Senin, 02 September 2013

BLUE FLAME BAND (part 18) end



Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yong Hwa (CN Blue)  
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Sungmin (Super Junior)
·        Dongho (U-Kiss)
Genre               : romance
Length              : part

***

        Klik! Joon dengan tidak sopannya mematikan telpon Minho.
        “Joon, apa yang kau lakukan?” desak Hye Ra. Namun sebelum ia mendapatkan jawaban apa yang membuatnya penasaran, ponsel Joon kembali mendapat panggilan dan semuanya berakhir dengan Joon yang memutuskan sambungan secara sepihak.
        Siwan : “Apa kau sudah gila, Joon? Cepat ajak Hye Ra kembali ke sini jika kalian ingin melangsungkan pertunangan.”
        Nichkhun : “Kalian tidak bisa melakukan itu hanya berdua! Kami di sini harus ikut menyaksikannya.”
Doojoon: “Hyung, bercandamu tidak lucu! Ini sudah hampir pagi!”
        Luhan : “Joonie hyung, aku bermimpi kau bertunangan dengan Hye Ra. Tapi kenapa Hye Ra mengenakan piyama? Bukan mengenakan gaun?”
        Hye Ra yang sudah tak sabar, merebut paksa ponsel Joon tepat saat pemuda itu mematikan panggilan dari Luhan dan tak henti-hentinya tertawa. Mata Hye Ra melebar saat melihat bahwa Joon mengirimi Minho, Siwan, Nichkhun, Doojoon serta Luhan sebuah pesan gambar. Foto mereka beberapa saat yang lalu saat memamerkan cincin. Tak lupa Joon juga menyelipkan sebuah kalimat.
        ‘Pertunangan Lee Changsun dan Hye Ra. Ini pertunangan paling rahasia sekaligus paling menghebohkan di dunia.’
        “Joon!” pekik Hye Ra untuk menghentikan tawa Joon. “Kau benar-benar.” Gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakukan Joon.
Pemuda itu benar-benar membuat heboh seluruh member ‘Blue Flame’ dengan aksi jahilnya. “Kau dengar ucapan Luhan tadi?” Tanya Joon yang masih belum bisa menghentikan tawanya.
        “Kau benar-benar sukses mengejutkan mereka.”
        Joon memegangi perutnya yang sakit karena sejak tadi tertawa.
        “Joon!” Hye Ra menyikut lengan Joon sambil menunjuk-nunjuk ponsel pemuda itu yang tergeletak di atas meja.
        Sontak saja tawa Joon berhenti mendapati nama Sungmin tertera di layarnya. Pikirannya bercampur aduk. Terlebih ia sendiri tak merasa mengirimi Sungmin foto tadi. “Halo, hyung,” sapa Joon takut-takut. Ia juga tak lupa mengaktifkan loadspeaker.
        “Lee Changsun!” pekik Sungmin. “Cepat kembali ke Korea dan jelaskan tentang foto itu!”

***

        “Jika sudah sampai, aku akan menghubungimu,” ujar Joon sekaligus berpamitan sebelum ia meninggalkan apartmen Hye Ra.
        Wajah Hye Ra tampak suram mendengar ucapan Joon. “Kau akan menghubungiku ke mana? Ponselku hilang bersama seluruh isi tas.”
        Joon menjatuhkan ranselnya. “Kenapa tak bilang?”
        Hye Ra memutar bola matanya. “Aku sangat syok semalam. Belum lagi isi tas ku juga sangat berharga. Bukan hanya ponsel.”
        “Desainmu…”
        Hye Ra mengangguk bahkan sebelum Joon sempat menyelesaikan ucapannya. Ia seakan mengerti dengan arah bicara Joon.
        “Untuk kapan?”
        “Minggu depan.”
        Joon merogoh saku jinsnya lalu menyodorkan sebuah ponsel yang ia dapatkan dari dalamnya. Kemudian ia membuka dompet dan mengeluarkan sebuak credit card. “Kau bisa menggantinya setelah kembali ke Korea,” jelasnya sebelum Hye Ra berkomentar. Tentu saja Joon sudah mengantisipasinya jika Hye Ra akan menolak. Maka dari itu sebelum benar-benar terjadi, ia sudah mengatakannya. “Dan nanti aku akan mengirimi beberapa contoh desain untukmu. Kebetulan sepupuku juga seorang desainer.”
        “Itu harus murni karya sendiri, Joon. Kau mengerti, kan?”
        “Aku tidak menyuruhmu untuk menyontek, tapi mungkin saja kau bisa mendapatkan inspirasi dari sana. Dari dua atau tiga gambar, bisa kau jadikan satu. Terserah. Kau pasti yang lebih mengerti.”
        Hye Ra hanya diam mencerna kata-kata dari mulut Joon. Pemuda itu cukup mengerti tentang dirinya. Entahlah bagaiamana nasib Hye Ra jika Joon tidak ada di sini sekarang.
        “Waktuku semakin sempit. Sampai bertemu di Korea,” ujar Joon yang sudah mengecup kilat kening Hye Ra. Ia langsung melesat pergi bahkan sebelum gadis itu sempat meneriakinya karena sudah kembali mencium tanpa ijin. “Aku mencintaimu Hye Ra…” teriak Joon dari ujung koridor sambil berjalan mundur.
        Hye Ra hanya terkekeh melihatnya. Joon terlalu sukses membuatnya tak habis pikir dengan apa yang dilakukan pemuda itu. Setelah Joon pergi, gadis itu berniat kembali ke kamar untuk tidur. Namun saat baru menutup pintu, ia merasakan ponsel di tangannya bergetar. Sebuah panggilan dari Minho.
        “Joon! Di mana kau sekarang? Apa kau masih bersama Hye Ra? Cepat berikan ponselmu padanya!” seru Minho sedikit memerintah. Hye Ra bahkan harus sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya karena Minho sedikit berteriak tadi.
Sementara di tempat berbeda, Minho yang tampak baru bangun tidur dan langsung berinisiatif menelpon Joon. Saat ia menelpon semalam, Joon tiba-tiba mematikan sambungannya. Dan setelah itu nomor ponsel Joon langsung sibuk. Tentu saja karena setelah itu member ‘Blue Flame’ juga bergantian menghubungi Joon perihal foto jahilnya saat tengah malam.
        “Oppa ini aku,” ujar Hye Ra akhirnya saat di rasa Minho sudah tidak berteriak-teriak lagi seperti tadi.
        “Hye Ra? Joon masih di sana? Dan kenapa ponselmu mati?” cecar Minho. Dan setelah itu, Hye Ra menceritakan kejadian yang ia alami semalam. Juga tentang keberadaan Joon di Jepang. Bahkan sampai foto ‘pertunangan’ Joon dan Hye Ra yang menghebohkan.

