Jumat, 24 Mei 2013

BLACK PEARL ART SCHOOL (part 2)


         
Author                  : Anggi Lestari feat Annisa Pamungkas
Main Cast              : EXO, Super Junior, SHINee, DB5K
Support Cast         : SNSD, Kang Ta, BoA, F(x)
Genre                    : fantasy, humor
Length                  : part (2/…)
Rating                             :

@@@

          “Apa lo pikir, Cuma lo berdua yang punya kepentingan?” cetus Kangin cukup galak. “Kita juga ada seleksi dance buat turnamen. Dan karena sikap lo berdua yang kayak bocah, Leeteuk jadi cedera kayak gini.”
          Kyuhyun dan Ryeowook Cuma bisa nunduk mendengarkan omelan dari Kangin.
          Heechul yang sejak tadi sibuk ngaca, mulai terganggu juga dengan sikap Kangin yang marah-marah gak jelas seperti itu. “Heh… udah deh… percuma lo ngomel-ngomel sama dua bocah ini. Gak bakal ngaruh.” Heechul menunjuk Kyuhyun dan Ryeowook dengan dagu. “Lo laporin aja ke kepsek Kang Ta. Biar kekuatan mereka di skors.” Saran Heechul.
          “Gak bisa seenaknya juga. Mereka ngelakuin itu udah diluar jam sekolah.” Shindong ikut membela.
          “Lho? Apa bedanya? Mereka ngelakuin itu cuma buat main-main. Ke anak kelas 2 pula.” Balas Heechul tak terima sarannya dipatahkan.
          “Bukan sekedar anak kelas 2, tapi mereka EXO.” Timpal Siwon.
          “Gue gak peduli sama EXO atau hukuman skors kekuatan itu.” Emosi Kangin masih meluap. “Yang gue pikirin sekarang adalah nasib tim dance gue kalo Leeteuk gak ada.”
          Leeteuk sebenarnya sudah sadar, namun ia masih tak sanggup membuka mata. “Hentikan.” Gumamnya pelan. “Jangan sampe ada yang bernasib sama dengan Sungmin.”
          Semua mata kompak menatap Leeteuk.
          “Oiya, dimana tuh anak?” Tanya Hyukjae yang baru menyadari tidak ada kehadiran Sungmin di antara mereka.
          Belum sempat Leeteuk menjawab, pintu ruang kesehatan terbuka. Kibum dan Donghae yang datang.
          “Udah beres semua?” Tanya Siwon. Kibum dan Donghae mengangguk bersamaan. “Sorry ya, nih anak dua udah nyusahin kalian.” Tentu saja yang dimaksud Siwon adalah Kyuhyun dan Ryeowook. Sepertinya baik Kibum ataupun Donghae tidak terlalu mempermasalahkan itu.
          “Kyu…” panggil Donghae membuat Kyuhyun mengangkat wajahnya. “Apa Leeteuk gak ngasih tau kalo anak-anak EXO mulai ngedapetin kekuatan mereka?”
          “Apa?” seru tiga orang anak vocal itu bersamaan. Karena hanya mereka yang memang belum menyadari kenyataan itu.
          “Meski sudah diluar jam sekolah sekalipun, kalian harus tetap menahan diri untuk tidak mengeluarkan kekuatan kalian sembarangan. Kalau saja tadi D.O membalas, habislah kalian.” Leeteuk menakut-nakuti, terutama untuk Kyuhyun.
          Heechul membuka jas sekolahnya lalu mengendurkan dasi dan membuka kancing kemeja bagian atas. “Sumpah hari ini panas banget. Gue butuh anginnya Sungmin.” Keluhnya sambil mengipas-ngipasi wajah dengan tangan.
          Dan… bingo! Sungmin muncul namun langkahnya tertahan di pintu.
          Wajah Heechul cerah seketika melihat orang yang sangat dibutuhkannya saat ini muncul. “Min… tolong buatkan angin. Di sini panas banget.” Pintanya.
          Badan Sungmin sontak menegang. Dipandanginya wajah teman-temannya satu persatu. Terakhir mata Sungmin berhenti di Leeteuk yang memangdangnya penuh penyesalan.
          “Lo kenapa, Min? Sakit?” Yesung terlihat paling perhatian.
          Sungmin tak berkata-kata. Ia pun langsung meninggalkan ruang kesehatan. Semua yang berada di sana langsung melempar pandangan menyelidik ke Leeteuk tentang perubahan sikap Sungmin.
          “Ingat! Jangan sekali-sekali meremehkan hukuman skors kekuatan. Karena kalian gak akan pernah bisa ngebayangin apa yang dirasaian Sungmin sekarang.” Kata Leeteuk lagi sekaligus memperingatkan.
          “Sungmin?”

