Minggu, 17 November 2013

LOVE IN DANGER (2/3)


Author              : Annisa Pamungkas
Main cast          :
·        Yong Hwa (CN Blue) as Choi Yong Hwa
·        Sulli (F(x)) as Park Sulli (Adik Byunghee)
·        Jonghyun (SHINee) as Kim Jonghyun
·        Sungyeol (Infinite) as Lee Sungyeol
Support cast     :
·        Siwon (Super Junior) as Choi Siwon (Ayah Byunghee dan Sulli)
·        Hyunseung (Beast/b2st) as Park Hyunseung (Ayah Yong Hwa dan Dongjun)
·        Hyoyeon & Yuri (SNSD)
·        Dongjoon (Ze:a) as Choi Dongjoon
·        G.O (MBlaq) as Park Byunghee
·        Changmin (2AM) as pimpinan ‘Red Flame’
Genre               : romance, tragedy, gangster
Length              : part (2/3)

***

        Dongjoon tampak menyingkap tirai jendela kamarnya yang terletak di lantai dua rumah kediaman keluarga Choi. Padahal ini sudah tengah malam, tapi pemuda itu sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.
        Dari balik jendela kamar, Dongjoon bisa melihat langsung suasana pagar rumahnya. Dan ia terbelalak saat mendapati seseorang duduk diam di bawah pagar. Nampaknya seorang gadis. Tanpa pikir panjang, Dongjoon segera melesat turun dan mendekati orang tersebut.
        “Siapa?” tegur Dongjoon. Gadis itu terperanjat dan langsung saja membalikkan badan. “Sulli?” Dongjoon juga terkejut di buatnya. “Kenapa kau di sana?” buru-buru ia membuka pagar untuk menghampiri Sulli karena ternyata gadis itu sudah menangis.
        Sulli menatap Dongjoon bingung. Ia sendiri tidak tau kenapa bisa sampai di tempat itu. “Bisa aku bertemu dengan Yong Hwa?” pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Sulli.
        “Apa hyung tidak memberitahumu?”
        Sulli menggeleng samar.
        “Yong Hwa hyung langsung ke bandara karena harus ke luar kota malam ini juga,” jelas Dongjoon. “Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi padamu? Apa hyungku menyakitimu?” cecarnya karena Sulli cukup lama terdiam.
        “Bukan,” jawab Sulli cepat-cepat. “Aku juga tidak tau apa harus ku lakukan sekarang.”

***

        Yong Hwa menyetir cukup pelan. Penerbangannya malam ini di batalkan karena ada suatu hal. Selain itu, entah kenapa perasaannya sedikit tidak enak. Dia juga sempat menghubungi Dongjoon dan kedua orang tuanya, tapi tidak terjadi apa-apa pada mereka.
        Pemuda itu menghentikan mobil tepat di depan rumahnya. Ia juga cukup terkejut mendapati Dongjoon bersama seorang gadis. Terlebih gadis itu adalah Sulli.
        Yong Hwa segera melesat turun. Kakinya melangkah perlahan karena dilihatnya Sulli menangis dan Dongjoon tampak seperti sedang menenangkannya.
        “Hyung?” Dongjoon yang lebih dulu menyadari kehadiran Yong Hwa cukup terkejut karena tiba-tiba hyungnya berada di sana. “Kenapa kau bisa ada di sini lagi?”
        “Apa yang terjadi?” Yong Hwa bertanya tanpa menatap Dongjoon.
        “Dongjoon mendekati hyungnya dan membisikkan sesuatu. “Kakaknya Sulli meninggal.”
        Ternyata perasaan tak enak yang dirasakan Yong Hwa terjadi pada Sulli. Tanpa pikir panjang pemuda itu menarik Sulli ke dalam pelukannya.
        “Hyung, bawa dia ke dalam,” ujar Dongjoon yang langsung menuju mobil Yong Hwa untuk ia bawa ke dalam. Sementara Yong Hwa menuruti ucapannya adiknya dengan membawa Sulli ke dalam.

***

        Dua bulan berlalu setelah Byunghee meninggal. Tentu saja Sulli merahasiakan bahwa kakaknya adalah seorang kepala gangster. Ia hanya mengatakan pada Yong Hwa bahwa Byunghee menjadi korban akibat tawuran tersebut.
        Pagi itu Sulli berlari ke luar rumah karena Sungyeol sudah menjemputnya. Seperti biasa, ia berpakaian kasual, namun sepasang wedges tetap menghiasi kakinya.
        “Kau bertemu Jonghyun?” Tanya Sungyeol di tengah-tengah perjalanan mereka.
        “Apa kau yang bertemu dengannya?” Sulli justru balik bertanya.
        Sungyeol menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Sulli. “Ku rasa Jonghyun benar-benar tak bisa terlepas dari ‘Black Jell’. Terlebih, kini dia yang menggantikan Byunghee hyung di sana.”
        Mata Sulli membulat seketika setelah mendengar cerita dari Sungyeol. “Jadi anak itu…” ia tak melanjutkan kata-katanya. Sudah terlalu lelah meminta Jonghyun untuk berhenti dari geng yang telah menghilangkan nyawa kakaknya. “Tapi ku harap kau tidak mengikuti jejak Jonghyun dan Byunghee oppa,” lirih Sulli. Hanya Sungyeol pemuda yang berada di sampingnya setelah Byunghee meninggal dan Jonghyun seperti tak ada kabar. Selain Yong Hwa tentunya.
         “Tenang, aku berada dipihakmu.” Sungyeol tersenyum menggoda Sulli.  “Lalu, apa kau masih berhubungan dengan anak dari tuan Choi itu?”
        “Aku dan Yong Hwa justru semakin dekat akhir-akhir ini.”
        “Jadi kau mulai mencintainya?” Tanya Sungyeol penasaran.
        Sulli tak langsung menjawab. “Entahlah. Yong Hwa selalu ada saat Jonghyun tak bersamaku.” Sulli melirik Sungyeol penuh arti. “Jangan salahkan jika aku seperti ini. Aku hanya ingin perhatian dari Jonghyun dan aku juga ingin dia meninggalkan ‘Black Jell’. Itu saja.”
        Sungyeol mengangguk sebagai tanda ia mengerti maksud arah bicara Sulli. “Kau pulang jam berapa? Setelah memotret nanti, akan aku usahakan untuk menjemputmu,” ujar Sungyeol sebelum Sulli keluar dari mobil karena mereka telah sampai di kampus Sulli.
        “Tidak usah, Yong Hwa telah berjanji akan menjemputku.”
        “Oke,” seru Sungyeol. “Ku rasa kalian cocok,” lanjutnya. Sepertinya hari ini Sungyeol sedang senang untuk menggoda Sulli.
        Sulli mengangkat bahu. “Selagi dia bukan gangster,” lanjutnya lalu segera turun dari mobil Sungyeol.

***

        Seperti apa yang dijanjikan Yong Hwa, pemuda itu menjemput Sulli sepulang gadis itu kuliah. “Apa kau sibuk?” Tanya Yong Hwa ketika Sulli berhenti dihadapannya.
        “Tidak ada. Aku bisa langsung pulang,” ujar Sulli tanpa mencurigai sesuatu.
        “Hmm…” Yong Hwa sedikit mengulur waktu. “Boleh aku mengunjungi makam kakakmu? Bukankah selama ini kau tidak pernah memberitahuku? Aku hanya ingin mengetahuinya saja. Itu pun kalau kau tak keberatan.”
        Sulli menggigit bibirnya. Tidak mungkin ia memberitaunya. Di atas makam Byunghee ada sebuah benda yang menandakan bahwa ia adalah bagian dari ‘Black Jell’.
        “Bisakah kita pergi makan dulu?” pinta Sulli untuk mengulur waktu.
        “Oke,” jawab Yong Hwa singkat dan segera membukakan pintu untuk Sulli.

***

        Kini Yong Hwa dan Sulli sudah tiba di sebuah pemakaman umum. Yong Hwa berjalan memimpin di depan, sementara Sulli mengikutinya dari belakang. Yong Hwa yang baru menyadari itu, segera menarik Sulli agar berjalan sejajar dengannya. Sementara di tangan Yong Hwa yang lain, pemuda itu menggenggam 2 bucket bunga kecil.
        Sulli terus berdoa dalam hati agar Sungyeol telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia menyuruh pemuda itu untuk memindahkan ‘tanda’ di makam Byunghee. Dan Sulli akhirnya bisa bernapas lega karena dari kejauhan ia melihat seorang pemuda tinggi yang berjalan ke arah yang berlawanan dengannya. Siapa lagi kalau bukan Sungyeol. Tapi tampaknya Sungyeol pura-pura tak mengenal Sulli.
        Setelah Sungyeol melewati mereka, diam-diam Sulli melirik ke belakang. Dan tepat saja. Sungyeol juga melakukan hal yang sama. Pemuda itu hanya mengangguk singkat sebagai tanda ia telah menyelesaikan pekerjaannya.
        Kini Sulli dan Yong Hwa telah sampai di sebuah makam. Milik Byunghee lebih tepatnya. Dan ‘tanda’ yang dimaksud Sulli itu sudah tidak ada di sana. Meski sebenarnya ada sebuah lobang kecil bekas meletakkan ‘tanda’ tersebut.
        Lama mereka saling diam. “Ah, aku memang tidak pintar berbasa-basi,” suara Yong Hwa terdengar memecah keheningan. Sedetik kemudian pemuda itu tampak menunduk sambil memejamkan matanya seperti tengah berdo’a. Lalu setelahnya, Yong Hwa kembali menegakkan kepala sambil meletakkan satu bucket bunga di tangannya.
        Sulli mengerutkan dahinya. Bingung karena Yong Hwa masih memegang satu bucket bunga lagi. “Satu lagi mau kau apakan?”
        Yong Hwa menatap tangannya yang memegang bunga. Ia menghela napas sesaat sebelum mengatakan sesuatu pada Sulli.

***

        Di sebuah ruangan. Tampak Changmin sedang sibuk dengan laptop di hadapannya. Pemuda itu hanya mengenakan kemeja yang kedua lengannya tergulung. Tak lama, ada seseorang mengetuk pintu ruangan tersebut. Changmin mendongak lalu berteriak, “Siapa?”
        Sebelum menjawab, orang tersebut sudah lebih dulu membuka pintu dan memunculkan seorang gadis cantik mengenakan stelan blazer dan rok pendek. Gadis itu melangkah masuk dan menimbulkan bunyi khas hak sepatu yang membentur lantai. “Aku, Yuri. Kau tidak mungkin melupakanku, kan Changmin oppa?”
        Changmin terkekeh pelan sambil berdiri dan mendekati gadis itu. “Sudah tiga tahun lebih aku tidak melihatmu,” serunya yang sudah memeluk singkat tubuh ramping gadis di hadapannya. “Aku merindukanmu.”
        “Aku juga merindukan Changmin oppa dan leader kita. Oh, di mana dia?” mata Yuri menyapu tiap sudut ruangan. Termasuk pintu toilet yang ada di sana. Berharap Changmin menjawab orang yang ia maksud ada di dalam sana.
        Namun kenyataannya tidak. Changmin langsung bungkam dan membeku. “Duduklah. Akan ku ceritakan sesuatu padamu.” Changmin mengajak Yuri di sofa sekaligus untuk mengalihkan perasaannya untuk sesaat.
        “Apa sesuatu yang buruk terjadi setelah aku pergi?”
        Changmin menghembuskan napas berat. “Hyoyeon meninggal bunuh diri setelah di perkosa seseorang di hotel. Kami curiga orang itu adalah Byunghee. Dan setelah itu, leader memutuskan untuk mundur dari ‘Red Flame’.”
        Yuri terperangah tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Ia sampai membekap mulutnya menggunakan tangan untuk menahan kesedihannya. Gadis bernama ‘Hyoyeon’ itu sudah seperti saudara untuknya.
        Changmin kembali duduk di samping Yuri sambil membawakan sebuah kotak kecil untuk gadis itu. “Ini untukmu. Sudah tiga tahun ku simpan sampai bisa ku berikan padamu.”
        Yuri menatap Changmin seolah bertanya dari siapa kotak itu berasal. Namun Changmin menggeleng tegas. Yuri sudah ingin membuka tutup kotak tersebut, tapi Changmin menahannya.
        “Bukalah setelah kau pulang dari sini,” titah Changmin dengan nada lembut. Dan Yuri hanya mengangguk tanpa protes.

***

        Sungyeol sengaja memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari gerbang tumah Sulli. Ia juga mengawasi siapa-siapa saja yang datang ke sana. Termasuk mobil milik Yong Hwa yang mengantar Sulli pulang. Setelah mobil Yong Hwa pergi dari sana, Sungyeol menjalankan mobilnya dan berhenti tepat di depan Sulli yang baru menutup pintu pagar.
        “Makam siapa yang dikunjungi Yong Hwa tadi?” desak Sungyeol.
        Sulli mengawasi sekitar. Ia lalu menyeret Sungyeol masuk ke rumahnya. “Dia bilang itu saudara kembarnya.”
        “Tapi kenapa kau tidak boleh ikut?” Tanya Sungyeol lagi.
        Sulli membeku. Ia berdiri tepat berhadapan dengan Sungyeol. Namun tak ada yang bisa ia lakukan. Saat di makam tadi, Yong Hwa memang mengunjungi satu makam lagi selain milik Byunghee. Dan Yong Hwa juga belum mengijinkan Sulli untuk datang ke sana.
        “Dan kau tau apa yang ku temui?”
        Sulli menatap Sungyeol penuh minat. Tepat setelahnya, pemuda itu mengeluarkan kamera SLR miliknya. Ia memfoto makam yang dikunjungi Yong Hwa seorang diri. Sulli yang penasaran, menarik kamera itu agar lebih dekat dengannya. Saat menekan tombol zoom, gadis itu bisa melihat dengan jelas nama yang terpahat pada nisannya. CHOI HYOYEON.
        “Bisa antar ke kamar Byunghee hyung? Aku sekalian ingin mengambil pasporku yang ku titipkan pada hyung.”
        Sulli sudah kehabisan kata-kata. Dan tanpa pikir panjang, ia menuruti permintaan Sungyeol. Mereka menuju sebuah kamar yang terletak di lantai 2 rumah keluarga Park.
        Sesampainya di sana, Sungyeol langsung menuju lemari pakaian lalu membuka sebuah laci yang terletak di bagian paling bawah. Sedetik kemudian ia disibukkan dengan kegiatannya mencari sesuatu. Sementara Sulli sejak masuk ke sana sama sekali tidak melepaskan tatapannya pada foto yang terletak di meja kerja milik kakaknya. Dan sejak Byunghee meninggal, ini pertama kalinya Sulli menginjakkan kaki di sana.
        “Harusnya mereka sudah menikah,” ujar Sulli lirih.
        Sungyeol mendekati Sulli yang masih mematung menatap foto Byunghee bersama seorang gadis.
        “Hyoyeon?” gumam Sungyeol nyaris tanpa suara. Matanya tiba-tiba melebar. Sungyeol meletakkan dengan sembarangan barang-barang yang ada di tangannya ke atas meja. Setelah itu ia kembali mengotak-atik kameranya. Membuka foto makam gadis misterius yang diakui Yong Hwa sebagai saudara kembarnya.
Setelah memperbesar gambar menjadi beberapa kali lipat, Sungyeol kembali menemukan sesuatu yang janggal di sana. Sebuah plakat kecil berwarna merah tertancap di sana. Persis seperti milik Byunghee, namun warnanya hitam.
Sungyeol merasakan hatinya mencelos. Dan Sulli menyadari itu. Tapi Sungyeol bersi keras menutupinya. “Aku bisa pulang sekarang?” pamitnya untuk menghindari sesuatu.

***

        Jonghyun benar-benar menguasai markas besar ‘Black Jell’ saat ini. Terlebih setelah Byunghee meninggal. Ia tengah menyusun sebuah rencana penyerangan besar-besaran untuk rival abadinya selama ini. ‘Red Flame’.
        “Boss. Tidak ada tanda-tanda kembalinya ‘leader’ mereka yang dulu,” lapor salah seorang anak buah Jonghyun.
        Sementara sang pemimpin masih bungkam, salah satu bawahan Jonghyun kembali bersuara. “Ku dengar dia telah sukses menjadi seorang pengusaha muda.”
        ‘Pengusaha muda’. Mendengar dua kata tersebut, Jonghyun menoleh penuh minat. “Selidiki. Dan berikan aku foto orang tersebut.” Setelah itu, Jonghyun meninggalkan markas. Malam ini ia berniat menemui Sulli dan mengajak kekasihnya itu kencan.

***

        Mobil Sungyeol berhenti di pinggir jalan. Tak lama masuklah seorang gadis ke dalam mobilnya. Sungyeol memang menunggu gadis itu sejak tadi. Sungyeol menjalankan mobilnya tak lama setelah gadis itu mengecup singkat pipinya dengan tegang.
        “Kenapa kau ke sana lagi?” kata Sungyeol. Meski gadis itu memang sudah ia tunggu-tunggu, tapi tak suka karena gadis itu dari markas ‘Red Flame’. Gadis tersebut adalah Yuri.
        Yuri tak berniat menjawab. Ia ingin cepat-cepat sampai rumah untuk membuka kotak misterius di tangannya. Setengah jam kemudian, Yuri dan Sungyeol tiba dikediaman gadis itu yang sepi dan gelap.
        Sungyeol buru-buru mengejar Yuri ke dalam. Ia bahkan yang menyalakan lampu karena Yuri sangat terlihat tergesa-gesa. Sampai akhirnya Yuri menghempaskan diri ke sofa. Dengan sabar Sungyeol menemani kekasihnya itu.
        Dari dalam kotak, Yuri menemukan selembar surat. Sungyeol mengintip sedikit ke dalamnya dan di sana masih tertinggal sebuah foto. Sontak saja ia menyambar foto itu. “Jonghyun?” gumam Sungyeol.
        Perhatian Sungyeol tersita karena suara isakan tangis Yuri. Dan gadis itu justru lebih dulu merebut foto di tangannya.
        “Jadi pemuda ini yang membuat Hyoyeon…” Yuri tak melanjutkan makiannya.

***

        Jonghyun dan Sulli saling bergandengan tangan menikmati suasana malam di tengah kota. Jonghyun tersenyum di hadapan Sulli. Namun Sulli membalasnya dengan senyuman palsu.
Ia memang mencintai pemuda bersamanya ini. Namun setengah jam yang lalu Sungyeol mengiriminya pesan dan mengatakan bahwa Jonghyun adalah pemuda yang 3 tahun lalu memperkosa Hyoyeon, kekasih Byunghee. Dan sejak itu, semua perasaannya pada Jonghyun pudar begitu saja. Tapi ia tak takut menghadapi pemuda dengan reputasi seperti Jonghyun.

Flashback…
Sungyeol merasakan hatinya mencelos. Dan Sulli menyadari itu. Tapi Sungyeol bersi keras menutupinya. “Aku bisa pulang sekarang?” pamitnya untuk menghindari sesuatu.
        Sulli segera menyusul Sungyeol ke luar. Bahkan sampai ke gerbang utama rumahnya. Tepat bersamaan dengan itu, sebuah mobil yang sudah sangat dikenali Sulli berhenti di sana. Sungyeol juga tak langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia menunggu sampai pemilik mobil yang adalah Yong Hwa itu memunculkan diri.
        Yong Hwa menatap Sulli nanar sambil mengembalikan ponsel gadis itu yang tertinggal di mobilnya. Sementara Sulli menerima benda itu sambil menatap Yong Hwa curiga.
        “Kau mengetahui sesuatu tentangku?”
        Yong Hwa cukup tersentak dengan pertanyaan Sulli. “Kakakmu…” Yong Hwa sengaja memberi jeda dalam ucapannya. “Byunghee adalah…”
        “Kepala gangster ‘Black Jell’,” Sulli yang melanjutkan.
        Tanpa bicara, Yong Hwa berbalik dan meninggalkan Sulli di sana. Sungyeol yang memang belum pergi, mendekati Sulli tak lama setelah mobil Yong Hwa pergi.
        “Kenapa kau katakan semuanya?” protes Sungyeol.
        Sulli menyeka tepi matanya yang tiba-tiba basah. “Lebih baik dari pada terlambat.”
Flashback end…

      “Walaupun aku tidak bisa bersama Yong Hwa, setidaknya aku tidak menyesal karena telah mengetahui tentang kejahatan Jonghyun lebih cepat,” ujar Sulli dalam hati.
        Jonghyun tampak menghentikan langkah dan langsung sibuk dengan ponselnya. Ia bahkan sampai memunggungi Sulli. Tak lama kemudian, Sulli juga menerima sebuah panggilan di ponselnya. Dari Sungyeol. Masih sambil mengawasi Jonghyun, Sullipun menerima panggilan tersebut.
        “Red Flame di serang Black Jell langsung ke markas mereka. Dan aku yakin Jonghyun pasti akan bergerak ke sana sebentar lagi.” Terdengar suara Sungyeol dari seberang telpon Sulli. Entah di mana pemuda itu sekarang. Ia juga tau kalau Sulli pergi bersama Jonghyun saat ini. Tapi yang jelas, ucapan Sungyeol tadi membuat Sulli melangkahkan kakinya mundur, menjauhi tempat Jonghyun berada. “Cepat cari alasan kabur dari Jonghyun. Aku menunggumu di depan halte menggunakan mobil Yuri.”
        Tanpa perintah, Sulli semakin memperluas jarak antaranya dirinya dengan Jonghyun. Pemuda itu masih belum sadar akan keadaan sekitar. Dan tanpa buang waktu, Sulli berbalik lalu berlari sekencang-kencangnya menuju tempat yang di maksud Sungyeol.
        Beberapa saat setelah Sulli kabur, Jonghyun baru menyadari bahwa gadis itu sudah tidak ada bersamanya. Dan Jonghyun hanya bisa menahan kesal lalu pergi dari sana.
        Hanya ada satu mobil yang berhenti tak jauh dari halte. Tanpa pikir panjang, Sulli langsung melompat masuk. Setelah yakin Sulli sudah benar-benar berada di dalam mobil, Sungyeolpun meninggalkan tempat tersebut.
        “Apa kau tidak kesulitan berlari dengan menggunakan wedges?” ledek Sungyeol sambil melirik Sulli yang duduk di kursi belakang karena tepat di samping Sungyeol ada Yuri.
        Sulli menunduk untuk memastikan alas kaki seperti apa yang ia kenakan. Dan itu bukan wedges seperti apa yang dituduhkan Sungyeol tentang kebiasaannya itu. “Aku sudah mengantisipasi hal ini sejak Yong Hwa mengembalikan ponselku.”
        “Yong Hwa?” Yuri langsung menghadap Sulli. Tertarik dengan pembicaraan gadis itu. “Maksudmu Choi Yong Hwa? Kau mengenalnya?” Sungyeol dan Sulli saling tatap. Lalu Sungyeol juga memberikan tatapan yang sama pada Yuri. “Kau ingat seseorang yang sering ku sebut sebagai ‘leader’?” Tanya Yuri pada Sungyeol.
        “Ketua ‘Red Flame’?” Sungyeol memasktikan dan Yuri mengangguk tegas. Sungyeol menggeleng. Jelas ia menolak jawaban Yuri. “Tidak mungkin itu Yong Hwa yang dijodohkan pada Sulli.”
        “Ketua ‘Red Flame’ itu yang memperkosa kekasih kakakku,” sela Sulli. Yang ia tau selama ini adalah seperti itu.
        “Bukankah sudah ku bilang kalau Jonghyun yang melakukan itu?” protes Sungyeol.
        Sulli sudah hampir buka mulut, namun Yuri lebih cepat membungkamnya dengan memberikan gadis itu kotak pemberian Changmin. Isinya sebuah surat yang mengatakan bahwa pemuda yang memperkosa Hyoyeon adalah Jonghyun. Dan surat itu di tulis sendiri oleh Hyoyeon sebelum ia memutuskan mengakhiri hidupnya.
        “Apa hubungan Hyoyeon dan Yong Hwa?” Tanya Sulli yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.
        “Mereka saudara kembar. Tapi mereka hidup terpisah. Hyoyeon di asuh oleh keluarga adik tuan Siwon. Hyoyeon itu kekasih kakakmu, Byunghee? Dan perlu kau tau, Yong Hwa adalah pimpinan utama ‘Red Flame’. Setelah Hyoyeon meninggal, ia mengundurkan diri,” jelas Yuri panjang lebar.
        Yong Hwa adalah ketua gangster. Dan kalimat itu selalu berputar di pikiran Sulli. Hatinya mencelos seketika. Lagi-lagi ia harus terlibat dengan seorang kepala gangster.
        Sulli sedikit terperanjat ketika merasakan ponsel di tangannya bergetar. Ia tak langsung menjawab karena yang menelpon adalah Yong Hwa. Beberapa saat kemudian sambungan terputus karena Sulli tak kunjung menjawab.
        Sungyeol yang memperhatikan Sulli dari kaca spion dalam, menatap gadis itu bingung. “Siapa yang menelpon? Jonghyun?” tebaknya.
        Buru-buru Sulli menggeleng. Belum sempat ia menjawab, Yong Hwa kembali menelponnya. Kali ini tak ingin membuat Yong Hwa menunggu lama, Sullipun menjawab panggilan pemuda itu. “Hallo… Yong Hwa…”
        Yuri dan Sungyeol sontak mengawasi Sulli dengan cemas ketika gadis itu menyebut nama ‘Yong Hwa’.
        “Tidak ada. Sudah beberapa hari aku tidak berkomunikasi dengannya. Atau kalau kau mau, nanti akan ku coba hubungi Dongjun.”
        “Apa yang Yong Hwa katakan? Dan ada apa dengan Dongjun?” Tanya Yuri tak lama setelah Sulli mengakhiri pembicaraannya dengan Yong Hwa. Meski tak ingin terkesan mencampuri urusan orang, Yuri tetap tak bisa menahan rasa penasarannya.
        Sulli sempat menghubungi nomor Dongjun tak lama setelah mengakhiri pembicaraannya di telpon dengan Yong Hwa tadi. “Dia hanya mencari Dongjun,” ujarnya santai. “Tapi saat ku telpon, nomor Dongjun tidak aktif.”
        Yuri membeku di tempat. Ia bahkan menghiraukan suara Sungyeol yang memanggilnya. “Yong Hwa mencari Dongjun. Bahkan sampai menelpon Sulli. Atau mungkin terjadi sesuatu pada Dongjun?” pikiran-pikiran negative mulai menggerayangi pikiran Yuri. Dan ia belum mau menceritakan pada siapapun meski Sungyeol sudah mendesaknya.

@_To_Be_Continue_@



Tidak ada komentar:

Posting Komentar