Selasa, 26 Maret 2013

MY BIRTHDAY SURPRISE (beteeeeeeeee…)


        
Ada yang berbeda pada hari ini. Jelas saja, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-20. Tak ada yang begitu special pada hari ini. Aku menjalani rutinitas seperti biasa. Sebelum berangkat kuliah, aku mendapat sebuah sms dari salah seorang sahabatku yang kini kuliah di Makassar. Namanya Nurul.
         
Nda, aku dapat kabar Adit masuk rumah sakit. Tapi gak tau dia sakit apa dan di rawat di mana.

          Hanya itu isi sms nya. Benar-benar tak ada yang istimewa kan hari ini? Awalnya ku pikir Nurul akan mengucapkan selamat ulang tahun untuk ku. Ternyata tidak. Ya sudah lah. Hari ini masih panjang.
          Begitu sampai di kampus, aku bertemu teman-teman sekelas yang memang cukup dekat denganku. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Sejauh ini tak ada yang aneh. Sampai seluruh mata kuliah selesai pun, semua berjalan normal.
          Eits, tapi tunggu dulu. Ada yang mencurigakan. Sebuah cairan aneh tumpah tepat di atas kepalaku. Diiringi teriakan menjengkelkan…
          “HAPPY BIRTHDAY MANDAAA…”
          “Hei… kurang ajar!” aku memaki sekeras mungkin. Tapi hanya tawa riang mereka yang membalas semua kemarahanku.
          Sumpah ini gak lucu. Sungutku dalam hati. Tapi, mau bagaimana lagi? Itu cara mereka memberi perhatian untukku. Tapi ini di kampus? Banyak mahasiswa yang melihatku menjadi adonan, entah apa namanya. So, what? Mereka sih gak peduli mau dimana aja.
                Mau tau apa aja campuran-campuran dari ramuan ajaib hasil karya teman-teman dekatku di kampus. Ada telur, detergen, air, kecap, cuka. Oh no! Jangan diteruskan.
          Masalah belum berakhir disitu. Ada sebuah pesan kembali masuk ke ponselku. Itu dari sahabatku yang lain, Nita.

          Nda, lo dimana? Si Icha tepar nih. Gue sama Bima, Mega, Ajeng mau jengukin Adit. Dia dirawat. Buruan lo kerumah Icha.

          Mampus deh! Aroma tubuhku sudah tak bisa terdeteksi indra penciuman. Ini udah cukup sore. Gak mungkin pulang dulu. Yang ada aku diamuk Nita. Dan yang aku fikirkan saat ini adalah… secepat mungkin sampai di rumah Icha. Titik.
          Udah lewat maghrib, dan aku baru sampai di rumah Icha. Biasa aja. Tak ada tanda-tanda keramaian atau ada tamu yang tengah berkunjung.
          “Assalamu’alaikun.” Ujarku mengucapkan salam sambil membuka pintu pagar.
          “Wa’alaikumsalam.” Seseorang menjawab dari dalam. Itu ibunya Icha.
          “Icha mana tante?” aku bertanya setelah mencium tangan ibunya Icha yang biasa ku sapa dengan panggilan ‘tante’.
          “Ke rumah sakit jenguk Adit, sama Bima, Mega, Ajeng juga.”
          ‘Hah? Aku ditinggal?’ kataku dalam hati. Tak tau harus bicara apa lagi.
          “Ya udah masuk dulu.” Tante mengajakku untuk masuk.
          Terpaksa aku menunggu mereka kembali dari rumah sakit. Tau gitu pulang dulu ganti baju sambil mandi sekalian.
          “Icha pergi dari jam berapa, tante?”
          “Gak lama kamu datang.”
          Ya ampun. Ternyata aku hanya telat sepersekian menit. Seandainya tadi jalanan gak pake macet. Udah gitu, sama sekali gak ada yang ngucapin ulang tahun. Aku mulai menyalahkan keadaan. Tapi mau bagaimana lagi? Yang bisa aku lakukan saat ini adalah ‘menunggu’. Semoga mereka mengerti dengan apa yang terjadi terhadapku seharian ini.
          Setelah beberapa lama, terdengar suara pintu kamar terbuka. Ah, paling Cuma adenya Icha yang keluar.
          Kali ini tebakanku salah besar. Itu mereka…
          “HAPPY BIRTHDAY TO YOU…”
          Mereka muncul sambil bernyanyi dan memberiku sebuah kue tar yang dibawakan oleh Nita. Ternyata semua scenario mereka berjalan mulus tanpa ada hambatan berarti. Adit ada di sana. Ia tak di rawat seperti apa yang diberitakan Nurul. Dan yang tak ku duga, tante ikut mengerjaiku.
          Aku menangis seketika. Terharu sama apa yang mereka lakukan untukku.
          “MAKE A WISH…” mereka dengan kompak memintaku membuat permohonan. Suasana hening sesaat sebelum aku meniup lilin berbentuk angka 20. Begitu api pada lilin mati, mereka dengan riuh bertepuk tangan lalu bergantian memberikan ucapan padaku.
          “Happy birthday Manda sayang…” Icha yang pertama mengucapkannya padaku. Kemudian ia siap untuk mencium pipiku. Tapi… entah apa yang membuatnya membatalkan niat. “Kok lo bau amis sih?” protesnya yang didukung oleh yang lain.
          Aku cemberut. Jahatnya mereka. Tapi itu hanya berlangsung sesaat.
          Oiya, mau tau apa permohonanku tadi? Hmm… rahasia lah. Pengen tau urusan orang banget sih? Hahaha…

@@@

1 komentar:

  1. hmmmm...
    kalo liat cerita ini ketawa2 sendiri...
    brnr2 my birthday tak terlupakan yang ini...
    sampe2 dibikinin FF one shoot... hihihihihi

    gomawo chagi... *poppo*
    :*

    BalasHapus