Sabtu, 03 Mei 2014

Oh My School (chapter 2)


"It’s You” 

Author      : N-Annisa (@nniissaa11)
Cast          :
·        Jung Hyerim (A-Pink)
·        Kim Seok Jin (BTS)
·        Kim Himchan (BAP)
·        Yook Sungjae (BtoB)
·        Lee Minhyuk (BtoB)
·        Oh Hayoung (A-Pink)
Genre       : Life school, teen romance, tragedy
Length      : Chapter

***

        Sunggyu mengajak Himchan duduk di dekat garis pembatas lapangan. Di atas aspal dan menghadap ke dalam lapangan dari atas. Ke duanya sempat terdiam cukup lama. Suasana di sana juga cukup sepi karena jumlah siswa yang memang tidak terlalu banyak, dan lebih memilih berada di dalam gedung.
        Himchan terlihat mengawasi sekitar. “Gue mau cerita tentang sesuatu yang penting. Apa lo yakin di sini aman?”
        Sunggyu hanya menghela napas, berat. “Udah banyak tempat sepi di lingkungan sekolah. Dan di sini salah satunya.”
        Himchan berhenti bersikap waspada. Ia kini menatap Sunggyu lekat-lekat. “Apa gue pernah sekolah di sini sebelumnya?” Himchan sekuat tenaga mengucapkan kalimat tersebut karena ada seseorang yang mengatakan sesuatu padanya.
        “Jangan percayakan siapa pun. Tidak ada yang kau kenal di sana.”
        “Sebenernya apa yang terjadi sama lo?” Sunggyu balik melemparkan pertanyaan.
        Himchan meneguk ludahnya. Ucapan orang tersebut dan kata hatinya sangat bertolak belakang. Ia justru tidak merasa asing di sana meski tidak satu pun ada orang yang ia kenal.
        “Kalo emang lo nggak pernah sekolah di sini, nggak mungkin orang-orang yang baru lo temuin bisa kenal sama lo. Dan lo juga nyebutin nama gue kan tadi?”
        Sesaat Himchan terdiam.
        “Maaf, Him. Tapi gue curiga kalo lo… amnesia.” Sunggyu berujar ragu-ragu. “Soalnya sikap lo aneh. Dan gue pernah denger kalo lo kecelakaan. Tapi nggak pernah ada yang bisa ngebuktiin itu. Belum lagi, lo juga tiba-tiba ngilang nggak ada kabar.”
        Himchan tertegun dengan ucapan Sunggyu. “Lo bener.” Dan ucapannya membuat Sunggyu melebarkan matanya yang bulat.
        “Jadi…” Sunggyu tampak tak sanggup melanjutkan ucapannya.
        “Gue emang kecelakaan. Dan gue amnesia. Tebakan lo bener. Tapi, ada hal yang mengganjal untuk gue.” Himchan lalu menoleh ke tempat Sunggyu berada. “Orang tua dan kakak kandung gue seakan merahasiakan masa lalu gue. Mereka sebenernya ngelarang gue sekolah di sini. Tapi entah kenapa, ada hal yang memaksa gue untuk balik ke sini. Dan gue nggak tau itu apa?”
        Sunggyu merangkul Himchan karena saat itu ia sudah tidak bisa berkata apa-apa. “Sekarang terserah lo, Him. Tapi yang pasti, ikutin kata hati lo aja. Karena menurut gue, itu yang terbaik.”
        Himchan tersenyum lega. “Apa ada lagi temen deket gue selain lo?” tanyanya penasaran. Ia begitu semangat ingin mengetahui masa lalunya lagi.
        Justru Sunggyu yang terlihat ragu. “Lo yakin ingin tahu? Dan lo percaya kalo gue nggak akan ngebohongin lo?”
        “Bukannya lo yang nyuruh gue ikutin kata hati? Karena saat gue nyari lo, gue yakin kalo lo emang temen gue,” jelas Himchan.
        “Lo bener.” Sunggyu sedikit takjub dengan ucapan Himchan. “Ya udah. Mendingan sekarang kita makan siang dulu. Gue laper.”
Tanpa perlu waktu lama untuk menyetujui ajakan Sunggyu.
        “Kita makan bareng bekal gue aja. Soalnya di sini udah nggak ada kantin. Gue juga yakin kalo lo nggak siap bawa bekal.”
        “Yakin gapapa kalo gue ikut makan? Nggak takut kurang?”
“Santai, Him.” Sunggyu lalu berdiri dan bersiap mengajak Himchan pergi dari sana. “Tapi tunggu. Dari mana lo tau nama gue? Padahal lo lagi terkena amnesia?”
        “Pak Doojoon,” jawab Himchan cepat.

