Kamis, 15 Mei 2014

Oh My School (chapter 5)

“I Found You?”



Author      : N-Annisa (@nniissaa11)
Cast          :
·        Jung Hyerim (A-Pink)
·        Kim Seok Jin (BTS)
·        Kim Himchan (BAP)
·        Jung Taekwoon (VIXX)
·        Lee Minhyuk (BtoB)
·        Krystal Jung (Fx)
·        Oh Hayoung (A-Pink)
Genre       : Life school, teen romance, tragedy
Length      : Chapter

***

        Taekwoon masih saja berekspresi cemberut saat ia bersama Seok Jin mengambil peralatan kebersihan di bawah tangga. Taekwoon tampak masih kesal. Sementara Seok Jin juga ikut kesal karena masih saja disalahkan. Setelah itu ke duanya berjalan menuju lantai 2 sambil membawa peralatan kebersihan di tangan mereka masing-masing.
        “Ada kabar dari Minho, nggak?” Seok Jin memulai pembicaraan karena merasa tak nyaman dengan suasana mereka saat itu.
        “Ada, tapi nggak ada berita mengejutkan baru tentang dia dan Himchan juga tentunya,” jawab Taekwoon. Sejenak, ia seperti melupakan kekesalannya pada Seok Jin.
        “Gue ngerasa ada rahasia besar di Minho. Tapi mungkin dia masih ragu buat ngebongkarnya. Terutama ke kita.”
        “Sama,” ujar Taekwoon cepat. Ia menyutujui ucapan Seok Jin. “Apalagi waktu dia ngaku pura-pura amnesia,” lanjutnya.
        Tanpa terasa, ke duanya tiba di dalam sebuah toilet. Karena terlalu sibuk mengobrol, Seok Jin dan Taekwoon seperti tidak menyadari bahwa di dalam sana sudah ada Jungkook yang berdiri dengan memegang tongkat sebuah alat pel lantai. Siswa kelas 2 tersebut juga menatap lurus pada ke dua kakak kelasnya itu.
        “Kalian ketemu Kak Minho? Kapan? Di mana?” Jungkook bertanya dengan nada datar. Karena ia sulit untuk mengungkapkan perasaannya melalui ekspresi wajah. Bisa dipastikan ini adalah berita besar untuk Eun Ji.
        Bukannya menjawab, Seok Jin dan Taekwoon justru saling melempar tatapan. Karena tatapan Taekwoon yang sangat menuntut sebuah penjelasan, barulah Seok Jin teringat sesuatu.

***

        Himchan yang pertama kali melakukan sit-up. Sementara Hyerim memegangi kaki cowok itu. Pandangan Hyerim sama sekali tak sedikit pun mengarah pada Himchan. Padahal cowok itu tak pernah melepaskan tatapannya ke wajah Hyerim.
        “Gue kangen sama kebersamaan mereka,” bisik Chorong saat Bomi sedang melakukan sit-up. “Andai Himchan nggak lagi amnesia.”
        Mendengar itu, Bomi sontak melirik ke tempat Hyerim dan Himchan berada. Ia bahkan sampai menghentikan gerakannya. “Gue nggak tega kalo mereka ampe pisah,” sahutnya.
        “Bomi! Chorong!” tegur Junhyung yang ternyata mengawasi ke dua cewek itu.
        Sebenarnya bukan hanya Chorong dan Bomi, tapi beberapa siswa yang lain juga sesekali mengawasi keberadaan Himchan dan Hyerim yang berada paling pinggir halaman. Rata-rata mereka berpikiran hampir sama dengan Bomi juga Chorong. Namun sepertinya, Himchan menyadari apa yang terjadi.
        “Apa pernah terjadi sesuatu sama kita?”
        “Hmm?” Hyerim tampak tak siap dengan pertanyaan Himchan. Lalu saat ia menoleh, tepat saat Himchan mengangkat tubuhnya membuat wajah cowok itu sangat dekat dengan wajah Hyerim. Dalam beberapa detik posisi mereka tetap seperti itu. Sampai akhirnya Hyerim menjadi panik sendiri dan tanpa sadar pergerakannya membuat Himchan seperti terdorong. “Kim, maaf!” Hyerim sontak membantu Himchan untuk bangkit.
        “Sekarang tukar tempat!” seru Junhyung mengintruksi.

***

        “Bener kalo ternyata yang kecelakaan itu Kak Minho? Soalnya gue tahu, Kak Himchan amnesia gara-gara digebukin sama… kalian tau anak baru di kelas gue?”
        “Psssttt!” desis Seok Jin. Ia bahkan sampai melesat ke tempat Jungkook berada hanya untuk membungkam mulut cowok itu. Untuk masalah serahasia itu, tidak aman jika dibicarakan sembarangan di sekolah. Taekwoon bahkan sampai memeriksa ke luar toilet.
        “Kenapa lo tiba-tiba nanyain keberadaan Minho?” tanya Taekwoon.
        Jungkook tidak langsung menjawab. Ia justru terdengar menghela napasnya. “Tadi gue ketemu Kak Eun Ji di depan gerbang sekolah.”
        “Lo yakin?” desak Seok Jin untuk memastikan.
        Jungkook tampak mengeluarkan ponselnya. Ia membuka kontak atas nama Eun Ji. “Coba telepon aja.” Jungkook menyodorkan ponselnya ke tengah-tengah antara Seok Jin dan Taekwoon. “Dia justru bilang kalo yang digebukin Sungjae itu Kak Minho, bukan Kak Himchan.”
        Seok Jin meraih ponsel Jungkook, sementara Taekwoon justru tampak mengacak rambutnya, frustasi. “Kenapa bisa gini, sih? Siapa yang berani nuker kasusnya Himchan sama Minho?” keluh Taekwoon. “Jelas-jelas gue liat sendiri kalo Sungjae ngegebukin Himchan.’
        Seok Jin tidak melakukan apa-apa pada ponsel Jungkook. Ia justru mengembalikan benda itu pada pemiliknya. “Kalian tau sesuatu tentang si Sungjae itu?”
        “Tentang apa? Kalo kata Kak Eun Ji, Sungjae suka sama dia. Dan Sungjae kayak berusaha ngerebut Kak Eun Ji dari Kak Minho.”
        “Selain itu.” Seok Jin menggeleng tegas untuk ucapan Jungkook. “Tentang masa lalu, atau tentang keluarganya, mungkin?”
        Jungkook sibuk berpikir. Sementara tangannya memainkan tongkat pel di atas ember berisi pembersih lantai. Namun tidak ada yang berhasil memberikan jawaban.
        “Coba tanya Hayoung!” pekik Jungkook. Taekwoon dan Seok Jin sontak setuju tanpa ada pertimbangan apa pun. Mereka kompak melesat ke luar pintu toilet. Taekwoon dan Jungkook bahkan sampai menelantarkan peralatan kebersihan yang mereka bawa ke sana.

