Sabtu, 24 Mei 2014

FC LOVE (chapter 13)


Author              : Annisa Pamungkas (@nniissaa11)
Main Cast          :
·        B2ST/Beast Lee Gikwang
·        Infinite Lee Howon (Hoya)
·        SNSD Im Yoona
·        A-Pink Jung Eun Ji
Support cast     :
·        Other member B2ST/Beast, Infinite and SNSD
·        Yong Hwa, Lee Jonghyun CN Blue
·        Jonghyun, Minho and other member Shinee
·        Member Super Junior, A-Pink, F(X)
Genre               : romance, family, friendship
Length              : chapter

***

        “Eun Ji…” lirih Yoona saat berpapasan dengan cewek itu di koridor sekolah. Kemarin ia memang berhasil melepaskan diri dari sosok Howon. Namun ia tidak tahu jika Howon justru tidak berbuat apa-apa untuk memperbaiki hubungannya dengan Eun Ji.
        “Lo tau, kan? Hoya cowok gue?” desis Eun Ji yang masih merasa kecewa dengan Yoona.
        “Gue tau tapi…”
        “Yoona nggak salah!” sela Howon yang tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapan Eun Ji dan menghalangi Yoona yang kini berada di belakangnya.
        Eun Ji tersenyum pahit. “Kalau emang lo udah nggak mau jadi cowok gue, ngomong baik-baik. Bukan dengan cara kampungan kayak gini.” Eun Ji berkata sedikit kasar sambil melirik tak suka pada Yoona.
        “Lo pikir cara lo nggak kampungan?” balas Howon, namun Eun Ji sudah lebih dulu berbalik dan meninggalkan mereka.
        Yoona yang sudah malas berurusan sama Howon, lebih memilih berbalik dan berniat pergi ke arah yang berlawanan dengan Eun Ji. Namun seseorang sudah lebih dulu menghalangi jalannya “Ini, lagi! Mau apa lo?” serunya kasar. “Janji mau ngehubungin gue, tapi sampe sekarang nggak ada kabar.”
        Howon sontak berbalik dan mendapati Yoona sudah bersama Gikwang di belakangnya.
        “Dari siang nomor lo nggak aktif, Yoon.” Gikwang terdengar membela diri. Dan Yoona tidak berhasil membalas kata-katanya.
        Yoona sendiri sedang tidak ingin berurusan dengan dua cowok tersebut. Ia lebih memilih menghindari ke duanya dengan bergegas pergi dari sana. Howon sudah ingin menyusul, namun Gikwang lebih dulu mencegahnya dengan menghalangi Howon menggunakan tas karton di tangannya. Gikwang bahkan sampai memberikan paksa benda tersebut yang jatuh tepat di dada Howon. Kemudian ia menyusul Yoona pergi dari sana.
        Sesampainya di kelas, Gikwang langsung menuju mejanya dengan harapan ia bertemu Yoona. Namun yang ia dapati justru Yoseob yang kini menempati kursi Yoona.
        “Sorry, Kwang. Ini pemaksaan,” seru Yoseob setengah bersalah sambil menunjuk ke arah meja yang biasa ia tempati bersama Tiffany. Di kursinya tampak ditempati oleh Yoona.
        Melihat itu, Gikwang hanya mampu mendesah pasrah. “Gapapa kok, Seob.” Ia kemudian menghempaskan tubuh ke kursinya.