***

        “Gue bawa barang berat, dan lo enak-enakan main kamera!”
        Minhyuk terkekeh puas mendengar kekesalan Seok Jin padanya. Mereka sedang berjalan di koridor lantai 3 dan akan menuju lantai 4. Di saat Seok Jin kesusahan membawakan 3 kotak bekal, Minhyuk justru asik sendiri dan memotret apa saja yang ia lihat.
        Minhyuk mengarahkan kameranya pada wajah kesal Seok Jin. “Jelek lo kalo ngambek,” ejeknya dan kemudian kembali tertawa.
        Seok Jin sudah ingin melemparkan kotak bekal makanan di tangannya. Namun segera ia batalkan niatnya karena mereka sudah sampai di ujung koridor tempat Hyerim berada sekarang. Cewek itu duduk di lantai dengan jas sekolah yang menutupi lututnya. Karena sebenarya kurang nyaman jika duduk seperti itu saat sedang mengenakan rok pendek.
        Hyerim menoleh saat mendengar derap langkah mendekat ke arahnya. Ia tersenyum karena mereka adalah teman-teman dekatnya. “Gue kira kalian nyasar,” candanya.
        Seok Jin langsung menempatkan diri tepat di samping Hyerim sambil memberikan kotak bekal milik cewek itu. Hyerim pun menerimanya dengan senang hati. Sementara Minhyuk seperti tidak ingin kehilangan moment bersama kamera kesayangannya. Cowok itu bahkan sampai memotret kebersamaan Seok Jin dan Hyerim.
        Melihat hasil jepretannya, Minhyuk mendesah lemas. “Kapan ya gue bisa kayak gini sama Krystal?” ujarnya iri. Selanjutnya ia memilih duduk sambil menyodorkan ikat rambut kecil pada Hyerim.
        “Krystal udah cinta mati sama Pak Doojoon.” Hyerim berkata sambil mengikat rambutnya yang tadi terurai.
        Minhyuk menatap Hyerim penuh minat. “Ya tapi kalo sama Bang Doojoon tuh kejauhan umur mereka,” kata Minhyuk yang seakan tak terima dengan kenyataan yang ia terima. “Bekal gue dong, Jin.” Minhyuk mengulurkan ke dua tangannya dan menatap Seok Jin lembut. Ia bahkan berkata manis pada cowok yang tampak masih menyimpan kesal padanya itu.
        Seok Jin hanya mendorong beberapa senti kotal bekal ke arahh Minhyuk yang tergeletak di atas lantai. Dan itu pun tanpa menatap Minhyuk sedikit pun. Dengan terpaksa, Minhyuk menyambar kotak bekal miliknya.
        Melihat ada yang aneh, Hyerim sempat menghentikan kegiatan makannya. Ia menatap Seok Jin dan Minhyuk bergantian. Ke duanya saling diam seolah tidak sedang bersama-sama. “Kenapa sih lo berdua?” tegurnya. “Ada masalah rumah tangga?” tanya Hyerim lagi. Namun yang terakhir tadi langsung berhadiah tatapan membunuh dari dua cowok di depannya itu.
        Seok Jin dan Minhyuk juga saling melempar tatapan jijik untuk satu sama lain.
        “Kalo pun gue gay, gue juga bakal milih-milih cowok yang bener,” tegas Minhyuk.
        “Lo pikir gue mau sama ketua OSIS suram kayak lo?” balas Seok Jin tak mau kalah.
        “Eehh… stop!” lerai Hyerim sebelum Minhyuk atau mungkin Seok Jin sempat membuka mulut lagi. “Jangan sampe gue kirim lo berdua ke KUA!” ancam cewek itu. Dan Hyerim baru bisa meneruskan kegiatan makannya saat Minhyuk dan Seok Jin benar-benar sudah sepakat untu saling diam. Sedikit menyesal karena yang menyulut ke dua cowok itu adu mulut adalah dirinya. Namun anehnya, Minhyuk dan Seok Jin tetap dekat dan tidak ada yang saling menjauh meski kerap kali bertengkar untuk masalah kecil.

***

        Seorang siswa laki-laki menerobos masuk ke dalam ruang kelas 3. Ia tampak menghampiri meja yang dihuni oleh Kibum bersama Jonghyun yang sedang menikmati bekal makan siang mereka. Meja yang berada tepat di belakang meja milik Minhyuk dan Hyerim.
Guys… gue liat Sunggyu di deket lapangan. Dia sama siapa?” seru cowok itu yang diketahui bernama Dongwoo. “Mirip Himchan.”
        Kibum dan Jonghyun yang menjadi pusat tujuan Dongwoo. Pembicaraan mereka juga cukup menarik minat beberapa teman sekelas mereka yang lain. Salah satunya adalah Jinki yang juga teman semeja Sunggyu.
        “Itu emang Himchan, Woo,” sambar Howon. Cowok yang duduk di meja sebelah Hyerim. Dan ucapannya sukses membuat teman-temannya yang sedang membicarakan Himchan itu menoleh penuh minat padanya. Terlebih, Howon juga tampak bangkit dari kursinya lalu berpindah duduk ke kursi yang sedang ditinggalkan Hyerim. Ia duduk menghadap Jonghyun tanpa memutar kursi terlebih dahulu. Howon bahkan sampai membawa serta botol minumnya. “Dan gue rasa… terjadi sesuatu sama Himchan.”
        “Bukan cuma Himchan, tapi Hyerim juga.” Kibum ikut menambahkan membuat obrolan mereka menjadi terkesan serius. “Apa kalian nggak ada yang nyadar Hyerim kabur pas anak kelas 2 itu heboh karena ngeliat Himchan datang?”
        “Hyerim bahkan nggak noleh saat Himchan muncul tadi.” Jonghyun tampak bersuara sesuai dengan apa yang ia lihat tentang Hyerim tadi di koridor. Ia bahkan berdiri dengan jarak hanya beberapa meter dari cewek itu tadi.

***

        Minhyuk menghempaskan begitu saja kotak bekalnya yang sudah kosong. Dan dengan cueknya, ia menyambar botol minum milik Hyerim yang kemudian langsung ia tenggak.
        “Heh! Lo abis nguli di mana? Makan lo cepet banget,” komentar Seok Jin. Isi bekal makannya pun masih tersisa setengah. “Pak Doojoon nggak ngasih lo makan apa kalo di rumah?”
        “Jin.” Hyerim tampak menarik-narik lengan kemeja Seok Jin. Setelah Seok Jin menoleh, ia menyodorkan kotak makannya. “Tulang ikannya nggak keliatan.”
        Seakan mengerti maksud Hyerim, Seok Jin pun langsung menyingkirkan kotak bekalnya lalu mengambil alih kotak bekal milik Hyerim.
        “Anak-anak ekskul bola dapet undangan buat ikut kompetisi,” ujar Minhyuk dengan wajah serius. “Gue pengen banget ngajak mereka buat ikut. Tinggal ngabarin Youngjae aja buat dia ngegerakin anak kelas 2 nya.”
        “Iya, Min. Kalo bisa jangan sampe nggak ikut,” saran Seok Jin penuh semangat, sementara tangannya tampak sedang mengembalikan kotak bekal milik Hyerim. Ke duanya bahkan seperti lupa jika sempat berdebat kecil beberapa menit lalu.
        “Gue denger dari temen gue di SMA Destiny si Luhan. Dia bilang itu turnamen emang nggak terlalu besar, tapi cukup bagus.” Seok Jin meneruskan ucapannya.
        “Masalah terbesarnya itu, kita mau latihan di mana?” tanya Minhyuk frustasi. “Lapangan kita aja di segel. Dan gue nggak enak sama anak-anak kalo tiap latihan harus sewa lapangan.” Cowok itu sempat memberikan jeda pada ucapannya. “Lo liat aja sekolah kita sepinya udah kayak tempat pengasingan. Kalo mereka semua orang kaya, pasti udah pada pindah sekolah kayak yang lain.”
        “Diomongin dulu aja bareng-bareng enaknya gimana.” Hyerim ikut bersuara untuk membantu mencari solusi.

***

        “Gila tuh si Hayoung baru dateng jam istirahat,” seru Taehyung heboh saat melihat kedatangan seorang cewek teman sekelasnya.
        Cewek bernama Hayoung tadi langsung melesat masuk dan menghempaskan tubuh ke kursi di belakang Taehyung tersebut. cewek itu tak peduli jika langsung menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya. Ia bahkan langsung menyambar salah satu buku milik Jinri yang kemudian ia gunakan sebagai kipas tangan.
        “Nampol banget lu baru dateng jam segini. Udah gitu maen duduk di bangku orang pula tanpa permisi!” protes Youngjae yang saat ingin kembali ke kursinya, sudah ada seseorang yang menempati di sana.
        “Lo jadi ketua kelas ngalah dikit napa! Duduk sama Woohyun, kek. Atau Jongup, Ilhoon, terserah,” balas Hayoung tak mau kalah. “Kalo perlu duduk sama Namjoo sekalian.”
Tepat saat Hayoung menyelesaikan ucapannya, Sungjae datang dan langsung menuju kursinya di samping kursi Namjoo. Hayoung langsung tertegun dibuatnya.
        “Kamu ngalah ya, Youngjae.”
        Pundak Youngjae langsung terlihat merosot saat mendengar Jinri berkata demikian. “Ya udah deh karena Jinri yang minta,” ujar Youngjae pasrah. Dengan langkah berat, ia berbalik sambil menenteng ransel sekolahnya dan berjalan ke arah belakang kelas. Menuju meja yang dihuni Woohyun.
        Namun tampaknya tidak ada yang menyadari perubahan raut wajah Hayoung saat pertama kali melihat Sungjae tadi. Cewek itu langsung menolehkan kembali wajahnya menatap lurus ke depan kelas. Dan tidak ada lagi yang bisa ia lakukan karena bel selesainya waktu istirahat sudah berdentang.
        Setelah itu, salah seorang guru masuk ke dalam kelas 2 dan bersiap untuk mengajar. Itu pak guru Hyunseung wali kelas 3 yang juga mengajar matematika untuk kelas 2.
        “Saya dengar ada anak baru yang bernama Yook Sungjae. Mana anaknya?” Hyunseung tampak menyapu hampir seluruh penjuru kelas.
        Sementara dari mejanya, Sungjae tampak mengangkat tangan dengan enggan. Dan dari tempat duduknya berada, Hayoung mengawasi Sungjae dengan perasaan campur aduk. Cewek itu benar-benar resah dan tak tenang berada di kelas itu.

***

        Sunggyu masuk seorang diri ke dalam kelasnya. Tentu saja membuat ia diburu beberapa pertanyaan tentang Himchan.
        “Kok lo sendiri? Bukannya tadi lo sama Himchan?” tanya Jinki, teman semeja Sunggyu.
        “Iya. Himchan nggak lo sekalian ajak masuk?” sahut Chorong. Cewek yang duduk tepat di meja belakang Sunggyu.
        Sebelum menjawab pertanyaan teman-temannya, Sunggyu menyempatkan diri melirik ke arah pintu. Tepat ketika Hyerim muncul bersama Seok Jin juga Minhyuk. Ia kemudian menoleh kembali pada Jinki sambil berujar, “katanya masih ada urusan sama Pak Doojoon.” Selanjutnya ia memilih duduk meski ia sadar, ketika melintas, Seok Jin sempat menatapnya penuh minat. Namun tak mengatakan apa-apa.
        “Selamat siang…” seru Ibu guru Victoria saat melangkah masuk ke kelas 3.
        “Siang Buuu…” sahut para siswa di sana dengan riang. Tentu saja didominasi suara siswa laki-laki karena yang akan mengajar di kelas mereka adalah guru tercantik di SMA Paradise. Bagaimana tidak? Victoria itu satu-satunya guru perempuan di sana.
        Victoria sangat menyambut hangat sapaan murid-muridnya di kelas 3 tersebut. Ia kini berdiri tepat di depan kelas. “Selamat memasuki tingkat akhir di SMA. Dan… bagaimana kabar kalian?”
        “Baik buuu…” seru mereka lagi masih dengan nada riang. Keceriaan Victoria tentu berimbas pada murid-muridnya.
        “Pak Hyunseung sudah membentuk kepengurusan kelas? Siapa yang menjadi ketua kelasnya?”
        Dari dua meja paling belakang dekat jendela luar, Seok Jin mengangkat tangan kanannya. “Saya, Bu.”
        Victoria tersenyum melihat Seok Jin mengakui diri sebagai ketua kelas. “Waah… yang menjadi ketua kelas tahun ini semuanya tampan-tampan. Di kelas 3 ada kamu, dan di kelas 2 ada Youngjae.” Saat Victoria menyebut nama Youngjae, para murid langsung bungkam. Beberapa ada yang malas meresponnya. Tentu, bukan hanya para siswa di kelas 2 yang mengetahui jika Victoria adalah penggemar berat Youngjae.
        Sadar jika kali ini responnya cukup buruk, Victoria langsung mengalihkan suasana. “Karena kita sudah saling kenal, boleh kita langsung memulai materi untuk hari ini?”
        “Yaaah… Ibu….” Terdengar riuh kekecewaan dari para penghuni kelas 3. Tidak terkecuali juga para siswi perempuan.
        Victoria kembali ke mejanya untuk mempersiapkan buku yang ia bawa. “Jangan mengeluh. Kalian sudah kelas 3 SMA. Sebentar lagi menghadapi ujian kelulusan. Kalian harus memulai persiapannya dari sekarang. Dan…”
        Hyerim yang ingin meraih kacamatanya di atas meja, langsung terdiam saat ucapan Victoria terputus. Ia menoleh ke arah pintu masuk. Tepat ketika Himchan berdiri diambangnya. Cewek itu tanpa sadar meremas kacamatanya. Dan meski tanpa mengenakan kacamata, Hyerim tentu dapat mengenali dengan jelas cowok tersebut.
        “Maaf saya terlambat,” ujar Himchan sedikit menyesal.
        Victoria nyaris kembali kehilangan kata-katanya. Gossip yang beredar tentang kembalinya Himchan benar terjadi. Ia bahkan baru melihat cowok itu sekarang. “Oh… iya, Himchan. Kamu boleh masuk. Kita baru akan mulai.”
        Hyerim duduk dengan tegang saat Himchan melintas di sampingnya. Himchan sendiri tampak seperti tidak memiliki masalah apapun dengan Hyerim. Ia terus melangkah ke tempat meja yang kosong. Tepat di barisan paling belakang.
        “Bisa kita mulai sekarang?” Suara Victoria kembali mencairkan suasana yang menjadi dingin saat Himchan datang.
        “Min,” gumam Hyerim pelan.
        “Kena….” Ucapan Minhyuk sukses terputus saat melihat Hyerim menunjukkan kacamatanya yang rusak dengan tatapan polos. Salah satu kacanya terlepas dari bingkai dan memiliki retakan tipis yang membentang di tengahnya. Ia sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. “Ya udah, kalo tulisan Bu Victoria nggak kelitan, lu liat dari buku gue aja.”
        Hyerim mengangguk setuju. Sementara Victoria mulai menuliskan sesuatu dipapan tulis.
        Minhyuk sempat menoleh ke tempat Seok Jin duduk. Cowok itu pun menatap Minhyuk penuh tanya. Sambil terkekeh, Minhyuk menunjukkan kacamata Hyerim yang rusak.
Melihat itu mata Seok Jin sontak melebar. Ia juga hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Ada-ada aja si Hyerim,” gumam Seok Jin pelan.

***

        Seorang siswa dihukum membersihkan toilet sekolah yang tampak sudah cukup usang dengan cat gelapnya. Yang ia lakukan saat itu adalah mengepel lantai. Tak lama terdengar salah satu bilik terkunci dari dalam. Cowok tidak menyadari jika ada yang masuk ke sana. Dan sedetik kemudian, pintu bilik yang lain terbuka. Di sana muncullah salah seorang siswa dari kelas 3.
        “Yang bersih ya, dek,” goda Howon sambil mengacak gemas rambut anak itu yang tentu saja langsung menepis tangan Howon.
        “Buruan deh ke luar.”
        “Napa si Jungkook?” seru Kibum yang baru saja muncul dengan tatapan heran pada ke duanya. Terutama untuk anak kelas 2 bernama Jungkook tersebut. “Baru hari pertama sekolah, udah dapet hukuman aja.”
        Sementara siswa bernama Jungkook tersebut hanya menatap kesal pada Kibum yang kini menuju bilik kosong yang tadi digunakan Howon. Howon sendiri juga sudah melangkah ke luar toilet.
        Hanya selang beberapa saat setelah Howon meninggalkan toilet, pintu bilik toilet kembali terbuka. Jungkook yang sedang melanjutkan pekerjaannya tadi, sontak menoleh cepat. Ia menemukan Himchan yang juga sedang melihat ke arahnya. Tentu Jungkook yang lebih terkejut atas pertemuan mereka yang tidak disengaja tersebut.
        “Waah… Kak Himchan udah mulai…” ucapan Jungkook melemah saat Himchan seperti tidak memberikan respon padanya. “Masuk sekolah lagi,” lanjut Jungkook dengan nada pelan. Namun Himchan tetap berlalu begitu saja. “Jadi, Kak Himchan masih hilang ingatan?” Jungkook justru sibuk menebak-nebak seorang diri. Ia bahkan seperti tidak menyadari bahwa pintu bilik ang ditempati Kibum tadi sudah terbuka. Dan bisa dipastikan Kibum mendengar ucapan Jungkook yang terakhir tadi.
        “Apa lo bilang? Himchan bener hilang ingatan?” seru Kibum untuk memastikan. Namun pertanyaannya justru membuat Jungkook terlonjak karena terkejut dan baru menyadari bahwa Kibum sudah memunculkan diri di sana.
        “Lo ngagetin aja sih, Kak!” Jungkook justru melancarkan protes.
        “Jadi lo tau tentang apa yang terjadi pada Himchan kemaren?” tanya Kibum yang sepertinya tidak menghiraukan protes keras dari anak itu. “Cepet ikut gue!” putus Kibum karena Jungkook tidak langsung menjawab pertanyaannya tadi. Ia bahkan sampai menarik paksa pundak Jungkook untuk ikut bersamanya.

***

        Saat bel istirahat ke dua sudah berdentang, Hayoung yang paling pertama melesat ke luar kelas. Bahkan mendahului Victoria. Cewek itu langsung melangkah menuju kelas 3 yang jaraknya tidak terlalu jauh dan hanya dibatasi oleh sebuah kelas kosong antara ke duanya. Ia bahkan tanpa permisi menerobos masuk ke sana. Dan tentu saja tidak ada yang merasa aneh dengan kedatangan Hayoung.
        Meja milik Minhyuk, Hyerim, Seok Jin, dan Sunggyu tampak sudah ditinggalkan penghuni mereka. Juga satu meja paling belakang, satu barisan dengan Hyerin yang sudah tampak kosong. Dan bisa dipastikan Himchan yang duduk di sana karena memang hanya di sana meja yang masih kosong.
        “Kak Taekwoon masuk nggak?” tanya Hayoung pada siapa saja yang berada di sana. Terutama untuk yang berada paling dekat dengan tempatnya berdiri saat ini. Changsub dan Howon.
        “Taekwoon nggak masuk,” teriak seorang cewek yang duduk di barisan paling belakang. Dekat dengan jendela yang mengarah ke koridor. Luna. “Dan lo juga, yang sopan kalo nanya sesuatu sama kakak kelas,” serunya mengingatkan dengan nada sedikit jengkel.
        “Nyantai, Lun. Hayoung kan emang begitu. Atau jangan-jangan, lo masih kesel gara-gara ngeliat Taekwoon jalan sama Hayoung,” ledek cewek yang duduk di meja belakang Jonghyun. Bomi. Cewek itu juga sukses menyulut tawa teman-temannya.
        Dasom, cewek yang duduk di depan Luna juga ikut menertawai cewek itu. Ia bahkan sampai menolehkan pandangnnya ke belakang. “Jadi lo jatuh cinta sama Taekwoon? Jimin mau dikemanain?” godanya.
        “Apaan sih, lo!” Luna tampak jengkel.
        Tanpa diduga, Jimin justru muncul di belakang Hayoung yang masih berdiri di depan kelas 3. Ia menatap heran siswa di sana yang beberapa masih tampak tertawa. Jimin juga sempat mengawasi Hayoung.
        “Nah, kan! Cowoknya dateng,” ledek Bomi yang sudah menyadari keberadaan Jimin.
        “Cieee… dijemput berondong tersayang,” sambar Dasom saat Luna tampak berdiri.
        Hanya Hayoung yang tampak tak peduli dengan keriuhan penghuni kelas 3. Tatapannya justru memandang jauh ke tempat meja Seok Jin berada. Tentu penghuninya sudah tidak ada di tempat. Hayoung kemudian kembali menatap Howon dan Changsub di hadapannya. “Kak Seok Jin tapi masuk, kan?”
        “Biasalah. Sama Minhyuk dan Hyerim paling,” sahut Howon yang langsung disetujui oleh Changsub.
        “Ya udah deh. Makasih ya, Kak.” Setelah itu, Hayoung memilih meninggalkan kelas tersebut.