***

        Ho Seok tampak meninggalkan kelasnya. Ia tampak menuju tangga yang menuju lantai atas. Namun cowok itu langsung menghentikan langkah saat mendengar suara langkah-langkah kaki menaiki anak tangga dari arah lantai bawah. Saat menoleh, ia bertemu dengan beberapa kakak kelasnya di kelas 3. Mereka hanya saling sapa. Kibum, Jonghyun, Yongguk, Eunkwang.
        “Mau ke mana lo, Seok?” tegur Howon.
        “Perpus. Ada buku yang mau diambil,” jawab Ho Seok.
        Howon sendiri juga sambil berlalu. Setelah itu akhirnya Hyerim muncul. Cewek itu juga menyadari keberadaan Ho Seok.
        “Baru selesai olahraga?”
        Hyerim tidak hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia juga berhenti dan menghampiri Ho Seok. “Lo nggak cerita apa-apa kan tentang anak baru itu?” Hyerim bertanya dengan nada rendah.
        Ho Seok tidak langsung menjawab karena ia mendapati Himchan muncul bersama Sunggyu. Cowok itu sebisa mungkin langsung menghindari tatapan ke duanya. Terutama Sunggyu yang sudah memberikan tatapan mengancam untuknya. Sementara Hyerim juga tampak menghindari tatapan Himchan. Cewek itu masih teringat kejadian tak terduga saat pelajaran olahraga tadi.
        Diam-diam Hyerim sempat melirik ke arah Himchan yang sudah berlalu. Tak disangka, cowok itu ternyata dalam posisi menoleh ke tempat Hyerim berada juga. Samar-samar Himchan tersenyum tipis untuk cewek itu. Namun Hyerim justru buru-buru mengalihkan pandangannya. Dan itu sukses membuat Himchan sedikit kecewa.
        “Lo gapapa, Kak?” tegur Ho Seok yang tampak sedikit khawatir.
        Hyerim menggeleng untuk mengalihkan perasaan yang sebenarnya.
        “Oiya, Kak Jin udah tau tentang Sungjae?” tanya Ho Seok lagi karena baru teringat pertanyaan Hyerim yang sempat tertunda.
        “Kalo bisa jangan. Gue beban banget kalo dia sama Minhyuk sampe tahu.”

***

        Taekwoon membersihkan toilet guru yang berada di lantai 1. Lalu Jungkook tetap berada di toilet laki-laki di lantai 2. Sementara Seok Jin juga membersihkan toilet di lantai 2, tepatnya toilet khusus untuk anak perempuan. Ke tiganya gagal menjalankan rencana untuk menemui Hayoung karena Hyunseung lebih dulu menampakkan diri di depan pintu toilet laki-laki di lantai 2. Guru tersebut justru membagi-bagi tugas untuk ke tiganya.
        Di sisi lain, Krystal tampak berjalan memasuki toilet. “Astaga Kak Jin! Ngapain di sini?” serunya heboh saat mendapati kakak kelasnya di dalam toilet perempuan.
        Seok Jin hanya menoleh malas. “Bisa liat sendiri, kan?” serunya malas sambil tetap mengepel lantai toilet.
        Krystal sama sekali tidak memprotes apa pun. Ia kemudian berdiri di depan wastafel. Setelah meletakkan barang-barang bawaannya, cewek itu membuka keran untuk mencuci tangan.
        “Untung Kak Jin. Coba kalo yang lain, mungkin udah gue usir dari sini soalnya gue mau pake toilet,” kata Krystal tanpa mengalihkan tatapannya pada cermin besar di dalam toilet.
        Seok Jin meletakkan begitu saja peralatan kebersihannya tanpa merespon ucapan Krystal. Ia kemudian berdiri di samping cewek itu lalu mencuci tangan serta wajahnya. Tanpa meminta ijin terlebih dulu, Seok Jin mencomot beberapa lembar tissue milik Krystal untuk mengeringkan wajah serta tangannya.
        “Gue ganti berapa nih softlens yang dipake Hyerim?”
        Krystal menghentikan kegiatannya yang sedang membubuhkan bedak ke wajah. Saat menoleh, ia mendapati Seok Jin sudah mengeluarkan dompetnya. “Nggak usah,” tolaknya cepat membuat Seok Jin menatap Krystal bingung. “Sebenernya softlens itu nggak bisa kepake sama gue. Minsnya beda.”
        Seok Jin menatap Krystal penuh arti. “Gue traktir minum aja pulang sekolah nanti,” putus Seok Jin akhirnya. Ia tidak ingin memaksa cewek itu. Tapi juga tak ingin berhuntang begitu saja meski Krystal tidak menganggapnya seperti itu.
        “Kalo itu gapapa deh, Kak. Tapi jangan hari ini, besok aja.” Krystal juga terpaksa menyetujui. Ia menatap Seok Jin melalui cermin saat cowok itu memasukkan kembali dompetnya yang kemudian meneruskan ‘kerja sosial’ yang menjadi hukumannya.

***

        “Gue udah mastiin siswa Paradise nggak ngirim perwakilan untuk olimpiade lokal. Gue berhasil mempengaruhi Doojoon.”
        Taekwoon yang mendengar itu dari dalam toilet, sontak menegang. Tentu suara orang itu cukup familiar di telinganya. Ia menjadi panik sendiri sambil mencari-cari sesuatu. Akhirnya tatapan Taekwoon terhenti pada ranselnya yang ia letakkan di ujung wastafel. Dari dalam ransel tersebut ia menemukan sebuah earphone. Buru-buru ia menyambungkan benda itu pada ponselnya lalu ia pasang di telinga.
        “Seenggaknya, Minho yang tahu rahasia ini, udah nggak sekolah di Paradise. Belum lagi, dia juga amnesia.”
        Lagi, suara orang tersebut terdengar. Kali ini diiringi dengan langkah kaki yang semakin mendekat. Taekwoon semakin berpura-pura tidak mendengar seolah ia sedang asik mendengarkan musik. Sesekali Taekwoon juga terdengar bersenandung pelan. Cowok itu juga mengepel lantai dengan posisi membelakangi pintu masuk.
        “Sungjae nggak tau apa-apa. Dia aman ada di sini dan….” Ucapan orang tersebut terhenti seketika. Tentu karena ia mendapati sosok Taekwoon di sana.
        Sementara Taekwoon sendiri semakin pura-pura tenggelam dengan lagu yang ia dengarkan. Padahal itu semua tidak terjadi. Taekwoon sama sekali tidak sedang mendengarkan musik. Ia sendiri juga sudah menyadari ada seseorang di belakangnya.
        Taekwoon bahkan sampai menjadikan gagang pel seperti layaknya standing mic untuk memaksimalkan aktingnya. Namun tetap ia tidak melupakan ‘kerja sosial’-nya. Taekwoon mengepel sambil melangkah mundur. Seolah terjadi ketidak sengajaan, Taekwoon menabrak tubuh seseorang di belakangnya.
        Taekwoon buru-buru berbalik dengan tatapan merasa bersalah sambil melepas earphone di kedua telinganya. “Maaf, Pak…” ucapannya terputus karena seseorang yang berada di sana tidak seperti apa yang ia pikirkan.
        “Saya cuma mau mastiin kamu ‘kerja sosial’ dengan benar,” kata Hyunseung sambil memeriksa pekerjaan Taekwoon.
        Sementara Taekwoon hanya menatap Hyunseung intens dengan tatapan datar dan sulit diartikan. “Nggak mungkin Pak Hyunseung bisa niruin suara orang lain,” desisnya dalam hati. Antara percaya dan tidak dengan apa yang ia saksikan.
        “Lanjutin besok, ya.” Hyunseung kemudian balik badan sebelum akhirnya meninggalkan Taekwoon di sana seorang diri.
        Untuk beberapa saat, Taekwoon masih mematung di tempatnya. Banyak pertanyaan yang sulit terpecahkan di kepalanya. Hingga setelah beberapa menit Hyunseung meninggalkan toilet, Taekwoon seperti baru tersadar. Ia harus segera meninggalkan tempat itu. Tentu ia juga membawa serta peralatan kebersihan yang tadi ia bawa.

***

        Krystal sudah tampak membereskan peralatan make-up nya. Namun ia tidak buru-buru meninggalkan tempat itu. Krystal masih mengawasi pekerjaan Seok Jin dari dalam cermin sambil memikirkan sesuatu. Ternyata secara tidak sengaja ia melihat suasana pelajaran olahraga anak kelas 3 dari jendela lantai 2 gedung A. Tepat saat Himchan dan Hyerim menjadi 1 kelompok untuk melakukan sit-up secara bergantian.
        “Lo berarti nggak liat Kak Himchan dan Kak Eun Ji pas pelajaran olahraga tadi, dong?”
        Seok Jin berhenti sejenak. Ia juga sempat menghela napas, kasar. Seok Jin kemudian menegakkan badan. Saat ia menatap Krystal, cewek itu juga sedang memutar badan untuk menghadapnya.
        “Gue bahkan belum ketemu Hyerim hari ini,” seru Seok Jin yang tampaknya tidak terlalu menangkap maksud ucapan Krystal yang sebenarnya.
        Krystal dan Seok Jin kemudian saling diam untuk beberapa saat. Seok Jin meneruskan pekerjaannya. Sementara Krystal sesekali melirik Seok Jin. Seperti ingin mengatakan sesuatu, namun cewek itu tampak masih cukup ragu.
        “Oiya, Hayoung masuk, kan?” tanya Seok Jin akhirnya. Memecah keheningan.
        “Iya, ada kok.”
        Seok Jin hanya mengangguk. Ia kemudian berniat meninggalkan tempat itu setelah membereskan peralatan kebersihannya.
        “Kak Jin,” cegah Krystal. Setelah Seok Jin menanggapinya, cewek itu juga tak buru-buru berkata apa pun. “Lo… punya perasaan ya ke Kak Hyerim? Jujur?”
        Ditanya seperti itu, Seok Jin membeku. Benar-benar terkejut dengan pertanyaan Krystal. “Kenapa lo bisa ngomong gitu?”
        Krystal kembali tak langsung menjawab. Ia mendesah pelan. “Gue curiga, Ho Seok kayaknya bener-bener punya perasaan ke Kak Hyerim.”
        Seok Jin tampak terkekeh pelan. “Itu juga semua orang udah tahu,” ujarnya seperti kurang sependapat dengan Krystal.
        Krystal sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataan Seok Jin. Ia tetap menatap lurus pada cowok di hadapannya. “Hampir sama kayak cara lo memperlakukan Kak Hyerim,” ucap Krystal yang sukses membungkam mulut Seok Jin. Cowok itu sontak berhenti tertawa. “Bener, kan?” ulangnya.
        Seok Jin menyembunyikan perasaannya melalui senyuman. “Belum saatnya lo tau, Krys.” Seok Jin berujar penuh misteri. Ia lalu berjalan ke luar sebelum Krystal menanyai atau lebih parahnya mencurigai hal lain lagi.

***

        “Jin!” seru Taekwoon buru-buru. Ia bahkan sampai menarik Seok Jin dengan tidak sabar untuk segera meletakkan peralatan kebersihan di bawah tangga. Taekwoon juga sampai membantunya. “Jungkook!” Taekwoon juga kembali berseru saat adik kelasnya itu muncul.
Setelah mereka mengembalikan seluruh peralatan kebersihan, ketiganya segera melesat ke lantai atas. Taekwoon yang tampak memimpin. Saat baru tiba di lantai 2, Taekwoon menarik dua temannya langsung menuju tangga yang mengarah ke lantai 3. Mereka mengintai dari balik sebuah tembok yang membatasi tangga. Junhyung tampak memasuki ruang kelas 2.
        “Kita ngapain ngintipin Pak Junhyung gini, sih?” protes Seok Jin dengan saura rendah.
        Taekwoon menoleh ke belakang tempat dua temannya berada. Namun ia tidak mengatakan apa-apa. Taekwoon justru kembali mengawasi Junhyung yang kini berjalan menjauh dari ruang kelas 2.
        “Waahh… kelas gue ada pelajaran olahraga, nih. Gue ganti baju dulu, ya!” kata Jungkook yang bahkan sudah memunculkan diri dari balik tembok. Namun buru-buru Taekwoon menarik ransel Jungkook sebelum cowok itu semakin menjauh. “Apaan lagi sih, Kak?” protesnya.
        “Kalo emang lo bener ketemu Eun Ji, jangan sampe ada orang lain lagi yang tau. Kabarin Eun Ji juga supaya dia jangan munculin diri di sekolah. Nanti kita cari waktu buat ketemuin dia sama Minho,” jelas Taekwoon.
        “Terjadi sesuatu, ya?” tanya Seok Jin sambil menatap Taekwoon penuh curiga.
        Taekwoon tidak menyangkal apa lagi membenarkan tebakan Seok Jin. Ia hanya mengibaskan tangan sebagai isyarat agar mereka ke luar dari tempat ‘persembunyian’ mereka.

***

        Minhyuk baru kembali dari mengganti pakaiannya sambil berkata pada Hyerim, “Jin belom dateng?”
        Hyerim lebih dulu memastikannya dengan menoleh ke tempat kursi Seok Jin berada. “Ke mana sih tuh anak?” gumamnya cemas. Cewek itu kemudian memeriksa ponselnya. Namun tidak ada pesan masuk atau panggilan tak terjawab dari nomor siapa pun. Terutama nomor Seok Jin. “Jin nggak ngabarin apa-apa?” tanyanya saat Minhyuk sudah duduk.
        Minhyuk ikut memeriksa ponselnya. Dan hasilnya pun serupa. Nihil. “Nah, tuh dia,” seru Minhyuk membuat Hyerim sontak menoleh.
        Cewek itu tampak mengukir senyum saat mendapati sahabatnya itu muncul bersama Taekwoon. Hyerim bahkan sampai rela menghampiri Seok Jin. Seok Jin sendiri juga terlihat sumringah kedatangannya disambut oleh Hyerim.
        “Lo ‘kerja sosial’ ya?” tebak Hyerim melihat wajah lesu dan pakaian Seok Jin yang terlihat sedikit berantakan.
        “Gapapa kok, Rim. Gue duduk dulu, ya?”
        Hyerim mengangguk cepat. Sementara Seok Jin langsung melangkah menuju kursinya bersama Dongwoo di dekat jendela. Cowok itu menghempaskan tubuhnya yang cukup lelah.
        Di tempat berbeda, kedatangan Taekwoon juga disambut beberapa temannya. Terlebih, ini adalah hari pertamanya kembali ke sekolah. Cowok itu juga menghempaskan tubuh lelahnya ke kursi di samping cewek bernama Dasom.
        “Gue kira lo pindah sekolah, Taek?”
        Taekwoon tersenyum penuh misteri menanggapi ucapan Dasom. “Lo takut kehilangan gue kan, Das?” godanya diimbangi dengan lirikan nakal pada teman semejanya tersebut.
        Dasom justru hanya terkekeh mendengarnya.
        “Gimana pedekatean lo sama si Jinki?”
        “Weits, sukseslah.”
        Taekwoon menatap Dasom penuh antusias. “Jadian, dong? Traktir makan bisa kali? Gue aja, deh.”
        “Gampanglah,” kata Dasom pendek. “Oiya, kenapa lo telat? Kena ‘kerja sosial’-nya Pak Hyunseung, ya?” tebak cewek itu. “Kasian temenku tersayang.”
        “Gitu deh, Das.” Taekwoon berujar malas. “Kalo gue sendiri sih pasti lolos. Nah, gue sama Jin. Dia kan nggak biasa manjat tembok kayak gue,” cerita cowok itu.
        “Tumben Jin telat? Sejarah loh itu.”
        “Nggak tau tuh anak lagi kenapa?” seru Taekwoon sambil mengangkat ke dua bahunya.

***

        “Sampai bertemu di pelajaran berikutnya. Selamat siang…” pamit Victoria setelah mengakhiri pelajaran di kelas 2.
        “Siang Buuu…” sahut para siswa kelas 2 tersebut.
        Satu-persatu dari mereka mulai mengeluarkan bekal makanan mereka. Sebagian ada yang tetap tinggal di kelas. Dan beberapa ada yang meninggalkan kelas untuk menikmati makanan mereka di tempat berbeda. Terutama Jimin yang tentu saja langsung melesat menuju ruang kelas 3.
        Namun tidak untuk Jungkook. Cowok itu tetap meninggalkan mejanya, lalu melangkah ke tempat Krystal berada hanya untuk meminta selembar tissue milik cewek itu.
        “Gue minta,” ujarnya. Bahkan setelah ia sudah mengambil tissue tersebut. Jungkook kemudian memilih melangkah menuju jendela yang mengarah ke luar gedung. Tepat menghadap ke arah pintu gerbang sekolah.
        Jungkook membuka lebar jendela kelasnya hingga memungkinkan angin berhembus kencang ke dalam. Menerbangkan anak rambut cowok itu. Jungkook memang sengaja melakukan itu. Ia bahkan sampai mengendurkan dasinya yang semula sudah cukup berantakan. Tentu akibat ‘kerja sosial’ yang menguras tenaga.
        Jungkook menatap lurus ke arah gerbang sekolah. Ada yang yang sukses menarik perhatiannya. Seseorang berpakaian serba hitam juga topi, dengan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Rambutnya yang panjang kecoklatan dan bergelombang menegaskan kalau orang tersebut adalah seorang perempuan.
        “Mirip sama…”
        Mendengar suara seseorang yang begitu dekat, Jungkook sontak menoleh dan mendapati Hayoung di sana. Namun cewek itu tidak terlalu mempedulikan Jungkook.
        “Astaga!” pekik Hayoung. Ia bahkan sampai membekap mulutnya sendiri. “Itu Kak Eun…” ucapan Hayoung terputus karena Jungkook membungkam mulutnya sebelum cewek itu menyelesaikan ucapannya.
        “Ppsstt!” desis Jungkook setengah panik.
        “Apaan sih, Jung!” protes Hayoung yang sudah mendorong paksa tubuh Jungkook untuk menjauhinya. Cewek itu masih penasaran dengan cewek mencurigakan yang ia lihat.
        “Mending kita liat langsung ke bawah,” putus Jungkook yang mencurigai jika Hayoung penasaran dengan cewek tersebut.
        “Jung!” protes Hayoung karena Jungkook menarik tangannya dengan sedikit paksaan.
        “Eh, Jungkook! Mau di bawa ke mana tuh temen gue?” teriak Krystal. Namun ia tidak mengejar ke duanya. Jungkook sendiri juga seperti tidak mendengar suara Krystal.

***

        “Jin!” seru Hyerim.
Saat Seok Jin menoleh, Hyerim menggerakkan kepalanya seperti memberi isyarat agar cowok itu mengikutinya ke luar. Seok Jin sendiri langsung bangkit. Tak lupa ia membawa bekal makanannya.
        “Jin, jangan lupa lo dapet jadwal piket hari ini,” kata Chorong mengingatkan saat Seok Jin baru saja melintasi mejanya.
        Hyerim dan Minhyuk sudah berdiri menunggu. Dan mereka juga mendengar apa yang dikatakan Chorong pada Seok Jin. “Hari ini gue aja yang gantiin Jin,” kata Hyerim. “Jin masih harus ‘kerja sosial’ soalnya,” lanjut cewek itu sebelum Seok Jin sempat memprotesnya.
        Benar saja, Seok Jin memang sudah ingin memprotes. “Tapi, Rim…” ucapan cowok itu terputus karena Minhyuk sudah lebih dulu memaksanya untuk ikut pergi bersama.
        “Istirahat jam ke 2 ya, Rim.” Chorong mengingatkan.
        Hyerim mengangguk semangat sebelum akhirnya Minhyuk merangkul cewek itu. Sementara Seok Jin mengikuti ke duanya dari belakang. Dan diam-diam, Himchan tampak mengikuti. Namun sama sekali tidak ada yang mengetahui apalagi mencurigai cowok itu.
        Tapi ternyata salah. Masih ada Taekwoon. Dan hanya dia yang sudah mencurigai gelagat Himchan sejak tadi. Namun ia tidak berniat ikut campur.

***

        Hayoung sudah tidak melakukan protes apa pun lagi saat ia dan Jungkook sudah tiba di depan pagar sekolah. Cewek tadi masih berada di sana. Dan saat melihat Jungkook dan Hayoung muncul, ia seperti memang sudah menunggu ke duanya. Namun Jungkook yang memilih melewati gerbang tersebut dan mencari tempat yang sedikit aman untuk mereka bisa bicara.
        “Kak Eun Ji ngapain masih di sini?” tegur Jungkook saat mereka sampai di gang samping sekolah. Cukup kesal karena kemungkinan rencana yang ia bangun bersama Seok Jin dan Taekwoon akan sia-sia begitu saja.
        Eun Ji tampak membuka masker dan topinya, membuat Hayoung menatapnya tak percaya.
        “Ya ampun, bener Kak Eun Ji?” seru Hayoung. Dan sedetik kemudian ia bahkan sudah berhamburan memeluk Eun Ji. “Kyaaa… aku kangen banget sama kakak.”
        “Aku juga Hayoung sayang,” balas Eun Ji setelah pelukan mereka terlepas.
        “Kakak ke mana aja?”
Stop!” lerai Jungkook sebelum Eun Ji membalas pertanyaan Hayoung. “Kangen-kangenannya nanti aja!” Jungkook menatap serius keduanya. Terutama untuk Eun Ji. “Kalo kakak mau bener-bener ketemu Kak Minho, kakak turutin ucapan gue. Jangan munculin diri di sekolah ini. Nanti gue, Kak Jin dan Kak Taekwoon bakal ngatur kalian untuk ketemu. Soalnya Kak Minho udah nggak sekolah di sini.”
        Mendengar itu, Eun Ji sontak menatap Jungkook seakan penuh harapan. “Bener ya, Jung?”
        “Iya. Sekarang pulang, ya?” kata Jungkook lembut sambil mendorong pelan pundak Eun Ji.
        Jungkook dan Hayoung hanya menatap punggung Eun Ji yang semakin menjauh. Setelah Eun Ji benar-benar pergi, barulah Jungkook mengajak Hayoung kembali ke dalam sekolah.
        “Gue belom minta nomornya Kak Eun Ji!” seru Hayoung sedikit panik. Ia sudah membalikkan badan dan bersiap untuk kembali ke luar untuk mengejar Eun Ji. Namun Jungkook lebih cepat untuk mencegahnya.”
        “Gue udah punya, kok. Nanti gue kasih di kelas,” kata Jungkook cepat-cepat.

***

        “Tatapannya berbeda saat dia menatap Minhyuk dan Jin meski mereka sangat dekat. Dan senyumannya seperti sangat kurindukan. Akh, tidak. Tapi suasana seperti itu.”
        Himchan menatap lurus tiga orang di hadapannya sambil membawa kotak bekalnya di tangan. Tanpa sadar, ia mengukir senyum samar. Bukan hanya untuk Hyerim. Tapi untuk ketiganya juga.
        Hyerim, Seok Jin, dan Minhyuk masih belum menyadari jika Himchan ada di belakang mereka. Ketiganya sibuk berbincang seru. Mereka juga akhirnya tiba di koridor lantai 4 tempat mereka biasa menikmati makan siang.
Saat sampai di sana, Minhyuk tampak menyerahkan jas sekolahnya yang hanya ia sampirkan di lengan pada Hyerim sebelum cewek itu duduk. Tentu untuk menutupi rok pendek Hyerim saat duduk di lantai. Mereka masih menertawakan sesuatu.
        “Lo masih pake softlens dari Krystal itu, ya?” tanya Minhyuk seolah ia baru menyadari hal tersebut. Padahal sejak pagi ia sudah bersama-sama cewek itu.
        “Lumayanlah, Min. Buat gantiin kacamata gue.” Hyerim kemudian melirik Seok Jin. “Dan gue berterima kasih yang sebesar-besarnya untuk Jin.”
        Seok Jin sudah ingin duduk, namun ia membatalkan niat karena merasa ada sesuatu yang janggal sejak ia tiba di sana. Dan saat menoleh, ia terkejut mendapati Himchan berdiri di sana. Suasana pun sontak berubah sepi. Tentu karena Minhyuk dan Hyerim juga sama terkejutnya melihat keberadaan Himchan.
        Himchan sendiri hanya mampu tersenyum canggung. Cukup lama suasana hening bertahan. Sampai akhirnya Himchan sendiri yang mencairkannya. “Hai…” ujarnya masih terdengar canggung. “Boleh gabung, kan?”


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar