Selasa, 10 Juni 2014

PERFECT LOVE (chapter 11)


Author              : Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast          : B.A.P (Yongguk, Himchan, Daehyun, Youngjae,
  Jongup, Zelo [Junhong])
Support cast     : A-Pink (Chorong, Bomi, Naeun, Eun Ji, Namjoo,
                          Hayoung), G.Na (Soloist), B2ST (Doojoon), BtoB
Genre               : romance, family, brothership
Length              : chapter

***

        “Daehyun!” Naeun menjerit saat Daehyun di bawa paksa masuk ke dalam sebuah rumah mewah. Saat di kampus tadi, ada dua orang berpakaian seperti bodyguard yang membawa Daehyun secara paksa. Sementara Naeun menyusulnya menggunakan taksi. Cewek itu juga ikut menerobos masuk karena ia tahu milik siapa rumah mewah tersebut.
        Tentu saja tidak semudah itu untuk Naeun bisa menrobos deretan penjaga ketat di sana. “Ada keperluan apa anda di sini?”
        Sesaat Naeun masih terpaku mengawasi Daehyun yang kini sudah benar-benar dibawa masuk ke dalam rumah. Bersamaan itu, sebuah mobil mewah tampak masuk. Dan dengan mudahnya mobil itu melintas. Naeun hanya bisa menyingkir sambil memperhatikan mobil yang tampak familiar dimatanya.
        Mata Naeun melebar sempurna saat mendapati Youngjae muncul dari pintu pengemudi. Disusul pula dengan Doojoon dan Zelo yang berada di dalam mobil tersebut.
        “Youngjae!” jerit Naeun cukup histeris.
        Karena Naeun yang melakukan itu, bisa dipastikan Youngjae tanpa pikir panjang akan langsung melesat mendekati cewek itu. “Lo kenapa di luar, Na? Nggak mau ketemu Eun Ji?” Youngjae berujar khawatir karena melihat raut wajah Naeun yang seperti ketakutan.
        “Youngjae. Eun Ji nggak mungkin hamil, kan? Dan kalau pun dia hamil, bukan karena Daehyun, kan? Nggak mungkin Eun Ji dan Daehyun….” Dengan mata berkaca-kaca, Naeun kehilangan kata-katanya. Cewek itu menarik tangan Youngjae dan mendekapnya. “Young, gue mohon tolongin Daehyun. Dia nggak salah.”
        Youngjae meneguk ludahnya yang terasa pahit. Mata Naeun benar-benar menunjukkan cintanya pada Daehyun. Dan itu sudah harga mati. Youngjae menghela napasnya, panjang. Setelah teringat kejadian di apartmen Ilhoon beberapa hari lalu. Ia kemudian ganti menarik lengan Naeun dan mengajaknya untuk masuk ke dalam. Cowok itu hanya mengangguk saat melewati Zelo dan Doojoon yang ternyata menunggunya untuk masuk bersama.

***

        Eun Ji hanya bisa duduk di sofa sambil mengacak rambutnya, frustasi. Membuat cewek itu semakin terlihat berantakan. Terlebih ia masih mengenakan piyama. Eun Ji juga belum bisa melakukan apa-apa untuk menjelaskan sesuatu pada 2 pemuda di hadapannya. Yongguk dan Himchan. Kecuali Minhyuk. Eun Ji mengabaikan keberadaan cowok itu yang terlihat paling santai menanggapi hal yang terjadi. Belum lagi Minhyuk juga berada di sofa yang berbeda dengan Himchan juga Yongguk.
        “Daehyun!” Eun Ji terlonjak saat salah satu penjaga ayahnya menyeret Daehyun masuk ke sana. Begitu pula dengan Himchan dan Yongguk yang tak kalah terkejut melihat adik mereka juga dibawa paksa ke sana.
Salah satu dari mereka tampak melemparkan selembar foto ke atas meja. Foto Daehyun bersama Eun Ji di kampus. Berjejer dengan foto Eun Ji saat di café bersama Yongguk. Juga saat Himchan memeluk Eun Ji di depan pintu kelab malam. Tak lupa Eun Ji juga pernah terlihat bersama Minhyuk disalah satu foto tersebut.
        Daehyun sedikit didorong paksa hingga terhempas di sofa tepat di samping Himchan. Himchan bahkan sampai memegangi adiknya itu agar tidak terjatuh.
        “Ji, lo kenapa sih sebenernya? Kenapa kakak-kakak gue juga ada di sini juga?” desak Daehyun secara sembunyi-sembunyi dari Junhyung.
        Eun Ji melirik ke tempat Junhyung saat ayahnya itu sedang sibuk berbincang dengan salah satu penjaga di rumah itu. Namun belum sempat Eun Ji merespon ucapan Daehyun, Junhyung sudah lebih dulu berbalik dan menatap putrinya, tajam.
        “Ini yang kamu lakuin selama nggak tinggal di rumah?” desis Junhyung. Ia bahkan sampai melemparkan selembar foto lagi hingga menambah deretan foto Eun Ji bersama cowok yang berbeda-beda. Dan kali ini yang tertangkap kamera paparazzi yang memang sengaja disewa oleh Junhyung selama ini adalah Youngjae. Posisinya di depan ruang sebuah kelas yang sepi. Tepat setelah Eun Ji dan Youngjae ke luar dari dalam ruangan tersebut.
        “Youngjae?” gumam Daehyun tanpa suara. Ia, Himchan juga Yongguk bisa dengan jelas melihat foto-foto tersebut karena tepat berada di depan mereka.
        Setelah itu, Junhyung tampak kembali sibuk dengan penjaganya. Mereka menyingkir sedikit jauh dari ruangan tersebut. Penjaga itu bahkan sampai mengajak Junhyung untuk meninggalkan ruangan.
        Akhirnya Eun Ji bisa bernapas lega setelah ayahnya benar-benar sudah tak terlihat di sana. Gadis itu lalu menegakkan tubuhnya dan menghadap tiga cowok yang berada di sana dengan tatapan cukup merasa bersalah.
        “Mas Yongguk, Mas Himchan, Daehyun.” Eun Ji menatap satu-persatu pemuda itu. “Gue minta maaf karena kalian terlibat di sini.”
        “Gapapa. Gue yakin ini cuma salah paham aja,” kata Yongguk menengahi.
        Himchan juga tampak terlihat merasa bersalah. “Gue juga minta maaf, Ji. Masalah di kelab waktu itu.”
        Eun Ji menggeleng cepat. “Kan gue yang duluan meluk Mas Himchan.” Ia juga sama merasa bersalah. Bahkan lebih merasa bersalah.
        Daehyun yang terlihat paling tidak sabar. Ia sampai memajukan sedikit posisi duduknya. “Tapi lo nggak beneran…” Daehyun tampak tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Belum lagi Junhyung juga tampak sudah kembali bersama seorang pria yang tampak akrab dengannya. Doojoon. Mereka bahkan saling berangkulan satu sama lain. Sementara Zelo mengekor di belakang.
        “Sebelumnya saya mohon maaf karena kedatangan kamu ke sini, saat…”
        Doojoon menepuk-nepuk pundak Junhyung yang tadi tidak mampu meneruskan ucapannya. “Ini musibah.” Doojoon kemudian menangkap sosok Eun Ji di sana. “Itu anak perempuan kamu?” Jelas yang Doojoon maksud adalah Eun Ji. “Lalu…” ucapan Doojoon kali ini menggantung karena mendapati 4 pemuda di sana.
        “Aku masih mencari siapa yang melakukan itu pada Eun Ji,” jelas Junhyung dengan tatapan murung. “Dan mereka-mereka yang terlihat pernah bersaa Eun Ji.”
        Diam-diam Zelo melirik ke atas meja. “Itu mas Youngjae?” pekiknya yang bahkan sampai menyambar foto tersebut. Ia sampai menyamakan wajah cewek yang ada di dalam foto dengan Eun Ji. “Akh, Zelo inget. Aku pernah ketemu kakak di supermarket sama rumah sakit waktu Mas Youngjae abis digebukin. Kakak yang nolong Mas Youngjae, kan?”
        Doojoon menoleh ke sekitar mencari-cari sesuatu. “Youngjae mana? Youngjae?” serunya dengan nada cukup keras karena ternyata keponakannya itu tidak langsung mengikuti ke dalam.

***

        Youngjae menahan Naeun dan membiarkan Doojoon juga Zelo berjalan duluan ke dalam rumah. “Eun Ji nggak hamil kan, Na?” ujarnya untuk memastikan.
        Naeun berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan Youngjae.

Flashback…
        Naeun duduk tak tenang di taman kampus. Sementara salah satu tangannya memegang ponsel yang menempel ditelinganya. “Lo di mana, Ji?”
        “Gue masih di rumah nih, Na. Nyokap gue dateng hari ini.”
        “Terus lo nggak ke kampus, dong? Gimana, nih? Gue sendirian. Daehyun masih di rumah sakit. Bomi juga gue hubungin susah banget dari tadi,” keluh Naeun. “Terus lo niat ngampus jam berapa?”
        “Duuh… gue telah nih, Na. Mual banget gue dari semalem. Sekarang ditambah sakit kepala.”
        “Ya udah, deh. Lo jangan lupa istirahat. Gue gapapa hari ini sendirian.”
Flashback end…

        Naeun menepuk keningnya saat mengingat kejadian itu. “Nyokapnya Naeun pasti salah tanggep, deh.”
        Youngjae menoleh cepat. “Omongan lo sama kayak Ilhoon.”
        “Lo ketemu Ilhoon? Adenya Eun Ji, kan?”
        Youngjae hanya mengangguk sebagai jawabannya. “Ayo cepet ke dalam,” ajaknya kemudian.

***

        “Tenang, Joon. Pasti bukan Youngjae kok yang ngelakuin. Gue percaya sama keponakan lo,” kata Junhyung untuk menenangkan temannya itu.
        Di sisi lain, Eun Ji tampak berusaha menyembunyikan wajahnya karena menahan malu. Pikirannya juga mulai tak tenang karena adanya Doojoon dan Zelo di sana. Dan ternyata mereka adalah anggota keluara Youngjae. “Duuh… jangan sampe Youngjae tahu keadaan gue.” Namun sedetik kemudian, cewek itu menyadari apa yang ia pikirkan. “Eh, kenapa gue mikirin Youngjae? Lagi pula, gue juga kan nggak hamil.”
        Junhyung mengajak Doojoon juga Zelo untuk duduk di area yang berbeda. Meski sebenarnya masih berada dalam satu lingkup ruangan yang sama dengan Eun Ji juga 4 pemuda yang menjadi ‘tersangka’ kehamilan Eun Ji.
        Ternyata Ilhoon juga sudah berada di rumah sejak tadi. Dan ia baru saja memunculkan diri dari atas tangga. Jantung Eun Ji terasa mencelos saat melihat kedatangan adiknya. Di atas Ilhoon bersama ibunya, namun Hyuna tidak ikut turun.
        “Apa yang ibumu katakan?” desak Junhyung sebelum Ilhoon sempat mendaratkan kaki dianak tangga terakhir. Sementara Doojoon dan Zelo baru saja duduk di sofa yang dimaksud Junhyung tadi.
        Ilhoon belum mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menangkap kadatangan Youngjae dan Naeun di sana. Namun baru ia yang menyadari hal itu sebelum akhirnya Ilhoon menempatkan diri di samping Eun Ji.
        “Aku nggak mau komentar, Pa.” Ilhoon berkata datar.
        Minhyuk tampak berdiri saat belum ada yang bersuara. “Saya akan bertanggung jawab pada Eun Ji.” Lirikan Minhyuk justru tampak sinis mengarah ke Youngjae yang juga baru ia sadari kedatangannya. Tentu ia ingat siapa Youngjae. Cowok yang sudah berhasil ia habisi hingga masuk rumah sakit beberapa hari lalu.
        “Awas lo ya Minhyuk!” Eun Ji memaki dalam hati.
        Junhyung menatap tak suka pada pemuda yang sangat mencintai putrinya tersebut. “Apa di antara kalian tidak ada yang mau mengaku telah menghamili Eun Ji?” serunya untuk memastikan. Nampaknya Junhyung tak ingin begitu saja melepaskan putrinya pada seorang Minhyuk.
        Di sana Naeun langsung mengawasi Daehyun dengan tatapan khawatir. Namun setelah mengisyaratkan pada Naeun bahwa ia tidak bersalah, Daehyun lalu melirik Himchan dan Yongguk. Ke dua kakaknya tersebut justru melempar tatapan seolah mereka tak terima karena Daehyun seperti menuduh.
        “Jadi Eun Ji beneran hamil?”
        Semua mata sontak menoleh ke tempat Youngjae berdiri. Termasuk Naeun yang juga terkejut dengan pernyataan Youngjae. Padalah tadi mereka sepakat tidak mempercayai hal tersebut terjadi pada Eun Ji.

***

        “Akh!” Jongup menjerit kecil saat merasakan tangannya membentur nakas kecil di samping tempat tidur. Sambil mengusap-usap tangannya, Jongup sempat melempar tatapan ke tempat tidur yang biasa ditempati Daehyun. Dan ternyata sudah kosong.
        Jongup bangkit sambil mengusap matanya. Saat menoleh ke arah jam dinding, mata pemuda itu sontak terbuka lebar. “Ya ampun, udah jam 11.” Buru-buru Jongup melesat turun dari tempat tidurnya. Ia ke luar kamar dan langsung ke luar rumah.
        Suasana teras rumah sudah kosong. Motor ke tiga kakaknya juga sudah tidak ada. “Waahh… udah sepi aja.” Jongup sudah ingin berbalik, namun langkahnya terhenti karena melihat seseorang di luar pagar. Cowok itu justru langsung menghampirinya. “Loh, Mba Bomi?” seru Jongup sambil membuka pagar. “Kenapa nggak ke dalem?”
        Bomi sontak membalikkan badan. “Gapapa, Jong. Kamu nggak ke mana-mana?” Bomi tampak heran karena biasanya di akhir pekan seperti ini Jongup tidak di rumah.
        “Aku udah nggak nginep di rumah Sungjae lagi,” ujar Jongup yang tiba-tiba merasa tak enak. Jelas karena ia melihat Himchan berciuman di kelab. Dan cewek di hadapannya itu adalah seseorang yang sangat mencintai kakaknya tersebut. “Kita main, ya? Tapi aku mandi dulu sebentar. Mba Bomi masuk aja.”
        Bomi hanya mengangguk dan tanpa harus berpikir dua kali, ia menyusul Jongup ke dalam. Tak lupa ia menutup kembali pintu pagar di belakangnya.

***

        Eun Ji meneguk ludahnya saat melihat Youngjae melangkah ke arahnya. Ia juga bersikap waspada terhadap cowok itu. Tak ingin terulang kejadian saat di ruang kelas kosong waktu itu.      
        Youngjae berlutut di hadapan Eun Ji. Bahkan ia sampai menggenggam tangan cewek itu. Aksi Youngjae membuat beberapa mata terbelalak melihatnya. Daehyun dan Naeun bahkan sampai ikut tegang dibuatnya.
        “Kenapa kamu nggak ada kabar? Kamu baik-baik aja kan selama aku ke luar kota?”
        Eun Ji menahan ingin muntah mendengar semua ucapan manis Youngjae. Cowok itu berubah 1800. Tidak seperti Youngjae yang biasanya selalu membuatnya naik darah.
        Di tempatnya berada, Doojoon tampak melempar tatapan penuh tanya pada Zelo. Mungkin putranya itu mengetahui sesuatu tentang Youngjae. Secara mereka cukup akrab meski sering kali bertengkar. Namun Zelo hanya menggeleng tegas yang menandakan ia tak tahu apa-apa.
        “Mungkin Youngjae pernah cerita ke kamu kalo dia ternyata udah punya pacar?” desak Doojoon yang tak bisa menahan rasa penasarannya. Padahal Zelo sudah mengatakan tidak.
        “Nggak ada, Pa.”
        “Youngjae.” Junhyung memaksa Youngjae untuk berdiri. Perasaannya juga bercampur aduk saat melihat sikap Youngjae. “Apa kamu dan Eun Ji sudah sedekat itu?” Junhyung susah payah melontarkan pertanyaan itu.
        Bukannya menjawab, Youngjae justru kembali melempar tatapan untuk Eun Ji. Namun diam-diam ia tersenyum saat sekilas menangkap raut wajah Minhyuk yang tampak tak suka. “Kamu nggak bilang ke papa kamu kalau kita selama ini…” Youngjae sengaja menggantungkan ucapannya.
        Eun Ji melebarkan mata dengan tatapan horror ia tunjukkan pada Youngjae. Secara nggak langsung, Eun Ji seperti menanyakan maksud ucapan Youngjae tersebut.
        Diluar dugaan, Youngjae justru menarik Eun Ji ke dalam pelukannya. Sontak aksinya itu sampai membuat Doojoon tiba-tiba bangkit berdiri. Zelo pun demikian. Dan tentu yang paling murka melihatnya adalah Minhyuk. Cowok itu sudah hampir saja ingin menyerang Youngjae namun Ilhoon sudah lebih dulu menghalanginya. Daehyun juga tak tinggal diam ikut membantu Ilhoon.
        Melihat itu, Youngjae tersenyum penuh kemenangan atas Minhyuk. Tak peduli jika Eun Ji meronta-ronta dalam pelukannya. “Tenang sayang, aku pasti akan bertanggung jawab atas apa yang…” ucapan Youngjae sukses terputus karena ternyata Eun Ji mencubit perut Youngjae dengan cukup keras. Sontak Youngjae menatap Eun Ji sedikit kesal namun ia berusaha untuk menutupinya. “Maaf, aku nggak akan membahas hal itu lagi.”
        Junhyung sendiri hanya membeku melihat apa yang Youngjae lakukan pada Eun Ji. Sampai akhirnya Doojoon mengajaknya menyingkir dari sana untuk bicara. Dan hanya berdua.

***

        “Jong… makan dulu, nih. Mba udah bikinin nasi goreng.”
        Jongup yang baru kembali dari kamar langsung melesat ke tempat Bomi berada. Cewek itu sudah duduk manis di meja makan. Saat Jongup mendekat, Bomi menggeser sepiring nasi goreng yang memang ia buatnya untuk Jongup.
        “Ya ampun, ngerepotin banget sih, Mba.” Dengan semangat, Jongup meraih sendok makan.
        Bomi hanya terkekeh melihat sikap Jongup siang itu. “Soalnya di dapur Mas Himchan belum masakin apa-apa buat kamu.”
        “Lagi seneng ya, Mba?” goda Jongup disela-sela menikmati sarapan sekaligus makan siangnya. Bomi hanya tersipu meresponnya. “Baru punya pacar baru? Siapa?” desaknya.

Flashback…
        Himchan membukakan pintu sebuah café untuk Bomi. Kebetulan, hanya café itu yang tampak masih buka hingga tengah malam seperti ini. Dan suasananya cukup terbilang ramai. Mereka memilih meja yang tidak terlalu dalam. Setelah duduk, seorang pelayan tampak menghampiri meja Himchan dan Bomi untuk menanyakan pesanan.
        “Lo mau makan apa, Bom?”
        “Hmm?” Bomi tampak tak siap mendengar Himchan bertanya. Tapi cowok itu tidak serta merta menatap Bomi.
        “Loh, kok diem? Katanya belum makan?” Kali ini pertanyaan Himchan terdengar lebih ramah.
        “Gue nggak boleh ke-GR-an. Mas Himchan pasti punya rencana dibalik sikap manisnya ke gue.” Bomi berusaha meyakinkan diri. Meski tak dipungkiri lagi bahwa ia sangat bahagia. Setidaknya pernah merasa bahagia karena diperlakukan secara manis oleh seorang Kim Himchan. Meski akhirnya, Himchan akan benar-benar meninggalkannya. “Samain aja sama Mas Himchan.”
        Himchan menoleh, saat Bomi justru mengalihkan pandangannya. Cewek itu sangat menghindari kontak mata dengan Himchan.
Flashback end…

