Rabu, 31 Juli 2013

BLUE FLAME BAND (part 14)



Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Lee Joon/Changsun (Mblaq)
·        Siwan (Ze:a)
·        Nichkhun (2PM)
·        Doojoon (Beast/B2ST)
·        Luhan (Exo-M)
Original cast     : Hye Ra, Soo In, Minjung, Sung Hye, Han Yoo
Support cast     :
·        Yong Hwa (CN Blue)  
·        Yoona (SNSD)
·        Minho (SHINee)
·        Yunho (TVXQ)
·        Sungmin (Super Junior)
Genre               : romance
Length              : part

***

        Joon menghentikan kegiatan makannya membuat Hye Ra sontak mendongak.
        “Kau sudah selesai?”
        Joon menghembuskan napas. “Jangan kau pikir aku tak memperhatikanmu. Kenapa kau terlihat resah sejak tadi?”
        “Hah?” hanya itu kata yang diucapkan Hye Ra.
        “Ku mohon ceritalah padaku,” seru Joon sambil menyentuh punggung tangan Hye Ra. Berusaha membuat gadis itu nyaman berada di dekatnya. “Kau kepikiran tentang pertunangan Sung Hye?”
        Hye Ra sontak menatap Joon karena pemuda itu bisa menebak dengan pasti apa yang ia pikirkan saat ini. Gadis itu buru-buru mengalihkan tatapannya. Tapi Joon justru sama sekali tak ingin melepaskan Hye Ra dalam tatapannya.
        “Kau masih memiliki rasa pada Doojoon?”
        Lagi-lagi ucapan pemuda itu berhasil kembali menyita perhatian Hye Ra pada Joon.
        “Ku mohon jangan ingatkan aku pada hal itu. Aku sungguh-sungguh ingin melupakan perasaanku padanya.”
        “Lalu, apa kau tidak ingin menyaksikan pertunangan Sung Hye?”
        “Maksudmu?”
        “Apa kau tidak tau bahwa pertunangan Sung Hye dipercepat menjadi malam ini?”
        Ucapan Joon sukses membuat Hye Ra membulatkan mata. Gadis itu buru-buru berdiri. “Kenapa kau tak bilang sejak tadi?” protesnya lalu meninggalkan pemuda itu di sana.
        “Hye Ra tunggu!” teriak Joon sambil berusaha mengeluarkan uang dari dompetnya secepat mungkin. Ia meninggalkan beberapa lembar uang di atas meja sebelum benar-benar mengejar Hye Ra yang sudah berlari cukup jauh.

***

        “Joonie hyung!” seru Luhan penuh semangat membuat Nichkhun, Minjung dan Han Yoo ikut menoleh setelah mendengar Luhan menyebut nama Joon. Mereka sedang ada di sebuah pesta. Pesta pertunangan Sung Hye lebih tepatnya.
        Joon melangkah perlahan mendekati Nichkhun dan Luhan bersama kekasih mereka. Ia menatap bingung karena dua temannya itu juga berada di sana. Di sampingnya, Joon menggandeng tangan Hye Ra.
        “Di mana Doojoon dan Siwan?” Tanya Joon dengan tatapan mengedar.
        Nichkhun dan Luhan saling melempar tatapan, juga dengan dua gadis bersama mereka. Saling memberi isyarat yang semakin membuat Joon dan Hye Ra bingung.
        “Katakan!” desak Joon tak sabar.
        “Kakaknya Soo In melahirkan. Siwan menemani gadis itu di rumah sakit,” jelas Nichkhun.
        “Benarkah?” pekik Hye Ra memastikan kebenaran pendengarannya. “Lalu Doojoon?”
        “Hye Ra, kau baru datang?” tegur seseorang sebelum Nichkhun, Luhan, Minjung ataupun Han Yoo sempat menjawab pertanyaan Hye Ra. Pemuda yang di maksud telah lebih dulu memunculkan dirinya bersama Sung Hye. “Kau juga, hyung?” kali ini sapaannya tertuju untuk Joon.
        “Kalian…” seru Joon dan Hye Ra setengah tak percaya melihat pemandangan di hadapannya. Mereka bahkan tak bisa berkomentar lebih saat melihat Doojoon yang datang sambil menggandeng tangan Sung Hye.

*flashback*
        Sung Hye memejamkan mata untuk menangkan diri, tapi justru air matanya kembali jatuh. Tangan Doojoon sudah bergerak sedikit, namun buru-buru ia tahan untuk tidak menyeka air mata Sung Hye menggunakan tangannya sendiri.
        “Yunho membatalkan pertunangan kami.”
        “Apa?” pekik Doojoon setengah terkejut. Ia masih menahan diri untuk tidak terlalu cepat-cepat mempercayai ucapan Sung Hye. Ia hanya ingin tak menjadi lebih sakit hati lagi dari saat ini jika ternyata itu semua hanya lelucon yang dibuat Sung Hye untuk sekedar menghiburnya. Dojoon menggeleng kuat, “tidak mungkin.”
        “Apa kau tidak ingin memperjuangkan ku? Memperjuangkan cinta kita?” Sung Hye menatap Doojoon dengan air mata yang kembali deras. Bahkan riasan di wajahnya sudah sedikit rusak akibat menangis sejak tadi.
        Belum ada respon positive yang ditunjukkan Doojoon.
        Sung Hye menyeka air matanya sebagai upaya agar ia behenti menangis. “Jika kau benar-benar ingin melepaskanku, kau akan menyesal. Aku bersumpah sampai kapanpun kau tidak akan bisa memilikiku!” ancam Sung Hye serius. Ia membalikkan badan lalu meninggalkan Doojoon.
        “Sung Hye tunggu!” tentu saja Doojoon tak menyia-nyiakan waktu untuk mengejar kekasihnya. Ia berusaha meraih tangan Sung Hye, namun gadis itu selalu menepiskan. “Maafkan aku.”
        Sung Hye tak menjawab. Ia tetap melangkah secepat mungkin untuk menghindari Doojoon. “Pergilah! Lupakan aku!” tentu saja Sung Hye merasa sakit mengatakan hal itu. Ia sangat tidak ingin berpisah dengan Doojoon.
        “Maaf, Sung Hye. Aku tidak berniat…” ucapan Doojoon terputus saat merasakan tangan Sung Hye menepiskan tangannya.
        “Hyung…”
        Doojoon berbalik. Ia terkejut mendapati Nichkhun dan Luhan bersama kekasih mereka berada di sana. Doojoon bahkan baru menyadari bahwa ia mengejar Sung Hye sampai ke rumah gadis itu. “Kalian…” perhatian Doojoon langsung beralih saat merasakan Sung Hye pergi dari sisinya. “Sung Hye!” Doojoon langsung mengejar gadis itu.
        Luhan melirik Nichkhun lalu mengangguk. Mereka mengejar Doojoon dan membiarkan Minjung juga Han Yoo berjalan di belakang. Luhan dan Nichkhun menahan tubuh Doojoon sebelum pemuda itu meraih tangan Sung Hye.
        “Cepat kau harus siap-siap!” seru Nichkun lalu menyeret Doojoon ke suatu tempat dan di bantu oleh Luhan.
        “Apa yang kalian lakukan?” Doojoon memberontak. “Lepas! Aku ingin bertemu Sung Hye.”
        “Nanti juga kau akan bertemu Sung Hye noona, hyung!” jelas Luhan, namun Doojoon tak mengerti maksud ucapan Luhan.
        Nichkhun memberikan Luhan isyarat agar kembali menyeret Doojoon. Dan akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan.
        “Cepat ganti kemeja kusutmu itu,” perintah Nichkhun hampir bersamaan saat Luhan mendaratkan paksa stelan jas ke pelukan Doojoon.
        “Ini milik siapa? Kenapa kau berikan padaku?”
        “Milik Yunho. Kalau kau tidak mau menggantikannya bertunangan dengan Sung Hye noona, biar aku saja,” goda Luhan yang sudah siap meninggalkan ruangan itu, namun buru-buru Doojoon menarik belakang jas yang dikenakan Luhan.
        “Kenapa tidak katakan sejak tadi?” seru Doojoon polos.
        Nichkhun berdecak kesal. “Sepertinya kau sudah tertular penyakit tak peka milik Joon,” cibirnya.
*flashback off*

        “Kau bilang aku tak peka?” protes keras dilancarkan Joon pada Nichkhun meski Luhan yang tadi bercerita dibagian-bagian akhir.
        “Oppa, kau jangan merusak acara!” Minjung menghalangi tubuh kekasihnya dari jangkauan Joon. Sementara Nichkhun sendiri hanya terkekeh menyaksikan kekesalan leadernya itu.

***

        “Pagi, hyung.” Doojoon menyapa ceria kedatangan leadernya saat ia tengah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. “Kau ingin ku buatkan sesuatu?” tawarnya.
        Joon tak menjawab. Ia memilih duduk di kursi makan setelah mengambil segelas air putih. Pemuda itu menatap Doojoon intens. “Sepertinya kau banyak berubah sejak kejadian semalam,” seru Joon menyelidik.
        Doojoon terkekeh sambil berbalik dan membawa sepiring roti panggang ke hadapan Joon. Ia duduk di samping leadernya. “Mungkin, aku sedang merasakan kebahagiaanku saat ini.” Jelas bahagia, karena Doojoon telah mendapatkan cintanya kembali. “Bagaimana hubunganmu dengan Hye Ra?”
        Joon perpikir terlebih dahulu sebelum menjawab.
        “Sepertinya kalian mulai dekat,” tebak Doojoon.
        “Joon, ada telpon untukmu.” Siwan masuk ke dapur sambil membawakan ponsel milik Joon.
        “Apa kalian sudah resmi berpacaran sekarang?” desak Doojoon karena ia sempat melihat sekilas nama Hye Ra tertera di layar ponsel Joon.
        Joon lebih memilih mengabaikan Doojoon untuk segera menjawab telpon dari Hye Ra. Ia juga sengaja meng-loadspeaker panggilannya. “Apa kau sudah sangat merindukanku sehingga menelpon sepagi ini?”
        Doojoon dan Siwan saling melempar tatapan, jijik dengan rayuan maut pagi hari milik Joon.
        “Ini bahkan sudah jam 10, Joon!” terdengar suara Hye Ra dari seberang sana. Mereka—Joon, Siwan dan Doojoon—langsung menoleh kompak ke arah jam dinding yang berada di dapur.
        “Ternyata kita kesiangan,” seru Siwan terkekeh.
        “Joon, kau masih di sana,” tegur Hye Ra.
        “Ah, iya aku masih di sini,” Joon merespon ucapan Hye Ra, namun sedetik kemudian ia melempar tatapan bingung pada Siwan dan Doojoon karena terdengar suara-suara bising dari arah Hye Ra berada. “Kau di mana sekarang? Kenapa di sana ribut sekali?”
        Hye Ra menyapu pandangannya ke sekeliling. Ia mencengkeram pegangan kopernya. Gadis itu sudah berada di bandara. Di Jepang lebih tepatnya. “Aku di bandara,” ujarnya lemah.
        “Untuk apa kau ke bandara?” Doojoon tak sabar untuk bertanya. “Apa Minho hyung akan ke luar kota? Jadi kau yang mengantarnya ke bandara.”
        Tiga pemuda itu menunggu Hye Ra menjawab pertanyaan Doojoon.
        “Aku mendapat kursus desain selama setengah tahun di Jepang.”
“Apa?” pekik Joon, Siwan dan Doojoon hampir bersamaan.
        “Jangan berbohong pada kami,” tuduh Doojoon yang tidak mempercayai perkataan Hye Ra.
        Hye Ra menghela napas. Ia sudah memperkirakan bahwa ini akan terjadi. “Kau bisa tanyakan pada Minho oppa. Dan sekarang, ijinkan aku bicara hanya pada Joon.”
        Joon segera menyambar ponsel lalu mematikan loadspeakernya. Ia meninggalkan dapur dan berjalan menuju balkon dorm mereka.
        “Bagaimana bisa kau ada di Jepang? Kita bahkan baru bertemu semalam,” cecar Joon yang masih tidak terima jika gadis itu kini berada jauh darinya.
        “Sebenarnya sejak kemarin aku ingin meminta maaf padamu. Tapi aku takut kau tidak memaafkanku.”
        “Minta maaf untuk apa? Jika aku tidak memaafkanmu, mungkin aku akan membiarkan kau sendirian di rooftop kampus.”
        Joon tak menyadari bahwa Siwan, Nichkhun, Doojoon dan Luhan mengawasinya dari balik pintu yang mengarah ke balkon. Mereka hanya menghela napas melihat Joon. Di saat yang lain sudah memiliki cinta, hanya tinggal Joon seorang diri. Pemuda itu bahkan harus ditinggal Hye Ra ke Jepang.
        “Maaf karena sejak pertama bertemu, aku menyusahkanmu. Bahkan aku membuat ‘Blue Flame’ terkena masalah dengan foto-foto ku bersama mu, Doojoon dan Siwan oppa.”
        Joon sudah membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi ia tidak bisa mengatakan sepatah katapun.
        “Maaf juga karena waktu itu aku sempat menghilang tak bertanggung jawab,” lanjut Hye Ra.
        Joon menghela napas. Ia sudah tidak tau harus berkata apa lagi pada gadis itu. “Apa tidak bisa lebih cepat dari setengah tahun?”
        Hye Ra tak tega mendengar permohonan Joon. Itu sebabnya mengapa ia tak ingin mengatakan keberangkatannya ke Jepang pada siapapun termasuk pada Joon. Bisa jadi gadis itu membatalkan keberangkatannya.
        Joon mengacak rambutnya, frustasi. Terlebih Hye Ra juga belum mengatakan apapun. Joon memutuskan kembali ke dalam. Member ‘Blue Flame’ yang lain tampak tersentak karena tertangkap mengawasi leader mereka. Tapi Joon justru tak peduli. Ia sedikit menabrak pundak Luhan saat melangkah ke dalam.
        Pemuda itu langsung menuju kamar, melempar ponselnya ke kasur lalu membuka laci meja di samping ranjangnya. Ia mengambil binder yang berisi jadwalnya bersama ‘Blue Flame’.
        “Joon, kau baik-baik saja?” tegur Nichkhun yang merasa khawatir dengan keadaan leadernya itu. Ia masuk ke kamar Joon bersama Siwan, Doojoon dan Luhan juga.
        Joon menoleh tajam. “Apa tidak ada jadwal kosong sampai dua bulan ke depan?”
        “Bahkan sebulan setelah itu jadwal kita sudah ditetapkan, hyung,” sambar Luhan.
        “Hah?” Joon duduk di tepi ranjangnya. “Jadwal ke Jepang juga tidak ada?”
        “Daftar tour Asia kita setelah penyelesaian album baru. Kita sekalian melakukan promosi di sana,” jelas Siwan.
        “Hyung, Hye Ra hanya setengah tahun di sana. Kau bersabarlah.” Doojoon berusaha menenangkan Joon, tapi yang ia dapat adalah sebalinya. Joon memberikannya tatapan membunuh.
        “Kau bisa bicara seperti itu karena kau sudah kembali pada kekasihmu. Kalian bahkan sudah bertunangan semalam.” Joon membanting bindernya ke lantai lalu pergi ke luar kamar, menerobos barisan anggotanya yang berdiri menghalangi pintu.
        Di depan pintu utama dorm ‘Blue Flame’, Joon menemukan bungkusan berwarna putih. Di depannya terdapat tulisan ‘untuk Joon, Doojoon dan Luhan’. Karena di sana juga tertera namanya, Joon menyobek kertas pembungkus. Ternyata isinya hanya pakaian. Dan itu pakaian yang ia dan Doojoon kenakan saat kehujanan di apartmen Hye Ra. Serta piyama milik Luhan yang ia pinjamkan pada Hye Ra.
        Joon membungkus kembali pakaian-pakaian tersebut dengan asal. Ia lalu melemparnya ke dalam sebelum kembali melanjutkan niatnya untuk meninggalkan dorm. Pemuda itu tidak tau saat ia melempar, bungkusan tadi tepat mengenai Nichkhun yang menyusulnya ke depan.

***

Tiga bulan kemudian.
        Selama itu pula, ‘Blue Flame’ disibukkan dengan jadwal rangkaian tour kota mereka sekaligus mempromosikan album mereka yang lalu. Selain itu, mereka juga disibukkan dengan latihan untuk mempersiapkan album terbaru mereka.
        Sementara itu di Jepang, Hye Ra yang baru sampai di apartmennya. Ia langsung membuka laptop dan menyambungkan ke internet. Menjelajahi setiap berita yang menyangkut tentang ‘Blue Flame’. Gadis itu kini justru sedang menonton penampilan ‘Blue Flame’ melalui internet.
        Hye Ra meninggalkan ruang tamu sebentar untuk mengambil minuman di dapur. Kegiatannya selama tiga bulan ia tinggal di Jepang hampir selalu sama. Setiap pulang ke apartmen adalah menonton penampilan Joon bersama ‘Blue Flame’. Dan biasanya setelah ini Joon akan menelponnya.
        Benar saja, ponsel Hye Ra berbunyi. Tapi ternyata bukan dari Joon, melainkan kakaknya, Minho. “Hallo, oppa!” Hye Ra menjawab telponnya dengan penuh semangat.
        “Kapan kau pulang. Besok aku menikah. Jika kau tidak datang, jangan anggap aku sebagai oppamu lagi,” cecar Minho dengan ancaman serius.
        Hye Ra menepuk keningnya. Bagimana bisa ia lupa dengan pernikahan kakaknya sendiri.
        “Yoona juga memarahiku terus karena kau belum bisa pulang. Ku rasa masalahmu bukan hanya denganku, tapi dengan Yoona juga,” lanjut Minho bahkan sebelum Hye Ra sempat merespon ucapannya.
        “Kau, Yoona eonnie, Joon, Doojoon, ‘Blue Flame’, dan mungkin Yong Hwa juga jika aku tau keberadaannya saat ini. Baiklah oppa. Aku akan memesan tiket sekarang,” ujar Hye Ra cepat-cepat sebelum Minho kembali menceramahinya. “Tapi besoknya aku akan segera kembali ke Jepang.”
        “Apa?” pekik Minho. “Tidak boleh. Minimal kau pulang selama seminggu.”
        “Bisa saja, tapi itu artinya aku akan lebih lama lagi berada di Jepang,” seru Hye Ra polos.
        “Hei! Jangan seperti itu!”

***

        Malam ini adalah hari bahagia untuk Minho dan Yoona. Resepsi pernikahan mereka berlangsung meriah. Di tambah lagi kedatangan lima member ‘Blue Flame’ yang langsung menjadi sorotan. Mereka juga membawa serta pasangan masing-masing.
        Memimpin di barisan terdepan, tampak Nichkhun yang dengan bangganya menggandeng tunangan tercinta, Minjung. Setelah itu di lanjutkan pasangan yang juga baru saja melaksanakan pertunangan dadakan mereka tiga bulan lalu, Doojoon dan Sung Hye. Menyusul kemudian Siwan dan Soo In yang belum lama meresmikan hubungan mereka. Dan terakhir Luhan datang bersama Han Yoo, mereka sudah tidak perlu menyembunyikan hubungan mereka lagi di muka umum.
        Ke empat member ‘Blue Flame’ beserta pasangan masing-masing, tiba di hadapan Minho dan Yoona untuk memberikan ucapan selamat kepada dua mempelai yang berbahagia.
        “Hyung, mana adikmu? Apa dia tidak pulang?” cecar Doojoon. Ia dan yang lain bahkan belum mengucapkan selamat.
        “Joonie hyung seperti orang gila setelah ditinggal Hye Ra ke Jepang,” sambung Luhan.
        “Apa Joon tidak datang?” Tanya Yoona khawatir. Segitu frustasinyakah seorang Joon, sampai-sampai ia tak datang di hari bahagia seorang gadis yang pernah mengisi hatinya? “Awas saja jika benar-benar dia tidak datang di acara pernikahanku.”
        “Dia datang, hanya saja Joon tidak mau muncul di hadapanmu bersama kami,” jelas Nichkhun.
        “Hye Ra sudah sampai tadi sore. Tapi aku tidak tau di mana dia sekarang,” ujar Minho sambil mengedarkan pandangannya. “Ponselnya aktiv, tapi tidak di angkat.” Ia juga mencoba menghubungi adiknya. “Astaga! Ke mana anak itu?”
        “Ya sudah, hyung. Nanti biar kami cari.” Siwan tampak menengahi. “Oiya, selamat atas pernikahan kalian.” Pemuda itu bergantian menyalami Minho dan Yoona.
        “Semoga kalian cepat menyusul kami,” ujar Yoona.
        Siwan dan yang lain saling melempar tatapan.
        “Kami sepertinya tidak akan menikah jika Joonie hyung belum menikah. Dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Dia kan yang paling tua di sini,” ujar Luhan. “Mungkin aku yang terakhir kali menikah.”
        “Apa leader kalian masih suka seenaknya seperti itu?” tebak Yoona yang di jawab anggukan, terutama oleh Luhan.
        “Tapi bukankah Nichkhun juga sudah merencanakan pernikahan kalian?” Tanya Minho dengan tatapan tertuju pada pasangan artis, Nichkhun dan Minjung.
        “Kami memang sudah berencana, tapi belum tau kapan pastinya.” Minjung yang menjelaskan, sedangkan Nichkhun hanya mengangguk sebagai tanda setuju dengan ucapak kekasihnya itu.
        “Mungkin setelah Siwan menikah,” sambar Doojoon asal.
        Siwan melempar tatapan membunuh untuk Doojoon. “Aku masih muda. Masih ingin menikmati masa berpacaranku dengan Soo In.”
        “Tapi kau yang paling tua setelah Joon,” Nichkhun menimpali ucapan Doojoon. “Kau juga lebih tua dariku.”
        “Jangan sombong. Umur kita hanya berbeda beberapa bulan saja,” Siwan merasa tak terima dengan pernyataan Nichkhun meski kenyataan yang sebenarnya memang seperti itu. “Lagipula, bisa saja yang pertama menikah itu Nichkhun, lalu Doojoon. Mereka kan sudah bertunangan.”
        Luhan tampak sangat mendukung ucapan Siwan. “Benar, hyung!”
        “Aku masih ingin melanjutkan studiku,” Sung Hye tak ingin tinggal diam.
        “Setelah kita menikah kau masih tetap bisa melanjutkan kuliah,” bisik Doojoon untuk menggoda kekasihnya itu, meski sebenarnya suara Doojoon bisa terdengar sampai telinga orang-orang di dekatnya.
        Sung Hye hanya bisa menyikut perut Doojoon untuk menutupi ekspresi malunya membuat yang lain terkekeh melihat tingkah pasangan yang belum lama kembali bersatu.
        “Sudah sudah…” Yoona berusaha melerai. “Lebih baik kalian menikah di waktu yang sama.”
        “Itu bisa dipikirkan,” Siwan mewaliki yang lain merespon masukan yang diberikan Yoona.
“Apa kita akan mengajak Joonie hyung juga?” Tanya Luhan polos.
        “Jika Joon berjodoh dengan adikku, kalian tidak boleh bersikap seenaknya pada Joon,” Minho tampak membela Joon.
        “Belum apa-apa, kau sudah sangat membelanya, hyung.” Doojoon tampak tak terima dengan sikap Minho. Begitu pula dengan yang lainnya. Tapi tentu saja mereka tidak benar-benar serius bersikap seperti itu.
        “Sepertinya kita harus menunda dulu obrolan kita,” kata Nichkhun mengingatkan. “Sekali lagi, selamat ya hyung, noona. Doakan bias satu-persatu dari kami bisa segera menikah.” Nichkhun menyalami Yoona dan Minho bergantian. Lalu di susul dengan yang lainnya karena sudah banyak tamu undangan yang ingin mengucapkan selamat untuk Minho dan Yoona juga.

***

        Yoona menggandeng mesra tangan Minho saat akan kembali ke ruang ganti. Acara resepsi pernikahan mereka telah selesai. “Di mana Hye Ra?” Yoona masih mengkhawatirkan adik iparnya itu.
        Minho membuka pintu ruang ganti. “Mungkin dia…” ucapannya terputus saat mendapati Joon ternyata ada di sana, sedang duduk di sebuah kursi yang menghadap ke sebuah sofa panjang. Pemuda itu menoleh. Sementara pandangan Minho beralih ke seseorang yang tertidur di sofa panjang.
        “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Yoona penuh selidik.
        “Aku hanya menunggui Hye Ra tidur,” Joon menunjuk gadis yang tertidur di sofa. Pemuda itu juga menyelimuti tubuh Hye Ra dengan jasnya. “Dia sangat kelelahan melakukan perjalanan jauh dari Jepang.”
        “Sudah berapa lama Hye Ra tidur?” Tanya Minho sambil melepaskan jas tuxedonya. Ia lalu duduk di lengan sofa tempat adiknya tertidur.
        Joon melirik arlojinya sambil berdiri. “Hampir satu jam. Dia bahkan tidak sadar saat aku mengubah posisi tidurnya.” Ia mengalah dan membiarkan Yoona untuk duduk di kursi yang ditinggalkannya. “Ah, iya. Sebaiknya kalian cepat membawa Hye Ra pulang. Dia sangat butuh istirahat yang banyak. Aku tau dia sangat sibuk selama di Jepang.”
        Minho berdiri dan menepuk-nepuk pundak Joon. “Terima kasih kau telah memberikan perhatian pada Hye Ra meski tidak secara langsung.”
        Joon menatap Minho bingung. Lalu ia menoleh ke arah Hye Ra sesaat. “Apa dia selalu mengadukan yang aku lakukan padanya terhadapmu?” Tanya Joon karena ia ragu dengan pemikirannya.
        “Jangan malu untuk mengakui itu dihadapanku. Hye Ra memang cukup terbuka padaku. Kecuali…” kali ini Minho juga melirik adiknya sekilas. “…keberangkatannya ke Jepang.”
        “Dia memang keras kepala.”
        “Tapi kau menyukainya kan, Joon?” goda Yoona. Meski awalnya berat, tapi kini Yoona sudah terbiasa memojokkan pemuda yang pernah ada di hatinya dengan gadis lain. Karena keadaan saat ini sudah jauh berbeda. Yoona sudah memiliki Minho, sedangkan Joon sudah berpaling pada Hye Ra.
        Sementara Joon hanya mengusap tengkuknya, gugup. Ia tak bisa menjawab pertanyaan Yoona. Minho dan Yoona terkekeh melihat tingkah Joon. Bisa di pastikan Joon memang memiliki perasaan khusus pada gadis bernama Hye Ra itu.
        “Ku mohon hentikan.” Rasa malu Joon sudah cukup memuncak. “Lebih baik aku pulang.”
        “Kau tidak ingin menunggu sampai Hye Ra bangun?” suara Yoona menghentikan langkah Joon.
        “Satu jam memandangi wajahnya, untukku sudah cukup.”
        Yoona dan Minho kompak menahan tawa mereka mendengar gombalan yang meluncur dari bibir Joon.
        “Aku serius!” protes Joon yang justru membuat tawa Yoona dan Minho meledak. Pemuda itu hanya bisa mendengus kesal. “Apa aku tidak pantas berkata seperti itu?”

***


5 komentar:

  1. ya ampun.. dibagian flashback nya sedih banget sih??

    dibagian ini kocak bgt :
    Nichkhun berdecak kesal. “Sepertinya kau sudah tertular penyakit tak peka milik Joon,” cibirnya.

    hahaha

    apalagi yang ini :
    Kau bilang aku tak peka?” protes keras dilancarkan Joon pada Nichkhun meski Luhan yang tadi bercerita dibagian-bagian akhir.

    leader yang teraniaya.. wkwkwkwk

    Joon galau bgt pas bagian ini :
    “Bagaimana bisa kau ada di Jepang? Kita bahkan baru bertemu semalam,”

    OMO!!
    Joon galak banget di bagian ini :
    “Kau bisa bicara seperti itu karena kau sudah kembali pada kekasihmu. Kalian bahkan sudah bertunangan semalam.” Joon membanting bindernya ke lantai lalu pergi ke luar kamar, menerobos barisan anggotanya yang berdiri menghalangi pintu.

    jadi takut kalo Changsun marah..

    akhirnya Minho sama Yoona nikah juga..
    yang lain mah pada bawa pasangan yah.. tapi kasian si Joon kaga ada Hye Ra pas salaman sama Minho dan Yoona..
    tapi untungnya mereka ketemu juga di nikahan minho..
    mau donk ditemenin Changsun tidur..
    mau juga donk di liatin wajahnya pas lagi tidur selama satu jam sama Changsun.. ^_^
    ternyata Changsun bisa nge gombal yuah??
    ga nyangka.. diam2 menghanyutkan..
    dan itu juga diragukan sama Minho dan Yoona kalo Joon bisa nge gombal.. ahahaha wkwkwkwk

    BalasHapus
  2. itu komentar bisa jadi satu part loh...
    ahahaha... tapi makasih banget yaaa...

    joon tuh udah frustasi tingkat kecamatan...
    di saat yang lain udah pada punya pasangan, cuma tinggal dia yang masih setia mengejar HYe Ra... *Joon sweet juga*

    yang bisa diteenin tidur sama Changsun cuma Hye Ra seorang...
    bahkan Nichkhun, Luhan, Doojoon ama Siwan aja kagak pernah loh... ahahaha

    BalasHapus
  3. ahahahahaha
    ne yeodongsaeng...
    abis part yang ini semngatnya lagi meledak.. wkwkwkwk
    ne.. cheonmaneyo.. :)

    ahahhaaha
    kasian ajah frustasi tingkat kecamata.. ga ada yang lebih kerenan lagi apa??
    tingkat dunia gitu..
    iye bener.. Joon sweet juga.. tumben loh.. hahahaha
    biasanya dy kan ga pernah se so sweet itu.. ahahaha

    ahahaha
    nah itu dy makanya..
    yaudah kalo gtu, mau dong jadi Hye Ra.. ^_^
    ahahaha
    dy kan tidur sendiri bukannya yah??

    BalasHapus
  4. Joon so sweet kok, kalo lagi bener...

    iya Hye Ra sebenarnya lg tidur sendiri...
    Joon tau2 nongol aja lah di sana pas Hye Ra udah tidur...

    BalasHapus
  5. ahahahaha
    kalo lagi ga bener, berarti lagi gil yah?? #ups keceplosan# wkwkwkwk

    hahahaha
    tau nih Changsun tau2 nongol aja udah kaya tuyul..

    BalasHapus