***

        Sepulang sekolah, Howon sengaja mengulur waktu untuk sampai ke rumah. Ia bahkan tidak pulang bersama Minho dan Sulli seperti biasanya. Cowok itu lebih memilih menumpang bus setelah ia melihat Yoona yang mengendarai motornya melintas di depan halte tempat Howon menunggu sekarang.
        Sesampainya di rumah, suasa yang ia dapati cukup sepi. Howon melangkah masuk tanpa suara. Ia juga sampai melangkah sepelan mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.
        “Ibu nggak akan meninggalkan kalian. Kita tetap akan tinggal di sini selamanya dengan ada atau tanpa kehadiran ayah kalian.”
        Langkah Howon terhenti saat mendengar suara parau ibunya. Saat mengintip dari balik pilar, ia menemukan Minho sedang memeluk Ga In juga Sulli. Namun yang membuat Howon membulatkan mata bukan karena pemandangan di depannya. Melainkan sebuah kaos sepakbola yang berada digenggaman tangan Ga In. Secepat mungkin Howon mendekat dan menyambar benda itu. Benar saja. Ia seragam sepakbola milik Gikwang yang sempat ia pakai.
        “Lo apa-apaan sih, Won!” protes Minho karena ia menganggap Howon telah bersikap tidak sopan pada ibunya.
        Howon tidak mempedulikan Minho. Ia lebih memilih menatap Ga In dan menuntut penjelasan. “Siapa pria bersama Gikwang kemarin?”
        “Won!” desis Minho agar Howon tidak terlalu emosional.
        Howon sontak menatap tajam ke tempat Minho berada. “Gue butuh kepastian tentang bokap kandung gue, Min! Lo liat sendiri kan kejadian dua hari lalu?”
        Sulli berinisiatif memeluk Ga In yang perasaannya kembali terguncang. “Mas, ngomong pelan-pelan sama ibu,” serunya memperingatkan.
        “Bu…” Howon berusaha melunak. “Kalau ibu mau menceritakan semuanya, aku rela bener-bener dilarang bermain bola sampai kapan pun. Aku harus mastiin, Gikwang saudara aku atau bukan. Tapi aku harap memang bukan.”
        Diam-diam, Sulli merasakan hatinya mencelos. Gikwang, pemuda yang ditaksirnya justru dibenci oleh kakaknya sendiri. Dan yang lebih mengkhawatirkan adalah jika Gikwang juga kakaknya.

***

        Di tempat berbeda, Yoona juga tampak baru tiba di rumahnya. Kedatangan cewek itu langsung disambut oleh Doojoon yang sepertinya memang sengaja menunggu di sana. Karena saat Yoona sampai, ia langsung mencegah adiknya untuk memasukkan motor ke dalam halaman rumah.     
“Apaan sih, bang?” protes Yoona.
        “Jonghyun nunggu lo di Phoenix apartmen.”
        Yoona berdecak malas. “Mau ngapain lagi, sih?” keluhnya.
        “Yoon, kalau lo emang udah nggak nyaman sama cara pacaran kalian, lebih baik selesain sekarang juga. Jonghyun besok balik ke Surabaya. Sekarang waktu yang tepat untuk lo temuin dia. Sepupunya bernama Yong Hwa. Lo bisa cari tau sendiri kalau udah di sana,” kata Doojoon panjang lebar.
        Yoona tertegun sesaat. Ia akhirnya mengangguk. Gikwang, Howon, Jonghyun. Masalah ke tiga cowok itu dengannya harus segera terselesaikan satu-persatu. Dimulai dari Jonghyun karena cowok itu akan segera meninggalkan kota ini.
        Dengan memaksakan mood-nya, Yoona kembali meninggalkan rumahnya bahkan sebelum ia sempat masuk untuk sekedar beristirahat sebentar.