@@@

          “Oh no! gue nyerah…” kata Sehun sambil mengangkat kedua tangan seperti orang yang tengah di todong pistol. Lalu dengan lemas ia menyandarkan tubuhnya ke kursi di ruang perpustakaan.
          Kondisi serupa juga menyerang dua teman sekelas Sehun di 2 rapp, Tao dan Chanyeol yang sama-sama frustasi menyelesaikan soal-soal matematika yang ditugaskan dari bu guru Victoria. Kecuali Kris yang masih semangat mencari referensi untuk membantu menyelesaikan tugas matematikanya. Tak lama Kris kembali bergabung dengan tiga temannya diikuti seseorang lagi yang sejak tadi ikut membantunya mencarikan buku.
          “Untuk soal ini, kalian bisa pake rumus ini.” Luhan yang ternyata sejak tadi membantu Kris, langsung menuliskan beberapa rumus di buku tulis Kris.
          Kris, Tao dan Chanyeol terlihat mengangguk tanda ia mengerti dengan penjelasan Luhan. Namun tidak untuk Sehun yang semakin terlihat frustasi.
          “Otak kalian gak ngerasa mau pecah, gitu?” komentar Sehun melihat teman-temannya masih antusias dengan penjelasan Luhan.
          “Pusing sih, tapi seenggaknya sekarang gue udah lumayan ngerti.” Kata Tao jujur.
          “Udah deh jangan banyak ngeluh, ini tuh tinggal dikit lagi.” Omel Kris.
          “Istirahat sebentar lah…” keluh Sehun dengan nada manja, namun tak ada yang mempedulikan. Malah Luhan kembali melanjutkan penjelasannya yang sempat terhenti karena ulah Sehun.
          Sehun berpikir keras untuk bisa sejenak terlepas dari bayang-bayang rumus yang mulai menghantui otaknya. Sepertinya untuk urusan menjahili orang, otak Sehun selalu dipenuhi ide-ide brilian. Ia menoleh kebelakang tempat sebuah jendela besar yang terbuka, lalu tersenyum. Dipandanginya wajah Luhan yang duduk disampingnya dengan tatapan sinis. Lalu, dengan cepat ia merebut buku yang dipakai Luhan untuk panduan dan segera melempar buku itu ke jendela dibelakangnya.
          “Sehun…!” geram keempat temannya yang langsung melirik Sehun dengan tatapan membunuh.
          “Kita istirahat sebentar. Setelah bukunya balik, baru gue mau belajar lagi.” Kata Sehun santai seolah tidak terjadi apa-apa.
          Sambil menahan emosi, Luhan berdiri lalu berbalik menuju jendela yang tepat berada di belakang Sehun.
          Posisi Sehun membelakangi Luhan, namun ia dapat dengan jelas melihat wajah ketiga temannya yang lain yang kini malah menertawainya. Merasa ada yang aneh, Sehun berbalik, dan… BUK…! Buku yang tadi ia buang kini sudah berada di tangan Luhan dan baru saja menghantam kepalanya.
          “Sakit tau!” rangek Sehun sambil mengusap puncak kepalanya.
          Luhan dengan santainya kembali duduk. “Lain kali pikirin cara lain buat ngerjain gue.” Ledeknya. “Dan kalo pun lo gak bisa ngapalin rumus martematika, seengaknya catet di baik-baik di otak lo kalo gue itu telekinetis. Ngerti?” tegasnya.
          Sehun hanya manyun dan semakin membuat tawa Kris, Chanyeol dan Tao bertambah keras.

@@@

          “Bukan kayak gitu, tapi kayak gini.” Ralat Kai sambil menunjukkan sebuah gerakan dance kepada Luhan. “Gerakin kaki lo kayak gini.” Jelasnya lagi masih sambil mencontohkan sebuah gerakan.
          “Begini?” Tanya Luhan setelah mencoba gerakan yang dicontohkan Kai.
          “Iya kayak gitu.” Kai membenarkan gerakan yang dilakukan Luhan. “Keluarin lagi powernya.” Tambah Kai.
          Sementara Lay dan Xiumin terlihat duduk di sudut ruangan sambil memperhatikan apa yang sedang dilakukan Kai dan Luhan. Mereka bertiga berada di ruang tamu apartmen yang mereka tempati berempat. Karena mereka murid dari kelas dance, ruang tamu tersebut tidak memiliki kursi ataupun meja. Mereka menyulapnya seperti tempat latihan dance pada umumnya.
          Tak lama terdengar pintu terbuka dari luar. Sehun muncul sambil terus memainkan game di PSP miliknya. “Di apart, Kris lagi marah-marah karena gue gak mau belajar.” Sehun berujar tanpa melihat pada siapa ia berbicara. “Kepala gue masih pusing karena tadi siang dipukul sama Luhan pake buku.” Sehun melanjutkan keluhannya. Lalu ia berbaring dan seenaknya menggunakan paha Xiumin sebagai bantal.
          Ketika Sehun menyebut nama Luhan, tiga siswa kelas dance yang lain langsung menatap Luhan meminta penjelasan. Luhan hanya mengangkat bahu. Dan itu sudah cukup memberi penjelasan karena mereka semua tau bagaimana Sehun itu.
          “D.O, kayaknya lo sedikit lebih gemuk sekarang?” Tanya Sehun masih belum menyadari bahwa ia tidur di atas paha Xiumin, bukan D.O.
          Xiumin hanya menggelengkan kepalanya menanggapi ulah Sehun. Lay, Kai dan Luhan hanya menahan tawa mereka.
          “Suho, nyanyiin lagu buat gue donk. Gue ngantuk.” Perintah Sehun seenaknya.
          Luhan melirik nakal ke Kai membuat cowok itu tersenyum evil. Kai mempersiapkan diri layaknya penyanyi yang akan memulai konser. “Uriga mannage doen narul chugboghanun ee bamun. Hanulen dari pyo-igo byoldurun misojijyo.” Kai menyanyikan lagu ‘Believe’ milik Super Junior dengan suara cempreng dan nada yang seenaknya.
          Sehun menutup telinganya. “Kenapa suara lo jadi jelek kayak suara Kai.” Protes Sehun sambil bangkit dari posisi tiduran. Setelah menyadari siapa yang bernyanyi tadi, Sehun membekap mulutnya sendiri karena di tatap Kai yang seolah ingin membunuhnya.
          “Udah deh Kai.” Luhan menahan tubuh Kai yang siap menghajar Sehun.
          “Kenapa lo semua pada di apartmen anak-anak vocal?” tuduh Sehun.
          “Lo minta dihajar, hah!” teriak Kai lagi, kali ini Xiumin ikutan menahan Kai.
          “Cepet keluar dari sini.” Lay menarik paksa tangan Sehun untuk meninggalkan apartmen tersebut.
          “Lay lepasin!” Sehun berontak, namun tenaga Lay lebih kuat darinya. “Gue gak mau pulang!”
           “Diam!” bentak Lay. “Kris, Chanyeol, Tao…” teriak Lay tepat di depan pintu apartmen di samping apartmen milik anak-anak dance.
          Ternyata Tao yang muncul. “Lo udah gak bisa lepas.” Ancam Tao sambil menarik Sehun untuk masuk. Sementara Lay membantu mendorong Sehun dari luar karena cowok itu terus saja berontak.
          Kris dan Chanyeol berdiri ketika mendapati Sehun digeret dengan paksa oleh Lay dan Tao. “Kalo nilai matematika lo jelek, lo gak bisa ikut kompetisi rapp bulan depan.” Semprot Kris.
          Belum sempet Sehun buka mulut, tiba-tiba lampu di sana padam.
          “Huaaaaaaa…!” teriak beberapa suara bersamaan.
          Sementara Sehun malah tertawa ngakak sambil memegangi perutnya yang sakit. “Kris… Kris… gue gak nyangka teriakan lo paling kenceng kalo mati lampu.” Ledek Sehun puas dan ia gak tau kalo Kris setengah mati menahan emosi karena ruangan sangat gelap gulita.

@@@

          Intro dari lagu ‘Don’t Don’ Super Junior mengalun di ruang dance yang kini di huni anak-anak dari kelas 3. Secara bergantian, mulai dari Siwon, Kangin lalu di susul Heechul mulai menggerakan badan mereka mengikuti alunan lagu.
          “Kenapa berhenti?” protes Heechul.
          “Lo lupa? Ini bagian Leeteuk.” Seru Kangin. Masih emosi gara-gara Leeteuk kemarin cedera. “Gara-gara si anak evil itu, latihan kita jadi berantakan.” Kangin berjalan menepi untuk menyambar ranselnya lalu meninggalkan ruang latihan.
          Heechul melirik Siwon sebagai tanda meminta saran. “Lanjut latihan.” Ujar Siwon seenaknya membuat Heechul sedikit mendengus kesal.

@@@

          Sehun sedikit menjauhkan kursinya dari Kris. Lalu Chanyeol menoleh. “Gue suka gaya Mir kalo lagi nge-rapp.” Puji Chanyeol untuk salah satu teman sekelasnya yang sedang menyanyikan sebuah lagu rapp di depan kelas.

Modeunge naemamcheoreom shwipjin ahnteora
Sarangttohan keuge shwipjin ahnteora
Naemameul sogaseo beoryeotdeon geuttae
Geudaega naege barangeoshi igeoyeott deora
(Feels so sad)
Naege gihwereul jundamyeon joheungeot gateunde
Mameul badajumyeon gwaechaneultende
Geunde eojjaettgeon doraseoneun geudae
(‘Oh Yeah’-MBlaq)

          “Napa lo?” seru Tao yang ikut berbalik karena Sehun dan Kris duduk di belakangnya.
          “Antisipasi dari lemparan buku.” Ujar Sehun seolah menyindir Kris karena semalam ketika mati lampu, Kris sukses mendaratkan sebuah buku di kepala Sehun walau dalam keadaan gelap.
          Namun Kris tak mempedulikan ocehan Sehun. Ia lebih memilih menikmati penampilan rapp dari Mir. Setelah itu, Minho selaku guru mengakhiri jam pelajaran dan meninggalkan kelas. Tak beberapa lama, Victoria yang mengajar matematika di kelas 2 rapp ini muncul untuk memberikan pelajaran.
          “Hwaaa… Kris… gimana nih?” Sehun mulai kalang kabut.
Sementara Kris masih tak mempedulikan kerusuhan yang sedikit di timbulkan Sehun. Ia dengan santainya mengeluarkan sepaket buku pelajaran matematika.
          “Kalian bisa kumpulkan tugas di depan.” Ujar Victoria. Walau tidak dengan nada memerintah, tapi seluruh siswa kelas 2 rapp tersebut satu persatu mulai mengumpulkan buku tugas milik mereka. Kecuali Sehun.
          “Kris…” panic Sehun ketika melihat Kris yang sudah berdiri bahkan terlepas dari jangkauan tangannya.

@@@

          Donghae, Hyukjae, Kibum dan Shindong memilih tempat duduk paling dalam bagian kantin. Shindong selalu memesan makanan dalam porsi besar. Kibum dan Donghae saling pandang melihat perilaku temannya yang juga bertubuh paling besar itu. Sementara Hyukjae, tumben banget tuh anak porsi makanannya paling sedikit.
          “Kapan bu Sulli mengajar di kelas kita lagi?”seru Hyukjae dengan pikiran melayang. Sejak kemunculan seorang guru baru di kelasnya, Hyukjae tak henti-hentinya membayangkan kecantikan guru tersebut.
          Kibum menghela napas kasar. Diikuti dengan Donghae tak lama kemudian. Otak yadong milik Hyukjae sudah tak bisa terbendung lagi. Entah sadar atau tidak, tangan Hyukjae mulai menggerayangi nampan makanan milik Kibum.
          “Hyukjae!” protes Kibum yang tak digubris oleh Hyukjae yang tanpa rasa berdosa memakan jatah makanan miliknya.
          Mungkin karena memiliki kekuatan berupa api, Kibum langsung panas dan melirik Hyukjae dengan tatapan membunuh darinya. Donghae yang melihat kejadian itu, mendekap jari telunjuk Kibum yang mulai memercikkan api di ujungnya. Kibum balas melirik Donghae setelah merasakan jarinya basah.
          Donghae menoleh dan hendak menegur Hyukjae, namun belum sempat buka mulut, Donghae tercengang karena tak menemukan Hyukjae di sana.
          “Dasar, bocah teleportation!” cibir Donghae kesal.

@@@

          Sehun mengguncang-guncangkan tubuh Kris yang sedang merapikan peralatan sekolahnya. “Kris… temenin gue ke perpus…” rengek Sehun.
          “Kagak!” tolak Kris. “Nanti ada buku melayang, lagi.” Sindirnya membuat Sehun semakin cemberut.
          Sehun melirik Tao dan berharap ada pencerahan di sana. Tapi Tao sepertinya mengerti maksud tatapan Sehun, ia buru-buru menolak lewat tatapan matanya. Dan terakhir Sehun berharap pada Chanyeol. Dan sepertinya sama saja. Malah Chanyeol lebih parah. Cowok tinggi itu melengos seolah tak menyadari Sehun sangat berharap banyak padanya.
          “Kris, apa gak berlebihan?” tegur Tao yang berjalan di samping Kris. Ia juga sempat melirik Chanyeol yang berjalan di sisi Kris satu lagi.
          “Bukannya semalem lo ikutan nindas Sehun buat belajar?” Chanyeol mengingatkan. “Kenapa sekarang lo malah ngebelain Sehun?”
          Tao langsung salah tingkah. Terlebih Kris juga memandangnya dengan tatapan penuh selidik. “Kasian aja, Yeol, Kris.” Sahut Tao seadanya.

@@@

Naegeman juneun georago
Midgo shipeojineun misoyeojjiman
Anin geogejjyo geuraedo hokshina
Hamyeonseo... 
(‘What If’-Super Junior KRY)

          Baekhyun tiba-tiba saja menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang bernyanyi diiringi dentingan piano. Ia menoleh ke belakang dan mencari-cari sumber suara.
          “Baekhyun?” panggil seseorang membuat Baekhyun kembali berbalik. “Suho udah nungguin tuh.” Ujar Chen mengingatkan.
          Baekhyun mengangguk samar dan hendak mengikuti langkah Chen. Namun baru beberapa langkah, Baekhyun kembali berhenti. “Chen…” panggilnya. “Duluan aja deh. Lima menit lagi gue nyusul.” Kata Baekhyun setelah Chen berbalik. Chen sendiri hanya mengangguk lalu meninggalkan Baekhyun.

Shiganui moogemankeum
Sarangeun deohaegago
Apeumi mugeoweodo
Geuraedo eonjengan nal
Saranghal geotman gata
Jogeum gidarimyeon
Naege ol geotman gataseo
(‘What If’-Super Junior KRY)

          Suara itu masih terdengar membuat Baekhyun buru-buru kembali ke tempat sebelumnya. Baekhyun mendongak dan baru menyadari bahwa ia berada di ruang music milik anak-anak kelas 3. Milik Super Junior lebih tepatnya.
          Baekhyun tersentak dan tak sempat melarikan diri ketika Kyuhyun muncul dari ruangan tersebut. “Ngapain lagi lo di sini?” Tanya Kyuhyun kasar. “Mau bikin gue menderita lagi?” lanjut Kyuhyun karena Baekhyun tak menjawab pertanyaannya.
          “Kenapa, Kyu?”
          Kyuhyun dan Baekhyun menoleh ke arah Sungmin yang muncul dari ruangan yang sama dengan Kyuhyun.
          “Gapapa, Min. Cuma ada anak kelas 2 yang mau cari rebut lagi sama gue.”
          Sungmin tak begitu saja mempercayai Kyuhyun. Ia melirik Baekhyun yang mengisyaratkan bahwa dirinya tak melakukan apapun.
          “Cepat pergi.” Seru Sungmin halus namun tetap bernada memerintah.
          “Tapi, Min…” Kyuhyun tak melanjutkan kata-katanya ketika Baekhyun sudah melarikan diri. Sungminpun kembali ke dalam ruangan tanpa ingin memperpanjang masalah dengan Kyuhyun.

@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar