Rabu, 11 Desember 2013

LOVE IN DANGER (3/3)


Author              : Annisa Pamungkas
Main cast          :
·        Yong Hwa (CN Blue) as Choi Yong Hwa
·        Sulli (F(x)) as Park Sulli (Adik Byunghee)
·        Jonghyun (SHINee) as Kim Jonghyun
·        Sungyeol (Infinite) as Lee Sungyeol
Support cast     :
·        Youngjae (B.A.P)
·        Hyoyeon & Yuri (SNSD)
·        Dongjoon (Ze:a) as Choi Dongjoon
·        Changmin (2AM)
·        Changjo (Teen Top)
·        G.O (MBlaq) as Park Byunghee
Genre               : romance, tragedy, gangster, little action
Length              : part (3/3)

***

        “Sungyeol, awas!” pekik Yuri, sedikit memecah konsentrasi Sungyeol yang sedang menyetir hingga membuat pemuda itu menginjak dalam-dalam pedal rem mobil.
        “Ada apa?” Tanya Sulli sambil memegangi dahinya yang sedikit terantuk belakang jok kursi yang ditempati Yuri.
        Tak ada yang menjawab. Yuri dan Sungyeol langung melesat ke luar. Ada seorang pemuda yang nyaris tertabrak mobil Sungyeol.
        “Yong Hwa?” seru Yuri yang tanpa sadar sudah berhamburan memeluk pemuda itu. “Apa yang terjadi dengan Dongjun?” tanyanya setelah melepaskan pelukannya.
        Sungyeol mengawasi mereka setengah tak suka. Ia tau jika pemuda yang baru saja mendapat pelukan dari kekasihnya itu adalah seseorang yang dijodohkan dengan Sulli, sahabatnya.
        “Entahlah,” kata Yong Hwa. Ada nada kecemasan di sana. “Sejak satu jam yang lalu Dongjun tak bisa di hubungi. Aku sudah mencari ke rumah beberapa temannya, tapi tak ada yang tau keberadaan Dongjun. Perasaanku tiba-tiba tak enak.”
        Yuri seperti mencari-cari sesuatu. “Kau tidak membawa mobil?”
        Yong Hwa menggeleng cepat.
        “Ayo pergi bersama kami,” seru Yuri tak ingin ada penolakan. Ia sudah lebih dulu kembali ke mobil.
        Yong Hwa dan Sungyeol saling tatap. Sungyeol akhirnya mengangguk, dan barulah Yong Hwa mau menyusul Yuri. Saat membuka pintu, tatapan Sungyeol langsung jatuh ke jok belakang tempat Sulli tadi duduk. Namun gadis itu tidak ada di sana.
        “Mana Sulli?” ujar Sungyeol panic.
        Yong Hwa yang baru membuka pintu, menatap Sungyeol bingung. “Sulli tadi bersamamu?”
        Sungyeol tak menjawab. Ia justru kembali menutup pintu dan mencari-cari ke sekitar. Mungkin saja Sulli berada tak jauh dari sana. Yuri menyusul Sungyeol yang kini berdiri di belakang mobil. Tak lama Yong Hwa muncul sambil membawa ponsel milik Sulli yang ia temui di jok mobil.
        Ponsel Sulli tengah membuka fitur pesan. Dan Sulli menuliskan sesuatu di layarnya. ‘Jonghy’. Sebuah kata yang belum selesai, namun menyiratkan sebuah petunjuk besar.
        “Sulli pasti ingin menulis nama Jonghyun,” tebak Sungyeol yang langsung disetujui Yuri.
        “Jong… Jonghyun ‘Black Jell’?” ujar Yong Hwa memastikan dengan nada terbata. Sibuk dengan pikirannya sendiri.
        “Yong Hwa!” teriak Yuri untuk menyadarkan lamunan Yong Hwa karena ia sudah ingin masuk ke dalam mobil dan bergegas menemukan Sulli dan mungkin Dongjun juga.

***

        Sulli di tangkap gerombolan pemuda berpakaian serba hitam. Mereka tidak menutupi wajah tampan mereka menggunakan masker apapun. Dan Sulli sendiri sama sekali tak menunjukkan rasa takutnya. Ia sadar, ini masih sangat berkaitan dengan hilangnya Dongjun. Orang-orang itu menangkapnya karena tau Sulli adalah adiknya Byunghee.
        “Hyung! Gadis ini adiknya Byunghee,” ujar salah seorang yang menahan tangan Sulli ketika mereka sampai di sebuah ruangan di dalam markas utama ‘Red Flame’.
        Changmin tampak mendongakkan kepalanya, melihat dengan langsung siapa gadis yang di maksud salah satu anak buahnya itu.
        “Apa Dongjun di culik oleh Jonghyun?” Tanya Sulli setengah menantang.
        Changmin tak langsung menjawab. Beberapa anak buahnya yang berada di sana mengawasi Sulli dengan tatapan waspada. Pemuda itu membenarkan posisi duduknya. “Dari mana kau tau itu?”
        Sulli langsung berdecak kesal. Jelas saja semua ini pasti perbuatan Jonghyun. “Kabari Yong Hwa agar dia berhati-hati.”
        “Kau tau di mana Yong Hwa?”
        “Saat aku di culik anak buahmu, Yong Hwa nyaris tertabrak mobil Sungyeol.”
        Changmin menatap satu-persatu anak buahnya. Seakan kecewa karena selangkah lagi ia bisa bertemu dengan Yong Hwa dan mungkin saja bisa bekerja sama menyelamatkan Dongjun. Terakhir, tatapannya jatuh pada sosok Sulli.
        “Aku tau markas baru Jonghyun. Jika kau mau, kita bisa bekerja sama,” tawar Sulli.
        “Bagaimana bisa aku mempercayai ucapanmu? Bukankah kau itu kekasih Jonghyung,” kata Changmin meremehkan.
        Sulli berdecak kesal. Ia sudah ingin mengakhiri statusnya dengan Jonghyun. “Aku sudah tidak mencintai Jonghyun. Dia yang dulu memperkosa calon kakak iparku. Dan dia juga membuat kalian membenci kakakku.”

***

        Changmin dan anak buahnya tiba di sebuah gudang kosong yang sudah tak terpakai, persis seperti yang Jonghyun katakan pada mereka jika ingin Dongjun di lepaskan. Tuduhan Sulli pada Jonghyunpun ternyata benar. Sulli sendiri berada dalam dekapan dua orang anak buah Changmin seperti saat ia di bawa ke markas ‘Red Flame’.
        Tak lama, muncul beberapa pemuda ke sana. Salah satu dari mereka tampak berjalan paling depan selayaknya pimpinan seperti  Changmin. Sulli yang mengenali pemuda itu, hanya menatapnya tak percaya.
        “Youngjae? Dia kembali?” gumam Sulli nyaris tanpa suara. Sementara pemuda yang dimaksud Sulli itu justru menunjukkan senyumannya ketika melihat sook Sulli.
        Beberapa pemuda yang berdiri di belakang Youngjae menyingkir ke arah berbeda seolah memberi jalan pada dua temannya yang menyeret Dongjun ke samping Youngjae.
        “Aku di sini mewakili Jonghyun hyung. Aku ingin kalian serahkan Sulli jika ingin Dongjun kami bebaskan.” Youngjae berbicara dengan nada dingin khas ketua gangster.
Changmin memberikan isyarat pada anak buahnya agar Sulli di serahkan padanya. Dan kini Sulli tangan sudah berada dalam genggaman lembut dari Changmin. Ia melangkah perlahan seiring Dongjun juga di serahkan pada Youngjae. Youngjae sendiri langsung menarik kerah baju Dongjun dengan sedikit kasar. Dan dengan satu dorongan saja, Dongjun jatuh tersungkur. Beruntung Changmin sigap menangkapnya. Sulli sudah ingin membantu Dongjun, namun tangan Youngjae lebih dulu menarik Sulli ke arahnya.
        “Akh… calon noona ipar aku merindukanmu.” Dengan raut wajah yang berubah drastis, Youngjae memeluk Sulli. Youngjae adalah adik kandung Jonghyun. Dan hubungannya dengan Sulli sudah cukup dekat. Youngjae juga dulu sembat bergabung dengan ‘Black Jell’.
        Sulli memaksakan senyumannya terukir. Dalam hati ia berujar, “sial! Tak ku sangka Youngjae kembali. Setauku dia dikuliahkan di luar negeri. Dan rencanaku semuanya kacau.” Sulli melepaskan pelukan Youngjae. “Di mana Jonghyun?” bisiknya tanpa ingin menimbulkan kecurigaan.

***

        Beberapa kali Sungyeol diam-diam menatap curiga ke arah Yong Hwa di tempat persembunyian mereka saat itu. Di bawah semak-semak tak jauh dari gudang tua yang diketahui Sungyeol sebagai markas baru ‘Black Jell’. Sementara salah satu tangannya tak sedikitpun melepaskan tangan Yuri yang kini berada di tengah-tengah antara dirinya dan Yong Hwa. Terlebih Yuri seperti hanya mengajak Yong Hwa untuk berdiskusi dan tanpa dirinya.
        “Changmin hyung sudah di dalam,” kata Yong Hwa.
        Setelah sekian lama, Yuri akhirnya menoleh ke arah Sungyeol. “Para mantan anggota ‘Black Jell’ yang kau bilang itu sudah di mana?”
        Seperti apa yang dikatakan Sulli pada Changmin ketika masih di markas ‘Red Flame’ tadi, Changmin langsung menghubungi Yong Hwa agar pemuda itu berhati-hati. Ia juga mengatakan kemungkinan yang menculik Dongjun adalah Jonghyun. Namun Changmin tak mengatakan bahwa Sulli ada bersamanya.
        Beruntung Sungyeol langsung berpikir cepat untuk menghubungi para mantan anggota gangster tersebut yang mengundurkan diri setelah Byunghee tewas dalam tawuran beberapa bulan lalu.
        “Changjo sudah bersiap di area belakang gedung bergabung dengan anggota ‘Red Flame’. Mereka sedang mengatur rencana. Kabarnya, Jonghyun bisa dengan cepat merekrut anggota baru untuk mereka,” jelas Sungyeol yang baru saja menerima pesan dari pemuda bernama Changjo itu.
        “Ngomong-ngomong, bagaimana ceritanya kalian bisa berpacaran?” Tanya Yong Hwa jahil. “Bukankah kau bilang kekasihmu itu bukan gangster?” kali ini yang dituju adalah Yuri.
        “Aku memang mengenal hampir semua anggola ‘Black Jell’ ketika Byunghee hyung masih ada. Tapi aku sama sekali tak terlibat sedikitpun di sana!” sela Sungyeol. Sedikit tak terima di tuduh sebagai gangster. Tak peduli jika pemuda itu tengah dekat dengan sabahatnya, Sulli.
        Yong Hwa hanya mangut-mangut. Mengalah. Sementara Yuri hanya menghela napas. Sadar bahwa Sungyeol cemburu pada Yong Hwa.

***

        Youngjae mengukir senyuman penuh rahasia. “Aku tidak akan semudah itu memberitahumu noona,” katanya dengan bisikan pula.
        Sulli diam membeku. Tak di sangka Jonghyun sepintar itu. Jika Sulli memiliki dua rencana, Jonghyun bisa memiliki 3 bahkan 4 rencana rahasia yang tak sedikitpun terpikirkan pada Sulli meski gadis itu sudah sangat mengenal Jonghyun dan ‘Black Jell’ tentunya.
        “Urusan kita sudah selesai,” seru Changmin yang siap meninggalkan lokasi setelah memastikan Dongjun dalam keadaan baik meski beberapa luka menghiasi wajah tampannya.
        “Kata siapa?”
        Suara dingin Youngjae sukses menghentikan langkah Changmin dan semua anak buahnya. Dan tak lama, pintu utama gedung terbuka dengan kasar lalu memunculkan Jonghyun yang tampak menarik Yong Hwa yang sudah bersimbah darah dengan cukup kasar.
        Sulli yang melihat itu, langsung berusaha bersembunyi di balik beberapa orang agar Jonghyun tidak menyadari keberadaannya sambil menatap nanar keadaan Yong Hwa melalui celah-celah kecil yang ada. Di sisi lain, Changmin, Dongjun dan yang lain tercengang melihat Yong Hwa yang sedikit lagi bisa dihabisi oleh Jonghyun kapan saja.

Flashback…
        Sebuah mobil mewah tampak memasuki area gedung yang kosong lalu memunculkan seorang pemuda dari dalamnya. Yong Hwa memicingkan mata untuk memastikan penglihatannya. Ia merasa pernah mengenal pemuda itu saat… saat ia masih bergabung dengan ‘Red Flame’ dan bertarung dengan ‘Black Jell’. Pemuda itu salah satu yang terlibat di dalamnya dan berada di kubu berbeda dengan Yong Hwa.
        “Ku rasa itu yang namanya Jonghyun.” Yong Hwa langsung ke luar dari tempat persembunyiannya untuk bisa berhadapan langsung dengan pemuda itu.
        “Jangan gegabah!” cegah Sungyeol karena bisa di pastikan pemuda tersebut benar-benar Jonghyun. Ia juga mengenalinya. Namun Yuri justru yang mencegah Sungyeol, bukan Yong Hwa.
        “Kau tidak tau Yong Hwa. Setidaknya salah satu dari kita harus selamat!” seru Yuri. “Cepat beritahu temanmu itu.”
        Sungyeol sempat meneguk ludahnya yang terasa pahit. Berteman dengan gangster tentu saja memiliki resiko yang cukup bahkan sangat besar. Seperti apa yang tengah ia alami saat ini. Tiba-tiba ia merasa cukup simpatik dengan Yong Hwa. Terlebih ia tahu bahwa Jonghyun adalah pemuda yang cukup kejam.
        Di tempat berbeda, Yong Hwa dengan beraninya menghentikan langkah Jonghyun. Jonghyun sendiri langsung berbalik dan menatap Yong Hwa meremehkan. Jonghyun sudah tau jika pemuda yang berdiri di hadapannya itu adalah pemuda yang dijodohkan pada Sulli.
        “Akhirnya kau datang. Ingin menyelamatkan permaisurimu?” ledek Jonghyun, masih dengan tatapan meremehkan. “Tidak semudah itu ku serahkan Sulli padamu!”
        Yong Hwa tersenyum sinis. Jonghyun pasti tidak mengetahui bahwa ia adalah mantan seorang kepala gangster sejak Byunghee masih ada dan terlibat. Namun ini pertama kalinya mereka saling berhadapan karena selama itu Yong Hwa pandai menyembunyikan identitas aslinya.
        Kali ini Yong Hwa menghirup napas dalam-dalam. Sejujurnya ia sudah tidak ingin berkelahi seperti ini, tapi keadaan yang memaksanya. Demi menyelamatkan Sulli dan membalas sakit hatinya karena Jonghyun sudah membuat Hyoyeon menderita hingga akhirnya bunuh diri. Ya… dia sudah tau semuanya sejak bertemu Yuri tadi.
        Tanpa buang waktu, Jonghyun dan Yong Hwa sudah terlibat perkelahian. Yong Hwa tampak kewalahan menghadapi serangan Jonghyun. Jelas saja Jonghyun berada di atas angin, selama ini Yong Hwa hampir tidak pernah mengasah beladirinya sejak meninggalkan ‘Red Flame’. Berbeda dengan Jonghyun.
        Setelah beberapa menit, akhirnya Yong Hwa benar-benar ambruk dengan wajah dan pakaian penuh bercak darah. Jonghyun sendiri hanya mendapat beberapa luka akibat serangan Yong Hwa di awal-awal perkelahian mereka.
        Jonghyun berdiri tepat di samping Yong Hwa yang sudah terbaring di aspal. Ia menyunggingkan senyum penuh kemenangan. “Akan ku pertemukan kau dengan calon istriku untuk yang terakhir kalinya.”
Flashback end…

        Sulli memandang berkeliling. Banyak orang yang menjaga hampir di tiap sudut ruangan yang terbilang cukup luas ini. Tidak mudah untuk seorang gadis seperti dirinya bisa kabur dari sana. Hanya ada satu cara. Melumpuhkan salah satu dari mereka. Terutama anggota dari ‘Black Jell’.
Beruntung bagi Sulli tak jauh di bawah kakinya teronggok sebuah balok kayu sebesar pemukul kasti. Diam-diam Sulli memungutnya di saat yang lain terfokus pada Jonghyun dan tak ada yang mengawasinya. Tanpa menimbulkan kecurigaan, Sulli bersiap mengayunkan balok tersebut ke salah satu orang yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
        “Seharusnya kalian tidak menjadikan pemuda tak berguna seperti ini untuk menjadi pimpinan kalian!” perkataan sombong Jonghyun menggema ke seluruh penjuru ruangan yang hening karena tak ada satu orangpun yang berbicara. Tentu saja yang ia maksud adalah Yong Hwa.
        Masih dalam cengkraman Jonghyun, tanpa sengaja Yong Hwa menangkap sosok Sulli yang sedikit tertutup tubuh Yongjae. Matanya melebar ketika melihat Sulli memegang balok yang kemungkinan akan ia lancarkan pada Youngjae. Yong Hwa berusaha memberitahu Youngjae ketika tatapan mereka bertemu di tengah-tengah omongan tak penting dari Jonghyun.
Awalnya Youngjae tak terlalu mengerti akan maksud Yong Hwa. Namun semakin lama, ia memang merasa akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini. “Youngjae, maaf.” Sontak Youngjae menoleh karena mendengar suara bisikan tepat di belakangnya.
Dan tiba-tiba… BRRUUUK!!!
        Balok kayu dalam genggaman Sulli menghantam kepala Youngjae. Segera saja balok tersebut di buangnya jauh-jauh, tepat bersamaan dengan kembali terbukanya pintu gudang. Sulli menangkap tubuh Youngjae sekuat tenaga. Ia menangis sambil meletakkan kepala Youngjae di pangkuannya.
        Jonghyun tak sempat melakukan apapun setelah melihat Sulli dengan beraninya menyerang Youngjae. Dan ia tak tau jika pintu dibelakangnya sudah terbuka dan memunculkan seorang pemuda tinggi yang dengan mudah menyerangnya dari belakang. Sungyeol. Sementara Yuri menyelinap masuk di antara orang-orang yang berada di pihaknya untuk menyeret Yong Hwa menjauh dari arena pertandingan. Pasukan yang di bawa Changjo sudah berhasil menembus penjagaan ketat dari anggota ‘Black Jell’.
        Sedetik kemudian, perkelahian massal kembali terjadi. Dongjun yang berhasil menghindari tawuran, langsung membantu Yuri membawa Yong Hwa ke pojok gudang. Jarak yang cukup jauh dari tempat Sulli dan Youngjae berada.
        “Noona, kenapa kau memukul kepalaku?” Tanya Youngjae polos. Pemuda itu masih sadarkan diri ketika Sulli memangkunya. “Aku sudah tidak nakal lagi.”
        Sulli tak bisa menyembunyikan tangisannya akibat merasa bersalah. “Tapi kau kembali ke ‘Black Jell’! Kau tidak menuruti kata-kata noona. Byunghee oppa meninggal karena ‘Black Jell’,” serunya semakin terisak sambil mendekap luka di kening Youngjae yang mengeluarkan darah.
        Youngjae berdecak kesal. Tak ada lagi tatapan dingin seperti yang ia tunjukkan tadi. “Tapi aku hanya pura-pura dan ingin menjebak Jonghyun hyung. Aku sudah sangat kecewa karena dia tak juga berubah. Apa kau rela di bawa kabur olehnya ke luar negeri?”
        Hati Sulli terasa mencelos. Tak ada yang bisa ia pikirakan saat itu. Ia bahkan tak terlalu menyadari bahwa Youngjae perlahan bangkit dari pangkuannya.

***

        Hampir setengah jam pertarungan terjadi. Satu-persatu anggota ‘Black Jell’-pun tumbang. Dan klimaksnyapun terjadi ketika Jonghyun mengarahkan pistolnya yang sejak tadi ia sembunyikan ke arah Sungyeol, partner bertarungnya setelah Yong Hwa tak mungkin bisa melawannya lagi.
        “Harusnya aku menyingkirkanmu sejak awal karena ternyata kau adalah penghalang terbesar bagiku memiliki Sulli,” ujar Jonghyun yang sudah menatap Sungyeol penuh dengan kebencian.
        Semua yang masih bertahan di sana, langsung membeku menyaksikan pertarungan hidup dan mati antara Jonghyun dan Sungyeol. Hanya Sulli dan Youngjae yang baru menyadari kejadian itu ketika mendengar suara dua tembakan yang dilepaskan sekaligus.
        “Yong Hwa!” jerit Yuri histeris. Dia langsung berlarian ke arah Sungyeol yang menahan tubuh Yong Hwa dari belakang.
        “Jonghyun hyung!” Youngjae sama histerisnya ketika melihat Jonghyun perlahan berlutut sebelum akhirnya ambruk dalam dekapannya. Sejenak Youngjae melupakan luka di kepalanya.
        Tak satupun yang menyadari sebelumnya, ternyata Yong Hwa menemukan pistol yang jatuh tak jauh dari tempatnya berada. Dan saat itu tepat ketika Jonghyun sudah mengarahkan pistolnya tepat ke arah Sungyeol. Secepat mungkin Yong Hwa berlari tanpa ada yang bisa mencegahnya menghalangi tubuh Sungyeol dari tembakan Jonghyun. Dan di saat yang bersamaan pula, Yong Hwa melepaskan peluru untuk Jonghyun.
        Sungyeol hanya bisa perlahan membaringkan tubuh lemah Yong Hwa ke lantai tepat ketika Yuri mendekat. Ia bahkan sudah tak bisa mengeluarkan rasa cemburunya ketika Yuri memeluk Yong Hwa tepat di depan matanya. Persahabatan mereka sangat dekat. Dan Sungyeol hanya menatap nanar wajah pucat Yong Hwa. Tak menyangka bahwa pemuda di hadapannya kini telah mengorbankan diri untuknya.
        Dengan langkah lunglai, Dongjun mendekati tubuh Yong Hwa. Sementara Changmin mengikutinya dari belakang dengan langkah pincang dan sambil menahan sakit di sekitar tubuhnya.
        Dalam dekapan Youngjae, Jonghyun tersenyum tipis melihat Sulli melangkah ke arahnya. Gadis itu menatap Jonghyun tanpa ekspresi lalu berlutut di dekatnya.
        Jonghyun mengulurkan tangannya yang berlumuran darah untuk menyentuh pipi Sulli. “Maafkan semua kesalahanku selama ini.” Jonghyun bersusah payah berujar.
Sementara Sulli hanya bisa menangis sambil menggenggam tangan Jonghyun yang berada di pipinya. “Jonghyun bertahanlah. Ambulans akan segera datang.”
Jonghyun menggeleng lemah. “Tidak akan, kecuali kau mengatakan cinta padaku.”
        “Jonghyun aku mencintaimu, sungguh! Tak peduli dengan apa yang pernah kau lakukan selama ini.” ujar Sulli yang tak ingin terjadi apapun pada Jonghyun. “Ku mohon bertahanlah, Jonghyun.”
        Di tempatnya berada, Yong Hwa memaksakan diri untuk menghampiri Sulli dan Jonghyun tentunya. Dongjun dengan sigap membantu kakaknya, dibantu seseorang lagi. Tak mungkin Changmin yang membantu karena kondisinya juga kurang baik. Terlebih Sungyeol, ia masih syok dengan kejadian tadi. Ini pengalaman pertamanya.
        “Aku tau.” Jonghyun kembali tersenyum. “Tapi aku tau kalau kau juga mencintai Yong Hwa. Iya, kan?” dalam keadaan seperti ini, Jonghyun masih saja bisa bercanda. Dan candaannya itu sukses membuat Sulli membeku. “Jika nyawaku tak tertolong, aku ingin kau bahagia dengan Yong Hwa.” Tangan Jonghyun yang lain merogoh saku jaketnya. Ia mengeluarkan dua lembar kertas kecil.
        Dengan tatapan penuh Tanya, Sulli menerima kertas yang disodorkan Jonghyun padanya.
        “Aku sudah memesan tiket ke Jepang. Hanya saja aku belum menentukan tanggalnya. Dan aku ingin memberikan ini untukmu dan Yong Hwa. Setelah kalian menikah, berbulan madulah di sana.”
        “Apa yang kau katakan!” protes Sulli yang menganggap Jonghyun masih saja bergurau. “Kau pasti selamat,” serunya penuh keyakinan.
        Jonghyun menggeleng lemah. Setelah itu ia mengisyaratkan Sulli agar mendekat. Tanpa ragu Sulli menurutinya. Dan Jonghyun mencium gadis itu di sana dengan tangan Sulli yang melingkar erat ke leher Jonghyun.
        Semua yang berada di sana tak sanggup menyaksikan Jonghyun dan Sulli. Youngjae bahkan sudah tertunduk dan berlinangan air mata. Bukan karena adegan ciuman mereka, tapi karena ciuman itu adalah ciuman terakhir antara Jonghyun dan Sulli.
        Yong Hwa menutup matanya sesaat karena menahan sakit di sekujur tubuhnya. Tak lama, Yong Hwapun ambruk di sana.
        Mendengar sedikit kericuhan, Sulli melepaskan ciumannya pada Jonghyun. Ia menatap nanar tubuh Yong Hwa yang kehilangan kesadaran. Sulli mengumpulkan keberanian untuk menatap wajah Jonghyun. Pemuda itu sudah memejamkan mata dengan wajah pucatnya. Karena sudah tak kuat untuk menangisi Jonghyun, Sulli akhirnya pingsan sambil memeluk Jonghyun.

***

Dua tahun kemudian…
        Sulli membawa 3 bucket bunga yang ia letakkan masing-masing pada satu makam yang terletak berjejeran. Dua makam terdapat lencana milik ‘Black Jell’, sementara sisasanya memiliki lencana ‘Red Flame’. Byunghee, Jonghyun dan Yong Hwa. Sulli berada di hadapan makam ketiga pemuda yang dicintainya. Gadis itupun mengenakan dress biru muda dan tampak terlihat cantik.

Flashback…
        Tak lama setelah Jonghyun menghembuskan napas terakhirnya, ambulans datang dan menyelamatkan beberapa korban tawuran yang masih selamat. Termasuk Yong Hwa yang tak sadarkan diri. Beberapa jam setelah itu, Yong Hwa akhirnya sadar. Dan orang pertama yang ia lihat saat itu adalah Sulli. Sejak sadar gadis itu bersikeras ingin menemani Yong Hwa.
        Yong Hwa mengukir senyum melihat keberadaan Sulli di dekatnya. “Hai… Akhirnya kita masih bisa bertemu lagi.”
        Sulli juga tersenyum dan bernapas lega melihat Yong Hwa meski air mata menghiasi mata cantiknya.
        “Boleh ku katakan sesuatu?”
        “Jangan banyak bicara dulu. Kau masih harus beristirahat.”
        Yong Hwa menggeleng. “Aku hanya ingin bilang bahwa aku mencintaimu. Aku tau ini sudah sangat terlambat,” ujarnya. Sementara Sulli hanya bisa membeku mendengarnya. “Dan… bisakah kau mengatakan hal yang sama?” pintanya.
        Sulli menatap Yong Hwa, nanar. Terakhir kali ia berada di situasi seperti itu adalah semalam. Beberapa saat sebelum Jonghyun meninggal.
        “Aku tak memaksa,” sela Yong Hwa karena Sulli tak kunjung memberikan respon. “Padahal, jika kau mengatakan itu, aku bisa berbangga diri di hadapan Jonghyun jika kami bertemu di alam sana nantinya.”
        Dengan sigap Sulli memeluk tubuh Yong Hwa. Tak peduli jika pemuda itu meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya. Ia melepaskan pelukannya sesaat dan menatap Yong Hwa lembut. “Aku mencintaimu,” ujar Sulli akhirnya dan kemudian ia ganti mencium Yong Hwa dengan penuh perasaan. Yong Hwa sempat membalasnya sebentar sebelum akhirnya tak ada lagi yang bisa ia lakukan.
Flashback end…

        Sulli menyeka tepi matanya yang berair. Yong Hwa memang telah memberi warna tersendiri dalam kehidupannya ketika dikecewakan Jonghyun. Tapi Sulli tak mau memungkiri bahwa dirinya juga masih sangat mencintai Jonghyun. Sejahat apapun pemuda itu, Jonghyun selalu bisa memperlakukan Sulli dengan sangat baik.
        Tak lama, Sulli memutuskan mengakhiri kunjungannya ke sana. “Ku harap kalian bisa berteman baik di sana,” candanya mengingat memang hal tersebut yang ia harapkan.
        Sullipun berbalik dan meninggalkan 4 sosok yang menatap kepergiannya. Jonghyun, Yong Hwa, Byunghee dan Hyoyeon. Mereka tampak bercahaya dengan balutan pakaian serba putih tersebut. Ketiga pemuda itu saling berangkulan tanpa menyisakan setitik dendampun satu sama lain. Sementara Hyoyeon menggamit mesra lengan Byunghee.
        “Setidaknya ini lebih baik dari pada aku melihat Yong Hwa di penjara karena membunuh Jonghyun. Meski aku sendiri juga tak rela kehilangan Yong Hwa selamanya.”

***

        “Noona! Kenapa kau lama sekali?” omel Youngjae yang sejak tadi menunggu Sulli di parkiran pemakaman. Ia bersikeras tak ingin menemani Sulli ke dalam karena tak ingin kembali mengingat kejadian pahit yang menimpa kakaknya, Jonghyun. “Kita sudah telat ke pesta pernikahan Sungyeol dan Yuri,” lanjutnya masih sedikit mempertahankan perasaan kesalnya. Pemuda itu juga sudah tampak  rapih dengan stelan jas dengan kemeja putih di dalamnya yang ia kenakan tanpa dasi, sementara dua kancing teratas sengaja ia buka.
        “Kenapa tak kau tinggalkan saja aku sejak tadi?” balas Sulli tak ingin di salahkan.
        Youngjae menghela napas, kasar. “Tunggu dulu,” cegahnya sambil menahan tangan Sulli yang hampir membuka pintu mobil.
        Sulli memutar bola matanya, kesal. “Kenapa lagi? Bukankah tadi kau marah-marah karena kita sudah telat?”
        “Ada yang ingin ku bicarakan sebentar saja.”
        “Apa?” Tanya Sulli setengah terpaksa.
        “Masalah tiket ke Jepang pemberian Jonghyun hyung. Kapan kita merealisasikannya untuk bulan madu kita?” ujar Youngjae langsung.
        Sulli membulatkan matanya. “Jonghyun memberikan itu untukku dan Yong Hwa.” Sulli sudah hampir kembali membuka pintu mobil. Namun lagi-lagi Youngjae menghalanginya.
        “Tapi Yong Hwa juga sudah tiada.”
        “Ya sudah, kalau begitu kenapa tak kau gunakan saja untuk kau dan kekasihmu.”
        Youngjae yang sudah tak sabar, memutar pundak Sulli hingga akhirnya mereka saling berhadapan. Ia menatap Sulli dalam. “Kau pikir tujuanku menjebak hyungku sendiri semata-mata hanya agar Jonghyun hyung berubah? Tidak! Dan ternyata takdirlah yang membuatku bisa merealisasikan tujuanku yang lain tersebut.”
        “Mak… maksudmu?” Tanya Sulli gugup karena di tatap seperti itu oleh Youngjae.
        Youngjae menghirup udara dalam dalam. “Noona… Aku mencintaimu.” Pemuda itu berujar dengan lembut.
        Sulli hanya bisa membelalakkan mata. Terlebih ketika Youngjae mulai mendekatkan wajahnya. “Kau tidak takut menciumku?”
        Buru-buru Youngjae menarik kembali kepalanya. “Kenapa harus takut? Sudah tidak ada Byunghee hyung yang akan menghajarku jika aku menciummu,” kata Youngjae penuh percaya diri.
        Sulli menggeleng. “Dua ciuman terakhirku oleh Jonghyun dan Yong Hwa sebelum mereka meninggal,” ujarnya dengan nada menakut-nakuti. Diam-diam ia juga tersenyum puas.
        Youngjae hanya mampu meneguk ludahnya dan menatap Sulli ngeri.

*_E_N_D_*


Akhirnya... Udah nggak punya utang lagi sama FF yang satu ini setelah berakhirnya part ke 3/part terakhirnya… Mohon maaf sebelumnya untuk Byunghee, Jonghyun dan Yong Hwa yang udah saya jadikan ‘korban’ di FF ini… Dan ini juga FF pertama saya yang mengakibatkan 3 tokohnya meninggal (ini yang terbanyak)… Di sini Yong Hwa sama Jonghyun musuhan… Tapi kalo pengen baca mereka yang temenan, ada tuh di FF ‘Black Orchid’ dan ‘FC Love’… ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar