Senin, 17 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 6)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Yong Hwa (CN Blue)
Genre               : romance
Length              : part

***

        Kesibukan kembali terjadi di ruang tunggu milik band ‘Blue Flame’ meski mereka baru akan tampil sekitar setengah jam lagi. Tentu saja ini tempat yang berbeda dari yang sebelumnya.
        Di sudut ruangan, tampak Siwan bermain gitar ditemani oleh Nichkhun. Joon juga bergabung mengawasi dua anggotanya yang sedang mencoba menciptakan lagu untuk karya mereka di album berikutnya. Meski akhir-akhir ini ‘Blue Flame’ sedang disibukkan dengan promo mini album mereka yang belum lama rilis, tetap saja mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari lagu untuk album ke tiga mereka setelah ini.
        “Luhan! tak bisakah kau berhenti dan duduk dengan tenang?” tegur Siwan yang mulai jengah melihat Luhan yang resah dan mondar mandir di dalam ruangan yang bisa terbilang tak sebesar tempat sebelumnya.
        “Doojoon hyung belum datang dan sebentar lagi kita akan tampil,” seru Luhan masih diliputi kepanikan. “Dia pasti masih bersama Hye Ra.”
        “Lalu kenapa jika Doojoon masih bersama Hye Ra?” Tanya Nichkhun yang disetujui oleh Siwan.
“Gadis itu kan kekasihnya Doojoon,” timpal Siwan yang juga mendapat dukungan penuh dari Nichkhun. Tentu saja tidak demikian untuk Joon yang hanya menunjukkan ekspresi datar.
        Akhirnya Joon bangkit berdiri. “Jangan berlebihan. Doojoon bukan orang yang tidak menghargai waktu,” seru Joon tajam pada Luhan, lalu berjalan ke arah meja rias untuk sedikit membenarkan penampilannya.
        Benar saja, tak lama pintu terbuka dan memunculkan Doojoon di sana. “Maaf aku telat,” kata Doojoon sedikit menyadari kesalahannya.
        “Cepat bersiap-siap,” tegur Nichkhun mengingatkan.
        Segera saja Doojoon melesat ke ruang ganti diikuti Luhan di belakangnya.

***

        Di tempat berbeda, Yong Hwa dan Hye Ra berada dalam satu mobil. Sesekali Yong Hwa melirik Hye Ra melalui ekor matanya sambil tetap focus menyetir.
        “Semalam Doojoon ke apartmenmu?”
        Hye Ra melirik saat mendengar Yong Hwa bertanya, namun saat itu posisi Yong Hwa sudah melihat ke arah jalanan di depannya. Hye Ra menghembuskan napas keras. “Serta Joon.”
        Sontak saja Yong Hwa kembali menoleh. Lalu ia teringat pemandangan di super market saat Joon mengakui Hye Ra sebagai kekasihnya di depan Minho dan Yoona. Tiba-tiba saja senyum Yong Hwa terukir. “Ternyata benar.”
        “Apa?” Tanya Hye Ra yang merasa aneh dengan sikap Yong Hwa.
        “Kenapa Joon bisa sampai ke apartmenmu? Dia datang bersama Doojoon?” Yong Hwa justru balik bertanya dan terkesan mengalihkan maksud pertanyaan Hye Ra.
        “Beberapa menit setelah Doojoon,” kata Hye Ra yang kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang bagaimana Joon bisa sampai di sana. Ia juga bercerita tentang apa yang ia dengar dari pembicaraan Doojoon dengan Joon.
        “Lalu?” seru Yong Hwa.
        Hye Ra justru bingung dengan arah bicara Yong Hwa. “Apanya?”
        “Kenapa kau tak mengusir Joon saja?”
        Sontak saja Hye Ra melotot tajam atas protesan dari Yong Hwa. “Mana mungkin aku mengusirnya? Bukankah aku juga telah cerita bagaimana kondisi Joon saat datang? Aku tidak sejahat itu!” protesnya.
        Yong Hwa menertawai reaksi Hye Ra yang terkesan membela Joon.
        “Kenapa tertawa?” omel Hye Ra yang kesal dengan perlakuan Yong Hwa.
        “Bukankah kau tak terlalu menyukainya?”
        Hye Ra menatap Yong Hwa gemas. “Sudahlah, aku tidak ingin membahas itu. Sekarang cepat antar aku pulang. Aku ingin mandi.”
        “Tidak bisa. Aku ingin kau menemaniku ke suatu tempat. Jika pulang dulu, kita akan buang banyak waktu.”
        Hye Ra hanya bisa menghela napas, pasrah. Percuma jika menentang keinginan Yong Hwa. Lagi pula, pemuda itu juga tidak akan berbuat yang macam-macam padanya. Tak lama kemudian, Yong Hwa membelokkan mobil ke sebuah restoran.
        “Bukankah kita sudah makan tadi?” Tanya Hye Ra bingung setelah Yong Hwa mematikan mesin mobil.
        Pemuda itu melirik Hye Ra sedikit kesal. “Apa kau melihat aku juga makan di café tadi?” Yong Hwa balik bertanya.
Tentu saja Hye Ra menggeleng. Foskusnya hanya untuk Doojoon. Dan ia tak sedikitpun memperhatikan gerak-gerik Yong Hwa.
        Yong Hwa menghela napas sebelum kembali melirik gadis yang sedang bersamanya. “Apa kau pikir aku bisa makan dalam kondisi seperti tadi? Saat kau bersama Doojoon,” ujarnya sambil menatap Hye Ra lembut. Namun gadis itu membalasnya dengan tatapan yang sulit di artikan. “Kau bicara dengan pemuda yang kau cintai, tapi pemuda itu terang-terangan mencintai gadis lain di depanmu. Aku tau kau pasti tidak nyaman. Aku juga tidak tenang melihatmu seperti itu,” seru Yong Hwa panjang lebar. Banyak emosi berkejolak yang ia tahan kuat-kuat di hadapan Hye Ra.
        “Jadi kau mendengar pembicaraanku dengan Doojoon?”
        Tatapan Yong Hwa berubah tak percaya mendengar Hye Ra bertanya seperti itu. Ternyata semua dugaannya benar. Doojoon masih menyinggung soal Sung Hye. Dan mungkin saja lebih parah dari sekedar menanyai gadis yang dicintainya pada Hye Ra. Yong Hwa tak ingin menjawab pertanyaan itu. Ia segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Hye Ra. Tanpa meminta persetujuan lebih dulu, Yong Hwa sudah menarik tangan gadis itu untuk ikut bersamanya.

***

        ‘Blue Flame’ hanya bernyanyi dua lagu sore itu. Jadwal mereka selanjutnya adalah, Doojoon akan menghadiri sebuah talk show sebagai perwakilan dari ‘Blue Flame’. Lalu Siwan akan menjadi bintang tamu di acara memasak dan dia sangat bersemangat untuk itu. Luhan sendiri akan menjadi host tamu di salah satu acara music. Sementara Nichkhun dan Joon akan menjalani sesi pemotretan untuk pakaian olahraga. Kebetulan mereka berdua yang menjadi modelnya.
        Ini pakaian terakhir yang akan digunakan Joon dan Nichkhun. Keduanya mengenakan kostum basket. Mereka mendapat giliran berfoto sendiri, lalu kemudian berfoto bersama beberapa model lain yang ikut berpartisipasi.
        “Terima kasih atas kerja samanya,” seru Nichkhun, Joon dan beberapa orang lagi di sana hampir bersamaan. Mereka saling beramah-tamah sebelum benar-benar mengakhiri pekerjaan.
        Joon dan Nichkhun berjalan bersama menuju ruang ganti.
        “Itu Luhan?” seru Nichkhun heboh saat melihat televisi di dalam ruang ganti tengah menayangkan acara yang menjadikan Luhan host tamu di acara tersebut.
        Joon sendiri hanya tertawa kecil melihat aksi Luhan saat di tantang menirukan dance sebuah girl band. Dan kebetulan girl band tersebut adalah girl band tempat kekasihnya Nichkhun bergabung. Tentu saja Nichkhun langsung tak bisa mengalihkan tatapannya dari televisi.
        “Aku lebih baik melihat Luhan bermanja-manjaan dengan Doojoon, dari pada melihatnya menari seperti itu,” seru Joon yang benar-benar merasa Luhan sangat menjijikkan saat itu.
        Nichkhun kembali tertawa namun masih tetap tak mengalihkan tatapannya ke layar televisi. “Kalau begitu, kita paksa Luhan menari saat di dorm,” ujar Nichkhun yang semakin tak bisa menahan tawa saat melihat Joon pasang tampang mual dihadapannya.
        “Sudahlah, aku pergi dulu,” pamit Joon yang saat itu ternyata telah berganti pakaian.
        “Mau ke mana?” Tanya Nichkhun. Namun terlambat, leadernya sudah menghilang di balik pintu.

***

        Selama di restoran, Hye Ra hanya memperhatikan Yong Hwa makan, sambil sesekali menyeruput minumannya. Pemuda itu makan dengan cukup lahap.
        “Pelan-pelan, nanti kau bisa tersedak,” seru Hye Ra memperingati.
        “Apa kau tidak tau kalau aku sangat lapar?” ujar Yong Hwa dengan mulut penuh makanan.
        “Tau. Tadi kan kau sudah mengatakannya.”
        Yong Hwa mendongak seraya mencerna maksud ucapan Hye Ra. Karena ia mengajak Hye Ra ke restoran, sudah pasti ia memang dalam kondisi lapar. Dan sedetik kemudian, Yong Hwa kembali menekuni makanannya. Sementara Hye Ra memilih untuk menatap berkeliling suasana restoran yang cukup ramai saat itu. Tak lama tatapannya terhenti pada seorang gadis yang baru saja duduk di sebuah kursi tak jauh dari tempat ia dan Yong Hwa berada.
        “Aku ingin ke toilet sebentar,” ujar Hye Ra.
        Yong Hwa hanya mendongak, dan di saat yang bersamaan, Hye Ra sudah bangkit berdiri lalu meninggalkan Yong Hwa. Tentu saja itu hanya alasan agar ia bisa menemui gadis tadi.
        “Sung Hye?” tegur Hye Ra saat sudah sampai di meja gadis tadi.
        Gadis yang ternyata Sung Hye itu mengalihkan tatapannya dari buku menu. Sontak saja ia langsung berdiri saat mengetahui siapa seseorang yang menghampiri mejanya.
        “Hye Ra?” seru Sung Hye tak percaya lalu memeluk Hye Ra. Ia seperti menemukan sesuatu miliknya yang hilang. “Ayo duduk,” ajaknya.
        “Bagaimana kabarmu?” Tanya Hye Ra setelah duduk di hadapan Sung Hye.
        Sung Hye sangat ingin mengatakan hal yang baik, tapi ia tak bisa. Jika pada orang lain ia mungkin memang akan berkata bahwa tidak ada sesuatu yang buruk terjadi padanya. Tapi pada Hye Ra? Ia sama sekali tak bisa menyembunyikan hal sekecil apapun dari seorang gadis yang berteman dekat dengan pemuda yang sangat ia cintai. Doojoon.
        “Bagaimana dengan Doojoon?” bukannya menjawab, Sung Hye justu balik bertanya pada Hye Ra. Namun pertanyaannya tentang Doojoon.
        Hye Ra tak langsung menjawab. Melihat langsung dari sorot mata Sung Hye, terpancar jelas gadis itu masih sangat mencintai Doojoon dan saat ini sedang sangat merindukan pemuda itu.
        Hye Ra berusaha agar senyumnya terlihat tak dipaksakan. “Kau tau kan kalau ‘Blue Flame’ baru saja meluncurkan mini album mereka?” pertanyaan Hye Ra jelas saja mengarah pada kondisi Doojoon yang semakin sukses bersama bandnya.
        Sung Hye tersenyum sambil menggeleng lemah. “Aku tau, tapi bukan itu maksudku.”
        “Lalu?”
        “Apa dia sudah memiliki kekasih? Aku harap ia bisa bahagia bersama gadis itu.”
        Tubuh Hye Ra seakan membeku mendengar ucapan Sung Hye. “Benarkah Sung Hye akan melepaskan Doojoon untuk gadis lain?”
        “Kau kenapa?” tegur Sung Hye karena mendapati sikap Hye Ra yang cukup aneh.
        Hye Ra yang tersadar dari lamunannya, mendongak dan menatap Sung Hye intens. “Apa kau sudah tidak mencintainya?” tentu saja Sung Hye terkejut dan tak langsung menjawab pertanyaan Hye Ra. “Hubungi Doojoon, dan katakan semua yang belum pernah kau sampaikan padanya,” ujar Hye Ra yang kini sudah menyodorkan ponselnya yang menampilkan nomor ponsel milik Doojoon dilayarnya.
        Sung Hye mendorong kembali ponsel Hye Ra menjauh darinya. “Aku takut semakin tidak bisa melepaskannya.”
        “Tapi Doojoon sangat ingin bicara padamu,” paksa Hye Ra yang sudah kembali mendorong ponselnya ke arah Sung Hye. “Dia juga sangat berharap bisa bertemu denganmu. Aku juga yakin dia masih sangat mencintaimu.”
        “Hye Ra ku mohon!” sentak Sung Hye yang langsung saja membuat Hye Ra bungkam. “Kau juga ingin melihat Doojoon bahagia, kan? Ku mohon bantu aku. Jangan katakan apapun tentangku padanya. Dan jangan katakan pada Doojoon kalau kita bertemu hari ini,” ujar Sung Hye dengan penuh penekanan hampir setiap kata yang ke luar dari mulutnya. Lalu ia meninggalkan Hye Ra di sana demi menghindari obrolan yang akan membahas Doojoon lebih dalam lagi.
        Hye Ra sendiri hanya membeku dan hanya mampu menatap nanar kepergian Sung Hye. Air matanya sudah hampir jatuh jika tidak ditahan oleh seseorang. Saat mendongak, ternyata yang melakukan itu adalah Yong Hwa. Lalu pemuda itu duduk dihadapannya.
        “Kau membuatku belajar banyak hal,” seru Yong Hwa lembut sambil menatap mata Hye Ra yang masih berkaca-kaca. “Salah satunya adalah, bahwa cinta tak selamanya harus memiliki.” Pemuda itu menggenggam tangan Hye Ra sebelum air mata gadis itu benar-benar terjatuh.
        Hye Ra menyeka tepi matanya yang basah sambil berusaha tersenyum. “Apa tak bisa kau yang mencintaiku?”
        Yong Hwa sudah membuka mulut, namun tak ada satu katapun yang ke luar. “Aku sudah mencintaimu sejak ku tau kau mencintai Doojoon,” ujarnya yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati. Pemuda ini tersenyum untuk menutupi perasaannya. “Akan ada pemuda yang lebih baik dariku yang bisa mencintaimu dengan tulus.”
        Hye Ra hanya bisa pasrah mendengar ucapan Yong Hwa.

***

        Gedung tempat Joon dan Nichkhun melakukan pemotretan masih satu area dengan sebuah butik. Saat itu, Joon yang akan meninggalkan gedung, melihat Yoona berjalan ke arahnya yang berdiri di pintu masuk gedung tersebut.
        “Joon?” seru Yoona yang menyapa lebih dulu. Wajahnya cukup berseri ketika bertemu dengan salah satu member ‘Blue Flame’ itu.
        Joon sendiri juga tersenyum karena bisa bertemu dengan gadis yang pernah mencuri hatinya tersebut.
        “Kau sudah terima undanganku?” pertanyaan Yoona sontak membuat senyuman dibibir Joon menghilang.
        Saat di hadapan Nichkhun, Joon memang tampak tak bermasalah dengan pertunangan Yoona dengan Minho. Tapi ketika berhadapan langsung dengan gadis itu, Joon harus sekuat tenaga menahan rasa sakit di dadanya yang tiba-tiba muncul.
        “Bisa kita bicara sebentar?” Tanya Joon akhirnya sebelum ia tak bisa membendung lagi rasa sesak di dadanya.
        Yoona mengangguk sebagai tanda ia menyetujui permintaan Joon. Dan akhirnya mereka memilih untuk menuju sebuah taman kota yang tidak terlalu jauh dari gedung tempat mereka bertemu. Kebetulan suasana taman tidak terlalu ramai meski hari sudah menjelang sore.
        “Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya Yoona yang berinisiatif memulai pembicaraan saat mereka telah duduk di sebuah kursi panjang.
        Joon tidak terburu-buru untuk menjawabnya. Lalu pemuda itu tampak menghela napas berat. Ia juga tak sanggup memandang wajah gadis yang kini duduk di sampingnya. “Ku rasa sudah sangat terlambat dan tidak perlu lagi untuk dibicarakan,” seru Joon yang sudah berdiri namun Yoona menahan tangannya sebelum Joon berniat melangkah.
        Joon yang membeku karena tangannya dipegang Yoona, semakin tak sanggup melirik gadis itu. Dan kini justru Yoonalah yang berdiri di samping Joon.
        “Terlambat atau tidak, ku mohon katakan padaku sepahit apapun itu,” pinta Yoona sambil perlahan melepaskan genggaman tangannya terhadap Joon.
        Lagi-lagi Joon tak langsung bicara. Ia bersusah payah mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan semua yang sudah membuncah di dadanya.
        “Sebenarnya sudah sangat lama aku ingin mengatakan hal ini. Tapi sudah sangat terlambat. Bahwa…” Joon memberi jeda sesaat dalam ucapannya. “…aku mencintaimu Yoona.” Setelah berhasil mengatakan itu, Joon justru merasa seperti menyesal. Tidak seharusnya ia benar-benar mengungkapkan perasaannya. Terlebih pada seorang gadis yang sebentar lagi akan bertunangan dengan pemuda lain.
        Tanpa sepengetahuan Joon, Yoona tampak membeku dengan semua yang ia dengar. Matanyapun mulai berkaca-kaca. Yoona menarik tangan Joon agar pemuda itu menoleh padanya. Setelah itu, Yoona mendaratkan sebuah tamparan tepat di pipi kiri Joon bersamaan dengan air matanya yang terjatuh. Seperti menyesal dengan perbuatannya, Yoona menghempaskan tubuhnya ke kursi taman sambil menutupi wajahnya dengan tangan dan terisak di baliknya.
        “Yoona…” lirih Joon yang hatinya tiba-tiba merasa sakit melihat Yoona menangis. Gadis itu menangis karena dirinya. Perlahan Joon menempatkan dirinya di samping Yoona. Tangannya sudah terulur namun ia tak berani untuk menyentuh pundak Yoona yang bergetar. “Yoona maafkan aku,” ujar Joon akhirnya. Dan hanya sebuah kata ‘maaf’ yang bisa ia katakan.
        Yoona menatap Joon tajam dengan matanya yang basah. “Kau bodoh, Joon!” makinya penuh amarah terhadap Joon.
        Joon hanya bisa tertunduk ketika Yoona menyalahkannya.
        “Kenapa kau tak katakan sejak dulu sebelum aku mencintai Minho seperti sekarang ini?” tegas Yoona dengan nada meninggi. “Aku mencintaimu, Joon! Sebelum aku mencintai Minho, aku sudah lebih dulu mencintaimu, Joon! Aku mencintai seorang pemuda bernama Lee Changsun!”

***

        Yong Hwa hanya ingin mengawasi Hye Ra dari belakang. Saat langkah gadis itu terhenti, sontak saja Yong Hwa juga menghentikan langkahnya. Ia mengikuti arah tatapan Hye Ra yang tertuju pada sepasang kekasih dan seperti sedang bertengkar di antara mobil-mobil yang terparkir.
        Hye Ra segera menyembunyikan diri di samping mobil sambil menarik tangan Yong Hwa. Jarak Yong Hwa dan Hye Ra bersama sepasang kekasih tadi hanya dipisahkan oleh sebuah mobil. Dan mereka bisa dengan leluasa mendengarkan keributan tersebut.
        Jika sepasang kekasih itu bukan Sung Hye dan Yunho, tidak mungkin Hye Ra berani seperti itu. Ia mengawasi melalui kaca mobil.
Hye Ra membekap mulutnya saat melihat Sung Hye menampar Yunho yang ingin menciumnya dan bisa dipastikan kejadian itu segera menyulut emosi Yunho. Untung saja pemuda itu tidak sampai menampar balik pada Sung Hye.
        “Kau berani menolakku!” bentak Yunho yang kini sudah menggenggam ke dua tangan Sung Hye. “Aku ini kekasihmu! Calon tunanganmu! Jadi kau harus menuruti semua permintaanku!”
        “Aku tidak mau menurutimu! Aku juga tidak mau menjadi kekasih apalagi menjadi tunanganmu!” balas Sung Hye dengan nada tak kalah tinggi.
        Sementara di tempat Hye Ra berada, gadis itu sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Bergegas ia ke luar dari tempat persembunyiannya. Beruntung Yong Hwa berhasil menahan tangannya. Namun karena tekadnya sudah cukup besar, Hye Ra sekuat tenaga menyeret Yong Hwa bersamanya untuk menghampiri Sung Hye dan Yunho.
        Di saat yang bersamaan, sosok Sung Hye dan Yunho muncul. Sontak saja Hye Ra dan Yong Hwa menghentikan kegiatan memalukan mereka. Saat ini posisi mereka tepat berada di depan mobil yang tadi membatasi Hye Ra dan Yong Hwa dengan Sung Hye dan Yunho.
        “Maaf, sebaiknya kau meminta maaf pada kekasihmu,” ujar Yunho yang kini sudah merangkul Sung Hye penuh sayang. Dan ia berkata demikian sambil menatap Yong Hwa. “Jangan seperti ku yang sampai membuat kekasihku menangis.” Yunho bersikap seolah-olah ia benar merasa bersalah.
        Hye Ra menahan muak atas perlakuan Yunho pada Sung Hye tadi. Tapi jika ia bertindak gegabah, Yunho pasti akan bersikap lebih kasar lagi pada Sung Hye. Dan itu artinya, Doojoon juga akan menderita jika Sung Hye menderita. Itu yang sangat dihindari Hye Ra, melihat Doojoon merasakan sakit.
        Tiba-tiba Yong Hwa merangkul Hye Ra. “Kau benar,” serunya lalu melirik Hye Ra yang kini menatapnya bingung. “Maafkan aku sayang. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku seperti tadi.” Tentu saja apa yang dikatakan Yong Hwa semuanya bohong. Ia sama sekali tidak dalam keadaan bertengkar dengan Hye Ra.
        Yunho tampak puas melihat apa yang dilakukan Yong Hwa. Dan itu yang membuat Hye Ra semakin ingin melayangkan tinjuannya pada Yunho. Yong Hwa yang menyadari keadaan itu, merangkul Hye Ra lebih kuat sebagai isyarat darinya agar Hye Ra bisa bersikap lebih tenang. Hye Rapun mengalah. Bukan hanya karena Yong Hwa, tapi juga karena tatapan Sung Hye yang seperti memohon padanya untuk tidak mencari masalah dengan Yunho. Lagi-lagi tatapan Sung Hye diakhiri untuk Doojoon. Gadis itu jelas meminta Hye Ra merahasiakan kejadian ini dari siapapun. Terutama Doojoon.
        Yunho menepuk pundak Yong Hwa seolah masalah sudah selesai. Ia tidak tau jika tiga orang bersamanya itu memiliki rahasia besar di belakangnya. “Pertahankan sikap seperti itu,” ujar Yunho sebelum pergi meninggalkan Yong Hwa bersama Hye Ra.
        Yong Hwa dan Hye Ra menatap kepergian Yunho yang membawa serta Sung Hye bersamanya. Tak disangka, Sung Hye berbalik dan tersenyum sebagai ucapan terima kasihnya pada Hye Ra dan Yong Hwa juga. Tapi tidak untuk Hye Ra. Menurutnya, Yunho masih meninggalkan sedikit dendam padanya. Sampai-sampai, Hye Ra masih ingin mengejar Yunho setelah Sung Hye sudah tak menatapnya.
        “Apa yang kau lakukan?” protes Yong Hwa yang sudah melingkari tangannya dipinggang Hye Ra dari belakang sebagai upaya menghalangi gadis itu untuk mengejar Yunho.
        Hye Ra berusaha melepaskan tangan Yong Hwa yang berada di pinggangnya.“Apa kau tak melihat semua yang dilakukan pemuda itu pada Sung Hye?” Tanya Hye Ra dengan nada tinggi.
        “Jika kau ingin membantu Sung Hye, bukan seperti ini! Pikirkan cara lain!” seru Yong Hwa mengingatkan.
        “Iya, tapi lepaskan,” pinta Hye Ra.
        “Berjanji padaku untuk tidak bersikap bodoh.”
        “Iya,” ujar Hye Ra singkat dan Yong Hwapun tak mengingkari janjinya. Tapi Hye Ra yang tak menepati janji, ia sudah akan berlari ke arah Yunho dan Sung Hye menghilang. Dan tentu saja Yong Hwa sudah mengantisipasi kejadian tak terduga seperti ini.
        “Sudah ku duga,” desis Yong Hwa lalu menarik tangan Hye Ra ke arah berlawanan.

***


4 komentar:

  1. aish joon di tampar sama hye ra..
    lagian sih kenapa ga dari dulu aja dy nembak hye ra.. hye ra juga ga taunya suka juga sama joon..
    hah...!!! dasar CDHANGSUN...!!!!

    BalasHapus
  2. eh.. ralat.. maksudnya cewenya yoona..
    hihihihi

    BalasHapus
  3. gue sendiri aja yang bikin kesel juga sama Joon... ahahaha... itulah yg namanya gak jodoh... selain gak ada keberanian, emang sedikit gak ada kesempatan juga...

    BalasHapus
  4. hahahaha
    eamng dasar Lee Changsun...yupz benar sekali..
    mungkin sudah Takdirnya begitu..

    BalasHapus