Sabtu, 03 Agustus 2013

BLUE FLAME BAND (part 15)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yong Hwa (CN Blue)  
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Sungmin (Super Junior)
Genre               : romance
Length              : part

***

        Pagi-pagi sekali Hye Ra sudah siap dengan koper kecilnya. Ia berniat untuk kembali ke Jepang hari ini. Gadis itu ke luar dari kamarnya dan langsung menuju kamar bawah tempat Minho berada.
        “Oppa!” teriak Hye Ra sambil mengetuk pintu kamar kakaknya. “Bisakah kau ke luar sebentar? Aku hanya ingin berpamitan padamu.”
Tak lama pintu terbuka dan memunculkan Yoona dari baliknya. Tentu saja Yoon ada di sana. Ia sudah resmi menjadi istri Minho sekarang. “Kenapa kau pergi pagi-pagi sekali?” protes Yoona karena ia baru saja bertemu adik iparnya itu kemarin. Dan sekarang gadis itu sudah akan kembali meninggalkannya.
“Eonnie, aku mau menemui Joon sebentar. Aku belum melihatnya kemarin di pestamu,” Hye Ra berusaha meminta Yoona memberikan pengertian untuknya.
        “Kau sangat merindukannya, ya?” goda Yoona sambil mencolek dagu Hye Ra. Ia sangat gemas dengan cerita cinta pemuda masa lalunya dengan adik iparnya sendiri.
        Hye Ra melotot. “Eonnie!”
        Yoona tersenyum memaksa. “Oke, terserah kau saja.” Gadis itu kemudian berbalik. “Oppa! Adikmu sudah ingin pergi. Kau tidak ingin menemuinya?” teriaknya pada Minho yang masih bermimpi di dalam. “Oppa!” pekik Yoona sekali lagi karena tidak ada jawaban dari suaminya itu.
        “Iya!” balas Minho akhirnya. Setengah malas ia turun dari ranjangnya. “Kenapa kau buru-buru sekali? Kita bahkan belum sempat jalan-jalan.”
        “Kalau kursusku telah selesai, kita bisa pergi ke manapun yang oppa mau.”
        “Dia ingin menemui Joon dulu,” bisik Yoona pada Minho, namun suaranya bisa sampai di telinga Hye Ra.
        Hye Ra cemberut karena sejak tadi ia habis di goda oleh Yoona. “Aku pergi.” Gadis itu membalikkan badan, namun Yoona dan Minho dengan sigap menahannya.
        “Hye Ra, aku hanya bercanda.” Yoona tampak merayu Hye Ra karena sedikit merasa bersalah.
        “Oppa akan mengantarmu ke bandara,” Minho menawarkan diri.
        Yoona mencubit lengan Minho. “Adikmu ingin menemui kekasihnya dulu. Tidak langsung ke bandara.”
        “Siapa yang eonnie maksud dengan kekasihku?” lagi-lagi Yoona menguji kesabaran Hye Ra. “Sudahlah, lupakan!” gadis itu mengibaskan tangannya sebelum Yoona menjawab. Siapa lagi kalau bukan Joon. Dan Hye Ra sangat ingin cepat-cepat meninggalkan tempat itu.
        Minho menarik tangan Yoona sebelum istrinya itu mengejar Hye Ra. “Biarkan saja.”

***

        “Joon! Bukankah kau sedang sakit?” terdengar Siwan meneriaki Joon yang muncul dari dalam kamarnya karena ia sudah tidak mengenakan piyamanya.
        Luhan yang berdiri di dekat Joon, berusaha menggapai kening hyungnya menggunakan punggung tangan. Kejadian itu tak berlangsung lama karena Joon buru-buru menyingkirkan tangan Luhan.
        “Biar aku atau salah satu dari kami yang menemanimu, hyung,” Luhan menyarankan.
        “Aku bisa sendiri, lagipula aku pergi ingin menemui Hye Ra. Bukan ingin jalan-jalan. Dan aku janji setelah itu aku akan langsung pulang,” seru Joon.
        “Janjimu tidak bisa di pegang, Joon,” sambar Nichkhun enteng.
        “Kau sama sekali tak menghargai niat baik si maknae,” tambah Siwan ikut memojokkan Joon. Mereka akan selalu kompak untuk urusan menganiaya leader mereka. Sementara itu, Joon hanya bisa menatap sinis satu-persatu membernya.
        Joon sudah ingin membuka mulut.
        “Luhan tidak akan mengganggumu dengan Hye Ra,” tampak Doojoon yang baru muncul dari arah dapur memotong ucapan Joon yang bahkan belum mengucapkan sepatah katapun. “Dia hanya akan menemanimu saja,” lanjutnya.
        Joon melempar kunci mobilnya tepat mengarah ke Luhan. Lalu tanpa berkata-kata lagi, pemuda itu berjalan ke arah pintu utama.
        “Kabari jika terjadi sesuatu pada Joon,” ujar Nichkhun mengingatkan sebelum Luhan benar-benar menyusul Joon.

***

        Hye Ra tergesa-gesa menyeret kopernya ke luar dari rumah. Saat akan berniat menyeberangi jalan, tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat di depannya.
        “Yong Hwa?” tebak Hye Ra. Benar saja. Tak lama pemuda yang dimaksud Hye Ra memunculkan diri dari dalam mobil.
        Yong Hwa menatap Hye Ra dari atas ke bawah. “Kau ingin pergi ke mana? Apa kau akan tinggal sendiri di apartmenmu lagi?” cecar Yong Hwa. Mereka cukup lama tak saling berhubungan. Jadi pemuda itu tidak tau tentang cerita Hye Ra sejak mereka putus di acara pertunangan Minho dan Yoona.
        “Untuk apa lagi kau datang?” Tanya Hye Ra dingin. Ia bahkan tak berniat menjawab pertanyaan yang Yong Hwa lontarkan tadi.
        Yong Hwa menghela napas. “Maaf,” sesalnya. Ia memang sengaja menghilang dari kehidupan mantan kekasihnya itu. “Ku mohon jawab dulu pertanyaanku. Dan setelah itu, kau boleh menghajarku sesuka hatimu.”
        Hye Ra melirik sekilas. Ia masih mempertahankan sikap dinginnya. “Sekarang aku ingin ke dorm ‘Blue Flame’. Dan setelah itu aku harus kembali ke Jepang. Aku mendapat beasiswa kursus desain di sana,” jelas Hye Ra akhirnya. Ia memang tidak bisa marah pada Yong Hwa. Pemuda itu datang dan pergi seperti ini sudah biasa terjadi di antara mereka.
        Yong Hwa cukup membulatkan matanya mendengar penjelasan Hye Ra. “Jepang?” ia mengulangi ucapan Hye Ra. “Berapa lama?”
        “Setengah tahun, tapi aku sudah menjalaninya selama tiga bulan.”
        Yong Hwa cukup lama terdiam. “Ya sudah, ku antar kau kemanapun,” ujar Yong Hwa akhirnya lalu berbalik dan berniat untuk kembali ke mobil, tapi Hye Ra tak mengikuti langkahnya. “Hye Ra!” tegurnya. Gadis itu tidak bergerak sedikitpun membuat Yong Hwa tepaksa kembali sambil mendorong gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

***

        Yong Hwa dan Hye Ra dalam perjalanan menuju dorm ‘Blue Flame’. Suasana hening mendominasi mereka.
        “Hmm…” Yong Hwa berusaha memulai pembicaraan. Tapi tak ada satu katapun yang meluncur dari bibirnya.
        “Katakan saja,” ujar Hye Ra.
        Yong Hwa mengacak rambutnya, frustasi. Ia mengetuk-ngetukkan jari ke stir mobil sambil mencari kata yang tepat untuk bicara. “Sebenarnya aku… Hmm, ingat waktu kita berpacaran dulu. Ah, iya. Setahun bukan waktu yang sebentar.”
        Hye Ra melirik Yong Hwa intens.
        “Sudahlah lupakan saja,” seru Yong Hwa cepat-cepat.
        “Sebenarnya apa yang kau bicarakan?” desak Hye Ra yang merasa ada sesuatu yang disembunyikan Yong Hwa darinya.
        “Ah, iya. Selama kita berpacaran, apa kau pernah sedikit saja memiliki perasaan padaku?” Tanya Yong Hwa. “Aku tau, pasti jawabannya tidak.” Ia menjawab pertanyaannya sendiri. “Apa kau tau bahwa aku pernah memiliki perasaan padamu?”
        “Yong Hwa! Katakan yang jelas. Aku sedang tidak ingin bermain tebak-tebakan.”
        “Apa kau bahagia bersama Doojoon sekarang?” Tanya Yong Hwa akhirnya.
        “Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan?” Hye Ra mulai kesal karena pembicaraan Yong Hwa tidak jelas maksud dan tujuannya.
        “Jawab saja pertanyaanku yang terakhir.”
        “Aku bahagia melihat Doojoon. Dia sudah kembali bersama Sung Hye sekarang,” jelas Hye Ra. Gadis itu juga sudah tidak terlihat sulit mengatakan kebenaran tentang Doojoon.
        “Apa?”
        “Kau tak salah dengar.”
        Suasana kembali hening dalam beberapa saat.
        “Kau tau kenapa aku mau membantu melupakan perasaanmu pada Doojoon waktu itu?”
        “Apa kau pernah mengatakannya?”
        Yong Hwa tersenyum mengingat kebodohannya bertanya seperti itu. Ia tak pernah sekalipun menunjukkan kesan serius selama hubungan mereka. Jadi jangan salahkan jika Hye Ra masih beranggapan dirinya dan Yong Hwa hanya bersenang-senang dalam hubungan mereka.
        “Aku menyukaimu bahkan sebelum kita berpacaran. Saat aku tau kau memiliki perasaan pada Doojoon, sementara pemuda itu bersama gadis lain. Aku mulai mencintaimu dan ingin berada di sisimu selamanya.”
        Hye Ra membeku dengan perkataan Yong Hwa. “Kenapa tidak kau katakan sejak awal? Jadi aku tidak akan menyakitimu seperti ini,” omelnya.
        “Aku bahagia dengan kebersamaan kita selama ini.”
        “Tapi kau tetap harus mencari gadis yang tulus mencintaimu!”
        “Aku tau. Dan kalau kau tidak keberatan, aku ingin memulai lagi dari awal bersamamu. Tapi dengan membawa serta perasaanku padamu.”
        “Kenapa waktu itu kau justru ingin kita putus?” Hye Ra cukup menyalahkan pemuda di sampingnya ini.
        “Aku hanya ingin mengakhiri sandiwaraku. Di sisi lain, aku juga ingin memberikanmu kebebasan bersama pemuda lain. Tapi nyatanya, aku tak sanggup jauh darimu, Hye Ra.”
        Hye Ra menghempaskan punggungnya ke sandaran jok mobil. Pikirannya semakin kacau. Dipikirnya Yong Hwa sudah benar-benar pergi. Ia tak menyangka pemuda itu akan berkata seperti tadi. Dan sekarang, perasaan campur aduk antara Yong Hwa dan Joon.
        “Apa kau mau menerimaku kembali?” Tanya Yong Hwa meminta kepastian. Meski resiko penolakkan lebih besar, Yong Hwa tetap ingin tidak menyesal untuk yang ke dua kalinya.
        Untuk beberapa saat, Hye Ra tak tau harus berkata apa. “Tunggu sampai aku bertemu Joon,” ujar Hye Ra akhirnya. Gadis itu tidak bisa benar-benar meninggalkan Joon. Sebenarnya ia cukup yakin pada Yong Hwa jika saja tidak ada sosok Joon yang mengisi kekosongan hatinya.
        Sementara itu, Yong Hwa hanya bisa pasrah menunggu keputusan Hye Ra.

***

        “Ku rasa keputusanku untuk menemanimu sangat tepat.”
        “Diam, kau!” kesal Joon. Ia dan Luhan baru saja dari rumah Hye Ra. Namun belum sempat bertemu dengan gadis itu, Hye Ra sudah lebih dulu di bawa pergi oleh Yong Hwa. Mereka bahkan melihat semua kejadian tadi.
        Luhan hanya mampu menghela napas menanggapi kekesalan Joon. “Sekarang kau mau ku antar ke mana?” Tanya Luhan yang menyetir mobil.
        “Pulang,” jawab Joon singkat.
        “Oke,” balas Luhan sambil mengangguk tanda mengerti. Ia mengambil jalan pintas untuk kembali ke dorm. Sesekali Luhan melirik Joon yang sejak tadi diam sambil memandang ke luar jendela.
        Tak lama, mereka sudah hampir sampai di gedung tempat dorm ‘Blue Flame’ berada.
        “Berhenti berhenti…” perintah Joon tiba-tiba.
        Dengan sangat terpaksa Luhan menginjak pedal rem dengan tiba-tiba. “Kenapa kau menyuruhku berhenti mendadak!” protes Luhan karena keningnya nyaris saja terantuk stir mobil.
        “Apa kau tidak melihat mobil tadi?”
        Luhan sedikit memajukan badan untuk menajamkan penglihatannya. Tak jauh dari sana adalah gerbang utama gedung tempat dorm ‘Blue Flame’ berada. “Banyak mobil yang lewat, hyung,” ujarnya malas menanggapi pertanyaan Joon yang menurutnya tidak terlalu penting.
        “Itu mobil yang tadi membawa Hye Ra pergi.”
        “Oh…” Luhan hanya ber-oh ria menanggapi ucapan Joon membuat leadernya itu meliriknya tajam. Tapi pemuda itu tak mau ambil pusing dengan apa yang dilakukan Joon padanya.

***

        Doojoon membuka pintu dormnya. “Hye Ra?” seru Doojoon yang terkejut mendapati temannya itu sudah muncul di depan dorm ‘Blue Flame’ sepagi ini. Pemuda itu menjulurkan kepalanya ke luar dan menoleh ke ujung koridor. “Kau sendiri?” tanyanya penuh selidik.
        Hye Ra menggeleng, “Yong Hwa menungguku di bawah.”
        “Kau datang bersamanya?” Doojoon tampak tak suka jika Yong Hwa masih mendekati Hye Ra.
        “Ayolah Doojoon, dia hanya mengantarku,” rayu Hye Ra.
        “Ya sudah.” Doojoon menggerakkan kepalanya ke dalam. “Masuk,” ajaknya.
        Hye Ra berjalan melewati Doojoon untuk masuk ke dalam. Di sana ia menemukan Siwan tengah menonton televisi.
        “Hai Hye Ra,” sapa Siwan sambil menggeserkan badan sebagai tanda ia menyuruh Hye Ra untuk duduk di sampingnya. “Apa Joon tidak mengabarimu?”
        Hye Ra duduk lalu melirik Siwan dengan tatapan bingung. “Mengabari apa?” ia justru balik bertanya.
        “Dia tadi ke luar dengan Luhan. Katanya mau menemuimu,” jelas Siwan. “Tapi kenapa justru kau malah ke sini juga?”
        Hye Ra melirik Doojoon yang masih berdiri. Ia seperti menuntut penjelasan pada temannya itu. “Aku akan mencoba menghubungi mereka,” ujarnya sebelum masuk ke kamar untuk mengambil ponselnya. Tak lama Doojoon kembali dengan posisi ponsel menempel di telinganya.
        Siwan berdiri dan berjalan ke arah kamar Joon. Ia mendengar sebuah suara dari dalam sana. Saat membuka itu, ia langsung mendapati sebuah ponsel dengan lampu layarnya yang berkedip.

Yeah, yeah, love is pain, love is pain
Love is over, love is over, that, that, that’s it
O-o-o-o-over, love love is pain, pain
O-o-o-o-over, love, break it
(‘Mystery’ : B2ST)

        “Dasar payah!” Siwan berdecak kesal lalu menutup kembali pintu kamar Joon. “Joon meninggalkan ponselnya. Coba kau hubungi Luhan.”
        Doojoon hanya mengangguk sambil mencari kontak Luhan dalam ponselnya.

***

        Sementara itu, suasana hening masih menguasai sebuah mobil yang dihuni Joon dan Luhan. Tak lama kemudian, terdengar sebuah dering ponsel. Luhan sudah merogoh saku celananya.

Every day I just can't control.
Every night the loneliness, my love.
(‘Shock’ : B2ST)

        Joon buru-buru menyambar ponsel Luhan. Ia tau bahwa lagu tersebut adalah nada khusus untuk panggilan dari Doojoon.
        “Hyung!” protes Luhan karena Joon sudah merebut ponselnya. Ia juga berusaha merebut kembali ponsel itu, namun Joon menghalanginya.
        Benar dugaan Joon, itu panggilan dari Doojoon. “Aku tak mengijinkanmu menerima telpon darinya,” putus Joon seenaknya.
        “Memangnya kenapa, hyung?” Tanya Luhan yang tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan leadernya itu.
        “Doojoon pasti ingin memberitahumu bahwa Hye Ra di dorm sekarang.” Joon bicara tanpa menatap Luhan.
        Luhan semakin bingung dengan Joon. “Bukannya bagus kalo Hye Ra ada di dorm kita? Lagipula, bukankah kau ingin bertemu dengannya?”
        “Jangan banyak Tanya. Kau tak mengerti apa-apa.”
        Luhan hanya menghela napas karena tak tau lagi harus bagaimana dengan leadernya itu. Ia bersandar malas ke jok mobil. Sementara Joon kembali sibuk dengan dunianya sendiri. Ia masih mengabaikan panggilan dari Doojoon.
        “Hyung, apa jangan-jangan kau cemburu dengan pemuda yang bersama Hye Ra tadi?” Tanya Luhan penuh selidik. Dalam hati, ia sangat puas dengan reaksi Joon yang sontak menoleh dan menatap tajam padanya. Luhan hanya mengangkat bahu sebelum memutuskan kontak mata terhadap Joon.

***

        “Luhan tidak menganggat telponku,” seru Doojoon dengan nada kesal.
        “Apa mungkin ponselnya tertinggal?” pikir Siwan.
        “Tidak. Tadi aku melihat Luhan membawanya,” ujar Doojoon pasti. Ia masih berusaha menghubungi nomor Luhan. “Astaga! Ke mana anak itu?”
        Merasa tidak ada harapan untuk bertemu Joon, Hye Ra berdiri. “Sudahlah, nanti biar aku yang akan menghubunginya jika sudah sampai di Jepang.”
        “Kau akan kembali sekarang?” Tanya Doojoon seolah tak terima jika Hye Ra sudah harus kembali meninggalkan Korea.
        “Satu jam lagi aku harus sudah sampai di bandara.” Nada bicara Hye Ra seakan ia tak ingin mengatakan itu. “Dan semalam aku juga tidak sempat bertemu dengannya.”
        “Apa?” seru Doojoon dan Siwan nyaris bersamaan membuat Hye Ra terlonjak karena terkejut dengan suara mereka.
        “Bagaimana bisa? Padahal Joon datang ke acara pernikahan Minho hyung,” seru Doojoon yang tak mengerti kenapa Hye Ra dan Joon bisa sampai tidak bertemu semalam.
        “Tapi…” Hye Ra tak melanjutkan ucapannya. Ia cukup menyesal karena telah melewati kesempatan untu bisa bertemu dengan Joon. Seandainya ia tak terlalu lelah hingga tertidur di ruang ganti kemarin, ia pasti akan mencari pemuda itu di tengah-tengah tamu undangan.
        “Kau benar-benar ingin bertemu dengannya?”
        Hye Ra mendongak seperti tersadar dari lamunannya. Dan perasaannya kini semakin bercampur aduk. Terlebih yang bertanya seperti tadi adalah seorang Doojoon. Benarkah ia sangat ingin bertemu dengan Joon? Gadis itu tidak memiliki jawaban pasti. Ia tidak tau apa yang membawanya sampai ke dorm ‘Blue Flame’ dan hanya untuk bertemu dengan leader mereka. Ia juga tidak mengerti mengapa ia sangat menyesal tidak bisa bertemu dengan Joon, padalah mereka berada dalam satu lokasi yang sama.
        Rasanya keberadaan Joon selama 3 bulan terakhir cukup berpengaruh pada hidup Hye Ra. Komunikasi mereka yang cukup intens membuat Hye Ra tak bisa melepaskan pemuda itu begitu saja. Dan sekarang, ia harus ikhlas tak bisa bertemu dengan Joon setelah selama 3 bulan mereka hanya berhubungan melalui telpon.
        “Joon yang menggatikan Yong Hwa bersamaku.”
        Doojoon terkekeh mendengar ucapan Hye Ra.
        “Kenapa tertawa?” protes Hye Ra yang merasa tidak ada hal lucu dalam ucapannya. Doojoon masih terkekeh, sementara Siwan berusaha menahan tawanya. “Aku menyesal berkata seperti tadi.” Hye Ra berdiri dan berniat untuk pergi. Kedatangannya tidak membawakan hasil.
        “Aku antar ke bawah,” Doojoon menawarkan diri sebagai tanda permohonan maafnya.
        “Oppa, aku pergi dulu,” pamit Hye Ra pada Siwan dan mengabaikan Doojoon. “Salam untuk Nichkhun oppa, Luhan dan…”
        “Tentu saja terspesial untuk Joon,” sambar Siwan membuat Hye Ra memutar bola matanya sebagai ekspresi kekesalan.
        Siwan sendiri hanya menggeleng melihat kelakuan gadis pujaan leader mereka saat gadis itu pergi bersama Doojoon meninggalkan dorm.
        “Hye Ra, aku minta maaf.”
        Gadis itu menoleh pada Doojoon yang berjalan di sampingnya. “Untuk apa?” Tanya Hye Ra bingung. Ia merasa Doojoon tidak memiliki kesalahan apapun padanya.
        “Maaf karena tidak bisa membalas perasaanmu padaku.”
        Hye Ra tertegun sesaat. Ia lalu menghela napas. “Jangan merasa bersalah. Karena itu sama saja kau membuatku juga merasa seperti itu.”
        “Yong Hwa?” tebaknya.
        Hye Ra akhirnya menceritakan kejadian beberapa saat lalu saat ia hanya bersama Yong Hwa di dalam mobil.
        “Apa itu artinya kau akan memilih Yong Hwa kembali?”
        “Aku harus bertemu dengan Joon terlebih dahulu,” seru Hye Ra tegas. Ia memang sangat ingin bertemu dengan pemuda itu. “Menurutmu, siapa sebaiknya yang aku pilih?”
        Doojoon menatap Hye Ra bingung karena gadis itu meminta saran padanya. Terlebih untuk memilih satu di antara dua pemuda. “Kenapa malah bertanya padaku? Siapa yang benar-benar kau sukai?”
        “Jadi kau mendukung jika aku memilih Yong Hwa?” Tanya Hye Ra iseng.
        “Aku tidak berkata seperti itu!” sergah Doojoon.
        Hye Ra hanya terkekeh menanggapinya. Dan itu sama saja Doojoon lebih mendukung hubungannya bersama Joon. “Aku pergi dulu,” pamitnya saat mereka telah sampai di lapangan parkir.
        Doojoon memeluk Hye Ra sesaat. “Jaga dirimu baik-baik.”
        Hye Ra hanya mengangguk lalu berjalan meninggalkan Doojoon seorang diri.
        “Cepatlah kembali. Aku pusing melihat Joon seperti orang gila memikirkanmu,” teriak Doojoon untuk yang terakhir kali.
        Hye Ra sebenarnya mendengar teriakan Doojoon, tapi ia hanya tersentak sesaat dan tak ingin menoleh untuk membenarkan perkataan Doojoon.
        “Kau sudah menemukan jawabannya?” Yong Hwa menagih janji pada Hye Ra saat gadis itu baru masuk ke dalam mobilnya.
        Hye Ra tak langsung menjawab. “Joon tidak ada di dorm. Ponselnya juga tertinggal. Aku belum bisa menghubunginya sekarang,” jelasnya setelah mengenakan sabuk pengaman.
        “Kita ke bandara sekarang?” Tanya Yong Hwa.
        Hye Ra hanya mengangguk samar.
        “Aku akan tetap menunggu jawaban darimu,” ujar Yong Hwa sebelum meninggalkan area parkir gedung tempat dorm ‘Blue Flame’ berada.

***


14 komentar:

  1. yah.. kebiasaan.. lagi enak2 baca abis.. hahaha

    aduh.. knp Yong Hwa harus muncul lagi?? bikin Hye Ra galau.. tp gpp sih.. ceritanya makin seru.. hehehe

    yah..
    Changsun knp sakit?? apa dy sakit gara2 Hye Ra yah??

    wah makin galau deh Joon liat Hye Ra sama Yong Hwa tadi..
    kasian Cgangsun ku.. (?)

    BalasHapus
  2. gak seru kalo perasaannya Joon gak dipermainkan...
    kasian Yong Hwa kalo ngilang gitu aja...
    tetep ya, Joon suka seenaknya...

    BalasHapus
  3. ahahahaha
    dari hati banget itu bilangnya...
    berarti selama ini kau juga dipermainkan perasaanya oleh Joon yah??
    oh iye bener...
    berarti jadi nih bikin 20 part??
    emang... suka2 dy lah mau ngapaiin...
    tapi kasian juga Joonnya... :)

    BalasHapus
  4. gak nyampe 20 part paling...
    Joon keren tau kayak gitu...

    BalasHapus
  5. trz mau berapa part jadinya??
    hahaha
    iye bener... dapet banget lagi perannya kaya gitu.. jarang2 loh FF yang main castnya ada Joon yang segalau itu.. hihihi

    BalasHapus
  6. banyak aja kalo mau nyari mah...
    cuma kebetulan aja di sini perannya Joon bikin meleleh... *ngelap bibir*

    BalasHapus
  7. hahahaha
    apaan aja deh ka??
    weits... bener banget..
    *ngelap bibir ala Donghae*

    BalasHapus
  8. ya cari aja... pasti banyak lah...

    BalasHapus
  9. hahahaha
    iye bener...
    banyak ajah...
    ada 18..
    bener tak??

    BalasHapus
  10. FF nya yang ada Changsun..
    bener ga?? apa salah??

    BalasHapus
  11. sebenernya lo ngerti gak sih maksud gue??

    BalasHapus
  12. masih bingung..
    apa maksudnya suruh cari di google yah??

    BalasHapus