Rabu, 19 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 7)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Yong Hwa (CN Blue)
Genre               : romance
Length              : part

***

        Yong Hwa menutup pintu mobil setelah berhasil memaksa Hye Ra masuk ke dalamnya. “Aku antar kau pulang sekarang,” seru Yong Hwa sebelum meninggalkan area parkir restoran.
        Selama perjalanan, tak ada satupun yang berbicara. Hye Ra sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara Yong Hwa sibuk mengatur perasaannya ketika melihat gadis yang ia cintai sakit hati karena pemuda lain.
        Begitu sampai, Yong Hwa memaksa untuk mengantar Hye Ra sampai depan pintu apartmen gadis itu. Hye Ra hanya bisa menuruti tanpa ingin memprotes sedikitpun.
        “Besok aku akan datang menemuimu,” ujar Yong Hwa setelah memastikan Hye Ra benar-benar ia antar sampai depan pintu apartmen gadis itu. Hye Ra hanya mengangguk samar dan itu membuat Yong Hwa tenang untuk meninggalkan gadis itu sendiri. “Jaga diri,” serunya sambil mengacak lembut puncak kepala Hye Ra, lalu berbalik dan benar-benar meninggalkan tempat itu.
        Hye Ra menutup pintu dari dalam lalu menyandarkan badannya di sana. Dadanya masih cukup sesak untuk membayangkan Doojoon jika pemuda itu mengetahui apa yang dialami Sung Hye. Yang bisa membuatnya tersadar dari lamunan adalah ketika ponselnya bergetar dan ada satu nomor asing yang masuk.
        “Halo…” sapa Hye Ra.
        “Hye Ra, ini aku Siwan,” kata pemuda itu yang saat ini berdiri cemas di dapur dorm milik ‘Blue Flame’. “Bisakah kau datang ke dorm sekarang? Doojoon sakit, dan setelah ini aku akan menjemputmu di apartmen,” lanjut Siwan sebelum Hye Ra sempat menanyakan maksud pemuda itu menelponnya.
        “Iya, aku akan siap-siap,” seru Hye Ra tanpa pikir panjang. Suasana hatinya berubah karena yang menelpon adalah ‘Siwan’ meski berita yang ia dengar adalah tentang Doojoon.
        “Setengah jam lagi aku akan sampai,” kata Siwan sebelum mengakhiri telponnya.

***

        Sementara di tempat berbeda, Joon seorang diri menyetir di hari yang sudah beranjak malam. Langit sangat gelap, segelap perasaannya saat ini. Beribu penyesalan muncul. Andai saja ia telah mengatakan hal itu sejak lama. Yoona kini pasti telah menjadi kekasihnya. Dan mungkin Yoona akan bertunangan dengannya sebentar lagi. Bukan dengan Minho.

*flashback on*
        “Kenapa tak kau katakan sejak dulu sebelum aku mencintai Minho seperti sekarang ini?” tegas Yoona dengan nada meninggi. “Aku mencintaimu, Joon! Sebelum aku mencintai Minho, aku sudah lebih dulu mencintaimu, Joon! Aku mencintai seorang pemuda bernama Lee Changsun!”
        Ternyata selama ini… Joon hanya bisa membeku dan berusaha mencerna semua kata yang ke luar dari bibir Yoona. Joon tersenyum getir. “Tidak mungkin kau mencintaiku,” ujarnya yang tak menerima kenyataan bahwa Yoona juga juga memiliki rasa yang sama. Hanya saja, Joon terlalu pengecut untuk mengatakan hal itu sejak lama. Hingga akhirnya Yoona jatuh kepelukan pemuda lain.
        “Katakan padaku kau bohong, Yoona!” seru Joon dengan nada tinggi. Ia masih belum bisa menerima kenyataan dan berharap Yoona memang hanya bergurau ketika mengatakan bahwa ia juga mencintai Joon.
        Yoona memejamkan mata dan menguras sisa-sisa air matanya untuk ke luar. “Kau ingin dengar bahwa aku berbohong?” Tanya Yoona yang sudah kembali menatap Joon. Namun pemuda itu tak membalas tatapannya. Lantas gadis itu meraih dagu Joon lalu menangkup wajah pemuda itu agar tak berpaling lagi. “Aku tidak pernah mencintaimu, Joon!” lirih Yoona.
        Segera saja Joon melepaskan wajahnya dari kuncian Yoona. Ia sudah tak sanggup menatap wajah gadis itu. Seperti apa yang ia inginkan. Yoona berbohong. Yoona telah berbohong saat mengatakan gadis itu tidak pernah mencintai Joon. Terlihat jelas dari sorot matanya, Yoona terlihat sakit saat terpaksa berbohong di hadapan Joon.
Sebelum pertahanannya goyah, Joon lebih memilih meninggalkan Yoona. Membiarkan gadis itu seorang diri bersama tangisannya.
        “Jika kau masih mencintaiku, ku mohon lepaskan aku dan temukan gadis lain yang bisa mencintaimu dengan tulus!” jerit Yoona mengiringi kepergian Joon.
*flashback off*

        Joon mencengkeram kuat stir dan mempercepat laju mobilnya. Pikirannya yang kacau hampir saja membuat dirinya celaka. Joon nyaris menabrak sebuah motor sport. Beruntung itu semua tidak sampai terjadi karena Joon bisa menghentikan mobil tepat waktu dan pengendara motor itupun masih bisa mengendalikan motor agar tidak sampai terjatuh.
        Joon ke luar dari mobil saat melihat motor dan pengendara masih diam di tempat. Sang pengendara seperti ingin menemui Joon juga, tapi pelukan dari seorang gadis bersamanya seperti tak mengijinkan pengendara itu untuk turun dari motor.
        “Joon!” pekik sang pengendara motor lalu segera melepaskan helmnya.
        “Siwan? Kau?” pekik Joon sama terkejutnya.
        Siwan menghela napas panjang. “Kenapa kau kebut-kebutan di jalan? Jika saja yang hampir kau tabrak bukan aku, habislah kau!” omel Siwan karena ia hampir saja menjadi korban kecelakaan akibat rekan satu grupnya sendiri. “Kau mabuk, huh?” tuduhnya masih dengan nada tinggi.
        Joon sendiri seperti tak menghiraukan semua kata yang dilontarkan Siwan. Perhatiannya tertuju pada seorang gadis bersama Siwan. Ia masih merasa janggal melihat Siwan bersama seorang gadis selain saudaranya. Gadis itu mengenakan helm hadiah dari fans milik Luhan. Tangannya tanpa perintah terjulur lalu membuka kaca helm tersebut.
        Setelah kaca helm yang menutupi wajahnya terangkat, gadis itu sontak mengendurkan tangannya yang melingkari pinggang Siwan dan menatap Joon terkejut. Joon sendiri tak kalah terkejutnya karena gadis itu ternyata Hye Ra.
        “Sudahlah,” ujar Siwan membuyarkan lamunan Joon dan Hye Ra. “Cepat kau kembali ke dorm,” perintah Siwan sambil mendorong pelang tubuh Joon untuk kembali ke mobilnya. “Doojoon sakit.”
        “Doojoon sakit?” gumam Joon pelan. Namun saat mendongak, ia menemukan motor Siwan sudah meninggalkannya. Segera saja Joon kembali ke mobil.

***

        Hye Ra hanya bisa mengukuti langkah Siwan bahkan saat mereka sampai di dorm ‘Blue Flame’. Siwan segera mengajak Hye Ra menuju sebuah kamar. Di saat yang bersamaan, Nichkhun muncul dari ruangan itu dan terkejut mendapati Siwan sudah bersama Hye Ra sekarang.
        “Bagaimana keadaan Doojoon?” Tanya Siwan panic.
        Nichkhun menggeleng. “Masih seperti yang kau tau terakhir kali. Belum ada perubahan,” jelasnya lalu melirik Hye Ra yang berdiri sedikit di belakang Siwan. “Temui Doojoon di dalam,” ujar Nichkhun sambil menggerakkan kepalanya ke arah dalam tempat Doojoon berada.
        Siwan membukakan pintu dan mempersilahkan Hye Ra untuk masuk. Sementara dia dan Nichkhun hanya mengawasi dari pintu. “Bujuk dia untuk makan dan meminum obatnya,” bisik Nichkhun ketika Hye Ra lewat dihadapannya.
        “Luhan belum pulang?” bisik Siwan pada Nichkhun, namun masih bisa terdengar sampai telinga Hye Ra.
        “Dia masih ada kerjaan sampai malam,” kata Nichkhun.
        Hye Ra berdiri di tengah ruangan dan menatap lurus pemuda yang terbaring di tempat tidur. Gadis itu memejamkan matanya untuk menguatkan hati. Terlalu sakit melihat kondisi Doojoon yang lemah seperti sekarang ini.
        Perlahan Hye Ra mendekat lalu duduk di tepi ranjang yang ditempati Doojoon. Ia mengganti handuk dingin di kening Doojoon. Suhu badan pemuda itu sangat tinggi.
        “Doojoon pasti sangat merindukan Sung Hye,” batin Hye Ra. Namun gadis itu tetap berusaha merawat Doojoon sebaik mungkin. Ia menggenggam tangan Doojoon yang penuh keringat. Tapi pemuda itu masih senantiasa memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian, Hye Ra kembali mengganti handuk dingin di kening Doojoon.
        Nichkhun melirik Siwan saat mereka masih berad di ambang pintu kamar Doojoon. Siwan yang merasa Nichkhun menatapnya balas menoleh. Lalu tampak Nichkhun seperti memberikan isyarat pada Siwan agar mereka membiarkan Doojoon berdua dengan Hye Ra. Siwanpun tampak mengangguk lalu bersama Nichkhun meninggalkan tempat itu tanpa menutup pintu.
        Cukup lama Doojoon masih terlelap dalam tidurnya yang terlihat tak tenang. Selagi menunggu Doojoon sampai terjaga, Hye Ra menatap ke sekeliling kamar. Cukup rapih meski masih ada beberapa helai pakaian yang berserakan di atas tempat tidur milik Luhan di sudut ruangan.
        Untuk kesekian kalinya Hye Ra mengganti handuk dingin untuk Doojoon, namun pemuda itu masih belum ingin membuka mata. Gadis itu sedikit mencari kesibukan dengan merapikan beberapa barang yang bisa ia lakukan. Salah satunya merapihkan pakaian yang berserakan di atas tempat tidur Luhan.

***

        Joon menyandarkan tubuhnya di kap mobil. “Doojoon sakit.” Ucapan Siwan tadi masih terngiang di telinganya. Tapi pemuda itu seperti belum ingin kembali ke dorm. Terlebih di sana pasti masih ada Hye Ra.
        Joon masih belum habis pikir kenapa Hye Ra bisa bersama Siwan. Padahal bisa saja Siwan hanya ingin berbaik hati menjemput Hye Ra untuk menjenguk Doojoon yang sakit. Tapi kenapa hatinya seakan tak bisa terima semua kejadian itu.
        Satu demi satu tetesan hujan mulai jatuh di bumi. Saat menengadahkan wajahnya ke langit, setetes air hujan mendarat di wajah Joon dan mengalir menelusuri pipi seolah air itu ke luar dari matanya. Hujan seakan ingin membantu Joon untuk menangis, tapi hujan pula yang menyembunyikan tangisan Joon malam itu.

***

        Setelah kegiatannya selesai, Hye Ra kembali duduk di tepi ranjang yang ditempati Doojoon sambil menggenggam tanga pemuda itu. “Ku mohon jangan seperti ini,” ujar Hye Ra pelan sambil menatap wajah Doojoon yang pucat. “Jika kau sembuh, aku berjanji akan mempertemukanmu dengan Sung Hye.”
        Hye Ra memalingkan wajahnya ke arah lain sebagai usaha untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh. Setelah itu, ia tersentak karena merasakan Doojoon meremas tangannya. Dengan segera Hye Ra memastikan sendiri keadaan Doojoon.
        “Kau baik-baik saja?” Tanya Hye Ra, namun Doojoon belum membuka matanya. Pemuda itu tampak semakin resah.
        “Sung Hye…” lirih Doojoon dengan wajah penuh keringat.
        Hye Ra ingin kembali menggantikan handuk basah di kening Doojoon, namun tangan pemuda itu menghalanginya.
        Perlahan Doojoon tampak membuka matanya. “Hye Ra?” serunya dengan suara pelan dan sedikit terkejut mendapati Hye Ra yang berada di sana. “Sejak kapan, kau…”
        “Apa yang terjadi padamu?” selak Hye Ra sebelum Doojoon menyelesaikan ucapannya.
        “Aku…” Doojoon tak bisa melanjutkan kata-katanya.
        Hye Ra menghela napas. Saat ia mendengar Doojoon menyebut nama Sung Hye, bisa dipastikan Doojoon sangat merindukan kekasihnya itu. Apa yang terjadi pada Doojoon sekarang adalah karena ia belum bisa mengetahui keberadaan bahkan kabar terbaru dari Sung Hye. Dan tentu saja Hye Ra tidak akan mengatakan apapun karena ia telah berjanji pada Sung Hye.
        “Aku akan mengawasimu makan dan minum obat,” seru Hye Ra mengalihkan pembicaraan mereka sambil membantu Doojoon untuk duduk. Lalu ia mengambil mangkuk berisi bubur yang telah berada di atas meja bahkan sebelum ia sampai.
        Doojoon mendorong pelan tangan Hye Ra yang hendak menyuapinya. “Aku tidak lapar,” ujarnya yang sudah menolehkan wajah ke arah lain.
        Dengan kasar Hye Ra meletakkan sendok kembali ke atas mangkuk sambil menatap Doojoon tajam. “Sampai kapan kau akan menyiksa diri seperti ini?” desisnya tajam. “Apa kau yakin Sung Hye akan datang begitu saja padamu? Tidak akan jika kau tidak mencarinya!”
        “Apa kau mengancamku?” protes Doojoon.
        Hye Ra menarik kerah baju Doojoon sambil tetap menatap tajam. “Statusku di depan member ‘Blue Flame’ adalah kekasihmu. Mereka menghubungiku karena menurut mereka aku pasti bisa membujukmu untuk makan dan minum obat. Jadi, ku mohon jangan mempersulitku,” tegasnya sambil melepaskan kembali kerah baju Doojoon lalu kembali berusaha untuk menyuapi Doojoon.
        Lagi-lagi Doojoon menjauhkan wajahnya. “Sudah ku bilang aku tidak lapar,” seru Doojoon mengingatkan.
        “Kau ingin makan atau aku membongkar rahasia kita di depan teman-temanmu.” Doojoon melotot saat Hye Ra mendengar mengancamnya.

***

        “Di luar hujan,” lapor Siwan saat melihat suasana luar dorm mereka melalui jendela. Lalu ia menutup kembali tirai dan kembali duduk di samping Nichkhun yang tampak tengah menelpon seseorang.
        Dengan kesal Nichkhun menjauhkan ponselnya dari telinga karena lagi-lagi panggilannya tak terjawab. “Joon tidak mengangkat telponku!”
        “Apa mungkin Joon ada kerjaan lagi?” tebah Siwan yang bisa dipastikan langsung dibantah oleh Nihckhun.
        “Aku sempat memeriksa jadwalnya hari ini. Dan sekarang sudah tidak ada kegiatan lagi,” jelasnya masih sambil tetap berusaha menghubungin nomor Joon.
        “Berarti Joon masih bersama temannya,” ujar Siwan santai yang kini tatapannya sudah lurus ke arah televisi.
        Dengan cepat Nichkhun melirik Siwan masih dengan posisi ponsel berada ditelinganya. “Kau melihat Joon pergi dengan seseorang? Siapa?”
        Siwan menoleh karena merasakan Nichkhun sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya. “Tidak tau. Aku hanya melihat Joon di taman dengan seorang gadis. Tapi aku tidak menghampirinya karena aku juga sedang buru-buru tadi. Lagipula, aku juga berada di dalam mobil,” jelas Siwan.
        Tiba-tiba Nichkhun merasa tidak tenang setelah mendengar penjelasan dari Siwan. “Apa kau tidak memperhatikan apa yang terjadi di sana? Mungkin Joon sedang bercanda, bermesraan, atau yang lainnya?”
        “Apa maksudmu?” Siwan balik bertanya karena tidak mengerti dengan maksud ucapa Nichkhun.
        “Jawab saja seperti apa yang kau lihat!” paksa Nichkhun tak sabar.
        “Mereka hanya duduk berdua dan saling diam. Setelah itu aku tidak tau lagi apa yang mereka lakukan.”
        Nichkhun hampir kembali buka mulut ketika mendengar pintu kamar Doojoon terbuka. Ia dan Siwan segera menoleh lalu berdiri saat mendapati Hye Ra muncul di sana.
        “Bagaimana keadaan Doojoon?” Tanya Siwan.
        “Dia sudah makan dan minum obat. Sekarang Doojoon sedang istirahat,” jelas Hye Ra.
        “Syukurlah,” ujar Nichkhun dan Siwan bersamaan. Lega mendengar keadaan Doojoon yang semakin membaik.
        “Ku ingin pulang? Biar ku antar,” tawar Siwan yang sudah menyambar jaketnya.
        “Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri,” Hye Ra menolak dengan lembut tawaran Siwan.
        “Tapi di luar hujan. Siwan akan mengantarmu dengan mobil,” timpal Nichkhun.
        Siwan mengangguk dan kini sudah melangkah sambil menyambar sebuah kunci mobil di atas meja.
        “Aku ingin pulang sendiri. Aku akan naik taksi. Aku juga akan pastikan tidak akan terjadi apapun padaku. Dan aku akan segera menghubungimu saat sampai apartmen,” seru Hye Ra masih masih tetap pada pendiriannya.
        Nichkhun dan Siwan saling melempar tatapan dan terpaksa menuruti permintaan Hye Ra.
        “Aku akan menunggu kabar darimu,” ujar Siwan akhirnya sebelum melepaskan Hye Ra meninggalkan dorm mereka.

***

        Hujan semakin deras membuat Yong Hwa buru-buru menutupi pandangannya yang ke luar jendela menggunakan tirai. Lalu ia mengeluarkan ponsel dan menghubungi Hye Ra. Cukup lama Yong Hwa menunggu sampai akhirnya di jawab oleh gadis itu. “Kau sudah…” ucapan Yong Hwa terputus karena sambungan telpon tiba-tiba mati. “Halo…! Hye Ra… kau dengar aku?”
        Sementara di tempat lain, Hye Ra sudah berdiri di pintu utama apartmen tempat member ‘Blue Flame’ tinggal. “Halo, Yong Hwa!” gadis itu sedikit meninggikan suaranya. Saat menatap layar, ternyata ponselnya mati. “Bateraiku habis,” keluhnya dan terpaksa menyimpan kembali ponsel itu ke dalam saku jinsnya. Hye Ra menoleh ke kanan dan ke kiri. Hujan sangat deras mengguyur kota.
Tak lama kemudian, muncul seorang pemuda dari dalam derasnya hujan. Pemuda itu menggunakan jaketnya sebagai pengganti payung. Ia lalu berhenti tak jauh dari tempat Hye Ra berada sambil mengibas-ngibaskan jaketnya yang basah. Tak hanya jaket, tapi rambut dan seluruh pakaiannya basah. Merasa diperhatikan, pemuda yang ternyata Luhan itu mendongak.
        Setelah menyadari seseorang yang memperhatikannya itu adalah Hye Ra, Luhanpun bergegas menghampirinya. “Kau pasti habis menjenguk Doojoon hyung, kan? Bagaimana keadaannya?” todong Luhan dengan pertanyaan mengenai Doojoon.
        Hye Ra menatap Luhan sedikit aneh. Tak biasanya pemuda itu bersikap baik seperti sekarang ini. Mungkin karena Luhan juga mendapat kabar bahwa Doojoon sakit. Hye Ra menghembuskan napasnya untuk sedikit menghilangkan sesak ketika mengingat bahwa Doojoon sedang sakit. “Dia sudah lebih baik. Cepat sana kau temui Doojoon dan rawat dia dengan baik.”
        Tanpa berkata-kata lagi, Luhan sudah melesat pergi meninggalkan Hye Ra yang lagi-lagi hanya bisa menghela napas. Gadis itu kembali menatap guyuran hujan yang sama sekali tak mereda. “Sepertinya hujan akan turun cukup lama,” gumam Hye Ra seorang diri. Ia memaksakan diri menerobos hujan dan membiarkan pakaiannya basah kuyup.
        Selang beberapa saat, Luhan kembali ke tempat di mana ia bertemu bahkan berbicara dengan Hye Ra. Namun gadis itu sudah tidak ada di lokasi.
        “Ke mana Hye Ra?” Tanya Luhan seorang diri karena memang tidak ada siapa-siapa lagi di sana. Ia juga menajamkan matanya ke dalam derasnya hujan. Luhan tak melihat siapapun di sana. Kemudian ponselnya bergetar karena mendapat sebuah panggilan dari Nichkhun. Segera saja Luhan menjawabnya. “Iya, hyung. Aku baru saja sampai dan ini akan segera naik,” ujarnya pada Nichkhun melalui telpon.


***

6 komentar:

  1. ya ampun changsun...
    kenapa dy galau stadium akhir??
    untung ga tabrakan sama siwan and hye ra..

    ya ampun kasian doojoon nya sakit gara-gara kangen sama sung hye..
    aaaa.... co cwittt...
    mmmaaauuuuuuuuuuu dikasih perhatian kaya gtu sama doojoon.. :)

    BalasHapus
  2. mau pake acara pake tarik kerah baju juga kayak yg dialami Doojoon? ahahaha... kalo Joon atau Siwan yg ngelakuin gue juga mau... *plak* author eror...

    BalasHapus
  3. hahahaha
    akh lu juga kalo ini sering narik kerah baju kaya Doojoon.. weee..
    jiah...
    mau juga kan?? makanya jangan lah kau sok jaim.. hahaha :P

    BalasHapus
  4. siapa yg jaim?? kan gue bilang MAUUUU...

    BalasHapus
  5. hahaha
    MAUUUUU nya ampe digedeiin gtu.. wkwkwkwk
    emang dasar author eror.. hahaha

    BalasHapus
  6. kalo author error? readersnya apa???

    BalasHapus