***

        “Baru hari pertama udah dapet tugas aja,” cela Minhyuk saat ia, Seok Jin serta Hyerim memasuki ruang perpustakaan. Di sana sudah ada Ho Seok, Youngjae, Jinri dan Krystal.
        “Kayak nggak tau Pak Hyunseung aja,” sahut Youngjae yang tampak frustasi dengan tumpukan buku-buku dihadapannya.
        Seok Jin memperhatikan Ho Seok yang dengan terang-terangan menatap kagum pada Hyerim. Dengan jahilnya, Seok Jin mendaratkan tangannya tepat di kepala Ho Seok. “Yang sopan ngeliatin kakak kelas!”
        Tentu saja perbuatan Seok Jin menarik perhatian orang-orang yang berada di sana.
        “Soalnya kak Hyerim cakep banget hari ini,” kata Ho Seok tanpa pikir panjang. Ia bahkan seperti tidak merasa sakit hati dengan perlakuan Seok Jin padanya. “Apalagi kalo nggak lagi pake kacamata begitu. Kan jarang-jarang juga.”
        “Waahh… iya. Kak Hyerim tumben nggak pake kacamata?” seru Jinri.
        “Dirusakin gara-gara ngeliat Himchan.”
        Sontak Hyerim melancarkan pukulan pada lengan Minhyuk. Kebetulan juga cowok itu sedang berjarak tidak terlalu jauh darinya. Mereka juga tak luput jadi bahan tawa yang lainnya.
        Seok Jin tidak sengaja menangkap Krystal yang sedang menggunakan softlens dari balik kaca lipat yang ia bawa. “Lo selama ini pake itu, Krys?”
        “Kak Jin ke mana aja? Aku udah lama pake ini,” sahut Krystal tanpa menoleh karena ia sedang berkonsentrasi memakai softlens di matanya. “Soalnya mataku mins. Dan aku juga males kalo pake kacamata.”
        “Krystal tambah cakep kan, Jin?”
        Seok Jin sontak menoleh malas ke tempat Minhyuk duduk. Terkadang ia kasihan pada Minhyuk. Cewek yang disukai cowok itu justru lebih menyukai kakaknya sendiri.
        Minhyuk mendorong pelan lengan Seok Jin saat cowok itu sudah melepaskan pandangan padanya. “Jangan bilang lo juga suka sama Krystal?”
        “Apaan sih, Min?” seru Seok Jin kesal dengan tuduhan temannya itu. “Krys, itu masih baru ya?” tanya Seok Jin yang sudah tidak ingin merespon reaksi Minhyuk tadi.
        “Lo mau coba pake softlens, Jin?” seru Hyerim dengan tatapan meremehkan. Sangat di luar dugaan jika seseorang seperti Seok Jin menaruh minat pada benda seperti itu.
        Seok Jin hanya memutar bola matanya, kembali kesal. “Buat lo, Rim!” balasnya kemudian. Hyerim hanya tersentak kaget, namun Seok Jin berpura-pura seolah ia tidak melihat reaksi cewek itu. Seok Jin justru menyambar kotak softlens yang masih utuh milih Krystal. “Nanti gue ganti, ya.”
Cowok itu lalu berpindah duduk di meja. Tepat di depan Hyerim. Minhyuk yang seakan mengerti maksud Seok Jin, ikut membantu menahan Hyerim saat cewek itu berniat kabur. Seok Jin sendiri dengan santainya membuka kotak softlens di tangannya.
        “Jin! Lo mau ngapain!” protes Hyerim.
        “Lo nggak mungkin ganti lensa kacamata dalam jangka waktu dekat, kan?” tanya Seok Jin tanpa menoleh. Ia tampak sibuk dengan benda kecil yang kini menempel di ujung jari tengah tangan kanannya. Seok Jin kemudian menatap Hyerim. Sementara tangan kirinya merengkuh leher Hyerim. “Dan sementara lo pake ini.”
        Hyerim sudah menjauhkan wajahnya dari Seok Jin. Ia bahkan sampai memejamkan mata.
        “Kalo sampe hitungan tiga lo nggak buka mata. Gue cium, ya!” goda Seok Jin setengah mengancam. Namun sukses membuat Hyerim menuruti ucapan cowok itu bahkan sebelum Seok Jin sempat berhitung seperti apa yang ia maksud.
        Krystal menatap perlakuan Seok Jin dengan menopang dagu menggunakan salah satu tangannya yang bertumpu di permukaan meja. “Kak Seok Jin bisa kejam juga ternyata,” ujarnya dengan nada datar.
        Tidak terlalu sulit untuk membuat Hyerim menuruti ucapan Seok Jin. Cowok itu bahkan sudah berhasil memasangkan ke dua softlens di mata Hyerim.
        “Jelas nggak ngeliatnya?” tanya Minhyuk penasaran.
        Hyerim masih tampak beberapa kali mengedipkan mata. Ia juga seperti sedang beradaptasi dengan lingkungan melalui matanya. “Ada yang ganjel, Jin! Nggak enak.”
        Belum sempat Seok Jin merespon ucapan Hyerim, seseorang tampak menerobos masuk ke dalam perpustakaan. Dan semua pasang mata langsung menoleh ke tempat Hayoung memunculkan diri.
        “Kak Jin, boleh ngomong bentar, nggak?” pinta Hayoung.
        “Itu Hayoung, ya?”
        Seok Jin menoleh cepat dan mendapati Hyerim menatap lurus ke tempat Hayoung berada. Ia tersenyum puas atas apa yang dilakukannya pada cewek itu. “Jadi bisa liat, kan?” Cowok itu lalu mengusap puncak kepala Hyerim sambil berangsut turun dari atas meja dan berniat menghampiri Hayoung. “Ngobrol di luar, ya.”

        Melihat Seok Jin menerima ajakannya, Hayoung lalu lebih dulu berbalik dan meninggalkan perpustakaan bersama Seok Jin yang berjalan di belakangnya. 

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar