Rabu, 26 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 9)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yong Hwa (CN Blue)  
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Sungmin (Super Junior)
Genre               : romance
Length              : part

***
       
        Tak lama setelah menejernya pergi, Luhan memasang jadwal baru pada sebuah papan yang memang biasa digunakan untuk memberikan informasi pada member ‘Blue Flame’. Tak lama, pintu dorm kembali terbuka.
        “Hyung, tadi Sungmin hyung datang membawakan jadwal baru kita,” jelas Luhan pada Joon.
        Joon mendengarkan Luhan bicara sambil berlalu menuju dapur karena ia datang sambil membawa tas plastic berisi bahan-bahan makanan. “Iya, tadi aku sempat bertemu dengannya di bawah.”
        Luhan yang tadi mengikuti Joon ke dapur, langsung memeriksa apa-apa saja yang baru di beli Joon dari supermarket.
        “Kau tau ke mana yang lain?” Tanya Luhan sambil membantu Joon mengeluarkan belanjaan ke atas meja. Sementara Joon merapihkan barang-barang itu ke dalam kulkas dan lemari.
        Joon menghentikan sementara aktivitasnya sambil berpikir. “Aku juga tidak tau. Nichkhun hanya bilang mereka ingin ke luar.”
        “Mereka pergi bersama?” Tanya Luhan yang hanya di jawab anggukan oleh Joon. “Setauku Siwan hyung dan Doojoon hyung baru akan ada jadwal nanti sore, sementara Nichkhun hyung libur hari ini,” jelas Luhan yang cukup memperhatikan jadwal member yang lain. Padahal leader mereka sendiri sering kali tertukar dengan jadwal yang ia miliki.
        “Mereka pergi dengan pakaian santai. Mungkin mereka hanya ingin berjalan-jalan sebentar.” Joon menutup pintu kulkas. “Aku ke kamar dulu,” pamitnya yang langsung meninggalkan Luhan di dapur.
        Tanpa sepengetahuan Joon, Luhan juga mengikuti leadernya itu untuk menyingkir dari dapur. Namun langkah Luhan sempat terhenti karena mendapati sebuah bantal lengkap dengan selimut yang tidak terlipat di atas sofa panjang. Selimut tersebut seperti baru saja digunakan seseorang. Tapi kemudian, Luhan kembali mengikuti Joon yang kini sudah berada di kamarnya.

***

        Nichkhun baru saja membuka pintu dorm. Di saat yang bersamaan, terdengar seperti ada sebuah keributan kecil yang berasal dari dalam dorm. Nichkhun, Siwan dan Doojoon hanya saling melempar pandangan. Siwan menunjuk ke arah dalam menggunakan dagunya. Sontak saja ke tiga member ‘Blue Flame’ ini segera berhamburan ke dalam dorm.
        Ketika sampai di ruang tivi, Siwan, Nichkhun dan Doojoon disuguhkan pemandangan yang cukup biki syok. Di mana Joon membekap mulut Luhan yang sudah tiduran di atas lantai dan sedikit tertindih tubuh Joon. Luhan berusaha memberontak, namun Joon seperti tak mau melepaskannya.
        “Joon! Apa yang kau lakukan?” jerit Siwan yang sukses mengakhiri penderitaan Luhan.
        Saat Joon menoleh dan lengah, Luhan dengan sigap menyingkirkan tangan Joon yang membekap mulutnya. “Joonie hyung membawa seorang gadis menginap di kamarnya!” teriak Luhan yang langsung saja membuat Joon kembali ingin membekapnya. Namun Siwan sudah lebih dulu menghalanginya sambil berusaha menyingkirkan Joon dan membantu Luhan untuk berdiri.
        “Apa benar semua yang dikatakan Luhan?” Tanya Nichkhun yang sudah menatap Joon penuh selidik.
        Di saat yang bersamaan, Doojoon yang berada tepat di depan pintu kamar Joon, membalikkan badan karena merasakan pintu dibelakangnya seperti terbuka.
        “Hye Ra?”
        Mendengar Doojoon menyebut nama Hye Ra, sontak saja membuat yang lain menegakkan badan. Kecuali Joon yang kini sudah duduk di sofa.
        Siwan segera melesat mendekati Doojoon dan Hye Ra. “Jadi sejak semalam kau di sini? Kenapa tidak mengabariku?” Tanya Siwan cemas dan langsung saja mendapat tatapan membunuh dari Doojoon.
        Hye Ra tak menjawab. Ia justru melirik ke arah Joon. Tak lama Joon pun mendongak karena merasakan dirinya menjadi pusat perhatian. “Kau lihat ponselku?” Tanya Hye Ra saat tatapan mereka bertemu.
        Tanpa berkata apapun, Joon berdiri menuju sebuah meja di dekat televisi. Ia menyambar salah satu ponsel yang tergeletak di sana dan langsung memberikannya pada Hye Ra. “Semalam ponselmu mati. Aku sudah menchargenya.”
        “Di mana kau bertemu Hye Ra?” Tanya Nichkhun yang saat itu berdiri paling dekat dengan Joon.
        Sebelum mendengar Joon menjawab pertanyaan Nichkhun, Doojoon lebih memilih menyambar tangan Hye Ra dan siap membawa gadis itu pergi dari dormnya.
        Luhan yang menyadari gerak-gerik mencurigakan Doojoon, segera menghentikan langkah hyungnya itu. “Doojoon hyung, tunggu!”
        “Ada apa lagi Luhan?” Tanya Doojoon berusaha bersikap tenang.
        Bukannya menjawab, Luhan justru memperhatikan Hye Ra dari atas hingga bawah. “Bukankah itu piyama milikku?” seru Luhan setelah menyadari pakaian yang dikenakan Hye Ra.
        Hye Ra yang tidak tau apa-apa, langsung menatap Joon dan menuntut penjelasan. Namun pemuda itu tak mau membalas tatapan Hye Ra.
        “Hye Ra hanya meminjam. Besok akan ia kembalikan,” ujar Doojoon menengahi sebelum Luhan heboh karena ada yang memakai piyamanya tanpa ijin. Ia lalu menarik Hye Ra pergi dari dorm tanpa pamit.
        Setelah Doojoon dan Hye Ra benar-benar meninggalkan dorm, Siwan membalikkan badan dan tatapannya terhenti tepat ke arah Joon yang masih duduk di sofa. “Jelaskan semuanya pada kami.”
        “Jelaskan apa?” Joon menjawab dengan pertanyaan.
        “Jawab pertanyaanku yang tadi,” tuntut Nichkhun.
        Joon menghela napas. “Aku hanya bertemu dengannya di jalan. Dan…”
        “Hyung, cepat jawab!” desak Luhan yang kini berdiri di samping Siwan.
        “Hye Ra hampir pingsan,” jelas Joon.
        “Kenapa tak kau antar ke rumahnya?” Tanya Nichkhun lagi.
        Joon melirik Nichkhun tajam. “Kalau terjadi sesuatu pada Hye Ra bagaimana? Dia hanya tinggal sendiri di apartmennya.”
        “Kau tau dia tinggal sendiri?” selidik Siwan.
        Nichkhun merentangkan satu tangannya ke hadapan Siwan untuk menengahi pemuda itu dengan Joon. “Jelaskan semuanya.”
        Joon melirik kesal ke arah Nichkhun dan Siwan yang tampak memojokkannya. “Kau ingat waktu aku dan Doojoon pulang tengah malam? Kami terjebak hujan deras. Dan aku mengikuti Doojoon sampai ke apartmen Hye Ra. Yang aku tau Hye Ra memang hanya tinggal sendiri di sana.”
        “Tapi kenapa kau tak bilang kalau Hye Ra ada di sini sejak semalam?” Siwan kembali bertanya.
        “Kalian semua sudah tidur.”
        “Biar bagaimanapun, Hye Ra adalah seorang gadis. Dan ia adalah kekasih Doojoon. Kau harus menghargai perasaan Doojoon,” ujar Nichkhun mengingatkan.
        Joon menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Ia tak ingin berdebat dengan Nichkhun hanya untuk masalah Hye Ra dan Doojoon. Tak lama kemudian, terdengar seseorang menekan bel dorm ‘Blue Flame’. Luhan yang berinisiatif untuk membukakan pintu.
        Siwan ikut merebahkan badannya di samping Joon. “Sekarang bagaimana cara kita menjelaskan pada Doojoon. Dia pasti kecewa padamu, Joon.”
        Tidak ada yang merespon ucapan Siwan setelah itu. Sementara Nichkhun tampak sibuk berpikir sendiri. “Siapa yang datang? Kenapa Luhan lama sekali di depan?” ujar Nichkhun curiga. Tanpa pikir panjang, ia bergegas menyusul Luhan. Namun di saat yang bersamaan, Luhan pun muncul bersama seorang gadis.
        “Siapa?” Tanya Siwan pada Luhan.
        “Gadis ini ingin bertemu dengan Doojoon hyung, dan dia mengaku sebagai kekasih Doojoon hyung,” jelas Luhan yang bisa dipastikan sukses membuat Joon, Siwan dan Nichkhun sangat terkejut.
        Joon berdiri dan segera menyuruh gadis itu untuk duduk. “Siapa namamu?” Tanya Joon.
        “Hyung, kenapa kau malah mencari kesempatan untuk berkenalan?” protes Luhan, tapi Joon tampak tak mempedulikannya.
        “Namaku Sung Hye,” kata gadis itu.
        Joon kembali terkejut mendengar pengakuan gadis itu. “Jadi kau benar kekasihnya Doojoon?”
        “Joon, apa-apaan kau ini?” seru Siwan yang ikut protes. “Bukankah sudah jelas kalau kekasih Doojoon itu adalah Hye Ra. Tidak mungkin Doojoon seorang playboy dan memiliki pacar lebih dari satu.”
        Kali ini Sung Hye yang tampak terkejut. Sementara Joon hanya menghela napas untuk menahan emosi. “Apa kau benar kekasih Doojoon?” Joon mengulangi pertanyaannya, tentu saja dengan nada lembut.
        Luhan dan Siwan baru saja ingin kembali melancarkan protes, namun Nichkhun lebih dulu menghalangi mereka.
        Sung Hye menatap Joon intens. Ia masih bingung harus menjawab apa pertanyaan Joon tadi. Ada sedikit penyesalan setelah ia sampai di sana. Karena ternyata ada hal mengejutkan yang ia dengar. Di hadapan member ‘Blue Flame’, Doojoon mengakui Hye Ra sebagai kekasihnya, bukan Sung Hye.
        Nichkhun meletakkan salah satu tangannya di pundak Joon. “Hentikan.”
        Joon menoleh. “Ini alasan kenapa aku tidak peduli pada Doojoon mengenai Hye Ra.”

***

        Selama perjalanan menuju apartmen Hye Ra, baik Doojoon ataupun gadis itu saling diam. Doojoon sudah cukup frustasi karena Hye Ra tak pernah menjawab pertanyaannya. Hingga akhirnya ia pun terpaksa ikut diam. Sampai akhirnya mereka sampai di pelataran parkir gedung apartmen tempat Hye Ra tinggal. Doojoon segera melesat mengejar Hye Ra yang telah lebih dulu ke luar dari mobilnya.
        “Berhenti mengabaikanku seperti ini!” protes Doojoon saat ia telah berhasil menangkap tangan Hye Ra.
        Hye Ra tentu saja berusaha melepaskan tangannya dari tangan Doojoon. “Berjanjilah untuk merebut Sung Hye kembali dari tangan Yunho!”
        “Apa maksudmu?” Tanya Doojoon bingung.
        “Kau tidak perlu tau itu! Kau hanya cukup berjanji padaku.”
        “Tanpa perlu berjanji padamu aku akan tetap berusaha merebut Sung Hye kembali.”
        Mendengar ucapan Doojoon itu, Hye Ra berhenti memberontak. “Kau benar. Sekarang lepaskan aku,” pinta Hye Ra lembut.
        Bukannya menuruti, Doojoon justru semakin kuat menahan tangan Hye Ra. “Tidak akan sebelum aku mendapatkan jawaban yang ku mau darimu.”
        “Sudahlah. Aku berjanji tidak akan menjauhimu. Aku juga akan berusaha melupakan perasaan ini.”
        Doojoon berusaha mengartikan sendiri maksud ucapan Hye Ra. dan ternyata, saat-saat seperti itu justru dimanfaatkan oleh Hye Ra untuk melepaskan diri. Ketika ingin mengejar, ada seseorang yang menahan tubuhnya. Yong Hwa.
Tanpa berkata-kata, jelas Yong Hwa menyuruh Doojoon untuk tidak mengejar Hye Ra karena ia lah yang akan menyusul gadis itu.
        Doojoon hanya diam di tempat dan menatap nanar Hye Ra yang kini sedang berbicara dengan Yong Hwa. Entah apa yang mereka katakan. Terlihat jelas ada sedikit perdebatan di sana. Tak lama kemudian, Yong Hwa kembali ke arahnya dan membiarkan Hye Ra lepas begitu saja.
        “Kenapa tidak katakan saja jika Hye Ra memang bersamamu?”
        Doojoon berdecak dan tak ingin menatap Yong Hwa. “Apa pedulimu?” serunya dengan tatapan tajam. “Bukankah kalian berpacaran hanya untuk bersenang-senang?” sinis Doojoon yang memang mengetahui tentang hubungan Hye Ra dan Yong Hwa selama ini.
        Yong Hwa tertawa meremehkan atas pendapat Doojoon. “Tentu saja aku selalu membuatnya tersenyum. Tidak seperti kau.”
        “Apa maksudmu?” Tanya Doojoon sambil susah payah menahan emosi untuk tidak segera menghajar Yong Hwa.
        “Cepat rebut kembali kekasihmu. Dan itu artinya, Hye Ra akan bebas memilih pria lain lalu melepaskanmu.”
        “Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan.”
        “Kau ini tidak peka terhadap perasaan seorang gadis atau apa?” seru Yong Hwa yang mulai gemas dengan reaksi Doojoon yang datar. “Apa kau tidak tau jika selama ini Hye Ra memiliki perasaan padamu?”
        Doojoon cukup tercengang mendengar pernyataan Yong Hwa. “Tapi Hye Ra tak pernah menunjukkan apapun dihadapanku!” serunya untuk membela diri.
        “Itu karena dia sangat menjaga perasaan Sung Hye. Hye Ra sangat yakin kalian masih bisa bersama. Itu sebabnya ia tak ingin memanfaatkan masalah kalian dengan berusaha untuk merebutmu. Dan kau malah meminta bantuannya untuk bisa bertemu dengan Sung Hye,” jelas Yong Hwa panjang lebar.
        “Kalau aku tau seperti ini, aku tidak akan meminta bantuan Hye Ra untuk itu,” sesal Doojoon sekaligus membela diri.
        “Setelah ini ku mohon jangan tanyakan apapun tentang Sung Hye pada Hye Ra.”
        Doojoon segera saja mendapat gelagat aneh yang ditunjukkan Yong Hwa. “Apa mereka bertemu?” desak Doojoon.
        “Aku akan menceritakan semua, tapi berjanjilan untuk tidak kembali membuat Hye Ra menderita dalam bentuk apapun.”
        Awalnya Doojoon masih bingung dengan semua maksud ucapan Yong Hwa. Tapi ia terpaksa menyetujui. Demi membalas penderitaan Hye Ra selama ini karena dirinya.
        “Sung Hye sangat tidak bahagia dengan perjodohannya. Tapi dia tidak ingin kau tau tentang penderitaannya. Kau mendesak Hye Ra untuk bercerita, tapi di sisi lain Sung Hye justru meminta Hye Ra untuk bungkam. Hye Ra sangat tidak ingin melihatmu menderita.”
        Doojoon mengusap wajahnya. Banyak penyesalan yang ia alami saat ini. Baik untuk Hye Ra maupun untuk Sung Hye.
        “Tapi kenapa Hye Ra tidak menolak saat ku minta untuk berpura-pura menjadi kekasihku?”
        “Anggap saja itu karena Siwan. Hye Ra memang fans beratnya,” ujar Yong Hwa yang tidak ingin semakin memperkeruh keadaan.

***

        “Noona ini untukmu,” kata Luhan yang telah membawakan segelas minuman untuk Sung Hye.
        Gadis itupun menerima gelas pemberian Luhan. “Terima kasih.”
        Luhan lalu duduk di lantai bersama Nichkhun. Sementara Sung Hye duduk sendiri di sofa yang lebih panjang dari yang di tempati oleh Joon. Tak lama Siwan muncul dari dalam kamar mandi. Ia melirik Joon dan mengedip satu kali sebagai alat komunikasi mereka. Joon yang mengerti maksud Siwan, balas mengangguk samar.
        “Boleh aku ijin ke toilet sebentar?” ujar Sung Hye dan tentu saja ke empat member ‘Blue Flame’ yang ada langsung menijinkannya.
        Siwan menolehkan tatapannya ke arah Luhan setelah memastikan Sung Hye sudah menutup dengan benar pintu kamar mandi. “Apa Doojoon tidak pernah menceritakan sesuatu tentang kekasihnya padamu? Kalian kan teman sekamar.”
        Bukannya menjawab, Luhan justru melirik Nichkhun yang duduk di sampingnya. “Apa Siwan hyung bercerita padamu kalau ia sedang mendekati seorang gadis? Kalian kan teman sekamar,” ujar Luhan seolah balas dendam dengan pertanyaan Siwan.
        Nichkhun menatap Siwan seperti menuntut penjelasan. Namun Siwan hanya menghela napas. Pertanyaan Luhan sudah mewakili seluruh jawaban dari pertanyaannya mengenai Doojoon. Ia dan Doojoon hampir sama, yaitu tidak terlalu terbuka tentang masalah asmara meski dengan teman sekamar mereka sendiri.
        Kali ini Luhan menatap Joon yang termangu seorang diri. “Joonie hyung,” panggilnya.
        “Hmm…” hanya itu yang dikatakan Joon sebagai responnya.
        “Kenapa tak bilang padaku jika ingin meminjamkan Hye Ra piyama milikku?”
        “Kau masih membahas itu?” omel Joon.
        “Tapi…” Luhan tak melanjutkan ucapannya karena Sung Hye sudah lebih dulu muncul dari dalam toilet.
        Setelah itu, tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Sekitar lima belas menit kemudian, terdengar pintu dorm terbuka. Siwan yang sejak tadi berdiri, segera melesat ke arah sumbe suara. Ternyata Doojoon yang datang.
        “Sebenarnya ada apa?” Tanya Doojoon sedikit berbisik, ia bingung karena tadi Siwan menelpon dan menyuruhnya untuk cepat pulang.
        “Seharusnya aku yang bertanya, sebenarnya kau punya berapa kekasih?”
        Doojoon sama sekali tak ingin menjawab pertanyaan Siwan yang menurutnya tidak penting. Ia lebih memilih menuju dalam untuk bisa menemukan jawaban atas kebingungannya sejak tadi. Di sana Doojoon terlihat membeku saat mendapati seorang gadis di antara empat member ‘Blue Flame’ yang berada di dalam dorm.
        Sung Hye juga bereaksi demikian. Ia yang terkejut segera berdiri. Siwan, Nichkhun dan Luhan hanya bisa mengawasi diam-diam. Sementara Joon seperti tak ingin terlibat dengan pertemuan sepasang kekasih yang sedang terpisah. Apa yang terjadi sudah menjawab segalanya. Doojoon memang memiliki hubungan khusus dengan Sung Hye, bukan dengan Hye Ra.
        “Sung Hye?” gumam Doojoon seakan tak percaya bahwa ia bisa kembali bertemu dengan gadis yang sangat ia cintai.
Tapi Sung Hye justru berusaha sebaliknya. Ia terburu-buru memeriksa tasnya dan mengeluarkan sebuah undangan yang akan ia berikan pada Doojoon.
        “Dua Minggu lagi aku akan bertunangan.”
        Doojoon sama sekali tak ingin menerima bahkan melirik benda itupun, tidak. Ia justru telah meraih pergelangan tangan Sung Hye hingga undangan yang berada di tangan gadis itu terlepas. “Aku ingin bicara padamu,” seru Doojoon yang tanpa menunggu persetujuan untuk membawa Sung Hye ke luar dari dormnya.
        Setelah Doojoon sudah benar-benar meninggalkan dorm, Luhan segera memungut undangan tadi. Nichkhun dan Siwan ikut mengerubungi undangan itu bersama Luhan. sementara Joon lebih memilih meninggalkan ruangan dan mengurung diri di dalam kamarnya.
        Luhan melempar tatapan pada ke tiga hyungnya. Ada yang janggal di sana. Kenapa tidak tertera nama Doojoon di bagian depan undangan tersebut.

***

        Hye Ra duduk di lantai sambil memeluk lutut di depan mesin cuci yang bekerja. Tatapannya tertancap lurus pada bagian kaca mesin yang bisa membuatnya melihat apa yang terjadi di dalam sana. Gadis itu mencucikan pakaian Dojoon dan Joon yang tertinggal kemarin serta piyama Luhan yang ia pinjam semalam.
        Entah kenapa, Hye Ra justru kembali teringat perlakuan Joon padanya saat hujan malam itu. Saat Joon memeluk lalu membisikkan sesuatu di telinganya.
        “Kau tidak sendiri.”
        Hye Ra tersentak lalu menoleh ke belakang. Suara itu benar-benar terdengar jelas seolah Joon kini memang berada di belakangnya. Tapi tentu saja itu hanya ilusi.
        “Hye Ra kau di mana?” teriak seseorang dari arah luar.
        Hye Ra membungkukkan badannya dengan ke dua tangan bertumpu di lantai lalu menyembulkan kepalanya ke luar ruangan. Ia tau jika yang datang adalah Minho.
        “Oppa aku di tempat mencuci pakaian,” kata Hye Ra sambil berteriak juga agar suaranya bisa terdengar sampai tempat Minho berada. Benar saja, pemuda itu langsung muncul tak lama kemudian. Hye Ra kembali duduk seperti semula.
        “Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Minho khawatir dan kini sudah ikut duduk di samping Hye Ra.
Gadis itu tak menjawab, namun hanya menunjuk ke arah mesin cuci yang masih bekerja.
        Minho menghela napas. Ia lega karena adiknya dalam keadaan baik-baik saja. “Aku tidak bisa lama-lama menemanimu, tapi aku membawakanmu makanan.” Kini Minho sudah sibuk membuka bungkus makanan yang sengaja ia bawakan setelah mendapat berita dari Yong Hwa bahwa Hye Ra telah pulang. “Setelah memastikan kau makan dengan benar, baru aku bisa meninggalkanmu sendiri.” Minho menyodorkan makanan di tangannya ke hadapan Hye Ra.
        “Oppa, setelah kau dan Yoona tunangan, bagaimana kalau kita bertukar apartmen? Hanya sementara saja. Paling tidak selama satu Minggu,” pinta Hye Ra.
        “Aku tau, kau ingin menjauhi Doojoon, kan?” goda Minho sambil mencolek dagu adiknya.
        Hye Ra cemberut atas perlakuan Minho padanya. “Siapa yang telah mengadu padamu? Yong Hwa?” kesalnya, lalu melanjutkan makan.
        Minho tertawa menanggapi ucapan Hye Ra. “Kalian memang saling mengerti satu sama lain,” ujarnya namun Hye Ra tampak tak mempedulikan itu. “Oiya, bagaimana hubunganmu dengan Lee Joon? Apa dia masih berpura-pura mengakuimu sebagai kekasihnya.”
        Hye Ra membeku mendengar Minho menyinggung tentang Joon. “Apa kau bermasalah jika aku dengan Joon?”
        Bukan memmberi jawaban, Minho justru menatap Hye Ra penuh selidik membuat adiknya itu menjadi salah tingkah.
        “Lupakan itu,” ujar Hye Ra cepat-cepat sambil pura-pura kembali sibuk dengan makanannya.
        Minho kembali menertawai sikap lucu yang ditunjukkan adiknya sambil mencubit ke dua pipi adiknya, gemas. “Aku tidak pernah bermasalah kau dengan siapapun. Bahkan dengan si playboy Yong Hwa pun, apa aku pernah melarangmu?”
        Hye Ra tetap menunduk dan sibuk dengan makanannya. Ia seperti tak ingin mempedulikan semua ucapan kakaknya.


***

9 komentar:

  1. hahaha
    ya ampun..
    lagi dalam keadaan panik, Luhan masih sempet2nya bilang “Bukankah itu piyama milikku?”
    ckckck..
    dan Joon pun marah2 karena Luhan masih bahas tentang piyamanya.. hahaha
    dasar maknae..

    Hye Ra sebenernya mau pilih siapa sih??
    kenapa dy jadi galau begitu.. antara milih Yong Hwa, Doojoon, dan Joon..
    dy mau pilih siapa yah kira2??

    BalasHapus
  2. dia piling SUNGYEOL (?)... wkwkwk
    Joon gak pura2 marah, dia cuma kesel aja...
    gak seru kalo Luhan perannya lurus-lurus aja...
    ayo, kira2 Hye Ra bakal pilih siapa?

    BalasHapus
  3. hahahaha
    dari hati banget loh itu nulisnya..
    siap yang bilang gak pura2 marah?? kan nulisnya "dan Joon pun marah2"..
    hahaha
    iya lah..ga ada kehidupan yang menantang buat luhan kalo perannya gitu2 aja.. hihihi
    hmmm... bingung..
    nanti tunggu di part selanjutnya aja.. baru kayanya bisa nebak Hye Ra pilih siapa.. hehehe :)

    BalasHapus
  4. intinya Joon nanti pilih author... ahahaha

    BalasHapus
  5. idih..
    males banget...
    mending nunggu Yoona deh.. :P

    BalasHapus
  6. yah siapa tau Yoona berubah pikiran..
    Yoona akhirnya milih Changsun.. hiihihi

    BalasHapus
  7. boleh boleh boleh... tapi, authornya siapa??? ahahah

    BalasHapus
  8. iya lah boleh..
    gue authornya.. ahahaha :P

    BalasHapus