***

        “Itu pasti Joonie hyung!” pekik Luhan. Ke tiga member yang lain juga cukup terlonjak saat mendengar pintu dorm mereka terbuka. Ini yang tengah mereka nantikan. Menunggu kedatangan Joon dari Jepang. Dan benar saja. Saat melihat sosok Joon muncul di ruang tengah, Luhan segera menarik Joon duduk.
        “Apa-apaan kalian!” protes Joon yang tidak terima dengan perlakuan maknae mereka. Tentu saja hal tadi sudah mendapat dukungan dari member yang lain.
        “Apa yang terjadi di Jepang antara kau dan Hye Ra?” desak Doojoon yang tak mempedulikan protes dari Joon. Nada bicaranya cukup pelan, namun terdengar sangat dalam dan menuntut penjelasan seperti seorang polisi yang tengah menginterogasi tawanannya.
        Joon tak langsung menjawab. Ia menatap satu-persatu member yang sama sekali tak melepas tatapan mereka pada sang leader.
        “Kami tidak pernah mendengar kau sudah berpacaran dengan Hye Ra. Tapi kenapa tiba-tiba kau mengirimi kami foto itu?” seru Nichkhun menambahi pertanyaan Doojoon yang bahkan sama sekali belum di jawab oleh Joon. “Sebelum foto tersebut menyebar, lebih baik kau jelaskan lebih dulu pada kami.”
        “Aku teringat ucapan Doojoon,” kata Joon polos.
        Doojoon tampak terkejut. Ia juga masih ingat jelas apa yang telah ia katakan pada Joon. “Tapi kau juga harus tanyakan itu pada Hye Ra.” Doojoon berusaha membela diri dengan sedikit menambahi apa yang pernah ia katakan.
        “Hye Ra juga baru menyadari. Tapi dia tidak menolak,” jawab Joon apa adanya.
        “Lalu foto itu,” seru Siwan seolah mengingatkan tentang pertanyaan Nichkhun tadi. “Kalian tidak bisa menggelar acara pertunangan hanya berdua. Minho hyung harus tau, dan kalian juga harus mengundang kerabat dekat untuk hadir.”
        “Iya hyung,” Luhan dengan semangat mendukung penuh ucapan Siwna. “Cepat langsungkan pertunanganmu.”
        Di saat yang lain mendesak, Joon tampak enggan untuk membahas lebih lanjut tentang pertunangan. Ia sudah memiliki niat tersendiri tanpa sepengetahuan siapapun, kecuali Hye Ra. Tapi gadis itu juga tampak tak menuntut lebih, apalagi mendesak untuk bertunangan dengan Joon.
Lalu mata Joon tiba-tiba terhenti pada selembar undangan pertunangan yang ditujukkan untuk member ‘Blue Flame’ yang masih tergeletak di atas meja. Sekilas mata Joon menangkap nama pasangan yang akan melangsungkan pertunangan mereka. Itu adalah Yong Hwa dengan seorang gadis. Segera saja Joon membuka undangan itu. Dan tujuannya tentu saja tanggal berlangsungnya acara itu. Tepat hari ini, jam 7 malam.
        Joon tampak mengukir senyumnya.
        “Aku tau kau senang melihat Yong Hwa bersanding dengan gadis lain. Bukan dengan Hye Ra. Tapi jangan tersenyum seperti itu.” Doojoon menatap Joon, aneh.
        “Bukan itu,” Joon tampak santai menanggapi protes dari Doojoon. “Tapi karena aku dan Hye Ra sudah menang satu langkah.”
        Siwan, Nichkhun, Doojoon serta Luhan, saling melempar tatapan. Mereka tidak mengerti akan arah perkataan Joon tadi. Seolah mengerti dengan arti tatapan anggotanya, Joon menunjukkan tangannya yang tersemat cincin yang dipasangkan Hye Ra. Entah sadar atau tidak saat gadis itu melakukannya.
        “Kami sudah bertunangan lebih dulu,” seru Joon antusias. Lagi. Semangatnya sangat bertolak belakang dengan member lain yang menatap Joon semakin bingung. “Ayolah. Kalian jangan mendesak agar aku menggelar acara pertunanganku dengan Hye Ra,” pinta Joon penuh permohonan. Dan member yang lain hanya mengangkat bahu. Mereka tidak bisa menebak jalan pikiran Joon.

***

        ‘Blue Flame’ akan menggelar tour Asia mereka di tahun ini. Dan Negara pertama di luar Korea yang akan mereka kunjungi adalah Jepang. Bisa di pastikan Joon yang menjadi member paling bersemangat mempersiapkan segalanya. Selama sebulan, Joon benar-benar menjadi seorang leader seperti apa yang diharapkan ke empat anggotanya. Ia selalu memperhatikan kebutuhan para membernya.
        Dan sore itu, Joon tampak sibuk di depan laptopnya bersama Sungmin di dorm. Mereka membahas dekorasi dan tata letak panggung.
        “Bagaimana kalau kita meletakkan drum di beberapa sudut. Kau tau kan hyung, Siwan tidak bisa bergerak ke sana-kemari. Aku yakin ia juga ingin menyapa dan lebih dekat dengan fans,” seru Joon mengutarakan pendapatnya.
        Sungmin tampak mengangguk. “Kau benar. Dan berarti, itu juga berlaku untuk Nichkhun.”
        “Akh, iya hyung. Maaf aku tak berniat melupakannya,” sesal Joon yang tanpa sengaja mengabaikan keberadaan Nichkhun. Nasib Nichkhun tak berbeda jauh dengan Siwan. Ketika Joon, Doojoon dan Luhan bisa bergerak bebas ke seluruh penjuru panggung, mereka hanya bisa diam di tempat. Karena tidak mungkin mereka menggotong keyboard, apa lagi drum.
        “Tadi Luhan juga berpendapat padaku. Dia bilang…” ucapan Sungmin terputus karena ponselnya mendapat sebuah panggilan. “Sebentar,” pamit Sungmin yang langsung menyingkir.

***

        Dan sekarang ‘Blue Flame’ di sini. Di tempat konser yang akan mereka gelar malam nanti. Tentu saja di Jepang. Joon dan yang lain ikut turun tangan memastikan persiapan mereka di atas panggung.
Beberapa saat kemudian, Luhan dan Nichkhun lebih dulu menyingkir dan memilih beristirahat di tepi panggung. Dan tak lama kemudian, Siwan serta Doojoon tampak bergabung dengan mereka.
        “Apa Joon tidak merasa lelah?” gumam Luhan heran melihat Joon masih saja bersemangat memeriksa beberapa elemen panggung bersama Sungmin.
        Siwan melirik Doojoon penuh arti. “Ku rasa dia hanya mencari kesibukan.”
        Doojoon mendesah pelan. “Kau benar. Hye Ra ada acara peragaan busana. Dan waktunya bersamaan dengan acara kita. Bisa di pastikan dia tidak akan hadir di sini.”
        Siwan, Nichkhun, Doojoon serta Luhan, menatap Joon penuh simpatik. Merasa diperhatikan, Joon segera menoleh. Yang lain segera berpaling dan seolah-olah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kecuali Luhan. Ia memberikan senyuman terpaksa karena kepergok Joon tengah memperhatikan leadernya itu.

***
“Sayang, kau kenapa?”
        Minho menoleh dan mendapati Yoona masuk ke ruang kerjanya di rumah sambil membawakan secangkir kopi. Minho menerima gelas itu, namun pikirannya tidak berada di sana. “Ada seseorang yang membeli apartmen Hye Ra dengan harga mahal. Dia bilang ada kenangan yang ia miliki di sana.” Pemuda itu bercerita dengan tidak percaya.
        “Siapa orang itu? Lalu kau menjualnya? Apa Hye Ra sudah mengetahui hal ini?” Yoona melencarkan pertanyaan bertubi-tubi.
        “Justru Hye Ra yang tiba-tiba menyuruhku menjualnya pada seseorang yang berani membayar mahal. Orang yang ku suruh menjualnya masih merahasiakan nama pembeli.”
        Yoona bersandar di tepi meja dan tepat berhadapan dengan Minho. “Ya sudah jika Hye Ra setuju. Lagi pula, bukankah bagus jika memang ada yang berani membayar dengan mahal?”
        Masih ada yang mengganjal di pikiran Minho. “Yang tidak ku habis pikir, apartmen itu masih baru, dan Hye Ra penghuni pertama di sana. Bagaimana bisa ada seseorang yang mengaku memiliki kenangan di tempat itu?”
        “Mungkinkah itu Joon?” tebak Yoona pelan. Karena ia masih ragu dengan apa yang ada dipikirannya.
        Minho menggeleng. Menepis perkiraan-perkiraan yang ada dipikiran istrinya itu. “Waktu Hye Ra masih tinggal di sana, ia dan Joon tidak sedekat saat bersama Yong Hwa atau Doojoon. Lagi pula, memang bukan Joon orangnya.”

***

        Seminggu setelah konser ‘Blue Flame’ di Jepang. Nampak Siwan dan Luhan tengah bersantai di ruang tengah dorm mereka. Tak lama Doojoon ikut bergabung sambil membawa segelas minuman.
        “Joon masih di kamar?” Tanya Nichkhun yang baru muncul dari dalam kamar.
        “Dia pagi-pagi sekali sudah pergi, hyung.” Luhan yang menjawab.
        “Katanya ingin memeriksa apartmen barunya,” lanjut Siwan sebelum Nichkhun bertanya lebih jauh tentang leader mereka.
        Tak lama terdengar pintu dorm di ketuk dengan tidak sabar. Semua saling tatap. Dan berhubung hanya Nichkhun yang masih dalam posisi berdiri, pemuda itu yang berinisiatif membukakan pintu.
        “Di mana Joon?” todong Hye Ra, gadis yang datang itu. Tanpa menunggu jawaban dari Nichkhun, Hye Ra segera menerobos masuk dan menemukan member yang lain masih di ruang tengah. Ia bahkan masih membawa kopernya ke sana.
        “Hye Ra?” pekik Luhan, Doojoon dan Siwan.
        “Kau di sini? Bukankah jadwalmu pulang masih minggu depan?” lanjut Doojoon yang heran dengan kemunculan gadis itu di dorm mereka.
        “Kau tau kan saat kalian konser, aku juga sedang memiliki acara penting. Lalu karyaku ke luar sebagai yang terbaik. Dan itu artinya, aku bisa pulang lebih cepat,” jelas Hye Ra panjang lebar. Yang lain tampak berdecak kagum. “Sekarang katakan padaku di mana Joon?” gadis itu setengah menuntut karena ia masih belum bisa mengetahui keberadaan kekasihnya itu. Di sisi lain, member yang ingin mengucapkan selamat padanya, harus segera mengurungkan niat karena Hye Ra tampak benar-benar ingin bertemu dengan Joon.
        “Joon sedang tidak ada di dorm,” jawab Siwan.
        Hye Ra sedikit tertunduk. “Apa dia sedang membalas dendam padaku?” gumamnya pelan.
        “Oh, kasus waktu kau menghilang itu?” tebak Doojoon yang langsung di respon anggukan dari beberapa orang di sana.
        “Bukan,” tegas Nichkhun yang masih berdiri di belakang Hye Ra. Dan kini gadis itu menoleh padanya. “Dia bilang mau melihat apartmen barunya.”
        “Di mana?” desak Hye Ra tampak tak sabar.
        Nichkhun mengalihkan tatapannya pada Siwan, Doojoon dan Luhan untuk menuntut jawaban. Karena ia juga tidak tau di mana tepatnya keberadaan Joon saat ini.
        Luhan meggaruk kepala dengan ujung telunjuknya. “Joonie hyung bilang ‘rahasia’,” ujarnya seperti apa yang di katakana Joon. Ia bahkan sedikit memberi tekanan ketika mengatakan ‘rahasia’.
        Apartmen baru. Rahasia. Itu artinya… Hye Ra langsung tersentak seolah mendapatkan jawaban dari teka-teki yang di buat oleh Joon. “Pasti itu tempatnya,” pekik Hye Ra dan langsung meninggalkan dorm ‘Blue Flame’ tanpa berpamitan terlebih dahulu pada member yang lain. Ia bahkan tak mempedulikan teriakan orang-orang yang memanggil namanya.

***

        Saat di dalam taksi, Hye Ra mencoba menghubungi Minho. “Oppa kau di mana?” seru Hye Ra saat merasa panggilannya sudah di jawab.
        “Oppamu sedang mandi,” jawab Yoona yang mengangkat telpon dari Hye Ra.
        “Eonnie, kau tau siapa yang membeli apartmenku?” desak Hye Ra yang tidak peduli lagi jika yang bicara dengannya bukanlah Minho. “Katakan pada Minho oppa untuk membatalkannya.”
        “Orang itu bahkan sudah membayar dua kali lipat dari harga saat kau membelinya dulu,” jelas Yoona yang bisa di pastikan tidak dapat mengabulkan permintaan Hye Ra.
        “Kenapa Minho oppa menjualnya semahal itu?” protes Hye Ra.
        “Kau tidak tau kondisi yang terjadi. Orang itu sangat mendesak. Minho oppa tentu saja tidak sekejam itu.”
        “Terima kasih eonnie,” ujar Hye Ra buru-buru dan langsung menutup telponnya. Percuma memprotes hal-hal lain lagi. Semua sudah terlanjur terjadi. Apartmennya kini sudah terjual. Entah siapa pemiliknya sekarang.

***

        Setelah keluar dari taksi, Hye Ra segera melesat ke dalam gedung apartmen yang pernah ia tempati dulu. Tidak ada yang berubah. Hye Ra bahkan sempat menitipkan kopernya pada salah seorang security  yang tentu saja sudah ia kenal karena gadis itu harus segera melesat ke apartmen lamanya.
        Hye Ra berhenti tepat di depan sebuah pintu apartmen yang dalam keadaan sedikit terbuka. Tanpa pikir panjang, Hye Ra segera melesat ke dalam. “Joon!” teriaknya sambil tergesa-gesa masuk ke dalam. Saat akan berbelok ke arah kamarnya dulu, ada seseorang muncul dan benturanpun tak bisa terhindarkan. “Aww!” pekik Hye Ra meringis kesakitan. Beruntung Hye Ra tak sampai terjatuh.
        “Kau baik-baik saja?” Tanya pemuda itu yang ternyata memang benar Joon. Tentu saja Joon sangat khawatir melihat kekasihnya kesakitan.
        “Aku memang memintamu untuk membeli apartmen ini, tapi bukan berarti kau harus membayarnya dua kali lipat. Aku akan mengatakan pada Minho oppa untuk mengembalikan sisa uangmu,” ujar Hye Ra panjang lebar. Ia sudah tak mempedulikan rasa sakit akibat benturan tadi. Gadis itu sudah hampir berbalik kalau Joon tidak buru-buru menariknya untuk tetap di sana.
        Lantai yang basah membuat Joon tidak bisa mengimbangi tubuhnya saat menarik tangan Hye Ra. Mereka akhirnya benar-benar terjatuh. Posisi Hye Ra menindih tubuh Joon sehingga wajah mereka menjadi sangat dekat. Hye Ra berusaha bangkit dengan posisi tangan bertumpu pada lantai.
        “Kenapa lantainya basah?”
        Joon menggerak-gerakkan matanya untuk mencari alasan. Ia pun bangkit karena kini Hye Ra sudah dalam posisi duduk di lantai. Joon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Hmm… untuk ucapanmu yang tadi, aku tidak akan menerima sisa uangku yang masih pada Minho hyung.” Joon mengalihkan pembicaraan. Ia masih belum ingin mengatakan jika keberadaannya di sana adalah untuk mempersiapkan apartmen yang baru ia beli dari Minho.
        “Tapi kenapa? Sisa uangmu masih sangat banyak. Kau bisa menggunakannya untuk keperluanmu yang lain.”
        Wajah Joon terlihat berbinar mendengar ucapan Hye Ra. Gadis itu sangat memikirkan kehidupannya. “Kau benar. Tapi sebelum kau yang memintapun, aku memang akan menggunakan uang itu untuk keperluan…” Joon tampak sengaja menggantungkan ucapannya.
        “Untuk apa?” desak Hye Ra dengan wajah kesal. Ia sedang tidak ingin bermain tebak-tebakan saat ini.
        “Untuk pernikahan kita. Hmm… kira-kira, dua tahun lagi,” seru Joon tanpa merasa bersalah.
        “Yang benar saja dua tahun lagi?” Hye Ra melancarkan protes keras. Joon bahkan sampai harus menutup telinganya karena suara Hye Ra terdengar sangat keras.
        “Apa itu telalu lama? Ya sudah, kalau begitu tahun depan saja,” putus Joon seenaknya.
        “Kau gila? Itu terlalu cepat. Kau tidak bisa mengambil keputusan seorang diri.” Hye Ra belum menyetujui perkataan Joon.
        “Baiklah kalau terlalu cepat,” Joon akhirnya mengalah, membuat Hye Ra tersenyum puas. “Ku undur menjadi enam bulan lagi.”
        “Apa?” pekik Hye Ra sambil mengejar Joon karena pemuda itu sudah melarikan diri. “Lee Changsun! Berhenti kau! Itu bukan mengundur, tapi kau justru mempercepat.”
        “Kalau kau masih mengejar, kita akan menikah lima bulan lagi. Tidak tidak tidak, tapi empat bulan lagi.” Joon masih terus berlari mengelilingi ruangan.
        “Changsung hentikan!” Hye Ra pun masih belum menyerah untuk mendapatkan Joon.
        “Berhenti memanggilku Changsun! Jika tidak…”
        “Apa?” seru Hye Ra karena tadi Joon tidak melanjutkan ucapannya.
        Dengan tiba-tiba, Joon berhenti sambil membalikkan badan. Hye Ra yang tidak siap, terpaksa menabrak tubuh Joon sehingga mereka kembali terjatuh.
        “Akh!” pekik Joon meringis kesakitan. “Kenapa kau senang sekali menindih tubuhku?” protes Joon.
        “Apa yang kalian lakukan!”
        Hye Ra dan Joon menoleh bersamaan.
        “Minho oppa?” seru Hye Ra dengan suara tercekat mendapati kakaknya di sana bersama Yoona juga, saat ia dan Joon dalam posisi seperti saat ini. Hye Ra yang kesal, memukul dada Joon sebelum ia bangkit dan berdiri.
        “Kami terpeleset hyung,” ujar Joon beralasan.
        “Jadi kalian merahasiakan hal ini dari ku?” protes Hye Ra yang kali ini merasa dikerjai. Minho dan Yoona sebenarnya telah mengetahui siapa pembeli apartmennya. Belum lagi uang sisa milik dari hasil pembelian apartmen yang kini berada pada Minho.
        “Hye Ra, ku mohon jangan bahas itu lagi,” pinta Joon sungguh-sungguh. Sementara Minho dan Yoona hanya memperhatikan sambil sesekali tersenyum geli.
        “Tapi Joon…” Hye Ra hampir saja kehilangan kata-kata. “Itu tidak mungkin kita pakai semua, kan?”
        Joon menarik Hye Ra lembut hingga akhirnya gadis itu berada dalam pelukan Joon. “Apa kau tidak ingin berbulan madu? Uang pada Minho hyung sudah termasuk hal tadi. Dan Yoona bersedia menyiapkannya untuk kita.”
        “Aku mengerti Joon sangat sibuk,” ujar Yoona setelah Hye Ra menatapnya menuntut penjelasan. “Kalian hanya tinggal mempersiapkan diri untuk hari pernikahan kalian.”
        “Kalian akan menikah?”
        Joon, Hye Ra, Minho dan Yoona sama-sama menoleh ke arah empat pemuda yang tiba-tiba muncul dari arah pintu yang tampaknya tidak di tutup kembali oleh Minho dan Yoona saat mereka datang. Siapa lagi kalau bukan member ‘Blue Flame’?
        “Benar Joon, kalian akan menikah?” Tanya Siwan sekali lagi, karena pertanyaan sebelumnya tidak ada yang merespon.
        “Aku mengerti sekarang. Pantas saja Joonie hyung tidak mau bertunangan. Ternyata kalian sudah merencanakan pernikahan?” seru Luhan setelah menganalisis tentang apa yang terjadi pada Joon.
        “Jadi kapan tanggal tepatnya kalian akan menikah?” desak Doojoon yang terdengar tidak sabar akan berita bahagia leadernya itu.
        “Semoga tidak lama lagi,” timpal Nichkhun penuh harap dan mendukung ucapan Doojoon sebelumnya. “Aku dan yang lain juga ingin segera menyusul kalian untuk menikah.”
        Joon melirik Hye Ra yang masih dalam pelukannya. Gadis itu tampak menggeleng pelan namun penuh permohonan. Joon sendiri hanya bisa menghela napas menuruti permintaan kekasihnya yang tidak ingin menikah cepat seperti apa yang diharapkan Nichkhun dan yang lain.
        “Baiklah…” Joon menatap anggotanya, terutama Nichkhun. “Kau dan Minjung boleh menikah lebih dulu,” serunya mengalah.
        “Benarkah?” Nichkhun memastikan ucapan Joon. “Terima kasih, Joon!” serunya setelah Joon menggangguk.
        “Selamat, hyung!” ujar Luhan yang kini sudah berhamburan memeluk Nichkhun sebagai ungkapan suka cita. Diikuti member ‘Blue Flame’ yang tersisa.
        “Pokoknya setelah Nichkhun, kita yang harus menikah lebih dulu,” putus Joon karena ia sudah mengabulkan permintaan kekasihnya. Hye Ra sendiri hanya mengangguk singkat tanda setuju meski masih terlihat terpaksa. Namun Joon sangat puas melihatnya. Ia tersenyum sambil mengusap puncak kepala Hye Ra penuh kasih sayang.
        Minho dan Yoona ikut senang mendengar berita bahagia yang datang dari Nichkhun.
Yoona melingkarkan tangannya ke pinggang Minho. “Jadi, kapan rencananya kau akan menikah?” tanyanya setelah Nichkhun, Luhan, Siwan serta Doojoon sudah tidak seheboh tadi.
        Yang lain ikut menatap Nichkhun dan penasaran menunggu jawaban dari pemuda itu. Nichkhun sendiri sedikit tertunduk dan terlihat cukup malu untuk menjawabnya.
        “Hmm… bulan depan.”
        “APA?”
        Jawaban Nichkhun tadi mendapat reaksi keterkejutan dari semua orang yang berada di sana. Tanpa terkecuali. Ternyata persiapan pemuda itu sudah sangat matang. Dan uniknya, di antara mereka tidak ada seorangpun yang tau.

*_E_N_D_*


2 komentar:

  1. Joon emang konyol banget disini :
    ‘Pertunangan Lee Changsun dan Hye Ra. Ini pertunangan paling rahasia sekaligus paling menghebohkan di dunia.’

    hahaha
    kocak banget.. #sambil bayangin dan tentu saja ketawa ngakak#
    :
    Siwan, Nichkhun, Doojoon serta Luhan, menatap Joon penuh simpatik. Merasa diperhatikan, Joon segera menoleh. Yang lain segera berpaling dan seolah-olah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kecuali Luhan. Ia memberikan senyuman terpaksa karena kepergok Joon tengah memperhatikan leadernya itu.

    ini maksudnya Changsun kali yah??
    "Changsung" hentikan!

    BalasHapus
  2. iyalah changsun, masa iya chansung?

    Joon lagi nyibuk2in diri karena pas show di Jepang Hye Ra gak bisa nonton...

    BalasHapus