Minggu, 28 Desember 2014

PERFECT LOVE (chapter 17)


Author              : Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast          : B.A.P (Yongguk, Himchan, Daehyun, Youngjae,
  Jongup, Zelo [Junhong])
Support cast     :
·        A-Pink (Chorong, Bomi, Naeun, Eun Ji, Namjoo, Hayoung)
·        G.Na (Soloist)
·        B2ST (Doojoon)
·        BtoB
Genre               : romance, family, brothership
Length              : chapter

***

        Melihat kedatangan Hayoung, membuat Himchan dengan bangganya merapikan jas. Hayoung justru menatap remeh guru tampan di hadapannya tersebut.
        “Kalo udah lunas tuh emang bagus hasilnya,” kata Hayoung.
        Sontak Bomi mendekat ke tempat Hayoung berada. “Jadi kamu beneran nyuruh Mas Himchan buat bayar semuanya?”
        Himchan berusaha mencuri dengar pembicaraan dua cewek itu. Dan beruntung suara Bomi memang bisa ia dengar karena Himchan dengan sengaja ikut mendekatkan wajahnya di antara dua cewek itu. Bomi yang menyadari hal tersebut, langsung saja mendorong tubuh Himchan agar menjauh darinya.
        “Udah deh, jangan pada bahas baju. Kamu nggak mau ketemu Mas Yongguk, apa?” Himchan berujar mengalihkan.
        Bomi menatap Himchan, cukup serius dan merasa sedikit aneh dengan cara Himchan bicara padanya. Namun bukan Himchan namanya jika ia terlihat kalah dihadapan Bomi dan salah satu muridnya tersebut. Cowok itu meraih salah satu tangan Bomi dan ia genggam dengan cukup kuat.
        “Tugas lo sekarang nemenin gue buat ketemu Mas Yongguk dan Chorong,” putus Himchan. Tanpa ingin ada penolakan sedikit pun. “Kita duluan,” pamitnya pada Hayoung. Namun sambil menunjukkan senyumannya dan berusaha terlihat sangat ramah.
        Hayoung sendiri hanya terkekeh geli melihat kelakuan gurunya tersebut. “Jadi pengen cepet-cepet liat mereka nikah.” Dan pikiran jahil pun mulai menggerayangi otak cewek itu. Tapi hanya berlangsung sesaat. Karena tidak lama kemudian, terlihat sosok Jongup akan melintas bersama Namjoo.
Melihat itu, Hayoung terkekeh. Suasana yang terjalin antara Jongup dan Namjoo masih terlihat kaku. Jongup terlihat salah tingkah saat berjalan di samping cewek itu. Sementara Namjoo juga terlihat malu-malu dan takut jika ada yang memergokinya jalan dengan Jongup.
        Saat melintas di hadapan Hayoung, Jongup memang menyadari keberadaan cewek itu yang semakin membuatnya salah tingkah. Namun Hayoung justru menunjukkan kedua ibu jarinya untuk memberikan dukungan pada Jongup.
        Hayoung menatap kepergian Jongup dengan tatapan ikut merasa senang dengan yang dialami teman sekelasnya tersebut. Kemudian cewek itu berniat menuju tempat lain. Namun tak disangka, arah yang ia pilih justru membuatnya menemukan sosok cowok tinggi yang sudah sejak beberapa waktu lalu mulai mencuri perhatiannya. Zelo.
        Zelo berjalan seorang diri. Tampak bingung harus berbuat apa. Dan terlihat kesal karena tidak bisa menemukan seseorang yang sekiranya ia kenal. Tapi akhirnya kegelisahan Zelo berkurang karena ia juga menyadari keberadaan Hayoung yang kini hanya berjarak beberapa meter saja darinya.
        “Young, lo di sini sama siapa?”
        “Sama keluarga besar gue.”
        Zelo terlihat berpikir dua kali untuk bisa mengerti maksud ucapan Hayoung. “Lo keluarga dari…” Zelo sengaja menggantungkan ucapannya dengan maksud agar Hayoung meneruskannya.
        “Mba Chorong kakak gue.”
        Mendengar pengakuan Hayoung, membuat Zelo sedikit terkejut.

***

        Youngjae menahan tangan Eun Ji yang ia paksa untuk menggandeng lengannya. “Tetap kayak gini sampe kita ketemu orang tua lo,” desis Youngjae tepat di telinga Eun Ji. Mereka masuk ke dalam gedung untuk menemui orang tua Eun Ji dan ke dua mempelai tentunya.
        “Lo punya hutang penjelasan ke gue!” balas Eun Ji tak kalah tajam.
        Youngjae mendekatkan lagi wajahnya ke telinga Eun Ji meski cewek itu justru terlihat menjauh. “Apapun yang lo mau. Setelah kita ketemu mertua gue,” serunya dengan nada sedikit menggoda.
        Eun Ji hendak memberontak. Tapi tentu saja sekuat tenaga Youngjae menahan pergerakan cewek itu.
        “Kenapa nggak bilang kalau kalian datang bersama?” tanya Junhyung yang raut wajahnya berubah drastis dari saat Eun Ji belum datang. Ia kemudian memeluk Youngjae, singkat.
        Cowok itu tak lupa juga memeluk Hyuna. “Kejutan, Om.” Youngjae menjawab dengan nada sedikit jahil. Dan terlihat sangat akrab. Seolah ia memang sudah menjadi bagian dari keluarga tersebut.
        “Yaudah sana kalian makan dulu. Kayaknya Eun Ji lagi nggak pengen diganggu,” goda Hyuna pada putrinya yang tampak sangat tidak bersemangat.
        Eun Ji sendiri hanya bisa menahan kesal atas kejahilan ibunya tersebut. Namun di sisi lain, Youngjae justru tampak berusaha menahan tawanya melihat Eun Ji. Cowok itu sangat menyadari jika Eun Ji memang belum bisa benar-benar menerimanya.
        “Iya nih, Tan. Soalnya aku sempet ngerjain Eun Ji. Bilang kalau aku nggak bisa dateng. Jadi rada bête gini, deh.” Youngjae dengan sengaja bicara sambil mengawasi perubahan raut wajah Eun Ji. Dan saat Eun Ji menoleh padanya, Youngjae memberikan satu kedipan mata pada cewek itu.
        Junhyung dan Hyuna terkekeh geli melihat kejahilan calon menantunya itu. “Yaudah, kita nggak mau ganggu kalian.” Junhyung tampak merangkul Hyuna dan berniat membawa pergi istrinya tersebut.
        Youngjae sendiri juga sudah ingin mengajak Eun Ji pergi bersamanya. Namun ternyata Hyuna menghalangi.
        “Eun Ji, kamu pakai sepatu hak tinggi!” pekik Hyuna yang baru menyadari sesuatu yang digunakan anak perempuannya sebagai alas kaki.
        Eun Ji yang sedikit terkejut dengan suara tinggi Hyuna, tanpa sadar mempererat genggaman tangannya pada lengan Youngjae. Youngjae sendiri juga sebenarnya tampak panik. Namun ia harus bisa mengendalikan keadaan. Karena Hyuna tentu masih mengira Eun Ji tengah mengandung. Dan memang sangat bahaya untuk wanita hamil mengenakan sepatu ber-hak tinggi.
        Youngjae melepaskan tangan Eun Ji karena ia ingin merangkul cewek itu. Melingkarkan lengannya di pinggang Eun Ji. “Kan ada aku, Tan. Om sama tante tenang aja. Eun Ji pasti aman selagi ada aku.”
        “Cari perhatian terus,” bisik Eun Ji sepelan mungkin. Tapi tentu itu sebuah sindiran keras untuk Youngjae.
        Hyuna jelas tidak bisa mendengar apa yang Eun Ji katakan pada Youngjae. Ia hanya bisa tersenyum lega karena ucapan Youngjae tadi. “Jaga Eun Ji baik-baik, ya?”
        Setelah beberapa saat Junhyung dan Hyuna meninggalkan Eun Ji bersama Youngjae, cowok itu masih mempertahankan posisi seperti tadi. Bahkan saat Eun Ji berdeham keras pun, Youngjae sama sekali tidak merubah letak tangannya yang masih melingkar di pinggang Eun Ji.
        “Mau singkirin tangan lo, atau mau sepatu gue mendarat di jidat lo yang mulus itu?” Eun Ji memperingati Youngjae dengan tatapan setajam mungkin untuk cowok itu.
        Youngjae justru tersenyum. Seakan menandakan bahwa ancaman Eun Ji bukan berarti apa-apa untuknya. “Sayangnya gue nggak mau ngelepasin lo. Terlebih setelah satu minggu dari sekarang.”
        Eun Ji yang merasa sudah tidak mungkin melawan Youngjae, akhirnya memilih untuk berusaha menyingkirkan tangan Youngjae dari pinggangnya. Semula Youngjae memang luluh dan melepasnya. Tapi ternyata cowok itu memiliki rencana lain. Youngjae justru menarik salah satu lengan Eun Ji yang bebas hingga menyebabkan bibir Youngjae mendarat mulus di pipi Eun Ji. Seolah-olah tidak sengaja terjadi.
        “Daeh, bisa cubit aku?” Naeun ternyata melihat semua yang terjadi antara Eun Ji dan Youngjae. Dan ia hanya bisa tercengang, seakan tidak mempercayai pemandangan di hadapannya.
        Dengan polosnya, Daehyun meluruskan permintaan Naeun. Cowok itu benar-benar mencubit Naeun dibagian ke dua pipi cewek itu.
        “Akh!” jerit Naeun. Tentu saja membuatnya sedikit menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Termasuk Eun Ji yang dengan cepat menoleh ke arah Naeun. Namun sayangnya Youngjae sudah lebih dulu pergi dari sana.
        Tertangkap oleh Eun Ji, Naeun hanya tersenyum kikuk. Sementara Daehyun juga tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya yang putih.

***

        Yongguk membimbing Chorong untuk meninggalkan pelaminan. Selain itu, pesta resepsi pernikahan mereka juga sudah memasuki puncaknya. Tamu-tamu sudah mulai meninggalkan gedung. Hanya tersisa orang-orang terdekat saja di sana.
        Di salah satu sudut gedung, tampak Youngjae sama sekali tidak menjauh dari sisi Eun Ji. Ia menatap calon istrinya yang sedang makan itu penuh dengan tatapan yang sulit diartikan. Eun Ji meletakkan gelas minumannya yang sudah kosong dengan sedikit keras. Membuat Youngjae seakan sadar dari lamunannya.
        “Eh, lo mau ke mana?” seru Youngjae saat melihat Eun Ji bergerak.
        “Toilet!” balas Eun Ji tanpa menoleh ke arah Youngjae. Ia terus saja berjalan.
        Sementara itu, Yongguk ternyata masih berada di sekitar sana. Ia sedang berbincang dengan Jongup dan Zelo. Daehyun serta Himchan juga tampak mendekat tanpa cewek-cewek mereka. Namun keduanya tidak begitu saja bergabung ke dalam obrolan serius Yongguk, Zelo serta Jongup.
        “Daeh, kayaknya itu cowok yang kita liat di rumahnya Eun Ji, deh.” Himchan berujar dengan tatapan tertuju pada Youngjae.
        Daehyun sontak mengikuti arah pandang kakaknya. Tentu saja sebenarnya tebakan Himchan sangat tepat. “Youngjae.”
        Mendengar nama Youngjae disebut, sukses membuat Himchan terpaku. Belum lagi Youngjae benar-benar menghampiri mereka sepeninggal Eun Ji tadi. Hubungan antara Youngjae dan Daehyun juga tampaknya sudah mulai membaik.
        “Perasaan waktu Mas Yongguk mau nikah, nggak suram kayak lo, Young.” Daehyun berseru menggoda.
        Himchan yang berada di sana pun menyimak semua ucapan Daehyun. “Waah, kalian beneran akan nikah?” Ia mengerti maksud pembicaraan adiknya.
        Sesaat, Youngjae tertegun mendengar pertanyaan Himchan. Bukan hanya pertanyaan, bahkan ia terpaku mendapati Himchan berada di hadapannya. Tentu karena Youngjae teringat saat Zelo mengatakan bahwa gurunya tersebut yang membawa Youngjae ke rumah sakit. Dan bisa dipastikan, yang dimaksud oleh Zelo adalah Himchan.
        “Kayaknya gue belum sempat berterima kasih karena…”
        Belum sempat Youngjae menyelesaikan kalimatnya, Himchan sudah lebih dulu menarik Youngjae ke dalam pelukannya. “Nggak perlu berterima kasih. Itu udah kewajiban gue.”
        Youngjae sendiri cukup terkejut dengan perlakuan Himchan padanya. Namun ada hal yang membuatnya tidak bisa menolak sebuah pelukan yang terasa hangat untuknya. Pelukan hangat seorang kakak yang tidak ia miliki selama ini.
        Bukan hanya Youngjae yang terkejut atas pemandangan tersebut. Tapi juga Daehyun. Bahkan Jongup juga akhirnya menangkap kejadian itu. Jongup mencoba memberitahu Yongguk dengan mengguncang lengan kakaknya tersebut. Dan setelah Yongguk menyadari maksud Jongup, ternyata Zelo juga melihat ke arah yang sama. Tepat saat Himchan baru saja melepaskan pelukannya.
        “Sepertinya kalian belum berfoto.” Suara salah seorang fotografer di sana menginterupsi 6 orang cowok yang kebetulan berdiri tidak terlalu jauh. Ia sudah membidikkan lensa kameranya. “Ayo lebih merapat.”
        Meski terlihat saling melempar tatapan bercampur bingung, Yongguk dan yang lainnya tetap menuruti arahan sang fotografer. Berjejer dari kiri ke kanan, Daehyun, Himchan, Youngjae, Jongup, Yongguk serta Zelo.

***

        Bomi berinisiatif mendekati G.Na saat ia melihat sesuatu yang janggal terjadi pada wanita itu. G.Na membalikkan badan dan terlihat menyeka tepi matanya yang tampak basah.
        “Tante baik-baik aja?” ujar Bomi memastikan.
        G.Na tidak menjawab. Bomi sendiri juga tidak ingin memaksa. Namun tatapan cewek itu mengedar untuk mencari penyebab G.Na tampak sedih seperti itu. Sampai akhirnya, tatapan Bomi terhenti pada deretan 6 cowok yang sedang berfoto bersama. Bomi sontak berpegangan pada tepi sebuah meja terdekat. Ia sama terkejutnya dengan G.Na.
        G.Na sudah tidak tahan berada di sana. Wanita itu memaksakan diri untuk pergi dari sana. Berusaha tetap berjalan tegap meski sebenarnya G.Na sudah tidak sekuat itu. Dan karena G.Na sudah kurang bisa mengendalikan diri, wanita itu sampai menubruk tubuh Hayoung tanpa sengaja. Bahkan sampai membuat piring di tangan Hayoung terlepas hingga terjatuh dan pecah di atas lantai. Sementara G.Na sendiri sama sekali tidak merasa bersalah sedikit pun pada Hayoung dan lebih memilih terus melanjutkan langkahnya.
        Namjoo dan Bomi terlihat menghampiri Hayoung yang masih terlihat terkejut. Tentu saja kejadian tersebut sukses menyita perhatian orang-orang yang masih tersisa di sana. Naeun sendiri tampak berusaha menenangkan Chorong yang sudah ingin melesat ke tempat Hayoung berada. Karena Hayoung juga sudah di ajak menepi oleh Bomi serta Namjoo.
        Hanya Eun Ji yang berada paling jauh dari yang lainnya. Namun ia tetap menyadari kejadian tadi. Eun Ji juga tidak melakukan apa-apa karena ia melihat G.Na yang berjalan semakin dekat dengan tempat ia berada sekarang yang tidak jauh dari pintu utama. Setengah berlari menuju pintu utama.
        “Ibu!” Yongguk berseru keras. Dan ia hanya mengajak Himchan untuk bersamanya menyusul G.Na.
        Daehyun dan Zelo sudah lebih dulu ke tempat Hayoung berada bersama Chorong, Naeun, Namjoo dan Bomi. Tersisa Jongup serta Youngjae yang masih bertahan di tempat tadi bersama pikiran mereka masing-masing.
        “Apa ibu mertuanya Chorong itu seorang perawat?” Youngjae melempar pertanyaan pada Jongup yang ia temui di sana. Namun di saat yang bersamaan, Jongup pun berujar, “Zelo tadi ikut foto juga?”
Saat mengucapkan selamat pada Yongguk dan Chorong tadi, Youngjae juga Eun Ji tidak bertemu dengan G.Na. Dan tadi Youngjae baru menyadari keberadaan wanita yang pernah merawatnya saat di rumah sakit.
        Youngjae tidak merespon ucapan Jongup. Karena akhirnya ia melihat sosok Eun Ji dikejauhan. Setengah berlari menyusul G.Na sambil sedikit kerepotan memakai gaun panjangnya. Dan bukan hanya itu, terlihat pula Himchan serta Yongguk yang juga menyusul kemudian.
        Jongup langsung teringat sesuatu. Belum sempat Youngjae menyelesaikan kalimatnya, Himchan sudah lebih dulu menarik Youngjae ke dalam pelukannya. “Nggak perlu berterima kasih. Itu udah kewajiban gue.”
Sesaat Jongup tampak bimbang. Tapi akhirnya, Jongup pun memilih berjalan menuju orang-orang yang mengerumuni Hayoung karena Youngjae sudah lebih dulu mendahuluinya memilih menuju pintu utama.
        Jongup mendekati Bomi. Membawa cewek itu untuk sedikit menyingkir dan membisikkan sesuatu. Seusai Jongup menyelesaikan ucapannya, Bomi menatap cowok itu dalam. Memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
        “Rasanya belum siap,” Jongup berujar pelan.
        Bomi menggerakkan kepala sebagai tanda ia mengajak Jongup pergi dari sana. Jongup mengangguk pelan, dan setelahnya Bomi mulai bergerak. Namun Jongup sempat menoleh sesaat ke tempat Namjoo untuk sekedar memastikan bahwa ia hanya ingin pergi sebentar dan meminta cewek itu untuk tetap di sana menunggunya.

