Jumat, 19 Juli 2013

BLUE FLAME BAND (part 12)

 

Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yong Hwa (CN Blue)  
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Sungmin (Super Junior)
Genre               : romance
Length              : part

***

        Setelah Yong Hwa pergi, Minho yang menggantikan pemuda itu menemani Hye Ra di taman. Ia mengajak adiknya itu untuk duduk.
        “Sekarang tepati janji!” seru Hye Ra yang sudah menengadahkan tangan kanannya ke hadapan Minho. Pemuda itu justru melempar tatapan heran dengan apa yang dilakukan adiknya. Hye Ra memutar mata tanda kesal. “Kunci apartmenmu!” tegasnya mengingatkan.
        “Oh,” Minho mengangguk mengerti. Ia lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah anak kunci.
        Hye Ra menatap curiga kunci yang kini berada dalam genggamannya. “Ini bukan kunci apartmenmu!” protesnya karena merasa Minho tak menepati janji.
        “Minggu depan ayah dan ibu akan pulang. Aku sudah menjual apartmenku,” ujar Minho enteng.
        “Apa?” pekik Hye Ra yang terkejut mendengar ucapan Minho. Sementara pemuda itu merespon datar reaksi adiknya. “Tapi…” tak ada kata-kata yang bisa dilanjutkan Hye Ra. Gadis itu hanya bisa menghembuskan napas keras. Percuma saja jika memprotes apapun. Lagipula, ia juga tak akan bisa membeli kembali apartmen Minho. Tapi tetap saja. “Oppa, kau merusak rencaku!”
        Bukannya merasa bersalah, Minho justru menertawai omelan adiknya sambil merangkul Hye Ra untuk meredamkan amarah gadis itu. “Setidaknya kau tetap bisa menghindari Doojoon, kan?” Hye Ra berusaha menghindari pelukan Minho dengan wajah cemberut. “Hye Ra,” Minho berbisik di telinga adiknya. “Sepertinya ada dua orang yang mengawasi kita.”
        Hye Ra mendongak dan mendapati seorang pemuda bersama seorang gadis mengawasi mereka dari seberang kolam renang di dekat pintu masuk menuju dapur. Bisa dipastikan gadis tersebut adalah Yoona.
        Minho berdiri sambil menarik tangan Hye Ra. “Kurasa mereka sudah sangat merindukan kita.”
        Awalnya Hye Ra sedikit menolah ajakan Minho. Ia baru sadar jika pemuda bersama Yoona itu adalah Joon. “Kau saja,” ujarnya malas. Hye Ra berusaha melepaskan tangan kakaknya.
        “Kenapa?” Minho melirik. “Kau tidak ingin menemui Joon?”
        Hye Ra bingung harus memberikan alasan seperi apa untuk Minho. “Aku baru saja putus dari Yong Hwa. Ku mohon kau jangan memojokkanku seperti itu.”

***

        “Kedekatan mereka membuatku iri.”
        Joon menoleh tajam mendengar kata-kata yang ke luar dari mulut Yoona. “Apa kau tidak merasa cemburu melihat itu?” protes Joon karena Yoona tampak santai saja. Ia lalu membuang kembali pandangannya.
        Kali ini giliran Yoona yang menatap Joon tajam. Namun sedetik kemudian ia justru terkekeh melihat kekesalan yang ditunjukkan Joon. Terlebih saat pemuda itu meminum air dari dalam gelasnya. Tampak seperti seorang yang tengah meminum-minuman beralkohol. Padahal minuman itu hanya soft drink biasa.
        “Jadi selama ini, sejauh mana kedekatan kalian?”
        “Selama ini Siwan, Nichkhun, Luhan dan Sungmin hyung mengenal Hye Ra sebagai kekasih Doojoon. Apa jadinya jika mereka tau aku mendekatinya secara terang-terangan?” Joon memberi jeda sesaat dalam ucapannya. “Terlebih, Doojoon juga terpaksa harus berpisah dengan kekasihnya.”
        Yoona menghela napas. “Iya, aku juga mendengar hal itu.”
        “Jadi? Siapa Minho? Apa dia mantan kekasih Hye Ra?” Joon tampak menuntut jawaban membuat Yoona tersenyum geli.
        Di saat yang bersamaan, ternyata Minho telah berhasil mengajak Hye Ra untuk menemui Joon bersama Yoona. Dan mereka sudah hampir sampai di hadapan Joon dan Yoona.
        “Aku cemburu melihat kalian,” ujar Yoona pura-pura kesal karena Minho sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya pada Hye Ra. Yoona juga mengawasi Joon melalui ekor matanya. Dan ia harus menahan tawa melihat ekspresi wajah Joon yang sulit diartikan. Seperti orang bingung sekaligus cemburu.
        Hye Ra sendiri pura-pura tak senang dengan ucapan Yoona. “Minho kakakku. Kau punya hak apa?” balas Hye Ra namun sedetik kemudian ia sudah tertawa.
        Minho ikut menertawai ucapan Hye Ra. Sementara Yoona curi-curi pandang melirik Joon. Seolah ia telah memberi tau Joon kenyataan yang sebenarnya antara Hye Ra dan Minho.
        “Sudahlah, kau ingin oppaku?” Tanya Hye Ra, namun belum sempat Yoona menjawab, ia sudah lebih dulu menggeser Minho agar lebih dekat dengan tempat Yoona berada. “Kau bawa pulang saja, eon.”
        Minho tampak melotot mendengar ledekan adiknya.
        “Kau memang calon adik ipar yang pengertian,” goda Yoona sambil menyambar tangan Minho dan membawa pemuda itu menjauh dari Joon dan Hye Ra.
        Hye Ra sendiri tampak tercengang. Terlebih ketika Minho menepuk pundak Joon seolah ia tengah menyerahkan adiknya pada pemuda itu.
        “Lalu? Apa keberadaanku mengganggu?” ujar Joon memecah keheningan tak lama setelah Yoona dan Minho menghilang ke dalam ruangan. “Jika memang iya, aku akan…” Joon perlahan membalikkan badan seolah bersiap pergi.
        Hye Ra panic karena harus dituntut berpikir cepat. “Apa kau tega membiarkan aku sendirian?”
        Joon tersenyum puas saat ia benar-benar telah memunggungi Hye Ra. Lalu ia kembali berbalik dan menyembunyikan senyuman itu seakan tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. “Apa itu artinya kau mau menemaniku makan?” Tanya Joon setengah menggoda sambil menengadahkan tangannya.
        Hye Ra melirik kesal. “Perlu kau tau. Aku baru saja putus dengan kekasihku. Dan ku mohon, tolong jaga perasaanku.”
        Senyuman Joon semakin lebar meski Hye Ra telah berjalan lebih dulu. Setidaknya mulai malam ini ia bisa mengenal Hye Ra lebih dekat tanpa harus memikirkan Doojoon atau yang lainnya.

***

        Suara bel dorm ‘Blue Flame’ terdengar di tekan dengan tak sabar. Kebetulan Luhan yang sudah bangun dan tengah berada di dapur, segera melesat untuk membukakan pintu.
        “Oh, Sungmin hyung.”
        Sungmin masuk dengan paksa. Bahkan ia sampai menubruk tubuh Luhan. “Jam berapa hyung-hyungmu pulang semalam?” Tanya Sungmin. Menejer ‘Blue Flame’ itu tampak membawa kabar tak menyenangkan.
        Luhan menyusul ke dalam lalu duduk berseberangan dengan menejernya itu. “Aku kurang tau. Tapi yang pasti, Doojoon hyung pulang hampir tengah malam.”
        “Panggil semua hyungmu sekarang,” perintah Sungmin dan tak ingin dibantah.  Ia sendiri bicara sambil sibuk dengan i-pad ditangannya.
        Dengan malas Luhan kembali ke kamarnya. Ia memang berniat membangunkan Doojoon pertama kali. Sesampainya di kamar, Luhan langsung menyibakkan selimut yang menutupi Doojoon. “Hyung, bangun.” Luhan mengguncangkan tubuh Doojoon. “Ada Sungmin hyung di depan. Ku rasa ada sesuatu yang akan dibicarakan.”
        Doojoon tampak membuka matanya dengan malas. “Paling masalah tour kita bulan depan,” sahutnya enggan bangun lebih jauh. Ia bahkan hampir kembali menenggelamkan tubuhnya jika Luhan tak cepat-cepat menjauhkan selimut dari jangkauan Doojoon.
        “Hyung! Cepat! Atau kau ingin Sungmin hyung yang membangunkanmu?” ancam Luhan yang sukses membuat Doojoon membulatkan mata. “Kau ke kamar Joonie hyung. Biar aku yang membangunkan Siwan hyung dan Nichkhun hyung.”
        Beberapa menit kemudian. Seluruh member ‘Blue Flame’ telah memenuhi ruang tengah. Sungmin juga sengaja menyuruh Joon, Siwan dan Doojoon duduk di satu kursi panjang. Sementara Nichkhun dan Luhan di tempat lain.
        Sungmin menatap lurus tiga pemuda yang duduk berseberangan dengannya. Joon, Siwan dan Doojoon saling melempar tatapan penuh Tanya dengan Nichkhun dan Luhan.
        “Di antara kalian bertiga, siapa kekasih gadis bernama Hye Ra sebenarnya?” Tanya Sungmin tajam.
        “Hyung, sebenarnya ada apa?” Siwan balik bertanya.
        Belum sempat ada yang merespon ucapan Siwan, Nichkhun tampak ikut sibuk dengan ponselnya. Merasa ada sesuatu yang janggal, Joon yang melihat perubahan raut wajah Nichkhun, meminjam paksa ponsel pemuda itu. Ada sebuah artikel baru dan isinya cukup menggemparkan. Siwan yang duduk di samping Joon, ikut melihat isi ponsel milik Nichkhun tersebut. Telah beredar foto-foto beberapa member ‘Blue Flame’—sebut saja Joon, Siwan dan Doojoon—dengan seorang gadis yang sama. Terlebih, tiga pemuda tersebut memang yang paling  jarang tertimpa gossip bersama seorang gadis. Dan gadis itu adalah Hye Ra.
        Gambar pertama, tampak Joon bersama Hye Ra bergandengan tangan di sebuah supermarket. Tentu saja foto itu waktu Joon tak sengaja bertemu Hye Ra serta Yoona yang bersama Minho. Di lanjutkan foto Doojoon bersama Hye Ra di sebuah restoran. Serta foto Siwan yang berboncengan dengan Hye Ra dalam satu sepeda motor. Dan terakhir, terpampang foto Hye Ra bersama Yong Hwa. Bisa dipastikan focus utama dalam artikel itu tertuju pada Hye Ra yang jika dinilai negative, berhasil menggandeng tiga member ‘Blue Flame’ sekaligus.
        “Hyung, waktu itu aku hanya menjemput Hye Ra untuk menjenguk Doojoon yang sakit. Joon juga melihat kami,” seru Siwan membela diri.
        Sungmin tampak tak ingin ambil pusing dengan pembelaan yang dilancarkan Siwan. “Yang aku pertanyakan adalah, siapa gadis itu sebenarnya? Dan kenapa dia bisa bersama kalian bertiga?” tak ada yang menjawab pertanyaan Siwan. Lalu Sungmin menatap Doojoon. “Bukankah dia kekasihmu?”
        Diam-diam Luhan melirik artikel lain yang masih terpampang pada i-pad milik Sungmin.
        “Maaf jika aku terlah berbohong. Hye Ra bukan kekasihku,” ujar Doojoon membuat pengakuan. Namun hanya Sungmin yang terkejut karena ternyata berita tersebut telah sampai ke telinga member ‘Blue Flame’ yang lain sebelum adanya artikel yang menjatuhkan Joon dan kawan-kawan tersebut.
        Luhan sendiri terlalu penasaran dengan artikel itu. Ia sampai merebut i-pad Sungmin hanya untuk bisa melihat lebih jelas. “Hyung, bukankah ini gadis yang waktu itu?” Tanya Luhan sambil menyodorkan i-pad pada Doojoon. Pemuda itu tampak mengukir senyum melihat foto dirinya bersama Sung Hye.
        Joon tampak mengembalikan ponsel Nichkhun dan langsung kembali ditelusuri oleh pemiliknya sampai Nichkhun juga akhirnya menemukan artikel yang sama dengan yang di lihat Luhan. Saat menelusuri lebih jauh lagi, di sana juga terpampang foto Joon bersama Yoona di taman dan juga foto Siwan di bagian bawah bersama seorang gadis lain. Sepertinya itu adalah artikel lanjutan dari artikel pertama.
        “Ku rasa ‘Blue Flame’ akan berada dalam masalah.” Semua tatapan tertuju pada Nichkhun yang baru saja berbicara. Nichkhun sendiri langsung mendongak sambil menatap satu-persatu wajah orang-orang yang sedang menatapnya. “Joon, Siwan, Doojoon serta Hye Ra akan dianggap seorang player.”
        Di saat yang lain sibuk dengan pikiran masing-masing, hanya Joon yang masih menatap Nichkhun seolah menuntut penjelasan dengan maksud ucapan Nichkhun tadi.
        “Ada yang memotretmun bersama Yoona di taman,” jelas Nichkhun.
        “Hanya kau yang belum membela diri.”
        Joon langsung menatap Sungmin karena memang hanya dia yang belum berkomentar apa-apa. “Seperti yang kalian ketahui. Aku memang tidak pernah dekat dengan seorang gadis. Tapi untukku, Yoona adalah gadis yang special. Aku bungkam karena memang tak ada hubungan apapun di antara kami selain teman.”
        “Lalu Hye Ra?” desak Sungmin. Yang masih melekat dipikirannya adalah Hye Ra kekasih Doojoon. Belum ada pernyataan yang merubah itu.
        Terdengar desahan nafas dari Joon. Ia kembali melirik Nichkhun yang memang mengetahui sebagian rahasianya. “Aku menyukai gadis itu.”
        Semua tersentak mendengar pengakuan berani dari Joon. Tentu saja kecuali Nichkhun. “Lalu, apakah kita harus membuat pengakuan di hadapan pers?” Nichkhun tampak mengajukan saran.
        “Aku setuju, hyung. Sekalian, aku juga ingin mengumumkan hubunganku dengan Han Yoo seperti kau dan Minjung noona,” ujar Luhan yang langsung mendukung usulan Nichkhun tanpa pikir panjang.
        Joon bangkit berdiri. “Tunggu setelah aku bertemu dengan Hye Ra.” Lalu ia berniat meninggalkan rapat dadakan tersebut.
        “Aku juga ingin bicara padanya,” seru Doojoon dan membuat Joon menoleh.
        Joon tampak mengangguk. “Kita harus bergerak cepat.”
        “Masih ada yang kalian sembunyikan dariku?” desak Sungmin tak lama setelah Doojoon mengikuti Joon meninggalkan ruang tengah dorm ‘Blue Flame’.

***

        Satu jam kemudian, Joon dan Doojoon sudah melesat ke apartmen Hye Ra. Setelah memarkirkan mobil, mereka tak langsung turun karena menyadari adanya wartawan yang berkeliaran di sana. Doojoon mengambil kacamata hitam di dashboar mobil. Ia menyerahkan satu pada Joon yang menyetir lalu memakai topi. Joon sendiri segera memakai kacamata tersebut dan menaikkan hodienya untuk menutupi kepala.
        “Ku rasa mereka bergerak lebih cepat,” komentar Doojoon.
        “Jika mereka telah menemukan keberadaan Hye Ra…” Joon sedikit menggantungkan ucapannya lalu menoleh.
        “Apa kau berfikir hal yang sama denganku?”
        “Tapi kita harus menyembunyikan Hye Ra di mana?” Joon balik bertanya. Namun Doojoon tak menjawab karena ia melihat sosok Minho melintas dan tampak terburu-buru.
Tak lama kemudian, muncul kumpulan wartawan yang tampak mulai meninggalkan apartmen tersebut. Joon dan Doojoon saling tatap lalu mengangguk seolah mengerti satu sama lain. Mereka akhirnya ke luar dari mobil sambil tetap berusaha menyembunyikan rahasia mereka.
        Sesampainya di depan pintu apartmen Hye Ra, Doojoon segera menekan bel sambil mencoba menghubungi seseorang.
        “Ponsel Hye Ra mati,” ujar Joon yang juga mencoba menelpon Hye Ra.
        “Minho hyung juga,” sahut Doojoon. “Ku rasa Hye Ra tak ada di dalam,” ujarnya frustasi karena tak ada respon dari dalam. Namun tak hanya sampai di situ, Doojoon juga berusaha menghubungi Yong Hwa.
        Sementara Joon tampak menghubungi Yoona. “Kau bersama Hye Ra?” desak Joon begitu mendapat jawaban dari gadis itu. Raut wajah Joon berubah muram. Tampaknya ia tak mendapatkan apa yang ia harapnkan. “Minho hyung juga tak bisa dihubungi… Kau sudah lihat beritaku dan Hye Ra, kan? Mungkin sebentar lagi kau juga akan terseret masalah.”
        Di sisi lain, Doojoon seperti hampir membanting ponselnya karena ia juga tak mendapatkan hasil melalui Yong Hwa.

***

        Minho memarkirkan mobilnya sembarangan di halaman sebuah rumah yang cukup besar. Ia segera melesat masuk dan menuju lantai dua. Minho lalu membuka sebuah kamar lalu masuk ke dalamnya. Pemuda itu menyingkap selimut yang menutupi tubuh adiknya, Hye Ra.
        “Kenapa tak bilang jika kau juga menghindari kejaran wartawan?”
        Hye Ra tak langsung merespon ucapan Minho. Ia sibuk mengusap matanya yang masih terasa pedas. Hye Ra mencoba beradaptasi dengan cahaya sekitar. Samar-samar ia melihat seorang pemuda sudah berdiri tepat di samping ranjang tempat ia tidur. “Oppa?”
        Minho yang tak sabar, menarik adiknya turun dari ranjang lalu mengajaknya ke meja tempat laptop Hye Ra berada. Setelah laptop menyala, Minho segera masuk ke internet dan mencari berita menggemparkan pagi ini tentang adiknya dengan ‘Blue Flame’.
        “Tadi pagi wartawan mencarimu di apartmen,” jelas Minho.
        Hye Ra menatap kakaknya dengan mata membulat sempurna. “Lalu, apa yang oppa katakan?”
        “Aku bilang aku tidak kenal denganmu. Dan aku baru saja pindah ke apartmen itu,” cerita Minho tentang dustanya pada para wartawan.
        Hye Ra kembali ke tempat tidur dan duduk di tepinya. Berusaha berpikir jernih untuk mencari jalan ke luar atas kasus tersebut. Terlebih masalah ini melibatkan sebuah band besar sekelas ‘Blue Flame’.
        “Temui mereka.”
        Hye Ra mendongak, menatap kakaknya penuh arti. “Tapi, aku harus bicara apa pada mereka? Aku belum siap bertemu Doojoon.”
        Minho menghembuskan napasnya, keras. “Ya sudah, tapi ku harap kau tidak kemana-mana.”
        Hye Ra hanya mengangguk mengerti.

***

        Malam harinya, ‘Blue Flame’ benar-benar menggelar konferensi pers di sebuah gedung. Seluruh member ‘Blue Flame’ hadir, termasuk menejer mereka, Sungmin.
        Komentar dan pertanyaan-pertanyaan yang datang dari wartawan seputar berita miring tentang kedekatang beberapa member ‘Blue Flame’ terhadap beberapa wanita. Dan benar saja, bahkan ada yang mengatakan member ‘Blue Flame’ seorang player.
        Doojoon tampak mengambil alih suasana pertama kali. Tentu saja mereka telah merencanakan ini sebelumnya. Pihak ‘Blue Flame’ juga telah menyediakan slide foto-foto yang tengah menjadi pembicaraan. “Ini foto kekasih saya,” tunjuk Doojoon pada layar dibelakangnya.
        “Tapi bukankah anda mengatakan bahwa gadis bernama Hye Ra adalah kekasih anda saat acara ulang tahun ‘Blue Flame’?” sambar salah seorang wartawan.
        Kali ini Joon yang mengambil alih sebagai pembicara. Ia berusaha tetap menunjukkan wajah dingin meski sebenarnya ia kesal setengah mati atas pertanyaan tersebut. Meski saat itu acara ulang tahun ‘Blue Flame’ tertutup untuk umum, tapi tetap saja akan tercium sampai luar.
 “Bahkan aku sering mengaku-ngakui Minjung sebagai kekasihku di depan member,” ujar Joon polos.
        Gelak tawa terjadi di antara deretan member ‘Blue Flame’.
        “Bukankah kita memang sering seperti itu?” protes Joon pada teman-temannya.
        Luhan melirik Siwan yang duduk cukup jauh dari tempatnya berada. “Hyung, apa aku boleh meminta Soo In noona memasak untukku?”
        Siwan membulatkan mata dan sudah berdiri seakan siap menghajar Luhan. “Berarti jangan salahkan jika aku bersama Hye Ra.” Tentu saja Joon tanpa sadar menyenggol lengan Siwan sebagai tanda protes.
        Tak lama, acara konferensi pers selesai. Member ‘Blue Flame’ segera melesat ke dalam.
        “Ide bagus, mengatakan kau pernah mengakui Minjung sebagai kekasihmu,” protes Nichkhun. Meski terlihat biasa saja, tetapi Nichkhun harus menahan diri sampai acara benar–benar selesai.
        Siwan merangkul Nichkhun sambil menahan tawanya. “Setidaknya Joon berhasil mengelabui para wartawan itu. Lagipula, kita tidak benar-benar melakukan itu, kan?”
        Satu-persatu dari mereka duduk di kursi. “Tapi aku lega untuk hari ini,” ujar Luhan.

***

        Tiga hari berlalu setelah kejadian itu. Di saat yang bersamaan, ‘Blue Flame’ sedang berada di luar kota. Dan siang itu, Joon tampak menelpon seseorang di balkon hotel tempat ia dan ‘Blue Flame’ menginap. “Yoona ku mohon. Jangan berbohong padaku. Tidak mungkin kau tidak tau di mana Hye Ra. Minho pasti akan mengatakannya,” desak Joon yang mulai cukup frustasi perihal keberadaan Hye Ra.
        Sementara di tempat berbeda, Yoona menatap Minho bingung. Mereka tengah berada di rumah keluarga Minho. Ia memang terpaksa berbohong pada Joon. “Minho juga sedang sulit di hubungi akhir-akhir ini. Tapi aku akan segera mengabarkanku apapun tentang Hye Ra.”
        “Yoona ku mohon, temukan Hye Ra.”
        “Akan ku usahakan,” ujar Yoona sesaat sebelum mengakhiri obrolannya dengan Joon melalui telpon. Minho yang berada di sampingnya, merangkul Yoona.
        “Eonnie, maaf jika aku merepotkanmu.”
        Yoona dan Minho mendongak, dan mendapati Hye Ra telah duduk dihadapan mereka. Yoona menatap Hye Ra lembut. “Jangan khawatir. Tapi ku harus tetap menemui mereka.”
        Hye Ra menunduk dan semakin murung. “Oppa, aku mendapat beasiswa kursus desain ke Jepang. Dan aku akan berangkat besok pagi.”
        “Kenapa kau baru katakan sekarang?”
        Yoona mengusap lembut pundak Minho yang terlalu terkejut dengan berita yang disampaikan Hye Ra.
        “Berapa lama kau di sana?” Tanya Yoona lembut mewakili Minho.
        “Setengah tahun.”
        Minho menghela napas untuk menenangkan diri. Ia tak bisa melarang apa yang diimpikan adiknya itu. “Tiga bulan lagi aku sudah merencanakan pernikahanku dengan Yoona…”
        “Kau tak usah khawatir oppa, aku akan datang.” Hye Ra menyelak ucapan Minho yang belum selesai. “Dan maaf jika mendadak. Karena aku tau kau pasti akan melarangku.”
        “Kau memang pintar membuatku tak bisa membantah keinginanmu,” ujar Minho pasrah. Sementara Hye Ra terkekeh pelan lalu menghampiri Minho dan memeluk kakaknya itu. Tak lupa, Minho juga merangkul Yoona.
        Hye Ra melepaskan pelukannya. “Hmm, eonnie.” Gadis itu melirik Yoona. “Kalau kau bertemu Joon, tolong sampaikan maafku padanya. Dan mungkin aku baru akan menghubunginya jika aku sudah sampai di Jepang.”
        Yoona mengusap lengan Hye Ra. “Joon pasti akan sangat merindukanku.”
        “Jika Joon atau Doojoon menghajarku karena tau aku menyembunyikanmu dari mereka, kau harus langsung kembali ke sini, oke?” ancam Minho.
        “Jika memang itu terjadi, aku yang akan membalas mereka,” tantang Hye Ra.
        “Apa kau sudah bersiap-siap?” Tanya Yoona menengahi.
        “Semua sudah beres, aku hanya tinggal berangkat saja.”
        Minho menatap Hye Ra sambil mengusap kepala adiknya itu. “Aku pasti akan kesepian tanpamu.”
        Hye Ra menyingkirkan tangan Minho seakan tak terima dengan perlakuan kakaknya itu. “Aku hanya pergi selama beberapa bulan. Jika kau telah menikah, kau lah yang meninggalkanku,” balas Hye Ra. “Sekarang, siapa yang jahat?”
        Yoona dan Minho saling tatap, bingung harus menjawab apa. Namun sedetik kemudian mereka tertawa geli menyadari Hye Ra hanya menggoda mereka. Hye Ra pun ikut tertawa.

***


3 komentar:

  1. hahaha
    masih ngakak baca yang pas bagian Luhan bilang gini:

    "Luhan melirik Siwan yang duduk cukup jauh dari tempatnya berada. “Hyung, apa aku boleh meminta Soo In noona memasak untukku?”

    yahhh...
    Hye Ra nya mau ke Jepang..
    gmna nasib Changsun ditinggal Hye Ra??
    apakah dy akan galau lagi gara2 ditinggal Hye Ra??

    BalasHapus
  2. changsun lebih galau kalo ditinggal author...
    ahahaha...
    tunggu aja part selanjutnya...

    BalasHapus
  3. aish mate...
    bukannya author yah yang galau kalo ditinggal changsun??
    owkeh..
    ditunggu part selanjutnya.. hihihi

    BalasHapus