Minggu, 09 Juni 2013

BLUE FLAME BAND (part 3)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Yong Hwa (CN Blue)
Genre               : romance
Length              : part

@@@

        “Aku mau pergi ke lapangan klub voliku. Akan ada sparing sore ini,” seru Hye Ra pada seseorang melalui ponsel. Ia mengenakan headshet saat menerima telpon karena ke dua tangannya sibuk mengikat tali sepatu sport yang biasa ia gunakan saat berolahraga.
        Setelah mengakhiri obrolannya melalui telpon, Hye Ra bergegas meninggalkan apartmennya. Tujuannya setelah itu adalah sebuah café tak jauh dari gedung olahraga tempat ia biasa latihan voli. Saat menunggu minumannya datang, perhatian Hye Ra sempat tersita karena suara riuh dari sebuah meja yang berisi empat orang, dua laki-laki dan dua wanita.
        Salah seorang pemuda di sana tampak tertawa lepas dan satu tangannya merangkul seorang gadis. Gadis itu hanya tersenyum singkat dan terlihat tak banyak bicara.
        Hye Ra mempertegas pandangannya pada gadis itu. “Sung Hye?” gumamnya pelan.
        Gadis itu yang telah membuat Doojoon patah hati. Dan entah kenapa, Hye Ra merasa sakit melihat sosok Sung Hye di depan matanya. Terlebih jika teringat dengan apa yang dialami Doojoon.
        “Noona, ini pesananmu,” tegur seorang pelayan café sambil meletakkan minuman milik Hye Ra di atas meja.
        “Terima kasih,” seru Hye Ra setelah kembali dari lamunannya.

@@@

        Sore itu Luhan tampak keluar dari mobil yang ia parkirkan di pelataran sebuah restoran. Ia menganakan topi, masker dan kaca mata hitam yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Lalu Luhan memutari mobil dan membukakan pintu untuk seorang gadis yang bersamanya dalam mobil itu.
        Dengan berani Luhan merangkul gadis yang saat itu mengenakan rok jins di atas lutut dan blazer putih. Tampak elegan dan cantik. Dan merekapun memasuki resto tersebut.
        “Oppa…” seru gadis menahan tangan Luhan yang ingin duduk.
        Luhan menatap kekasihnya heran. “Ada apa?” lalu ikut memandang ke arah yang ditunjukkan Han Yoo.
        “Bukankah itu Siwan oppa? Kenapa dia kasar sekali pada gadis itu?” protes Han Yoo yang sudah ingin menghampiri tempat Siwan berada.
        “Jangan,” buru-buru Luhan menahan tangan kekasihnya. Ia teringat kejadian malam itu di mana Siwan melancarkan protes pada chef yang bertanggung jawab atas semua makanan yang tersaji dalam acara ulang tahun ‘Blue Flame’ tersebut.
        Meski jarak mereka cukup jauh, Luhan yakin itu gadis yang sama. Ia juga teringat ucapan Joon yang mengatakan bahwa Siwan hanya ingin mendekati chef cantik itu.
        “Itu gadis incaran Siwan,” ujar Luhan santai. “Sudahlah, jangan mengurusi mereka.”
“Iya aku tau, tapi…” Han Yoo tak melanjutkan ucapannya karena Luhan lebih dulu menyambarnya.
“Apa kau tidak merindukanku?” pertanyaan Luhan hanya di balas desahan napas oleh Han Yoo.
        Dengan berat hati, Han Yoopun duduk berhadapan dengan Luhan. Bukan ingin ikut campur urusan orang lain, tapi ia hanya simpatik terhadap gadis itu atas perlakuan Siwan padanya. Itu sangat aneh, Siwan yang ia kenal adalah seorang drummer ‘Blue Flame’ yang terkenal dan ramah terhadap semua orang dan para fans.
        “Apa kau masih memikirkan Siwan hyung?” tegur Luhan karena hingga saat ini Han Yoo masih terdiam.
        “Dia bukan seperti Siwan oppa yang ku kenal.”
        Luhan tersenyum mendengar ucapan kekasihnya itu. “Dia akan seperti itu ketika jatuh cinta,” seru Luhan serius.

@@@

        “Kau itu pencuri.”
        “Bagaimana bisa kau menuduhku mencuri?” bentak Soo In atas tuduhan Siwan yang ditujukan padanya.
        Siwan tersenyum pahit. “Tentu saja bisa, karena…” pemuda ini sedikit memberi jeda pada ucapannya. “Kau telah mencuri sesuatu yang berharga dariku,” lanjut Siwan dingin.
        “Tapi…” Soo In tak melanjutkan ucapannya karena Siwan sudah lebih dulu mendekatkan wajahnya.
        “Aku akan merahasiakan hal ini dari siapapun jika kau mau menuruti keinginanku.”
        Tentu saja Soo In tak langsung menyetujui permintaan Siwan. Apalagi ia belum tau kesalahan apa yang dilakukannya pada pemuda itu.
        “Katakan dulu apa yang aku curi darimu?” paksa Soo In.
        Siwan kembali tersenyum lalu menarik kembali wajahnya dan bersandar di kursi. Kali ini tersenyum misterius. “Kau akan mengetahuinya nanti,” ujar Siwan enteng.

@@@

        Hye Ra melangkah gontai keluar dari lapangan setelah serve-nya tak bisa menyeberangi net dan pelatih menariknya ke luar.
        “Maaf, coach,” lirih Hye Ra saat melintas di samping pelatihnya.
        “Jika sakit, jangan paksakan untuk bermain,” ujar pelatih voli Hye Ra dengan bijak.
        Setelah membalas perhatian pelatihnya dengan senyuman, Hye Ra pun segera menuju kursi dan menenggak minumannya.
        “Kenapa harus di saat seperti ini?” keluh Hya Ra dalam hati.
Tim sedang membuthkannya, tapi Hye Ra sama sekali tak bisa berkonsentrasi karena pikirannya terganggu dengan sosok Sung Hye yang ia lihat tadi. Pemuda bersama Sung Hye tadi adalah Yunho, seorang pemuda yang merebut kekasih Doojoon.
        “Apa aku harus memberitau Doojoon karena melihat Sung Hye tadi?” Hye Ra bertanya dalam hati. Namun sedetik kemudian ia menggeleng dan membatalkan rencananya.
        Sung Hye tampak tak bahagia saat bersama Yunho tadi. Jika Hye Ra mengatakan hal itu pada Doojoon, pemuda itu pasti akan ikut sakit hati mendengar penderitaan gadis yang ia cintai. Dan itulah yang sangat dihindari oleh Hye Ra, yaitu melihat Doojoon kembali merasakan sakit hati.

@@@

“Sebentar!” teriak Yoo Ra dari dalam apartmen karena ada seseorang di luar sana yang menekan bel apartmennya. “Ada apa?” Tanya Hye Ra dingin saat mengetahui yang datang adalah Doojoon.
        “Aku hanya ingin tau kabarmu, apa tidak boleh?” balas Doojoon tak kalah dinginnya sambil nyelonong masuk ke dalam. Langkahnya terhenti saat melihat sepasang sepatu laki-laki. “Ada siapa di dalam? Yong Hwa?” tebaknya penuh curiga.
        Hye Ra mendengus malas sambil berjalan mendahului Doojoon. Ia mengambil satu tempat di atas sofa. “Dia masih hidup atau tidak, aku juga tidak tau.”
        Doojoon duduk di samping Hye Ra.
        “Sejak semalam Minho oppa di sini, tapi dia sedang ke luar,” jelas Hye Ra lalu melirik Doojoon menuntut penjelasan atas kedatangan temannya itu ke sana.
        “Ini untukmu,” ujar Doojoon yang sudah menyodorkan sebuah kantong plastic pada Hye Ra.
        Tanpa pikir panjang, Hye Ra segera merebut benda itu dan langsung di bukanya. Itu kaos yang di dapat Joon dari fansnya. Joon memang memberikan itu pada Doojoon, namun tak di sangka Doojoon malah memberikannya kembali pada Hye Ra.
        “Terima kasih,” seru Hye Ra datar setelah menerima pemberian Doojoon tersebut. “Oiya, bukankah besok kau ada jadwal di salah satu televisi?”
        “Kalau mau datang, langsung saja ke backstage dan tunggu aku di sana,” pesan Doojoon meski belum tentu Hye Ra akan datang besok.
        “Ku rasa aku akan ke sana. Karena, kau tau kan kalau ‘hiburanku’ sudah pergi entah ke mana?”
        Doojoon yang mengerti maksud Hye Ra hanya tertawa menanggapinya sebelum berpamitan pulang.

@@@

        “Apa jadwalmu setelah ini?” bisik Nichkhun pada Joon.
        Dengan bangganya Joon tersenyum. “Aku akan jalan-jalan.”
        “Akh, kau enak sekali,” seru Nichkhun tampak cemburu dengan jadwal Joon yang kosong. “Setelah ini aku masih harus syuting ‘Running Man’.”
        Joon menepuk pundak Nichkhun sebagai ungkapan simpatiknya. “Aku juga akan syuting acara itu minggu depan,” hiburnya.
Lalu Joon menoleh ke belakang tempat Siwan dan Luhan berada. Ternyata dua member terimut di ‘Blue Flame’ itu tengah sibuk membaca sebuah artikel dalam satu i-pad.
        Tak lama terdengar Luhan berseru riang. “Aku menang, hyung!”
        Sementara Siwan hanya cemberut menanggapi kekalahannya. “Kalau saja kita lahir di tahun yang sama, aku pasti yang akan mengalahkanmu,” balas Siwan yang belum bisa menerima kekalahannya.
        Joon mengalihkan padangannya dari dua member tadi. Membiarkan Siwan dan Luhan larut dalam dunia mereka. Apalagi jika mereka bukan sedang melihat sebuah postingan dengan kategori member ‘Blue Flame’ yang memiliki wajah paling imut. Postingan itu selalu di update tiap minggu. Dan kali ini Luhan yang berada di atas Siwan.
        “Oiya, kau lihat Doojoon?” Tanya Nichkhun namun pandangannya sudah mengedar ke sekeliling. “Dia menghilang saat kita turun dari panggung tadi.
        “Mungkin ia sedang melakukan selca di kamar mandi,” tebak Joon enteng sambil menepuk pundak Nichkhun sebagai tanda ia berpamitan untuk pergi lebih dulu. “Jangan menyusahkan hyungmu,” tegur Joon pada Luhan saat ia lewat di depan makne tersebut.
       
@@@

        Joon benar-benar memanfaatkan waktu liburnya hari ini. Tapi sebagai leader yang baik, atau berusaha untuk menjadi leader yang baik, Joon tak melupakan ke-empat anggotanya yang lain. Siang itu Joon mampir ke sebuah supermarket untuk membeli persediaan makanan di dorm ‘Blue Flame’. Tak lupa Joon mengenakan topi dan kacamata berlensa bening untuk menutupi identitasnya.
        Tak sampai dua meter di samping Joon ada seorang gadis yang terlihat berusaha menggapai-gapai dus makanan yang letaknya cukup tinggi di atas rak. Joon mulai melangkah karena sudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Pemuda itu tak sengaja menabrak tubuh gadis tadi. Karena letak rak yang tinggi hingga memaksa gadis itu untuk berjinjit, ia sampai hilang keseimbangan karena sedikit tertabrak tubuh Joon. Beruntung Joon cepat-cepat menangkapnya sebelum gadis itu benar-benar mendarat mulus di lantai.
        “Kau?” kejut gadis itu saat melihat wajah Joon di hadapannya.
        Joon hanya mendengus kesal. Ia menyesal menolongnya karena gadis itu ternyata adalah Hye Ra. “Jika tau itu kau, aku tidak akan menolongmu,” kesal Joon.
        “Aku juga tidak butuh bantuanmu,” balas Hye Ra tak kalah kesalnya.
        “Yasudah,” ujar Joon enteng sambil melepaskan tubuh Hye Ra sampai gadis itu benar-benar terjatuh.
        Beruntung di sekitar sana tidak terlalu ramai pengunjung. Jika tidak, bisa tambah hancur imej Joon yang notabene adalah seorang leader dari sebuah grup band terkenal. Joon sendiri kini sudah menegakkan badannya. Namun ia membeku seketika saat melihat dua orang muncul di ujung sana.
        “Yoona?” gumam Joon tanpa suara.
        Orang itu adalah Yoona bersama seorang pemuda yang tak lain adalah Minho. Beruntung hanya sesaat dan kesadaran Joon sudah kembali. Ia langsung berbalik ke arah Hye Ra yang kini juga sudah berdiri.
        “Sayang kau baik-baik saja?” seru Joon pura-pura panic dan menimbulkan tanda Tanya besar di benak Hye Ra. “Jika butuh sesuatu, kau kan bisa meminta bantuanku,” lanjutnya sambil memeriksa keadaan Hye Ra.
        “Joon?”
        Merasa ada yang menyebut namanya, Joonpun berbalik. Ternyata Yoona. Joon tak lupa memasang senyuman termanisnya di hadapan gadis yang sempat merebut hatinya itu.
        “Ternyata kau, Yoona? Apa kabar? Lama tak bertemu,” seru Joon basa basi sambil bersalaman dengan Yoona. Lalu ia melirik Minho dengan tatapan tajam yang tersembunyi. Tentu saja ia tak ingin memunculkan kecurigaan bahwa ia menyembunyikan tatapan membunuh yang sebenarnya pada Minho. “Dia siapa? Kekasihmu?”
        “Iya,” jawab Yoona singkat.
        “Oh, hai.” Joon sudah menyodorkan tangannya. “Aku Joon teman sekola Yoona di SMA.”
        “Minho,” balas pemuda bersama Yoona itu.
        Yoona dan Minho, tanpa sepengetahuan Joon, melirik Hye Ra menuntut jawaban atas apa yang terjadi. Tentu saja Yoona dan Minho sempat mendengar Joon menyebutkan kata ‘sayang’ untuk Hye Ra. Namun gadis itu hanya mengangkat bahu karena memang ia tidak tau atas apa yang terjadi pada Joon.
        “Oiya,” pekik Joon seperti teringat sesuatu. Lantas ia sedikit menarik tangan Hye Ra agar berdiri di sampingnya. “Kenalkan, ini Hye Ra kekasihku,” ujar Joon seenaknya.
        Sontak saja hal itu membuat semua terkejut. Tak terkecuali Yoona dan Minho. Namun mereka masih bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutan mereka.
        “Hye Ra,” ujar Hye Ra yang kini sudah menyodorkan tangannya.
        Yoona menatap Hye Ra bingung. Namun gadis itu seperti memberikan sebuah kode agar Yoona mau mengikuti permainan yang di buat Joon. “Aku Yoona,” seru gadis itu akhirnya setelah Minho ikut memberikan isyarat pada Yoona dengan mencubit pelan pinggang Yoona.
        Kini giliran Minho yang bersalaman dengan Hye Ra selayaknya orang yang baru pertama kali bertemu. “Minho.”
        “Oiya,” seru Joon memecah suasana canggung di antara mereka. “Bagaimana kalau kalian ku traktir makan. Uangku masih utuh karena sejak tadi Hye Ra sama sekali tak memninta apapun dariku,” ajak Joon.
        “Maaf Joon, setelah ini aku harus ke butik mengambil gaun tunanganku,” tolak Yoona yang bisa di pastikan membuat hati Joon semakin terasa sakit.
        Hye Ra mengawasi perubahan raut wajah Joon. Dan ia mencurigai sesuatu di sana. Tiba-tiba saja, Hye Ra menggamit lengan Joon hingga membuat pemuda itu sedikit terkejut. “Hmm… Oppa, bukahkah kau masih ada jadwal setelah ini. Ayo kita harus segera pergi. Anggotamu pasti sudah menunggu,” ujar Hye Ra yang kini sudah membawa Joon pergi. Ia sempat menoleh kebelakang dan mengisyaratkan pada Minho bahwa ia akan menjelaskan itu nanti.

@@@

        “Sebenarnya siapa kekasihmu? Yong Hwa? Doojoon? Atau Lee Joon?” desak Minho. Padahal ia baru saja sampai di apartmen Hye Ra.
        Hye Ra menutup majalah yang sejak tadi ia baca sebelum Minho datang, lalu melirik Minho yang kini duduk di sampingnya. “Kenapa jadi kau yang pusing. Sudahlah, aku hanya ingin bersenang-senang. Sudah lama sejak Yong Hwa pergi entah ke mana,” seru Hye Ra yang enggan membahas masalah Joon tadi di supermarket.
        Minho baru saja ingin membuka mulut, namun suara dering ponsel Hye Ra menghalanginya.
        Hye Ra menatap ponselnya, sebuah nomor tanpa nama. “Halo.”
        “Sudah lama aku tidak mendengar suaramu. Aku benar-benar merindukanmu sayang,” kata seseorang dari seberang telpon.
        Hye Ra membulatkan mata. “Yong Hwa?” pekiknya sedikit tak percaya. Sudah cukup lama, tapi ia yakin masih mengingat dengan jelas siapa yang memiliki suara seperti itu.
        Minho ikut menoleh saat adiknya menyebut nama ‘Yong Hwa’.
        ”Aku senang karena ternyata kau masih mengingatku.”
        “Di mana kau sekarang?” Tanya Hye Ra dengan nada dingin.
        “Apa kau benar-benar merindukanku?” goda Yong Hwa dari seberang telpon, namun Hye Ra tampak tak terlalu menanggapi. Lalu terdengar suara Yong Hwa tertawa. “Jika sudah pulang aku akan menghubungimu. Sudah lama kita tidak jalan bersama. Kau mau kan pergi denganku?”
        “Oke. Terserah kau saja,” ujar Hye Ra tanpa pikir panjang yang menyetujui permintaan Yong Hwa. Tak lama, ia pun mengakhiri pembicaraan mereka di telpon.
        Saat menoleh, Hye Ra mendapati Minho yang sudah menatapnya penuh selidik. “Apa kau masih menjalin hubungan dengan Yong Hwa?”
        “Aku hanya bersenang-senang dengannya. Lagi pula, Yong Hwa juga tau apa alasanku masih tetap bersamanya selama ini.”

@@@

        Hye Ra menyampirkan ranselnya di saat yang hampir bersamaan saat ponselnya berbunyi. Sebuah telpon dari Doojoon. “Tumben,” gumam Hye Ra lalu menjawab panggilan tersebut. “Kemana saja kau?” semprot Hye Ra setelah mendengar suara Doojoon di seberang sana. Sejak semalam ia memang menghubungi Doojoon, namun baru sore ini ia mendapat balasannya.
        Doojoon sendiri baru saja selesai mandi dan kini sedang berada di kamarnya. “Maaf, aku baru pulang tadi siang. Dan seharian aku tertidur,” ujarnya merasa bersalah. “Setelah ini ‘Blue Flame’ akan hadir di acara penghargaan Film,” keluhnya. Satu tangan yang lainnya sibuk memegang handuk dan mengusap-ngusap rambutnya yang basah.
        Selama menerima telpon, Hye Ra berjalan keluar meninggalkan gedung olahraga tempat ia biasa bermain voli. “Bagaimana keadaanmu?” Tanya Hye Ra. Terdengar cukup janggal, bahkan termasuk di telinga gadis itu. Ia masih kepikiran kejadian dua hari yang lalu saat melihat Sung Hye bersama Yunho.
        Doojoon menghela napas berat. Ia sedang lelah menghadapi hari-harinya yang padat dengan jadwal keartisannya. “Tak bisakah kita jalan-jalan sebentar?”
        Kini Hye Ra sudah sampai di halte lalu duduk untuk menunggu bus yang akan mengantarnya pulang. “Jangan memaksakan diri. Aku tau kau sibuk. Jika sempat, biar besok aku yang menemuimu. Katakan saja kau di mana?” ujar Hye Ra mencoba untuk menghibur Doojoon.
        “Benar. Memang harus kau yang menemuiku.”
        Hye Ra tertawa mendengar pernyataan Doojoon yang sebenarnya sedikit menyebalkan. Di saat yang bersamaan Hye Ra berdiri. “Oke, akan ku usahakan. Bus ku sudah datang, nanti ku…” ucapan Hye Ra terhenti saat merasakan tangannya di tahan seseorang. Ketika menoleh, gadis itu cukup terkejut melihat siapa orang tersebut. “Yong Hwa?” gumamnya dengan kondisi tangan yang masih menempelkan ponsel ke telinga dan bisa di pastikan telpon dari Doojoon masih tersambung.
        “Kau harus pulang denganku,” ujar Yong Hwa lembut namun tetap terkesan memaksa.
        “Halo… Hye Ra, kau masih di sana?” tegur Doojoon karena beberapa saat Hye Ra tampak seperti mengabaikannya. “Apa kau benar-benar bersama Yong Hwa?”
        Hye Ra sudah masuk ke dalam mobil yang dikendarai Yong Hwa. “Iya, aku bersama Yong Hwa. Kau mau bicara dengannya?”
        Belum sempat Doojoon melencarkan protes, ia sudah mendengar suara berat khas laki-laki yang menyapanya. “Apa kabar Doojoon?” sudah pasti suara itu milik Yong Hwa.
        “Jangan macam-macam dengan Hye Ra,” ancam Doojoon.
        Yong Hwa sedikit menertawai kekhawatiran Doojoon. “Apa kau pernah mendengar aku menyakiti Hye Ra?” Yong Hwa menunggu Doojoon membalas ucapannya, namun setelah beberapa saat, tak ada jawaban apapun yang ia dapat. “Tentu saja tidak. Ya sudah kalau begitu. Aku ingin melepas rinduku terhadap Hye Ra.”
        Setelah beberapa saat mengakhiri telpon dengan Doojoon, Yong Hwa mengembalikan ponsel milik Hye Ra. “Apa kau tak ingin menanyakan keberadaanku selama ini? Atau jangan-jangan kau mengira bahwa aku sudah mati?” tebak Yong Hwa sambil menatap Hye Ra ngeri. Tak sanggup membayangkan jika gadis itu benar-benar menganggapnya telah mati.
        “Ke mana kau selama ini? Bersama kekasihmu yang nomor berapa? Ada berapa banyak kekasihmu sekarang ini? Apa hidupmu enak selama ini?” cecar Hye Ra dengan melemparkan beberapa pertanyaan sekaligus. “Tapi aku yakin, aku tetap kekasihmu yang nomor satu,” lanjutnya dengan penuh percaya diri.
        Sontak saja Yong Hwa di buat tak sanggup menahan tawanya. “Untuk pernyataanmu yang terakhir, aku menyetujuinya. Hanya kau yang pertama,” bisik Yong Hwa dengan kerlingan nakal.
Tapi Hye Ra menanggapinya dengan biasa. Karena memang sudah terlalu biasa menghadapi sikap Yong Hwa yang seperti itu.
        Yong Hwa kembali focus menyetir, namun ia tetap mencuri-curi kesempatan untuk melirik Hye Ra. mengawasi gadis itu lebih tepatnya. “Aku tau kalau kau sekarang menduakanku,” sindir Yong Hwa.
        Hye Ra melirik. Ia sama sekali tak terkejut dengan apa yang diucapkan kekasihnya itu. “Maksudmu Doojoon?”
        “Jadi kau dan Doojoon…” Yong Hwa tak melanjutkan ucapannya karena ia yakin Hye Ra sudah mengerti akan arah pembicaraannya.
        “Setidaknya itu hanya di depan member ‘Blue Flame’.”

@@@


5 komentar:

  1. hahaha
    kenapa siwan dan luhan saingan menjadi member yang terimut di band mereka??
    joon dan Hye Ra sama2 keras kepala yah.. tapi kenapa si joon pura2 jadi pacarnya Hye Ra?? apakah dy malu atas peristiwa yang tadi??
    kenapa joon bertemu gadis yang ia sukai bersama minho disaat yang tidak tepat??
    yah ga move on move on dehjoon..
    yong hwa sama doojoon kenapa jadi berebutan Hye Ra?? hahaha

    BalasHapus
  2. Joon malu sama peristiwa yang mana ya???
    kalo untuk Joon yg ketemu Yoona, anggap saja itu takdir. tidak peduli waktu dan tempat.
    kalo untuk Yong Hwa sama Doojoon? tunggu aja... nanti bakal ketauan apa motif masing-masing dari mereka bersikap demikian pada Hye Ra...

    BalasHapus
  3. peistiwa yang hye Ra hampir jatoh mau ngambil sesuatu tapi ga sampai.. ga lama ketemu sama Yoona dan Minho.. makanya dy pura2 kalo Hye Ra pacarnya Joon..
    hahaha
    iye bener2.. Takdir...
    okkeh..

    BalasHapus
  4. Joon kan udah liat kalo ada Yoona, dan momentnya gak tau kenapa pas banget... pasti ujung2nya ketauan deh kenapa Joon ngaku2in Hye Ra... jelas ada maksudnya kok, tapi di part selanjutnya...

    BalasHapus
  5. iya sih dy udah liat Yoona..
    ada aja yah peristiwanya..
    oh gtu.. okekh okeh..
    ditunggu yah part selanjutnya.. hihihi

    BalasHapus