***

        Di luar gedung resepsi pernikahan Yongguk dan Chorong terlihat banyak sekali karangan bunga dari beberapa orang penting sebagai ucapan selamat. Salah satunya dari Hyunseung Coorporation (Paradise Grup) dengan Yoon Doojoon sebgai pengirimnya. Dan G.Na, sudah berdiri di sana untuk beberapa saat. Memandang dengan tatapan yang sulit diartikan. Karena 2 nama itu, adalah sebuah nama yang sukses membuka kembali luka yang telah ia tutup rapat-rapat selama belasan tahun lebih.
        Sementara itu, Eun Ji yang sudah mengawasi G.Na sejak tadi ingin melangkahkan kakinya. Namun Himchan ternyata lebih sigap untuk menghalangi cewek itu dan mendahului Eun Ji untuk mendekati G.Na.
        Himchan yang sudah berdiri tepat di belakang G.Na, tampak masih terdiam. Seperti menunggu sesuatu. Ia juga tampak mempersiapkan diri saat melihat G.Na mulai bergerak dan berniat membalikkan badan.
        Yongguk dan Eun Ji tampak menunggu dalam jarak beberapa meter. Yongguk sempat bertanya pada Eun Ji melalui tatapan mata. Namun tidak ada yang bisa Eun Ji jelaskan. Kemudian, Youngjae tampak memunculkan diri dan berdiri tidak jauh dari tempat Eun Ji bersama Yongguk. Youngjae tentu juga bisa melihat posisi Himchan saat ini.
        “Ibu.” Himchan menatap lembut ke dua bola mata G.Na. Sorot mata penuh rindu atas kasih sayang seorang ibu. Dan kali ini, Himchan sudah tidak bisa menahannya. Cowok itu menarik G.Na ke dalam pelukannya. Sebuah hal yang memang belum pernah ia rasakan selama ini. “Mulai sekarang, ibu bisa berbagi semua penderitaan ibu pada kami. Aku mohon jangan seperti ini lagi.”
        Bomi dan Jongup akhirnya memunculkan diri di sana. Tepat saat Himchan dan G.Na berpelukan. Bomi yang tidak bisa menahan rasa harunya, memilih untuk membalikkan badan. Sementara Jongup berusaha menenangkan Bomi yang kini berdiri menghadap padanya dengan mengusap lembut kepala Bomi dan ia dekatkan pada pundaknya.
        Di tempatnya berada, Youngjae tampak mengepalkan tangannya. Ia tidak bisa memastikan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Dan satu-satunya cara yang bisa ia lakukan adalah menjalankan rencana yang sudah ia susun sejak awal.
        “Ayo pulang.” Suara Youngjae yang terdengar tepat di belakang Eun Ji, membuat cewek itu berbalik. Bersamaan saat Eun Ji merasakan seseorang menyentuh tangannya. Dan yang melakukan itu adalah Youngjae. Cowok itu bahkan sampai mengajak Eun Ji untuk segera pergi dari sana.

***

        Seperti permintaannya, setelah menikah Chorong ingin tinggal di tengah-tengah keluarga Yongguk. Dimulai dengan malam ini, sepulang dari pesta resepsi pernikahan mereka. Dan saat itu, Chorong sudah berada di kamar Yongguk. Belum lama selesai mengganti pakaiannya. Sementara Yongguk sendiri sedang berada di luar. Bersama ibu dan adik-adiknya.
        Chorong yang resah, memaksakan diri untuk mengintip keadaan di luar melalui celah pintu yang ia buka sedikit. Ia sangat ingin bergabung di sana karena Chorong sudah menjadi bagian dari keluarga tersebut. Tapi Chorong masih menahan diri. Karena pembicaraan mereka sangat pribadi dan cukup serius.
”Apa yang ibu ceritain ke Bomi.. aku sama Jongup udah denger semuanya.”
        Chorong semakin mempertajam pendengarannya saat Himchan bersuara. Mereka sedang membahas tentang masa lalu G.Na. Bahkan wanita itu juga berada di sana. Semakin malam, obrolan mereka semakin serius. Chorong juga semakin tidak ingin meninggalkan tempatnya sekarang ini.

***

        G.Na sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Himchan masih setia berada di samping ibunya. Guru tampan itu memang yang paling sangat menunggu-nunggu suasana seperti malam ini. Bisa seleluasa mungkin mendekap ibunya.
Yongguk juga tampak membisu setelah Bomi kembali menceritakan tentang masa lalu G.Na yang memang belum diketahui Yongguk serta Daehyun. Jongup juga sedikit membantu karena beberapa kali Bomi sempat kehilangan kata-kata.
        “Apa yang bareng sama Eun Ji itu, Youngjae anak ibu yang hilang? Adik aku?” Terdengar suara berat Himchan. “Karena tadi aku sempet…”
        Belum selesai Himchan berbicara, Jongup lebih dulu menyelak dengan pertanyaan hebohnya. “Youngjae itu yang dulu katanya pernah deketin Mba Naeun bukan sih, Mas?” Jongup menatap Daehyun penuh minat.
        Sontak Daehyun menjadi pusat perhatian. Termasuk juga G.Na yang ikut menatap Daehyun sama penasarannya seperti yang lain. Sementara Daehyun sendiri langsung terlihat panik, hingga membuatnya tak bisa langsung menjawab pertanyaan ajaib yang dilontarkan Jongup. Calon dokter itu akhirnya hanya bisa menunjukkan deretan giginya yang putih. Sampai kemudian, ia menangkap sosok Naeun yang ternyata ada di sana. Duduk di sebelah kiri Bomi, sedangkan Daehyun duduk di samping kanan Bomi.
        Daehyun sedikit memajukan posisi duduknya untuk mempertegas tatapan pada Naeun. “Kok kamu nggak pulang?”
        Naeun tentu menatap kesal kekasihnya tersebut. Ia juga sampai memajukan sedikit kepalanya agar bisa melihat Daehyun. “Kan aku udah bilang mau nginep di rumah Bomi.”
        Bomi yang merasa terganggu dengan dua orang yang berada di sampingnya, mengangkat tangan agar Daehyun membatalkan niat untuk membalas ucapan Naeun. “Stop!” Selanjutnya, Bomi lebih memilih berdiri karena ia juga merasa menjadi penghalang antara Daehyun dan Naeun yang mungkin sedang ingin berdebat. “Kalian boleh lanjutin kalau gue udah ke belakang.”
        Himchan tersenyum sambil menatap mengikuti arah perginya Bomi menuju dapur. Yongguk hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Daehyun dan Naeun yang benar-benar masih saling adu mulut sepeninggal Bomi ke dapur tadi.

***

        “Kalian dari mana aja? Kenapa baru pulang?” Hyuna mendekat dengan cemas. Ia memang sudah menunggu-nunggu kepulangan Eun Ji dan Youngjae dari resepsi pernikahan Yongguk tadi.
        “Tante kayak nggak pernah muda aja,” goda Youngjae.
        “Ma, aku masuk dulu ya.” Eun Ji segera melesat masuk. Meninggalkan Hyuna bersama Youngjae. Ia bahkan tidak berpamitan sedikitpun dengan pemuda yang akan segera menikahinya tersebut.
        Hyuna sendiri tidak berkomentar apa-apa. Namun ia sedikit menaruh curiga pada Youngjae yang kini terlihat sedikit tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Hyuna. “Kayaknya tante nggak pernah ngeliat kalian kayak selayaknya orang yang memiliki hubungan khusus. Sebenarnya kalian udah berapa lama berpacaran?”
        Youngjae berpikir cukup lama untuk memberikan jawaban yang memuaskan.
        “Tante jadi agak setengah hati ngebiarin kalian nikah. Rasanya masih banyak hal yang janggal.”
        Youngjae memejamkan mata sesaat, lalu menghembuskan napas sedikit keras. “Sebenarnya memang berawal dari kesalahpahaman.” Youngjae kembali terdiam. Berusaha merangkai kata sebaik mungkin agar Hyuna bisa menerima alasannya selama ini mau untuk menikahi Eun Ji.
        “Apa, Youngjae?” desak Hyuna yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Ceritain ke tante. Mumpung Om Junhyung lagi nggak di rumah.”
        Sebelum menceritakan semuanya, Youngjae lebih dulu membimbing Hyuna menuju kursi yang ada di halaman rumah. “Hubunganku dan Eun Ji sebenarnya tidak bisa dikatakan baik. Aku menyukai Naeun. Dan Eun Ji adalah orang yang paling menentang hal itu. Karena dia tidak ingin hubungan sahabatnya dengan Daehyun itu hancur gara-gara aku.”
        Hyuna begitu menyimak tiap kata yang meluncur dari mulut Youngjae. Hyuna ingin mendengar semuanya dengan jelas sebelum ia menyimpulkan sesuatu yang salah.
        “Dan sebenarnya.. Eun Ji nggak hamil.” Ucapan Youngjae sukses membuat Hyuna melebarkan matanya. “Aku nggak pernah ngelakuin hal apapun karena kami memang nggak pacaran,” sambar Youngjae lagi sebelum Hyuna sempat menyelanya.
        “Tapi kena…”
        “Alasannya adalah karena aku ingin tahu masa lalu keluargaku.” Youngjae seolah mengerti maksud ucapan Hyuna. “Om Doojoon nggak bisa aku andelin. Dan satu-satunya jalan adalah melalui tante juga om Junhyung.”
        “Kenapa nggak bilang dari awal kalau Eun Ji nggak hamil?” Hyuna sudah terlihat cukup frustasi dengan Youngjae membeberkan semuanya.
        Dan kali ini Youngjae yang menjadi serba salah. Youngjae akhirnya memilih bersimpuh dipangkuan Hyuna. Menggenggam kedua tangan wanita itu dan memandang ke dalam mata Hyuna dengan tatapan lembut. “Aku tau aku egois, Tan. Hanya karena aku merindukan.. ibuku.”
        Mendengar itu, sontak Hyuna balik menatap Youngjae. “Kamu udah tau tentang…”
        Youngjae menggeleng cepat. “Aku cuma pernah denger Om dan Tante ngomongin tentang seseorang bernama G.Na saat acara di rumah Om Doojoon.” Cowok itu memberi jeda sesaat dalam ucapannya. “Dan harapan aku hanya pada kalian.”
        Tatapan Hyuna sedikit berubah. “Apa yang kamu mau sebenarnya?”
        “Aku memang belum mencintai Eun Ji sepenuhnya. Tapi aku juga nggak akan menyia-nyiakan Eun Ji begitu saja nantinya. Dan keinginan terbesar aku adalah.. jika wanita bernama G.Na itu adalah ibu kandungku, aku ingin tante mengundangnya ke pernikahan aku dan Eun Ji.” Youngjae menatap Hyuna dengan penuh kesungguhan.

***

        Eun Ji meremas ponselnya. Ia juga mendengar semua pembicaraan Hyuna dan Youngjae dari balik jendela rumah. Eun Ji juga sempat mengintip ke luar jendela. Di sana Youngjae sedang memeluk Hyuna. Beruntung posisi Youngjae menghadap ke jendela, dan Eun Ji bisa melihat ekspresi wajah cowok itu yang sudah sulit dimengerti. Rasa haru, bahagia bercampur sedikit penyesala. Semuanya tergambar di wajah tampan Youngjae.
        Kemudian, getaran ponsel milik Eun Ji membuat cewek itu tersadar dari keterpakuannya terhadap Youngjae. Sebuah panggilan dari Peniel. Dan Eun Ji menjawabnya sambil melangkah meninggalkan tempat itu.
        “Gikwang beneran ngehubungin lo? Dia bilang apa aja?” Terdengar suara Peniel yang mencecar Eun Ji.
        Cewek itu tiba di kamarnya dan langsung mengunci pintu dari dalam. “Ya gitu. Minta maaf, ngajak ketemu.”
        “Ya udah. Kalau emang lo butuh temen, gue siap nemenin lo ketemu Gikwang.” Peniel menawarkan diri.
        “Gue nggak akan nemuin Gikwang sebelum hari pernikahan gue dan Youngjae berlangsung,” ujar Eun Ji. Namun sedetik kemudian, Eun Ji membeku mengingat ucapannya sendiri.
        “Tapi lo tahu ‘kan alasan Gikwang dulu pergi? Bukannya lo juga masih cinta sama Gikwang sampai-sampai lo sama sekali nggak ngebuka hati lo buat Minhyuk? Ini kesempatan untuk memperbaiki hubungan kalian, Ji.”
        Eun Ji menarik kursi dan duduk di depan meja riasnya. Ia menopang kening dengan posisi tangan mengepal. Bingung karena hati dan pikirannya tidak sejalan.
        “Gue udah mempermalukan bokap dengan urusan kuliah. Dan gue nggak mau ngecewain lagi kalau pernikahan gue dan Youngjae gagal juga.”
        Terdengar suara Peniel mendesah di ujung sana. “Lo udah mulai terbiasa dengan kehadiran Youngjae?”
        “Nggak tahu.” Eun Ji menyerah. “Intinya, gue harus harus selesain urusan gue dan Youngjae dulu. Sisanya biar gue yang ngomong baik-baik ke Youngjae.” Eun Ji memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
        Usai mengakhiri pembicaraannya di telepon dengan Peniel, Eun Ji kembali teringat dengan ucapan-ucapan Youngjae dengan Hyuna tadi. “Kalau Youngjae aja bisa manfaatin keluarga gue untuk bisa ketemu dengan ibu kandungnya, berarti gue juga bisa manfaatin dia untuk bisa pergi sama timnya Peniel,” batin Eun Ji.
        Masih dengan gaun yang ia kenakan pada pesta pernikahan Yongguk dan Chorong tadi, Eun Ji melangkah menuju balkon kamarnya yang terletak di lantai dua. Tepat bersamaan dengan mobil Youngjae meninggalkan rumahnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar