Kamis, 11 Juli 2013

BECAUSE OF STRAWBERRY MILK (part 1)




Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Chunji (Teen Top)
·        Ricky (Teen Top)
·        Niel (Teen Top)
·        LJoe (Teen Top)
·        CAP (Teen Top)
·        Changjo (Teen Top)
Original cast     : Hye Ra
Genre               : romance
Length              : two shoot

***

        “Kita baru jalan satu bulan dan kau sudah meminta putus?” pekik CAP saat mendengar permintaan kekasihnya, Hye Ra.
        “Bukankah sebelum berpacaran aku sudah mengatakan padamu bahwa kita hanya akan jalan satu bulan,” seru gadis itu seolah mengingatkan apa yang pernah ia katakan dulu.
        CAP tampak tak terima dengan keputusan sepihak dari Hye Ra. “Ku pikir itu tidak serius. Lagi pula selama ini kita baik-baik saja. Dan…”
        “Sssttt…” desis Hye Ra sambil menekan jari telunjuknya ke bibir dan itu sekaligus memotong ucapan CAP yang tampaknya belum selesai. “Setidaknya kau sudah pernah merasakan menjadi kekasihku, CAP.” Gadis itu segera meninggalkan CAP tak jauh dari gerbang kampusnya.

***

        Seorang pemuda berdiri bersandar di tembok besar gerbang kampusnya. Ia melipat tangan di depan dada dan tatapannya sama sekali tak terlepas dari seorang gadis yang setengah berlari ke arahnya. Hye Ra. Gadis itu justru tersenyum lebar saat mendapati pemuda itu menunggunya di sana.
        “Chunji…” serunya manja sambil menggamit lengan pemuda tadi.
        “Kau benar-benar hanya jadian satu bulan dengan CAP?” Tanya Chunji memastikan sambil berusaha melepaskan tangan gadis itu dari tangannya. Ia tampak tak nyaman dengan apa yang dilakukan Hye Ra padanya.
        Hye Ra tampak kecewa karena Chunji merasa risih ia di sampingnya. Tapi gadis itu tak terlalu ambil pusing. Ia melangkah sedikit mendahului Chunji sambil berkata, “aku hanya ingin melupakan Niel sambil berusaha mendekati LJoe.”
        “Tapi bukan berarti kau bisa mempermainkan pemuda lain,” seru Chunji berusaha mengingatkan Hye Ra bahwa sikapnya selama ini salah.
        Hye Ra berbalik dengan tatapan tajam menusuk mata Chunji. “Kau tidak tau apa-apa tentang rencanaku!” bentaknya lalu bergegas meninggalkan Chunji. Ia pun mengabaikan teriakan Chunji yang memanggil-manggil namanya.
        Chunji sendiri masih berdiri di tempatnya sambil mengacak rambutnya, frustasi. “Astaga… kapan kau akan berubah?” seru Chunji seorang diri.
        “Chunji!”
        Pemuda itu berbalik karena ada yang memanggil namanya. Belum sempat merespon apapun, pemuda yang memanggilnya itu sudah lebih dulu berlari lalu merangkul pundak Chunji.
        “Gadis yang kau cintai berulah lagi, huh?” tebak pemuda itu yang bernama Ricky. “Kali ini siapa korbannya?”
        Chunji menyikut perut Ricky agar pemuda itu sedikit menjauh darinya. Ia juga lebih memilih mendahului Ricky dari pada merespon ucapan Ricky yang membuatnya semakin kesal.

***

        Seminggu berlalu sejak kejadian itu. Hye Ra dan Chunji tidak akan bisa saling diam dalam jangka waktu lebih dari sehari. Dan siang ini, Chunji tampak sibuk membaca buku sambil bersandar di bawah pohon besar sekitar halaman kampusnya. Di sampingnya, ada Ricky yang asik sendiri bermain game melalui PSPnya.
        Ricky berdecak kecewa saat ia kalah dalam permainannya. Sementara Chunji hanya melirik Ricky sesaat sambil tersenyum, lalu kembali menyibukkan diri dengan deretan huruf di hadapannya.
        “Oiya, ku lihat Hye Ra bersama Changjo tadi pagi.”
        Bisa dipastikan ucapan Ricky sukses menyita sedikit perhatian dari Chunji terhadap bukunya.
        “Chunji!”
        Belum sempat Chunji merespon ucapan Ricky, ada seseorang yang meneriaki namanya dari kejauhan. Ia dan Ricky menoleh hampir bersamaan ke arah sumber suara.
        “Aku membawakan ini untukmu,” seru Hye Ra ceria saat ia sudah cukup dekat dengan tempat Chunji berada. Pemuda itu berdiri tanpa berbicara sepatah katapun membuat Hye Ra menarik tangannya lalu menyerahkan paksa kaleng minuman dingin yang sengaja ia bawakan untuk Chunji.
        “Kau hanya bawa satu?” protes Ricky karena Hye Ra seperti melupakan keberadaannya selama ini.
        Dengan santainya Hye Ra mengangkat kedua tangannya yang kosong.
        “Kenapa kau hanya baik pada Chunji?” desis Ricky kesal dan sukses menyulut tawa Hye Ra dan Chunji.
        Chunji tersenyum menatap kaleng minuman di tangannya. Susu stroberi. Beberapa saat kemudian, Chunji melirik Hye Ra. “Terima kasih untuk minumannya.”
        “Sama-sama,” seru Hye Ra sambil memberikan senyuman yang selalu bisa membuat Chunji membeku. “Oiya, kalian tau… sebentar lagi aku akan bisa mendekati LJoe,” ujarnya penuh semangat. Tapi tidak untuk dua pemuda yang mendengar ucapannya.
        Tak lama terdengar suara klakson mobil dari kejauhan.
        “Aku duluan, Changjo sudah menungguku.” Tanpa menunggu respon dari siapapun, Hye Ra sudah lebih dulu bergegas masuk ke dalam sebuah mobil sport yang dikendarai seorang pemuda tampan. Gadis itu bahkan sempat menurunkan kaca mobil hanya untuk melambaikan tangannya pada Chunji dan Ricky.
        “Akh, aku baru ingat. Pantas saja Hye Ra mau pergi dengan Changjo. Pemuda itu sepupunya LJoe,” seru Ricky tak lama setelah mobil yang membawa Hye Ra hilang dari pandangan mereka.
        Mata Chunji berlikat penuh dengan kekesalan. Ia meremas kaleng minuman ditangannya. Karena merasa tak berhasil menghancurkan benda itu, Chunji membantingnya hingga pecah.

***

        Tiga minggu setelah Hye Ra mengatakan pada Chunji bahwa ia benar-benar sedang menjalin hubungan dengan pemuda bernama Changjo. Chunji berjalan seorang diri di lorong kampus sambil membawa beberapa tumpuk buku di tangannya.
        “Sepertinya kau sangat sibuk hari ini.”
        Chunji berhenti dan menoleh. Ternyata yang baru saja berbicara adalah Hye Ra. Kini gadis itu tersenyum lalu menggoda Chunji dengan memberikan pemuda itu satu kedipan mata.
        “Ini untukmu,” ujar Hye Ra sambil meletakkan sekaleng susu stroberi di atas tumpukan buku yang di bawa Chunji. “Sampai bertemu lagi,” ujar Hye Ra ceria sambil mencubit gemas ke dua pipi Chunji lalu berlalu meninggalkan pemuda itu.
        Sesibuk apapun gadis itu dengan kekasihnya, ia tak pernah sedikitpun melupakan Chunji. Perhatian-perhatian kecil seperti tadilah yang membuat Chunji sulit menghilangkan perasaannya pada Hye Ra meski gadis itu selalu melakukan hal-hal yang tidak baik.

***

        Sudah dua minggu belakangan ini kesibukannya membuat pemuda itu sulit bertemu dengan Hye Ra. Sampai ketika, ia tak sengaja bertemu Changjo di parkiran kampus. “Kau tidak bersama Hye Ra?”
        Changjo menoleh dengan tatapan sinis. “Harusnya kau tau kebiasaan temanmu itu,” desis Changjo.
        Chunji menghela napas. Ia lupa bahwa ini sudah lewat seminggu jika Hye Ra dan Changjo hanya berpacaran selama satu bulan.
        “Apa kau juga salah satu korban dari Hye Ra?”
        Pertanyaan Changjo tadi membuat Chunji mendelik. Kesal karena pemuda itu berani merendahkan Hye Ra. Terlebih di hadapannya seperti saat ini. “Apa maksudmu?”
        Changjo tersenyum pahit dan memberikan Chunji tatapan meremehkan. “Kau lihat itu.” Changjo menunjuk ke arah seorang pemuda bersama seorang gadis. Mereka tampak berjalan dengan mesra layaknya sepasang kekasih. “Pemuda itu adalah CAP. Salah satu mantah Hye Ra juga,” Changjo berujar pelan namun tepat di telinga Chunji yang kini masih menatap lurus ke arah CAP yang berjalan semakin jauh. “Kita harusnya mencontoh dia yang sudan bisa mendapatkan gadis lain.”
        Chunji yang merasa tak terima dengan semua ucapan Changjo, mendorong tubuh pemuda itu untuk menjauh. Ia lalu lebih memilih pergi dari pada tak bisa menahan emosi dan menghajar Changjo saat itu juga. Ia tak peduli meski Changjo terkenal dengan kemampuan beladirinya yang baik.

***

        Siang itu, Hye Ra tampak berjalan sendiri. Saat berbelok, tangannya di tarik oleh seseorang. Chunji. Pemuda itu membawa Hye Ra ke depan madding kampus. “Apa kau akan melakukan hal yang sama pada LJoe seperti yang kau lakukan pada CAP, Changjo dan yang lainnya?”
        Dengan santainya Hye Ra menyingkirkan tangan Chunji. “Tentu saja tidak, Chunji,” ujarnya lembut berusaha memberi pengertian pada pemuda dihadapannya. “Aku tulus mencintai LJoe.”
        “Tapi ku rasa LJoe yang tidak tulus padamu. CAP dan LJoe memiliki rencana untuk…”
        “Cukup!” potong Hye Ra. Ucapan Chunji tadi bisa dipastikan menyulut api kemarahan pada Hye Ra. Jelas saja gadis itu tidak terima jika ada yang berbicara yang bukan-bukan tentang kekasihnya. Termasuk Chunji sekalipun. “Kau tidak tau apa-apa tentang LJoe,” desis Hye Ra tajam untuk membela LJoe. Lalu ia lebih memilih meninggalkan Chunji di sana.
        “Kau yang belum tau tentang LJoe!” teriak Chunji, namun ia tak berniat mengejar gadis itu. Karena bisa jadi justru hubungan mereka yang akan semakin buruk. Hye Ra juga tampak tak ingin memperdulikan ucapan-ucapan Chunji.

***

        “Kau lihat Chunji?” Tanya Hye Ra dan Ricky bersamaan saat mereka tak sengaja bertemu.
        “Aku juga sedang mencarinya,” seru mereka lagi yang hampir bersamaan.
        “Kalau kau sudah menemukan Chunji, sampaikan aku ingin bertemu dengannya nanti. Karena sekarang aku harus menemui LJoe di taman,” jelas Hye Ra sebelum mereka kembali berbicara dalam waktu yang hampir bersamaan.
        Setelah Hye Ra pergi, Ricky kembali melanjutkan pencariannya terhadap Chunji sambil sesekali menghubungi ponselnya. Namun selalu tidak aktiv. “Kau lihat Chunji?” Tanya Ricky pada siapapun yang ia temui di jalan. Tapi tak ada satupun yang mengetahui di mana keberadaan temannya itu.
Tanpa menyerah Ricky terus mencari Chunji hingga taman di belakang kampus yang cukup sepi dari mahasiswa. Ternyata benar dugaannya bahwa Chunji di sana. Pemuda itu bahkan sedang tertidur di bawah pohon yang sangat rindang. Pantas saja ponselnya tidak aktiv. Chunji pasti tidak ingin di ganggu siapapun.
        “Chunji bangun!” pekik Ricky sambil mengguncangkan tubuh Chunji agar pemuda itu bangun.
        Perlahan Chunji membuka matanya. “Ada apa?” serunya malas. “Aku tidak bisa tidur semalam.”
        “Apa kau lupa ini sudah tanggal berapa?”
        “Apa kau berulang tahun?” Tanya Chunji polos.
        “Astaga!” gumam Ricky gemas. “Hye Ra dan LJoe.” Ricky berusaha mengingatkan Chunji.
        “Sudahlah. Anggap saja waktu itu aku salan tentang LJoe. Lagi pula, bukankah mereka baik-baik saja. Aku akan bahagia jika melihat Hye Ra juga bahagia,” ujar Chunji panjang lebar dan sedetik kemudian, ia sudah kembali berniat melanjutkan tidurnya yang sempat sedikit terganggu dengan kedatangan Ricky.
        “Aku sempat melihat CAP berbicara dengan LJoe tentang rencana mereka,” ujar Ricky lagi tak ingin menyerah. Dan berhasil, karena kini Chunji sudah kembali menegakkan badannya.
        “Di mana mereka sekarang?” desak Chunji yang sekarang cukup terlihat tidak tenang. Apalagi masalah menyangkut Hye Ra dan LJoe.
        Ricky menepuk pundak Chunji sebagai tanda ia mengisyaratkan sesuatu. Jauh di dalam taman tampak seorang pemuda bersama seorang gadis duduk berdua di kursi taman.

***

        “Apa? Putus?” pekik Hye Ra tak sama setelah LJoe mengajaknya ke sebuah taman di area kampus mereka. “Bukankah kita baru berjalan satu bulan?”
        Sementara itu, baik Hye Ra maupun pemuda bernama LJoe itu tidak tau jika Chunji dan Ricky tengah mengawasi mereka dari balik pohon besar di belakang mereka.
        “Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini,” kata LJoe memulai alibinya.
        “Kenapa? Bukankah selama ini kita baik-baik saja?” Tanya Hye Ra yang masih belum terima dengan perlakuan LJoe padanya.
        “Karena…” ucapan LJoe terputus.
        “Karena yang dicintai LJoe bukanlah dirimu!”
        Hye Ra dan LJoe sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Tapi Chunji dan Ricky tidak bisa melihat pemuda itu yang ternyata adalah CAP.
        “Apa kau masih marah padaku, CAP?”
        CAP menatap Hye Ra, tajam, sambil tersenyum pahit. Pemuda itu tak langsung menjawab pertanyaan Hye Ra. Ia justru melirik LJoe yang masih diam. “Pergilah. Adikku sudah menunggumu.”
        LJoe tampak tersenyum seakan CAP telah menyelamatkan hidupnya. Dan tanpa berkata-kata lagi, pemuda itu segera meninggalkan Hye Ra bersama CAP tanpa mempedulikan teriakan Hye Ra yang memanggil-manggil namanya.
        “LJoe tunggu!” teriak Hye Ra yang hampir mengejar LJoe, namun CAP lebih sigap untuk menahan tangan gadis itu lalu menariknya mundur.
        Hye Ra seperti terdorong ke belakang dan sementara CAP tanpa peduli meninggalkan Hye Ra di sana. Beruntung Hye Ra tak sampai terjatuh karena Chunji ternyata sudah lebih dulu berada di sana hingga ia bisa menahan tubuh gadis itu.
        “Kau baik-baik saja?” bisik Chunji. Buru-buru Hye Ra berbalik lalu memeluk Chunji sambil terisak di sana. Chunji sendiri semakin menguatkan pelukannya sambil mengusap lembut punggung gadis itu. “Kau aman bersamaku,” ujarnya.
        Ricky yang juga masih berada di sana, mengusap lembut lengan Hye Ra untuk membantu menenangkan gadis itu.
        “Sekarang kau tau, kan? Kalau CAP memanfaatkan LJoe yang ternyata menyukai adiknya untuk membalaskan dendamnya padamu,” seru Ricky mengungkapkan fakta di balik rencana CAP dan LJoe.
        Hye Ra sedikit mendorong tubuh Chunji untuk menjauh membuat pemuda itu tersentak kaget. Ricky yang sejak tadi juga ikut terkejut dengan perlakuan Hye Ra.
        “Kau sudah terlalu baik padaku. Sekarang kau boleh menjauh karena aku tidak ingin menyusahkanmu lagi,” seru Hye Ra terdengar sedikit frustasi. Ia menyeka air matanya dengan kasar sambil berusaha menyembunyikan isakannya dengan cara menjauhi Chuji dan Ricky.
        Chunji menghela napas lalu meraih tangan Hye Ra yang belum berjalan cukup jauh. Ia menarik gadis itu hingga kini wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Bahkan Chunji sudah mendekatkan wajahnya lagi seperti ingin mencium gadis itu.
        Ricky membulatkan matanya dengan apa yang ia lihat saat ini. Buru-buru ia menarik tubuh Chunji untuk menjauh dari Hye Ra. “Kalau ingin berciuman tunggu sampai aku pergi dulu!” protes Ricky.
        Sontak saja Chunji menghentikan niatnya lalu tertawa untuk menyembunyikan rasa malunya dihadapan Ricky. Lalu ia menangkap wajah Hye Ra yang sama sekali tak berubah. Gadis itu masih saja diam. Sampai akhirnya Chunji berinisiatif untuk menghapuskan sisa air mata di wajah Hye Ra menggunakan tangannya.
Hye Ra mendongak karena perbuatan pemuda itu padanya. Di sana ia tertegun melihat Chunji menatapnya lembut sambil tersenyum tulus.

***

        Ricky menerobos masuk ke dalam kamar Chunji. Sementara sang pemilik ruangan masih terlelap di balik selimut tebalnya. “Bangun kau Chunji,” teriak Ricky berusaha membangunkan temannya itu sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Chunji.
        Chunji hanya bergumam tak jelas sambil menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhnya.
        “Mau sampai kapan, huh?” Ricky memaksa Chunji untuk bangun. “Cepat kau nyatakan cintamu pada Hye Ra. Ini saatnya. Atau kau mau yang melakukan itu?” ancamnya. “Baiklah,” goda Ricky sambil mendorong tubuh Chunji hingga kembali terbaring di atas kasurnya. “Aku yang akan menjadi kekasih Hye Ra,” teriak Ricky yang sudah berlari ke luar kamar Chunji.
        “Ricky jangan!” pekik Chunji panic sambil berusaha mengejar Ricky. Begitu ia sampai di depan pintu utama rumahnya, Chunji menyapu pandangan hampir ke seluruh halaman rumah. Tapi sosok Ricky tak ada di sana.
        “Kau lucu sekali, Chunji.”
        Chunji berbalik dan mendapati Ricky sudah tertawa lepas di belakangnya, membuat Chunji menatapnya kesal. Entahlah tadi Ricky bersembunyi di mana.

***

        “Hye Ra…”
        Gadis itu berbalik ketika ada seseorang memanggil namanya. Ternyata itu LJoe yang kini setengah berlari mengejar Hye Ra di koridor kampus mereka. “Kau?”
        Saat sampai di hadapan Hye Ram LJoe sejenak mengatur napasnya sebelum berbicara. “Aku hanya ingin minta maaf padamu. Aku tak bermaksud menyakitimu dan membantu CAP untuk membalaskan dendamnya.”
        Hye Ra tersenyum tanpa beban. Ia sama sekali sudah tak mempedulikan kejadian beberapa waktu lalu antara dirinya, LJoe, serta CAP. “Harusnya aku yang meminta maaf padamu.”
        Mendengar ucapan Hye Ra, LJoe ikut tersenyum. “Jadi kita berteman?” ajaknya yang sudah mengulurkan tangan.
        Ada seseorang yang menyambut uluran tangan LJoe, tapi itu bukan tangan Hye Ra. “Aku juga ingin berteman dengannya,” seru Changjo yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah LJoe dan Hye Ra.
        LJoe melepaskan tangan Changjo dengan sedikit kasar. “Kenapa kau malah yang menyalamiku!” protesnya kesal.
        Changjo dan Hye Ra menertawai kejengkelan LJoe.
        “Aku juga ingin minta maaf padamu,” ujar Changjo yang segera saja menjadi pusat perhatian dua orang bersamanya. “Tadinya ku pikir aku bisa membantumu untuk dekat dengan LJoe, tapi tak ku sangka ternyata CAP memanfaatkan keadaan,” jelasnya cukup menyesal.
Beberapa meter di belakang LJoe, Hye Ra melihat seorang pemuda yang cukup dengan dengannya.
        “Chunji?” seru Hye Ra senang melihat kedatangan pemuda itu.
        “Sepertinya kita akan mengganggu,” ujar Changjo jahil sambil menyenggol lengan LJoe sebagai isyarat untuk mereka memberikan waktu Hye Ra bicara berdua dengan Chunji.
        “Tidak usah,” seru Chunji cepat-cepat sebelum LJoe dan Changjo terlanjut menjauh. “Hmm… aku hanya ingin menyampaikan sesuatu pada Hye Ra.” Kemudian Chunji melirik Hye Ra. “Nanti sore tolong temui aku di café tepat jam tiga sore.” Tanpa menunggu respon dari Hye Ra, Chunji sudah lebih dulu menjauh karena ia sudah tidak bisa menahan malu. Ia sendiri harus mengumpulkan keberanian yang ekstra untuk mengatakan hal itu pada Hye Ra.

***

        Ricky yang baru tiba di sebuah café, segera mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Ketika telah menemukan apa yang ia cari, pemuda itu bergegas menghampiri gadis itu yang ternyata adalah Hye Ra. Ada seorang pemuda bersama Hye Ra, namun Ricky hanya bisa melihat bagian belakangnya karena pemuda itu memunggungi Ricky.
        “Akhirnya aku bisa mengganggu kalian!” seru Ricky cukup heboh dan tatapannya hanya terfokus pada Hye Ra. Ia ingin menggoda pemuda bersama Hye Ra.
        “Ricky?”
        Karena merasa terpanggil, Rickypun menoleh. Senyuman jahilnya perlahan memudar.
“Niel?” gumam Ricky setengah tak percaya karena sejak tadi ia pikir pemuda itu adalah Chunji. Bahkan ia juga yang menyarankan Chunji untuk mengajak Hye Ra makan di café. Namun tak di sangka rencananya gagal total. Ia sendiri sampai tidak tahu di mana keberadaan Chunji sekarang.
        “Sudah lama sekali kita tidak bertemu, Ricky.” Pemuda bernama Niel tadi sudah berdiri dan memeluk Ricky beberapa saat. “Aku cukup merindukanmu.”
        Ricky hanya menatap Nie, datar. “Sejak kapan kau kembali?”
        Niel menepuk pundak Ricky dan mengajak pemuda itu untuk duduk. “Baru beberapa minggu.” Kemudian suasana hening sesaat. “Aku juga sempat bertemu dengan Chunji tadi.”
        Mendengar Niel menyebut nama Chunji, Ricky segera melirik Hye Ra dan menuntut penjelasan.
        “Chunji tiba-tiba membatalkan janjinya. Dia bilang ada urusan mendadak,” jelas Hye Ra yang sudah menangkap maksud tatapan Ricky.



*_To_Be_Continue_*

1 komentar:

  1. OMO!!
    kenapa Hye Ra jadi Playgirl di situ??
    tadinya sempet kesel saa Hye Ra, gara2 semuanya dipacarin tapi cuma sampe 1 bulan doang..
    tapi lama2 jadi kasian.. :)

    Chunji romantis banget..
    mau dong jadi pacar Chunji.. hihihi

    BalasHapus