Rabu, 12 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 4)



Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Yong Hwa (CN Blue)
Genre               : romance
Length              : part

***

        “Lalu, siapa kekasihmu sekarang?” Tanya Yong Hwa memecah keheningan.
        “Jung Yong Hwa.”
        Yong Hwa menghentikan mobilnya karena memang mereka telah sampai di tempat yang mereka tuju. “Itu sudah jelas karena kita memang belum resmi putus. Tapi maksudku, siapa kekasihmu selain diriku?”
        Mereka masih belum keluar dari mobil.
        “Jangan kau pikir aku tidak tau pemuda yang bersamamu di supermarket kemarin.”
        Sontak saja Hye Ra melirik Yong Hwa dengan tatapan menyelidik. “Jadi kau melihatku bersama Joon?” pekik Hye Ra cukup terkejut. Tak menyangka jika kebersaamaannya dengan Joon kemarin diketahui seorang Yong Hwa. Bahkan ia saja belum bercerita hal itu pada Doojoon.
        “Jadi namanya Joon? Lalu Doojoon mau kau apakan?” pertanyaan Yong Hwa terkesan menyindir. Tentu saja keadaan seperti itu sudah sering terjadi di antara mereka. “Aku juga tau kalau kau dan Doojoon sangat dekat akhir-akhir ini,” seru Yong Hwa karena Hye Ra menghadiahinya pelototan tajam. “Itu terbukti dengan ucapan Doojoon yang terkesan mengancamku tadi. Dia takut aku menyakitimu. Padahal kau tau sendiri kan aku tidak pernah menyakitimu?”
        Hye Ra menatap Yong Hwa penuh arti. “Doojoon? Mengancam Yong Hwa? Apa itu artinya dia mengkhawatirkanku bersama Yong Hwa?” gumam Hye Ra dalam hati. Ada sebuah titik terang yang ia rasakan dari Doojoon. Gadis itu tersenyum jahil. “Itu artinya, aku memiliki tiga orang kekasih sekarang,” serunya heboh sambil mengacungkan tiga jarinya ke hadapan Yong Hwa. Tentu saja itu upaya untuk menutupi perasaan yang sebenarnya di hadapan pemuda itu.
        “Kau dan Doojoon benar-benar berpacaran?” Tanya Yong Hwa dengan nada sedikit tak percaya. Meski ia sempat membahas itu sebelumnya. “Tapi bukankah Doojoon dan Sung Hye…”  
        “Sung Hye di jodohkan orang tuanya dengan Yunho. Dan sekarang aku adalah kekasih Doojoon di depan member ‘Blue Flame’,” seru Hye Ra dengan nada bangga.
        “Akh, aku ingat sekarang,” pekik Yong Hwa. “Pemuda yang bernama Joon itu bukannya vocalis ‘Blue Flame’?”
        “Yup,” Hye Ra menjawab singkat.
        “Tapi kenapa dia malah mengaku sebagai kekasihmu? Terlebih di depan Yoona dan Minho. Jujur saja, aku nyaris tak bisa menahan tawa melihat kejadian itu.”
        Hye Ra mendengus kesal mendengar cerita Yong Hwa. “Harusnya aku sadar jika kau berda di sana juga,” cibirnya karena Yong Hwa masih sibuk menertawai pemandangan yang dilihatnya. “Sudahlah, aku lapar.” Hye Ra mengalihkan pembicaraan mereka dengan cepat-cepat ke luar dari mobil itu dan di susul dengan Yong Hwa tak lama kemudian.
        “Hei, tunggu!” kejar Yong Hwa dan langsung merangkul Hye Ra saat gadis itu sudah terjangkau oleh tangannya.
        “Lepaskan!” Hye Ra yang merasa risih, menyingkirkan tangan Yong Hwa dari bahunya.
        Yong Hwa menurutinya namun hanya sesaat sebelum akhirnya kembali merangkul Hye Ra. “Tapi Joon juga melakukan itu padamu,” protesnya.
        “Yong Hwa!” jerit Hye Ra yang kini berusaha menjauhkan tangan pemuda itu lalu mendorongnya untuk menjauh.
        “Jangan lari!” teriak Yong Hwa berusaha menghentikan Hye Ra yang sudah berlarian ke arah pintu masuk restoran.

***

        “Beri tepuk tangan yang meriah untuk ‘Blue Flame’ band,” teriakan heboh dari seorang host acara tersebut mengiringi perjalanan anak-anak band dari ‘Blue Flame’ meninggalkan panggung acara.
        Ketenaran ‘Blue Flame’ bukan hanya di atas panggung. Apalagi mereka baru saja mendapat penghargaan sebagai pengisi soundtrack dalam sebuah film. Selama mereka berjalan meninggalkan stage sampai mereka sampai di ruang ganti, setiap kru atau siapapun yang bertemu pasti akan menyapa, memberi ucapan selamat dan lain sebagainya.
        “Rasanya seperti saat pertama kali Han Yoo menerima cintaku,” ujar Luhan berlebihan saat mereka sampai di depan ruangan dengan label nama band mereka. Ia bahkan sampai berkali-kali mencium piala yang mereka dapat.
        “Anak itu terlalu berlebihan,” cibir Joon yang berdiri paling belakang. Doojoon dan Nichkhun yang berada tepat di depannya hanya menertawai sikap Joon yang bahkan terlihat lebih kekanakkan di banding Luhan yang notabene adalah member termuda di sana.
        Luhan berdiri membelakangi pintu, namun tangannya sudah menggenggam knop. “Hyung, kita harus rayakan ini,” ujarnya sambil memegang pintu.
        “Sudah, cepat masuk. Aku lelah,” seru Siwan kesal sambil mendorong pelan tubuh Luhan.
        Mungkin karena Luhan sedikit tidak siap, meski pelan Luhan tetap sampai terjungkal menerima perlakuan Siwan terhadapnya. “Aww, hyung sakit!” jeritnya sambil memegangi pinggang.
        Bukannya langsung menolong, ke empat member ‘Blue Flame’ yang lain malah menertawakan adegan Luhan terjatuh.
        “Hyung, kalian jahat,” Luhan berujar manja seperti benar-benar tertindas oleh ke-empat hyungnya.
        “Oppa, kau baik-baik saja?”
        Luhan membeku dan tiba-tiba salah tingkah. Tentu saja karena seseorang yang kini duduk di sampingnya kini tak lain adalah Han Yoo si pembaca berita di televisi itu. Buru-buru Luhan berdiri dan menganggap tak terjadi apa-apa sebelum ini.
        “Ternyata kau menepati janji untuk datang ke sini,” ujar Luhan dengan nada bicara berubah 1800 dari sebelumnya. Tentu saja itu juga merubah pandangan ke empat hyungnya yang semula ingin membantu, malah kini seperti ingin menambah penderitaan Luhan. Bahkan Nichkhun sudah mengangkat botol air mineral di tangannya tinggi-tinggi dan Doojoon sudah hampir melepas sepatunya namun semuanya berhasil di cegah oleh Siwan.
        “Oppa, kalian tidak ada yang ingin masuk?” tegur seseorang dari arah dalam setelah pasangan Luhan dan Han Yoo sudah lenyap ke dalam ruangan.
        Kali ini Nichkhun yang bertingkah berlebihan karena gadis yang baru saja menyapa mereka itu adalah Minjung, kekasihnya. “Tentu saja aku akan masuk,” seru Nichkhun cepat-cepat melesat ke dalam. Ia bahkan sampai menggeser paksa tubuh Siwan yang menurutnya cukup menghalangi jalan.
        “Apa kekasih kalian juga ada di dalam?”
        Doojoon dan Siwan kompak berbalik. Mereka segera melesat ke dalam tanpa pamit saat menyadari seseorang yang bicara tadi adalah Joon, leader mereka.
        Joon hanya mengangkat bahu tak peduli pada dua anggotanya yang tadi meninggalkannya sendiri di sana. Joonpun segera masuk. Ia ingin cepat-cepat mengganti pakaian dan langsung pulang ke dorm. Leader ‘Blue Flame’ itu masuk paling akhir, dan terpaksa ia yang menutup pintu. Saat berbalik, Joon berpapasan dengan Siwan yang sudah berganti kostum panggung dengan pakaian yang lebih kasual.
        “Kau mau ke mana?” tegur Joon sebelum Siwan meraih knop pintu.
        Siwan hanya menunjukkan senyumannya sebagai jawaban, bukan menggunakan kata-kata. Lalu dengan sigap segera melarikan diri sebelum Joon atau yang lain merusak rencananya.
        Joon langsung menuju meja rias sambil melepas jasnya. “Doojoon, kau tidak mengajak kekasihmu?” Tanya Joon yang hanya mengawasi Doojoon melalui kaca rias. Ia sendiri juga sedang sibuk melepaskan beberapa aksesoris yang digunakan saat mengisi acara tadi.
        Doojoon sendiri segera menghentikan kegiatannya melepas kancing kemeja yang berada di tangan, lalu melirik Nichkhun dan Minjung yang sikapnya menjadi salah tingkah. Ia hanya menatap bingung dua temannya itu. Yang tidak Doojoon mengerti adalah, Joon yang bertanya padanya, tapi kenapa justru Nichkhun seperti merasa di tegur. Padahal Luhan dan Han Yoo sama sekali tak terpengaruh dengan apa yang dikatakan Joon.
        Doojoon kini sudah berdiri sambil menyambar jas yang ia pakai tadi. “Hye Ra baru akan mengunjungiku besok, hyung,” jelasnya. Tanpa menunggu Joon merespon lagi, Doojoon sudah lebih dulu masuk ke dalam ruang ganti.

***

        “Sampai kapan kau ingin ‘pura-pura’ berpacaran dengan Doojoon?” tegur Yong Hwa sambil memberi penekanan saat berkata ‘pura-pura’ sebagai penegasan. “Kau harus ingat, Doojoon itu artis. Jika hubungan kalian sampai tercium media, masalah akan semakin rumit. Mungkin Sung Hye akan sakit hati karena merasa dikhianati dan akan benar-benar meninggalkan Doojoon. Aku tau mereka masih saling mencintai. Apa kau tega melihat mereka seperti itu? Terutama Doojoon.”
        Hye Ra sama sekali tak merubah posisi menatap ke luar jendela mobil Yong Hwa. Bukan ingin mengabaikan pemuda itu, tapi Hye Ra benar-benar sedang memikirkan apa yang baru saja di katakana Yong Hwa.
        Yong Hwa menepikan mobilnya dan menatap Hye Ra lekat-lekat meski gadis itu masih memalingkan wajah darinya. “Aku yakin kau bukan gadis jahat yang akan memanfaatkan keadaan untuk merebut Doojoon dari Sung Hye.”
        Dengan sigap Hye Ra membuka pintu. “Sebentar lagi hujan. Aku tak ingin membahas itu. Terima kasih untuk hari ini,” seru Hye Ra sebelum keluar dan tidak memberi kesempatan Yong Hwa untuk bicara. Bahkan untuk sekedar mengucapkan selamat malampun Yong Hwa tidak sempat.
       

***

        Di tempat berbeda. “Aku duluan,” pamit Soo In pada beberapa teman kerjanya sambil berjalan ke luar dapur. Ia juga telah mengganti seragam kerjanya. Kaki Soo In tiba-tiba berhenti melangkah karena ia melihat sosok Siwan yang berjalan memasuki café. Soo In sendiri berdecak menyesal karena pemuda itu bisa dipastikan telah melihatnya. Benar saja, bahkan kini Siwan sudah melangkah mendekat ke tempat Soo In berada sekarang.
        Siwan tersenyum seolah ia telah memenangkan sebuah kompetisi besar di antara mereka. “Aku belum telat, kan?”
        Tanpa ada niat sedikitpun untuk menjawab, Soo In berjalan melewati pemuda itu tanpa melirik sedikitpun. Ia tampak tak mempedulikan keberadaan Siwan di sana.
        Saat sudah sampai di depan pintu, Soo In kembali menghentikan langkah. Ia yakin Siwan pasti mengejarnya. Dan benar, bahkan kini pemuda itu sudah berdiri di sampingnya.
        Soo In hanya mengawasi Siwan melalui ekor matanya. Sama sekali tak ingin menatap Siwan lebih dari itu. “Apa yang kau lakukan?” desis Soo In, dingin. Ia sudah tak tau dengan cara apalagi untuk menghindari drummer ‘Blue Flame’ tersebut.
        Siwan sengaja berdiri menghadap gadis itu yang kini justru telah membelakanginya karena itu cukup membantu untuk mengurangi kegugpannya menghadi Soo In. Perlahan Siwan merendahkan posisi kepala hingga sejajar dengan telinga Soo In.
        “Aku sedang mengejar seorang pencuri,” bisiknya lembut. Bukannya membuat Soo In merasa tenang, gadis itu justru melarikan diri dari hadapan Siwan. “Aku benar-benar merasa menjadi seorang polisi sekarang,” gumam Siwan penuh semangat. Ia sangat menikmati suasana seperti ini. Mengejar Soo In dalam artian yang sebenarnya. Karena ia harus berlari menggunakan tenaga untuk bisa menyusul gadis impiannya.
        Siwan masih mengejar Soo In sampai halte bus. Cukup lama menemani gadis itu menunggu sampai bus datang. Siwan mendongak ke atas, tepat ketika butiran-butiran air jatuh dari langit. Semakin lama hujan semakin deras. Ditambah lagi, tak ada satupun bus yang lewat. Siwan melirik jam di tangannya. Sudah tepat jam sebelas malam.
        Jalanan sudah hampir sepi dan hanya ada satu taksi yang terlihat dari ujung jalan. Tanpa pikir panjang, Siwan melambaikan tangan sampai akhirnya taksi berhenti di depan mereka. Tanpa pikir panjang, Siwan membukakan pintu lalu menarik tangan Soo In dan membawa gadis itu untuk masuk ke dalam taksi.
        “Apa yang kau lakukan?” jerit Soo In sambil berusaha melepaskan diri. Tentu saja tenaga Siwan lebih besar.
        “Sudah tidak ada bus. Cepat masuk!” perintah Siwan dan seenaknya mendorong tubuh Soo In hingga masuk ke dalam taksi. “Antarkan dia sampai rumah,” seru Siwan pada sang supir lalu menutup pintu taksi dari luar. Setidaknya, ini sudah cukup aman dan Siwan bisa kembali ke dorm dengan tenang.

***

        Malam ini hujan turun cukup deras. Joon sampai harus menunggu beberapa saat di lobi gedung tempat ‘Blue Flame’ mengisi acara penghargaan film sampai hujan cukup reda sehingga ia bisa berlari menuju lapangan parkir. Mobil Joon terpaksa ia parkirkan di luar gedung karena tadi ia datang cukup telat di antara member ‘Blue Flame’ yang lain. Alasan lainnya adalah agar ia lebih mudah meninggalkan gedung tersebut bahkan sebelum acara di dalam benar-benar selesai.
        Tak lama ada sebuh mobil berhenti tepat di depan Joon dan sontak membuat pemuda itu mendekat. Tentu saja Joon mengenal mobil tersebut karena pemiliknya adalah Doojoon.
        Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Joon sudah membuka pintu dan masuk ke dalamnya.
        “Kau tadi ke sini tidak membawa mobil, hyung?” tegur Doojoon saat leadernya itu sudah duduk di sampingnya.
        “Bawa. Dan aku minta kau antarkan aku ke parkiran. Hujannya sangat deras, jadi aku tak mungkin menerobosnya,” ujar Joon yang sama sekali tak mendapat protesan sekecil apapun dari Doojoon yang segera menjalankan permintaannya itu.
        Doojoon memperlambat laju mobilnya karena salah satu tangannya sedang sibuk mengirim sebuah pesan pada seseorang. Ia tak menyadari bahwa Joon sedang mengawasi apa yang ia lakukan saat itu.

***

        Hye Ra baru saja ke luar dari kamar mandi saat seseorang menekan bel apartmennya. “Siapa yang datang malam-malam begini?” gumam Hye Ra seorang diri karena saat itu sudah hampir tengah malam. Tidak mungkin Minho, karena jika datang pemuda itu tidak akan menekan bel seperti tamu.
        Segera saja Hye Ra melesat ke kamar untuk berganti pakaian. Bisa saja itu Yong Hwa. Pemuda itu tidak akan mengenal tempat dan waktu jika ingin benar-benar datang. Padahal baru satu jam yang lalu mereka berpisah. Hye Ra menyambar sebuah kaos yang terletak di atas tempat tidur. Setelah memakainya, Hye Ra baru menyadari bahwa itu kaos pemberian Doojoon yang awalnya milik Joon. Sudah tidak ada waktu lagi, karena orang itu terdengar tak sabar dalam menekan bel.
        Dengan cepat Hye Ra menyambar knop pintu lalu membukanya. “Apa kau tak bisa sabar sedikit!” cecar Hye Ra pada seorang pemuda di hadapannya. Doojoon.
        Basist ‘Blue Flame’ itu berdiri sambil memeluk tubuhnya sendiri yang mulai kedinginan karena hujan. “Apa tak lihat kondisi tubuhku sekarang?” balas Doojoon lalu seenaknya masuk tanpa mendapat ijin lebih dulu dari Hye Ra.
        “Sudah tau hujan, kenapa tak pulang langsung ke dorm?”
        Doojoon tak menjawab. Ia sibuk melepaskan jaketnya yang cukup basah.
Hye Ra hanya menghela napas menahan kesal sambil menutup pintu di belakangnya lalu bergegas menuju kamar. Saat keluar, gadis itu membawakan handuk dan pakaian ganti milik Minho untuk Doojoon.
        “Jam berapa Yong Hwa mengantarmu pulang?” Tanya Doojoon seusai dari kamar mandi. Pakaiannya yang basah juga telah ia ganti dengan milik Minho.
        Hye Ra yang sejak Doojoon datang sibuk dengan laptop, memutar kursi bar mini yang membatasi dapur dan ruang tamu apartmennya. Kepalanya tertutup handuk karena rambutnya masih basah. “Sekitar satu jam yang lalu,” jawabnya enteng sambil menyodorkan segelas susu coklat hangat yang tadi terletak di samping laptopnya.
        Doojoon yang masih berdiri, berjalan menghampiri Hye Ra untuk mengambil minuman di tangan gadis itu. Lalu membawanya ke sofa di ruang tamu yang sekaligus ruang tivi. Satu tangannya yang lain sibuk mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk. Doojoon mengawasi Hye Ra saat gadis itu duduk di sofa yang hanya untuk satu orang. Yang menyita perhatiannya adalah kaos yang melekat di badan gadis itu.
        “Tidak terlalu buruk jika kau yang mengenakan pakaian itu,” komentar Doojoon mengenai pakaian yang awalnya milik Joon. Sedetik kemudian pemuda itu mengalihkan tatapannya ke layar tivi yang sedang menayangkan pertandingan sepakbola sambil sesekali menyeruput susu coklat hangat di tangannya.
        Hye Ra menunduk memastikan maksud ucapan Doojoon. Benar, pemuda itu membahas kaos di badannya. “Aku terburu-buru saat kau datang, jadi hanya ini yang ku dapat.”
        “Sebelum ke sini, aku sudah mengirimimu pesan,” ujar Doojoon mengingatkan.
        Mata Hye Ra membulat. “Benarkah?” pertanyaannya hanya dibalas decakan kesal dari Doojoon. “Apa kau lapar? Tapi aku hanya punya pasta,” tawar Hye Ra sebagai upaya mengalihkan pembicaraan mereka.
        “Boleh,” jawab Doojoon singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari layar televisi.

***

        Hujan turun merata hingga ke sudut kota. Termasuk dorm yang di huni ke lima member ‘Blue Flame’. Luhan dan Nichkhun sudah berada di dalam dorm. Mereka sampai membawa selimut ke ruang tivi sambil menunggu member yang lain pulang.
        Luhan sendiri sudah terkantuk-kantuk di sofa. Tapi ia bersikeras ingin menunggu Doojoon sebelum tidur di dalam kamar karena Doojoon sudah berjanji untuk pulang meski akan sedikit larut malam. Sementara Nichkhun masih serius menatap televisi yang menayangkan pertandingan sepakbola.
        Tak lama waktu berselang, pintu dorm tampak terbuka dan memunculkan Siwan di baliknya dengan pakaian yang cukup basah.
        “Kalian hanya berdua?” Tanya Siwan saat hanya melihat Nichkhun hanya bersama Luhan yang sudah tertidur lelap.
        “Joon dan Doojoon akan pulang telat katanya,” Nichkhun yang menjawab karena memang hanya dia yang masih terjaga. Tatapan Nichkhun tertuju pada sebuah kertas tebal di tangan Siwan. Sekilas seperti kartu undangan. “Siapa yang akan menikah?” tergurnya.
        Siwan menyodorkan benda di tangannya ke arah Nichkhun. Ternyata memang benar sebuah undangan. “Tidak tau. Itu untuk Joon,” jelas Siwan. “Tolong kau bawa ke kamar Joon. Aku ingin ganti pakaian,” ujarnya seraya berpamitan ke dalam kamar.
        Nichkhun membaca bagian depan kartu undangan tersebut. Memang benar tertera nama Lee Joon di sana. Dan yang membuat Nichkhun membulatkan mata adalah, ternyata itu adalah undangan pertunangan Yoona dan Minho yang akan di selenggarakan dua minggu lagi.
        “Bagaimana cara aku menyampaikannya?” gumam Nichkhun seorang diri. Memang hanya dia yang mengetahui kisah cinta Joon yang bertepuk sebelah tangan dengan Yoona. Bahkan kini gadis itu akan segera melangsungkan pertunangannya. Tidak lama lagi mereka pasti akan segera menikah.

***

        Hye Ra membawa dua piring berisi pasta dan bersamaan dengan bel apartmennya yang kembali berbunyi. Doojoon dan Hye Ra saling tatap sambil menerka-nerka siapa yang datang.
        “Kau mengajak teman?” Hye Ra yang lebih dulu mengajukan pertanyaan.
        “Tidak,” jawab Doojoon singkat. “Mungkin Minho?” tebaknya.
        Hye Ra sudah meletakkan dua piring pasta tersebut di meja. “Oppa tidak mungkin menekan bel seperti tamu,” jelasnya yang kini sudah menegakkan badan dan siap melangkah ke arah pintu.
        “Berarti Yong Hwa,” tuduh Doojoon yang sukses membuat Hye Ra menatapnya tajam sebelum akhirnya benar-benar membukakan pintu untuk seseorang di luar apartmennya.
        “Kau?” pekik Hye Ra yang sedikit terkejut. Membuat Doojoon menoleh dan memastikan siapa orang tersebut, namun tubuh Hye Ra cukup menghalangi pandangannya.
        “Hai…” tegur Joon sedikit canggung. Ia juga memeluk tubuhnya yang basah. Hampir mirip dengan kejadian yang dialami Doojoon saat baru sampai tadi. Tapi bedanya, Joon tidak mungkin menerobos masuk seenaknya.
        “Kau mencari Doojoon?” tebak Hye Ra. Tidak mungkin leader ‘Blue Flame’ itu datang untuk mencarinya, apalagi mencari Minho.
        Joon menggeleng sambil menahan dingin.

***


3 komentar:

  1. siwan parah banget, luhan sampe jatoh gtu gara2 di dorong sama dy.. dan parahnya lagi, bukannya ditolongin malah diketawaiin sama oppa oppa nya.. wkwkwk :D
    doojoon bukannya langsung pulang ke dorm malah mampir dulu ke apartmennya Hye Ra.. hahaha :D
    kasian sekali nasib joon.. cintanya bertepuk sebelah tangan dengan yoona.. dan yoona akan segera bertunangan dengan minho.. gimana nasib joon selanjutnya yah??
    hahaha
    si joon juga mampir ke apartmennya Hye Ra.. apakah mereka berdua akan berantem di dalam apartmennya Hye Ra??

    BalasHapus
  2. pertanyaan yang bagus reader...
    kira-kira, apa motif Joon datang ke apartmen Hye Ra?
    semua jawabannya akan ada di part selanjutnya... tunggu saja...

    BalasHapus