Minggu, 14 April 2013

KRIS WITHOUT WINGS (part 7)



        Kris memainkan kunci mobil dan tangan satunya memegang sebuah dompet serta map coklat milik seseorang bernama Baekhyun. Kris masuk ke dalam mobil tak lama sebelum Luhan muncul dari dalam rumah. Kris buru-buru menurunkan kaca mobilnya.
        “Hyung…” panggil Kris membuat Luhan mendekat. “Ini alamat kampus yang ku maksud.” Ujar Kris menyodorkan kartu mahasiswa milik Baekhyun.
        Luhan meraih kartu tersebut dari tangan Kris. “Jadi kau benar-benar akan mengantarnya? Ke rumah atau kampus?” Tanya Luhan memastikan. Semalam Kris memang telah bercerita tentang pertemuannya dengan Baekhyun yang tanpa sengaja sampai ia menemukan barang yang ditinggalkan Baekhyun.
        “Ku rasa kampus, karena alamat rumahnya berada di luar kota.” Jawab Kris lengkap beserta alasannya.
        “Kau bisa lewat depan kampusku dulu, setelah itu kau tanyakan saja jika bertemu orang di jalan.” Jelas Luhan masih dengan jawaban yang belum pasti.
        “Oke hyung.” Seru Kris sambil menerima kembali kartu yang disodorkan Luhan. “Nanti siang kita makan bersama. Aku yang akan menghubungi Sehun.”
        “Tapi jangan terlalu jauh dari kampusku.”
        “Iya hyung, aku tau kau sangat sibuk.” Cibir Kris sedikit malas menanggapi ucapan Luhan yang terakhir.
        Luhan sendiri hanya tertawa dengan ekspresi kekesalan yang ditunjukkan Kris. Ia tau Kris tak sungguh-sungguh melakukan itu.

@@@

        Kris sedikit mengawasi mobil Luhan yang mengikuti dari belakang. Ia hanya tersenyum ketika mendapati mobil Luhan berbelok masuk ke dalam gerbang kampusnya. Beberapa kali Kris tampak melihat alamat kampus Baekhyun melalui kartu mahasiswanya untuk memastikan ia tak salah jalan.
        Saat ini Kris harus sedikit terjebak lampu merah. Tepat di sebelah mobil Kris, berhenti sebuah mobil mewah. Kris menurunkan kaca mobilnya yang tepat bersebelahan dengan kaca di pintu belakang mobil mewah tersebut. Kris melihat ada seorang pemuda di dalamnya yang sibuk membaca buku. Kris memberanikan diri untuk mengetuk kaca mobil tersebut.
        “Maaf mengganggu.” Ujar Kris sesaat setelah pemuda itu menurunkan kaca mobilnya. “Aku hanya ingin bertanya.”
        Pemuda yang ternyata adalah Suho itu merespon Kris dengan ekspresi yang sangat datar.
        “Kau tau di mana letak kampus National University?” pertanyaan Kris membuat Suho melirik seketika.
        Suho berpikir ragu antara akan memberi tau atau pura-pura tidak tau.
        “Waahh…” seru Kris membuat Suho kembali dari lamunannya dan menatap Kris heran. “Kau mahasiswa National University juga?”
        Suho panic dan langsung menurunkan buku yang masih di genggamnya. Entah dari mana Kris tau kalau Suho kuliah di sana. “Nanti dia akan mengantarmu.” Putus Suho lalu menutup kaca dengan angkuhnya. Ketika menyebut kata ‘dia’, Suho melirik Gwangsoo.
        Krispun ikut menutup kaca mobil. “Harusnya dia bangga kuliah di sana. Tapi kenapa malah tidak membenarkan pertanyaanku?” Oceh Kris saking bingungnya.
        Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau membuat kendaraan perlahan bergerak, termasuk mobil Kris dan Suho. Seperti apa yang Suho katakan, Kris sedikit mengurangi kecepatan dan membuntuti mobil yang dikendarai Gwangsoo dari belakang.
        Tak lama mobil Suho tampak menyingkir dan kemudian berhenti tak jauh dari sebuah halte bus. Kris melihat Suho turun dan langsung menuju halte, sementara Gwangsoo juga ikut turun dan menghampiri mobilnya.
        Kris mempunyai firasat bahwa Gwangsoo akan benar-benar mengantarnya sampai universitas tersebut. Karena itu Krispun keluar dari mobilnya dan mengejar Suho sampai dalam halte.
        “Kenapa kau mengukutiku? Paman Gwangsoo akan mengantarmu. Kau tenang saja.” Protes Suho ketika menyadari Kris malah mengikutinya.
        “Apa kau tidak kuliah?” Kris balik bertanya.
        “Tentu saja.” Jawab Suho singkat masih sambil terus berjalan.
        “Kalau begitu, kau saja yang ikut deganku.” Putus Kris yang seenaknya menyambar tangan Suho.
        Suho dengan kasar menepiskan tangan Kris. “Jangan merusak rencanaku!” bentaknya yang merasa cukup terganggu.
        Bukannya merasa bersalah, Kris justru tersenyum jahil. “Apa kau tidak ingin teman-temanmu tau kalau kau ini anak orang kaya?” ledek Kris. “Jadi kau lebih memilih turun di sini dan pura-pura naik bus untuk sampai tempat kampus?”
        Suho berhenti dan menatap Kris tajam seolah membenarkan apa yang dikatakan Kris tadi. “Tolong jangan campuri urusanku.” Pinta Suho dengan seluruh penekanan pada tiap kata yang keluar dari mulutnya.
        Kris tak menyerah begitu saja, ia segera memposisikan tubuhnya untuk menghalangi Suho yang siap berbalik.
        “Apa kau takut di manfaatkan oleh orang lain karena kau anak orang kaya? Kau tenang saja, aku juga anak orang kaya, kau bisa lihat dari mobil yang ku kendarai tadi. Jadi, aku tidak akan memanfaatkanmu.” Cetus Kris panjang lebar meski sedikit tak penting mengatakan bahwa ia juga anak orang kaya seprti Suho. “Aku tidak akan mengatakan pada siapapun tentang ini. Lagi pula, aku hanya akan menganggumu sekali ini saja.”
        Suho mendongak agar mampu menatap mata Kris. Ia mengerutkan kening menandakan kebingungannya perihal ucapan terakhir dari mulut Kris.
        “Aku hanya ingin mengembalikan sesuatu milik seseorang yang kuliah di sana.” Jelas Kris akhirnya mengenai tujuannya ke sana. “Namanya Byun…” Kris sedikit memberi jeda dalam ucapannya karena sibuk mengingat nama pemuda yang dicarinya. “Baek…” ujarnya ragu. “Ah, Byun Baekhyun.” Pekik Kris pasti.
        Kali ini Suho melirik datar untuk menyembunyikan ekspresi sesungguhnya. Kris masih saja menatapnya penuh harap. Suho menghela napas berat.
        “Oke.” Putus Suho dan segera melesat pergi sebelum Kris merespon lebih.
        Kris tersenyum penuh kemenangan sambil mengikuti Suho dari belakang. “Kalau ada yang bertanya, bilang saja kalau kita teman lama dan baru bertemu.”
        “Sudahlah, tak usah kau pikirkan itu.”
        Kris bungkam karena tak ingin membuat Suho berubah pikiran.

@@@

        Kris memarkirkan mobilnya di temani Suho yang masih di sana. “Di mana kira-kira aku bisa mencari Baekhyun?” Tanya Kris sesaat setelah mematikan masin mobilnya.
        Suho sedikit menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Di luar sana, orang-orang mulai memperhatikan mobil Kris yang sangat mencolok. “Kau bisa tanyakan kepada siapa saja yang kau temui.” Cetus Suho yang tanpa pikir panjang segera melesat keluar dari dalam mobil sebelum Kris sempat menahannya.
        Kris berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepala menanggapi sikap dingin Suho yang sangat tertutup dengan orang lain. Kris hanya menghela napas sebelum akhirnya memutuskan keluar. Pemuda tinggi ini beberapa kali menanyakan keberadaan Baekhyun kepada orang-orang yang ia temui. Hasilnya, tak ada satupun yang mengenal Baekhyun.
        Ada satu orang lagi yang akan melintas di depan Kris memarkirkan mobilnya.
        “Permisi…” seru Kris membuat pemuda itu menoleh. “Kau mengenal Byun Baekhyun?” Tanya Kris segera.
        Pemuda itu menatap Kris heran, termasuk menatap mobil mewah di belakang Kris. “Apa kita saling kenal?” pertanyaan pemuda itu membuat Kris mengerutkan kening.
        Sedetik kemudian Kris berdecak. “Harusnya aku sadar sejak tadi. Kau Byun Baekhyun, kan?”
        “Apa kita saling kenal?” ulang Baekhyun yang tak menyadari bahwa pemuda tinggi di hadapannya adalah pemuda yang kemarin ia tabrak di rumah sakit.
        Kris tersenyum lega. Yang di utarakan Baekhyun bukanlah pertanyaan bagi Kris. Tapi itu merupakan petunjuk bahwa pemuda yang di hadapannya kini benar-benar Baekhyun yang ia cari. “Tunggu sebentar.” Pinta Kris sebelum kembali ke dalam mobil untuk mengambil dompet dan map coklat yang dibawanya.
        Baekhyun terus saja mengawasi gerak-gerik Kris.
        Kris menyodorkan semua benda di tangannya. “Apa ini milikmu?”
        Mata Baekhyun terbelalak seketika. “Kau yang menemukannya?” Tanya Baekhyun sambil menerima barang-barang dari tangan Kris dengan mata berbinar.
        “Kau meninggalkannya ketika kita tabrakan di rumah sakit.” Kris mengingatkan kronologi kejadian sampai akhirnya benda itu berada di tangannya. “Maaf aku tak langsung mencarimu saat itu.”
        “Sudahlah…” cetus Baekhyun yang tak ingin ambil pusing. Karena yang terpenting sekarang adalah, dompet dan map coklat tersebut sudah kembali ke tangannya. “Bagaimana kalau kita ke kantin. Aku ingin mentraktirmu makan sebagai ucapan terima kasih.”
        Meski belum waktunya makan siang, Kris menyetujui usul Baekhyun. Ia bisa menunggu di sana sampai siang sebelum menjemput Sehun dari sekolah.

@@@

        Tao memeriksa berkas perkuliahannya setelah keluar dari sebuah ruangan bersama Chanyeol yang setia menemani. Chanyeol melirik Tao  yang belum melepaskan pandangan dari kertas-kertas yang sibuk ia bolak-balikkan sejak tadi.
        “Apa yang kurang?” tegur Chanyeol.
        “Tinggal surat kesehatan aja. Aku akan minta bantuan ayah.” Jawab Tao yang hanya dibalas anggukan oleh Chanyeol sebelum mereka memutuskan pergi.
        Chanyeol masuk ke dalam mobil diikuti Tao setelah itu. “Kita kemana setelah ini?” Tanya Chanyeol sebelum menyalakan mesin mobil.
        Tao tampak memasang sabuk pengamannya. “Apa kau sibuk?” Chanyeol hanya menggeleng menjawab pertanyaan Tao. “Bagaimana kalau kita jalan-jalan?” ajaknya.
        “Oke.” Balas Chanyeol singkat kemudian mulai melajukan mobilnya.
        Tao diam selama perjalanan, sementara Chanyeol beberapa kali terlihat mengawasi sesuatu dari dalam kaca spion.
        Tao terdengar menghela napas berat. “Aneh rasanya tanpa Kris. Biasanya selalu ada motor sport yang membuntuti kita.” Gumam Tao yang tak mendapat respon apa-apa.
        Chanyeol masih sibuk menatap kaca spion sambil membagi konsentrasinya ketika menyetir. Sebuah motor sport, persis seperti yang dikatakan Tao terlihat dibelakang mobil Chanyeol. Itulah yang sejak tadi diperhatikan oleh Chanyeol.
        “Itu Kris!” seru Chanyeol ketika motor tersebut melesat melewati mobilnya. Tao sontak menoleh dan Chanyeol mempercepat laju mobilnya untuk mengejar motor sport tersebut yang persis sama dengan yang selama ini dikendarai Kris.
        “Kenapa Kris masih mengenakan seragam SMA?” Tanya Tao heran. “Tidak mungkin dia tidak lulus, Kris bahkan masuk peringkat sepuluh besar siswa dengan nilai ujian tertinggi.”
        Chanyeol tetap mengabaikan apapun yang dikatakan Tao. Chanyeol tetap membawa mobilnya mengikuti motor tersebut. Tak lama, Chanyeol terlihat menghentikan mobil tepat di belakang motor sport yang ia ikuti sejak tadi. Motor itu kini terparkir sendiri di depan sebuah taman tanpa pengemudi. Chanyeol dan Tao turun dari mobil. Tujuan pertama mereka adalah motor sport tersebut.
        Tao meneliti tiap detail pada motor tersebut. “Tidak salah lagi, ini motor Kris.” Seru Tao mantap.
        Tanpa berkata-kata lagi, Chanyeol segera melesat ke dalam taman disusul Tao saat itu juga. Mereka menelusuri taman lebih dalam lagi. Taman tersebut dihiasi pohon-pohon besar yang membuat sejuk meski di luar terik matahari sedang panas-panasnya. Selain itu terdapat bangku dan lampu taman di sana-sini.
        Tak jauh dari tempat Chanyeol dan Tao berada, ada bagian taman yang terdapat ayunan dan beberapa permainan untuk anak-anak. Dari tempat mereka berada, ada seseorang yang duduk sendiri di ayunan.
        “Luhan hyung?” pekik Chanyeol yang mengenal orang tersebut dan segera berlari menghampiri Luhan.
        “Chanyeol? Tao?” gumam Luhan sambil berdiri seiring kemunculan dua orang teman dekat Kris dihadapannya.
        “Hyung, di mana Kris sekarang?” desak Chanyeol tanpa basa-basi.
        Luhan membeku dengan pertanyaan yang dilontarkan Chanyeol. Tatapan Taopun sama mengintimidasinya.
        Tao yang geram melihan Luhan yang tak merespon apapun, langsung saja menarik kerah pakaian Luhan. “Jangan coba-coba merahasiakan keberadaan Kris pada kami.” Teriak Tao tepat di wajah Luhan.
        “Hyung, ku mohon jawab.” Ujar Chanyeol pelan namun masih terdengar nada mengancam di dalamnya. “Jangan sampai Tao menyakitimu.”
        Luhan melirik Chanyeol, lalu kembali menatap Tao. “Aku tidak akan memberi tahu di mana Kris.” Tandas Luhan.
        Tao sudah tidak bisa menahan diri lagi. Di pukulnya Luhan kuat-kuat tepat di wajah pemuda itu. Membuat kakak kandung Sehun itu terjungkal ke belakang.
        “Tao…!”
        Tao yang siap kembali menghajar Luhan, mengurungkan niat ketika mendengar teriakan seseorang memanggilnya. Awalnya ia pikir itu suara Chanyeol, namun ketika mendongak, Tao menemukan tiga orang pemuda yang mendekat. Minseok, Lay dan Kyungsoo.
        “Apa yang kalian lakukan?” tegur Minseok tak terima melihat perlakuan Tao kepada Luhan.
        Sementara itu, langsung saja Lay mendorong tubuh besar Tao untuk menjauh dari Luhan dan Kyungsoo segera membantu Luhan untuk berdiri.
        Kyungsoo menatap Luhan khawatir. “Hyung, kau baik-baik saja?” Tanya Kyungsoo yang langsung di balas anggukan oleh Luhan.
        “Hyung, jadi kau kini berada di pihak mereka?” tuduh Chanyeol, tentu saja untuk Luhan.
        Lay menghampiri Minseok. “Jangan menyalahkan Luhan hyung.” Geram Lay yang sudah tidak bisa menahan emosi. Segera saja ia menyerang Chanyeol dan Tao menghadapi Minseok. Jika ada Kris dan Jongin, mereka juga akan saling berhadapan. Selalu seperti itu. Mereka tidak pernah saling bertukar lawan.
        Sehun yang melihat kejadian itu dari kejauhan, langsung mendekat untuk melerai kedua kubu yang berseteru tersebut. Ia lebih dulu menghampiri Chanyeol dan Lay. “Hyung, berhenti!” tegas Sehun yang sekuat tenaga menghentikan keduanya.
“Sehun! Minggir!” Seru Lay dan Chanyeol nyaris bersamaan. Tentu saja bukan perkara mudah bagi Sehun untuk memisahkan keduanya.
        Kyungsoo juga berniat membantu Sehun. Ia akan memisahkan Minseok dari Tao, namun buru-buru Luhan menahan tangannya dan menatap Kyungsoo agar pemuda itu tidak nekad untuk ke sana. Pertarungan Minseok dan Tao lebih menyeramkan dari pada antara Lay dan Chanyeol.
        Sebenarnya Kyungsoo sedikit memprotes perintah Luhan, namun ia langsung menurut dan tak berani nekad melakukannya.
        Dan akhirnya, yang bisa membuat ‘sparing’ itu berhenti adalah ketika Chanyeol dengan cukup kasar mendorong tubuh Sehun hingga terpental dan menyebabkan Sehun menabrak Tao. Tao yang masih dalam kekuasaan emosi, tak segan-segan untuk melayangkan pukulan untuk Sehun hingga terjungkal kebelakang.
        “Sehun!” pekik Luhan langsung berhamburan menghanpiri Sehun. Ia memangku kepala Sehun, lalu melirik Chanyeol dan Tao dengan tatapan kecewa karena perlakuan mereka pada Sehun. Minseok, Lay dan Kyungsoo sudah ikut mengerubungi Sehun.
        “Jika terjadi sesuatu pada Sehun, aku tidak akan melepaskan kalian!” ancam Minseok yang hendak kembali menghajar Tao, namun Sehun yang sebenarnya dalam keadaan sadar menahan tangan Minseok. Minseokpun hanya bisa melawan dengan tatapan penuh dendam.
        Sehun perlahan berusaha berdiri di bantu Luhan dan Kyungsoo. Mata Sehun tertuju pada Chanyeol dan Tao yang menunduk bersalah. “Hyung, pergilah.” Perintah Sehun yang langsung mendapat protes keras, terutama dari Minseok dan Lay.
        “Sehun, tapi…” Lay tak jadi melawan ucapan Sehun karena lebih dulu tangan Sehun terangkat sebagai tanda ia menyuruhnya untuk diam.
        “Hyung…” mata Sehun masih tak lepas dari dua pemuda teman dekat Kris semasa SMA tersebut, namun sama sekali tak ada sedikitpun rasa dendam yang menggelayuti Sehun. “Jika kalian tidak pergi, biar kami yang pergi.” Ujar Sehun lalu berbalik.
Satu-satunya orang yang tak memprotes keputusan Sehun hanyalah Luhan. Minseok dan Laypun akhirnya mengalah setelah Kyungsoo memaksa mereka untuk pergi.

@@@

        Baekhyun mendahului Kris untuk memilih tempat duduk. Tak di sangka, Kris tidak mengikutinya. Pemuda tinggi itu justru memilih meja lain karena melihat Suho duduk sendiri.
        Suho terkejut ketika mendapati Kris sudah duduk di hadapannya. “Kau?”
        “Ternyata kita bertemu lagi.” Kata Kris tanpa rasa bersalah.
        Suho yang merasa ketenangannya di ganggu, lebih memilih pergi dari pada memaksa Kris untuk pergi.
        “Tunggu.” Lagi-lagi Kris menghalangi tubuh Suho yang lebih pendek darinya itu.       
        “Jauhi aku jika tidak ingin reputasimu hancur.” Tegas Suho lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhalang oleh tubuh Kris. Ia juga harus sedikit mendorong tubuh Kris untuk membuka jalannya.
        “Hei…” Kris hendak kembali mengejar Suho jika tidak lebih dulu di tahan oleh tangan Baekhyun.
        “Biarkan dia pergi.” Seru Baekhyun sambil menarik paksa tubuh tinggi Kris untuk duduk di kursi yang ditinggalkan Suho.
        Kris sudah membuka mulut namun tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Kris langsung mengurungkan niat melontarkan pertanyaan yang ada di kepalanya karena tiba-tiba saja ia seperti bisa membaca suasana yang terjadi sebenarnya.
        “Kau mau makan apa?” Tanya Baekhyun yang sudah memegang buku menu.
        “Minum saja, aku sudah ada janji makan siang dengan hyung dan adikku.” Jawab Kris dan Baekhyun langsung mengangguk mengerti.
        “Kau kuliah di sini juga? Jurusan apa?” Baekhyun memulai perbicaraan.
        “Aku baru lulus SMA.” Kris menggeleng samar.
        Baekhyun menatap Kris bingung. Bahkan ia mengabaikan pelayan yang mengantarkan makanannya. “Lalu, apa yang kau lakukan di sini? Apa kau baru ingin mendaftar sebagai mahasiswa baru?”
        Kris balas menatap Baekhyun, kali ini dengan cukup minat dengan pertanyaan Baekhyun. Ia seperti mendapat sedikit pencerahan. Entahlah, ia sangat tertarik berteman dengan Suho yang dingin. Alasannya hanya satu, Suho pasti tidak akan merasa kehilangan jika Kris pergi untuk selamanya.
        “Bisa bantu aku?” Tandas Kris akhirnya.

@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar