingga adiknya itu menoleh.
        “Pergilah.” Seru Suho singkat sambil perlahan menjauhkan tangan Jongin dari tangannya tanpa menatap adiknya.
        “Hyung…” lirih Jongin tak percaya Suho memperlakukannya seperti itu. Sedetik kemudian tatapan Jongin berubah ke Suho. Sekuat tenaga Jongin menutupi rasa kecewanya. Ia pura-pura tak peduli sambil berbalik dan ganti menarik tangan ibunya untuk segera pergi dari sana.
        Suho menghempaskan tubuhnya ke sofa setelah Jongin menutup pintu kamar dari luar. Ia tak mempedulikan tatapan ayahnya yang penuh dengan kemenangan.

@@@

        Ketika jam istirahat, Tao dan Chanyeol berbondong-bondong mendekati meja Kris.
        “Kris… ku pikir kau kakak kelas kami.” Kata Chanyeol.
        “Harusnya memang iya. Tapi ya sudahlah…” Kris tampak tak ingin membahas lagi tentang kasus tinggal kelas yang sempat ia alami. Chanyeol dan Tao tak ada yang berkomentar lagi. “Apa kalian ingin bersenang-senang?” tawar Kris.
        Chanyeol dan Tao saling pandang, lalu mereka kompak menatap Kris penuh tanya.
        Kris memposisikan wajahnya di tengah-tengah wajah Chanyeol dan Tao. “Minseok ingin mengajak sparing nanti sore.” Ujar Kris pelan.
        “Sparing apa?” Tanya Tao dengan tatapan polos. “Basket? Sepakbola? Voli? Atau…” Tao tak melanjutkan ucapannya karena mendapat tatapan membunuh dari Kris.
        “Apa kau akan menyia-nyiakan kemampuan berkelahimu?”
        Sepertinya Tao baru mengerti maksud ucapan Kris tadi. Kris sendiri tak ingin ambil pusing dan lebih memilih meninggalkan dua teman barunya ini.

@@@

        Kris menyandarkan badannya pada tiang gawang sambil memejamkan mata menikmati alunan music yang ia putar dari mp3nya. Sementara Tao, tampaknya sudah tertidur di atas lapangan rumput tersebut. Dan Chanyeol, duduk di samping Kris dengan mata yang selalu mengedar.
        “Apa benar ini tempatnya?” Tanya Chanyeol. Ketika melirik Kris, ia sadar Kris tidak akan menjawab karena earphone yang digunakan Kris membuat suara Chanyeol teredam.
        Chanyeol kembali mengawasi sekitar, kali ini sambil membuka tutup botol air mineral yang sempat ia beli sebelum ke sini. Chanyeol mulai menenggak minumnya langsung dari botol, namun salah satu tangannya yang bebas menyenggol-nyenggol Kris.
        “Apa?” Tanya Kris yang merasa terganggu sambil menarik earphone yang menutupi telinganya. Kris melirik arah yang ditunjuk Chanyeol. Tampak tiga pemuda berseragam SMA datang mendekat.
        “Ku pikir kalian yang tidak akan datang?”
        Kris berdiri, dan tatapannya langsung saja tertuju pada pemuda yang tadi bicara. “Jongin, kau di sini?” Kris menatap lekat pemuda yang paling tinggi dari dua pemuda lainnya. Tapi tentu saja ia masih kalah tinggi dari Kris. “Aku sudah sangat merindukanmu.” Ledek Kris sambil merentangkan tangannya untuk menggoda Jongin.
        “Jaga sikapmu!” tegur Jongin yang cukup ngeri dengan tatapan abnormal dari Kris.
Kris tampak seperti pemuda yang menyukai sesama jenis. Tapi tentu saja itu hanya trik untuk menjatuhkan mental lawan.
        “Apa aku melewatkan sesuatu?”
        Kris berbalik dan mendapati Tao sudah berdiri di belakangnya dan bertanya sambil mengusap kedua matanya seperti anak kecil yang baru bangun dari tidur.
        “Tenang saja, kita bahkan belum mulai.” Kris yang menjawab. Namun tak sampai sedetik kemudian Kris tampak merunduk karena ternyata Minseok hendak melancarkan pukulan yang bisa dengan mudah di tahan oleh Tao.
        Jongin tak membuang kesempatan untuk menyerang Kris. Dan Tao harus menghadapi Minseok. Sementara Chanyeol? Pemuda itu masih duduk seperti tadi. Tampaknya ia tidak terlalu tertarik untuk berkelahi saat itu.
        Chanyeol mengambil earphone yang ditinggalkan Kris, lalu memasang benda itu di telinganya. Tinggal satu orang lagi dari teman Minseok yang tersisa.
        “Hai Lay…” Chanyeol melambaikan tangan. Mungkin ia merasa simpatik karena pemuda itu ditinggal berkelahi oleh Minseok dan Jongin. “Mau bergabung denganku?” tawarnya sambil menepuk rumput di sampingnya sebagai isyarat ia mengajak Lay untuk duduk di sana.
        Dengan kesal Lay mendekat. Tapi ia tak melakukan apa yang diperintah Chanyeol.
        “Aku datang ke sini untuk berkelahi.” Tegas Lay.
        Chanyeol mendongak dengan tatapan meremehkan. “Nanti saja. Aku ingin merlihat mereka dulu.” Chanyeol beralasan.
        Lay sendiri sudah tidak bisa sabar lagi. Lantas ia menarik dengan paksa earphone dari telinga Chanyeol, lalu membawa pemuda yang lebih tinggi darinya itu untuk berdiri. Lay mendaratkan satu pukulan hingga Chanyeol tersungkur ke belakang.
        “Aku bahkan belum siap!” protes Chanyeol yang beranggapan Lay mencuri start. Ia sempat menyeka tepi bibirnya sambil berdiri.
        Lay berdiri dengan posisi sigap sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dada. “Apa tidak ada sedikitpun ilmu bela diri yang kau pelajari dari Tao?” sindir Lay apalagi jika membandingkan dengan kesigapan Tao dan Kris menghadapi serangan diam-diam dari Minseok tadi.
        Chanyeol pura-pura berfikir. “Maksudmu seperti ini?” secepat kilat Chanyeol melempar tendangan yang sukses mendarat di perut Lay hingga pemuda itu tersungkur.
        Sementara itu, Kris mati-matian menahan serangan Jongin yang bertubi-tubi. “Bukan seperti itu.” Teriakan Kris membuat Jongin berhenti menyerang, namun tetap menatap Kris waspada.
        “Kris!” teriak seseorang dari pinggir lapangan. Pria itu adalah Sukjin, guru sekolah Kris. “Kenapa kau selalu cari masalah? Apa kau ingin kejadian kemarin terulang lagi?” ancamnya sambil pasang tampang galak. Tapi sepertinya, wajah galak Sukjin yang seperti itu tidak akan membuat siswanya merasa takut, melainkan akan menertawakannya.
        “Cari masalah apa? Kami sedang bermain di sini.” Jawab Kris tak sopan.
        Jongin tetap dalam posisi sigap sambil memperhatikan percakapan antara murid dan guru yang satu ini.
        “Bagaimana bisa aku mempercayaimu.” Sukjin masih mempertahankan ekspresi galaknya.
        Kris menoleh dengan malas ke arah Tao dan Minseok yang kini telah bermain ‘batu gunting kertas’. Di saat yang bersamaan ketika Kris menyaksikan pemandangan itu, nampaknya Minseok kalah sehingga ia harus terima ketika Tao mencubit pipinya yang tembam. Minseok sedikit melotot karena sepertinya Tao tak membuang kesempatan untuk menganiayanya.
        “Bapak lihat sendiri, kan?” pertanyaan Kris sukses membuat Sukjin mendelik kesal padanya, lalu pergi tanpa berkata-kata lagi.
        Jongin melirik ke arah Lay dan Chanyeol berada. Dua pemuda itu bahkan kini telah berbaring di atas lapangan rumput. “Apa yang kalian lakukan?” seru Jongin, baik untuk Lay ataupun untuk Minseok ketika Sukjin sudah tak terlihat lagi.
        Minseok segera bangkit di susul Tao yang kini berdiri di sampingnya. Jongin sendiri sama sekali tak merubah posisinya yang masih berdiri sigap dan kedua tangannya pun masih terkepal erat.
        Kris menurunkan kedua kepalan tangan Jongin. “Lanjutkan lain waktu.” Putusnya sepihak, lalu berjalan meninggalkan Jongin untuk memungut ranselnya yang tergeletak di samping Chanyeol. Ia juga sempat merebut paksa earphone yang sudah kembali dalam kekuasaan Chanyeol.
        Chanyeolpun bangkit diikuti dengan Lay. “Kau mau kemana?” tegur Chanyeol.
        “Pulang.” Jawab Kris singkat sambil terus berjalan.
        Tak ada yang berniat menghentikan Kris. Terutama Chanyeol yang berniat kembali membaringkan tubuhnya, namun tak jadi ia lakukan ketika mendapati Lay sedikit meringis sambil memegangi perutnya.
        “Apa tendanganku terlalu keras?” Tanya Chanyeol dengan tatapan polos.
        Lay melirik kesal. “Tidak.” Jawabnya. “Aku hanya sedikit lapar. Jadi perutku sedikit sakit.”
        “Oh…” Chanyeol manggut-manggut tak jelas. “Kenapa tidak bilang? Jadi aku akan memukulmu di bagian yang lain.”
        “Lay…” tegur Minseok sebelum Lay sempat berucap lagi. “Jangan teruskan.” Perintah Minseok, kemudian berbalik dan meninggalkan lapangan itu bersama Jongin dan Lay.

@@@


3 komentar:

  1. hahaha
    kocak banget ini :
    Kris tampak seperti pemuda yang menyukai sesama jenis. Tapi tentu saja itu hanya trik untuk menjatuhkan mental lawan."
    tapi wow fantastic baby.. wkwkwk :D

    Chanyeol konyol banget sih?? wkwkwk
    "Jongin melirik ke arah Lay dan Chanyeol berada. Dua pemuda itu bahkan kini telah berbaring di atas lapangan rumput".

    BalasHapus
  2. chanyeol ama sehun tuh trouble maker di sini... *lope lope di udara buat Yeollie*

    BalasHapus
  3. ahahahaha
    pantesan...
    agak2 dy perannya disini... wkwkwkwkwk

    BalasHapus