        “Aaahhh… serius Mas Himchan ngajak Mba makan malam?” seru Jongup kelewat heboh. Biar bagaimana pun, ia ikut senang mendengar cerita Bomi. Namun ketika mengingat Himchan, cowok itu justru kembali teringat adegan yang ‘merusak matanya’ saat di kelab malam itu.
        “Anggap aja itu hadiah kecil untuk gue meski Himchan ngasihnya tanpa sadar.” Bomi memang tak ingin larut dalam angan-angan tak pasti dari Himchan. Meski Himchan sendiri mungkin tidak menyadari dampak yang akan terjadi pada Bomi atas perlakuannya.
        “Mas Himchan juga konyol banget, sih. Ngasih ciuman ke cewek sebelum diputusin. Terus ngasih harapan palsu ke Mba Bomi abis itu Mba Bomi di…” Jongup tak sanggup melanjutkan khayalannya. “Gue nggak bakal ngebiarin Mas Himchan nyakitin Mba Bomi yang nggak salah apa-apa.”

***

        Eun Ji mendorong paksa tubuh Youngjae agar menjauhinya. Tepat setelah Junhyung dan Doojoon pergi dari ruangan itu. “Apa maksud lo ngelakuin itu?” Eun Ji sudah tidak bisa menahan emosinya.
        Tatapan Youngjae tak lagi lembut seperti tadi. Terlebih setelah kini Minhyuk kembali meremehkannya. Dan tanpa berkata-kata, Youngjae menarik tangan Eun Ji untuk ikut bersamanya pergi dari ruangan itu.
        “Youngjae, lepas!” protes Eun Ji. Ia sempat melirik ke Ilhoon untuk meminta pertolongan. Namun adiknya itu sudah lebih dulu sibuk menghalangi Minhyuk yang tampak ingin mengejar.
        Youngjae ternyata membawa Eun Ji ke halaman belakang rumah mewah tersebut. Dan barulah Youngjae melepaskan cewek itu.
        “Lo apa-apaan sih, Young?”
        Youngjae menatap tajam mata cewek di hadapannya. “Apa lo mau Minhyuk yang nikahin lo?”
        “Tapi gue nggak hamil, Youngjae!” tegas Eun Ji dengan nada dingin.
        “Tapi orang tua lo nggak mau tau, Eun Ji!” Youngjae membalas dan tak ingin kalah begitu saja. “Berita tentang itu udah cukup mencoreng muka orang tua lo. Terutama Om Junhyung.”
        “Ya terus? Nggak mungkin juga gue bakal nikah sama Minhyuk. Dan itu nggak akan terjadi!”
        “Bagus. Karena gue juga nggak akan ngebiarin itu terjadi. Lebih baik lo sama Daehyun atau…”
        Eun Ji tersenyum meremehkan, dan itu sukses membungkam mulut Youngjae. “Jelas. Karena kalau gue sama Daehyun, lo bisa dengan leluasa ngedeketin Naeun. Iya, kan?”
        Kali ini Youngjae yang tampak meremehkan ucapan Eun Ji. “Gue nggak sepicik apa yang lo pikirin.”

***

        “Lo ngebiarin Eun Ji sama cowok tadi?” desis Minhyuk pada Ilhoon. Jelas ia masih memendam dendam pada Youngjae. Terlebih ia secara terang-terangan dilarang menyusul Youngjae dan Eun Ji.
        “Dan lo pikir gue sama Daehyun rela kalo lo deket-deket sama Naeun?” seru Naeun ikut menyerang Minhyuk. Namun Daehyun berusaha menenangkan pacarnya itu. “Asal lo tau aja, Min. Yang ngabarin gue sama Daehyun waktu lo lagi sama Eun Ji itu si Youngjae.”
        Minhyuk tersenyum pahit. “Na, gue mencintai Eun Ji. Dan lo pasti tau itu.”
        “Justru karena itu, gue harap lo ngelepasin Eun Ji.”
        “Na, udah Na.” Daehyun menarik pundak Naeun hingga sejajar dengannya berdiri. “Gue percaya Youngjae nggak akan nyakitin Eun Ji.”
        Naeun mengalah dan tidak bicara apa-apa lagi. Terlebih karena Junhyung dan Doojoon sudah kembali dari pembicaraan serius mereka berdua. Zelo juga tampak bergabung kembali dengan ayahnya.
        “Yongguk, Himchan, Daehyun.” Junhyung menghadap tiga pemuda tersebut.
        Mendengar Junhyung menyebut nama-nama tersebut, sontak Doojoon tampak membeku. Ia menatap lekat tiga pemuda tersebut dengan tatapan tak percaya. Doojoon sampai merekam baik-baik tiap lekuk wajah Yongguk, Himchan juga Daehyun yang berdiri bersama.
        “Maaf telah mengganggu waktu kalian.”
        “Gapapa, Om. Setidaknya kami tadi sudah diberi kesempatan untuk membela diri.” Yongguk tampak mengangguk sopan. Himchan dan Daehyun juga melakukan hal yang sama.
        “Tapi yang didengar oleh pe….” Kalimat Junhyung terputus karena Yongguk tampak tertawa kecil.
        “Mereka salah paham. Saya dan Himchan sedang membicarakan…” Yongguk sempat memberi jeda pada kalimatnya. Tentu ia teringat Chorong. “Pacar saya,” kata Yongguk akhirnya. Biar bagaimana pun, cewek itu memang masih berstatus sebagai kekasihnya.
        Junhyung tersenyum, tenang. “Kalian bisa meninggalkan rumah saya.” Pria itu kemudian menatap Ilhoon. “Mana Eun Ji dan Youngjae?”
        Ilhoon hanya mengarahkan tangannya ke tempat Eun Ji dan Youngjae pergi tadi.
        Junhyung sudah ingin pergi, namun langkahnya tertahan karena ia menangkap sosok Minhyuk yang juga masih ada di sana. “Kamu juga boleh pulang,” ujarnya dengan nada tidak cukup bersahabat.
        Minhyuk hanya mengangguk terpaksa. Dan ia juga terpaksa menyeret langkahnya untuk pergi dari sana. Sementara Junhyung dan Doojoon kembali meninggalkan ruangan tersebut. Mereka berniat menyusul Eun Ji juga Youngjae yang berada di halaman belakang.
        “Jongup masih di rumah, Mas?” tanya Daehyun.
        Buru-buru Himchan membekap mulut Daehyun karena ia melihat Zelo menoleh dan menatap penuh curiga. “Zelo itu murid gue. Dan di sekolah nggak ada yang tau kalau gue sama Jongup adik kakak,” bisiknya penuh penekanan.
        “Pak Himchan pernah kenal sama ceweknya Mas Youngjae?”
        Daehyun menatap Zelo dan Himchan bergantian karena pertanyaan Zelo tadi. “Youngjae sama Eun Ji beneran udah jadian? Sejak kapan?” Naeun pun tak luput dari tatapan Daehyun yang tak bisa menahan rasa penasarannya.
        Kali ini Naeun yang membekap mulut Daehyun. Langsung menggunakan tangannya sendiri. Ia tersenyum canggung pada Zelo juga Ilhoon. “Kita pamit ya. Salam dulu buat Eun Ji dan Youngjae juga.”
        Himchan masih menyempatkan diri untuk berpamitan pada salah satu muridnya tersebut. “Saya duluan ya, Zel. Oiya, gimana keadaan Hayoung?”
        “Baik kok, Pak. Besok saya pastikan Hayoung akan masuk sekolah.”
        Ilhoon dan Zelo ikut mengantar Himchan, Yongguk, Daehyun juga Naeun sampai pintu luar.

*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar