Jumat, 07 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 2)



Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yong Hwa (CN Blue)
Genre               : romance
Length              : part

@@@

        “Luhan, apa yang kau lakukan?” tegur Doojoon karena Luhan baru saja membentur tubuhnya dari belakang saat ia dan Hye Ra telah berhadapan dengan Siwan dan Joon.
        “Sudahlah,” lerai Joon sebelum kembali terjadi kerusuhan. Lalu tatapannya terhenti pada Hye Ra. “Bukankah kau yang tadi sore?” Tanya Joon yang ternyata masih mengingat gadis itu.
        “Maaf, hyung,” seru Doojoon menengahi antara Joon dan Hye Ra, karena ia tau bahwa gadis bersamanya masih memiliki kekesalan pada Joon. Lagi pula ia harus menepati janjinya untuk mempertemukan Hye Ra dengan Siwan. “Hyung, bisa kau berfoto dengan kekasihku?” Tanya Doojoon pada Siwan sambil mengeluarkan ponselnya.
        Luhan menatap Doojoon kesal. Mungkin hanya dia yang tidak menyetujui hubungan hyung tersayangnya itu dengan gadis yang menurutnya selalu mencari masalah padanya.
        “Tentu,” seru Siwan yang tak keberatan dengan permintaan Doojoon. “Anggap saja ini juga permohonan maafku padamu.”

@@@

        Joon menenggak minumannya seorang diri di meja bar. Tak jauh di belakangnya, tampak Hye Ra yang tak ingin membuang kesempatan sedikitpun untuk bisa berinteraksi lebih jauh dengan member ‘Blue Flame’ favoritnya itu. Apalagi, Siwan adalah orang yang sangat ramah, tak terkecuali dengan para fans.
Di sana Doojoon juga ikut menemani meski beberapa kali keberadaannya sedikit terabaikan oleh Hye Ra dan Siwan. Sedangkan Luhan, ia sejak tadi diam dan cemberut karena Doojoon juga mengabaikan keberadaannya. Ia juga telah mencoba menarik perhatian Doojoon, namun Hye Ra selalu menyadari itu dan merebut kembali perhatian Doojoon sebelum Luhan mendapatkannya.
        “Hyung, hentikan!” tegur Nichkhun yang tiba-tiba muncul dan merebut gelas dalam tangan Joon dengan paksa. “Kapan kau akan berhenti mabuk!” ujarnya memperingatkan.
        Joon menatap Nichkhun tajam bercampur kesal. “Periksa dulu sebelum menuduhku mabuk!” balas Joon tak terima. Ia lantas merebut kembali gelasnya lalu mendekatkan ujung gelas ke arah hidung Nichkhun.
        Seperti penasaran, Nichkhun berulang kali memeriksa aroma yang menguar dari dalam gelas. “Ini apa, hyung?” Tanya Nichkhun. Ia bahkan sampai mencicipi rasa dari air yang berwarna bening itu.
        “Menurutmu?” Joon balas bertanya. Ia malas untuk menjelaskannya.
        Nichkhun tampak berfikir. “Kenapa seperti air mineral biasa?”
        “Itu memang hanya air mineral, bukan alcohol!” seru Joon kesal.
        Nichkhun yang merasa bersalah, mengusap tengkuknya. “Maaf, hyung. Habisnya, caramu minum tadi mirip saat kau tengah mabuk,” ujar Nichkhun beralasan. “Tapi kau baik-baik saja kan, hyung?” Tanya Nichkhun khawatir sambil menatap Joon lekat-lekat.
        Joon yang merasa tak nyaman di tatap seperti itu, mendorong wajah Nichkhun untuk menjauh. “Aku baik-baik saja, sudah sana pergi.”
        Nichkhun menghela napas panjang sebelum meninggalkan Joon seperti apa yang diinginkan leadernya itu. Namun baru beberapa langkah saja, Nichkhun segera berbalik dan mendekati Joon kembali.
        “Atau jangan-jangan, hyung sedang jatuh cinta?” seru Nichkhun mulai berspekulasi dan sukses membuat Joon salah tingkah.
        “Apa maksudmu?”
        Nichkhun tak kuasa menahan tawanya melihat ekspresi lucu Joon saat tengah tersudutkan. “Oke, kita tunggu saja,” ujar Nichkhun seperti masih menyembunyikan pikirannya. Lalu ia berbalik dan meninggalkan Joon seorang diri di sana masih sambil tertawa.
        Joon menghabiskan sisa minumannya dan memutuskan untuk tidak terlalu ambil pusing atas apa yang baru saja dikatakan Nichkhun untuknya.

@@@

        Siwan menikmati makan malam hanya satu meja dengan Luhan. Doojoon dan Nichkhun entah di mana bersama kekasih mereka. Sedangkah Joon, masih sendirian di meja bar. Tiba-tiba saja Siwan membanting sendok dan garpu ke atas piring sehingga membuat Luhan terlonjak hingga tersedak. Merekapun langsung menjadi pusat perhatian.
        Luhan segera menenggak minumannya. “Hyung, apa yang kau lakukan?” protesnya namun tak di gubris oleh Siwan.
        Siwan melirik pelayan yang berada di dekatnya. “Panggilkan koki yang memasakkan ini!” perintah Siwan dan tak ingin di bantah.
        Luhan menatap Siwan bingung. “Apa makanannya tidak enak?” tegur Luhan dan tangannya sudah hampir meraih ujung sendok milik Siwan untuk mencicipi makanan itu sebelum akhirnya di tepis oleh sang pemilik.
        “Kalau makanannya enak, aku tidak akan seperti ini!” kata Siwan ketus.
        Tidak biasanya Siwan seperti itu. Dari pada menjadi korban berikutnya, Luhan lebih memilih menyingkir bersama makanan dan minumannya.
        Tak lama seorang gadis yang menjadi koki di acara malam itupun muncul. Tanpa menoleh, Siwan hanya memerintahkannya untuk duduk.
        “Maaf tuan…” seru seorang pria, menejer restoran hotel di sana.
        Siwan langsung mengangkat tangannya sebagai tanda pria itu untuk tidak bicara. Lalu mengibaskan tangannya agar pria itu pergi. Setelah perintahnya dituruti, Siwan melirik gadis itu yang masih berdiri dengan tatapan tajam.
        “Bukankah aku menyuruhmu duduk?” Tanya Siwan dingin.

@@@

        Di tempat lain, Joon menyuruh seorang pelayan untuk mematikan tayangan televisi yang terdekat dari tempat ia duduk. “Apa mereka tidak memiliki pembaca berita lain?” cibirnya karena saat itu, televisi masih menayangkan acara berita di mana Han Yoo, kekasih Luhan, yang menjadi pembaca beritanya.
        “Apa kau yang menyuruh mematikan tivi?” tegur Luhan yang kini sudah duduk di samping Joon lalu melanjutkan acara makannya yang sempat sedikit terganggu.
        Joon melirik Luhan tanpa rasa minat. “Aku bosan melihat pembaca beritanya,” serunya santai dan sontak saja membuat Luhan melotot.
        “Kenapa semua orang aneh sekali malam ini?” kesal Luhan sambil menusukkan garpu ke dalam makanannya seperti sedang membunuh hewan. “Tadi Siwan hyung, dan sekarang kau!”
        Joon malah tersenyum pahit mendengar ucapan Luhan. “Kau ini bodoh atau apa? Siwan hanya ingin mendekati si chef cantik itu.”
        Secepat kilat Luhan melirik ke belakang tempat ia meninggalkan Siwan. Terlihat jelas, hyungnya sedang bersama seorang gadis berpakaian seperti chef.
        Di sisi kanan Joon, tampak Nichkhun yang sedang menikmati kebersamaannya dengan sang kekasih, Minjung. Tak lama Luhan kembali membalikkan badan membuat pandangan Joon ke arah Nichkhun tertutup oleh kepala Luhan.
        Bosan karena sudah sering melihat wajah Luhan, Joon memutuskan untuk menoleh ke arah lain. Kali ini matanya menangkap sosok Doojoon bersama Hye Ra. Kini gadis itu sudah melepas heelsnya dan duduk bersila di sofa. Mereka tampak akrab dan selalu bercanda seperti seorang teman. Sangat kontras dengan suasana romantis yang terjadi di meja Nichkhun.
        Joon tak ingin berlama-lama menyaksikan itu. Iapun menghela napas pasrah. Nyatanya hanya dia yang belum merasakan kebahagiaan bersama seorang kekasih. Joon hampir saja ingin membuka ponsel hanya untuk melihat foto Yoona, seorang gadis yang sudah menyita perhatiannya beberapa tahun belakangan. Namun segera ia membatalkan niat. Sudah cukup terlambat jika ingin bersama gadis itu.

@@@

        Hye Ra menghentikan langkah karena ia menyadari Doojoon masih mengikutinya di belakang. “Mau apa lagi?”
        “Aku hanya ingin mengantarmu pulang,” jawab Doojoon santai.
        “Tak udah sok baik padaku,” balas Hye Ra malas.
        “Biar bagaimanapun, kau sudah menyelamatkanku hari ini. Ayo cepat,” paksa Doojoon yang kini bahkan sudah menarik tangan Hye Ra.
        “Anggap saja kita sudah impas karena kau juga telah menepati janji untuk mempertemukanku dengan Siwan.”
        Doojoon berhenti dan menatap Hye Ra datar. “Apa aku ini bukan sahabatmu?” sebelum Hye Ra menjawab, Doojoon sudah lebih dulu menariknya.
        “Jangan bawa-bawa nama sahabat!” protes Hye Ra sambil bersusah payah berlari sambil menggunakan heels.
        “Jangan cerewet!” balas Doojoon yang kini sudah bersikap nekad dengan menggotong tubuh Hye Ra sampai mobil meski gadis itu terus memberontak minta diturunkan.

@@@

        Dua hari setelah malam itu. Pagi ini Hye Ra bangun dan langsung ke luar dari kamar apartmennya yang langsung menuju ruang tivi. Mata gadis itu membulat sempurnya saat melihat kaki seseorang yang melebihi panjang sofa, menjuntai ke bawah.
        Buru-buru Hye Ra mencari sapu sebagai alat untuk mempertahankan diri jika orang tersebut ternyata seorang maling, perampok, penjahat atau apalah sejenisnya.
        Hye Ra sudah mengangkat sapunya tinggi-tinggi dan… hap! Tepat waktu saat orang itu bangkit dan dengan mudah menangkap gagang sapu yang dilayangkan Hye Ra padanya.
        “Apa kau ingin membunuh kakakmu sendiri?” sindir pemuda itu sambil melempar sapu tadi menjauh darinya.
        “Minho oppa!” pekik Hye Ra histeris lalu memeluk dan menjatuhkan diri ke atas pemuda itu hingga kembali berbaring ke atas sofa.
        “Kau berat!” keluh Minho sambil berusaha menyingkirkan tubuh Hye Ra yang menindih tubuhnya.
        “Kapan kau datang? Bukankah kau masih di Jepang? Dan bagaimana caranya kau bisa masuk ke dalam?” cecar Hye Ra bertubi-tubi.
        “Tanyakan satu-persatu.” Minho hanya mendengus kesal namun Hye Ra tetap tersenyum jahil. Kini gadis itu duduk di samping Minho. “Aku baru pulang semalam. Karena apartmenku masih jauh, jadi aku lebih memilih untuk ke sini. Dan apa kau pikir aku tidak tau nomor password kamarmu? Tapi sepertinya, kau tidak terlalu senang jika aku ada di sini?” goda Minho pura-pura sedih. Terlebih atas sambutan yang diberikan Hye Ra padanya.
        Hye Ra buru-buru mengibaskan ke dua tangannya. “Tidak tidak tidak,” sergahnya. “Aku hanya terlalu terkejut kau datang.”
        Minho tampak mengangguk tanda ia menerima alasan adiknya itu.
        “Oiya, oppa.” Minho sedikit menoleh saat Hye Ra tampak bersemangat. “Dua hari lalu aku berhasil bertemu Siwan. Kau tau kan kalo Siwan itu…”
        “Kau sekarang jadi fangirlnya Siwan?” Minho memotong ucapan adiknya dengan tatapan menyelidik dan sukses melenyapkan senyuman di bibir Hye Ra. “Bukankah selama ini kau memendam perasaan pada Doojoon? Lalu kekasihmu?”
        “Apa kau tidak bisa membedakan arti kagum dan cinta?” omel Hye Ra karena Minho salah mengerti maksudnya. “Dan kalau yang kau maksud Yong Hwa, aku tidak tau keberadaannya sekarang.”
        “Oke, maaf.” Minho langsung menyadari kesalahannya. “Oiya, kalau tidak keberatan, aku masih ingin di sini sampai sore.”
        “Terserah kau saja. Tapi aku harus kuliah.”
        “Tidak masalah,” ujar Minho sambil mengacak lembut rambut adiknya.

@@@

        Luhan menyeret dua kantung plastic besar berisi hadiah-hadiah dari para fans dengan berbagai ukuran. Ia membawanya sampai ruang tengah dorm. Saat itu semua member ‘Blue Flame’ ada di sana dan sedang bersantai sambil berkutat dengan kesibukan masing-masing. Lalu dengan jahilnya Luhan menumpahkan semua isi plastic tersebut ke atas lantai di tengah ruangan.
        “Apa yang kau lakukan!”
        “Kau hanya akan membuat dorm lebih berantakan!”
        “Cepat bereskan kembali!”
Sontak saja kejadian itu mendapat teguran keras dari Siwan, Nichkhun dan Doojoon. Kecuali Joon pastinya yang lebih memilih tak mempedulikan apa yang dilakukan maknaenya itu. Namun tampaknya sang maknae sama sekali tak mempedulikan omelan hyung-hyungnya.
        “Mumpung hari ini libur, ayo kita membuka kado-kado dari para ’Flamers’,” seru Luhan penuh semangat lalu memilih duduk di antara kado-kado yang berserakan itu. Ia sudah memungut satu kado yang terletak paling dekat dengannya. “Hyung, ini untukmu!” ujar Luhan sambil menyodorkan sebuah kado berukuran kecil kepada Nichkhun.
        Tak lama, Doojoonpun ikut ternggelam bersama Luhan. Siwan juga tampak membuka kado miliknya yang tadi juga di sodorkan oleh Luhan.
        “Luhan ini punyamu,” kata Doojoon sambil menyodorkan sebuah bungkusan besar ke pada maknaenya itu.
        “Waah, besar sekali?” seru Luhan takjub mendapatkan hadiah terbesar di banding kado-kado yang lain. Tanpa buang waktu, Luhan segera merobek kado yang dibungkus kertas bermotif bola sepak.
        “Buang sampahnya yang benar, jangan berserakan seperti itu,” tegur Doojoon sambil melempari Luhan dengan kantong plastic besar yang tadi membawa kado-kado tersebut ke sana.
        Hanya Joon saja yang masih tak tertarik untuk ikut berkumpul bersama empat anggota bandnya. Ia justru sudah mengenakan headphone untuk menutupi kedua telinganya sambil ikut bernyanyi bersama lagu yang ia putar melalui i-podnya. Dan tetap saja tak bisa mengalihkan member yang lain dari kado-kado mereka.

I'm gonna smile again, smile again,
Back again smile all night
I'll never cry, forever
Smile again, smile again, back again
Time to smile
I want to try to smile all night
(Try Again, Smile Again – CN Blue)
       
Luhan tercengang saat mengeluarkan sebuah benda dari dalam kardus besar di hadapannya. Sebuah helm dan itu sontak saja membuat Luhan menjadi bahan tertawaan member yang lain.
        “Apa maksudnya ‘Flamers’ menghadiahiku helm?” Luhan terdengar seperti bertanya sendiri karena terlalu bingung.
        “Sudahlah, kau harus terima apapun yang diberikan fans, karena setidaknya, helm itu bergambar bola sepak,” hibur Doojoon namun Siwan yang menepuk-nepuk pundak Luhan karena memang dia yang duduk paling dekat dengan si maknae.
        Cukup lama mereka berkutat dengan kado-kado tersebut. Berbagai macam hadiah mereka dapatkan. Ada yang memberi, baju, topi, jam tangan, pajangan, sandal rumah bahkan ada yang memberikan sebuah boneka barbie yang ditujukan untuk Siwan.
Selain itu ada beberapa barang-barang tak umum yang dijadikan hadiah untuk member ‘Blue Flame’. Di antaranya adalah gayung, roll rambut, kutek berwarna ungu, poster girlband—Nichkhun yang paling bahagia karena terpajang wajah kekasihnya di sana—dan lain sebagainya. Termasuk pula helm yang diterima Luhan. Tapi yang paling unik adalah, tidak ada satupun hadiah yang ditujukan untuk leader mereka, Lee Joon.
        “Apa tidak ada yang memberikanku bola sepak?” keluh Doojoon setelah mengumpulkan hadiah-hadiah miliknya.
        “Bukankah kau sudah memiliki banyak? Mau sampai berapa banyak lagi?” ujar Nichkhun sedikit cerewet.
        “Bukankah tiap kali kau pinjam, bolaku sering tak kembali atau minimal rusak karenamu,” balas Doojoon semakin kesal jika teringat perlakukan Nichkhun pada benda kesayangannya itu.
        Nichkhun langsung memasang tampang bersalah dan berusaha merayu Doojoon agar tidak marah. Tapi karena Doojoon tak mau memaafkannya, Nichkhun justru yang ikutan kesal hingga akhirnya sedikit terjadi adu mulut di sana. Sementara itu, Siwan tampak tak mempedulikan Nichkhun dan Doojoon yang mungkin saja sekarang ini sudah melakukan perang.
        “Masih sisa satu yang belum di buka?” seru Siwan sambil menunjuk sesuatu di belakang tubuh Luhan. Mungkin mereka tidak sadar bahwa masih ada satu kado lagi yang tersisa.
        Luhan segera menoleh ke arah yang di maksud Siwan, lalu membawa bungkusan kado tersebut ke hadapannya. Matanya membulat seketika saat mengetahui nama yang dituju oleh kado tersebut.
        “Akhirnya, ada fans yang memberikan Joonie hyung kado,” seru Luhan heboh. Tentu saja, ini kejadian langka. Apalagi sejak tadi mereka memang tak menemukan satupun kado untuk Joon.
        Siwan sendiri langsung mendekat ke arah Luhan untuk memastikan sendiri kebenaran yang dikatakan Luhan. Dan kejadian itu sontak saja menyita perhatian Doojoon serta Nichkhun yang baru saja memulai acara gulat mereka segera ikut berkumpul mengelilingi Luhan.
        Ketajaman insting seorang leaderpun terjadi pada Joon. Merasa ada yang tidak beres, Joon menarik headphone dan menoleh ke arah Siwan, Nichkhun, Doojoon dan Luhan berada. “Kenapa?” Tanya Joon penuh kecurigaan karena ke empat member ‘Blue Flame’ itu kini tengah menatapnya dalam-dalam.
        Luhan yang pertama kali berinisiatif mendekat ke sofa tempat Joon berada dan tak lupa membawa serta kado tadi. “Hyung, ada bingkisan untukmu,” seru Luhan penuh semangat sambil memaksa tangan Joon untuk menerima kotak berukuran sedang tersebut.
        Saat Joon bangkit dari posisi berbaring, Siwan dan Nichkhun langsung mengambil posisi di kanan dan kiri Joon. Sementara Doojoon memilih duduk di lantai menemati roomatenya tersebut.
        Setelah di paksa, akhirnya Joon mau untuk membuka kado tadi meski ia melakukannya dengan setengah hati. Dengan sembarangan Joon melempar kertas pembungkus tepat ke atas pangkuan Luhan. Dan barang yang ia dapatkan adalah sebuah kaos putih dengan sebuah tulisan ‘Still In Love’ di bagian depannya. Tulisan berwarna merah seperti di gambar menggunakan darah menetes ke tiap bawah tulisan.
        “Tidak ada yang special,” ujar Joon tanpa berdosa sambil kembali melipat kaos itu asal.

@@@

        Baru saja Joon membaringkan tubuh di atas kasur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya lalu Doojoon muncul dari sana.
        “Kau. Ada apa?”
        Doojoon berjalan mendekat, sementara Joon menegakkan badannya. “Ini punyamu,” ujar Doojoon yang kini sudah menyerahkan kaos milik Joon sebagai hadiah dari fansnya.
        “Untukmu saja,” seru Joon santai sambil mendorong pelan kaos tersebut ke arah Doojoon.
        “Kau bercanda? Pakaian ini terlalu kecil di tubuhku,” tolak Doojoon dengan alasan ukuran. Memang benar, tubuh Doojoon yang cukup berisi tidak mungkin cukup mengenakan pakaian itu.
        Joon membalas Doojoon dengan menatapnya tajam. “Kau pikir itu berarti cukup untukku?”
        Doojoon diam sejenak. Kenapa tidak terfikirkan sejak tadi. Meski ukuran badan Joon sedikit lebih kecil dari Doojoon, tapi akan cukup aneh karena Joon memiliki otot dan bentuk tubuh yang paling bagus di antara member ‘Blue Flame’ yang lain.
        “Lalu?” Tanya Doojoon seperti meminta saran.
        “Kau berikan saja pada Luhan, atau mungkin gadis yang kau bawa saat perayaan ulang tahun ‘Blue Flame’ kemarin.”
        “Maksudmu kekasihku?” ujar Doojoon untuk memastikan kebenaran tebakannya.
        Joon sedikit enggan untuk menanggapi itu. Tapi ia tetap harus menjawab pertanyaan Doojoon kalau tidak ingin bassist ‘Blue Flame’ itu curiga. “Terserah kau,” serunya malas lalu menarik selimut dan menyembunyikan tubuhnya di sana.

@@@

        Siwan duduk seorang diri di sebuah restoran. Ia juga memilih meja yang cukup dalam di dekat jendela. Tak lama, seorang gadis berseragam koki menghampirinya dan sontak saja Siwan langsung mendongakkan kepalanya dari balik buku menu.
        “Apa urusan kita yang kemarin belum selesai?” Tanya gadis itu ketus.
        “Duduklah jika tidak ingin aku lebih memperpanjang lagi urusanku denganmu, Park Soo In,” seru Siwan dengan nada dingin. Saat itu ia juga sudah tidak menatap mata gadis yang terpaksa menurut untuk duduk di hadapannya.
        “Katakan apa maumu karena aku harus kembali bekerja.”
        Siwan menutup buku menu yang sejak tadi ia baca. Lebih tepatnya pura-pura ia baca. Lalu melirik arloji di tangan kirinya. “Jangan berbohong, aku tau jam kerjamu sudah selesai.”
        Gadis itu sontak membulatkan mata atas jawaban Siwan. Bagaimana bisa pemuda itu mengetahui jam kerjanya sudah selesai?
        Siwan tampak puas dengan reaksi yang ditunjukkan Soo In. “Untuk masalah di acara kemarin ku anggap sudah selesai.”
        “Kalau begitu, terima kasih,” sambar gadis itu cepat-cepat lalu berdiri. “Dan itu artinya urusan kita telah selesai, permisi.”
        Berlum sempat gadis itu menggerakkan kaki untuk pergi, Siwan sudah lebih dulu menahannya untuk kembali duduk. “Itu menurutmu, tapi untukku ini semua belum selesai.”
        “Kau mau apa lagi?” desis Soo In yang mulai kesal dengan sikap seenaknya yang ditunjukkan Siwan padanya.
        “Mungkin kau tidak sadar. Tapi kau telah melakukan hal yang fatal padaku,” ujar Siwan tajam. Kali ini ia sudah melipat kedua tangannya di depan dada.

@@@


3 komentar:

  1. joon disangkaiin mabok lagi sama nickhun.. padahal dy lagi minum air putih.. hahaha
    siwa lagi, suka sama cewe yang kerja jadi koki tapi dy pura2 marah sama cewe itu supaya cewe itu takut sama siwan..
    minho udah kaya maling aja masuk apartmen adenya diem2.. hahaha :D
    luhan dikasih sama fans nya sebuah helm.. apakah fans nya itu sengaja memberi dy sebuah helm, karena maknae mereka yang takut ditinggal sendirian?? wkwkwk :D
    semua dapet hadiah dari para fansnya.. dan parahnya lagi joon sama sekali ga ada yang ngasih dari penggemarnya.. sekalinya ada cuma ngasih 1 buah kaos aja yang bertuliskan Still in Love.. hmmm... malangnya nasib joon oppa.. :)

    BalasHapus
  2. tau tuh... fansnya Luhan ada-ada aja...

    kalo untuk siwan : baca lagi deh teasernya... ada sedikit tambahan dan perubahan...

    jangan gitu donk! Lee Joon kan pacar aku...

    BalasHapus
  3. hahahaha
    siapa sih authornya??

    owh ada perubahan teasernya??
    ngobrol dong...

    hahahaha
    ne ne ne... mian mian mian..
    i'm forget.. hihihihi

    BalasHapus