***

        “Gimana temen lo, Yong?”
        Yong Hwa menghempaskan tubuh di samping Lee Jonghyun, sepupunya. “Ada-ada aja emang tuh si Sunggyu,” serunya seakan tak habis pikir. Ia memang baru saja dari rumah sakit menjenguk Sunggyu.
        “Besok gue balik ke Surabaya, Yong.”
        Yong Hwa memutar badannya menghadap Lee Jonghyun. “Kok buru-buru banget, sih? Masih liburan, juga!”
        Lee Jonghyun terkekeh karena wajah kecewa Yong Hwa. Jelas saja sepupunya selama ini hampir selalu tinggal seorang diri. Tentu Yong Hwa cukup merasa terhibur saat Lee Jonghyun menemaninya di sana.
        “Gue mau persiapan kuliah, Yong. Gue juga nggak enak lama-lama cuti sama klub bola gue. Lo juga punya klub bola, kan?” Lee Jonghyun mencoba menghibur. Cukup lama mereka terdiam. Sampai akhirnya, Lee Jonghyun kembali bersuara. “Terus, temen lo itu sama siapa di rumah sakit?” tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. Ia juga sambil meraih bantalan sofa di dekatnya.
        “Ada temen gue yang namanya Jonghyun itu loh, Jong. Terus, tadi juga sih lagi ada Myungsoo, adiknya Sunggyu.” Yong Hwa berbicara tanpa mengawasi Lee Jonghyun. Sepupunya itu sedang terpaku karena tak sengaja menemukan selembar foto yang terjatuh saat ia mengambil bantalan sofa tadi.
        “Ini siapa?” tanya Lee Jonghyun. Ia pura-pura tidak mengenal sosok dalam foto tersebut. Namun nada bicaranya cukup menyelidik. Dan tentu tanpa sepengetahuan Yong Hwa.
        Tanpa ada rasa curiga, Yong Hwa meraih foto dalam tangan Lee Jonghyun. “Oh… ini sih gebetannya Gikwang,” serunya cepat. “Pantes aja Gikwang nyariin, ternyata fotonya jatoh di sini,” ujar Yong Hwa lagi dan dengan santainya meletakkan foto Yoona tadi di atas meja kecil di sampingnya.
        “Gikwang?” ulang Lee Jonghyun.
        “Iya, salah satu temen deket gue juga. Dulu kayaknya lo pernah gue kenalin, deh. Itu loh, dia yang ngefans banget sama pelatih bola Im Seulong.” Yong Hwa seperti berusaha mengingatkan Lee Jonghyun akan sosok Gikwang.
        Sekilas Lee Jonghyun memang langsung teringat sosok Gikwang. “Lo kenal sama cewek itu?” tanyanya dengan nada dibuat sesantai mungkin.
        Yong Hwa tampak berpikir sesaat. “Nggak terlalu, sih. Tapi yang gue tahu, dia itu juga deket sama adiknya Sunggyu. Si Myungsoo.”
        Lee Jonghyun hanya bisa meneguk ludahnya mendengar penuturan Yong Hwa tadi. Ia juga tak habis pikir dengan Yoona. Dan tentu saja cerita tentang Gikwang yang dekat dengan Yoona, juga tentang Myungsoo yang juga dekat dengan ceweknya, sukses meracuni otak cowok itu.
        Yong Hwa kemudian tampak berdiri sambil mengibas-ngibaskan bagian leher kaosnya. “Gue mandi dulu ya, Jong. Abis ini kita ke luar cari makan.” Cowok itu kemudian melesat begitu saja tanpa menunggu reaksi apa pun dari Lee Jonghyun.

***

        Yoona baru saja memarkirkan motornya setelah sampai di apartmen yang dimaksudkan oleh Doojoon tadi. Ia kemudian memeriksa ponselnya yang sama sekali belum ia keluarkan dari dalam tas. Dan ternyata apa yang dikatakan Gikwang benar. Ponselnya dalam keadaan mati total. Belum lagi, ia memang tidak memeriksanya dari kemarin setelah frustasi menunggu telepon yang dijanjikan Gikwang.
        Cewek itu terpaksa tetap melangkah masuk dengan mengandalkan satu nama, yaitu Yong Hwa. Cuma itu petunjuknya untuk bisa bertemu dengan Lee Jonghyun, cowok yang masih berstatus sebagai pacaranya.
        Yoona melangkah masuk dan tujuan pertamanya adalah lift. Ada orang yang baru saja masuk dan kemungkinan besar bisa ia tanyai tentang Yong Hwa. Segera saja Yoona menekan tombol ‘buka’ sebelum pintu lift benar-benar tertutup. Dan ternyata orang yang ia lihat masuk ke sana tadi adalah Gikwang. Tentu Yoona sudah tidak bisa kabur karena pintu lift sudah terlanjur tertutup dan ia jugs sudah terlanjur melesat masuk.
        “Kok lo bisa ada di sini, Kwang?” seru Yoona mengalihkan keterkejutannya..
        “Harusnya gue yang tanya,” balas Gikwang santai dan berusaha tak terpengaruh dengan cewek itu. “Gue sama bokap tinggal di apartmen ini,” jelasnya kemudian.
        Yoona hanya tertunduk mendengar pengakuan Gikwang. Ia juga cukup memberi jarak antara ia dan Gikwang. Belum lagi mereka memang hanya berdua.
        “Yoon, gue minta maaf. Meski gue nggak tau salah gue apa ke lo,” ujar Gikwang akhirnya memecah keheningan. Ia juga bahkan tidak berani menatap Yoona.
        “Gue yang harusnya minta maaf. Gue nggak tau kalau hape gue ternyata beneran mati. Dan gue malah nyalahin lo,” sesal cewek itu juga. Meski susah payah ia mengatakan hal tersebut, namun kini akhirnya Yoona merasa lega karena satu masalahnya selesai. Hanya tinggal tentang Lee Jonghyun dan Howon.
        Beberapa saat, hening menguasai mereka. Sampai akhirnya, suara nyaring Gikwang memecahkan suasana. “Kita kelewatan, Yoon!” pekiknya setelah baru menyadari bahwa mereka sudah berada di lantai 8. Padahal apartmen Gikwang berada di lantai 4.
        “Emang apartmen lo di lantai berapa?” tanya Yoona santai.
        “Lantai 4,” Gikwang menjawab cepat. “Lo sendiri, mau ketemu siapa di sini?” tanyanya yang baru teringat ia belum menyanyai hal tersebut.
        Yoona mengusap tengkuknya, gugup. “Nggak tau, Kwang.”
        “Gimana ceritanya lo ke sini? Atau…” Gikwang sengaja menggantungkan ucapannya sambil menatap Yoona pura-pura curiga. “Lo ke sini karena pengen tau apartmen gue, kan?” serunya asal.
        Yoona tersenyum meremehkan. “Narsis banget sih lo! Gue mau ketemu sepupunya Yong Hwa. Lo kenal Yong Hwa?” tanya Yoona akhirnya.
        “Oh,” Gikwang sontak merespon datar. “Maksud lo Jung Yong Hwa?” serunya untuk memastikan ia mengenal orang yang Yoona maksud. “Atau mungkin lo punya fotonya?”
        Yoona menggeleng cepat. “Nggak ada, Kwang. Cuma itu petunjuknya. Atau nggak, lo kasih tau aja tetangga lo yang punya nama Yong Hwa juga. Biar nanti gue yang cari sendiri.”
        “Mending sekalian lo tanya satpam, Yoon.”
        “Yaahh… ya udah deh, yang lo kenal aja.” Yoona akhirnya pasrah dengan keadaan. Karena memang petunjuk yang ia miliki hanya nama. Dan kemungkinan besar, nggak cuma ada satu Yong Hwa di apartmen tersebut.
        “Kalau Yong Hwa temen gue itu lagi ke luar. Baru aja dia SMS gue tadi. Cuma cari makan aja, sih. Dan kalau mau, tunggu di apartmen gue aja dulu. Biar nanti gue suruh Yong Hwa ke apartmen gue,” kata Gikwang memberi masukan.
        “Ya udah, Kwang.” Antara terpaksa dan tidak Yoona menyetujui saran Gikwang. Meski kemungkinannya kecil, ia tetap memilih menunggu di apartmen Gikwang.

***

        “Ke tempat Gikwang dulu, ya? Lo mau ikut atau nunggu di apartmen gue?”
        Lee Jonghyun berpikir sesaat atas pertanyaan Yong Hwa tadi saat mereka baru tiba lagi di gedung apartmen setelah membeli makanan tadi. “Ikut lo aja deh,” ujar Lee Jonghyun akhirnya. Tentu itu semua bukan tanpa alasan. Ia hanya ingin tahu seperti apa cowok yang telah mengagumi pacarnya tersebut.
        Setelah menunggu lift beberapa menit, mereka akhirnya sampai di depan pintu apartmen Gikwang yang berada di lantai 4 tersebut. Yong Hwa berjalan di depan, sementara Lee Jonghyun mengikutinya dari belakang.

***

        Gikwang membukakan pintu apartmennya lalu mempersilahkan Yoona masuk. “Duduk, Yoon. Gue mau ambilin minum dulu,” ujar Gikwang sambil berlalu ke arah dapur.
        “Lo cuma tinggal sama bokap kan ya, Kwang?”
        Gikwang yang baru kembali, hanya mengangguk sebagai jawabannya sambil meletakkan dua minuman kotak di atas meja, lengkap dengan setoples kue kering. “Tapi bokap lagi ke Surabaya, Yoon. Ada tugas. Tapi gue sih ngarepnya dia bisa ketemu sama pelatih sepakbola idol ague, Im Seulong,” serunya bangga diiringi kekehan keras.
        “Im Seulong pelatih Locket Boys?” ujar Yoona untuk memastikan.
        Gikwang melirik dengan tatapan kagum. “Lo tau juga? Gue pikir…” ucapan cowok itu terputus karena suara bel apartmennya. Buru-buru Gikwang bangkit untuk membukakan pintu.
        “Waahh… Yong Hwa!” seru Gikwang penuh semangat.
Sementara di tempatnya berada, Yoona sempat menghentikan kegiatannya sesaat. Namun saat menoleh, ia belum bisa melihat wajah Yong Hwa karena tertutup oleh tubuh Gikwang.
        Yong Hwa sendiri sudah menjulurkan tangannya yang menggenggam sebuah plastik berisi makanan. “Lo pasti belom makan?” tebaknya yang tepat sasaran.
        “Bisa aja lo.” Tanpa ada rasa canggung, Gikwang menerima bungkusan tersebut. “Sepupu lo, ya?” tanyanya perihal seorang cowok yang datang bersama Yong Hwa saat itu.
        Cowok yang dimaksud Gikwang hanya mengangguk. Namun diam-diam, Lee Jonghyun menatap tak suka pada Gikwang.
        “Kalau nggak salah, namanya Jonghyun, kan?” Gikwang menebak dengan cukup antusias. Karena nama cowok itu sama seperti salah satu nama teman dekatnya.
        Tapi tidak untuk Yoona yang setelah Gikwang menyebut nama itu, ia justru langsung tersedak. Yoona bahkan sampai menyemburkan minuman di dalam mulutnya.
        “Yoon, lo gapapa?” pekik Gikwang terdengar khawatir. Ia langsung menghampiri Yoona yang sudah berdiri untuk memberikan cewek itu selembar tissue dari atas meja.
        Sementara di luar, tentu Lee Jonghyun langsung menerobos karena sekilas ia mendengar Gikwang menyebut sebuah nama yang mirip dengan nama ceweknya. Dan ternyata benar. Cewek itu memang Yoona. Nama ‘Yoon’ yang dimaksudkan Gikwang, memang awalan dari nama Yoona.
        Yoona sendiri tampak melebarkan matanya saat mendapati Lee Jonghyun di sana. Ia sambil menahan batuknya yang masih belum reda.
        “Pantes lo dingin sejak gue dateng!” desis Lee Jonghyun dengan bahasa yang sebenarnya sudah tidak pernah ia perdengarkan, terutama untuk Yoona. “Dan kalau lo ada di sini untuk ngasih gue kejutan besar, lo berhasil dengan nilai sempurna!”
        “Lo pikir apa alasan gue dateng ke sini?” balas Yoona.
        Lee Jonghyun hanya tersenyum pahit. “Makasih untuk semuanya, Yoon!” sedetik kemudian, Lee Jonghyun lebih memilih melesat pergi dari sana.
        “Lee Jonghyun!” pekik Yoona, namun tidak langsung mengejar.
        Gikwang sendiri bersama Yong Hwa tampak saling melebarkan tatapan. Tapi tak satu pun dari mereka yang bisa memberikan jawaban. Dan akhirnya, Yoona justru terlihat menyusul Lee Jonghyun dengan langkah pasti. Meski cewek itu tidak terlihat nafsu untuk mengejar.
        Dan setelah Yoona pergi, Gikwang menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. “Apa lo berpikir Yoona punya hubungan khusus sama sepupu lo itu?”
        Yong Hwa mendekat dengan tidak sabar. Ia bahkan sampai duduk tepat di samping Gikwang. “Bagaimana bisa lo berpikir kayak gitu?” desaknya.
        Gikwang mendesah berat. “Yoona ke sini nyari sepupu dari orang yang katanya bernama Yong Hwa. Terus saat gue nyebut nama Jonghyun tadi, Yoona juga ampe keselek. Dan sekarang, dia lagi ngejar cowok itu,” serunya frustasi.
        Yong Hwa hanya mampu menepuk-nepuk pundak Gikwang sebagai tanda simpatiknya. “Sabar, Kwang. Gue juga cuma bisa ngomong gitu.”

***

        Eun Ji yang duduk sendiri di salah satu bangku taman, tampak meremas tali tas karton di tangannya. Saat melirik jam, ternyata baru pukul 3 sore. Sedangkan jadwal yang Yoona berikan untuk bertemu Howon adalah setengah 4 sore. Itu artinya, ia masih harus menunggu selama 30 menit lagi. Namun tampaknya itu bukan menjadi penghalang cewek itu untuk tetap di sana.
        Sementara tidak jauh dari sana, tampak Howon memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Setelahnya, ia menyeberang ke arah taman tempat ia biasa bertemu Yoona untuk mengambil seragam sepakbolanya sebelum berlatih. Dan kenangan-kenangan tersebut masih terekam jelas di benak pemuda itu.
        Dan sudah hampir setengah jam ia berada di sana. Bersandar di pagar pembatas taman. Menunggu seseorang yang tidak pasti untuk ia nanti. Howon bahkan sampai memperhatikan setiap kendaraan yang melintas. Terutama pengguna sepeda dan motor. Juga para pejalan kaki yang tak luput dari perhatiannya.
        Sampai akhirnya, ada seorang pengendara motor yang benar-benar menyita perhatiannya. Pemuda itu membonceng seorang cewek dan perilaku mereka jelas menandakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Cewek itu melingkarkan tangannya ke pinggang si pengendara.
        Namun bukan hal tersebut yang Howon maksud. Melainkan cowok yang mengendarai motor tersebutlah yang menarik perhatiannya. Kibum. Seorang cowok yang membuatnya menjauh dari Eun Ji. Tapi jelas cewek bersama Kibum tersebut bukanlah Eun Ji. Ia sempat melihatnya tadi.
        Jika memang Eun Ji kembali menjalin hubungan dengan Kibum, berarti Kibum yang telah mempermainkan cewek itu. Dan tanpa sadar, pikirannya tersebut membuat Howon mengepalkan tangannya. Ia ikut sakit hati jika itu memang benar terjadi. Hati kecilnya memang masih menganggap Eun Ji. Namun ego yang memaksanya tetap memilih Yoona.

***

        Yoona tetap menyusul Lee Jonghyun dengan langkah santai. Mereka mengarah ke lift. Namun karena keberadaan lift yang masih di lantai 9, Lee Jonghyun membatalkan niat untuk menunggu. Ia lebih memilih melalui tangga. Dan tentu saja Yoona masih senantiasa mengejar.
        “Cowok macam apa yang nggak ngasih kesempatan ceweknya ngejelasin sesuatu,” ujar Yoona seolah menyerang Lee Jonghyun.
        Lee Jonghyun sendiri masih tetap melesat menuruni anak tangga. “Kalau emang lo masih nganggep gue pacar, lantas, apa yang lo lakuin mencerminkan seorang pacar yang baik?”
        “Kalau gitu, berarti lo bisa ngasih keputusan untuk kelanjutan hubungan kita, dong?”
        Kali ini ucapan Yoona sukses menghentikan langkah Lee Jonghyun. Namun Lee Jonghyun sama sekali tidak berbalik. Sementara cewek itu sendiri tetap melangkah turun. Meski terlihat semakin santai.
        “Siapa Gikwang dan siapa Myungsoo bagi lo?”
        Yoona jelas terkejut dengan pertanyaan Lee Jonghyun. Namun ia tetap berusaha setenang mungkin meresponnya. Yoona memejamkan mata untuk menguatkan diri. “Gue nggak akan ngelakuin itu kalau lo nggak melakukannya duluan,” ujarnya sekuat tenaga.
        Lee Jonghyun sempat menolehkan kepalanya. “Jadi, lo akhirnya tau kalau gue dan Dasom…” cowok itu sengaja menggantungkan ucapannya.
        Yoona tak langsung menjawab. Ia tampak menghela napasnya, kasar. “Apa lo nggak ngerasa hubungan kita udah nggak sehat?” Yoona menunggu sampai cowok itu memberikan jawaban. Namun tampaknya tidak. Lee Jonghyun tetap bungkam. “Orang lain mungkin bisa melakukan hubungan jarak jauh. Tapi sepertinya kita bukan termasuk orang-orang yang bisa seperti itu.”
        Cowok itu akhirnya mengalah. Ia berbalik dan menaiki satu tangga untuk bisa lebih dekat dengan Yoona. “Kalau ini yang terbaik, kita harus lakukan.”
        Yoona akhirnya bisa tersenyum lega. “Kita pernah bertemu secara baik-baik. Dan gue ingin perpisahan kita juga dengan cara yang baik.”
        Tanpa berkata-kata, Lee Jonghyun menarik Yoona ke dalam pelukannya. “Cari pacar yang lebih ganteng dari gue,” bisik Lee Jonghyun setengah menggoda yang sukses membuat Yoona mendorongnya dengan kasar.
        “Lo pikir lo ganteng, gitu?” canda Yoona dengan wajah meremehkan membuat Lee Jonghyun terkekeh puas.
        “Kalau cara yang baik itu dengan nganter gue ke bandara, keberatan nggak?”
        “Besok?” seru Yoona menegaskan, dan dijawab anggukan oleh Lee Jonghyun. “Gue kan sekolah, Jong.”
        “Gue berangkat dengan penerbangan terakhir. Jadi, nggak ada alasan untuk sekolah. Oke?” paksa cowok itu. Yoona hanya mengangguk penuh semangat sebagai tanda ia setuju.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar